Tag: Bahlil Lahadalia

  • Para pengusaha dari Haji Isam hingga Aguan sambangi Istana dengan jas

    Para pengusaha dari Haji Isam hingga Aguan sambangi Istana dengan jas

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Para pengusaha dari Haji Isam hingga Aguan sambangi Istana dengan jas
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Jumat, 07 Maret 2025 – 17:56 WIB

    Elshinta.com – Belasan pengusaha besar asal Indonesia, seperti Andi Syamsuddin Arsyad atau yang biasa dikenal Haji Isam, Sugianto Kusuma atau Aguan, hingga Prajogo Pangestu kompak mengenakan setelan jas dan dasi saat menyambangi Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat.

    Selain ketiganya, para pengusaha yang juga memenuhi undangan Presiden Prabowo Subianto ke Istana, antara lain Boy Thohir, Tomi Winata, Franky Wijaya, Dato Sri Tahir, James Riady, Chairul Tanjung dan Hilmi Panigoro.

    Direktur Utama Adaro Energy Indonesia Garibaldi Thohir atau biasa dikenal dengan Boy Thohir mengatakan bahwa dalam undangan tersebut, Presiden juga mengundang tamu negara bersama pengusaha.

    “Ada tamu, tamu negara. Enggak tahu. Undangan mungkin dari Perdana Menteri Vietnam kali ya,” kata Boy Thohir kepada wartawan.

    Boy mengatakan bahwa pada Kamis (6/3) malam, ia telah bertemu dengan Presiden Prabowo Subianto dan tujuh pengusaha besar lainnya untuk diskusi situasi dan kondisi terkini di dalam negeri, termasuk juga membahas dinamika kondisi global.

    Kemudian, ia kembali diundang pada Jumat sore ini bersama para pengusaha lainnya, menteri-menteri Kabinet Merah Putih, serta Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Anindya Bakrie.

    Sejumlah menteri yang turut hadir dalam undangan bersama pengusaha pada Jumat sore ini, yakni Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Menteri Investasi dan Hilirisasi yang juga Kepala atau CEO Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara Rosan Roeslani, Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri Keuangan Sri Mulyani.

    Adapun pada Kamis (6/3) malam, Presiden Prabowo Subianto menerima kehadiran delapan pengusaha besar di Indonesia yang memiliki latar belakang bisnis yang berbeda-beda, antara lain, Anthony Salim, Sugianto Kusuma, Prajogo Pangestu, Boy Thohir, Franky Widjaja, Dato Sri Tahir, James Riady, dan Tomy Winata.

    Berdasarkan unggahan dari Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya melalui akun instagram @sekretariat.kabinet, pertemuan Presiden dengan para pengusaha itu berlangsung dengan hangat membahas banyak hal, mulai dari diskusi situasi dan kondisi terkini di dalam negeri, termasuk juga membahas dinamika kondisi global.

    Secara khusus saat membahas topik di dalam negeri, Presiden dan para pengusaha tidak luput memperbincangkan program-program utama dan unggulan yang tengah dijalankan Kabinet Merah Putih (KMP) yang melingkupi beragam sektor, mulai dari kesehatan hingga sektor industri.

    Beragam program yang dibahas, di antaranya program Makan Bergizi Gratis yang telah berjalan sejak awal 2025, program Swasembada Pangan dan Energi, program dukungan untuk infrastruktur, industrialisasi, program terkait dengan industri tekstil, hingga membahas program terbaru, yaitu Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara).

    Sumber : Radio Elshinta

  • Bahlil Sebut Kilang Minyak di Sumatera Sebagian Didanai Danantara

    Bahlil Sebut Kilang Minyak di Sumatera Sebagian Didanai Danantara

    Jakarta, Beritasatu.com – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan proyek pembangunan kilang minyak dengan kapasitas 500.000 barel di wilayah Sumatera akan mendapatkan pendanaan sebagian dari Danantara.

    Ia juga berharap ada tambahan investor, termasuk dari Pertamina, untuk turut berpartisipasi dalam proyek tersebut.

    “Sebagian dananya berasal dari Danantara, sementara sisanya masih dalam tahap pencarian. Jika Pertamina bisa ikut serta, tentu akan lebih baik,” ujar Bahlil saat menjawab pertanyaan wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (7/3/2025) dikutip dari Antara.

    Namun, ia belum dapat memastikan besaran pembiayaan dari investor lain di luar Danantara. “Kami belum sampai pada tahap itu,” tambahnya.

    Dalam kesempatan terpisah, Bahlil menjelaskan pemilihan Sumatera sebagai lokasi pembangunan kilang minyak tersebut didasarkan pada pertimbangan bisnis.

    “Ya, ini merupakan keputusan berdasarkan pertimbangan bisnis,” katanya.

    Proyek pembangunan kilang ini termasuk dalam 21 proyek hilirisasi tahap awal yang akan memperoleh investasi sebesar US$ 40 miliar. Keseluruhan proyek tersebut merupakan bagian dari target hilirisasi senilai US$ 618 miliar pada 2025.

    Selain pembangunan kilang, proyek strategis lainnya mencakup pembangunan fasilitas penyimpanan minyak di Pulau Nipah, Kepulauan Riau, guna memperkuat ketahanan energi nasional.

    Ada pula proyek hilirisasi Dimethyl Ether (DME) berbahan baku batu bara yang bertujuan sebagai alternatif pengganti impor LPG.

    Di luar sektor energi, hilirisasi juga diperluas ke sektor lainnya, seperti tembaga, nikel, bauksit alumina, serta sektor pertanian, perikanan, dan kehutanan.

    Bahlil menegaskan pendanaan proyek-proyek tersebut tidak sepenuhnya bergantung pada investasi asing, seperti dalam hilirisasi DME.

    Bahlil mengatakan pemerintah akan terus mendorong peningkatan jumlah proyek hilirisasi pada tahap berikutnya guna mencapai target 26 sektor komoditas yang menjadi prioritas dalam program hilirisasi di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

  • Akhir Polemik Disertasi Bahlil: UI Minta Perbaiki, Bukan Batalkan

    Akhir Polemik Disertasi Bahlil: UI Minta Perbaiki, Bukan Batalkan

    Akhir Polemik Disertasi Bahlil: UI Minta Perbaiki, Bukan Batalkan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Isu pembatalan disertasi mahasiswa Program Doktor (S3) SKSG Universitas Indonesia (UI) Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)
    Bahlil Lahadalia
    menjadi perbincangan publik.
    Isu itu mencuat setelah dokumen diduga risalah rapat pleno Dewan Guru Besar (DGB) UI beredar luas di media sosial.
    Dalam risalah rapat pleno tertanggal 10 Januari 2025 itu, DGB UI merekomendasikan agar
    disertasi Bahlil
    dibatalkan karena ditemukan beberapa pelanggaran.
    Salah satunya adalah adanya ketidakjujuran dalam pengambilan data. Kemudian, data penelitian disertasi Bahlil didapatkan tanpa izin narasumber dan penggunaannya tidak transparan.
    Lalu, bagaimana sikap UI?
    Dalam konferensi pers, Rektor Universitas Indonesia (UI) Prof Heri Hermansyah menyampaikan hasil pertemuan empat Organ UI memutuskan memberikan rekomendasi pembinaan disertasi Bahlil, bukan pembatalan.
    “Di pertemuan terbatas empat organ UI, kemudian memutuskan untuk melakukan pembinaan (revisi atau perbaikan),” ujar Heri di Gedung FK UI, Salemba, Jakarta Pusat, Jumat (7/3/2025).
    Heri mengatakan, pembinaan akan dilakukan kepada promotor, co-promotor, direktur, kepala program studi, dan mahasiswa terkait yang tak lain Bahlil.
    “Pembinaan ini dilakukan mulai dari penundaan kenaikan pangkat untuk jangka waktu tertentu,” ucap Heri.
    Bahlil juga diminta menyampaikan permintaan maaf ke sivitas akademika karena disertasi gelar doktornya bermasalah.
    Heri menyebut, permintaan maaf itu merupakan bagian dari pembinaan terhadap Bahlil untuk memperbaiki disertasinya.
    “Pembinaan ini dilakukan, mulai dari penundaan kenaikan pangkat untuk jangka waktu tertentu, permintaan permohonan maaf pada sivitas akademik UI,” ucap Heri.
    Merespons hal itu, Bahlil memastikan akan mengikuti apa pun yang diputuskan oleh UI terkait nasib disertasi doktoral dan gelar doktor yang diberikan kepadanya.
    Namun, Bahlil mengaku belum tahu UI telah memutuskan agar ia memperbaiki disertasinya setelah gelar doktornya sempat ditangguhkan.
    “Yang saya tahu apapun yang diputuskan, saya kan mahasiswa, apa pun yang diputuskan oleh UI saya akan ikut,” kata Bahlil di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (7/3/2025).
    Ketua umum Partai Golkar ini juga mengaku belum mengajukan perbaikan disertasi sejauh ini. Menurut Bahlil, dia tidak akan mengulangi disertasinya dari awal.
    “Tapi yang saya tahu, memang perbaikan, ya kita perbaiki, karena memang saya belum mengajukan perbaikan,” kata dia.
    Sejauh ini, Bahlil belum menyampaikan permintaan maaf terkait polemik tersebut. Sebab, Bahlil mengaku belum mengetahui keputusan terkait kewajiban dirinya meminta maaf. 
    “Saya belum… Yang saya tahu cuma ini ya, saya menghargai apa pun yang diputuskan oleh UI ya, karena saya kan sebagai mahasiswa,” ujar Bahlil.
    Bahlil mengatakan, dia harus membaca detail putusan terlebih dahulu untuk mengetahui apa yang harus ia lakukan.
    Sejauh ini, hal yang dia tahu dari media baru kewajiban memperbaiki disertasi.
    “Dan memang sejak saya ujian terbuka dinyatakan belum selesai langsung karena harus ada perbaikan. Dan perbaikan saya masih berproses,” imbuhnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bahlil Sebut Kilang 500.000 Barel akan Dibangun di Sumatera

    Bahlil Sebut Kilang 500.000 Barel akan Dibangun di Sumatera

    JAKARTA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyampaikan proyek kilang dengan kapasitas 500.000 barel akan dibangun di Sumatera.

    “Dibangun di Sumatera,” ucap Bahlil ketika dilansir ANTARA, Jumat, 7 Maret.

    Bahlil menjelaskan, pemilihan Sumatera sebagai lokasi pembangunan kilang berkapasitas 500.000 barel didasari oleh pertimbangan bisnis.

    Pembangunan kilang tersebut merupakan salah satu dari proyek yang akan mendapatkan pendanaan dari Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) Indonesia pada gelombang pertama.

    “Ya, itu adalah pertimbangan bisnis ya,” ujar dia.

    Pemerintah terus mempercepat agenda hilirisasi dengan menyiapkan 21 proyek tahap pertama yang akan didanai dengan investasi sebesar 40 miliar dolar AS.

    Bahlil menyampaikan proyek-proyek ini merupakan bagian dari target hilirisasi senilai 618 miliar dolar AS pada 2025.

    Selain pembangunan kilang, beberapa proyek utama lainnya yang akan didanai mencakup pembangunan fasilitas penyimpanan minyak di Pulau Nipah Kepulauan Riau untuk memperkuat ketahanan energi nasional.

    Lebih lanjut, imbuh dia, terdapat proyek hilirisasi Dimethyl Ether (DME) berbahan baku batu bara sebagai substitusi impor elpiji.

    Selain sektor energi, kata Bahlil, hilirisasi juga akan dilakukan pada komoditas lain seperti tembaga, nikel, bauksit hingga alumina, serta sektor pertanian, perikanan, dan kehutanan.

    Bahlil menegaskan pendanaan proyek-proyek ini tidak sepenuhnya bergantung pada investasi asing. Misalnya, hilirisasi DME.

    Pemerintah akan terus meningkatkan jumlah proyek hilirisasi dalam tahap berikutnya untuk mencapai target 26 sektor komoditas yang telah diprioritaskan Presiden Prabowo.

  • Bahlil akan ajukan perbaikan, tanggapi soal polemik disertasinya di UI

    Bahlil akan ajukan perbaikan, tanggapi soal polemik disertasinya di UI

    Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia saat ditemui di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (7/4/2025). (ANTARA/Mentari Dwi Gayati)

    Bahlil akan ajukan perbaikan, tanggapi soal polemik disertasinya di UI
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Jumat, 07 Maret 2025 – 15:40 WIB

    Elshinta.com – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia mengaku akan mengajukan perbaikan disertasi, yang sebelumnya menjadi polemik karena Bahlil diharuskan mengulang karya akademisnya itu berdasarkan risalah rapat pleno DGB UI.

    Bahlil yang tercatat sebagai mahasiswa S3 Program Doktor Sekolah Kajian Strategik dan Global (SKSG) UI itu mengaku belum mengetahui keputusan resmi kampusnya.

    “Enggak tahu. Yang saya tahu apa pun yang diputuskan, saya kan mahasiswa, apa pun yang diputuskan oleh UI, saya akan ikut,” kata Bahlil saat tiba di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat.

    Adapun kedatangan Bahlil ke Istana untuk memenuhi undangan rapat terbatas dipimpin Presiden Prabowo Subianto.

    Dalam wawancara cegat bersama media, Bahlil menegaskan bahwa sebagai mahasiswa UI, ia akan mengikuti hasil keputusan terhadap kelanjutan dari gelar doktor yang diperolehnya dari kampus kuning itu.

    Ia juga akan mengajukan perbaikan atau revisi disertasi.

    “Yang saya tahu memang perbaikan, ya kita perbaiki, karena memang saya belum mengajukan perbaikan,” kata dia.

    Bahlil pun membantah bahwa ia akan mengulang disertasinya, seperti yang direkomendasikan dalam risalah rapat pleno Dewan Guru Besar (DGB) UI yang telah melakukan sidang etik kelanjutan dari pembekuan gelar doktor Bahlil.

    “Nggak (ngulang)” katanya seraya menjawab pertanyaan media.

    Sementara itu, Universitas Indonesia (UI) memutuskan untuk melakukan pembinaan terhadap pihak-pihak yang terlibat dengan kasus disertasi mahasiswa S3 Program Doktor Sekolah Kajian Strategik dan Global (SKSG) Bahlil Lahadalia.

    Rektor UI Heri Hermansyah mengatakan bahwa berdasarkan keputusan empat organ UI, pembinaan dilakukan kepada promotor, co-promotor, direktur, kepala program studi, dan juga Bahlil Lahadalia sebagai mahasiswa yang terkait, sesuai dengan tingkat pelanggaran akademik dan etik yang dilakukan secara proporsional.

    Heri menerangkan bahwa pembinaan tersebut dilakukan mulai dari penundaan kenaikan pangkat untuk jangka waktu tertentu, permintaan permohonan maaf pada civitas akademik, juga peningkatan kualitas disertasi dan publikasi ilmiah.

    Sumber : Antara

  • 5 Pihak Kena Sanksi Buntut Disertasi Bahlil, UI Tunda Kenaikan Pangkat hingga Wajibkan Minta Maaf – Halaman all

    5 Pihak Kena Sanksi Buntut Disertasi Bahlil, UI Tunda Kenaikan Pangkat hingga Wajibkan Minta Maaf – Halaman all

    TRIBUNNEWS.com – Lima pihak, termasuk Menteri Energi, Sumber Daya, dan Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, dijatuhi sanksi pembinaan buntut pelanggaran akademik dan etik dalam proses pembuatan disertasi Ketua Umum Golkar tersebut.

    Lima pihak itu adalah promotor, co-promotor, Direktur dan Kepala Program Studi Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia (UI), serta Bahlil.

    Keputusan ini diambil berdasarkan kesepakatan empat organ besar UI, yaitu Senat Akademik Universitas, Dewan Guru Besar (DGB) UI, Badan Penjaminan Mutu Akademik, serta tim khusus peningkatan mutu akademik SKSG.

    “Pembinaan kepada promotor, co-promotor, Direktur, Kepala Program Studi, dan juga mahasiswa yang terkait,” kata Rektor UI, Heri Hermansyah, dalam jumpa pers di Fakultas Kedokteran (FK) UI, Jakarta, Jumat (7/3/2025).

    “Pembinaan sesuai tingkat pelanggaran akademik dan etik yang dilakukan, proporsional, secara objektif,” imbuh dia.

    Lebih lanjut, Heri mengatakan sanksi pembinaan itu berupa penundaan kenaikan pangkat untuk empat pihak, selain Bahlil, hingga mewajibkan meminta maaf kepada civitas akademik UI.

    “Pembinaan ini dilakukan mulai dari penundaan kenaikan pangkat untuk jangka waktu tertentu.”

    “Pembinaan permohonan maaf kepada pada civitas akademik UI, dan juga peningkatan kualitas disertasi serta publikasi ilmiah,” urai Heri.

    Sementara itu, Bahlil diminta merevisi disertasinya yang berjudul “Kebijakan, Kelembagaan, dan Tata Kelola Hilirisasi Nikel yang Berkeadilan dan Berkelanjutan di Indonesia”.

    Perbaikan disertasi Bahlil nantinya akan ditentukan oleh promotor dan co-promotor mengenai ketentuan dan substansinya.

    “Perbaikan disertasi sesuai dengan ketentuan dan isi substansi yang nanti ditentukan oleh promotor dan co-promotor,” jelas Humas UI, Arie Afriansyah, dalam kesempatan yang sama.

    Selain sanksi yang disebutkan di atas, pihak-pihak tersebut juga dijatuhi sanksi bersifat individual.

    Tetapi, Arie belum bisa membeberkan sanksi apa yang akan dijatuhkan kepada lima pihak tersebut.

    Sebab, ia belum melihat Surat Keputusan (SK) terkait sanksi.

    “SK tersebut adalah bersifat individual, dan itu akan disampaikan ke masing-masing pihak yang terkait.”

    “Dan itu seperti yang disampaikan Pak Rektor tadi akan berbeda-beda satu dengan yang lainnya,” ujar Arie.

    “Saya sendiri belum melihat SK tersebut, jadi saya tidak bisa mendetailkan siapa dapat apa dan segala macam.”

    “Tapi, yang secara umum saya sampaikan seperti itu. Dan kalau untuk permintaan maaf, ya jelas tadi yang diminta adalah pihak-pihak terkait,” pungkasnya.

    Respons Bahlil

    Terkait keputusan UI mengenai disertasi beserta sanksi yang dijatuhkan, Bahlil Lahadalia memberikan tanggapannya.

    Ia mengaku menghargai keputusan UI yang meminta dirinya menyampaikan permohonan maaf kepada civitas akademik UI.

    Tetapi, Bahlil mengatakan ia belum mengetahui secara keseluruhan keputusan yang dikeluarkan UI.

    “Saya belum tahu, yang saya tahu cuma ini ya, saya menghargai apa pun yang diputuskan oleh UI karena saya kan sebagai mahasiswa,” ujar Bahlil di Istana Negara, Jakarta, Jumat.

    Bahlil menuturkan, ia akan membaca putusan UI terlebih dulu sebelum pada akhirnya mengambil keputusan.

    “Saya nanti membaca dulu melihat apa kira-kira yang harus dilakukan, tapi yang saya tau aja dari media juga, yaitu adalah melakukan perbaikan.”

    “Dan memang sejak saya ujian terbuka dinyatakan belum selesai langsung karena harus ada perbaikan dan perbaikan saya masih berproses,” tandas Bahlil.

    Sebelumnya, sidang disertasi Bahlil menjadi sorotan sebab disertasinya diduga kuat plagiat.

    Hal ini diketahui saat seorang warganet mencoba mengecek disertasi Bahlil menggunakan Turnitin, perangkat lunak yang kerap digunakan untuk mendeteksi plagiarisme dalam karya tulis.

    Hasilnya, similarity index disertasi Bahlil mencapai 95 persen dengan karya milik mahasiswa asal UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Adapun karya mahasiswa itu berjudul “Pengelolaan Nikel oleh Perusahaan Pertambangan di Indonesia”.

    Atas hal itu, gelar Doktor Bahlil pun ditangguhkan. Penangguhan itu dilakukan pada November 2024, berdasarkan hasil rapat empat organ UI.

    (Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Fersianus Waku/Igman Ibrahim)

  • Dukung Keputusan UI soal Disertasi Bahlil, Mendikti: Terbaik untuk Semua

    Dukung Keputusan UI soal Disertasi Bahlil, Mendikti: Terbaik untuk Semua

    Dukung Keputusan UI soal Disertasi Bahlil, Mendikti: Terbaik untuk Semua
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek) Brian Yuliarto mengatakan, disertasi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)
    Bahlil Lahadalia
    yang tidak dibatalkan merupakan keputusan terbaik.
    Brian menilai bahwa empat Organ UI, yang terdiri dari Rektorat, Dewan Guru Besar, Senat Akademik, dan Majelis Wali Amanat, telah mempertimbangkan dengan sebaik-baiknya sebelum mengambil keputusan.
    “Jadi saya yakin putusan itu putusan yang memang terbaik untuk semuanya,” ujar Brian kepada awak media saat ditemui di Kantor Kemendikti Saintek, Jakarta Pusat, Jumat (7/3/2025).
    Sebab, menurut Brian, putusan rekomendasi perbaikan
    disertasi Bahlil
    tersebut telah melalui analisis serta evaluasi yang meliputi berbagai faktor.
    “Jadi tentunya para pimpinan, para guru pusat di UI bisa menilai dan mereka kan yang tahu di sana, ya, di kampusnya,” ujar Brian.
    Brian mengatakan, rekomendasi disertasi Bahlil untuk direvisi alih-alih dibatalkan juga merupakan kewenangan dari UI.
    “Tentunya Bapak Rektor UI dan pimpinan UI tentu sudah memiliki pertimbangan terhadap apa yang terjadi. Jadi kami percayakan itu juga, otoritasnya kan ada di UI, ya,” kata Brian.
    Sebelumnya, dalam konferensi pers, Rektor Universitas Indonesia (UI) Prof Heri Hermansyah menyampaikan hasil pertemuan empat Organ UI yang memutuskan untuk memberikan rekomendasi pembinaan, bukan pembatalan, disertasi Bahlil.
    “Di pertemuan terbatas empat organ UI, kemudian memutuskan untuk melakukan pembinaan (revisi atau perbaikan),” ujar Heri di Gedung FKUI, Salemba, Jakarta Pusat, Jumat (7/3/2025).
    Heri mengatakan, pembinaan akan dilakukan kepada promotor, co-promotor, direktur, kepala program studi, dan mahasiswa yang terkait, dalam hal ini Bahlil Lahadalia.
    Bahlil diminta menyampaikan permintaan maaf kepada sivitas akademika terkait disertasi gelar doktornya yang bermasalah.
    Heri mengatakan, permintaan maaf itu merupakan bagian dari pembinaan terhadap Bahlil untuk memperbaiki pembuatan disertasinya.
    “Pembinaan ini dilakukan, mulai dari penundaan kenaikan pangkat untuk jangka waktu tertentu, permintaan permohonan maaf pada sivitas akademik UI,” ucap Heri.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Respons Bahlil Lahadalia Didesak Minta Maaf ke Civitas Akademika UI: Saya Baca Dulu Keputusannya – Halaman all

    Respons Bahlil Lahadalia Didesak Minta Maaf ke Civitas Akademika UI: Saya Baca Dulu Keputusannya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia menanggapi permintaan Universitas Indonesia (UI) yang meminta agar dirinya meminta maaf kepada civitas akademika buntut disertasinya.

    Bahlil mengaku pihaknya menghargai permintaan dari UI tersebut.

    Namun, dia belum mengetahui keputusan yang sudah dikeluarkan UI.

    “Saya belum tahu, yang saya tahu cuma ini ya saya menghargai apa pun yang diputuskan oleh UI ya karena saya kan sebagai mahasiswa,” ujar Bahlil di Istana Negara, Jakarta, Jumat (7/3/2025).

    Bahlil mengatakan pihaknya akan terlebih dahulu membaca putusan dari UI.

    Nantinya, ia baru akan mengambil keputusan.

    “Saya nanti membaca dulu melihat apa kira-kira yang harus dilakukan, tapi yang saya tau aja dari media juga yaitu adalah melakukan perbaikan dan memang sejak saya ujian terbuka dinyatakan belum selesai langsung karena harus ada perbaikan dan perbaikan saya masih berproses,” ucapnya.

    Diberitakan sebelumnya, Universitas Indonesia (UI) meminta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia menyampaikan permintaan maaf kepada civitas akademika UI. 

    “Permintaan maaf ke civitas akademika UI,” kata Rektor UI, Heri Hermansyah dalam jumpa pers di Fakultas Kedokteran UI, Salemba, Jakarta, Jumat (7/3/2025).

    Permintaan ini menjadi bagian dari langkah evaluasi setelah disertasinya di Program Doktoral Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) UI dinilai perlu perbaikan.

    Heri mengatakan, pihaknya memberikan sanksi pembinaan kepada Bahlil, termasuk promotor, co-promotor hingga kepala program studi SKSG UI.

    Menurut, hal tersebut kesepakatan empat organ UI di antaranya Dewan Guru Besar, Majelis Wali Amanat, Senat Akademik Universitas, dan Rektorat.

    “Memutuskan untuk melakukan pembinaan. Pembinaan kepada promotor, co-promotor, direktur, kepala program studi, dan juga mahasiswa yang terkait sesuai dengan tingkat pelanggaran akademik dan etik yang dilakukan, proporsional secara objektif,” ujar Heri.

    Direktur Humas, Media, Pemerintah, dan Internasional UI, Arie Afriansyah, mengatakan bahwa semua pihak terkait dalam kasus tersebut diminta untuk menyampaikan permintaan maaf, termasuk Bahlil.

    “Dan kalau untuk permintaan maaf ya jelas tadi yang diminta adalah pihak-pihak terkait,” ucap Arie.

    Ketua Umum Partai Golkar itu juga diminta untuk melakukan perbaikan penulisan disertasi.

    “Ya seperti yang tadi rektor sampaikan. Jadi perbaikan itu nanti bagaimana karya tulis ilmiah pada umumnya, itu nanti akan ditentukan oleh promotor dan co-promotornya dan itu nanti tergantung bagaimana substansinya,” ungkapnya.

  • Dukung Keputusan UI soal Disertasi Bahlil, Mendikti: Terbaik untuk Semua

    Disertasi Bahlil Tak Dibatalkan, Mendikti: Otoritas Ada di UI

    Disertasi Bahlil Tak Dibatalkan, Mendikti: Otoritas Ada di UI
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek)
    Brian Yuliarto
    menilai, rektor dan
    Universitas Indonesia
    (UI) punya pertimbangan sendiri untuk memutus persoalan disertasi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
    Bahlil Lahadalia
    .
    Hal ini disampaikan Brian merespons keputusan UI yang hanya meminta Bahlil merevisi disertasinya, alih-alih membatalkan disertasi tersebut meski bermasalah.
    “Tentunya Bapak Rektor UI dan pimpinan UI tentu sudah memiliki pertimbangan terhadap apa yang terjadi. Jadi kami percayakan itu juga, otoritasnya kan ada di UI ya,” kata Brian saat ditemui di Kantor Kemendikti Saintek, Jakarta Pusat, Jumat (7/3/2025).
    Brian mengatakan, Kemendikti Saintek memandang keputusan UI tersebut adalah yang terbaik untuk semua pihak.
    “Jadi ya kami percaya Pak Rektor bersama seluruh jajaran pimpinan dapat mengambil konsen terbaik untuk semuanya. Itu saja,” kata Brian.
    Keputusan disertasi Bahlil tidak dibatalkan dan hanya perlu diperbaiki ini merupakan hasil rapat koordinasi empat organ UI yang terdiri dari Rektorat, Dewan Guru Besar, Senat Akademik, dan Majelis Wali Amanat.
    “Artinya itu yang sudah dipikirkan dengan matang, sudah dipertimbangkan semuanya sehingga itu kami tentu percaya kepada pimpinan di UI dapat mengambil keputusan yang baik,” ujar Brian.
    Sebelumnya, dalam konferensi pers, Rektor UI Heri Hermansyah menyampaikan hasil pertemuan empat organ UI yang memutuskan untuk memberikan rekomendasi pembinaan, bukan pembatalan, disertasi Bahlil.
    “Di pertemuan terbatas empat organ UI, kemudian memutuskan untuk melakukan pembinaan (revisi atau perbaikan),” ujar Heri di Gedung FK UI, Salemba, Jakarta Pusat, Jumat (7/3/2025).
    Heri mengatakan, pembinaan akan dilakukan kepada promotor, co-promotor, direktur, kepala program studi, dan mahasiswa yang terkait, dalam hal ini Bahlil Lahadalia.
    Bahlil juga diminta untuk menyampaikan permintaan maaf kepada sivitas akademika terkait disertasi gelar doktornya yang bermasalah.
    Heri menyebut, permintaan maaf itu merupakan bagian dari pembinaan terhadap Bahlil untuk memperbaiki pembuatan disertasinya.
    “Pembinaan ini dilakukan, mulai dari penundaan kenaikan pangkat untuk jangka waktu tertentu, permintaan permohonan maaf pada sivitas akademik UI,” ucap Heri.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Komisi X Apresiasi Keputusan UI Terkait Disertasi Menteri Bahlil – Halaman all

    Komisi X Apresiasi Keputusan UI Terkait Disertasi Menteri Bahlil – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Ketua Komisi X Bidang Pendidikan DPR RI, Hetifah Sjaifudian, merespons keputusan Universitas Indonesia (UI) atas hasil disertasi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia. Keputusan tersebut dikeluarkan oleh Rektor UI Prof Heri Hermansyah, berdasarkan Rapat Koordinasi 4 (empat) Organ UI yakni Dewan Guru Besar, Majelis Wali Amanat, Senat Akademik Universitas, dan Rektorat. 

    Dalam keputusan itu, UI memutuskan untuk melakukan pembinaan terhadap sejumlah pihak terkait, termasuk Menteri Bahlil selaku mahasiswa untuk meningkatkan kualitas disertasi doktornya. 

    “Saya sangat menghargai dan mendukung penuh langkah-langkah yang telah dilakukan oleh Universitas Indonesia dalam menegakkan integritas akademik secara transparan dan akuntabel. Proses pembinaan yang dilakukan selanjutnya oleh universitas harus dipastikan berlaku secara adil, sesuai dengan standar akademik dan etika perguruan tinggi,” kata Hetifah saat ditemui awak media, Jumat (7/3/2025) siang. 

    Menurut Hetifah, Universitas Indonesia, khususnya Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG), perlu memberikan perlindungan hak akademik kepada mahasiswa, melalui bimbingan yang jelas dan adil dalam melakukan perbaikan disertasi. 

    “Proses perbaikan, harus berbasis pada aturan akademik yang berlaku tanpa intervensi yang merugikan mahasiswa,” kata Hetifah yang lama menjadi pengamat pendidikan di Indonesia. 

    “Universitas Indonesia juga perlu mengevaluasi sistem pengawasan akademik untuk mencegah terulangnya kasus serupa. Universitas Indonesia perlu meningkatkan kualitas pembimbingan oleh promotor dan ko-promotor, agar standar akademik tetap terjaga,” tambahnya. 

    Tak hanya itu, Hetifah juga mendesak agar universitas bisa memastikan bahwa pembinaan yang dilakukan terhadap pihak-pihak terkait, berjalan secara objektif dan sesuai dengan prinsip keadilan akademik. 

    Mekanisme kontrol dalam pengelolaan program studi dan penelitian, sambung Hetifah, sangat penting dilakukan agar kualitas akademik tetap terjaga.

    “Kami dari Komisi X DPR RI sangat siap mendorong kebijakan yang memperkuat etika akademik di perguruan tinggi, di antaranya melalui evaluasi regulasi terkait, agar standar akademik pendidikan tinggi di Indonesia semakin baik,” ucapnya. 

    “Semua perlu dilakukan sebagai dukungan dan pengawasan terhadap langkah-langkah yang diambil UI, sekaligus untuk memastikan perlindungan hak mahasiswa dan kredibilitas akademik tetap terjaga,” tutupnya. 

    Sebelumnya, Menteri Bahlil berhasil meraih gelar doktor dalam program studi Kajian Strategik dan Global UI dengan predikat cum laude dalam waktu 1 tahun 8 bulan. Bahlil mengangkat disertasi berjudul “Kebijakan, Kelembagaan, dan Tata Kelola Hilirisasi Nikel yang Berkeadilan dan Berkelanjutan di Indonesia”, sesuai dengan bidang yang ia tekuni selama beberapa tahun terakhir sebagai menteri. 

    Menteri Bahlil mengikuti program doktoral di Sekolah Kaijian Strategik dan Global (SKSG) UI. Adapun sidang terbuka promosi doktor Bahlil dilakuan pada Rabu, 16 Oktober 2024.