Foto Oto
Tripa Ramadhan – detikOto
Rabu, 05 Nov 2025 21:00 WIB
Cebu – Topan Kalmaegi meninggalkan jejak kehancuran di Filipina. Mobil-mobil tampak rusak dan bertumpuk di jalanan Cebu usai badai memporakporandakan wilayah tersebut.

Foto Oto
Tripa Ramadhan – detikOto
Rabu, 05 Nov 2025 21:00 WIB
Cebu – Topan Kalmaegi meninggalkan jejak kehancuran di Filipina. Mobil-mobil tampak rusak dan bertumpuk di jalanan Cebu usai badai memporakporandakan wilayah tersebut.

Jakarta –
Jumlah korban jiwa akibat Topan Kalmaegi di Filipina tengah telah bertambah menjadi 100 orang pada hari Rabu (5/11). Topan ini memicu banjir terburuk dalam sejarah yang dampaknya paling parah dirasakan di Provinsi Cebu.
Banjir yang digambarkan belum pernah terjadi sebelumnya itu, telah melanda kota-kota di provinsi tersebut sehari sebelumnya, menyapu mobil, gubuk-gubuk di tepi sungai, dan bahkan kontainer pengiriman besar.
Juru bicara Cebu, Rhon Ramos, dilansir kantor berita AFP, Rabu (5/11/2025), bahwa 35 jenazah telah ditemukan dari daerah banjir di Liloan, sebuah kota yang merupakan bagian dari wilayah metropolitan ibu kota provinsi Cebu, Kota Cebu. Berita buruk ini menambah jumlah korban tewas di Cebu menjadi 76 orang.
Di Pulau Negros, setidaknya 12 orang tewas dan 12 orang lainnya hilang setelah hujan deras akibat Topan Kalmaegi meluruhkan lumpur vulkanik, yang kemudian mengubur rumah-rumah di Kota Canlaon, kata Letnan Polisi Stephen Polinar.
“Letusan gunung berapi Kanlaon sejak tahun lalu telah mengendapkan material vulkanik di bagian atasnya. Ketika hujan turun, endapan tersebut bergemuruh turun ke desa-desa,” katanya kepada AFP.
Sebelumnya pada hari Selasa (4/11), Gubernur Cebu, Pamela Baricuatro menyebut situasi ini “belum pernah terjadi sebelumnya” dan “menghancurkan”.
Secara total, hampir 800.000 orang telah dievakuasi dari jalur topan tersebut.
Filipina dilanda rata-rata 20 badai dan topan setiap tahun, yang secara rutin menghantam daerah rawan bencana, di mana jutaan orang hidup dalam kemiskinan.
Lihat juga Video: Korban Tewas Akibat Topan Kalmaegi di Filipina Jadi 40 Orang
(ita/ita)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5403502/original/009031300_1762329047-Dampak_kerusakan_akibat_badai_di_Lampung.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Liputan6.com, Jakarta Puluhan rumah di Kabupaten Tulang Bawang Barat dan Way Kanan, Provinsi Lampung rusak setelah diterjang angin kencang, Selasa (4/11/2025) malam.
Berdasarkan laporan Pusdalops PB BPBD Provinsi Lampung, bencana angin kencang pertama kali melanda Tiyuh Gilang Tunggal Makarta, Kecamatan Lambu Kibang, Tulang Bawang Barat, sekira pukul 19.30 WIB.
Sementara di Way Kanan, hujan deras disertai puting beliung menghantam Dusun I dan II Kampung Banjar Sakti serta Kampung Suka Negeri, Kecamatan Gunung Labuhan, sekira pukul 19.00 WIB.
Humas BPBD Provinsi Lampung, Wahyu Hidayat, mengatakan akibat kejadian tersebut sebanyak 12 rumah rusak berat, 19 rumah rusak ringan, serta tiga fasilitas umum ikut terdampak di wilayah Tulang Bawang Barat.
“Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Petugas bersama warga saat ini bergotong-royong memperbaiki rumah yang rusak dengan bantuan dari BPBD setempat,” ujar Wahyu, Rabu (5/11/2025).
BPBD Tulang Bawang Barat telah menyalurkan bantuan logistik dan peralatan kepada warga terdampak, serta berkoordinasi dengan pemerintah kecamatan dan aparat kampung untuk memastikan kebutuhan dasar masyarakat terpenuhi.
Sementara di Way Kanan, hujan deras disertai puting beliung mengakibatkan puluhan rumah mengalami kerusakan pada bagian atap. Tercatat, tiga unit rumah rusak berat di Kampung Suka Negeri dan satu bangunan sekolah dasar ikut terdampak.
“Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Way Kanan langsung turun ke lokasi untuk melakukan pendataan dan membantu warga terdampak. Proses pendataan masih terus berlangsung,” jelas Wahyu.
Dia menambahkan, masyarakat di seluruh wilayah Lampung diimbau tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem, seperti hujan lebat, angin kencang, dan petir yang bisa terjadi sewaktu-waktu.
“BPBD Provinsi Lampung terus berkoordinasi dengan BMKG serta BPBD kabupaten dan kota untuk memantau perkembangan cuaca. Masyarakat diimbau aktif mengikuti peringatan dini dan memastikan lingkungan sekitar aman dari pohon tumbang maupun atap yang mudah terlepas,” tutup Wahyu.

Jakarta, CNBC Indonesia – Korban akibat Topan Kalmaegi di Filipina terus bertambah. Hingga Selasa (4/11/2025) malam, jumlah korban tewas akibat topan yang memicu hujan lebat dan banjir besar di kawasan tengah negara itu telah mencapai 46 orang.
Di antara korban tersebut terdapat enam anggota militer yang tewas setelah helikopter mereka jatuh saat menjalankan misi kemanusiaan.
Helikopter jenis Huey milik militer itu jatuh di Provinsi Agusan del Sur, Pulau Mindanao, ketika sedang melaksanakan operasi bantuan bencana di tengah terpaan badai. Militer Filipina menyatakan enam jenazah awak telah ditemukan, sementara penyelidikan atas penyebab kecelakaan masih berlangsung.
Insiden tersebut terjadi menjelang tengah hari, sekitar 270 kilometer dari Pulau Cebu, wilayah yang paling parah dilanda topan. Otoritas setempat melaporkan sedikitnya 39 orang tewas akibat tenggelam atau tertimpa reruntuhan, sementara satu korban lainnya dilaporkan meninggal di pulau tetangga, Bohol.
Meski Topan Kalmaegi yang secara lokal disebut Tino perlahan melemah setelah mendarat Selasa pagi, badai ini tetap menerjang sejumlah wilayah dengan kecepatan angin mencapai 120 kilometer per jam dan hembusan hingga 165 kilometer per jam. Topan tersebut menyapu kawasan Visayas dan bergerak menuju Palawan bagian utara serta Laut Cina Selatan.
Puluhan ribu warga di wilayah Visayas, termasuk sebagian selatan Luzon dan utara Mindanao, dievakuasi sebelum topan datang. Badai ini merendam rumah-rumah dan menyebabkan banjir luas di berbagai daerah.
Banjir Meluas, Listrik Padam
Menjelang malam, air mulai surut di Kota Cebu, namun aliran listrik belum sepenuhnya pulih dan layanan telekomunikasi masih terganggu.
Video yang telah diverifikasi dan beredar di media sosial memperlihatkan mobil-mobil terendam air dan terseret arus banjir. Setelah banjir surut, beberapa kendaraan tampak menumpuk satu sama lain, bahkan ada yang terbalik.
“Kami benar-benar cemas karena semakin lama hujan turun, air semakin tinggi,” ujar John Patajo, seorang penjaga rumah di Cebu, dilansir Reuters. “Ketika air mulai naik, kami naik ke lantai dua. Tapi karena air terus naik, kami akhirnya pindah ke atap rumah.”
Topan Kalmaegi diperkirakan akan meninggalkan wilayah Filipina pada Rabu malam atau Kamis pagi.
Foto dan video dari Palang Merah Filipina memperlihatkan tim penyelamat berjalan di genangan air setinggi lutut di Kota Cebu, menggunakan perahu untuk mengevakuasi warga yang terjebak. Di wilayah pinggiran kota, rumah-rumah terendam hampir seluruhnya, menyisakan atap dan lantai atas yang masih terlihat.
Sementara itu, lebih dari 300 penerbangan menuju dan dari daerah terdampak dibatalkan pada Selasa, sementara kapal-kapal di laut diperintahkan untuk kembali ke pelabuhan.
Badan meteorologi Filipina (PAGASA) sebelumnya telah memperingatkan adanya risiko tinggi “gelombang badai yang mengancam jiwa dan merusak,” dengan ketinggian dapat mencapai lebih dari tiga meter di kawasan pesisir dan dataran rendah di wilayah tengah negara itu.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]

Jakarta –
Ingin foto saat travel lebih menarik dan estetik? Sekarang bisa menggunakan AI seperti Gemini atau ChatGPT. Dihimpun detikINET, berikut promt Gemini untuk edit foto travel biar lebih estetik:
Warm & Dreamy: “Berikan foto ini sentuhan ‘warm and dreamy aesthetic’. Tingkatkan saturasi warna orange dan kuning, berikan sedikit efek blur lembut pada latar belakang, dan tambahkan flare lensa matahari yang halus di sudut.”
Moody & Cinematic: “Edit foto ini menjadi ‘moody cinematic’. Redupkan pencahayaan secara keseluruhan, tingkatkan kontras untuk bayangan yang dalam, dan berikan color grading dengan nuansa biru gelap atau teal/orange.”
Vintage Film Look: “Buat foto ini terlihat seperti diambil dengan kamera film vintage tahun 70-an. Tambahkan grain film halus, sedikit vignetting, warna yang sedikit pudar (desaturated), dan nuansa kekuningan.”
Minimalist & Clean: “Sederhanakan foto ini menjadi ‘minimalist and clean aesthetic’. Fokuskan pada komposisi yang bersih, hilangkan elemen yang mengganggu, cerahkan warna putih, dan pertahankan palet warna yang terbatas (misal: biru laut dan putih).”
Pastel & Soft: “Transformasikan foto ini dengan ‘pastel aesthetic’. Ubah semua warna menjadi lebih lembut dan terang, kurangi kontras, dan berikan efek glow yang halus untuk tampilan yang lebih manis.”
Golden Hour Magic: “Fokuskan pada ‘golden hour magic’. Intensifkan cahaya matahari terbenam yang keemasan, buat bayangan lebih panjang, dan berikan efek bokeh yang creamy pada latar belakang.”
Symmetry & Reflection: “Tonjolkan ‘symmetry and reflection aesthetic’. Jika ada air atau permukaan reflektif, buat pantulannya lebih jelas dan sempurna. Jika tidak, coba komposisi simetris yang kuat.”
Framing Alami: “Perkuat ‘natural framing aesthetic’. Gunakan elemen di sekitar (dahan pohon, jendela, lengkungan) untuk membingkai objek utama atau diri saya di dalam foto.”
Leading Lines: “Gunakan ‘leading lines aesthetic’ untuk menarik mata. Sorot garis-garis di jalan, jembatan, atau bangunan yang menuntun pandangan ke subjek utama.”
Dramatic Skies: “Tekankan ‘dramatic skies aesthetic’. Jika ada awan, buat lebih bertekstur dan menonjol. Jika langit kosong, tambahkan sedikit tekstur awan atau gradasi warna yang dramatis (misal: saat badai atau senja).”
Wanderlust & Adventure: “Ciptakan ‘wanderlust and adventure aesthetic’. Berikan kesan kebebasan, mungkin dengan angle yang luas, penekanan pada lanskap yang megah, dan warna yang sedikit lebih rugged atau natural.”
Cozy & Hygge: “Buat foto ini terasa ‘cozy and hygge’. Hangatkan tone warna, tambahkan elemen seperti secangkir kopi, selimut, atau suasana di dalam kafe yang nyaman. Gunakan pencahayaan lembut.”
Mysterious & Ethereal: “Berikan ‘mysterious and ethereal aesthetic’. Tambahkan sedikit kabut atau asap tipis, gunakan pencahayaan remang-remang, dan mainkan dengan depth of field untuk fokus yang lebih selektif.”
Urban Explorer Vibe: “Edit foto ini dengan ‘urban explorer vibe’. Tekankan tekstur kasar bangunan, grafiti, atau sudut kota yang tersembunyi. Gunakan warna-warna industrial dan kontras yang tajam.”
Pop of Color: “Pertahankan latar belakang yang sedikit lebih kalem, tetapi buat ‘pop of color’ pada satu objek utama (misalnya, pakaian saya, sebuah payung, atau bunga merah). Pastikan warna itu benar-benar menonjol.”
(fyk/fay)

Jakarta –
Setidaknya 26 orang tewas dan ratusan ribu orang mengungsi akibat banjir yang dipicu Topan Kalmaegi di sebagian besar wilayah Filipina tengah pada hari Selasa (4/11).
Dilansir kantor berita AFP, Selasa (4/11/2025), seluruh kota di Pulau Cebu terendam banjir, sementara mobil, truk, dan bahkan kontainer pengiriman terlihat tersapu oleh banjir lumpur dalam rekaman video yang beredar.
Di Cebu saja, 21 orang kini dipastikan tewas, kata wakil administrator pertahanan sipil Rafaelito Alejandro kepada AFP melalui telepon, dengan jumlah korban tewas akibat badai tersebut saat ini mencapai 26 orang.
“Berdasarkan informasi yang kami miliki, sebagian besar dari mereka meninggal karena tenggelam,” ujarnya.
Dalam 24 jam sebelum Topan Kalmaegi menerjang daratan, wilayah di sekitar ibu kota provinsi, Kota Cebu, diguyur hujan dengan curah 183 milimeter (tujuh inci), jauh di atas rata-rata bulanan 131 milimeter, kata spesialis cuaca negara bagian Charmagne Varilla kepada AFP.
“Situasi di Cebu benar-benar belum pernah terjadi sebelumnya,” kata gubernur provinsi Pamela Baricuatro dalam sebuah unggahan di Facebook pada hari Selasa.
“Kami memperkirakan angin akan menjadi faktor yang berbahaya, tetapi… airlah yang benar-benar membahayakan warga kami,” ujarnya. “Banjir ini sungguh dahsyat,” imbuhnya.
Korban tewas di provinsi lain termasuk seorang warga lanjut usia yang tenggelam di lantai atas rumahnya di Provinsi Leyte dan seorang pria yang tertimpa pohon tumbang di Bohol.
Don del Rosario, 28 tahun, termasuk di antara warga Kota Cebu yang mencari perlindungan di lantai atas saat badai mengamuk.
“Air naik begitu cepat,” katanya. “Pada pukul 4:00 pagi, banjir sudah tak terkendali — warga tidak bisa keluar (dari rumah mereka),” ujarnya.
“Saya sudah tinggal di sini selama 28 tahun, dan sejauh ini ini adalah yang terburuk yang pernah kami alami,” cetusnya.
Secara total, hampir 400.000 orang telah dievakuasi sebagai langkah pencegahan, kata Alejandro, petugas pertahanan sipil, sebelumnya dalam jumpa pers hari Selasa.
Para ilmuwan memperingatkan bahwa badai menjadi lebih kuat akibat perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia.
Halaman 2 dari 2
(ita/ita)

Manila –
Sebuah helikopter militer Filipina jatuh saat dikerahkan dalam misi bantuan usai topan Kalmaegi menerjang pulau Mindanao bagian utara pada Selasa (4/11) waktu setempat. Belum diketahui apakah ada korban jiwa dalam kecelakaan helikopter tersebut.
Pusat komando regional, Komando Mindanao Timur, seperti dilansir AFP, Selasa (4/11/2025), mengatakan bahwa sebuah helikopter Super Huey jatuh saat dalam perjalanan ke kota pesisir Butuan “dalam rangka mendukung operasi pertolongan” usai badai dahsyat itu menerjang.
Operasi pencarian dan evakuasi, menurut Komando Mindanao Timur, sedang berlangsung.
Angkatan Udara Filipina (PAF), dalam pernyataan terpisah seperti dikutip kantor berita Xinhua, menyebut helikopter militer itu jatuh di area Provinsi Agusan del Sur, Mindanao, Filipina bagian selatan, saat sedang dalam operasi bantuan bencana.
“Helikopter itu merupakan bagian dari penerbangan empat helikopter yang berangkat dari Davao City ke Butuan City untuk melakukan misi Penilaian Kerusakan Cepat dan Analisis Kebutuhan,” demikian pernyataan PAF.
Disebutkan oleh PAF bahwa “komunikasi dengan helikopter itu terputus, yang langsung memicu dimulainya operasi pencarian dan penyelamatan”.
PAF menambahkan bahwa penyelidikan menyeluruh sedang dilakukan untuk mencari tahu situasi dan penyebab kecelakaan helikopter tersebut.
“Rincian lebih lanjut akan dirilis segera setelah informasi terverifikasi dan tersedia,” imbuh pernyataan PAF tersebut.
Helikopter Super Huey merupakan pesawat Angkatan Udara Filipina yang umum digunakan untuk transportasi, tanggap bencana, dan misi pasokan, terutama di daerah terpencil atau area terdampak cuaca.
5 Orang Tewas Akibat Topan Kalmaegi di Filipina
Wilayah Mindanao terguncang akibat dampak topan Kalmaegi, yang membawa hujan lebat dan memicu banjir di banyak wilayah Filipina. Laporan kantor berita AFP menyebut sedikitnya lima orang tewas dan ratusan ribu orang mengungsi akibat topan Kalmaegi.
Seluruh kota di pulau Cebu terendam banjir, dengan sejumlah video menunjukkan mobil, truk, dan bahkan kontainer besar tersapu banjir lumpur imbas topan Kalmaegi.
Pejabat bencana setempat, Ethel Minoza, mengatakan kepada AFP bahwa jenazah dua anak telah ditemukan di Cebu City, di mana tim penyelamat masih berupaya menjangkau warga yang terjebak banjir.
Sedikitnya tiga kematian lainnya telah dikonfirmasi di wilayah lainnya, termasuk seorang penduduk lansia yang tenggelam di Provinsi Leyte dan seorang pria yang tertimpa pohon tumbang di area Bohol.
Lihat Video: Banjir Imbas Topan Kalmaegi di Filipina
Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)

Parasnya yang tegas akan selalu siap menabrak langit cerah, gelap, bahkan hujan badai sekalipun demi tuntasnya misi yang diturunkan sang panglima tertinggi.
Jakarta (ANTARA) – Sejak pertama kali mendarat di Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta, Senin (3/11), aura kuat dan gagah yang dia pancarkan begitu terasa.
Badan besarnya mendarat dengan mulus, penuh wibawa. Dia meluncur dengan elegan di landasan pacu, seakan-akan tak peduli dengan udara panas pukul 10.00 WIB yang saat itu membakar sekujur tubuhnya.
Dia berjalan nan tenang dari ujung landasan, menabrak fatamorgana yang tak berhenti bergelombang.
Ketika berjalan menghadap publik yang menunggu, dia langsung disambut dengan semburan air dari sisi kanan kirinya. Umumnya disebut Water Salute.
Namun semburan air itu tak dihiraukannya.
Dia biarkan bulir-bulir air itu menyelimuti setiap jengkal tubuh kekarnya yang sudah panas dijilati matahari.
Baling-baling yang bertindak sebagai tangan utamanya pun terlihat kekar ketika menerjang semburan air yang tak beraturan.
Tidak lupa tepuk tangan dari para pejabat berpangkat bintang dan barisan orang asing mengiringi setiap langkahnya.
Namun, tepuk tangan para manusia itu tak sanggup menutupi suara raungan mesin nan menggelegar miliknya.
Dia lah pesawat angkut A400M, sang “Garuda Baja” milik TNI AU.
Sepertinya tidak berlebihan jika disebut sebagai sang Garuda., melihat begitu besar, gagah dan penuh wibawanya pesawat tersebut. Sama seperti burung Garuda, sang lambang negara yang menggambarkan kekuatan, kebesaran dan berwibawanya bangsa Indonesia.
Kedatangannya begitu ditunggu-tunggu sejak Kementerian Pertahanan menandatangani kontrak pembelian tahun 2021 yang mulai efektif pada 2022.
Sejak saat itu lah, pihak Airbus Defence and Space selaku pabrikan mulai merakit dengan serius A400M itu demi lahirnya sang raksasa baru milik Indonesia.
Pesawat A400M dengan nomor ekor A-4001 tidak seperti pesawat angkut lain yang dimiliki TNI AU, baik dari ukuran maupun teknologi.
Pesawat angkut A400M usai mendarat di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (3/11/2025) (ANTARA/Walda Marison)
Pesawat ini memiliki panjang 45,10 meter, tinggi 14,70 meter dan lebar sayap 42,40 meter. Dimensi kargo yang dimiliki sepanjang 23,10 meter, lebar 4 meter dan tinggi empat meter.
Pesawat ini juga dilengkapi dengan empat mesin proppeler yang dapat menghasilkan 11.000 tenaga kuda untuk setiap mesinnya.
Mesin tersebut dapat membuat pesawat seberat 76,5 ton ini lepas landas dengan kecepatan maksimal 433 knots serta mampu terbang dengan daya jelajah 8 jam tanpa mengisi bahan bakar. Maksimal ketinggian yang dapat dicapai sang garuda yakni 40.000 kaki.
Dengan kargo besar dan mesin sekuat itu, pesawat ini dapat menampung 116 pasukan, muatan seberat 37 ton berupa helikopter, kendaraan darat hingga logistik dalam jumlah besar.
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Jakarta –
Jumlah korban tewas akibat banjir dan hujan lebat yang telah berlangsung selama seminggu di Vietnam tengah meningkat menjadi 40 orang pada hari Selasa (4/11). Sementara itu, badai dahsyat lainnya akan menghantam wilayah yang terdampak.
Wilayah Vietnam tengah telah diguyur hujan deras yang mengubah jalan-jalan menjadi kanal, meluapkan tepian sungai, dan menggenangi beberapa situs bersejarah yang paling banyak dikunjungi di negara itu.
Dilansir kantor berita AFP, Selasa (4/11/2025), banjir setinggi hingga 1,7 meter terjadi di sejumlah lokasi dalam periode 24 jam menyusul hujan deras yang memecahkan rekor nasional.
Korban tewas terjadi di provinsi Hue, Da Nang, Lam Dong, dan Quang Tri, menurut badan penanggulangan bencana Kementerian Lingkungan Hidup, yang menyatakan enam orang masih hilang.
Serangan cuaca ekstrem diperkirakan akan terus berlanjut, dengan Topan Kalmaegi diperkirakan akan mendarat pada Jumat 7/11) dini hari mendatang, menurut biro cuaca nasional.
Vietnam rentan terhadap hujan lebat antara bulan Juni dan September. Namun, bukti ilmiah telah mengidentifikasi pola perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia, yang membuat cuaca ekstrem lebih sering terjadi dan merusak.
Dalam setahun, sepuluh topan atau badai tropis biasanya menerjang Vietnam, baik secara langsung maupun di lepas pantainya. Namun, Topan Kalmaegi akan menjadi yang ke-13 di tahun 2025.
Badai tersebut saat ini sedang melanda Filipina, di mana badai tersebut telah menewaskan sedikitnya dua orang dan menyebabkan ratusan ribu orang mengungsi.
Badai tersebut dapat menghantam pantai Vietnam dengan kecepatan angin hingga 166 kilometer per jam (100 mil per jam) saat mendekat pada hari Kamis (5/11), kata biro cuaca nasional.
Menurut badan bencana Vietnam, hingga hari Selasa (4/11) ini, hampir 80.000 rumah masih terendam banjir di Vietnam, sementara lebih dari 10.000 hektar tanaman hancur dan lebih dari 68.000 ekor ternak mati.
Lihat juga Video Korban Banjir di Nagekeo NTT Bertambah: 6 Orang Tewas-3 Hilang
Halaman 2 dari 2
(ita/ita)

GELORA.CO – Dalam artikel yang diterbitkan oleh surat kabar Israel “Ein Hashbeit”, penulis Israel, Shuki Tausig, menjelaskan bagaimana Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengubah peringatan Holocaust dari simbol suci dalam kesadaran Yahudi menjadi alat propaganda politik setelah serangan 7 Oktober, dan bagaimana penggunaan ini justru menimbulkan reaksi balik global, yang mendorong gelombang penyangkalan Holocaust dan anti-Semitisme di kalangan “ekstrem kanan” Barat.
Penulis mengatakan, Netanyahu— yang didakwa oleh Mahkamah Pidana Internasional atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan— mulai membangun “jalan keluar politik” dari kegagalan keamanan terbesar dalam sejarah Israel sejak pagi hari yang berdarah itu.
Di antara alat-alat yang dengan cepat dia gunakan adalah perbandingan antara serangan Badai Al-Aqsa dan holocaust, di mana dia menganggap apa yang terjadi dalam Badai Al-Aqsa sebagai pengulangan dari kejahatan Nazi terhadap orang Yahudi.
Penulis berpendapat bahwa perbandingan ini merupakan pelanggaran terhadap kesucian Israel, karena “Holocaust” dalam kesadaran Yahudi dianggap sebagai peristiwa langka dan tidak dapat dibandingkan atau diulang, peristiwa yang “terpisah dari sejarah” dan tidak boleh disamakan dengan peristiwa lain.
Namun, Netanyahu, melalui mesin propagandanya yang dikenal di Israel sebagai “mesin racun”, melanggar larangan ini dan menyamakan kejahatan Nazi Jerman dengan operasi perlawanan Palestina, dalam langkah yang digambarkan sebagai “penyembelihan sapi suci” demi kepentingan pribadi dan politik.
Melarikan diri dan membenarkan perang Gaza
Penulis menunjukkan bahwa tujuan pidato Netanyahu jelas, yaitu melepaskan tanggung jawab dari dirinya sendiri.
Ketika serangan Gerakan Perlawanan Islam Hamas digambarkan sebagai “holocaust baru”, maka tidak ada pemimpin yang mampu mencegah dirinya untuk melancarkan perang terhadap Gaza seperti yang telah terjadi.
Menurut penulis, sayap kanan Amerika mulai mempromosikan gagasan bahwa Israel berada di balik beberapa pembunuhan atau kekacauan internal di Amerika Serikat, dengan mengutip pembunuhan aktivis sayap kanan Charlie Kirk, yang oleh sayap kanan Israel dijuluki sebagai “martir” dalam tindakan yang oleh penulis digambarkan sebagai “antisemitisme internal”.
Lembaga pemikir yang melegitimasi penyangkalan Holocaust
Penulis juga mengaitkan keruntuhan moral dalam retorika Israel dengan lembaga pemikir Amerika seperti “The Heritage Foundation”, yang secara tidak langsung mendukung diskusi publik tentang penyangkalan Holocaust.
Perkembangan ini tidak mungkin terjadi jika Netanyahu dan para pendukungnya di sayap kanan religius dan nasionalis tidak menghancurkan gagasan “keunikan Holocaust” di Israel sendiri dan mengubahnya menjadi alat perbandingan dan pemasaran politik.
Selain mengelak dari tanggung jawab, perbandingan ini juga mendukung agenda untuk memicu semangat balas dendam dan membenarkan kelanjutan perang.
Perbandingan antara Hamas dan Nazi telah menghilangkan sisi kemanusiaan dari orang Palestina, menekan rasa simpati, dan mengubah diskusi publik menjadi dualisme “Yahudi versus Nazi”, yang membuat kelanjutan agresi terhadap Gaza tampak sebagai kewajiban moral, bukan kejahatan kemanusiaan.
Dengan demikian, menurut penulis, perbandingan ini membantu Netanyahu memperpanjang perang untuk mempertahankan koalisi pemerintah ekstremisnya, meskipun dengan mengorbankan nyawa tentara dan tawanan yang tewas dalam penahanan atau oleh tembakan Israel.
Kembalinya Nazisme Amerika
Tausig berpendapat bahwa dampak dari pernyataan ini tidak hanya terbatas pada Israe. Hal ini karena “pelanggaran tabu” yang dilakukan Netanyahu telah memicu gelombang baru legitimasi penyangkalan Holocaust di Barat, terutama di kalangan sayap kanan populis yang mendominasi politik di Amerika Serikat.
Penulis menyimpulkan hal ini berdasarkan kemunculan tokoh media sayap kanan Amerika, Tucker Carlson, yang baru-baru ini menjadi pembawa acara bagi Nazi baru dan penyangkal Holocaust, Nick Fuentes, dalam sebuah wawancara yang digambarkan dalam artikel tersebut sebagai “momen munculnya Nazisme Amerika yang baru”.
Carlson, seperti yang dijelaskan penulis, mewakili generasi baru sayap kanan Amerika Trump, yang tidak lagi melihat Israel sebagai sekutu strategis, melainkan beban politik.
Dalam iklim ini, pernyataan Netanyahu tentang “Holocaust baru” berubah menjadi senjata di tangan para “ekstremis” ini untuk membenarkan permusuhan mereka terhadap orang Yahudi sendiri.