Tag: Badai

  • Terungkap Penyebab Kecepatan Angin di Venus Tembus 100 Meter per Detik

    Terungkap Penyebab Kecepatan Angin di Venus Tembus 100 Meter per Detik

    Bisnis.com, JAKARTA — Apakah anda pernah membayangkan kecepatan angin lebih 100 meter per detik? Ya itulah angin yang berada di planet Venus.

    Sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa pasang surut atmosfer harian akibat pemanasan Matahari mungkin menjadi faktor utama di balik angin super cepat di Venus. 

    Planet ini dikenal memiliki angin ekstrem yang kecepatannya bisa melampaui 100 meter per detik jauh lebih dahsyat daripada badai kategori 5 di Bumi.

    Dilansir dari Space.com fenomena ini terjadi karena atmosfer Venus berputar 60 kali lebih cepat daripada permukaan planetnya sendiri, kondisi yang disebut super rotasi. 

    Selama ini mekanisme yang memicu super rotasi belum sepenuhnya jelas, terutama karena Venus berputar sangat lambat, membutuhkan 243 hari Bumi untuk sekali rotasi, sementara atmosfernya mengitari planet hanya dalam empat hari.

    Untuk memahami penyebabnya, para ilmuwan menganalisis data dari satelit Venus Express milik ESA dan Akatsuki milik JAXA yang dikumpulkan antara 2006 dan 2022. Kedua satelit ini mempelajari atmosfer Venus dengan mengamati bagaimana gelombang radio dibelokkan saat melewatinya.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasang surut termal pola pergerakan udara akibat panas Matahari memiliki peran penting, terutama komponen pasang surut diurnal yang terjadi sekali per hari Venus. 

    Sebelumnya, ilmuwan menganggap pasang surut semidiurnal sebagai faktor utama, namun temuan baru ini menunjukkan bahwa pasang surut diurnal justru lebih besar kontribusinya dalam menggerakkan momentum udara menuju puncak awan.

    Walaupun penelitian lanjutan masih diperlukan, temuan ini membuka pemahaman baru tentang bagaimana angin ekstrem di Venus terbentuk dan dapat memberikan wawasan untuk mempelajari atmosfer planet lain dengan rotasi lambat. (Nur Amalina)

  • Banjir Hambat Mobilisasi Alat Berat ke Jalinsum Tarutung-Sipirok

    Banjir Hambat Mobilisasi Alat Berat ke Jalinsum Tarutung-Sipirok

    Jakarta

    Pemulihan Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) yang menghubungkan Tarutung di Tapanuli Utara dengan Sipirok di Tapanuli Selatan masih menemui kendala. Banjir yang merendam jalan akses membuat alat berat kesulitan untuk menjangkau lokasi.

    Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU) Diana Kusumastuti mengatakan, beberapa waktu lalu pihaknya dihubungi langsung oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang meminta bantuan untuk membuka akses antara Tarutung dan Sipirok.

    Menyusul hal tersebut, pihaknya telah menghubungi balai setempat untuk membantu mengerahkan alat berat ke lokasi. Sayangnya, pergerakan alat berat tersebut terhambat banjir.

    “Nah saya telpon kepala balai jalan yang ada di sana untuk segera mengerahkan alat beratnya di sana. Kalau kemarin belum bisa (dikerahkan) karena alat trailernya yang ke sana saja itu juga susah karena nggak bisa ngelewatin (banjir),” kata Diana ditemui di Kantor Kementerian PU, Jakarta, Jumat (28/11/2025).

    Atas kondisi tersebut, pihaknya mesti menunggu banjir di kawasan itu surut, barulah alat berat bisa dimobilisasi. Kementerian PU telah berhasil memobilisasi alat berat ke sejumlah lokasi bencana yang banjirnya telah mereda.

    Diana merincikan, setidaknya total ada sebanyak 20 unit alat berat yang dikirimkan ke Aceh, lalu 21 alat berat ke Sumatera Utara, dan 15 alat berat ke Sumatera Barat. Alat berat itu dikirimkan ke lokasi-lokasi yang sudah bisa terjangkau.

    “Alat berat ini yang semuanya sudah ada di lokasi yang sudah terjangkau. Tapi yang belum (akses tertutup banjir), menunggu sampai surut banjirnya. Juga kami sedang upayakan juga untuk (semua alat berat dan bantuan)sampai ke sana, ada yang masih kurang dan sebagainya kami upayakan karena ini darurat ya harus secepat,” tegasnya.

    Diana juga optimistis, ke depannya banjir akan lebih cepat surut. Hal ini berkaca pada proyeksi BMKG yang menyebut bahwa badai Siklon Tropis Senyar telah usai sehingga seharusnya hujan sudah berhenti.

    “Tadi Aceh saya dengar juga sudah bisa (dibuka jalan aksesnya), Sumatera Utara ini masih mencari yang jalan tadi karena juga hari ini tadi masih hujan. Tapi kalau ramalan BMKG, Siklon Tropis Senyar itu sudah habis hari ini. Berarti, angin sama hujan itu harusnya sudah selesai. Tapi kita tetap harus antisipasi dan tentunya kita bisa turun untuk membuka jalan yang longsor-longsor sama ini mudah-mudahan bisa dibuka,” ujar Diana.

    (shc/eds)

  • Siklon Tropis Anyar Mulai Melemah, BMKG Peringatkan Potensi Bencana di Sumatera, Aceh, hingga Riau Masih Tinggi

    Siklon Tropis Anyar Mulai Melemah, BMKG Peringatkan Potensi Bencana di Sumatera, Aceh, hingga Riau Masih Tinggi

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Bencana alam berupa banjir bandang hingga tanah longsor melandar sejumlah provinsi di Indonesia beberapa hari terakhir. Selain mengakibatkan kerusakan bangunan, juga mengakibatkan jatuhnya korban jiwa.

    Bencana tersebut diakibatkan oleh Siklon Tropis Anyar yang tumbuh di Selat Malaka. Kendati siklon tersebut sudah dinyatakan melemah, namun ancaman terjadinya bencana longsor dan banjir bandang tetap masih tinggi.

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan ancaman cuaca ekstrem di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Riau masih tinggi meskipun Siklon Tropis Anyar dinyatakan melemah pada Rabu (26/11/2025) pukul 07.00 WIB.

    Dalam paparan resmi, Forecaster BMKG Agie Wandala Putra menegaskan kondisi siaga bencana hidrometeorologi tetap perlu diberlakukan mengingat hujan ekstrem dan angin kencang masih berpotensi terjadi dalam 24 hingga 72 jam ke depan.

    Agie menyampaikan dukacita mendalam atas korban jiwa akibat cuaca ekstrem yang melanda sejumlah daerah.

    Dia menekankan siklon yang awalnya dikenal sebagai bibit siklon tropis 95B itu merupakan fenomena langka karena tumbuh sangat dekat dengan wilayah Indonesia.

    “Biasanya badai tropis tidak terbentuk sedekat ini dengan Indonesia. Ini menjadi bukti bahwa perubahan iklim dan pemanasan global memberikan dampak nyata,” ujar Angie dalam diskusi Dialektika Demokrasi bertema “Bersatu Siapkan Langkah Antisipasi Potensi Bencana Alam” di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (27/11/2025).

    BMKG mencatat siklon telah melewati fase badai tropis, namun sirkulasinya masih aktif dan terus bergerak ke arah timur. Kecepatan angin masih mencapai 56 km/jam, cukup memicu pembentukan awan hujan intens di wilayah barat Indonesia.

  • Sri Lanka Dilanda Banjir-Tanah Longsor, 31 Orang Tewas

    Sri Lanka Dilanda Banjir-Tanah Longsor, 31 Orang Tewas

    Kolombo

    Banjir dan tanah longsor yang dipicu oleh hujan lebat melanda wilayah Sri Lanka pekan ini. Sedikitnya 31 orang tewas dan 14 orang lainnya dilaporkan hilang.

    Pusat Penanggulangan Bencana (DMC) dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Kamis (27/11/2025), melaporkan bahwa sebagian besar korban tewas berada di distrik Badulla, pusat perkebunan teh, di mana sedikitnya 16 orang terkubur hidup-hidup ketika lereng gunung yang longsor menimbun rumah-rumah mereka.

    Empat korban tewas lainnya kehilangan nyawa mereka dalam insiden serupa di distrik Nuwara Eliya yang bertetangga dengan distrik Badulla. Korban tewas lainnya dilaporkan di sejumlah lokasi lainnya.

    Nyaris 400 rumah mengalami kerusakan akibat tanah longsor, dengan lebih dari 1.100 keluarga terpaksa mengungsi ke tempat penampungan sementara.

    DMC melaporkan bahwa permukaan air sungai mengalami kenaikan di seluruh wilayah Sri Lanka, dan memperingatkan pendudukan di area dataran rendah untuk pindah ke tempat yang lebih tinggi.

    Sri Lanka saat ini sedang mengalami musim monsun timur laut, tetapi hujan semakin intensif karena depresi di sebelah timur wilayah tersebut.

    Otoritas Kolombo menangguhkan ujian akhir sekolah secara nasional selama dua hari karena cuaca buruk.

    Curah hujan lebih dari 100 milimeter diperkirakan akan turun di seluruh Sri Lanka, dengan beberapa wilayah di timur laut diperkirakan akan diguyur hujan setinggi 250 milimeter pada Kamis (27/11) waktu setempat.

    Jumlah korban tewas akibat cuaca buruk pada pekan ini di Sri Lanka tercatat sebagai yang tertinggi sejak Juni lalu, ketika 26 orang tewas akibat hujan lebat. Pada Desember tahun lalu, sedikitnya 17 orang tewas akibat banjir dan tanah longsor.

    Sri Lanka bergantung pada hujan monsun musiman untuk irigasi dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA), tetapi para ahli telah memperingatkan bahwa negara tersebut menghadapi banjir yang lebih sering akibat perubahan iklim.

    Lihat juga Video: Video Badai Terjang Sri Lanka Tewaskan 12 Orang

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Usai Banjir Mematikan, Vietnam Kini Terancam Dihantam Topan Verbena

    Usai Banjir Mematikan, Vietnam Kini Terancam Dihantam Topan Verbena

    Jakarta

    Vietnam bersiap dengan potensi bencana baru usai banjir paling mematikan dalam beberapa tahun terakhir melanda. Kini, Vietnam harus menghadapi topan Verbena.

    Dilansir The Straits Times, Rabu (26/11/2025), topan Verbena sudah memasuki Laut China Selatan pada 26 November. Topan diprediksi menguat ketika melintasi perairan terbuka di Laut China Selatan bagian tengah pada 27 November.

    Badai ini diprediksi bergeser secara bertahap ke arah barat dan melambat setelah 28 November sebelum melemah di akhir minggu. Badan meteorologi Jepang dan Hong Kong memperkirakan Verbena akan semakin kuat dalam 24 hingga 48 jam ke depan.

    Badai ini bergerak menuju daerah selatan-tengah Vietnam. Warga di daerah tersebut kini masih berjuang membersihkan lumpur, puing-puing dan rumah-rumah yang hancur setelah berhari-hari hujan lebat yang memicu bencana banjir.

    Hingga Selasa (25/11) pukul 17.30, setidaknya sebanyak 98 orang tewas dan 10 orang hilang akibat banjir di Vietnam. Provinsi Dak Lak dan Khanh Hoa mengalami korban jiwa terbanyak.

    Lebih dari 202.000 rumah terendam banjir dan lebih dari 400 rumah runtuh. Sementara itu, kerugian ekonomi meningkat menjadi 13,08 triliun dong Vietnam atau USD 645 juta.

    Pasukan Wilayah Militer 5 Vietnam mengadakan pertemuan darurat pada tanggal 25 November untuk mengkoordinasikan upaya tanggap badai. Wakil Komandan dan Kepala Staf, Kolonel Phan Dai Nghia, memerintahkan unit-unit untuk menghentikan kegiatan yang tidak penting dan menyiapkan pasukan dan peralatan untuk membantu warga terdampak bencana.

    Unit Penjaga Perbatasan telah diinstruksikan untuk bekerja sama dengan pihak berwenang setempat untuk memastikan keselamatan awak dan kapal di laut dan memberi tahu pemilik serta kapten kapal tentang jalur Verbena saat badai mendekat.

    Daerah Militer 5 juga telah mengirimkan tiga tim kerja ke Gia Lai, Dak Lak, dan Khanh Hoa, yang merupakan tiga daerah yang paling parah dilanda banjir dalam beberapa hari terakhir. Mereka dikirim untuk mendukung langkah-langkah pencegahan banjir dan mempersiapkan diri menghadapi badai.

    Kolonel Nghia mengatakan lembaga-lembaga tersebut harus belajar dari kekurangan dalam respons banjir baru-baru ini dan bersiap untuk hujan lebat yang berkepanjangan yang disebabkan oleh sirkulasi badai.

    “Kita harus memusatkan semua sumber daya untuk merespons Badai Verbena,” katanya.

    Tonton juga Video: Imbas Topan Kalmaegi, Bangkai Kapal Abad ke-14 Muncul di Pantai Vietnam

    (wnv/haf)

  • Ahmad Ali Sebut Jokowi Bukan Pembohong, Makanya Bisa Jadi Presiden

    Ahmad Ali Sebut Jokowi Bukan Pembohong, Makanya Bisa Jadi Presiden

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) dengan tegas dan terbuka sempat menyatakan mendukung penuh dan siap bekerja keras untuk Partai Solidaritas Indonesia (PSI) baik di DPP, DPD, sampai desa-desa.

    Jokowi mengucapkan komitmen itu pada Kongres PSI di Solo, akhir Juli 2025. Ia dipastikan akan turun gunung untuk memenangkan PSI di Pemilu 2029 mendatang.

    Ketua Harian PSI Ahmad Ali membeberkan, Jokowi telah berjanji segera membantu perjuangan partai berlambang gajah itu.

    Akan tetapi, PSI meminta ayah dari Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep ini untuk fokus beristirahat terlebih dahulu supaya bisa memulihkan kondisi kesehatannya 100 persen kembali.

    Sebab, mereka menilai, pertarungan yang sesungguhnya baru akan terjadi di tahun 2027, 2028, dan 2029.

    Bahkan, ketika Jokowi sudah turun gunung nanti, PSI jemawa akan terjadi badai politik, di mana kader partai pemenang pun rela pindah ke PSI.

    Ali menyampaikan ini saat Pra Rakerwil Seluruh Kader PSI Se-Jawa Barat di Bandung, Jawa Barat, Jumat (14/11/2025) malam.

    “Pak Jokowi sudah berjanji pada saya, insya Allah beliau akan totalitas berjuang bersama-sama, akan tempur, turun ke lapangan, berjuang bersama-sama membersamai kita untuk memenangkan PSI,” ujar Ahmad Ali saat mengunjungi Ponpes Anharul Ulum di Ciamis, Jawa Barat, Sabtu (15/11/2025).

    Hanya saja, Ali menyebut PSI meminta Jokowi untuk lebih banyak beristirahat saat ini.

    “Hari ini beliau kami minta untuk lebih banyak istirahat, memulihkan supaya kondisinya fit 100 persen. Sehingga nanti 2027 beliau kembali prima seperti biasa. Dan beliau saya mewakili betul efek Jokowi itu masih sangat kuat di Indonesia,” jelasnya.

  • KKP ingatkan nelayan waspadai siklon tropis FINA demi keselamatan

    KKP ingatkan nelayan waspadai siklon tropis FINA demi keselamatan

    untuk mencegah kecelakaan para nelayan diimbau untuk tidak melaut beberapa saat demi keselamatan bersama

    Jakarta (ANTARA) – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengingatkan seluruh nelayan untuk meningkatkan kewaspadaan dan memprioritaskan keselamatan saat melaut di tengah cuaca ekstrem siklon tropis FINA yang diprediksi masih terus berlangsung di kawasan Indonesia Timur.

    Direktur Jenderal Perikanan Tangkap KKP Lotharia Latif meminta para nelayan dan pemilik kapal perikanan agar mematuhi standar operasional kapal perikanan atau tidak melaut dalam beberapa waktu hingga cuaca kembali normal.

    “Seperti kita tahu, BMKG telah mengeluarkan peringatan dini tentang potensi cuaca ekstrem berupa hujan lebat disertai angin kencang yang mengakibatkan gelombang tinggi di kawasan Laut Arafuru,” kata Latif dalam keterangan di Jakarta, Senin.

    Latif juga meminta jajarannya, para syahbandar di pelabuhan perikanan untuk tidak mengeluarkan persetujuan berlayar apabila cuaca masih belum kembali normal.

    “Risiko melaut sangat tinggi, sehingga untuk mencegah kecelakaan para nelayan diimbau untuk tidak melaut beberapa saat demi keselamatan bersama,” imbuhnya.

    Dia mengajak seluruh pelaku usaha dan nelayan untuk meningkatkan koordinasi dengan berbagai pihak, tidak hanya petugas di pelabuhan perikanan, namun juga BMKG untuk terus memantau kondisi cuaca.

    Selain itu, Latif juga terus mengingatkan pemilik kapal agar menjamin perlindungan sosial untuk awak kapal perikanan melalui asuransi ketenagakerjaan yang sifatnya wajib dimiliki seluruh pekerja di atas kapal perikanan.

    Sebelumnya Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyebutkan berbagai jaminan sosial harus diberikan kepada masyarakat kelautan dan perikanan.

    Hal itu merupakan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Kelautan dan Perikanan.

    Menurut penjelasan di laman resmi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), siklon tropis adalah badai kuat yang memiliki jangkauan cukup luas, dengan radius rata-rata sekitar 150–200 km.

    Fenomena ini terbentuk di lautan lepas yang memiliki suhu permukaan air hangat, biasanya di atas 26,5 °C. Di bagian pusatnya, angin berputar dengan kecepatan lebih dari 63 km/jam.

    Secara ilmiah, siklon tropis merupakan sistem tekanan rendah berskala sinoptik yang muncul di perairan hangat, disertai kumpulan awan konvektif.

    Kecepatan angin maksimumnya harus mencapai minimal 34 knot di lebih dari setengah area yang mengelilingi pusat badai dan bertahan setidaknya enam jam.

    Pada beberapa siklon tropis, terbentuk bagian tenang di tengah yang dikenal sebagai mata siklon. Area ini memiliki angin yang relatif lemah dan hampir tanpa awan. Ukuran mata siklon bervariasi, mulai dari 10 hingga 100 km.

    Mata ini dikelilingi oleh dinding mata zona berbentuk cincin dengan ketebalan mencapai sekitar 16 km yang menjadi lokasi angin terkuat dan hujan paling intens.

    Siklon tropis umumnya bertahan antara 3 hingga 18 hari. Karena sumber energi-nya berasal dari perairan hangat, fenomena ini akan perlahan melemah saat memasuki perairan yang lebih dingin atau saat bergerak ke daratan.

    Istilah untuk siklon tropis berbeda-beda tergantung wilayah pembentukannya. Jika terjadi di Samudra Pasifik Barat, dikenal sebagai typhoon atau topan. Di sekitar wilayah India dan Australia disebut cyclone, sedangkan di Samudra Atlantik lebih dikenal dengan nama hurricane.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Salah Prediksi Langit, Kala Laut Menggulung Nyawa Nelayan Tua di Ketapang Kalbar

    Salah Prediksi Langit, Kala Laut Menggulung Nyawa Nelayan Tua di Ketapang Kalbar

    Berita itu menyambar Desa Sukabangun seperti petir yang jatuh dekat rumah. Tangis pecah di rumah kayu itu. Tetangga berdatangan membawa doa, bacaan pendek, dan pelukan. Anak-anak dulu sering menerima ikan pemberian Asmi kini hanya diam menunduk.

    Mereka mungkin tak sepenuhnya mengerti arti kematian, namun mereka merasakan kehilangan dalam laut biasa memberi kehidupan, kini telah merenggut seseorang yang mereka cintai selamanya.

    Asmi pulang, tapi tidak dengan cara yang diharapkan. Jenazahnya dibaringkan di ruang tengah, dikelilingi warga datang mengucap belasungkawa. 

    Peristiwa ini bukan kasus tunggal. Dalam lima bulan terakhir, SAR Pontianak menangani 14 insiden kedaruratan laut yang sebagian besar dipicu cuaca ekstrem.

    Data BMKG menunjukkan peningkatan 29–33 persen intensitas hujan ekstrem di Kalbar dalam dua tahun terakhir.

    Gelombang dapat mencapai 2–2,5 meter di perairan Ketapang bagian selatan. Kecepatan angin melonjak dari 10 knot menjadi 30 knot dalam beberapa jam saja.

    Pola angin baratan menuju Selat Karimata menyebabkan pembentukan badai lokal berbahaya.

    Laut Kalbar kini bukan lagi laut yang jinak. Ia berubah menjadi lautan memerlukan kewaspadaan setingkat lebih tinggi, khususnya bagi nelayan kecil menggantungkan hidup pada perahu sederhana.

    Usai operasi pencarian, Junetra kembali memberi imbauan keras. “Melihat intensitas cuaca ekstrem mungkin masih berlangsung selama beberapa hari, kami mengimbau masyarakat pesisir untuk menunda aktivitas di lapangan.”

    Ia menambahkan, “Utamakan keselamatan dan terus memantau prakiraan cuaca guna menghindari kejadian tidak diinginkan.”

    Namun bagi keluarga Asmi, imbauan ini tiba seperti bayangan yang datang setelah pintu tertutup. Terlambat. Pahit. Menyesakkan.

    Laut berubah. Hidup yang harus beradaptasi. Kisah Asmi menyisakan pertanyaan besar, bagaimana nelayan kecil menghadapi cuaca ekstrem semakin tak menentu?

    Banyak dari mereka masih mengandalkan “tanda alam” sebagai pegangan. Namun alam kini telah berubah wajah.

    Di tengah perubahan iklim, langit tak lagi bisa dibaca. Angin berubah tak terduga, gelombang menghantam tanpa pola, dan badai datang tiba-tiba.

    Nelayan pun berlayar dalam kebingungan, bagai menebak-nebak amarah alam yang kian tak bersahabat.

    Karena itulah, mereka butuh informasi cuaca cepat, peringatan dini sampai ke pelosok pesisir, serta teknologi navigasi yang murah dan mudah. Sebab, nyawa mereka tak boleh lagi jadi taruhan hanya karena ketiadaan akses dan pengetahuan.

    Tanpa itu, tragedi seperti yang menimpa Asmi hanya menunggu giliran untuk terulang. 

    Asmi mungkin hanya seorang nelayan kecil. Namun kisahnya adalah potret generasi hidup dari laut tanpa banyak perlindungan.

    Generasi yang mengajarkan ketangguhan, namun kini terdesak oleh alam yang tidak lagi ramah.

    Ia pergi dengan cara yang sunyi, namun meninggalkan pesan yang nyaring. Bahwa laut tidak lagi sama. Bahwa cuaca tidak lagi bisa ditebak. Bahwa keselamatan harus menjadi hal pertama, bukan terakhir.

    Kehidupan pesisir membutuhkan perhatian dunia lebih dari sebelumnya. Malam tiba di Ketapang. Laut tampak tenang, seolah tidak pernah mengamuk.

    Tapi bagi keluarga Asmi, bagi Desa Sukabangun, dan bagi para petugas SAR menyaksikan langsung ganasnya badai, ketenangan itu kini hanya ilusi.

    Di baliknya, ada nama yang hilang. Ada perahu yang tak pulang. Ada nelayan tua yang tidak sempat berkata, “Saya balik cepat.” Laut menyimpan banyak cerita. Cerita Asmi kini menjadi salah satunya.

     

  • Cuaca Ekstrem, Perahu Nelayan di Ketapang Tenggelam Digulung Badai dan Gelombang Tinggi saat Mencari Ikan

    Cuaca Ekstrem, Perahu Nelayan di Ketapang Tenggelam Digulung Badai dan Gelombang Tinggi saat Mencari Ikan

    Liputan6.com, Jakarta – Cuaca ekstrem kembali merenggut korban di perairan Kalimantan Barat. Setelah insiden serupa terjadi di Kabupaten Kayong Utara, gelombang tinggi kembali menelan nyawa nelayan di perairan Kabupaten Ketapang.

    Perahu mini milik Asmi (65/L), warga Desa Sukabangun, Kecamatan Delta Pawan, ditemukan tenggelam setelah dihantam badai mendadak saat mencari ikan.

    Kepala Kantor SAR Pontianak I Made Junetra, memastikan operasi pencarian telah ditutup setelah tim gabungan menemukan korban.

    “Hari ini korban telah ditemukan dalam keadaan meninggal dunia sekitar 1,72 nautical mile atau tiga kilometer dari lokasi awal tenggelam,” ujarnya Sabtu (22/11/2025).

    Upaya pencarian berlangsung tiga hari, dimulai pada 20 November 2025. Tim SAR gabungan menyisir perairan menggunakan metode parallel track, memperluas radius pencarian setiap hari. Namun cuaca ekstrem menjadi tantangan utama.

    “Hampir tidak ada hambatan berarti selain kondisi cuaca ekstrem yang memperlambat kerja tim,” kata Made.

  • Perusahaan Ramai-Ramai Relokasi Pabrik ke Jateng, Cari Upah Murah?

    Perusahaan Ramai-Ramai Relokasi Pabrik ke Jateng, Cari Upah Murah?

    Bisnis.com, JAKARTA — Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN) mengungkapkan adanya gelombang relokasi pabrik ke kawasan Jawa Tengah, khususnya industri alas kaki dan garmen dalam beberapa waktu terakhir.

    Presiden KSPN Ristadi menyampaikan bahwa relokasi ini cenderung dilakukan oleh perusahaan yang mengerjakan produk jenama internasional dan berorientasi ekspor.

    “Pasti pengusaha ini akan mencari upah atau labor cost-nya yang lebih kompetitif, lebih rendah. Dari dulu memang begitu,” kata Ristadi kepada Bisnis, Jumat (21/11/2025).

    Dia memaparkan, kawasan Jawa Tengah (Jateng) banyak dipilih oleh perusahaan mengingat upah minimum yang relatif rendah yakni pada kisaran Rp2 juta, kecuali di kawasan pusat seperti Semarang Raya.

    Tak hanya di Jawa Tengah, Ristadi memaparkan bahwa sejumlah wilayah di Jawa Barat juga tak luput dari pertimbangan pengusaha untuk memindahkan lokasi pabriknya.

    Wilayah tersebut antara lain kawasan Rebana yang mencakup Majalengka, Cirebon, Indramayu, hingga Kuningan. Terdapat pula kawasan lain di sisi selatan Jawa Barat seperti Garut, Tasikmalaya, hingga Pangandaran yang memiliki upah minimum relatif rendah.

    Namun demikian, Ristadi menggarisbawahi bahwa tidak mudah untuk mencari tenaga kerja terampil di kawasan dengan upah minimum rendah itu. Hal ini berkaitan dengan produktivitas pabrik yang berpotensi lebih rendah dibandingkan yang dihasilkan oleh buruh di lokasi sebelumnya.

    “Dari beberapa kali kami hearing dengan teman-teman pengusaha, itu produktivitasnya [di lokasi pabrik baru] tidak sebagus pekerja di daerah yang upahnya sudah tinggi,” ungkapnya.

    Ristadi lantas berujar bahwa keberlanjutan relokasi pabrik ini bergantung aspek modal masing-masing perusahaan. Menurutnya, keputusan bisnis ini lebih mungkin dilakukan oleh perusahaan dengan modal lebih kuat, dalam hal ini yang telah berorientasi ekspor.

    Berdasarkan catatan Bisnis, Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) menjelaskan bahwa badai PHK yang menerjang industri alas kaki pada awal tahun ini salah satunya disebabkan kesulitan perusahaan memenuhi biaya upah.

    Direktur Eksekutif Aprisindo Yoseph Billie Dosiwoda menjelaskan bahwa pengusaha memiliki keluhan terkait regulasi upah yang berubah-ubah dan mengalami kenaikan yang cukup tinggi, sehingga banyak perusahaan tidak mampu membayar. 

    “Kami dari asosiasi prihatin atas keadaan ini. Teman-teman anggota berusaha stabil agar tidak terjadi PHK dalam kondisi ekonomi awal tahun seperti ini,” kata Billie kepada Bisnis, Kamis (6/3/2025) silam.