Tag: Badai

  • Jalan Terjal Kemanusiaan di Gaza: Kisah Dokter Prita Bawa Harapan Kehidupan di Antara Dentuman Bom – Page 3

    Jalan Terjal Kemanusiaan di Gaza: Kisah Dokter Prita Bawa Harapan Kehidupan di Antara Dentuman Bom – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Perjalanan panjang dan berliku dilalui dr. Prita Kusumaningsih, Sp.OG, untuk bisa menapakkan kaki di tanah Gaza. Dokter Spesialis kebidanan dan kandungan ini menjadi salah satu anggota Emergency Medical Team (EMT) dari Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) yang berangkat ke Gaza dalam misi kemanusiaan.

    Dokter Prita mengisahkan perjuangannya menembus wilayah konflik tersebut sejak meletusnya Badai Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023 silam. Meski baginya perjalanan ke Gaza bukanlah yang pertama, tetapi tetap menantang.

    “Karena bagi BSMI, organisasi kemanusiaan tempat saya bergabung, itu, Gaza itu sebetulnya sudah beberapa kali pernah kami kunjungi, terhitung dari tahun 2008, 2009, 2010, 2012. Itu yang saya ikut, terus ada lagi yang saya enggak ikut,” katanya mengawal perbincangan dengan Liputan6.com di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Al-Fauzan, Jumat (10/10/25).

    dr Prita kemudian menceritakan awal mula keterlibatan BSMI dalam misi kemanusian di Gaza baru-baru ini. Saat itu, BSMI mencoba bekerja sama dengan WHO yang sempat memberikan lampu hijau dan meminta tim datang ke Jordan untuk pertemuan. Namun, setelah ditemui, WHO menyampaikan bahwa BSMI tidak bisa diterima untuk berangkat ke Gaza.

    Dalam upaya mencari solusi, mereka diperkenalkan dengan organisasi Rahma Worldwide. dr. Prita bercerita, upaya yang dilakukan tim BSMI cukup alot dan membutuhkan waktu tidak sedikit. Singkat cerita, upaya BSMI menyakinkan organisasi Rahma Worldwide untuk ikut dalam misi kemanusiaan ini akhirnya berhasil. Hingga akhirnya, pada Januari 2024, rombongan BSMI sampai di Al-Aris, Mesir, sebuah kota yang hanya berjarak sekitar 40 KM dari Gaza.

    Perjalanan dari Kairo ke Al-Aris, memakan waktu lebih kurang enam jam. Sepanjang perjalanan, mereka didampingi Duta Besar Palestina. Diakuinya, selama di perjalanan rasa was-was selalu saja datang. Saban berhenti di pos pemeriksaan, dia hanya bisa mengencangkan doa-doa, berharap perjalanan bisa dilanjutkan dengan lancar tanpa ada penahanan.

    “Diharapkan dengan adanya duta besar dan mobil kedubes itu akan memperlancar. Memang benar lancar. Check point tetap dijalani tapi artinya tidak ada masalah sampai ditahan begitu. Hanya paspor yang ditahan sehingga kami tidak pegang paspor,” kata dia.

    Setelah menempung perjalanan panjang dan menegangkan, tim BSMI bergabung dengan Rahma Worldwide dan membentuk EMT untuk Gaza. dr. Prita sendiri bergabung dalam tim kedua setelah sebelumnya tim pertama hanya terdiri dari dua orang dokter.

    Sambil menunjukkan kumpulan foto-foto relawan yang ada di majalah BSMI periode khusus 2025, dr. Pirta berceritra momen ketika dia dan tim di Amman, Yordania. Mereka mendapatkan arahan dari Duta Besar Indonesia sebelum melanjutkan perjalanan darat menuju Gaza. Mereka melalui perbatasan Yordan-Israel melintasi dua pos imigrasi. Biasanya, pemeriksaan yang dilakukan untuk menuju ke Gaza sangatlah ketat. Mulai dari larangan tidak boleh banyak bicara hingga barang bawaan yang dibatasi.

    “Kami tidak boleh banyak bicara dan barang bawaan dibatasi ketat. Hanya boleh satu koper besar, satu koper kecil, dan satu tas tangan,” ucap dia.

    Sampailah di Gaza. Suasananya hatinya berkecamuk. Bahagia bercampur sedih. Satu sisi, dia merasa bahagia karena misi kemanusiaan bisa segera dimulai. Tetapi di lubuk hati terdalam, dia sedih melihat kondisi Gaza kini. Semakin kacau jika dibandingkan dengan keadaan saat dia berkunjung 2008 lalu.

    “Begitu masuk Gaza itu 180 derajat. Bahkan saya yang sudah pernah ke Gaza dulu di perang 2008. Pada saat gencatan senjata kan kami masuk, itu kaget ya, nggak nyangka sama sekali bahwa kerusakannya sedemikian massif, sampai shock gitu ya,” terangnya.

    dr Prita semakin dibuat terperangah. Di tengah kondisi yang menyedihkan tersebut, kehidupan warga Gaza yang tetap berjalan seperti biasanya. Anak-anak main bola dan layangan, anak perempuan bermain dengan teman sebaya, ibu-ibu menggendong anak, bapak-bapak dengan kesibukannya. Ada yang naik sepeda membawa barang, ada yang naik kereta keledai, ada yang memperbaiki mobil di bengkel hingga yang mendorong mobil.

    “Jadi mereka itu memang kan ketahanannya dikenal cukup tinggikan,” ucapnya dengan kagum.

  • Banjir Bandang-Longsor Hancurkan Ribuan Rumah-Sekolah, 21 Orang Tewas

    Banjir Bandang-Longsor Hancurkan Ribuan Rumah-Sekolah, 21 Orang Tewas

    Jakarta, CNBC Indonesia – Hujan deras di Meksiko telah menewaskan sedikitnya 21 orang dan lebih banyak lagi yang hilang, kata pihak berwenang pada Jumat (10/10) waktu setempat.

    Hujan deras tersebut memicu beberapa tanah longsor, memutus aliran listrik di beberapa kota, dan menyebabkan sungai meluap.

    Otoritas perlindungan sipil di negara bagian Hidalgo melaporkan 16 kematian dan mengatakan setidaknya 1.000 rumah dan ratusan sekolah terdampak.

    Gubernur negara bagian Puebla, Alejandro Armenta, mengatakan setidaknya tiga orang tewas akibat tanah longsor dan lima lainnya dilaporkan hilang. Pihak berwenang melaporkan dua kematian lagi di negara bagian Veracruz.

    “Kami berupaya membantu masyarakat, membuka jalan, dan memulihkan layanan listrik,” ujar Presiden Claudia Sheinbaum dalam sebuah unggahan di X.

    Ia membagikan foto-foto petugas tanggap darurat yang membawa perbekalan saat mereka mengarungi jalanan yang terendam banjir hingga setinggi lutut.

    [Gambas:Twitter]

    Kementerian Pertahanan menyatakan telah mengerahkan lebih dari 5.400 personel untuk membantu memantau, mengevakuasi, dan membersihkan daerah-daerah terdampak. Sementara itu, badai Raymond dan Priscilla telah menurunkan hujan di semenanjung Baja California dan pesisir Pasifik barat negara itu.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Kayan9896 Resapi Luka dan Kesedihan dalam Lost in the Rain

    Kayan9896 Resapi Luka dan Kesedihan dalam Lost in the Rain

    JAKARTA – Penyanyi-penulis lagu asal Hong Kong, kayan9896, menyapa penggemar dengan karya musik emosional berjudul Lost in the Rain. Lagu ini menggambarkan getirnya melepaskan sebuah hubungan yang dipilih untuk diakhiri, meski hati masih berat.

    Solois bernama asli Jeannie Ng Ka-yan ini mengemas perasaan itu dalam nuansa pop alternatif dan R&B. Meski begitu, lirik penuh luka yang dipadu dengan vokal Kayan yang jujur dan raw menjadikannya makin sentimental.

    Lagu ini menjadi potret badai emosi yaitu amarah, kekecewaan, dan kesedihan yang datang setelah perpisahan.

    Bersama dengan perilisan audionya, single ini juga diluncurkan bersama video musik sinematik garapan @the11thgram. Syuting di London dengan format 16mm, video tersebut menampilkan adegan pertarungan sengit mulai dari tinju hingga duel pedang ala samurai, terinspirasi gaya visual Kill Bill.

    Demi terasa otentik, Kayan bahkan sempat menjalani latihan bela diri intensif sebelum syuting.

    “Lagu ini lahir dari tempat yang nggak bisa aku sembunyikan. It’s messy, it’s honest, dan aku ubah semua rasa itu jadi melodi,” ungkap Kayan dalam siaran tertulis, 10 Oktober.

    Sejak debut pada 2021 lewat Be Around Kayan terus membangun jejak musik yang unik. Single hit Not Too Close sukses diputar lebih dari 2,4 juta kali, diikuti sederet lagu populer lain seperti Think I’m In Love dan Midnight Serenade.

    Selain bermusik, ia juga dikenal sebagai aktris dengan prestasi di ViuTV dan film indie The Lyricist Wannabe. Dengan penggemar yang terus bertambah di Asia hingga global, kayan9896 semakin mantap memperlihatkan identitasnya sebagai salah satu suara paling segar di musik Asia modern.

  • Banyak Kampus Berhemat, Dosen-dosen Dihantui PHK!

    Banyak Kampus Berhemat, Dosen-dosen Dihantui PHK!

    Jakarta

    Badai PHK membayangi tenaga pengajar di Inggris. Serikat Pekerja Universitas dan Kolese (University and College Union/UCU) mencatat akan ada sekitar 12 ribu pemutusan hubungan kerja yang dilakukan universitas di Inggris.

    Universitas di Inggris mulai melakukan penghematan biaya sejak tahun lalu, dan dinilai bisa membuat 3 ribu lapangan kerja hilang.

    Jo Grady, Sekretaris Jenderal UCU, menggambarkan pemotongan tersebut sebagai tindakan yang brutal. Dia juga mengatakan para staf pengajar saat ini kehilangan semangat, kelelahan, dan marah atas keputusan tersebut.

    “Mahasiswa pun kurang terlayani dengan baik dan juga merasakan dampaknya,” kata Grady.

    Empat dari 10 universitas di Inggris diyakini mengalami defisit keuangan. Raj Jethwa, kepala eksekutif Asosiasi Pemberi Kerja untuk Universitas dan Kolese (University Council for Educational Administration/UCEA) mengatakan keputusan sulit seperti PHK dan restrukturisasi harus dipertimbangkan dengan cermat oleh semua institusi.

    “Kami akan berupaya melakukannya dengan cara yang terbuka dan adil,” ujar Jethwa.

    Pemerintah Inggris mengatakan telah mengambil keputusan yang sulit tetapi perlu untuk dilakukan dalam mengatasi masalah ini. Mereka mulai mengkaji opsi menaikkan biaya kuliah guna meningkatkan pendapatan universitas, dan akan segera menetapkan rencana reformasi lebih lanjut dalam undang-undang baru.

    Dr. Zak Hughes, salah satu dosen kimia di University of Bradford menjadi salah satu pengajar yang berisiko terkena PHK. Stres dan kesal menurutnya dirasakan olehnya dan banyak pengajar lainnya karena isu PHK pengajar yang bergulir.

    “Banyak orang yang stres dan kesal yang berjuang untuk mengatasinya, baik di dalam universitas maupun secara lebih luas di dalam institusi,” beber Hughes.

    Dia telah bekerja di University of Bradford sejak 2018, kini dia akan menghadapi kemungkinan harus kembali ke rumah untuk tinggal bersama ibunya jika kehilangan pekerjaannya.

    “Saya tidak akan mampu membayar sewa, saya akan berusia empat puluhan dan tinggal di rumah lagi,” sebut Hughes.

    Bahkan jika pria berusia 44 tahun itu tetap bekerja di kampus dan tidak kena PHK, program studi kimia di kampus tersebut juga akan dihapuskan secara bertahap, dengan penutupan serupa terjadi di seluruh negeri. Menurutnya hal ini membatasi peluang baginya dan rekan-rekannya untuk mendapatkan pendapatan yang layak.

    “Orang-orang bisa, bahkan jika mereka kehilangan pekerjaan, mendapatkan pekerjaan di institusi lain. Itu tidak terjadi sekarang untuk saya dan teman-teman lainnya,” sebut Hughes.

    (hal/fdl)

  • Video: Topan Halong Landa Kepulauan Izu Jepang

    Video: Topan Halong Landa Kepulauan Izu Jepang

    Jakarta, CNBC Indonesia – Jepang sedang dilanda topan halong yang menerjang Kepulauan Izu di selatan Tokyo yang memicu peringatan khusus terhadap badai angin, gelombang tinggi dan hujan ekstrem diwilayah tersebut.

    Selengkapnya dalam program Evening Up CNBC Indonesia, Kamis (09/10/2025).

  • Badai PHK Sektor Perhotelan, Apindo Desak Pemerintah Genjot Belanja

    Badai PHK Sektor Perhotelan, Apindo Desak Pemerintah Genjot Belanja

    Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mendesak pemerintah untuk mempercepat belanja pemerintah guna menggairahkan sektor perhotelan. 

    Ketua Bidang Ketenagakerjaan Apindo Bob Azam menyampaikan bahwa okupansi hotel yang menurun banyak dipengaruhi oleh pengurangan belanja pemerintah. Hal ini merambat terhadap pengurangan tenaga kerja di sektor perhotelan.

    “Kan Pak Purbaya [Yudhi Sadewa, Menteri Keuangan] juga bilang salah satu faktor adalah lambat spending-nya. Jadi, orang sudah keburu PHK. Jadi salah satunya agar bagaimana spending dipercepat sehingga hotel juga bisa terisi,” katanya saat ditemui di Kantor Kementerian PPN/Bappenas, Jakarta Pusat, Selasa (7/10/2025).

    Bob melanjutkan, berdasarkan survei Apindo pada tahun lalu, sebanyak 50% pengusaha perhotelan telah mengurangi tenaga kerja, serta berpeluang mengurangi tenaga kerja apabila kondisi tak membaik.

    Untuk mengatasi hal tersebut, dia mendorong pemerintah untuk mempercepat belanja hingga mengguyur stimulus. Menurutnya, stimulus semestinya diberikan tak sekadar untuk membuat masyarakat bertahan, tetapi juga untuk mendorong perputaran ekonomi.

    Bob menyadari bahwa pemerintah telah memperpanjang insentif pajak penghasilan Pasal 21 Ditanggung Pemerintah (PPh DTP) bagi pekerja pariwisata khususnya sektor horeka (hotel, restoran, kafe).

    Namun demikian, di samping mempercepat belanja, dia menilai pemerintah juga harus memantik kedatangan wisatawan ke Tanah Air demi menggerakkan sektor pariwisata.

    “Kalau perhotelan menurut saya government spending-nya yang harus ditingkatkan karena sebenarnya banyak tamunya kan dari government. Selain stimulus dari government, kemudian kedatangan turis juga kan harus dipancing,” pungkasnya.

    Sebelumnya, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mengungkapkan fenomena sejumlah hotel di Tanah Air menutup operasionalnya. Hal ini dipicu tingkat okupansi yang mengalami tren penurunan sepanjang tahun ini.

    Ketua Umum PHRI Hariyadi Sukamdani mengatakan bahwa fenomena itu salah satunya terjadi di daerah Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Penurunan daya beli ditengarai sebagai faktor utama penyebab penurunan tingkat penghunian kamar (TPK) atau okupansi hotel.

    “Tadi pagi saya baru rapat internal untuk menggambarkan, satu contoh aja, Cikarang. Cikarang dekat sekali dengan Jakarta ya, tetapi ngedrop banget okupansinya. Sampai ada beberapa hotel tutup beneran,” kata Hariyadi saat ditemui di Kantor Kementerian Pariwisata, Jakarta Pusat, Senin (6/10/2025).

    Tak hanya menghentikan operasional, pengusaha perhotelan di kawasan itu disebutnya bahkan mempertimbangkan untuk menjual bisnis mereka. Menurut Hariyadi, hal ini terbilang mengherankan. Pasalnya, dampak penurunan daya beli menjadi begitu terasa di kawasan industri yang mestinya menjadi penopang bisnis perhotelan.

    Pihaknya lantas memandang pengurangan anggaran pemerintah hingga penyesuaian yang dilakukan oleh industri turut memengaruhi okupansi penginapan di kawasan tersebut.

    “Impak memang ada satu, dari anggaran pemerintah yang dipotong itu ada pengaruh, tapi yang kedua itu industri. Ternyata industri itu juga mengurangi bujet termasuk vendornya, vendornya industri itu juga banyak yang mengurangi kunjungan,” ujarnya.

    Tren Okupansi Hotel Menurun

    Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat penghunian kamar (TPK) hotel klasifikasi bintang mencapai 50,51% pada Agustus 2025.

    Berdasarkan berita resmi statistik pada Rabu (1/10/2025), BPS mencatat realisasi tersebut menurun 2,28% secara bulanan (month-to-month/mtm) atau minus 4,34% secara tahunan (year-on-year/yoy).

    TPK hotel klasifikasi berbintang tertinggi tercatat di Provinsi Bali sebesar 69,54%, disusul Papua Selatan sebesar 58,17% serta DKI Jakarta sebesar 53,74% pada bulan kedelapan tahun ini.

    Sementara itu, BPS juga mencatat okupansi hotel klasifikasi nonbintang Tanah Air sebesar 25,79% per Agustus 2025.

    TPK hotel nonbintang tertinggi juga dicatatkan Bali, Papua Selatan, serta DKI Jakarta masing-masing sebesar 50,26%, 22,32%, serta 40,06%.

  • Hujan Badai di Depok: Tenda Pedagang Terbawa Angin Mirip Puting Beliung, Atap Rumah Warga Rusak – Page 3

    Hujan Badai di Depok: Tenda Pedagang Terbawa Angin Mirip Puting Beliung, Atap Rumah Warga Rusak – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Hujan deras dan angin kencang mirip puting beliung melanda sejumlah wilayah di Depok, Jawa Barat. Angin kencang yang berhembus di wilayah Sawangan dan Limo, merusak sejumlah tenda pedagang dan atap rumah warga terbang terbawa angin. 

    Ketua UMKM Kecamatan Sawangan, Esa Kurniawan menceritakan, hujan deras disertai angin di area Terminal Sawangan terjadi sejak pukul 13.30 WIB. Dia melihat tenda milik pedagang terbang terbawa angin. 

    “Iya, bisa dibilang angin puting beliung, keangkat semua tenda, etalase pada jatuh dan pecah kacanya,” ujar Esa, Selasa (7/10/2025).

    Menurut pengakuannya, kejadian angin kencang sudah melanda kawasan oitu tiga kali. Namun, angin kencang kali ini terbilang lebih parah dibandingkan beberapa waktu lalu.  

    “Kali ini sih lebih parahnya kena etalasenya, kalau kemarin ya cuma tenda patah, ada enam UMKM, kalau tenda ada 10 barisan,” jelas Esa.

    Dari peristiwa tersebut, masih ada beberapa pedagang yang selamat dari terjangan angin kencang mirip puting beliung itu.

    “Total kerugian diperkirakan mencapai belasan juta, kalau dari sisi nilai tenda saja Rp 1 juta-an, ya mungkin etalase juga pada rusak,” ucap Esa.

     

  • Warga Australia yang Ikut Perahu ke Gaza Diperlakukan Kasar oleh Israel

    Warga Australia yang Ikut Perahu ke Gaza Diperlakukan Kasar oleh Israel

    Anda sedang menyimak rangkuman berita-berita utama dari sejumlah negara yang terjadi dalam 24 jam terakhir.

    Dunia Hari Ini edisi Selasa, 7 Oktober 2025, kita awali dari upaya mengirim bantuan ke Gaza.

    Warga Australia mengaku diperlakukan kasar oleh Israel

    Aktivis Australia, yang bergabung dalam armada perahu ke Gaza dan ditangkap oleh otoritas Israel, mengaku mendapat perlakuan buruk seperti pemukulan fisik di dalam penjara.

    Pengakuan ini muncul setelah Israel menahan awak perahu armada Sumud Global, dengan 171 aktivis lainnya dideportasi keluar Israel, termasuk Greta Thunberg.

    ABC sudah memperoleh ringkasan laporan yang disusun diplomat Australia di Israel, setelah mereka bertemu dengan beberapa warga Australia yang ditahan di penjara Ketziot, dekat perbatasan Israel-Mesir di Gurun Negev.

    Kementerian Luar Negeri Australia mengatakan: “Pemerintah Australia sudah menegaskan kepada Israel harapan kami bahwa para tahanan akan menerima perlakuan manusiawi sesuai dengan norma-norma internasional.”

    PM Prancis harus cari jalan keluar dari krisis

    Presiden Prancis Emmanuel Macron menugaskan PM Prancis Sebastien Lecornu untuk mengadakan perundingan dengan partai-partai politik lain untuk mencari jalan keluar dari krisis, sebelum ia mengundurkan diri.

    Macron mengatakan siap untuk “mengambil alih tanggung jawabnya” jika gagal, seperti dikatakan pejabat kepresidenan, yang mungkin merujuk pada penyelenggaraan pemilihan legislatif baru.

    Lecornu diangkat sebagai perdana menteri pada bulan September, kemudian mengumumkan kabinet barunya pada hari Minggu (05/10), waktu setempat.

    Namun, ia mengumumkan pengunduran dirinya hanya 14 jam kemudian, setelah pertemuan dengan berbagai partai di Majelis Nasional Prancis gagal membuahkan hasil.

    “Syarat-syarat tidak terpenuhi bagi saya untuk menjalankan fungsi saya sebagai perdana menteri,” kata Lecornu, Senin kemarin.

    Badai salju Gunung Everest memakan korban

    Seorang pendaki tewas dan ratusan lainnya diselamatkan setelah hujan salju lebat terjadi di dekat Gunung Everest dan di Dataran Tinggi Tibet, demikian laporan media CCTV.

    Pendaki yang meninggal dunia diketahui akibat hipotermia, sementara lebih dari 130 orang lainnya dievakuasi dari wilayah yang sama setelah ratusan penyelamat dan dua drone dikerahkan, tambahnya.

    Salju dan hujan lebat yang mengguyur Himalaya selama akhir pekan ini juga mendorong penduduk desa setempat dan tim penyelamat untuk mencoba menjangkau para pendaki yang diduga masih terjebak.

    Dalam beberapa hari terakhir para pendaki berbondong-bondong ke kawasan tersebut karena hari libur nasional delapan hari di China, meski berakhir dengan terjebak dalam cuaca ekstrem.

    Di perbatasan Nepal dan India, pejabat setempat menyebut tanah longsor dan banjir sudah menewaskan lebih dari 70 orang, sementara petugas penyelamat terus berupaya menjangkau masyarakat yang terisolasi di daerah pegunungan terpencil.

    Waktu terbaik untuk melihat ‘supermoon’

    Australia akan menyaksikan bulan purnama super, atau ‘supermoon’, yang pertama di tahun 2025.

    Meskipun ‘supermoon’ bukanlah istilah astronomi, fenomena terjadi saat bulan berada dalam jarak 90 persen dari titik terdekatnya dengan Bumi, yang juga dikenal dengan istilah “perigee.”

    Meskipun ‘harvest moon’ di bulan Oktober menjadi ‘supermoon’ yang pertama, tapi bukan menjadi yang terakhir untuk tahun ini, karena ada dua bulan purnama lagi yang digolongkan sebagai “super” yang akan terjadi pada bulan November dan Desember.

    Bulan akan terlihat paling penuh pada malam hari ini, Selasa, 7 Oktober. Namun jika Anda melewatkannya, jangan khawatir. Bulan akan tetap terlihat spektakuler pada hari Rabu malam besok, 8 Oktober.

  • Cerita Pendaki Terjebak Badai Salju di Gunung Everest

    Cerita Pendaki Terjebak Badai Salju di Gunung Everest

    Jakarta

    Tim penyelamat telah dikerahkan ke lereng terpencil Gunung Everest di Tibet, tempat ratusan pendaki terjebak badai salju di sisi timur gunung, lapor media pemerintah China.

    Ratusan warga desa setempat dan tim penyelamat telah dikerahkan untuk membersihkan salju yang menghalangi akses ke daerah yang terletak di ketinggian lebih dari 4.900 meter itu.

    Sekitar 350 orang telah diselamatkan dan dievakuasi ke tempat aman di kota kecil Qudang, lapor kantor berita Reuters pada Minggu (05/10). Pada Senin (06/10), media pemerintah China melaporkan sekitar 200 pendaki masih terjebak.

    Media lokal awalnya melaporkan sekitar 1.000 pendaki terjebak badai salju di lereng Everest.

    Hujan salju lebat dimulai pada Jumat (03/10) malam dan semakin intens di lereng timur Gunung Everest di Tibet, area yang populer bagi para pendaki dan pejalan kaki.

    “Cuacanya sangat basah dan dingin sehingga hipotermia menjadi risiko nyata,” kata Chen Geshuang, salah satu pendaki yang mencapai Qudang, kepada Reuters.

    “Cuaca tahun ini tidak normal. Pemandu wisata berkomentar bahwa ia belum pernah mengalami cuaca seperti ini di bulan Oktober sebelumnya. Dan itu terjadi begitu tiba-tiba,” ujarnya.

    Rencana awalnya adalah meninggalkan pegunungan pada 11 Oktober. Namun semuanya berubah ketika badai salju dahsyat melanda.

    Saat Chen memeriksa prakiraan cuaca, diperkirakan akan turun salju pada 4 Oktober, tetapi cerah pada tanggal 5 Oktober, dan cuaca cerah diperkirakan terjadi pada hari berikutnya.

    Jadi kelompok pendakiannya yang berjumlah lebih dari 10 orang memutuskan untuk tinggal, sebagaimana telah mereka rencanakan.

    Namun, pada malam hari, badai bertambah parah, disertai guntur, angin kencang, dan salju terus-menerus.

    Para penyelamat menyediakan makanan bagi mereka yang mereka selamatkan. (CCTV)

    ‘Saat saya bangun, saljunya sudah setebal satu meter’

    Pemandu kelompok pendakian itu kemudian membantu menyingkirkan salju dari tenda demi mencegah tenda roboh

    “Ketika kami bangun keesokan paginya, salju sudah setinggi sekitar satu meter,” kenang Chen, seraya menambahkan bahwa kelompoknya memutuskan untuk kembali.

    Kelompok itu menghabiskan hampir enam jam mendaki kembali pada 5 Oktober, karena jalan setapak telah terkubur di bawah lapisan salju tebal.

    Saat turun, mereka bertemu dengan penduduk desa Tibet yang sedang mendaki bukit sambil membawa perlengkapan untuk upaya penyelamatan.

    Petugas pemadam kebakaran Tibet menyelamatkan pendaki dari Gunung Everest setelah terjebak badai salju, di Tingri, Daerah Otonomi Tibet, China, dalam tangkapan layar yang diambil dari video yang dirilis pada 6 Oktober 2025. (Reuters)

    Penduduk desa memberi tahu mereka bahwa ratusan warga setempat telah bergabung dalam operasi pencarian dan penyelamatan.

    “Banyak orang datang ke sini untuk mendaki selama Golden Week, tetapi salju tahun ini luar biasa,” ujarnya.

    Pemandunya juga berkomentar bahwa cuaca seperti itu di lereng timur Everest sangat tidak biasa, tambahnya.

    “Kami semua pendaki berpengalaman,” kata Chen.

    “Tapi badai salju ini sangat sulit dihadapi. Saya sangat beruntung bisa lolos.”

    Tim penyelamat Blue Sky di Tibet menerima panggilan darurat yang melaporkan bahwa tenda-tenda pendakian roboh akibat hujan salju lebat dan bahwa beberapa pendaki telah menderita hipotermia, media pemerintah China melaporkan.

    Perusahaan Pariwisata Daerah Tingri telah menangguhkan penjualan tiket dan akses ke Everest mulai Sabtu, Reuters melaporkan.

    Wilayah ini saat ini menghadapi kondisi cuaca ekstrem, karena negara tetangga Nepal dilanda hujan lebat yang memicu tanah longsor dan banjir bandang yang menyapu jembatan dan menewaskan sedikitnya 47 orang dalam dua hari terakhir.

    Chen GeshuangPemandangan Gunung Everest yang diambil oleh Chen

    Pariwisata domestik telah meningkat pesat di China selama sepekan terakhir, karena negara tersebut merayakan libur Hari Nasional selama sepekan, yang dikenal sebagai Golden Week.

    Di Cina, Topan Matmo menerjang daratan, memaksa sekitar 150.000 orang mengungsi dari rumah mereka.

    Di negara tetangga Nepal, sedikitnya 47 orang tewas sejak Jumat setelah hujan lebat memicu tanah longsor dan banjir.

    CCTVMereka yang berhasil selamat diperingatkan untuk pergi ke tempat yang aman.

    Gunung Everest adalah puncak tertinggi di dunia, dengan ketinggian 8.849 meter.

    Pemerintah setempat telah berinvestasi dalam pengembangan pariwisata di Kawasan Pemandangan Gunung Everest, tujuan populer bagi para trekker.

    Ini termasuk Everest Base Camp, sebuah titik pengamatan dan sebuah biara Buddha, serta beberapa lembah dan situs lainnya.

    Upaya ini membuahkan hasil: pada 2024, Kawasan Pemandangan Gunung Everest menerima rekor 540.200 pengunjung, menurut media pemerintah.

    Para pengunjung ini biasanya berambisi mencapai puncak tertinggi di dunia. Pada 2024, hampir 1.000 orang mencapai puncak Everest, sebagian besar dari mereka menaiki Everest dari sisi Nepal.

    Tetapi mencapai puncak Everest dianggap sangat berbahaya.

    Dalam beberapa tahun terakhir, Gunung Everest telah disorot karena kepadatan pendakian, masalah lingkungan, dan serangkaian upaya pendakian yang fatal.

    Mengapa sulit untuk memverifikasi informasi area

    Bahkan dalam situasi terbaik sekalipun, memperoleh informasi akurat dari Daerah Otonomi Tibet (TAR) bisa sangat sulit.

    Tidak ada orang asing yang diizinkan masuk tanpa izin khusus, dan wartawan hanya diizinkan masuk untuk mengikuti tur resmi yang diselenggarakan pemerintah, yang juga jarang terjadi.

    Oleh karena itu, ketika jurnalis mencoba menghubungi orang-orang di dalam ATR, mereka biasanya diblokir.

    Orang-orang langsung menutup telepon atau menolak menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar sekalipun.

    Getty ImagesHujan salju lebat mulai turun pada Jumat malam.

    Selama krisis apa pun, seperti keadaan darurat penyelamatan, kontrol ini semakin diperkuat.

    Pemerintah China lebih suka jika aliran informasi dikendalikan oleh Partai Komunis melalui organ-organnya sendiri.

    Namun, media pemerintah China telah melaporkan cuaca berbahaya di bagian Himalaya ini selama musim liburan Oktober dan upaya penyelamatan berikutnya.

    Menurut laporan tersebut, seluruh pendaki telah dievakuasi ke kota atau lokasinya, dan tampaknya dalam beberapa jam ke depan, rombongan pendaki akan menuruni gunung secara bertahap.

    Laporan tambahan oleh Stephen McDonell di Beijing dan Koh Ewe di Singapura

    Lihat Video: Dihantam Badai Salju, Ratusan Pendaki Terjebak di Gunung Everest

    (ita/ita)

  • Dihantam Badai Salju, Ratusan Pendaki Terjebak di Gunung Everest

    Dihantam Badai Salju, Ratusan Pendaki Terjebak di Gunung Everest

    Video: Dihantam Badai Salju, Ratusan Pendaki Terjebak di Gunung Everest

    Video Menteri PU Tak Berani Bahas soal IMB Ponpes Al Khoziny yang Ambruk

    8 Views | Selasa, 07 Okt 2025 08:38 WIB

    Ratusan pendaki terdampar akibat badai salju di sisi timur Gunung Everest pada Minggu (5/10).
    Tim penyelamat pemerintah Tiongkok mengerahkan pemadam kebakaran untuk mengevakuasi para korban.

    Dilaporkan sebanyak 350 pendaki telah berhasil diselamatkan. Masih ada 200 pendaki lainnya yang telah berkoordinasi dengan tim penyelamat.

    Rahmatia Miralena/Reuters – 20DETIK