Tag: Badai

  • Penampakan Makhluk Misterius di Antartika, Berani Lihat?

    Penampakan Makhluk Misterius di Antartika, Berani Lihat?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sebuah penampakan aneh di Antartika kembali membuat warganet heboh. Sosok besar berwarna putih muncul dari balik gumpalan es dan disebut menyerupai manusia raksasa.

    Banyak yang mengaitkannya dengan legenda “Ningen” makhluk misterius yang dipercaya berkelana di perairan kutub selatan. Hingga kini, belum ada penjelasan ilmiah yang pasti tentang keberadaannya, namun kisahnya terus memicu rasa penasaran dan ketakutan bagi siapa pun yang berani menelusurinya.

    Kisah tentang Ningen pertama kali terdengar pada 1992. Saat itu, kapal nelayan Cile tengah melintas di Selat Drake, kawasan di ujung selatan Argentina yang berdekatan dengan Antartika.

    Seorang pelaut muda yang sedang merokok di sisi kapal melihat bayangan gelap di bawah air yang perlahan naik ke permukaan. Dalam hitungan detik, sosok itu mendekat dan memiliki kulit putih pucat, dua sirip besar, dan kepala menyerupai manusia. Ketakutan, pelaut itu berteriak menyebutnya sebagai monster laut, namun makhluk itu langsung menyelam kembali ke kedalaman samudra.

    Kru kapal lain menganggap pelaut itu berhalusinasi dan mengatakan kemungkinan besar ia hanya melihat paus pembunuh yang muncul untuk bernapas. Sepuluh tahun kemudian, pada 2002, kisah serupa muncul dari tim ekspedisi Jepang yang tengah meneliti wilayah es di Antartika.

    Foto: Ningen (Tangkapan Layar/Ist)
    Ningen (Tangkapan Layar/Ist)

    Ketika badai salju menerjang, para peneliti terpaksa bertahan di dalam kamp. Tiba-tiba, mereka merasakan getaran kuat dari bawah lapisan es, seolah sesuatu berukuran raksasa tengah bergerak mendekat.

    “Saya melihat sosok besar samar di antara kabut dan salju. Bentuknya mirip manusia, dengan tinggi lebih dari 30 meter,” ungkap salah satu anggota tim ekspedisi.

    Makhluk itu tampak tertarik pada cahaya dari kamp, lalu perlahan bergerak mengitarinya. Para peneliti panik dan segera mematikan semua sumber cahaya. Dalam gelap gulita, sosok humanoid itu terus berputar seakan mencari sesuatu, sebelum akhirnya menghilang setelah sepuluh menit.

    Setibanya di Jepang, tim menyerahkan foto dan video yang diduga merekam keberadaan makhluk aneh itu. Sebagian besar data disimpan sebagai dokumen rahasia, namun beberapa potongan gambar sempat bocor ke internet.

    Fenomena ini kemudian dilaporkan oleh majalah MU Jepang pada November 2007. Artikel tersebut membahas kemungkinan adanya makhluk tak dikenal hidup di Antartika.

    Beberapa orang bahkan mengklaim menemukan bentuk Ningen lewat citra satelit di Google Maps, meski sebagian ahli menyebutnya hanya ilusi optik dari formasi es atau lumba-lumba yang salah dikenali. Hingga kini, Ningen tetap menjadi salah satu misteri paling menakutkan dari benua es.

    (fsd/fsd)

    [Gambas:Video CNBC]

  • BMKG Ingatkan Potensi Cuaca Ekstrem di Tangerang, Hujan Es Masih Bisa Terjadi

    BMKG Ingatkan Potensi Cuaca Ekstrem di Tangerang, Hujan Es Masih Bisa Terjadi

    Liputan6.com, Jakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah II memperkirakan potensi cuaca ekstrem seperti hujan es dan hujan lebat disertai angin kencang masih dapat terjadi di wilayah Kota dan Kabupaten Tangerang, Banten, dalam satu hingga tiga hari ke depan.

    “Fenomena hujan es, hujan lebat masih ada potensi 1–3 hari ke depan,” ujar Kepala BMKG Wilayah II, Hartanto, di Tangerang, dikutip dari Antara, Sabtu (1/11/2025).

    Ia menjelaskan bahwa fenomena cuaca ekstrem berupa hujan es sebelumnya sudah beberapa kali terjadi di wilayah Banten, terutama di kawasan Tangerang Raya.

    Menurutnya, hujan es termasuk salah satu bentuk cuaca ekstrem berskala lokal yang ditandai dengan turunnya butiran es dari awan dalam durasi beberapa menit.

    Berdasarkan laporan yang diterima BMKG pada Jumat (31/10), di kawasan Gading Serpong, Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang dan Tangerang Selatan terjadi fenomena hujan es.

    “Fenomena hujan es memang sering terjadi pada musim peralihan dan musim hujan. Hujan es merupakan bencana hidrometeorologi yang diakibatkan dari awan cumulonimbus,” katanya.

    Dia menerangkan di dalam awan cumulonimbus terdapat arus udara naik dan arus udara turun yang sangat kuat, hal inilah yang memicu terbentuknya tetesan air menjadi butiran es dan turun bersamaan dengan air hujan.

     

    Hujan badai disertai es batu kecil melanda kawasan Kelapa Dua dan Serpong Utara, Kabupaten Tangerang, pada Jumat (31/10/2025) sore.

    Sebelumnya langit gelap dan angin kencang bertiup, lalu hujan deras turun sekitar pukul 16.55 WIB disertai butiran es kecil berbentuk bulat sempurna yang berjatuhan…

  • Gurun Sahara Mendadak Berubah, Ilmuwan Teriak Tanda Kiamat

    Gurun Sahara Mendadak Berubah, Ilmuwan Teriak Tanda Kiamat

    Jakarta, CNBC Indonesia – Gurun Sahara diprediksi bakal makin basah di akhir abad ini. Fenomena ini menjadi salah satu tanda ‘kiamat’, perubahan ekstrem akibat pemanasan global yang disebut para ilmuwan bisa mengubah wajah Bumi secara drastis.

    Hasil riset University of Illinois Chicago (UIC) menunjukkan bahwa pada akhir abad ke-21, Sahara akan menerima hingga 75% lebih banyak hujan di musim panas dibandingkan kondisi saat ini.

    Kajian ini dilakukan melalui analisis 40 model iklim global oleh tim peneliti yang dipimpin Thierry Ndetatsin Taguela.

    Dalam simulasi yang membandingkan kondisi periode 2050-2099 dengan 1965-2014, para peneliti menemukan peningkatan curah hujan signifikan di kawasan Sahara, serta di sebagian besar Afrika Utara, Timur, dan Tengah.

    Di bawah skenario emisi tinggi, Sahara diperkirakan akan mengalami lonjakan hujan hingga tiga perempat lebih banyak dari biasanya. Bahkan, pada skenario emisi sedang pun, kecenderungan “menghijau”-nya gurun masih terlihat.

    Namun, meski peningkatannya besar secara persentase, Sahara tetap tidak akan berubah menjadi hutan hujan. Saat ini, gurun tersebut hanya menerima sekitar 7,6 cm hujan per tahun, sehingga kenaikan 75% hanya menambahnya menjadi sekitar 13 cm, masih sangat kering untuk ukuran ekosistem subur.

    Selain Sahara, penelitian ini juga memperkirakan peningkatan hujan di Afrika Tenggara (naik 24%) dan Afrika Tengah bagian selatan (naik 17%). Sebaliknya, Afrika Barat bagian selatan justru berpotensi lebih kering hingga 5%.

    Para ilmuwan menjelaskan, udara yang lebih hangat dapat menyimpan lebih banyak uap air, meningkatkan peluang hujan ketika badai terbentuk. Fenomena ini dikenal dengan efek Clausius-Clapeyron, di mana setiap kenaikan suhu 1°C dapat meningkatkan kelembapan atmosfer sekitar 7%.

    Hal ini membuat wilayah dengan aktivitas monsun dan aliran udara laut aktif menjadi lebih basah, sementara wilayah lain yang mengalami perubahan pola sirkulasi angin justru mengering.

    Meski disebut sebagai ‘berkah’ di beberapa wilayah kering, curah hujan tambahan juga dapat menimbulkan banjir bandang, karena tanah di gurun bersifat keras dan sulit menyerap air.

    Selain itu, pergeseran waktu musim hujan bisa mengganggu jadwal tanam, pasokan air kota, dan pembangkit listrik tenaga air.

    “Kita harus mulai merencanakan untuk menghadapi perubahan ini, dari pengelolaan banjir hingga pengembangan tanaman tahan kekeringan,” ujar Taguela, dikutip dari Earth, Jumat (31/10/2025).

    Para ahli menilai perubahan di Sahara ini menjadi tanda ekstrem bahwa iklim global sedang keluar dari keseimbangannya. Gurun yang selama ribuan tahun nyaris tanpa hujan kini menunjukkan tren basah, fenomena yang dulu dianggap mustahil.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Badai Melissa Terjang Karibia, 49 Orang Tewas

    Badai Melissa Terjang Karibia, 49 Orang Tewas

    Kingston

    Korban tewas akibat terjangan badai Melissa yang memicu kehancuran di negara-negara kepulauan di kawasan Karibia mencapai sedikitnya 49 orang. Jamaika dan Haiti menjadi negara terdampak paling parah badai tropis tersebut, yang kini dilaporkan bergerak menuju ke Bermuda.

    Badai Melissa, seperti dilansir AFP, Jumat (31/10/2025), menghantam wilayah Jamaika dan Kuba dengan kekuatan yang sangat besar. Penduduk setempat sedang menaksir kerugian yang mereka derita akibat badai tersebut.

    “Korban tewas terkonfirmasi akibat Badai Melissa kini mencapai 19 orang,” kata Menteri Informasi Jamaika, Dana Morris Dixon, saat berbicara kepada media lokal.

    Dixon menambahkan bahwa korban tewas terbanyak ada di area Westmoreland dengan 9 korban tewas dan St Elizabeth dengan 8 korban tewas. Kedua wilayah itu, yang berada di bagian barat negara tersebut, menjadi wilayah yang terdampak paling parah.

    Akses komunikasi dan transportasi sebagian besar masih terputus di wilayah Jamaika dan Kuba.

    Di Haiti, badan pertahanan sipil negara tersebut melaporkan bahwa jumlah korban tewas akibat badai Melissa bertambah menjadi sedikitnya 30 orang. Sebanyak 20 orang mengalami luka-luka, dan 20 orang lainnya dilaporkan hilang.

    Disebutkan juga oleh otoritas Haiti bahwa lebih dari 1.000 rumah terendam banjir, dengan sekitar 16.000 orang kini berada di tempat pengungsian.

    Sementara itu, di bagian timur Kuba, yang sedang berjuang melawan krisis ekonomi terburuknya dalam beberapa dekade terakhir, warga setempat kesulitan melintasi jalanan yang tergenang air dengan rumah-rumah terendam banjir dan roboh.

    Terjangan badai tersebut menghancurkan jendela-jendela, menumbangkan kabel listrik dan komunikasi seluler, serta mengoyak atap bangunan. Otoritas Kuba melaporkan sekitar 735.000 warganya telah dievakuasi, terutama di Provinsi Santiago de Cuba, Holguin, dan Guantanamo.

    Banjir, menurut Pusat Badai Nasional Amerika Serikat (AS) atau NHC, diperkirakan akan mereda di Bahama, meskipun genangan air masih berlanjut di Kuba, Jamaika, Haiti dan Republik Dominika.

    Badai Melissa, yang merupakan salah satu yang terkuat yang pernah tercatat, menurut studi Imperial College London, menjadi empat kali lebih mungkin terjadi karena perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia.

    NHC melaporkan bahwa badai tropis itu bergerak di area Bermuda pada Kamis (30/10) malam dengan kecepatan maksimum 155 kilometer per jam. Pemerintah mendesak warga setempat mengambil langkah pencegahan terhadap badai yang masih kuat tersebut.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Bojonegoro Catat 6.131 Sambaran Petir dalam Sepekan, Tertinggi di Jawa Timur

    Bojonegoro Catat 6.131 Sambaran Petir dalam Sepekan, Tertinggi di Jawa Timur

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Langit Bojonegoro bergemuruh tanpa henti selama sepekan terakhir. Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Tuban, wilayah ini mencatat 6.131 sambaran petir hanya dalam tujuh hari hingga Jumat (31/10/2025). Angka tersebut menempatkan Bojonegoro sebagai daerah dengan aktivitas petir tertinggi di Jawa Timur.

    Melalui unggahan di akun Instagram resminya, @bmkgtuban, BMKG menegaskan bahwa Bojonegoro menempati posisi puncak dalam klasemen sambaran petir regional. Menurut analisis mereka, fenomena ini menandakan masa pancaroba tengah berlangsung di wilayah tersebut.

    “Kondisi peralihan musim seperti ini seringkali ditandai dengan cuaca yang ekstrem dan sulit ditebak, termasuk hujan lebat yang disertai kilat dan angin kencang,” tulis BMKG dalam keterangannya.

    Sebagai langkah antisipasi, BMKG mengimbau masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem. Warga diminta tidak berlindung di bawah pohon saat hujan badai, menjauhi area terbuka, serta memastikan instalasi listrik rumah dalam kondisi aman untuk menghindari risiko sambaran petir.

    Sebagai perbandingan, pada periode sebelumnya, Lamongan sempat memegang rekor tertinggi dengan 566 sambaran petir. Lonjakan signifikan di Bojonegoro menegaskan tingginya intensitas cuaca ekstrem di kawasan barat Jawa Timur tersebut.

    BMKG menyebut wilayah Bojonegoro, Lamongan, dan Tuban sebagai “segitiga petir”, zona yang kerap mengalami peningkatan aktivitas listrik udara saat transisi musim. Fenomena ini menjadi pengingat bagi warga untuk selalu waspada terhadap perubahan cuaca mendadak yang berpotensi menimbulkan bahaya. [lus/beq]

  • Video: Badai Melissa Terjang AS, Bantuan Terhambat Akibat Shutdown

    Video: Badai Melissa Terjang AS, Bantuan Terhambat Akibat Shutdown

    Jakarta, CNBC Indonesia – Amerika Serikat bersiap menghadapi ancaman besar dari Badai Melissa yang telah menimbulkan kerusakan parah di sejumlah negara Karibia.

    Pemerintah AS menyatakan telah mengerahkan tim bantuan bencana dan logistik penting ke wilayah terdampak, namun langkah tersebut terhambat oleh penutupan pemerintahan yang masih berlangsung.

    Selengkapnya dalam program Squawk Box CNBC Indonesia (Jumat, 31/10/2025) berikut ini.

  • Google Bangkitkan Lagi PLTN yang Sudah Tutup di Iowa, Jadi Sumber Energi Bersih untuk Data Center

    Google Bangkitkan Lagi PLTN yang Sudah Tutup di Iowa, Jadi Sumber Energi Bersih untuk Data Center

    JAKARTA — Google benar-benar serius mengejar target energi tanpa karbon. Perusahaan raksasa teknologi itu mengumumkan kerja sama dengan NextEra Energy untuk menghidupkan kembali pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Duane Arnold di Iowa, Amerika Serikat, yang telah ditutup sejak tahun 2020.

    NextEra sudah lebih dari setahun mencari mitra untuk membangkitkan kembali reaktor tersebut — dan kini menemukan sekutu kuat dalam Google, yang tengah berupaya memperluas pasokan energi hijau untuk mendukung armada pusat datanya yang terus tumbuh.

    Meski nilai kerja sama ini tidak diungkap, kedua perusahaan menegaskan bahwa proyek tersebut akan menghidupkan kembali reaktor berkapasitas 601 megawatt. Setelah direvitalisasi, kapasitasnya bahkan akan naik sekitar 14 megawatt tambahan.

    NextEra menargetkan reaktor tersebut beroperasi kembali pada 2029, dengan Google akan membeli sebagian besar listriknya selama 25 tahun ke depan. Sisa daya akan dijual kepada Central Iowa Power Cooperative, yang saat ini masih memiliki 20% saham di fasilitas tersebut.

    PLTN Duane Arnold ditutup pada 2020 setelah badai besar musim panas (derecho) merusak sistem penahan sekunder yang berfungsi mencegah kebocoran gas radioaktif. Kini, proyek kebangkitan ini diharapkan menjadi tonggak baru bagi industri energi nuklir yang mulai bangkit setelah lama tertidur.

    Fenomena ini bukan kali pertama terjadi. Tahun 2024, Microsoft juga mengumumkan kerja sama dengan Constellation Energy untuk menghidupkan kembali reaktor di Three Mile Island — lokasi yang terkenal karena insiden nuklir 1979. Proyek tersebut diperkirakan menelan biaya 1,6 miliar dolar AS dan ditargetkan aktif kembali pada 2028.

    Para analis menilai langkah seperti ini adalah “jalan pintas” untuk menambah kapasitas listrik nuklir tanpa harus membangun reaktor baru, yang biasanya memakan waktu lebih dari satu dekade. Namun, proyek semacam ini tetap harus bersaing dengan pembangkit gas alam baru, yang juga butuh waktu bertahun-tahun untuk rampung.

    Sembari menunggu reaktor-reaktor tua itu bangkit, Google terus mempercepat investasi pada energi surya dan baterai, yang bisa dipasang hanya dalam hitungan bulan. Strategi ini mempercepat langkah menuju ambisi besar mereka: mengoperasikan seluruh data center dengan 100% energi bebas karbon sebelum 2030.

    Langkah Google ini bukan hanya tentang listrik, tapi tentang masa depan infrastruktur digital yang bersih, stabil, dan berkelanjutan — sebuah kombinasi yang bisa mengubah wajah industri teknologi global dalam dekade mendatang.

  • Pabrik Sepatu Ramai-ramai Hengkang dari Tangerang, Buruh: Cari Upah Murah

    Pabrik Sepatu Ramai-ramai Hengkang dari Tangerang, Buruh: Cari Upah Murah

    Bisnis.com, JAKARTA — Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) mengungkapkan sejumlah pabrik sepatu jenama internasional meninggalkan kawasan Tangerang, Banten untuk berpindah ke wilayah dengan upah pekerja yang lebih rendah.

    Presiden KSPI Said Iqbal menjelaskan bahwa hal tersebut dilakukan oleh perusahaan untuk menyesuaikan biaya produksi, termasuk biaya tenaga kerja. Selain itu, hal ini berkenaan dengan pengembangan kawasan industri di berbagai daerah.

    Dia lantas mencontohkan sejumlah pabrik seperti PT Tah Sung Hung yang memproduksi sepatu jenama Adidas berpindah ke Cirebon, serta PT Long Rich yang hengkang ke kawasan yang sama.

    “Jadi mulai dari Cirebon, Brebes, Batang, Pekalongan, nah itu mainnya di situ. Karena kan ini daerah-daerah yang pemerintah daerahnya sudah membuat kawasan industri,” kata Said saat ditemui di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (20/10/2025).

    Dia lantas menanggapi kabar pemutusan hubungan kerja (PHK) di produsen sepatu jenama Nike, yakni PT Victory Chingluh yang juga berlokasi di Tangerang.

    Menurutnya, Victory Chingluh juga akan melakukan strategi yang sama sehingga berdampak terdapat pengurangan karyawannya.

    Kendati demikian, Said memandang bahwa tak semua pabrik alas kaki di Tangerang akan bedol desa, mengingat kebutuhan yang masih tinggi dari sisi penjagaan kualitas produk.

    “Kebanyakan mereka ada pekerjaan-pekerjaan tangan seperti menjahit akhir, finishing sehingga di Tangerang itu tetap dipertahankan. Andai terjadi kerusakan yang tidak sesuai dengan standar, produsen di Tangerang ini yang tetap melakukan ekspor,” paparnya.

    Berdasarkan catatan Bisnis, Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) menjelaskan bahwa badai PHK yang menerjang industri alas kaki pada awal tahun ini salah satunya terkait kesulitan perusahaan memenuhi biaya upah.

    Direktur Eksekutif Aprisindo Yoseph Billie Dosiwoda menjelaskan bahwa pengusaha memiliki keluhan terkait regulasi upah yang berubah-ubah dan mengalami kenaikan yang cukup tinggi, sehingga perusahaan tidak mampu membayar. 

    “Kami dari asosiasi prihatin atas keadaan ini. Teman-teman anggota berusaha stabil agar tidak terjadi PHK dalam kondisi ekonomi awal tahun seperti ini,” kata Billie kepada Bisnis, Kamis (6/3/2025) lalu. 

  • Trump Bertemu Xi Jinping, AS Umumkan Mulai Kembali Uji Coba Nuklir

    Trump Bertemu Xi Jinping, AS Umumkan Mulai Kembali Uji Coba Nuklir

    Dunia Hari Ini kembali dengan laporan dari beberapa negara selama 24 jam terakhir.

    Laporan utama dalam edisi Kamis, 30 Oktober 2025 ini kami awali dengan pertemuan Trump dan Xi.

    Pertemuan Trump dan Xi

    Presiden AS Donald Trump telah bertemu dengan Presiden China Xi Jinping, tak lama setelah mengatakan akan memerintahkan dimulainya kembali uji coba senjata nuklir AS.

    “Pertemuan kami akan sangat sukses, saya yakin. Namun, beliau adalah negosiator yang sangat tangguh,” ujar Trump sambil berjabat tangan dengan Xi, yang hanya menunjukkan sedikit ekspresi.

    Ia mengatakan kesepakatan dagang dengan China dapat ditandatangani pada hari Kamis waktu setempat.

    Saat mereka duduk bersama delegasi masing-masing untuk mulai berbicara, Xi menyampaikan kepada Trump melalui seorang penerjemah bahwa wajar jika kedua negara dengan ekonomi terkemuka dunia ini sesekali mengalami gesekan.

    “Beberapa hari yang lalu … kedua tim ekonomi dan perdagangan kami mencapai konsensus dasar dalam menangani masing-masing masalah utama dan membuat kemajuan yang menggembirakan,” ungkap Xi.

    Badai Melissa menelan korban jiwa

    Badai Melissa, salah satu badai Atlantik terkuat yang pernah tercatat, telah menewaskan puluhan orang di Kuba, Haiti, dan Jamaika.

    Sistem cuaca tersebut mendarat di Jamaika pada hari Selasa sebagai badai kategori lima yang dahsyat dengan kecepatan angin tertinggi 295 kilometer per jam.

    Badai tersebut kemudian bergerak ke Kuba dan Haiti, tetapi bahkan negara-negara di luar jalur langsungnya pun merasakan dampak yang dahsyat.

    Setidaknya 40 orang tewas di Haiti, ujar Steven Aristil dari Badan Perlindungan Sipil Haiti kepada The Associated Press.

    Ia mengatakan 20 dari kematian tersebut dilaporkan di kota pesisir selatan Petit-Goâve, di mana 10 lainnya masih hilang.

    Serangan Israel tewaskan ratusan orang

    Militer Israel mengatakan mereka akan mematuhi perjanjian gencatan senjata di Gaza, sementara pejabat kesehatan di sana mengatakan serangan udara IDF telah menewaskan 104 orang.

    Kedua belah pihak saling menyalahkan atas pelanggaran perjanjian tersebut.

    Israel melancarkan serangan udara di Gaza pada Selasa malam.

    Mereka mengaku bertindak setelah serangan militan Palestina menewaskan seorang tentara, dalam tantangan terbaru terhadap gencatan senjata yang sudah rapuh.

    Militer Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka akan terus menegakkan perjanjian gencatan senjata dan akan menanggapi dengan tegas “setiap pelanggaran.”

    Banjir di Vietnam

    Hujan deras telah menyebabkan banjir besar di Vietnam tengah, sementara badai kategori lima mengamuk di belahan dunia lain di Karibia.

    Sungai-sungai meluap dan menenggelamkan rumah-rumah, lahan pertanian, dan destinasi wisata di kota-kota bersejarah Hue dan Hoi An.

    Curah hujan di pusat kota Hue mencapai 1.085 milimeter (42 inci) dalam 24 jam hingga Senin malam, volume tertinggi yang pernah tercatat di Vietnam, menurut badan meteorologi negara itu.

    Pada Selasa pagi, ketinggian air di Sungai Perfume yang ikonis di Hue telah naik hingga hampir 5 meter dan mencapai ketinggian pinggang di bekas ibu kota kekaisaran yang terdaftar di UNESCO dan kota kuno Hoi An.

    Lihat Video ‘Trump dan Xi Jinping Bertemu, Sepakat Jalin Komunikasi’:

  • Humas dan Pustakawan dalam Semangat Sumpah Pemuda

    Humas dan Pustakawan dalam Semangat Sumpah Pemuda

    Bisnis.com, JAKARTA – Setiap bangsa memiliki masa, kejujuran informasi menentukan arah sejarahnya. Kita pernah mengalami itu di masa pergerakan, ketika kabar dan surat-surat perjuangan menjadi alat penyatu tekad kemerdekaan. Kini, di abad ke-21, bangsa Indonesia kembali dihadapkan pada ujian yang serupa namun dalam wujud yang berbeda, yakni krisis makna di tengah melimpahnya informasi.

    Informasi yang dulu menjadi sumber pencerahan kini bisa berubah menjadi sumber kebingungan. Ketika setiap orang dapat menjadi penyampai pesan, batas antara fakta dan opini, antara data dan narasi, semakin kabur. Dalam situasi seperti itu, komunikasi publik bukan hanya soal kecepatan menyampaikan pesan, tetapi tentang bagaimana menjaga makna agar tidak terdistorsi di tengah kebisingan digital.

    Di sinilah peran Humas (Hubungan Masyarakat) dan Pustakawan menjadi sangat strategis. Keduanya merupakan komunikator publik yang berada di garda depan penyebaran pengetahuan dan pembentukan kepercayaan sosial. Meskipun berasal dari disiplin yang berbeda, keduanya memiliki tanggung jawab moral yang sama, yaitu memastikan bahwa informasi yang sampai kepada publik bersumber dari niat baik, disampaikan dengan etika, dan berorientasi pada kepentingan bangsa. Humas sebagai penjaga kredibilitas badan publik, Pustakawan sebagai komunikator pengetahuan.

    Dalam pandangan Harold D. Lasswell (1948), komunikasi yang efektif dapat diringkas dalam pertanyaan sederhana. Who says what, in which channel, to whom, and with what effect? Pertanyaan itu menegaskan bahwa kualitas komunikasi sangat ditentukan oleh siapa yang berbicara dan bagaimana ia menyampaikan pesannya.

    Humas adalah representasi dari lembaga. Wajah dan suara yang menentukan apakah publik akan percaya atau justru curiga. Fungsi utamanya bukan sekadar menyampaikan informasi, melainkan membangun dan memelihara kepercayaan publik (public trust). Dalam konteks lembaga negara seperti Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI), kepercayaan itu dibangun melalui komunikasi yang transparan, konsisten, dan berorientasi pelayanan.

    Humas lembaga publik dituntut untuk menjadi komunikator yang adaptif. Mereka harus mampu mengelola pesan di berbagai saluran. Misalnya, mulai dari pernyataan resmi di situsnya, hingga informasi populer di kanal media sosialnya. Tidak hanya itu, kolaborasi Humas dengan Pustakawan dapat dibuktikan dalam kerja-kerja komunikator, mulai dari klarifikasi isu hingga kampanye literasi digital. Mereka tidak hanya bekerja dalam ranah informasi, tetapi juga mengelola persepsi dan reputasi.

    Cutlip, Center, dan Broom (2006) dalam Effective Public Relations menyebut Humas sebagai fungsi manajemen yang membangun dan memelihara hubungan saling pengertian antara organisasi dan publiknya. Dalam era disinformasi, fungsi itu bergeser dari sekadar hubungan ke arah tanggung jawab moral: bagaimana memastikan masyarakat memperoleh informasi yang benar, tidak menyesatkan, dan memberi manfaat sosial.

    Ketika terjadi krisis informasi, misalnya penyebaran hoaks, kesalahan data, atau miskomunikasi kebijakan, Humas dituntut untuk bertindak cepat, akurat, dan beretika. Di sinilah profesionalitas komunikator diuji. Bukan hanya bagaimana ia menenangkan situasi, menguraikan informasi agar public teredikasi, melainkan juga bagaimana ia menjaga kepercayaan publik agar tetap utuh.

    Jika Humas adalah komunikator pesan, maka pustakawan adalah komunikator makna. Mereka tidak hanya menyimpan buku atau naskah, melainkan mengelola pengetahuan. Di tangan pustakawan, informasi mentah diubah menjadi pengetahuan yang terorganisasi, tervalidasi, dan mudah diakses.

    McQuail (2010) dalam Mass Communication Theory menekankan bahwa fungsi komunikator publik tidak sekadar menyampaikan pesan, tetapi menciptakan shared understanding atau kesepahaman bersama yang menjadi dasar bagi kohesi sosial. Pustakawan melaksanakan fungsi ini melalui literasi informasi, pelestarian sumber pengetahuan, dan pendidikan publik.

    Dalam konteks Perpusnas RI, pustakawan menjadi jembatan antara masa lalu dan masa depan. Melalui pengelolaan naskah-naskah Nusantara, mereka menjaga warisan pengetahuan bangsa agar tidak hilang ditelan zaman. Pengarsipan, digitalisasi, dan promosi naskah bukan semata kegiatan teknis, tetapi bagian dari komunikasi kebangsaan. Naskah-naskah itu berisi nilai moral, etika sosial, dan filosofi hidup yang membentuk identitas nasional.

    Di era digital, pustakawan tidak lagi hanya berada di balik meja, melainkan aktif di ruang publik. Pustakawan mengedukasi masyarakat tentang cara menilai kredibilitas sumber, memverifikasi informasi, dan menggunakan media digital dengan bijak. Mereka adalah “silent educators” yang menanamkan literasi sebagai bentuk ketahanan nasional terhadap arus disinformasi.

    Humas dan pustakawan sesungguhnya memiliki tiga nilai fundamental yang sama, yaitu kepercayaan publik, integritas, dan etika komunikasi. Mereka bekerja untuk melayani masyarakat, bukan sekadar menyenangkan atasan. Baik Humas maupun pustakawan beroperasi di atas landasan etika profesional dan kebenaran data.

    Sinergi keduanya menciptakan ekosistem komunikasi yang sehat. Humas memastikan pesan lembaga disampaikan dengan kredibel, sementara pustakawan memastikan isi pengetahuan yang dibagikan benar dan terverifikasi.

    Perpusnas RI telah menjadi contoh bagaimana kolaborasi dua profesi ini bisa membangun ekosistem literasi yang kuat. Dalam program Kelas Literasi Anak (KELANA) Spesial Hari Sumpah Pemuda, misalnya, pendekatan literasi tidak hanya dilakukan lewat membaca, tetapi juga melalui psikoedukasi dan keterampilan olah wicara. Di sini, pustakawan, humas, dan komunitas bekerja bersama menanamkan nilai keberanian berbicara, empati, serta kecintaan terhadap pengetahuan sejak usia dini.

    Program semacam ini membuktikan bahwa komunikasi publik tidak berhenti pada penyebaran informasi, tetapi meluas menjadi pendidikan karakter. Itulah makna terdalam dari fungsi komunikator publik dalam lembaga literasi negara: menjadi penjaga makna, bukan sekadar penyampai berita.

    Sumpah Pemuda dan Literasi Digital

    Ketika para pemuda tahun 1928 mengikrarkan Sumpah Pemuda, mereka tidak hanya menyatukan bahasa, bangsa, dan tanah air, tetapi mereka juga menyatukan makna. Mereka memahami bahwa bangsa yang tercerai secara makna akan mudah goyah secara politik dan sosial.

    Kini, Indonesia kembali berada di persimpangan serupa, bahwa tantangan terbesar bukan lagi kolonialisme asing, melainkan kolonialisme informasi. Jika dulu bangsa ini berjuang melawan penjajahan fisik, kini ia berjuang melawan penjajahan algoritma, bias media, dan banjir hoaks yang menyesatkan.

    Dalam konteks kekinian, makna “Satu Nusa” dapat dibaca sebagai komitmen menjaga kedaulatan informasi nasional. Tanah air tidak hanya sebidang wilayah geografis, tetapi juga ruang pengetahuan tempat warga bangsa membangun kesadaran bersama.

    Humas menjadi penjaga agar ruang itu tidak tercemar oleh informasi palsu. Mereka memastikan bahwa komunikasi publik yang keluar dari lembaga negara, termasuk Perpusnas, berbasis data dan memperkuat rasa percaya terhadap institusi publik. Pustakawan memastikan isi pengetahuan yang menjadi referensi publik tetap orisinal dan dapat dipertanggungjawabkan.

    Ketika kedua peran ini berjalan seiring, bangsa memiliki fondasi kuat. Fondasi itu adalah informasi yang akurat dan publik yang literat. Itulah bentuk baru dari “kemerdekaan berpikir” yang menjadi cita-cita para pendiri bangsa.

    Makna “Satu Bangsa” kini menemukan relevansinya dalam kolaborasi lintas profesi dan generasi. Humas tidak bisa bekerja sendiri; mereka memerlukan pustakawan, peneliti, dan pendidik untuk memastikan bahwa pesan publik didukung oleh data dan sumber tepercaya. Sebaliknya, pustakawan membutuhkan dukungan Humas agar hasil kerjanya diketahui dan dimanfaatkan publik secara luas.

    Dengan pendekatan komunikasi publik yang efektif, nilai-nilai kearifan lokal dari naskah-naskah lama dapat dihidupkan Kembali, dalam konteks kebangsaan masa kini. Bahkan nilai-nilai tersebut dapat menjadi sumber inspirasi etika, spiritualitas, dan tanggung jawab sosial. Itulah esensi dalam kolaborasi kebangsaan, ketika setiap profesi menyumbangkan keahliannya untuk memperkuat collective intelligence bangsa.

    Bahasa menjadi sarana pemersatu. Namun, di era media sosial, bahasa juga bisa menjadi sumber perpecahan. Komentar tajam, ujaran kebencian, dan disinformasi kerap mengaburkan empati yang menjadi dasar komunikasi kebangsaan. Di titik ini, humas dan pustakawan memegang tanggung jawab penting. Kedua profesi tersebut bertugas mengembalikan bahasa publik ke fungsi aslinya, yaitu bahasa yang mencerdaskan dan menenangkan.

    Bahasa komunikasi publik seharusnya membangun pengertian, bukan mengadu domba. Ia harus inklusif, jernih, dan mengandung kejujuran. Humas mengelola pesan dengan etika, pustakawan mengelola pengetahuan dengan integritas. Keduanya mengajarkan publik untuk menggunakan bahasa yang berempati, untuk membaca dan berbicara dengan hati.

    Semangat Sumpah Pemuda bukan sekadar romantika sejarah. ia adalah kompas moral untuk menghadapi tantangan komunikasi modern. Dalam dunia yang dipenuhi informasi instan dan opini tak terbatas, semangat itu mengingatkan kita bahwa keutuhan bangsa hanya bisa dijaga jika kebenaran dijaga bersama.

    Humas dan pustakawan adalah dua penjaganya. Mereka mungkin tidak berada di barisan depan politik, tetapi merekalah yang memastikan agar bangsa ini tidak kehilangan jati dirinya di tengah perang makna. Di situlah semangat “pemuda bergerak” menemukan makna baru. Bukan lagi sekadar turun ke jalan, tetapi bergerak dalam literasi, komunikasi, dan tanggung jawab sosial.

    Pada akhirnya, Humas dan pustakawan adalah dua wajah dari satu panggilan, yaitu menjaga bangsa agar tetap bersatu dalam pengetahuan dan kebenaran. Keduanya bekerja di ruang yang berbeda, tetapi memiliki tujuan yang sama, membangun kepercayaan publik yang menjadi dasar kemajuan bangsa.

    Di tengah krisis informasi global, mereka berperan sebagai penuntun arah moral komunikasi, di mana Humas menjaga agar pesan publik tetap etis dan kredibel dan pustakawan menjaga agar isi pengetahuan tetap jernih dan terbuka. Keduanya menjadi manifestasi modern dari semangat Sumpah Pemuda, semangat untuk berpikir jernih, berkolaborasi, dan menjaga persatuan.

    Puluhan tahun setelah ikrar itu dikumandangkan, tantangan bangsa telah berubah dari perang senjata menjadi perang makna. Namun selama masih ada mereka yang bekerja dengan hati, yang menjaga kebenaran dengan tenang, dan yang berkomunikasi dengan empati, bangsa ini tidak akan kehilangan arah.

    Humas dan pustakawan mungkin bukan para orator di podium besar, tetapi merekalah penjaga nalar publik di tengah badai informasi. Selama semangat Sumpah Pemuda terus mengalir dalam kerja mereka, Indonesia akan tetap bersatu dalam bahasa yang jernih, dalam ilmu yang benar, dan dalam keyakinan bahwa pengetahuan adalah wujud paling tinggi dari cinta pada Tanah Air.