Tag: Azhar Arsyad

  • Kronologis Bentrok di Debat Pilgub Sulsel 2024, Dipicu Teriakan ‘Bayar Utangmu’, Pendukung Berkelahi

    Kronologis Bentrok di Debat Pilgub Sulsel 2024, Dipicu Teriakan ‘Bayar Utangmu’, Pendukung Berkelahi

    GELORA.CO – –  Kericuhan terjadi pada debat kedua Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulawesi Selatan atau Sulsel di Hotel Claro, Makassar, Minggu (10/11/2024) siang.

    Pendukung kedua pasangan calon (paslon) yang maju di Pilgub Sulsel saling berhadapan dan nyaris terjadi kericuhan besar.

    Keributan terjadi di dalam ruangan debat dan di luar hotel tempat ratusan pendukung kedua paslon berkumpul.

    Tak ada korban jiwa dan luka-luka dalam insiden ini. 

    Sebelumnya, Bawaslu RI memasukkan Sulsel sebagai salah satu daerah yang memiliki indeks kerawanan tertinggi.

    Sulsel bahkan masuk dalam lima besar daerah paling rawan di Indonesia.

    Kelima daerah itu masing-masing, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kalimantan Timur, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tengah.

    Arena debat calon gubernur Sulsv

    Arena debat calon gubernur Sulsel yang digelar di Hotel Claro Makassar, Minggu (10/11/2024) siang nyaris diwarnai kericuhan akibat saling ejek dari kedua tim pendukung.

    Keributan yang terjadi di arena debat kandidat Pilgub Sulsel awalnya terjadi sebelum debat berlangsung yakni sekitar pukul 14.20 Wita. 

    Dua kalompok pendukung pasangan calon Danny Pomanto-Azhar Arsyad dan Andi Sudirman Sulaiman Fatmawati Rusdi saling berhadap-hadapan di Jl AP Pettarani.

    Tak lama kemudian, terjadi aksi saling lempar di pertigaan Jl AP Pettarani-Jl Andi Djemma, Makassar.

    Kondisi chaos ini berlangsung sekitar 15 menit. Pantauan Tribun-Timur, massa berbaju hitam mendominasi area. 

    Aparat keamanan turun mengamankan lokasi, ratusan polisi mengepung Jl AP Pettarani untuk mengondisikan jalan.

    Akibat kericuhan ini, Jl AP Pettarani tak bisa dilalui kendaraan selama beberapa jam lamanya. 

    Para pengguna jalan terpaksa berhenti untuk menghindari kejadian yang tak diinginkan. 

    Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Mokhamad Ngajib mengatakan, kericuhan dipicu adanya kesalahan pahaman antar kedua kubu simpatisan.

    “Terjadi keributan karena ada kesalahpahaman kedua belah pihak. Karena padat jalan juga toh,” kata Kombes Pol Mokhamad Ngajib dikonfirmasi wartawan.

    Kericuhan itu kata dia tidak berlangsung lama.

    “Sebentar aja (kejadiannya),” ujar perwira jebolan Akpol 1995 ini.

    Untuk mengantisipasi bentrok susulan, Ngajib mengaku sudah mempersiapkan langkah-langkah antisipatif.

    “Langkah-langkah, sudah (dilakukan) tadi, sudah dipisah kedua belah pihak. Kemudian kita kasih imbauan supaya mereka tidak mengulangi lagi. Sekarang sudah aman,” jelasnya.

    Ia pun mengimbau kepada dua kubu yang bertikai, agar kembali saling menghargai satu sama lain.

    “Mereka kan saudara, imbauan saya, jaga budayanya orang Makassar-Bugis. Sipakatau, Sipakalebbi, Sipakainge. Saling menghormati walaupun beda pilihan,” imbuhnya.

    Dalam insiden keributan itu, pihaknya mengaku tidak mengamankan satu orang pun dari kedua kubu.

    Saling Ejek 

    Sementara itu, saat debat berlangsung di Hotel Claro, dua kubu pendukung paslon juga nyaris adu jotos.

    Keributan dipicu saling ejek antarsesama pendukung paslon.

    Kubu Danny-Azhar tak terima kalimat yang dilontarkan kubu Andi Sudirman-Fatmawati Rusdi.

    Begitu juga kubu Andi Sudirman-Fatmawati, mereka tak terima teriakan kubu Danny-Azhar.

    Kalimat yang memicu kericuhan di dalam lokasi debat adalah utang dan pembohong.

    Kubu Danny-Azhar teriak utang, kubu Andi Sudirman-Fatmawati teriak paballe-balle (pembohong).

    Bukan hanya melalui sorak sorai yel-yel, tetapi juga melalui sindiran-sindiran tajam yang dilontarkan kedua pendukung.

    Momen saling sindir pertama terjadi saat pendukung kubu Andi Sudirman-Fatmawati meneriakkan slogan “jangan pilih DIA”.

    Kemudian disusul dengan teriakan “paballe-balle”, yang berarti ‘janji bohong’ dalam bahasa Makassar. 

    Seruan ini jelas ditujukan kepada lawan mereka, seolah mengingatkan publik untuk tidak mempercayai janji-janji dari kubu Danny-Azhar.

    Tidak mau kalah, pendukung kubu Danny-Azhar segera membalas sindiran tersebut.

    “Bayar utangmu, bayar utangmu, bayar utangmu!,” balas kubu Danny-Azhar sambil mengarahkan jari telunjuk ke kubu Andi Sudirman-Fatmawati.

    Sindiran ini mengarah pada isu utang Pemprov Sulsel di era pemerintahan Andi Sudirman saat ia menjabat sebagai Gubernur Sulsel. 

    Isu utang ini juga menjadi bahan perdebatan hangat di masyarakat, yang memicu adu argumen di arena debat.

    Situasi memanas ini segera diatasi oleh pihak keamanan dan panitia yang berjaga di lokasi. 

    Terdengar moderator berusaha melerai ketegangan antara dua kubu kandidat Pilgub Sulsel.

    Hingga kemudian, tim keamanan berhasil meredam kedua kubu sebelum terjadi bentrokan fisik yang lebih serius. 

    Moderator pun mengingatkan seluruh pendukung untuk tetap tenang dan menghormati jalannya debat publik demi menjaga kondusivitas acara.

    Meski terjadi insiden kecil, debat tetap berlangsung sesuai jadwal dengan pengamanan ketat. 

    Kedua kubu kembali duduk dan mengikuti jalannya debat dengan lebih tenang, meskipun suasana di antara para pendukung terlihat masih tegang.

    Saling kritik

    Dalam debat tersebut, kedua calon saling bertukar gagasan terkait visi-misi pembangunan Sulsel ke depan, dengan fokus pada isu ekonomi hijau dan tata ruang.

    Andi Sudirman menekankan komitmennya pada ekonomi hijau sebagai landasan utama dalam kebijakan pembangunan.

    Menurutnya, pembangunan berkelanjutan harus menjadi prioritas dalam merancang kebijakan yang ramah lingkungan. 

    Jika terpilih, ia berjanji memperkenalkan regulasi yang memfasilitasi ekonomi hijau.

    “Salah satunya adalah penetapan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) yang membatasi wilayah-wilayah tertentu agar tidak ditambang, meskipun ada konsesi. Dengan begitu, area rentan kerusakan bisa terlindungi,” ujarnya.

    Selain itu, Andi Sudirman mengusulkan agar pengaturan tata ruang seluruh wilayah Sulsel berada di bawah kewenangan Pemprov Sulsel untuk memastikan pengelolaan yang lebih terkendali dan berkelanjutan.

    Pernyataan Andi Sudirman segera ditanggapi oleh Danny Pomanto yang mengkritisi kebijakan tata ruang yang dijalankan Andi Sudirman selama menjabat sebagai Gubernur Sulsel.

    Danny menyoroti masalah pertambangan di wilayah Basse Sangtempe (Bastem), Luwu, yang menurutnya telah menyebabkan kerusakan lingkungan.

    “Pak Andi Sudirman, Anda pernah menjabat sebagai Gubernur Sulsel. Bagaimana dengan kajian tata ruang di Bastem? Izin pertambangan yang diberikan di sana menyebabkan bencana, seperti banjir yang melanda Luwu,” kata Danny.

    Danny juga mengkritik proses perencanaan tata ruang yang dianggapnya kurang melibatkan masyarakat.

    Ia menyebut contoh warga di Kecamatan Seko, Kabupaten Luwu Utara, yang merasa tidak dilibatkan dalam perencanaan yang berdampak besar pada kehidupan mereka.

    “Saya berbicara dengan teman-teman di Seko, dan mereka mengatakan bahwa kawasan Rampi, Seko, dan Rongkong hampir selesai dipetakan, namun masyarakat tidak diajak berdiskusi,” ungkapnya.

    Danny menegaskan bahwa masyarakat adat, yang memiliki pemahaman mendalam tentang tanah dan wilayah mereka, harus dilibatkan dalam perencanaan tata ruang.

    Menurutnya, hal ini penting untuk mencegah terjadinya bencana alam yang berulang.

    “Masyarakat adat memahami tanah ulayat mereka dan memiliki pengetahuan tentang pengelolaan wilayah yang bisa mencegah bencana. Jika mereka tidak dilibatkan, kita akan terus melihat kerusakan lingkungan yang berujung pada bencana,” pungkas Danny.

    Debat yang berlangsung sengit ini menunjukkan perbedaan pandangan kedua calon terkait pengelolaan lingkungan dan tata ruang di Sulsel.

    Bawaslu Ogah Urus Bentrokan di Luar Arena

    Bawaslu Sulsel menyebut, bentrokan antarpendukung pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulsel di luar arena debat, bukan tanggungjawab Bawaslu Sulsel, melainkan tanggungjawab pihak keamanan atau kepolisian.

    Komisioner Bawaslu Sulsel, Andarias Duma mengatakan pihaknya tetap mengawasi jalannya debat baik di dalam maupun di luar lokasi.

    Bentrokan yang terjadi menjadi bahan evaluasi ke depannya.

    Di luar arena debat, para pendukung saling lempar batu.

    Andarias emikirkan opsi adanya penambahan pihak keamanan untuk menghindari riak-riak yang terjadi khususnya pada hari pencoblosan dan setelah pencoblosan.

    Pasalnya, pada momen itu diprediksi biasanya terjadi protes oleh para pendukung pasangan calon.

    “Yah nanti kita evaluasi ini bagaimana situasi keamanan ke depan Bawaslu akan berkoordinasi dengan pihak keamanan,” jelasnya.

    Pada debat Pilgub Sulsel pertama juga terjadi riak-riak antara pendukung.

    Bawaslu menyarankan ke KPU Sulsel agar jadwal debat dipindah pada siang hari. Akan tetapi bentrokan tetap terjadi.

    “KPU ikut dengan usulan kita dengan pengalaman kemarin ada riak-riak, tadi juga terjadi riak-riak terjadi di luar,” ujarnya.

    Bawaslu Sulsel tidak mempunyai cara untuk meredam hal tersebut. Keamanan masuk dalam wilayah pihak kepolisian.

    Bawaslu Sulsel lebih menekankan pada pengawasan pada tingkat TPS

  • Pendukung Danny Pomanto dan Andi Sudirman Bentrok Jelang Debat Pilgub Sulsel, Batu Beterbangan

    Pendukung Danny Pomanto dan Andi Sudirman Bentrok Jelang Debat Pilgub Sulsel, Batu Beterbangan

    GELORA.CO  – Dua kelompok massa pendukung dari calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Selatan nomor urut 1 dan 2, Danny Pomanto-Azhar Arsyad dan nomor urut 2, Andi Sudirman-Fatmawati Rusdi, terlibat bentrok, di Jalan AP Pettarani, Makassar, Minggu (10/11/2023) sekitar pukul 14.20 WITA.

    Kedua kelompok massa pendukung itu terlibat saling lempar batu selama 15 menit jelang debat kedua Pilkada Sulawesi Selatan 2024 yang dihelar di Hotel Claro, yang berada di Jalan AP Pettarani.

    Bentrokan terjadi di pertigaan Jalan AP Pettarani – Jalan Andi Djemma, dengan masing-masing kelompok saling melempar batu ke arah lawan.

    Dikutip dari tribun-timur.com, massa berbaju hitam mendominasi area tersebut.

    Aparat keamanan langsung turun tangan, dengan ratusan polisi mengepung lokasi untuk mengamankan situasi dan mengendalikan lalu lintas.

    Beberapa kendaraan yang melintas juga sempat menjadi sasaran lemparan batu, membuat Jalan AP Pettarani tidak bisa dilalui kendaraan untuk sementara waktu.

    Baca juga: Respons Istana hingga Menko Polhukam soal Prabowo Dukung Ahmad Luthfi-Taj Yasin di Pilkada Jateng

    Pengguna jalan terpaksa berhenti guna menghindari risiko yang tidak diinginkan.

    Pendukung Danny-Azhar mengenakan baju oranye, sementara pendukung Andi Sudirman-Fatma didominasi warna hitam, serta beberapa yang memakai baju putih dan biru.

  • Andalan Hati Bertekad Tambah Jumlah UMKM di Sulsel Dua Kali Lipat Menjadi 3,6 Juta

    Andalan Hati Bertekad Tambah Jumlah UMKM di Sulsel Dua Kali Lipat Menjadi 3,6 Juta

    FAJAR.CO.ID, MAKASSAR – Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Sulsel 02, Andalan Hati, bertekad meningkatkan jumlah UMKM di Sulsel menjadi dua kali lipat yakni 3,6 juta orang untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi.

    Hal itu disampaikan Andalan Hati saat pemaparan visi dan misi pada Debat Terbuka Kedua Pilkada Sulsel 2024 yang digelar di Ballroom Phinisi, Hotel Claro Makassar, Minggu (11/11/2024). 

    Debat yang diikuti dua paslon, yakni 01 Moh Ramdhan ‘Danny’ Pomanto-Azhar Arsyad (DIA) dan 02 Andi Sudirman Sulaiman-Fatmawati Rusdi (Andalan Hati), bertema ekonomi, infrastruktur, dan tata kelola sumber daya alam.

    “UMKM merupakan tulang punggung perekonomian. Kita bertekad mendua kali lipatkan jumlah UMKM di Sulsel menjadi 3,6 juta untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi,” kata Cawagub Sulsel 02 Fatmawati Rusdi.

    Sementara itu, Cagub Andi Sudirman Sulaiman menyampaikan bahwa paslon Andalan Hati jika diberi amanah oleh masyarakat Sulsel, maka akan melanjutkan pembangunan di seluruh sektor, yang pondasinya sudah dibagun pada lima tahun sebelumnya.

    “Pembangunan yang tentunya akan membawa Sulsel menjadi provinsi yang maju dan berkarakter untuk menyambut Indonesia Emas 2045,” tegas Cagub 02 Andi Sudirman Sulaiman.

    umlah pelaku UMKM di Sulsel pun semakin meningkat setiap tahunnya. semula hanya 900 ribu (Tahun 2017-2018) menjadi 1,8 juta UMKM (Tahun 2023).

    Geliat UMKM juga, tidak lepas dari peningkatan daya saing pada sektor UMKM di Sulsel berhasil dilakukan oleh Andi Sudirman Sulaiman semasa menjabat.

  • Hanya 1 dari Tiga ASN Pemprov yang Diproses Pelanggaran Netralitas, Tim Hukum Danny-Azhar Soroti Bawaslu

    Hanya 1 dari Tiga ASN Pemprov yang Diproses Pelanggaran Netralitas, Tim Hukum Danny-Azhar Soroti Bawaslu

    FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Tim hukum pasangan calon Gubernur Sulsel, Moh Ramdhan Pomanto dan Azhar Arsyad menyoroti Bawaslu terkait pelanggaran netralitas ASN Pemprov.

    Ketua Tim Hukum Danny-Azhar, Akhmad Rianto menjelaskan bahwa laporan mereka terkait dugaan keterlibatan Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam kampanye politik menunjukkan adanya ketidakadilan.

    Dalam kasus ini, terdapat tiga orang yang berpose dengan simbol jari terkait salah satu calon dalam Pilgub Sulsel. Namun, hanya satu orang yang ditetapkan sebagai tersangka, yaitu Kepala Samsat Wilayah Makassar I, Yarham Yasmin.

    “Saya tidak tahu apakah ini kesengajaan yang dilakukan oleh Bawaslu Sulsel sehingga secara parsial menetapkan satu orang tersangka. Padahal ketiganya bisa dijadikan tersangka. Karena mengangkat simbol jari yang identik salah satu paslon pilgub,” ujarnya, Kamis (31/10/2024).

    Lebih lanjut, Rianto juga menyoroti laporan terkait kegiatan jalan santai dalam rangka peringatan HUT Sulsel yang ke 335 tahun di Kabupaten Soppeng yang turut dihadiri oleh Cagub Sulsel nomor urut 2, Andi Sudirman Sulaiman.

    Ia menegaskan, kehadiran Andi Sudirman dalam acara tersebut jelas menguntungkan dirinya sebagai salah satu calon di Pilgub Sulsel. Sayangnya, laporan ini justru dipindahkan ke Bawaslu Soppeng tanpa penanganan yang memadai.

    Akhmad Rianto tidak berhenti di situ. Ia juga mengkritik laporan yang melibatkan Pj gubernur Sulsel, Pjs Wali Kota Makassar, dan Pj Sekda Makassar yang diduga terafiliasi dengan pasangan calon 02. Menurutnya, laporan ini tidak dilanjutkan tanpa alasan yang jelas.

  • Azhar Arsyad: hanya 01 yang Bisa Membawa Sulsel Bersaing di Tingkat Nasional hingga Global

    Azhar Arsyad: hanya 01 yang Bisa Membawa Sulsel Bersaing di Tingkat Nasional hingga Global

    FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Pasca debat perdana yang diselenggarakan KPU Sulsel, calon Wakil Gubernur Sulsel nomor urut 01, Azhar Arsyad kembali tancap gas untuk menemui warga.

    Ketua DPW Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Sulsel ini akan kembali melakukan kampanye terbatasnya di Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep) pada Rabu (30/10/2024).

    Sekretaris DPW PKB Sulsel, Muhammad Haekal menyampaikan agenda cawagub selanjutnya di Pangkep yakni pertemuan terbatas dengan tim anggota legislatif (aleg) PKB.

    “Rabu kita kampanye di Pangkep dengan titik kampanye pertemuan terbatas dengan tim aleg. Kemudian kunjungan tokoh masyarakat beberapa titik,” ucap Muhammad Haekal.

    Penerimaan masyarakat kepada pasangan DIA (Danny – Azhar), sambung Muh Haekal sangat positif karena masyarakat menginginkan perubahan lebih baik untuk Sulsel.

    Menyinggung debat perdana, visi dan misi pasangan bertagline Save Sulsel itu memberikan gambaran yang akan terealisasi jika terpilih 27 November mendatang.

    “Visi dan misi DIA lebih baik, pemerataan pembangunan kota dan desa yang digagas adalah komitmen adanya perubahan untuk kesejahteraan lebih baik ke depan,” ucap Muh Haekal ditemui di Kantor DPW PKB Sulsel, Jl. Prof. Basalamah, Makassar.

    Sementara itu, Azhar Arsyad pasca debat menyampaikan terima kasih kepada masyarakat, yang telah memberi dukungan penuh menuju perubahan.

    “Debat pertama kita butuh pemimpin baru yang menawarkan perubahan dan perbaikan nasib,” ucap eks Sekjen PB DDI.

    Pemimpin yang punya gagasan jelas dan prospektif membawa Sulsel memiliki daya saing nasional bahkan global.