Tag: Ayatollah Ali Khamenei

  • Iran Siap Serang Israel Lagi, Perang Berlanjut?

    Iran Siap Serang Israel Lagi, Perang Berlanjut?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Meski gencatan senjata sementara telah tercapai pascaserangan terhadap fasilitas militer dan nuklirnya, Iran memperingatkan bahwa pihaknya siap merespons setiap serangan baru dari Israel dengan “pembalasan yang menghancurkan dan dahsyat.”

    Peringatan ini datang langsung dari militer Iran yang menandakan meningkatnya risiko konflik militer terbuka di kawasan Timur Tengah.

    “Kekuatan bersenjata kami kini lebih siap dibandingkan sebelumnya. Jika ada agresi ulang dari rezim Zionis, maka mereka akan menghadapi respons yang menghancurkan dan mematikan,” ujar Juru Bicara Angkatan Bersenjata Iran, Brigadir Jenderal Abolfazl Shekarchi, sebagaimana dikutip dari kantor berita Mehr, Rabu (2/7/2025).

    Pernyataan Shekarchi mempertegas sikap garis keras Iran terhadap Israel, yang disebutnya “tidak pernah bisa dipercaya, baik oleh dunia maupun oleh Iran.” Ia juga menegaskan bahwa Republik Islam Iran “tidak pernah menganggap penghentian konflik sebagai pilihan.”

    Pernyataan ini muncul setelah serangkaian serangan Israel terhadap fasilitas nuklir dan militer Iran pada pertengahan Juni, yang kemudian diikuti serangan tambahan oleh militer Amerika Serikat.

    Meski konflik berlangsung selama 12 hari dan diakhiri oleh gencatan senjata yang dimediasi AS dan Qatar, belum ada tanda-tanda bahwa perjanjian jangka panjang dapat tercapai.

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan bahwa serangan AS telah “menghancurkan total” fasilitas nuklir Iran.

    “Mereka tidak mengira itu benar-benar bisa dilakukan, tapi yang kami lakukan luar biasa… Israel memang memberikan kerusakan, tapi kami yang memberikan pukulan akhir,” kata Trump dalam wawancara dengan Fox News.

    Namun, meski AS menyatakan kemenangan, status persediaan uranium Iran yang diperkaya tinggi hingga kini belum jelas. Iran terus bersikeras bahwa program nuklirnya tidak ditujukan untuk kepentingan militer, meski telah mempercepat produksi uranium tingkat tinggi mendekati kualitas senjata.

    Sikap Iran terhadap pengawasan internasional juga mengeras. Alih-alih kembali ke meja perundingan dengan pemerintahan Trump, Teheran justru mengumumkan akan menangguhkan kerja sama dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA), badan pengawas nuklir di bawah PBB.

    Ali Shamkhani, tokoh senior keamanan nasional Iran, menegaskan bahwa serangan terhadap fasilitas nuklir tidak serta merta mengakhiri kekuatan Iran.

    “Bahkan jika kita berasumsi bahwa fasilitas tersebut sepenuhnya hancur, permainannya belum selesai. Bahan yang telah diperkaya, pengetahuan lokal, dan tekad politik tetap ada,” ujarnya kepada kantor berita IRNA.

    “Kini inisiatif politik dan operasional – dengan hak pembelaan sah – berada di tangan pihak yang tahu cara bermain cerdas dan menghindari tembakan serampangan. Akan ada lebih banyak kejutan,” tambahnya.

    Pernyataan-pernyataan tersebut makin menambah ketegangan di kawasan, yang sejak awal tahun telah diwarnai konfrontasi antara Israel, Iran, dan sekutunya. Konflik ini juga menciptakan ketidakpastian diplomatik, karena tidak ada proses negosiasi formal yang berlangsung sejak konflik terakhir.

    Ayatollah Ali Khamenei, Pemimpin Tertinggi Iran, juga turut melontarkan kecaman tajam terhadap Presiden Trump, yang ia sebut sebagai “musuh Tuhan.” Kecaman ini memperkuat penilaian bahwa Teheran tidak akan membuka jalur dialog selama Trump masih menjabat.

     

    (luc/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Israel-Iran Gencatan Senjata, Khamenei-Trump Sibuk Buka ‘Perang’ Baru

    Israel-Iran Gencatan Senjata, Khamenei-Trump Sibuk Buka ‘Perang’ Baru

    Jakarta, CNBC Indonesia – Ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran kembali meningkat tajam setelah perang kata-kata pecah antara Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dan Presiden AS Donald Trump. Perselisihan ini mencuat pascaserangan udara AS terhadap fasilitas nuklir Iran selama konflik 12 hari antara Iran dan Israel yang berakhir dalam gencatan senjata rapuh.

    Dalam sebuah unggahan di akun resmi X-nya, Khamenei menuduh Trump “berlebihan dalam membuat klaim untuk menutupi dan menyembunyikan kebenaran,” merespons langsung pernyataan Trump yang menyebut AS telah “menghancurkan” fasilitas nuklir Iran. Khamenei juga membantah klaim Trump yang menyatakan telah “menyelamatkan nyawanya” selama konflik.

    “Siapapun yang mendengar pernyataan itu akan memahami bahwa di balik permukaan kata-kata itu, ada kenyataan lain,” tulis Khamenei dalam bahasa Farsi, sebagaimana dikutip Newsweek, Senin (30/6/2025). “Mereka gagal mencapai apapun.”

    Trump membalas lewat Truth Social dengan nada yang tidak kalah keras. Ia menyatakan bahwa dirinya “tidak menawarkan apapun kepada Iran” dan bahkan “tidak berbicara dengan pejabat Iran.”

    Komentar ini memperlihatkan sikap AS yang semakin keras terhadap Teheran di tengah jeda konflik yang belum stabil.

    Trump juga membual bahwa ia tahu lokasi Khamenei saat itu dan sengaja menghentikan serangan yang bisa saja “mengakhiri hidupnya dengan cara yang sangat buruk dan memalukan.” Ia menyindir, “Dia tidak perlu mengucapkan ‘Terima kasih, Presiden Trump!’”

    Pertukaran sindiran ini terjadi setelah gencatan senjata antara Iran dan Israel yang dimediasi AS, usai konflik militer selama hampir dua pekan. Dalam periode itu, AS meluncurkan serangan udara ke fasilitas nuklir Iran, yang menjadi eskalasi paling serius dalam sejarah terbaru konflik regional.

    Hingga kini, efektivitas serangan tersebut masih diperdebatkan di kedua kubu. Beberapa pejabat AS mengeklaim program nuklir Iran mengalami kerusakan signifikan, sementara lainnya meragukan dampaknya.

    Iran sendiri secara terbuka mengecilkan kerusakan, namun pernyataan Menteri Luar Negeri Abbas Araghchi mengisyaratkan bahwa serangan AS dan Israel memang menimbulkan kerusakan serius.

    Sebelumnya, dalam pernyataan video pada Kamis lalu, Khamenei menyatakan bahwa Iran telah memberikan “tamparan keras” kepada AS, dan menegaskan bahwa Israel akan “hancur total” jika bukan karena intervensi Amerika.

    Pernyataan itu memicu respons cepat dari Trump yang menegaskan bahwa dialah yang mencegah serangan lebih besar dari Israel ke Iran dan bahkan melindungi Khamenei dari serangan langsung.

     

    (luc/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Iran Enggan Negosiasi dengan AS Jika Ada Tekanan dan Keinginan Mendikte

    Iran Enggan Negosiasi dengan AS Jika Ada Tekanan dan Keinginan Mendikte

    JAKARTA – Perwakilan Tetap Iran untuk PBB Duta Besar Sa’eed Iravani mengatakan, tidak ada negosiasi apa pun dengan Amerika Serikat jika ada tekanan dari Washington dan keinginan mendikte kebijakannya terhadap Teheran.

    “Negosiasi memiliki prinsipnya sendiri, dan ini adalah proses memberi dan menerima. Jadi, kita harus terlibat dalam negosiasi dan berdiskusi satu sama lain, mungkin kita mencapai kesimpulan atau tidak, tetapi penyerahan tanpa syarat bukanlah negosiasi,” kata Duta Besar Iravani dalam wawancara dengan CBS News, melansir IRNA 30 Juni.

    Dubes Iravani mengatakan, jika Negeri Paman Sam ingin berbicara dengan Negeri Para Mullah, “mereka akan mendapati kita siap untuk itu, tetapi jika mereka ingin mendikte kita, tidak mungkin ada negosiasi dengan mereka.”

    Lebih jauh, Dubes Iravani mengecam ancaman Presiden AS Donald Trump untuk membunuh Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei sebagai “pelanggaran berat hukum internasional,” dengan berdasarkan hukum internasional, kepala negara memiliki kekebalan dari serangan apa pun.

    Pekan lalu, Presiden Trump rencananya untuk mencabut sanksi terhadap Iran, mengkritik Ayatollah Khamenei dan mempertimbangkan akan mengebom kembali Iran jika melanjutkan pengayaan uraniumnya, dikutip dari Reuters.

    Itu reaksi setelah sebelumnya Khamenei mengatakan Iran “menampar muka Amerika Serikat” seiring serangan terhadap pangkalan utama AS di Qatar, mengatakan Iran tidak akan pernah menyerah.

    Presiden Trump mengatakan Ia telah menyelamatkan nyawa Khamanei. Pejabat AS mengatakan kepada Reuters pada tanggal 15 Juni, Presiden Trump telah memveto rencana Israel untuk membunuh pemimpin tertinggi tersebut.

    “Negaranya hancur, tiga Situs Nuklirnya yang jahat DIHANCURKAN, dan saya tahu PERSIS di mana dia berlindung, dan tidak akan membiarkan Israel, atau Angkatan Bersenjata AS, yang sejauh ini Terhebat dan Terkuat di Dunia, mengakhiri hidupnya,” tulis Presiden Trump dalam unggahan media sosial.

    “SAYA MENYELAMATKANNYA DARI KEMATIAN YANG SANGAT BURUK DAN MEMALUKAN,” katanya.

    Dubes Iravani sendiri menegaskan kembali hak Iran untuk memperkaya uranium berdasarkan Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT), dengan mengatakan program pengayaan negaranya tidak akan berhenti setelah tindakan agresi AS terhadap situs nuklir Iran.

    AS diketahui mengebom tiga fasilitas nuklir utama di Iran, yaitu Fordow, Natanz dan Isfahan pada 21 Juni, sehingga terlibat langsung dalam perang agresi Israel yang pecah pada 13 Juni, sebelum kemudian disepakati gencatan senjata pada 24 Juni.

  • Trump Sindir Khamenei yang Klaim Iran Menang dalam Perang

    Trump Sindir Khamenei yang Klaim Iran Menang dalam Perang

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump ingin Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mengakui bahwa negaranya kalah dalam perang. Trump pun menyoroti Khamenei yang menjadi panutan di Iran.

    Di sisi lain, Trump juga menyindir kentalnya kebencian antara Iran dan Israel. Menurut Trump, baik Iran maupun Israel telah babak belur akibat konflik.

    Simak berita lainnya terkait Donald Trump di sini.

  • Iran Gelar Pemakaman Komandan Militer yang Tewas dalam Serangan Israel

    Iran Gelar Pemakaman Komandan Militer yang Tewas dalam Serangan Israel

    Jakarta

    Iran memulai upacara pemakaman kenegaraan pada hari Sabtu (28/6) untuk sekitar 60 orang, termasuk para komandan militernya, yang tewas dalam perang dengan Israel.

    Prosesi pemakaman yang berlangsung di Teheran, ibu kota Iran untuk para ilmuwan nuklir dan komandan militer yang tewas dalam serangan Israel dimulai pada pukul 8:00 pagi waktu setempat.

    “Upacara penghormatan kepada para martir telah resmi dimulai,” lapor TV pemerintah, yang memperlihatkan rekaman orang-orang yang mengenakan pakaian hitam, melambaikan bendera Iran, dan memegang foto para komandan militer yang terbunuh.

    Gambar-gambar menunjukkan peti mati yang dibungkus bendera Iran dan memuat potret para komandan yang telah meninggal dalam balutan seragam di dekat Lapangan Enghelab di Teheran bagian tengah.

    Amerika Serikat telah melancarkan serangan terhadap tiga lokasi nuklir Iran akhir pekan lalu, bergabung dengan sekutunya Israel dalam kampanye serangan udara terhadap Iran dalam konflik 12 hari yang dimulai pada 13 Juni lalu.

    Baik Israel maupun Iran mengklaim kemenangan dalam perang yang berakhir dengan gencatan senjata itu. Sementara pemimpin Iran Ayatollah Ali Khamenei meremehkan serangan AS itu karena dianggap “tidak menghasilkan sesuatu yang signifikan”.

    Serangan Israel terhadap Iran menewaskan sedikitnya 627 warga sipil, kata kementerian kesehatan Teheran. Serangan Iran terhadap Israel menewaskan 28 orang, menurut data Israel.

    Mohsen Mahmoudi, kepala Dewan Koordinasi Pembangunan Islam Teheran, berjanji bahwa hari ini akan menjadi “hari bersejarah bagi Iran dan revolusi Islam”.

    Di antara yang tewas adalah Mohammad Bagheri, seorang mayor jenderal di Garda Revolusi Iran dan orang kedua dalam komando angkatan bersenjata.

    Ia akan dimakamkan di samping istri dan putrinya, seorang jurnalis untuk media lokal, yang semuanya tewas dalam serangan Israel.

    Ilmuwan nuklir Mohammad Mehdi Tehranchi, yang juga tewas dalam serangan tersebut, akan dimakamkan bersama istrinya.

    Komandan Garda Revolusi Hossein Salami, yang tewas pada hari pertama perang, juga akan dimakamkan setelah upacara hari Sabtu.

    Dari 60 orang yang akan dimakamkan setelah upacara tersebut, empat di antaranya adalah anak-anak.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Trump Klaim Selamatkan Khamenei dari Kematian, Iran Geram!

    Trump Klaim Selamatkan Khamenei dari Kematian, Iran Geram!

    Jakarta

    Pemerintah Iran geram atas komentar Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengatakan telah menyelamatkan pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dari “kematian yang buruk dan memalukan”. Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Abbas Araghchi menyebut komentar tersebut “tidak sopan dan tidak dapat diterima”.

    “Jika Presiden Trump sungguh-sungguh ingin mencapai kesepakatan, ia harus mengesampingkan nada tidak sopan dan tidak dapat diterima terhadap Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Khamenei, dan berhenti menyakiti jutaan pendukungnya yang tulus,” tulis Araghchi di akunnya di platform media sosial X, dilansir dari kantor berita AFP, Sabtu (28/6/2025).

    Amerika Serikat melakukan serangan terhadap tiga lokasi nuklir Iran akhir pekan lalu, tanpa ada kepastian mengenai seberapa efektif serangan tersebut.

    Dengan serangan tersebut, Washington bergabung dengan kampanye serangan udara Israel terhadap program nuklir Iran dalam konflik 12 hari yang dimulai pada 13 Juni lalu.

    Kecaman menteri luar negeri Iran pada hari Sabtu (28/6) tersebut muncul setelah Trump mengatakan di platform Truth Social miliknya, bahwa ia telah menyelamatkan pemimpin Iran dari pembunuhan, menuduh Khamenei tidak tahu berterima kasih.

    “Saya tahu PERSIS di mana dia berlindung, dan tidak akan membiarkan Israel, atau Angkatan Bersenjata AS, yang sejauh ini merupakan yang Terhebat dan Terkuat di Dunia, mengakhiri hidupnya,” tulis Trump.

    “SAYA MENYELAMATKANNYA DARI KEMATIAN YANG SANGAT BURUK DAN MEMALUKAN, dan dia tidak perlu berkata, ‘TERIMA KASIH, PRESIDEN TRUMP!’”

    Trump juga mengatakan bahwa dia telah berupaya dalam beberapa hari terakhir untuk kemungkinan pencabutan sanksi terhadap Iran, salah satu tuntutan utama Teheran.

    “Tetapi tidak, sebaliknya saya malah dihujani pernyataan kemarahan, kebencian, dan rasa jijik, dan segera menghentikan semua upaya untuk meringankan sanksi, dan lainnya,” imbuh Trump, seraya mendesak Iran untuk kembali ke meja perundingan.

    Pemerintah Iran telah membantah akan melanjutkan perundingan nuklir dengan Amerika Serikat, setelah Trump mengatakan bahwa perundingan akan dimulai lagi minggu depan.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Amerika Hanya akan Puas Jika Iran Menyerah

    Amerika Hanya akan Puas Jika Iran Menyerah

    JAKARTA – Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan Amerika Serikat memperjelas posisinya menginginkan Iran menyerah.

    “Trump menunjukkan kebenaran, memperjelas bahwa Amerika hanya akan puas dengan penyerahan dan kekalahan Iran dan tidak ada yang lain,” katanya dalam pernyataan perdana usai gencatan senjata Iran-Israel dilansir CNN, Kamis, 26 Juni.

    Komentar Khamenei ini mengacu pada unggahan Truth Social Presiden Donald Trump pekan lalu. Trump lewat tulisannya menuntut Iran “MENYERAH TANPA SYARAT.”

    Khamenei mengatakan AS memiliki masalah mendasar dengan rezim Iran sejak Revolusi Islam 1979 yang membawanya ke tampuk kekuasaan.

    Baginya Washington telah menyamarkan tujuannya selama bertahun-tahun dengan menyinggung Iran soal hak asasi manusia, hak-hak perempuan, program nuklir hingga produksi rudal.

    “Namun dalam pernyataannya, ia (Trump) mengungkapkan kebenaran, ia menunjukkan sikapnya,” katanya.

    “Presiden sebelumnya tidak mengatakan ini, karena ini tidak dapat diterima, tidak dapat diterima dan tidak masuk akal untuk memberi tahu suatu negara untuk menyerah. Mereka mengemukakan berbagai alasan, tetapi pada intinya mereka menginginkan Iran menyerah,” imbuh Khamenei.

    Ayatollah Ali Khamenei dalam pernyataannya juga mengucapkan selamat kepada bangsa besar Iran atas kemenangannya melawan Israel.

    “Terlepas dari semua kegaduhan itu, dan dengan semua klaim itu, rezim Zionis hampir runtuh dan hancur di bawah pukulan Republik Islam,” kata Khamenei dikutip kantor berita pemerintah IRNA sebagaimana dilansir CNN, Kamis, 26 Mei.

    Khamenei juga menyinggung Amerika Serikat yang terlibat membantu Israel.

    “Karena mereka merasa bahwa jika mereka tidak masuk, rezim Zionis akan hancur,” ujar dia.

  • Israel Sebut Para Pembunuh Sudah Cari Khamenei, Tapi Belum Ada Kesempatan

    Israel Sebut Para Pembunuh Sudah Cari Khamenei, Tapi Belum Ada Kesempatan

    Tel Aviv

    Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz mengatakan bahwa militer sudah berencana membunuh Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei. Namun, para pembunuh yang mencari Khamenei belum menemukan kesempatan untuk menyerang.

    Dilansir Aljazeera, Jumat (27/6/2025) hal ini disampaikan Katz dalam wawancara dengan Channel 13 Israel. Katz mengatakan bahwa agen Israel “banyak mencari” Khamenei, tetapi mereka tidak dapat menemukan “kesempatan operasional” untuk melakukan serangan.

    Pihak berwenang Iran telah memperingatkan bahwa Israel mungkin masih berusaha membunuh Khamenei meskipun gencatan senjata sedang berlangsung berlangsung.

    Katz juga mengatakan bahwa ia “tidak melihat situasi di mana Iran akan memulihkan fasilitas nuklir” yang diserang oleh pasukan AS dan Israel.

    Dia menambahkan bahwa kemampuan Teheran untuk membangun senjata nuklir “hancur total”.

    Adapun rencana untuk membunuh Khamenei ini sudah digaungkan oleh Perdana Menteri Israel Netanyahu saat konflik dengan Iran. Namun, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menolak rencana Israel untuk membunuh pemimpin tertinggi Iran itu.

    “Kami mengetahui bahwa Israel punya rencana untuk menyerang pemimpin tertinggi Iran. Presiden Trump menentangnya dan kami memberi tahu Israel untuk tidak melakukannya,” kata pejabat AS yang enggan disebutkan namanya, dilansir AFP, Senin (16/6/2025).

    (rdp/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Khamenei Klaim Kemenangan Perang Atas Israel, Sebut Hal Ini ke Trump!

    Khamenei Klaim Kemenangan Perang Atas Israel, Sebut Hal Ini ke Trump!

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei secara tegas mengatakan, bahwa Iran tidak akan pernah menyerah kepada Amerika Serikat (AS). Hal ini disampaikan Khamenei dalam pidato pertamanya di depan publik sejak 19 Juni 2025 lalu.

    Khamenei menyatakan kemenangan Iran setelah 12 hari berperang dengan Israel, puncaknya pada serangan Iran ke pangkalan militer AS terbesar di Timur Tengah, di Qatar, pasca AS bergabung dengan serangan Israel.

    “Presiden AS (Donald Trump) menegaskan bahwa Amerika tidak akan puas dengan apa pun selain penyerahan diri Iran. Tapi kejadian seperti itu tidak akan pernah terjadi,” kata Khamenei mengutip Aljazeera, Jumat (27/6/2025).

    Pidato ini juga muncul di tengah-tengah laporan yang saling bertentangan di AS mengenai tingkat kerusakan yang ditimbulkan oleh serangan AS terhadap situs-situs nuklir utama Iran di Fordow, Natanz, dan Isfahan selama konflik.

    Di mana, Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa serangan tersebut “melenyapkan” fasilitas-fasilitas nuklir tersebut.

    Namun Khamenei mengatakan bahwa Trump telah “melebih-lebihkan” dampak dari serangan tersebut. Ia bahkan bilang, bahwa AS tidak mendapatkan apa-apa dari perang ini. “Serangan AS tidak memperoleh apa pun yang signifikan, terhadap fasilitas nuklir Iran,” ungkap dia.

    “Republik Islam menang, dan sebagai pembalasan memberikan tamparan keras pada wajah Amerika,” katanya, merujuk pada serangan rudal Iran yang menargetkan pangkalan udara AS di Qatar, yang tidak menimbulkan korban jiwa.

    Dalam laporan Al Jazeera di Teheran, Khamenei fokus pada angkatan bersenjata negara itu, serta memberikan ucapan selamat kepada mereka.

    Sementara warga Iran yang melarikan diri dari Teheran selama perang secara bertahap kembali ke kota, “Ada kecemasan umum di antara orang-orang Iran di sini juga karena mereka percaya bahwa ini hanyalah gelombang pertama perang,” kata Serdar dari Al Jazeera.

    “Banyak yang mempertanyakan efisiensi sistem pertahanan udara Iran, dan merasa bahwa Iran bisa menjadi lebih rentan terhadap potensi serangan di masa depan dari AS dan Israel,” tambah Serdar.

    (pgr/pgr)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Breaking News! Iran Ancam Serang Pangkalan AS, Khamenei ‘Tampar’ Trump

    Breaking News! Iran Ancam Serang Pangkalan AS, Khamenei ‘Tampar’ Trump

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menyatakan tidak akan menyerah terhadap Amerika Serikat dan mengancam akan kembali menyerang pangkalan militer Negeri Paman Sam.

    Dalam pesan yang disampaikan melalui TV pemerintah, Khamenei ‘menunjuk’ Donald Trump dengan menegaskan tidak akan menyerah atau menuruti permintaan Presiden AS tersebut.

    “Trump dalam salah satu pidatonya mengatakan Iran harus menyerah. Trump telah membuka kenyataan bahwa AS hanya akan puas jika Iran menyerah, tapi hal itu tidak akan terjadi, negara kami kuat,” katanya.

    Khamenei, dalam pesan videonya juga menyatakan bahwa Iran “memberikan tamparan keras ke wajah Amerika”.

    Ia mengatakan bahwa AS hanya melakukan intervensi dalam perang karena “merasa bahwa jika tidak melakukan intervensi, rezim Zionis [Israel] akan hancur total”.

    “Rezim Zionis hampir runtuh dan hancur di bawah serangan Republik Islam,” imbuhnya.

    (luc/luc)

    [Gambas:Video CNBC]