Tag: Ayatollah Ali Khamenei

  • Khamenei Kecam Israel Bunuh Warga Gaza Saat Cari Bantuan Makanan: Genosida!

    Khamenei Kecam Israel Bunuh Warga Gaza Saat Cari Bantuan Makanan: Genosida!

    Jakarta

    Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengecam keras tindakan tentara Israel yang membunuh warga Gaza saat mencari bantuan makanan di titik-titik distribusi di Gaza. Khamenei menyebut hal itu sebagai sebuah genosida.

    “Ini adalah bentuk genosida murahan yang dihitung dengan presisi Barat,” kata Khamenei lewat unggahan di Telegram dilansir Al-Jazeera, Minggu (13/7/2025).

    Khamenei mengatakan Israel telah memberi warga Palestina di Gaza pilihan yang sulit. Warga Palestina dipaksa memilih mati di bawah reruntuhan kelaparan, atau ditembak saat mencoba mendapatkan paket makanan.

    “Sebuah bangsa yang pernah mati di bawah bom senilai ratusan ribu dolar kini mati di antrean makanan akibat peluru yang harganya hanya beberapa dolar,” ujar Khamenei.

    Diberitakan sebelumnya, 10 warga Palestina dilaporkan tewas ditembak pada hari Jumat (11/7) waktu setempat saat mencari bantuan makanan di titik-titik distribusi di Gaza. Ini menambah hampir 800 kematian serupa dalam enam minggu terakhir, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

    Israel mulai melonggarkan blokade bantuan total yang telah berlangsung lebih dari dua bulan pada akhir Mei lalu. Sejak itu, sebuah organisasi baru yang didukung AS dan Israel, Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF), secara efektif telah menyingkirkan jaringan pengiriman bantuan yang dipimpin PBB.

    Sering dilaporkan bahwa pasukan Israel menembaki orang-orang yang mencari bantuan. Badan pertahanan sipil Gaza mengatakan 10 warga Palestina tewas ditembak pada hari Jumat saat menunggu di titik distribusi bantuan di dekat kota Rafah di Gaza selatan.

    “Ketika orang-orang mengantre untuk mendapatkan pasokan penting seperti makanan dan obat-obatan, dan ketika… mereka memiliki pilihan antara ditembak atau diberi makan, ini tidak dapat diterima,” kata juru bicara kantor hak asasi manusia PBB, Ravina Shamdasani, kepada para wartawan di Jenewa, Swiss, dilansir dari kantor berita AFP, Sabtu (12/7).

    (ygs/ygs)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Serangan ke Pangkalan Militer Al-Udeid di Qatar Bisa Terulang

    Serangan ke Pangkalan Militer Al-Udeid di Qatar Bisa Terulang

    GELORA.CO  – Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei mengeluarkan peringatan keras kepada Amerika Serikat pada Jumat (11/7/2025).

    Khamenei dengan tegas mengatakan bahwa serangan terhadap Pangkalan udar Al- Udeid di Qatar, yang menjadi markas utama militer AS di Timur Tengah dapat terulang jika ketegangan militer terus meningkat.

    “Penyerangan terhadap Pangkalan Udara Al Udeid bukanlah insiden kecil, melainkan insiden besar yang dapat terulang,” kata pemimpin tertinggi Iran, Ali Khamenei, dikutip dari Al-Arabiya.

    Pernyataan ini merujuk pada serangan rudal balistik yang dilancarkan Iran bulan lalu sebagai balasan atas serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran.

    Khamenei menekankan bahwa Iran memiliki kemampuan untuk menjangkau dan menghantam situs-situs militer penting milik Amerika di kawasan.

    “Kami mampu mencapai situs-situs penting Amerika di kawasan itu,” kata Khamenei.

    Rudal Iran Menghantam Pangkalan AS

    Pada 23 Juni lalu, satu rudal balistik iran berhasil menghantam Pangkalan udara Al-Udeid.

    Menurut pernyataan Pentagon, rudal tersebut menyebabkan kerusakan ringan pada radome, struktur pelindung peralatan komunikasi, meski tidak ada laporan korban luka.

    Juru Bicara Pentagon, Sean Parnell, mengklaim bahwa sebagian besar rudal lainnya berhasil dicegat oleh sistem pertahanan udara gabungan AS-Qatar. 

    “Satu rudal balistik Iran menghantam Pangkalan Udara Al Udeid pada 23 Juni, sementara rudal lainnya dicegat oleh sistem pertahanan udara AS dan Qatar,” kata Parnell.

    Menurutnya, tidak ada dampak serius sehingga pangkalan udara tersebut dapat berfungsi kembali.

    “Tidak ada korban luka. Pangkalan Udara Al Udeid tetap beroperasi penuh dan mampu menjalankan misinya, bersama mitra Qatar kami, untuk memastikan keamanan dan stabilitas di kawasan,” ujar Parnell.

    Citra satelit terbaru memperlihatkan kerusakan pada salah satu fasilitas komunikasi di pangkalan tersebut. 

    Meskipun tidak signifikan secara struktural, insiden ini menunjukkan bahwa sistem pertahanan udara AS masih bisa ditembus.

    Sebagaimana hal ini diakui oleh Jenderal Dan Caine. 

    Ia menyebut serangan tersebut sebagai “pertempuran Patriot tunggal terbesar dalam sejarah militer AS.”

    Iran mengklaim bahwa serangan ke Al-Udeid adalah bagian dari Operasi Annunciation of Victory, sebagai respons atas apa yang disebutnya “agresi militer terang-terangan” oleh AS terhadap fasilitas nuklir Iran.

    Dalam pernyataannya, Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) menegaskan bahwa Al-Udeid adalah “aset strategis terbesar tentara Amerika di Asia Barat” dan bukan sekadar pangkalan biasa.

    “Pangkalan dan aset militer bergerak AS di kawasan tersebut bukanlah titik kekuatan, melainkan kerentanan utama,” demikian peringatan pernyataan tersebut, dikutip dari Al-Jazeera.

    Kementerian Pertahanan Qatar menyatakan bahwa sistem pertahanan udaranya berhasil mencegat sebagian besar rudal yang mengarah ke pangkalan Al-Udeid, dan bahwa mereka telah menerima peringatan sebelum serangan terjadi.

    “Pukul 19.30 waktu setempat, kami menerima laporan bahwa tujuh rudal diluncurkan dari Iran menuju Pangkalan Udara Al Udeid,” kata pejabat Qatar.

    Mereka mengonfirmasi bahwa pangkalan telah dievakuasi sebelum rudal menghantam, demi keselamatan personel.

    Meski demikian, Iran dengan tegas menyatakan bahwa serangannya tidak bertujuan menyasar rakyat atau infrastruktur sipil Qatar. 

    Dalam pernyataan resmi, Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran menyebut bahwa tindakan itu “tidak menimbulkan ancaman apa pun bagi negara sahabat dan persaudaraan, Qatar.”

    Sebagai informasi, Pangkalan Udara Al-Udeid merupakan pangkalan militer terbesar AS di Timur Tengah, menampung sekitar 10.000 tentara. 

    Dibangun pada 1996, pangkalan seluas 24 hektar di barat daya Doha ini menjadi markas utama Komando Pusat AS (CENTCOM) untuk wilayah Asia Barat dan sekitarnya, mulai dari Mesir hingga Kazakhstan.

    Selain tentara AS, Al-Udeid juga menjadi rumah bagi Angkatan Udara Qatar, Inggris, serta sejumlah kontingen militer asing lainnya

  • Serangan ke Pangkalan Militer Bisa Terulang Lagi!

    Serangan ke Pangkalan Militer Bisa Terulang Lagi!

    Jakarta

    Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengeluarkan ancaman baru kepada Amerika Serikat. Dia mengatakan bahwa pangkalan militer Amerika di Timur Tengah dapat diserang lagi jika keputusan itu diambil.

    “Menyerang Pangkalan Udara Al Udeid bukanlah insiden kecil, melainkan insiden besar yang dapat terulang,” kata Khamenei pada Jumat (11/7) waktu setempat, dilansir dari Al Arabiya, Sabtu (12/7/2025).

    Ia merujuk pada serangan rudal balistik bulan lalu terhadap pangkalan AS terbesar di kawasan tersebut sebagai tanggapan atas serangan AS terhadap situs-situs nuklir Iran. “Kami mampu mencapai situs-situs penting Amerika di kawasan itu,” ujar Khamenei.

    Pada hari Jumat, Pentagon mengatakan kepada Al Arabiya English bahwa salah satu rudal menghantam pangkalan tersebut. Citra satelit minggu ini menunjukkan kerusakan pada radome di pangkalan tersebut, yang biasanya digunakan untuk menyimpan peralatan dan perlengkapan komunikasi. Al Udeid berfungsi sebagai markas terdepan Komando Pusat AS (CENTCOM) di kawasan tersebut.

    Sebelumnya, saat kembali muncul di hadapan publik untuk pertama kalinya usai perang Iran dengan Israel, Khamenei menyampaikan pesan pantang menyerah.

    Dilansir Reuters, kemunculan Khamenei pada Minggu (6/7) lalu itu diketahui dari video yang disiarkan oleh televisi pemerintah Iran. Dia sempat dilaporkan berada di ‘lokasi yang aman’ saat perang udara selama 12 hari antara Iran dengan Israel terjadi. Perang itu menewaskan komandan tinggi Iran dan ilmuwan nuklir Iran.

    Dalam video yang disiarkan oleh media pemerintah Iran, tampak puluhan orang menghadiri upacara peringatan hari Ashura. Mereka tampak berdiri sambil melantunkan doa saat Khamenei memasuki aula tempat banyak acara pemerintahan diadakan. Khamenei pun melambaikan tangan kepada para peserta upacara itu.

    Pada upacara tersebut, Khamenei meminta pembawa pidato penghormatan yang hadir untuk membacakan lagu kebangsaan tentang Iran dan kemakmuran serta perlindungan terhadap berbagai ancaman. Selama perang antara Iran dengan Israel, Khamenei hanya mengeluarkan pesan yang direkam dan menghindari penampilan publik sejak 13 Juni.

    Pemerintah Iran telah mengumumkan gencatan senjata usai perang 12 hari dengan Israel pada Rabu (25/6). Iran juga menyatakan siap berunding lagi di Amerika Serikat (AS) sambil menegaskan mereka berhak menggunakan tenaga atom untuk tujuan damai.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Drone Kecil Bisa Menghajar Perutnya saat Berjemur

    Drone Kecil Bisa Menghajar Perutnya saat Berjemur

    GELORA.CO – Said Javad Larijani, penasihat Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengklaim Iran bisa saja dengan mudah membunuh Donald Trump saat presiden AS itu berjemur di real estate-nya di Florida. Dalam sebuah potongan wawancara denga televisi Iran, dilansir Iran International, Larijani mengatakan, “Trump telah melakukan setuatu yang membuat dia tidak bisa lagi berjemur di Mar-a-Lago. Saat dia berbaring dengan perutnya menghadap matahari, drone kecil mungkin menghajar pusarnya. Itu sangat sederhana.”

    Sebelumnya, ulama-ulama Iran telah menyerukan kepada umat Muslim untuk membunuh Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebagai langkah balasan atas ancaman-ancaman terhadap Ayatollah Ali Khamenei. Adapun, komentar Larijani diungkapkannya setelah sebuah kampanye penggalangan dana bernama ‘pakta darah’ diluncurkan sebagai, “retribusi melawan mereka yang mengolok-olok dan mengancam Pemimpin Tertinggi Ali Khamenei.” Situs penggalangan dana itu dilaporkan telah berhasil mengumpulkan 40 juta dolar AS. 

    “Kami menjanjikan hadiah kepada siapa yang bisa membawa musuh Tuhan dan mereka yang mengancam nyawa Ali Khamenei ke pengadilan,” demikian pernyataan situs itu.

    Kampanye penggalangan dana itu menargetkan dana 100 juta dolar AS terkumpul untuk tujuan membunuh Donald Trump. Belum diketahui, siapa yang mengoperasikan situs itu.

    Dalam wawancaranya dengan Tucker Carlson, Presiden Iran Masoud Pezeshkian memilih menjaga jarak dengan fatwa para ulama di Iran yang membela Khamenei. “Fatwa perang itu tidak ada hubungannya dengan pemerintah Iran atau Pemimpin Tertinggi,” ujar Pezeshkian.

    Namun, koran Kayhan, media yang diawasi oleh perwakilan Khamenei, membantah pernyataan Pezeshkian. “Ini bukan opini akademis. Ini adalah aturan agama dalam upaya mempertahankan keimanan, kewajiban, dan khususnya penjagaan terhadap pengadil,” tulis koran Kayhan dalam editorialnya.

    Diketahui, pada 13 dan 24 Juni, Israel melancarkan serangan terhadap Iran dan membunuh banyak pejabat tinggi militer, ilmuwan nuklir, dan warga sipil. Pada 22 Juni, AS juga masuk ke dalam konflik dengan mengebom tiga fasilitas nuklir Iran.

    Selama konflik berlangsung, Presiden AS Donald Trump mengeklaim bahwa Ayatollah Khamenei sebagai “suatu target mudah”. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pun beberapa kali menyiratkan niat pembunuhan terhadap Ayatollah Khamenei akan “mengakhiri” perang.

    Atas ancaman Trump itu, pada Ahad (29/6/2025), ulama senior Iran, Ayatollah Nasser Makarem Shirazi dan Ayatollah Hossein Nouri-Hamedani menerbitkan fatwa terkait ancaman pembunuhan terhadap Ayatollah Khamenei. Fatwa itu menyatakan bahwa individual atau rezim yang mengancam kepemimpinan dan otoritas religius Iran dianggap melakukan moharebeh, sebuah istilah dalam yurisprudensi Islam yang artinya sebagai musuh Tuhan.

    Tidak hanya dari dalam negeri, pembelaan terhadap Khamenei juga datang dari anggota Senat Pakistan, Allama Raja Nasir Abbas Jafari, yang mengutuk ancaman dari Israel dan AS. Menurutnya, pembunuhan terhadap Khamenei bisa memicu respons dari negara-negara Muslim, termasuk Pakistan.

    Jafari menggambarkan Ayatollah Khamenei sebagai pemimpin spriritual dan seorang Marja (otoritas religius), yang juga seorang pemimpin politik. Jafari mendukung fatwa yang menyatakan bahwa siapapun yang mengancam Pemimpin Tertinggi Iran sebagai musuh Tuhan, yang hukumannya adalah hukuman mati dalam Islam.

    Pada Kamis (26/6/2025), untuk kali pertama sejak perang 12 hari Iran-Israel, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei muncul. Khamenei mengeklaim kemenangan Iran terhadap Israel dan Amerika Serikat (AS) ikut terlibat dalam perang setelah mengetahui Israel ‘akan dihancurkan’.

    “Ucapan selamat saya atas kemenangan Iran atas rezim AS. Rezim AS telah masuk ke medan perang secara langsung karena meraka jika meraka tida, rezim Zionis akan sepenuhnya dihancurkan. (AS) masuk ke peperangan sebagai upaya untuk menyelamatkan rezim itu dan tidak mendapatkan apapun,” kata Khamenei dalam pidato yang disiarkan televisi-televisi Iran pada Kamis (26/6/2025).

  • Ulama Iran Tawarkan Hadiah Rp 18,5 M untuk Kepala Trump

    Ulama Iran Tawarkan Hadiah Rp 18,5 M untuk Kepala Trump

    Teheran

    Seorang ulama Iran menawarkan hadiah uang sebesar 100 miliar Tomans atau setara Rp 18,5 miliar kepada siapa saja yang membunuh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan membawakan kepalanya.

    Dalam pidato yang disampaikan dalam bahasa Azeri, seperti dilansir media Iran International, Jumat (11/7/2025), seorang ulama Iran bernama Mansour Emami mengumumkan imbalan yang besar tersebut bagi siapa pun yang mampu membunuh Trump.

    “Kami akan memberikan 100 miliar Tomans (setara US$ 1,14 juta atau Rp 18,5 miliar) kepada siapa pun yang membawa kepala Trump,” ucap Emami yang ditunjuk negara untuk menjabat sebagai Direktur Organisasi Dakwah Islam resmi wilayah Provinsi Azerbaijan Barat.

    Tidak hanya tawaran itu, sebuah fatwa juga dikeluarkan oleh dua ulama senior Iran lainnya yang menyerukan pembunuhan Trump dan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu. Bahkan dilaporkan bahwa fatwa itu mendapatkan dukungan dari sekitar 10 ulama Iran lainnya dan memicu penggalangan dana secara online.

    Sebanyak 10 ulama yang ditunjuk negara itu merilis surat terbuka pada Senin (7/7) yang isinya menyebut Trump dan Netanyahu sebagai “pejuang kafir”.

    Kemudian sebuah situs web Iran, thaar.ir, melakukan kampanye publik untuk penggalangan dana secara online bagi pembunuhan Trump. Situs tersebut baru-baru ini menampilkan bahwa dana sebesar lebih dari US$ 20 juta (Rp 324,4 miliar) telah terkumpul.

    Sejauh ini belum ada konfirmasi langsung mengenai kebenaran angka tersebut.

    Saksikan juga edisi perdana Shout Out, Rae Lil Black Jawab Tudingan Masuk Islam untuk Cari Sensasi

    Presiden Iran Masoud Pezeshkian, dalam wawancara dengan tokoh media AS Tucker Carlson, yang disiarkan pada Senin (7/7) berusaha menjauhkan pemerintah Teheran dari fatwa dan seruan pembunuhan tersebut.

    “Sepengetahuan saya, mereka tidak mengeluarkan dekrit atau fatwa terhadap individu mana pun atau terhadap Donald Trump. Ini tidak ada hubungannya dengan pemerintah Iran atau pemimpin tertinggi Iran (Ayatollah Ali Khamenei),” tegas Pezeshkian.

    Bulan lalu, seorang ulama garis keras Iran yang bernama Alireza Panahian, yang dekat dengan Khamenei, menyerukan umat Muslim untuk membunuh Trump dan Netanyahu sebagai pembalasan atas ancaman kedua pemimpin itu terhadap Khamenei selama perang 12 hari pada Juni lalu.

    Panahian mengutip fatwa yang melabeli orang-orang yang melontarkan ancaman semacam itu sebagai “mohareb” atau musuh Tuhan.

    Ayatollah Naser Makarem Shirazi dan Ayatollah Hossein Nouri Hamedani sebelumnya mengeluarkan fatwa terpisah terhadap Trump dan Netanyahu.

    “Setiap rezim atau individu yang mengancam para pemimpin Umat Islam dan bertindak berdasarkan ancaman tersebut memenuhi syarat sebagai seorang mohareb,” kata Shirazi.

    Belum ada tanggapan langsung dari pemerintah AS dan Israel terkait seruan pembunuhan tersebut.

    Saksikan juga edisi perdana Shout Out, Rae Lil Black Jawab Tudingan Masuk Islam untuk Cari Sensasi

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Presiden Iran Bilang Israel Coba Bunuh Dirinya Saat Perang, Tapi Gagal

    Presiden Iran Bilang Israel Coba Bunuh Dirinya Saat Perang, Tapi Gagal

    Teheran

    Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengungkapkan bahwa Israel, yang bulan lalu terlibat perang selama 12 hari dengan Teheran, telah melakukan upaya pembunuhan terhadap dirinya. Pezeshkian menyebut upaya Tel Aviv itu berujung kegagalan.

    Pernyataan ini, seperti dilansir AFP, Selasa (8/7/2025), disampaikan Pezeshkian dalam wawancara dengan tokoh media Amerika Serikat (AS), Tucker Carlson, yang dirilis pada Senin (7/7) waktu setempat.

    Hal ini diungkapkan Pezeshkian sekitar kurang dari sebulan setelah Israel melancarkan rentetan pengeboman yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Iran, yang menewaskan sejumlah komandan militer dan ilmuwan nuklir negara tersebut.

    Serangan-serangan mematikan Tel Aviv dilancarkan dua hari sebelum Teheran dan Washington dijadwalkan bertemu untuk putaran terbaru perundingan nuklir antara kedua negara. Serangan itu menghambat negosiasi yang bertujuan mencapai kesepakatan atas program nuklir Iran.

    Saat ditanya soal apakah dirinya meyakini Israel telah mencoba untuk membunuhnya, Pezeshkian mengatakan: “Iya, mereka memang mencoba. Mereka bertindak seperti itu, tetapi gagal.”

    “Bukan Amerika Serikat yang berada di balik upaya pembunuhan terhadap saya. Melainkan Israel. Saya sedang dalam sebuah pertemuan… mereka mencoba membombardir area yang menjadi tempat kami mengadakan pertemuan itu,” ucap Pezeshkian, merujuk pada upaya pembunuhan selama perang baru-baru ini.

    Menurut otoritas kehakiman Iran, lebih dari 900 orang tewas selama perang 12 hari berlangsung. Sementara laporan otoritas Tel Aviv menyebut sedikitnya 28 orang tewas di Israel akibat rentetan serangan balasan Iran yang melibatkan rudal dan drone.

    Perang 12 hari antara Iran dan Israel juga menyeret AS, yang melancarkan pengeboman yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap tiga fasilitas nuklir Teheran, yakni Fordow, Isfahan, dan Natanz. Pertempuran udara sengit itu diakhiri dengan gencatan senjata yang berlangsung sejak 24 Juni lalu.

    Lihat juga Video ‘Pentagon Klaim Fasilitas Nuklir Iran Hancur Total: Mundur 2 Tahun’:

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu, pada 16 Juni lalu, tidak mengesampingkan rencana untuk membunuh pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, yang disebutnya akan “mengakhiri konflik”, setelah muncul laporan yang menyebut Presiden AS Donald Trump memveto tindakan tersebut.

    Pezeshkian, dalam wawancara dengan Carlson, menuduh Netanyahu mengejar “agendanya sendiri” untuk “perang selamanya” di Timur Tengah, dan mendesak AS untuk tidak terseret ke dalamnya.

    “Pemerintah AS harus menahan diri untuk tidak terlibat dalam perang yang bukan perangnya Amerika, melainkan perangnya Netanyahu,” cetusnya.

    Pezeshkian menambahkan bahwa Iran “tidak memiliki masalah” untuk memulai kembali perundingan nuklir dengan AS, asalkan rasa saling percaya dapat dibangun kembali antara kedua negara. Dia memperingatkan bahwa AS memiliki dua cara untuk menghadapi Iran: perdamaian atau perang.

    Lihat juga Video ‘Pentagon Klaim Fasilitas Nuklir Iran Hancur Total: Mundur 2 Tahun’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • 2 Personel Garda Revolusi Iran Tewas Saat Jinakkan Bom Sisa Perang Israel

    2 Personel Garda Revolusi Iran Tewas Saat Jinakkan Bom Sisa Perang Israel

    Teheran

    Dua personel Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) tewas pada Minggu (6/7) saat berupaya menjinakkan peledak sisa perang dengan Israel di wilayah barat negara tersebut. Wilayah tersebut dilanda rentetan serangan udara Israel saat perang berkecamuk bulan lalu.

    Iran dan Israel terlibat perang selama 12 hari yang dipicu oleh operasi pengeboman oleh Tel Aviv pada 13 Juni lalu. Rentetan serangannya, menurut Israel pada saat itu, bertujuan untuk mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir — sebuah ambisi yang terus-menerus dibantah oleh Teheran.

    Laporan kantor berita Tasnim yang mengutip pernyataan IRGC, seperti dilansir AFP, Senin (7/7/2025), menyebut dua personel IRGC tewas dalam insiden saat membersihkan bom sisa perang di area Khorramabad.

    “Dua anggota Garda (Revolusi Iran) tewas pada Minggu (6/7) di Khorramabad saat membersihkan area tersebut dari peledak yang ditinggalkan oleh agresi rezim Zionis,” sebut IRGC dalam pernyataannya, menggunakan sebutan khas Iran untuk Israel.

    Serangan-serangan Israel selama perang berlangsung pada pertengahan Juni lalu menewaskan sejumlah komandan Angkatan Bersenjata Iran, termasuk para anggota IRGC, serta para ilmuwan nuklir terkemuka negara tersebut.

    Secara terpisah, kantor berita Fars melaporkan pada Minggu (6/7) mengenai kematian seorang tentara Iran di wilayah Yazd, Iran bagian tengah, akibat luka-luka yang dideritanya selama salah satu serangan Israel.

    Serangan-serangan Tel Aviv, menurut otoritas peradilan Teheran, telah menewaskan lebih dari 900 orang di seluruh wilayah Iran. Sementara serangan rudal balasan Iran, menurut angka resmi Tel Aviv, menewaskan sedikitnya 28 orang di wilayah Israel.

    Lihat juga Video Kondisi TKP Ledakan Bom Ikan di Bulukumba: Rumah Hancur-1 IRT Tewas

    Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Pertempuran udara yang sengit antara kedua negara diakhiri dengan gencatan senjata yang mulai berlaku pada 24 Juni.

    Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, pada Sabtu (5/7) waktu setempat, muncul untuk pertama kalinya di depan publik sejak perang meletus. Laporan media pemerintah menyebut Khamenei menghadiri sebuah seremoni keagamaan di Teheran.

    Otoritas Iran mengumumkan pembukaan kembali wilayah udaranya pada Kamis (3/7) waktu setempat, termasuk di Teheran, yang ditutup sejak hari pertama perang.

    Lihat juga Video Kondisi TKP Ledakan Bom Ikan di Bulukumba: Rumah Hancur-1 IRT Tewas

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Korban Banjir Texas Terus Bertambah, Pencarian Masih Berjalan

    Korban Banjir Texas Terus Bertambah, Pencarian Masih Berjalan

    Anda sedang membaca rangkuman berita-berita utama yang terjadi dalam 24 jam terakhir dalam Dunia Hari Ini.

    Edisi Senin, 7 Juli 2025, kita awali dengan situasi terakhir banjir bandang di Texas.

    Korban banjir bandang Texas meningkat

    Jumlah korban tewas akibat banjir bandang di Texas bertambah menjadi 78 orang, sementara tim penyelamat di Texas terus berupaya menemukan puluhan orang lain yang masih hilang.

    Mereka yang masih hilang termasuk 11 orang peserta perkemahan musim panas Kristen yang tinggal bersama 750 orang lainnya di Camp Mystic yang ada di bantaran sungai.

    Minggu kemarin, setelah mengunjungi Camp Mystic, Gubernur Texas Greg Abbott mengatakan, “sungguh mengerikan melihat apa yang dialami anak-anak muda itu.”

    Presiden AS Donald Trump mengumumkan banjir bandang sebagai bencana besar dan akan mengerahkan seluruh upaya untuk membantu mengatasi banjir.

    Israel serang target Houthi di Yaman

    Pada hari Senin, militer Israel mengatakan menyerang pelabuhan Hodeidah, Ras Isa dan Salif, dan pembangkit listrik Ras Qantib dengan menargetkan kelompok Houthi, yang memihak Iran.

    Israel juga menyerang kapal Galaxy Leader di pelabuhan Ras Isa, yang direbut oleh kelompok Houthi pada akhir tahun 2023.

    “Pasukan rezim teroris Houthi memasang sistem radar di kapal tersebut, dan menggunakannya untuk melacak kapal di ruang maritim internasional, untuk mendukung aktivitas rezim teroris Houthi,” kata militer Israel.

    Sementara TV Al-Masirah yang dikelola Houthi melaporkan Israel melancarkan serangkaian serangan di Hodeidah, beberapa jam setelah sebuah kapal diserang dan awak kapal meninggalkannya saat kapal tersebut kemasukan air.

    Penampilan pertama Ayatollah Ali Khamenei

    Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei muncul di hadapan publik untuk pertama kalinya sejak perang 12 hari antara Israel dan Iran dimulai, menurut media pemerintah setempat.

    Ia terlihat melambaikan tangan kepada kerumunan yang bersorak dan berdiri saat masuk dan duduk di sebuah masjid di sebelah kediamannya dalam siaran TV Sabtu lalu, namun tak ada laporan jika ia mengeluarkan pernyataan publik.

    Puluhan orang yang hadir di sana untuk memperingati Asyura, hari paling suci dalam kalender Muslim Syiah, yang memperingati kematian cucu Nabi Muhammad, Hussein.

    Karena alasan keamanan, Ayatollah menghindari tampil di publik dan mengeluarkan pesan yang direkam sebelumnya selama perang dengan Israel, yang dimulai pada tanggal 13 Juni.

    Dalai Lama merayakan ulang tahun ke-90

    Dalai Lama yang ke-14 merayakan ulang tahunnya dengan pengumuman yang telah lama ditunggu-tunggu, yakni Dalai Lama akan terus berlanjut setelah kematiannya.

    Pernyataan ini sekaligus menepis spekulasi jika ia mungkin menjadi yang terakhir dari garis keturunannya.

    Pekan ini, warga Tibet dan Buddha berkumpul di seluruh dunia untuk menandai tonggak sejarah dan mengungkapkan kekaguman mereka terhadap sosok pembela orang-orang Tibet.

    Dalai Lama diangkat sebagai pemimpin spiritual tertinggi di Tibet pada usia dua tahun dan menghabiskan hampir satu abad mengarungi medan politik yang menegangkan antara Tibet dan China, meski hidup dalam pengasingan selama 66 tahun.

  • Khamenei Muncul Usai Perang, Bawa Pesan Pantang Menyerah

    Khamenei Muncul Usai Perang, Bawa Pesan Pantang Menyerah

    Teheran

    Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, kembali muncul di hadapan publik usai perang Iran dengan Israel. Dia membawa pesan pantang menyerah pada kemunculan perdana Khamenei usai perang.

    Dilansir Reuters, Minggu (6/7/2025), kemunculan Khamenei itu diketahui dari video yang disiarkan oleh televisi pemerintah Iran. Dia sempat dilaporkan berada di ‘lokasi yang aman’ saat perang udara selama 12 hari antara Iran dengan Israel terjadi.

    Perang itu menewaskan komandan tinggi Iran dan ilmuwan nuklir Iran. Dalam video yang disiarkan oleh media pemerintah Iran, tampak puluhan orang menghadiri upacara peringatan hari Ashura.

    Mereka tampak berdiri sambil melantunkan doa saat Khamenei memasuki aula tempat banyak acara pemerintahan diadakan. Khamenei pun melambaikan tangan kepada para peserta upacara itu.

    Pada upacara tersebut, Khamenei meminta pembawa pidato penghormatan yang hadir untuk membacakan lagu kebangsaan tentang Iran dan kemakmuran serta perlindungan terhadap berbagai ancaman. Selama perang antara Iran dengan Israel, Khamenei hanya mengeluarkan pesan yang direkam dan menghindari penampilan publik sejak 13 Juni.

    Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengunggah foto Ayatollah Khamenei yang sedang duduk di pusat keagamaan Imam Khomeini. Pezeshkian menulis ulang beberapa bagian lagu kebangsaan, yang menggemakan kesetiaan abadi kepada Iran.

    Iran sebelumnya mengumumkan gencatan senjata usai perang 12 hari dengan Israel pada Rabu (25/6). Iran juga menyatakan siap berunding lagi di Amerika Serikat (AS) sambil menegaskan mereka berhak menggunakan tenaga atom untuk tujuan damai.

    Khamenei Puji Kemenangan Iran dalam Perang dengan Israel

    Foto: Khamenei saat perdana muncul di Iran (AFP/-)

    Pada 26 Juni lalu, Khamenei memuji apa yang disebutnya sebagai kemenangan Iran atas Israel. Dilansir AFP dan CNN, Dia menyebut Israel nyaris kolaps dan hancur saat menghadapi serangan balasan Iran.

    “Saya ingin mengucapkan selamat kepada bangsa Iran yang hebat atas kemenangannya atas rezim Zionis yang sesat,” kata Khamenei.

    Dalam pernyataan yang dilaporkan kantor berita IRNA dan disiarkan televisi pemerintah Iran, Khamenei mengklaim Iran nyaris menghancurkan Israel. Dia menyebut rezim Zionis Israel hampir runtuh.

    “Terlepas dari semua kegaduhan, dan dengan semua klaim tersebut, rezim Zionis hampir runtuh dan hancur di bawah serangan-serangan Republik Islam (Iran),” sebut Khamenei.

    Perang antara Iran dan Israel meletus pada 13 Juni ketika Tel Aviv melancarkan serangan udara besar-besaran yang menargetkan fasilitas nuklir dan militer Iran. Israel mengklaim serangan itu bertujuan mencegah musuh bebuyutannya mengembangkan senjata nuklir.

    Iran telah berulang kali membantah tuduhan pengembangan senjata nuklir itu. Pertempuran diakhiri dengan gencatan senjata yang mulai berlaku sejak Selasa (24/6), yang menghentikan pertempuran udara yang sengit selama 12 hari.

    Halaman 2 dari 2

    (haf/dhn)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Khamenei Muncul Perdana di Hadapan Publik sejak Perang Iran-Israel

    Khamenei Muncul Perdana di Hadapan Publik sejak Perang Iran-Israel

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei akhirnya muncul di hadapan publik pada Sabtu (5/7/2025) waktu setempat. Kemunculannya ini menjadi penampilan publik perdananya sejak perang 12 hari antara Israel dan Iran dimulai.

    Selama masa peperangan itu, Khamenei mendapatkan pengamanan ketat di dalam bunker karena besarnya ancaman terhadap keselamatannya. Pengamanan terhadap pria berusia 86 tahun itu menjadi penting karena ia merupakan pemimpin tertinggi di Iran yang memegang keputusan akhir atas semua masalah negara.

    Adapun kemunculannya kembali di hadapan publik terjadi saat Khamenei menghadiri upacara berkabung pada malam Asyura.

    Televisi pemerintah Iran menyiarkan gambar-gambar dirinya melambaikan tangan kepada kerumunan yang bersorak di ibu kota Iran, Teheran. Belum ada laporan langsung mengenai pernyataan publik yang dibuatnya saat itu, berdasarkan laporan Euro News.

    Sebagaimana diketahui, selama perang Iran-Israel berlangsung, Presiden AS Donald Trump telah mengirimkan peringatan melalui media sosial kepada Khamenei. Ia juga telah menarik AS ke dalam pusaran konflik setelah membantu Israel mengebom tiga lokasi nuklir milik Iran.

    Trump mengatakan bahwa AS mengetahui keberadaan Khamenei, namun tidak mempunyai rencana untuk membunuhnya “setidaknya untuk saat ini.”

    Terakhir kali Khamenei membuat pernyataan publik pada 26 Juni, sesaat sebelum gencatan senjata dimulai. Ia mengatakan bahwa Teheran telah memberikan “tamparan di wajah Amerika” dengan menyerang pangkalan udara AS di Qatar dan memperingatkan akan adanya serangan lebih lanjut ke AS atau Israel.

    Trump menjawab pernyataan Khamenei melalui akun media sosialnya, dengan mengatakan: “Lihat, Anda seorang pria besar yang beriman. Seorang pria yang sangat dihormati di negaranya. Anda harus mengatakan yang sebenarnya. Anda telah dihajar habis-habisan.”

    Iran mengatakan lebih dari 900 orang tewas selama konflik dengan Israel, dan ribuan lainnya terluka. Iran juga mengonfirmasi kerusakan serius pada fasilitas nuklirnya dan kemudian menolak akses pengawas nuklir PBB ke fasilitas tersebut.

    Masih belum jelas seberapa parah kerusakan yang terjadi di lokasi tersebut dan apakah Teheran memiliki rencana untuk melanjutkan negosiasi dengan AS mengenai program nuklirnya.

    (hsy/hsy)

    [Gambas:Video CNBC]