Tag: Aryo Meidianto

  • Honor Incar Segmen Entry hingga Premium di Indonesia Tahun Depan

    Honor Incar Segmen Entry hingga Premium di Indonesia Tahun Depan

    Bisnis.com, JAKARTA — Honor, produsen smartphone, menegaskan komitmennya untuk memperluas pilihan produk di pasar Indonesia, mulai dari segmen entry-level hingga mid dan premium. 

    Langkah ini diambil meskipun kategori harga terjangkau diproyeksikan tetap menjadi penopang utama penjualan smartphone pada 2026. 

    President of HONOR South Pacific Justin Li menyampaikan segmen entry-level masih memiliki peran strategis, khususnya di negara berkembang seperti Indonesia. Menurutnya, kategori tersebut akan terus menjadi salah satu motor pertumbuhan industri smartphone.

    “Terkait segmen entry-level, HONOR melihat kategori ini masih akan menjadi salah satu pendorong penting, terutama di pasar berkembang,” kata Justin kepada Bisnis pada Minggu (14/12/2025). 

    Namun demikian, Honor menegaskan tidak akan membatasi strategi bisnisnya pada satu rentang harga tertentu. Perusahaan memilih memperluas portofolio agar dapat menjangkau lebih banyak konsumen dengan kebutuhan yang beragam. 

    “Kami akan memperluas pilihan produk di Indonesia, dari entry hingga mid dan premium, agar lebih banyak konsumen dapat menikmati teknologi dan ekosistem AI HONOR,” katanya.

    Setelah sempat hengkang pada 2019, Honor resmi kembali meramaikan pasar Indonesia pada awal 2025 dengan membawa berbagai perangkat terbaru. 

    Sejumlah produk yang diperkenalkan antara lain smartphone lipat Honor Magic V3, Honor X9c 5G, Honor 200 Pro, tablet Honor Pad 9 dan Honor Pad X8a, laptop Honor MagicBook Art 14, serta perangkat wearable seperti Honor Watch 5 dan Honor Earbuds X7 Lite.

    Ekspansi tersebut berlanjut pada 18 September 2025, ketika Honor kembali memperluas portofolionya melalui peluncuran tiga tablet anyar, yakni Honor Pad 10, Honor Pad X9a, dan Honor Pad X7. 

    Ketiga perangkat tersebut dirancang untuk menjangkau segmen pasar yang lebih luas, mulai dari entry-level hingga premium. 

    Honor Pad 10 diposisikan di kelas premium, Honor Pad X9a di segmen menengah, sementara Honor Pad X7 menyasar pengguna entry-level. Seluruh tablet tersebut telah dibekali fitur berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk menunjang produktivitas dan hiburan.

    Di sisi lain, pasar smartphone Indonesia mencatat dinamika signifikan sepanjang kuartal III/2025. Segmen harga terjangkau tetap menjadi motor utama pertumbuhan industri. 

    Berdasarkan laporan Counterpoint, pengapalan perangkat dengan harga di bawah US$150 atau sekitar Rp2,49 juta melonjak 42% secara tahunan dan menguasai 55% pangsa pasar.

    Sebaliknya, segmen menengah dan premium justru mengalami tekanan. Pengiriman perangkat di rentang harga US$150–349 turun 10%, segmen US$350–699 merosot 11%, sementara kategori premium di atas US$700 anjlok 14%. Meski demikian, secara keseluruhan pasar smartphone nasional tetap menunjukkan pemulihan kuat dengan pertumbuhan pengiriman 12% secara tahunan pada kuartal III/2025, ditopang stabilitas ekonomi, peningkatan ekspor, dan menguatnya permintaan domestik.

    Senior Consultant dan Analis Pasar Smartphone SEQARA Communications, Aryo Meidianto Aji, menilai segmen entry-level masih akan menjadi pendorong utama pasar menuju 2026. Menurutnya, kondisi tersebut dipengaruhi struktur demografi Indonesia serta distribusi kemampuan ekonomi masyarakat.

    “Kurang lebih 60% populasi masyarakat berpenghasilan di bawah Rp 5 juta/bulan, gelombang kedua digitalisasi masuk ke kota di tier 2–3 dengan adanya aplikasi yang dikembangkan pemerintah daerah. Tapi untuk ‘entry-level’ ini terjadi perubahan karakter di konsumen,” kata Aryo.

    Aryo menjelaskan definisi entry-level kini bergeser ke rentang harga Rp1,5 juta–Rp2,5 juta, tidak lagi di bawah Rp1 juta seperti sebelumnya. 

    Perubahan tersebut menuntut vendor untuk menyesuaikan spesifikasi produk, mulai dari performa chipset, kualitas kamera, hingga dukungan pembaruan software yang lebih panjang. Ia juga menilai loyalitas merek akan semakin menurun seiring konsumen yang semakin rasional dan mudah berpindah merek demi mendapatkan nilai terbaik.

    “Mereka akan lebih rasional, mudah berpindah merk demi value yang lebih baik,” ujarnya.

    Untuk menghadapi persaingan ke depan, Aryo menekankan pentingnya kehadiran di kanal penjualan offline, terutama di luar Jawa, serta penyediaan pembaruan software berkala dan ekosistem trade-in yang lebih solid. Menurutnya, persaingan ke depan tidak semata ditentukan oleh harga termurah, melainkan kemampuan vendor memberikan pengalaman yang menyeluruh.

    “Vendor yang survive bukan yang jual termurah, tapi yang berhasil memberikan pengalaman lengkap dengan harga kompetitif. Entry-level tetap penting, tetapi dengan ekspektasi yang jauh lebih tinggi dari konsumen,” katanya.

  • Proyeksi Tren Smartphone 2026 Didominasi AI, Siapkan Robot Phone

    Proyeksi Tren Smartphone 2026 Didominasi AI, Siapkan Robot Phone

    Bisnis.com, JAKARTA— Honor Indonesia mengungkap proyeksi tren smartphone pada tahun depan.

    President of Honor South Pacific Justin Li mengatakan bahwa kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) diperkirakan akan memainkan peran yang makin mendominasi dalam perkembangan smartphone pada 2026. 

    Sejalan dengan tren tersebut, Justin menyebut bahwa fokus perusahaan adalah mempertahankan dan meningkatkan kapabilitas AI Imaging dan AI Productivity, sekaligus memperluas integrasi ekosistem agar perangkat Honor dapat digunakan secara lebih mulus di lintas perangkat.

    “Inovasi yang dihadirkan akan tetap berangkat dari insight pengguna dan kebutuhan real life mereka,” kata Justin kepada Bisnis, Minggu (14/12/2025).

    Justin menambahkan, salah satu perangkat AI revolusioner yang akan diungkap lebih detail dalam ajang Mobile World Congress (MWC) 2026 adalah Robot Phone. Menurut dia, perangkat ini akan mengintegrasikan kecerdasan multi-modal berbasis AI, fungsi robotik, serta kemampuan handheld imaging yang canggih.

    Tren kecerdasan buatan yang diproyeksikan untuk tahun depan tersebut dinilai sebagai kelanjutan dari arah perkembangan sepanjang tahun ini. Menurut Justin, tren smartphone pada tahun ini telah bergerak kuat menuju pengalaman berbasis AI.

    Konsumen, kata dia, kini tidak hanya mempertimbangkan spesifikasi perangkat, tetapi juga kecerdasan yang mampu membantu aktivitas harian, mulai dari fotografi yang lebih intuitif hingga peningkatan produktivitas.

    “Karena itu, Honor terus memperkuat inovasi AI yang benar-benar dipakai dan dirasakan manfaatnya oleh pengguna,” tuturnya.

    Sementara itu, Senior Consultant dan Analis Pasar Smartphone SEQARA Communications, Aryo Meidianto Aji, menilai tren smartphone pada tahun depan tidak lagi bertumpu pada kekuatan hardware semata, melainkan pada kapabilitas software dan AI yang makin matang.

    “Dari yang saya amati, 2026 akan menjadi tahun di mana perangkat smartphone akan hadir karena faktor pembeda dari perangkat lunak,” kata Aryo kepada Bisnis, Sabtu (6/12/2025).

    Menurut Aryo, personalisasi AI akan menjadi sorotan utama. Teknologi tersebut akan mampu mempelajari kebiasaan pengguna dan secara otomatis menyesuaikan dengan performa perangkat.

    Namun, dia menilai perkembangan ini memiliki dua sisi. Di satu sisi, produsen akan berlomba mengembangkan AI mereka masing-masing, tetapi di sisi lain biaya pengembangan teknologi tersebut jga tidak murah.

    Aryo juga mengungkapkan kekhawatirannya bahwa harga perangkat berpotensi meningkat di masa depan, terutama dengan kemungkinan kelangkaan memori yang dibutuhkan untuk menjalankan fitur AI.

    Selain itu, tren AI dinilai akan mendorong terbentuknya standar baru kapasitas baterai smartphone.

    “Berkaitan dengan AI, ke depan memang tren standar smartphone akan membawa baterai besar yang dioptimasi oleh AI, tidak heran jika ke depan baterai 6000 mAh, 7000 mAh bahkan lebih akan hadir di setiap lini produk,” tuturnya.

    Integrasi ekosistem juga diperkirakan menjadi strategi kunci bagi berbagai vendor. Aryo menyebut produsen akan semakin mendorong konektivitas antarpiranti, mulai dari smartwatch hingga perangkat smart home.

    Di sisi lain, industri juga akan menghadapi tekanan untuk memproduksi perangkat yang lebih ramah lingkungan, termasuk melalui pemanfaatan material daur ulang. Aryo menambahkan, smartphone ke depan juga berpotensi dilengkapi sensor kesehatan yang lebih canggih dan terintegrasi dengan layanan kesehatan digital.

    Dinamika Pasar Smartphone Sepanjang 2025

    Aryo turut menyoroti dinamika pasar smartphone sepanjang 2025 sebagai pijakan menuju tren 2026. Menurut dia, pada tahun ini harga smartphone semakin terjangkau dengan spesifikasi yang lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

    Fitur AI yang sebelumnya hanya hadir di ponsel flagship kini mulai merambah segmen menengah.

    “Kelas mid-range kini sudah mulai integrasi AI untuk kamera, battery management, dan produktivitas,” kata Aryo.

    Selain itu, kesadaran konsumen terhadap kapasitas baterai dinilai meningkat signifikan. Baterai berkapasitas 5000 mAh kini dipandang sebagai standar baru, bahkan di kelas entry-level, sementara kapasitas 7000 mAh mulai menjadi pencapaian di perangkat mid-level hingga flagship.

    Dari sisi jaringan, adopsi 5G di Indonesia dinilai masih terbatas pada kawasan tertentu. “Di Indonesia, 5G masih lebih banyak sebagai ‘marketing feature’ daripada kebutuhan praktis, kecuali di kota besar tertentu dan di wilayah perkotaan tertentu [mal, pusat pemerintahan],” tuturnya.

    Sementara itu, tekanan ekonomi turut mendorong pertumbuhan pasar ponsel bekas. “Kondisi ekonomi membuat pasar secondhand tumbuh dan bahkan bisa menggerus penjualan unit baru entry-level,” katanya.

  • Definisi HP Entry Level Bergeser, Pengamat: Harga Rp1,5 Juta

    Definisi HP Entry Level Bergeser, Pengamat: Harga Rp1,5 Juta

    Bisnis.com, JAKARTA — Smartphone entry level tidak lagi murah. Untuk mendapat spesifikasi dasar ponsel pintar, pengguna harus merogoh kocek Rp1,5 juta ke atas. 

    Sekadar informasi, smartphone entry level adalah kategori ponsel pintar dengan spesifikasi dasar dan harga terjangkau, biasanya ditujukan untuk pengguna pemula atau mereka yang memiliki anggaran terbatas. 

    Kategori ini menawarkan fitur standar seperti prosesor sederhana, RAM kecil (mulai 2GB), dan kamera dasar, yang cukup untuk kebutuhan sehari-hari seperti chatting, browsing, dan media sosial . 

    Senior Consultant dan Analis Pasar Smartphone SEQARA Communications, Aryo Meidianto Aji, melihat segmen entry-level masih akan menjadi pendorong utama pasar menuju 2026. Hal ini dipengaruhi struktur demografi Indonesia serta distribusi kemampuan ekonomi masyarakat.

    “Kurang lebih 60% populasi masyarakat berpenghasilan di bawah Rp 5 juta/bulan, gelombang kedua digitalisasi masuk ke kota di tier 2–3 dengan adanya aplikasi yang dikembangkan pemerintah daerah. Tapi untuk ‘entry-level’ ini terjadi perubahan karakter di konsumen,” kata Aryo kepada Bisnis pada Sabtu (6/12/2025). 

    Aryo menjelaskan definisi perangkat entry-level saat ini telah bergeser. Menurut dia, kategori tersebut kini berada di rentang Rp1,5 juta–Rp2,5 juta, bukan lagi di bawah Rp1 juta seperti sebelumnya. 

    Dengan perubahan itu, vendor perlu menyesuaikan produk agar memenuhi ekspektasi konsumen, mulai dari performa chipset yang lebih lancar, kualitas kamera lebih baik, hingga dukungan pembaruan software yang lebih panjang. 

    Aryo menilai loyalitas merek juga akan semakin menurun karena konsumen menjadi lebih rasional dan mudah berpindah merek demi mendapatkan value yang lebih baik.

    “Mereka akan lebih rasional, mudah berpindah merk demi value yang lebih baik,” katanya. 

    Untuk menghadapi persaingan di tahun depan, Aryo menekankan beberapa strategi kunci yang harus diperhatikan produsen. Dia merekomendasikan agar para vendor tidak mengabaikan kanal penjualan offline yang masih mendominasi, terutama di luar Jawa. 

    Dia menekankan pentingnya menyediakan pembaruan software secara berkala karena konsumen kini semakin peduli pada aspek keamanan. Selain itu, menurut dia, produsen juga perlu membangun ekosistem trade-in yang lebih solid dengan proses yang sederhana dan menawarkan nilai tukar yang wajar.

    Dia menegaskan persaingan pada akan sangat ditentukan kemampuan vendor memberikan nilai terbaik bagi konsumen.

    “Vendor yang survive bukan yang jual termurah, tapi yang berhasil memberikan pengalaman lengkap dengan harga kompetitif. Entry-level tetap penting, tetapi dengan ekspektasi yang jauh lebih tinggi dari konsumen,” katanya. 

    Diketahui, pasar smartphone Indonesia mencatat dinamika signifikan sepanjang kuartal III/2025, dengan segmen harga terjangkau tetap menjadi motor utama pertumbuhan industri. 

    Berdasarkan laporan Counterpoint, pengapalan perangkat dengan harga di bawah US$150 atau sekitar di bawah Rp2,49 juta melonjak 42% secara tahunan dan kini menguasai 55% pangsa pasar.

    Sementara itu, segmen menengah dan premium justru mengalami tekanan. Pengiriman perangkat di rentang harga US$150–349 atau sekitar Rp2,49 juta–Rp5,79 juta turun 10%, segmen US$350–699 atau sekitar Rp5,81 juta–Rp11,60 juta merosot 11%, dan kategori premium di atas US$700 atau mulai dari sekitar Rp11,62 juta anjlok 14%.

    Namun secara keseluruhan, pasar smartphone nasional menunjukkan pemulihan kuat. Pengiriman smartphone tumbuh 12% secara tahunan pada kuartal III/2025, didorong oleh stabilitas ekonomi, peningkatan ekspor, serta menguatnya permintaan domestik.

    Dari sisi merek, Samsung masih memimpin pasar dengan pangsa 20%, diikuti Xiaomi 17%, OPPO 16%, vivo 14%, serta Infinix 12%. Infinix menjadi pemain dengan pertumbuhan tertinggi, mencatat lonjakan 45% secara tahunan.

  • Begini Ramalan Soal Tren Smartphone pada 2026

    Begini Ramalan Soal Tren Smartphone pada 2026

    Bisnis.com, JAKARTA— Seiring meningkatnya persaingan dan meluasnya adopsi kecerdasan buatan (AI) dalam industri ponsel, tahun 2026 diperkirakan akan menjadi momentum pergeseran besar dalam diferensiasi produk smartphone.

    Senior Consultant dan Analis Pasar Smartphone SEQARA Communications, Aryo Meidianto Aji menilai perangkat pada tahun depan tidak lagi bertumpu pada kekuatan hardware semata, melainkan pada kapabilitas software dan AI yang semakin matang.

    “Dari yang saya amati, 2026 akan menjadi tahun dimana perangkat smartphone akan hadir karena faktor pembeda dari perangkat lunak,” kata Aryo kepada Bisnis pada Sabtu (6/12/2025).

    Menurut dia, personalisasi AI akan menjadi sorotan utama. Teknologi tersebut akan mampu mempelajari kebiasaan pengguna dan menyesuaikan performa perangkat secara otomatis.

    Dia menilai kondisi ini memiliki dua sisi: para produsen akan berlomba mengembangkan AI mereka, tetapi biaya pengembangannya tidak murah. Aryo juga mengungkapkan kekhawatirannya bahwa harga perangkat bisa meningkat di masa depan, terutama dengan potensi kelangkaan memori yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsi AI.

    Selain itu, tren tersebut dinilai akan mendorong standar baru untuk kapasitas baterai smartphone.

    “Berkaitan dengan AI, ke depan memang tren standar smartphone akan membawa baterai besar yang dioptimasi oleh AI, tidak heran jika ke depan baterai 6000 mAh, 7000 mAh bahkan lebih akan hadir di setiap lini produk,” tuturnya.

    Integrasi ekosistem juga diperkirakan menjadi strategi kunci berbagai vendor. Aryo menyebut produsen akan semakin mendorong konektivitas antarperangkat, mulai dari smartwatch hingga perangkat smart home. 

    Industri pun akan menghadapi tekanan untuk memproduksi perangkat yang lebih ramah lingkungan dan memanfaatkan material daur ulang. Aryo menambahkan smartphone ke depan juga kemungkinan akan dilengkapi sensor kesehatan yang lebih canggih dan terintegrasi dengan layanan kesehatan digital.

    Aryo turut menyoroti dinamika pasar smartphone sepanjang 2025 sebagai pijakan menuju tren 2026. Menurut dia, tahun ini harga smartphone semakin terjangkau dengan spesifikasi lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya.

    Fitur AI yang sebelumnya hanya hadir di ponsel flagship kini mulai merambah kelas menengah.

    “Kelas mid-range kini sudah mulai integrasi AI untuk kamera, battery management, dan produktivitas,” kata Aryo.

    Dia juga menilai kesadaran konsumen terhadap kapasitas baterai meningkat signifikan.

    Konsumen kini memandang baterai 5000 mAh sebagai standar baru, bahkan di kelas entry-level, sementara kapasitas 7000 mAh telah menjadi pencapaian untuk perangkat mid-level hingga flagship.

    Dari sisi jaringan, adopsi 5G di Indonesia dinilai masih terbatas pada kawasan tertentu.

    “Di Indonesia, 5G masih lebih banyak sebagai ‘marketing feature’ daripada kebutuhan praktis, kecuali di kota besar tertentu dan di wilayah perkotaan tertentu [mall, pusat pemerintahan],” kata Aryo.

    Sementara itu, tekanan ekonomi turut mendorong pertumbuhan pasar ponsel bekas.

    “Kondisi ekonomi membuat pasar secondhand tumbuh dan bahkan bisa menggerus penjualan unit baru entry-level,” katanya.

  • Jaringan Terbatas Bikin Adopsi HP 5G di Indonesia Jadi ‘Lemas’

    Jaringan Terbatas Bikin Adopsi HP 5G di Indonesia Jadi ‘Lemas’

    Bisnis.com, JAKARTA — Analis mengungkap jaringan yang belum siap menjadi penyebab masih adopsi smartphone 5G di Indonesia yang masih stagnan.

    Berdasarkan laporan Counterpoint Research, adopsi smartphone 5G di Indonesia pada kuartal III/2025 tercatat stagnan di level 35% dari total pengiriman, sama dengan capaian kuartal sebelumnya. Meski begitu, angka tersebut meningkat tipis, yakni 4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

    Senior Consultant dan Analis Pasar Smartphone SEQARA Communications Aryo Meidianto Aji mengatakan permasalahan utama stagnansi adopsi 5G adalah jaringan yang belum siap. 

    “Cakupan jaringan 5G masih sangat terbatas dan kurang konsisten, bahkan di kota besar,” kata Aryo kepada Bisnis pada Rabu (26/11/2025).

    Dia mengatakan bagi konsumen di luar kota besar, keberadaan fitur 5G pada perangkat belum memberikan manfaat nyata karena jaringan belum tersedia merata. Aryo juga menegaskan infrastruktur 5G hingga saat ini masih belum siap.

    Tidak hanya soal jaringan, dari sisi kegunaan, 5G dinilai belum memberikan solusi baru yang benar-benar dibutuhkan pengguna. Menurutnya kecepatan tinggi hanya jadi angka-angka dalam pemasaran. 

    “Pada kenyataannya, aplikasi sehari-hari yang digunakan pengguna [medsos, streaming] sudah cukup lancar dengan 4G. Tidak ada ‘pain point’ yang dipecahkan 5G bagi rata-rata pengguna,” kata Aryo.

    Selain itu, preferensi konsumen pada kelas harga terjangkau turut menahan penetrasi perangkat 5G. Dia menjelaskan konsumen cenderung lebih mempertimbangkan selisih harga sekitar Rp200–300 ribu dan kekhawatiran terkait konsumsi baterai, ketimbang memilih perangkat dengan fitur 5G yang manfaatnya belum benar-benar terasa.

    “Value for money dan daya tahan masih jadi raja,” ujarnya.

    Aryo juga merujuk hasil survei terbaru dari Growth from Knowledge (GfK), lembaga riset pasar global. Survei tersebut menunjukkan konsumen di Indonesia saat ini lebih mengutamakan durabilitas, kualitas, dan manfaat perangkat yang dapat mereka rasakan secara langsung.

    Sebelumnya, Counterpoint menggambarkan pergerakan pangsa pasar 5G yang fluktuatif dalam empat kuartal terakhir. Pada kuartal IV/2024, pangsa perangkat 5G turun ke 25% dari 31% pada kuartal sebelumnya. Pemulihan minim terjadi di kuartal I/2025 dengan kenaikan hanya satu poin persentase ke 26%. 

    Tren positif baru muncul di kuartal II/2025 yang melonjak ke 35% dan bertahan pada kuartal III/2025. Stabilnya angka ini ditopang oleh meningkatnya ketersediaan perangkat 5G berharga terjangkau dan memperluasnya pilihan di segmen menengah.

    Secara keseluruhan, pasar smartphone domestik menunjukkan pemulihan yang lebih kuat. Counterpoint mencatat bahwa pengapalan smartphone tumbuh 12% secara tahunan pada kuartal III/2025, didorong oleh stabilitas ekonomi nasional, pertumbuhan ekspor, serta penguatan permintaan domestik.

    Segmen entry-level menjadi motor utama pasar. Pengiriman smartphone dengan harga di bawah US$150 (sekitar Rp2,49 juta) melonjak 42% dibandingkan tahun sebelumnya dan kini menguasai 55% pangsa pasar. Kondisi ini menggambarkan strategi agresif produsen dalam menawarkan portofolio perangkat terjangkau guna menyesuaikan daya beli masyarakat.

    Sebaliknya, pasar kelas menengah hingga premium tertekan. Pengapalan pada rentang US$150–349 turun 10%, kelas US$350–699 turun 11%, dan segmen premium di atas US$700 merosot 14%.

    Dari sisi merek, Samsung kembali memimpin pasar smartphone Indonesia dengan pangsa 20%, disusul Xiaomi 17%, OPPO 16%, vivo 14%, dan Infinix 12% yang mencatat pertumbuhan paling agresif dengan lonjakan 45% secara tahunan.

  • iPhone 17 Kuat di Integrasi, Huawei Pura 80 Unggul di Inovasi Teknologi

    iPhone 17 Kuat di Integrasi, Huawei Pura 80 Unggul di Inovasi Teknologi

    Bisnis.com, JAKARTA — Huawei Pura 80 Series dan iPhone 17 Series diramal bakal bertarung ketat memperebutkan pasar flagship Indonesia. Keduanya memiliki keunggulan masing-masing. 

    Senior Consultant dan Analis Pasar Smartphone SEQARA Communications, Aryo Meidianto Aji, mengatakan persaingan produk di kelas atas menghadirkan lebih banyak pilihan bagi pengguna.

    “Menurut saya setiap adanya persaingan di produsen smartphone terutama dalam menghadirkan perangkat flagship yang diuntungkan adalah konsumen,” kata Aryo kepada Bisnis pada Kamis (18/9/2025). 

    Aryo mengatakan setiap produsen smartphone flagship memiliki keunggulan masing-masing, mulai dari desain, performa chipset, pengalaman kamera, hingga inovasi teknologi. Namun, pendekatan yang diambil berbeda, terutama dalam hal ekosistem dan harga.

    Aryo menambahkan, iPhone 17 lebih menonjol pada integrasi ekosistem dan kualitas perangkat lunak, sedangkan Huawei Pura 80 Series mengedepankan inovasi teknologi dengan harga yang lebih kompetitif. 

    “Sekarang pilihan dikembalikan ke konsumen, sebaiknya mereka menyesuaikan dengan ekosistem yang memang sudah ada atau sudah mereka miliki, apakah ekosistem Apple, apakah ekosistem Android atau Harmony OS seperti pada Pura 80 Series,” katanya.

    Sebagai informasi, Huawei merilis dua perangkat flagship terbarunya di Indonesia, yakni Huawei Pura 80 Pro dan Huawei Pura 80 Ultra, dengan peningkatan signifikan di sektor fotografi.

    “Hari ini, kami dengan bangga memperkenalkan Huawei Pura 80 Series. Sebuah smartphone flagship dengan inovasi kamera terbaik dan desain terbaik, menunjukkan legacy Huawei dalam menerbitkan pengalaman luar biasa bagi pengguna,” kata Senior Retail Manager Huawei Device Indonesia, Edy Supartono, dalam acara peluncuran di Jakarta pada 17 September. 

    Sementara itu, Apple meluncurkan iPhone 17 Series secara global pada 9 September 2025. Seri ini terdiri atas empat model, yakni iPhone 17, iPhone 17 Air, iPhone 17 Pro, dan iPhone 17 Pro Max. Hingga kini, belum ada kepastian mengenai jadwal kehadiran resmi perangkat tersebut di Indonesia.

  • Insentif TKDN 25% Dinilai Bisa Pacu Industri Smartphone Lokal

    Insentif TKDN 25% Dinilai Bisa Pacu Industri Smartphone Lokal

    Bisnis.com, JAKARTA— Insentif nilai tingkat komponen dalam negeri (TKDN) sebesar 25% yang otomatis diberikan kepada perusahaan yang berinvestasi di dalam negeri dinilai menjadi langkah positif untuk memperkuat industri smartphone di Indonesia.

    Ketentuan itu tertuang dalam  Peraturan Menteri Perindustrian (Permenperin) No. 35/2025.

    Senior Consultant dan Analis Pasar Smartphone SEQARA Communications Aryo Meidianto Aji menilai kebijakan ini dapat memotivasi vendor untuk lebih serius membangun fasilitas produksi dan merakit ponsel di dalam negeri.

    “Dengan insentif ini, vendor tentu akan lebih termotivasi untuk membangun fasilitas produksi dan merakit ponsel di Indonesia karena ada keuntungan finansial nyata yang bisa mereka dapatkan,” kata Aryo kepada Bisnis pada Sabtu (13/9/2025).

    Menurut Aryo, kebijakan tersebut juga akan mempermudah vendor memenuhi persyaratan angka persentase TKDN yang selama ini menjadi tantangan. Menurutnya, pendirian pabrik baru di Indonesia berpotensi menghadirkan alih teknologi, meningkatkan keterampilan tenaga kerja, sekaligus menciptakan lapangan kerja baru mulai dari operator hingga insinyur.

    Lebih jauh, Aryo mengatakan, dampaknya juga bisa terasa pada harga smartphone, di mana dengan insentif 25% ini, produksi lokal dapat meningkat, biaya impor bisa berkurang dan berakibat kepada harga jual perangkat di pasar akan menjadi lebih kompetitif.  

    Lebih lanjut, dia menilai insentif ini akan mendorong vendor menggunakan lebih banyak komponen produksi lokal, seperti baterai, casing, packaging, bahkan PCB. Dengan begitu, rantai pasok smartphone akan lebih efisien dan responsif terhadap permintaan pasar.

    Terkait produk flagship, Aryo menyoroti potensi percepatan kehadiran iPhone 17 Series di Indonesia. 

    “Mengenai produk flagship seperti iPhone 17 Series, insentif ini bisa menjadi pendorong atau faktor penarik untuk vendor besar seperti Apple untuk mengakselerasi kehadiran produk tersebut di pasar Indonesia,” katanya.

    Dalam jangka panjang, insentif TKDN ini berpotensi mengubah peta persaingan smartphone di Indonesia. Aryo menekankan, perusahaan yang mampu memanfaatkan peluang untuk investasi fasilitas produksi dan inovasi produk akan memiliki posisi lebih kuat.

    Dia mengatakan brand-brand lokal juga punya peluang untuk memanfaatkan insentif ini untuk berkembang lebih besar, atau bahkan menjadi mitra produksi bagi vendor global. 

    “Sementara, vendor yang hanya mengimpor produk jadi tanpa melakukan investasi di Indonesia akan kesulitan bersaing dari sisi harga dan kecepatan distribusi sehingga pangsa pasarnya bisa tergerus,” katanya.

    Aryo menilai strategi yang perlu ditempuh perusahaan saat ini antara lain mempercepat investasi pabrik, bermitra dengan produsen komponen lokal, hingga membangun tim riset kecil yang fokus pada adaptasi produk untuk pasar domestik. 

    “Tidak lupa pentingnya untuk mengomunikasikan ke konsumen bahwa produk mereka ‘Made in Indonesia’ dan telah mendukung penciptaan lapangan kerja, yang bisa menjadi nilai jual dan pembeda positif,” tandasnya. 

    Kebijakan deregulasi TKDN ditetapkan melalui Permenperin No. 35/2025 yang menggantikan Permenperin No. 6/2011 tentang Ketentuan dan Tata Cara Sertifikasi TKDN serta Bobot Manfaat Perusahaan (BMP).

    Dalam aturan terbaru tersebut, perusahaan yang berinvestasi di dalam negeri secara otomatis memperoleh insentif nilai TKDN minimal 25%. Pada aturan sebelumnya, insentif nilai TKDN ini tidak tersedia.

    Selain itu, pelaku usaha yang melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan (litbang) berhak atas tambahan nilai TKDN hingga maksimal 20%. 

    Mereka juga lebih mudah mendapatkan nilai BMP hingga 15% lantaran kini tersedia 15 komponen pembentuk BMP yang dapat dipilih. Kemudahan juga diberikan dalam perhitungan TKDN dari aspek kemampuan intelektual melalui aktivitas litbang.

    Sementara itu, bagi industri kecil dan menengah (IKM), sebelumnya nilai TKDN hanya dapat mencapai maksimal 40% dengan masa berlaku sertifikat 3 tahun. Namun, dengan metode baru, IKM berpeluang memperoleh nilai lebih dari 40% dengan masa berlaku sertifikat hingga 5 tahun.

  • Cara Beli iPhone 17 di Indonesia

    Cara Beli iPhone 17 di Indonesia

    Bisnis.com, JAKARTA – Bagaimana cara beli iPhone 17 di Indonesia adalah pertanyaan beberapa masyarakat Indonesia saat ini.

    Sebagaimana diketahui, perusahaan teknologi Apple meluncurkan produk-produk baru, termasuk seri iPhone 17, ponsel iPhone Air yang super tipis, seri jam tangan pintar Apple Watch 11, dan AirPods Pro 3.

    Perangkat yang mendapat sorotan dalam acara peluncuran tahunan yang diadakan di Apple Park, Cupertino, California, Amerika Serikat, Selasa (9/9), adalah iPhone Air yang tebalnya hanya 0,22 inci dan beratnya 165 gram.

    Kapan iPhone 17 Bisa Dibeli di Indonesia?

    Namun yang perlu diingat, itu adalah peluncuran global. Jadwal kapan iPhone 17 akan sampai di Indonesia sendiri masih belum diketahui.

    Akan tetapi Bisnis sebelumnya melaporkan bahwa Apple berpotensi kehilangan momentum penjualan awal iPhone 17 di Indonesia menyusul belum keluarnya izin jual dan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dari pemerintah.  

    Senior Consultant dan Analis Pasar Smartphone SEQARA Communications, Aryo Meidianto Aji, mengatakan target pasar Apple di Indonesia adalah kalangan menengah ke atas.

    Segmen ini dinilai relatif tidak terlalu terdampak oleh pelemahan daya beli secara umum.

    Dia mengatakan meski demikian tantangan Apple menjual iPhone 17 di Indonesia adalah menjaga momentum penjualan awal iPhone. Izin yang belum diurus menjadi penghambat.

    “Harus dicermati, apakah pemerintah akan melakukan relaksasi perizinan untuk perangkat ini. Jika tidak, maka belum terdaftarnya iPhone 17 bisa memengaruhi penjualan awal,” kata Aryo kepada Bisnis, Senin (8/9/2025).

    Cara Beli Biasanya

    Jika berkaca pada sebelumnya, pembelian awal biasa dilakukan dengan pre-order ke iBox atau datang langsung ke outlet resmi atau bisa juga di distributor.

    Berapa harga iPhone 17 ada di halaman 2…

  • Izin Lambat, Apple Berpotensi Kehilangan Momentum Penjualan Awal iPhone 17

    Izin Lambat, Apple Berpotensi Kehilangan Momentum Penjualan Awal iPhone 17

    Bisnis.com, JAKARTA — Apple berpotensi kehilangan momentum penjualan awal iPhone 17 di Indonesia menyusul belum keluarnya izin jual dan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dari pemerintah.  

    Senior Consultant dan Analis Pasar Smartphone SEQARA Communications, Aryo Meidianto Aji, mengatakan target pasar Apple di Indonesia adalah kalangan menengah ke atas. Segmen ini dinilai relatif tidak terlalu terdampak oleh pelemahan daya beli secara umum.

    Dia mengatakan meski demikian tantangan Apple menjual iPhone 17 di Indonesia adalah menjaga momentum penjualan awal iPhone. Izin yang belum diurus menjadi penghambat.

    “Harus dicermati, apakah pemerintah akan melakukan relaksasi perizinan untuk perangkat ini. Jika tidak, maka belum terdaftarnya iPhone 17 bisa memengaruhi penjualan awal,” kata Aryo kepada Bisnis, Senin (8/9/2025).

    Selain itu, Aryo menyoroti potensi kenaikan harga iPhone secara global akibat kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang memberlakukan tarif tinggi pada produk impor dari sejumlah negara, termasuk China. Pasalnya, hingga kini sebagian perangkat iPhone masih diproduksi di China. 

    Kondisi ini berpotensi membuat harga jual iPhone 17 di Indonesia lebih mahal. Kendati demikian, Aryo optimistis penjualan iPhone 17 tetap berpotensi tinggi. 

    Hal ini ditopang oleh skema cicilan, program trade-in di pasar ritel, serta proyeksi bahwa proses sertifikasi TKDN akan segera rampung.

    “Penurunan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia juga membuka ruang bagi pembelian dengan skema cicilan, yang dapat menjaga penjualan produk ini tetap stabil,” tandasnya.

    Sebelumnya, pengamat teknologi meragukan kesepakatan tarif yang terjalin antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS) membuat harga smartphone iPhone 17 menjadi murah. 

    Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi memperkirakan harga iPhone 17 tidak akan bisa menyaingi ponsel asal China seperti Oppo, Xiaomi, hingga Huawei, meski ada kebijakan relaksasi tarif impor untuk Amerika Serikat. Heru menjelaskan, sebagian besar produksi iPhone masih dilakukan di China, sehingga aturan relaksasi impor 0% dari AS belum jelas akan berdampak pada harga di Indonesia.

    “Ini yang kita belum jelas aturan mainnya. Karena iPhone banyak diproduksi di China, sementara relaksasi impor 0% itu berlaku dari AS. Jadi masih perlu dipastikan sebenarnya aturannya akan seperti apa,” kata

    Menurut Heru, jika iPhone tetap didatangkan dari China, tidak akan ada perubahan harga yang berarti karena kebijakan relaksasi tidak berlaku. Sebaliknya, jika harus diimpor dari Amerika Serikat, biaya tambahan seperti ongkos kirim justru berpotensi membuat harganya semakin tinggi. Karena itu, menurut Heru, iPhone tetap sulit bersaing dengan smartphone China, khususnya di segmen menengah ke bawah.

    “iPhone tetap tidak akan kompetitif dibanding ponsel-ponsel China yang masuk ke pasar bawah dan menengah,” tegasnya.

    Menurut bocoran laporan JPMorgan, harga hanya akan naik untuk iPhone 17 Pro karena varian ini mulai dari kapasitas 256GB. Diperkirakan harga iPhone 17 akan berada di kisaran US $799 (sekitar Rp 13,1 juta), iPhone 17 Air US $899 (sekitar Rp 14,8 juta), iPhone 17 Pro US $1.099 (sekitar Rp 18,0 juta), dan iPhone 17 Pro Max US $1.299 (sekitar Rp 21,3 juta), dengan asumsi kurs sekitar Rp 16.400 per dollar Amerika Serikat (AS). 

  • TKDN Dilonggarkan, Ketergantungan RI Terhadap Produk Impor Makin Tinggi?

    TKDN Dilonggarkan, Ketergantungan RI Terhadap Produk Impor Makin Tinggi?

    Bisnis.com, JAKARTA — Indonesia berpotensi makin bergantung dengan produk impor Amerika Serikat (AS) menyusul rencana pemerintah menjadikan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) sebagai paket untuk negosiasi dengan  AS. 

    Senior Consultant dan Analis Pasar Smartphone dari Reasense, Aryo Meidianto Aji mengatakan ada dampak negatif yang perlu diperhatikan dari relaksasi TKDN. 

    Penurunan ketentuan TKDN dapat meningkatkan ketergantungan pada komponen impor, yang berisiko menghambat pengembangan industri lokal dan inovasi. 

    Aryo menuturkan, kebijakan TKDN yang sebelumnya ada memberikan insentif bagi industri lokal untuk menciptakan komponen-komponen ponsel yang diproduksi di dalam negeri. 

    Dia mempertanyakan sejauh mana pemerintah melonggarkan TKDN karena dampaknya yang besar. 

    “Jangan sampai relaksasi ini berimbas pada perusahaan lokal yang menyumbang bagian dari produksi ponsel di Indonesia,” ujar Aryo kepada Bisnis, Selasa (8/4/2025). 

    Lebih lanjut, Aryo mengingatkan agar relaksasi TKDN tidak hanya diberlakukan untuk perusahaan asal Amerika Serikat (AS).

    Sebab, produsen ponsel dari negara lain, seperti Korea Selatan dan China, dapat meminta perlakuan serupa berdasarkan prinsip kesetaraan dalam perdagangan internasional.

    “Produsen dari negara-negara tersebut juga akan merasakan dampak dari tarif tinggi dan mungkin berusaha untuk mendapatkan keuntungan kompetitif melalui negosiasi serupa,” ucap Aryo.

    Aryo juga melihat kebijakan ini memberikan fleksibilitas bagi produsen ponsel untuk lebih leluasa menggunakan komponen impor, khususnya yang sudah berbentuk utuh (seperti sparepart yang sudah dirakit), tanpa terhitung sebagai beban TKDN. 

    Senada dengan Aryo, pemerhati pasar gawai Herry SW menuturkan kebijakan TKDN bagi ICT ini tidak boleh hanya diterapkan kepada AS saja.

    Sebab, Herry melihat jika dilakukan relaksasi TKDN hanya untuk AS, yang terjadi adalah industri ponsel tanah air menjadi tidak sehat karena terdapat perlakuan yang tidak adil dan setara. 

    Kalau pun akhirnya jadi, semoga berlaku untuk semua merek. Berlaku untuk semua merek pun sebenarnya tetap tidak sehat untuk industri,” tutur Herry.