Tag: Armand Hermawan

  • Dari Chatucak sampai Twin Tower, QRIS Permudah Transaksi Saat Liburan

    Dari Chatucak sampai Twin Tower, QRIS Permudah Transaksi Saat Liburan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Keberadaan Quick Response Indonesian Standard atau QRIS sangat memudahkan masyarakat, khususnya dalam melakukan transaksi keuangan. Lewat QRIS, masyarakat kini tidak lagi direpotkan dengan segala bentuk aktivitas transaksi menggunakan uang secara fisik. Sehingga tidak heran jika layanan dan penggunaan QRIS terus diperluas, termasuk ke luar negeri seperti di Malaysia, Thailand, dan Singapura.

    Dengan penggunaan QRIS antarnegara, masyarakat tidak perlu repot lagi mengkonversi atau menukarkan mata uang ketika ingin berbelanja. Pengguna bisa melakukan transaksi dengan mudah di ketiga negara tersebut cukup dengan memindai kode QR.

    Bukan hanya di beberapa negara ASEAN seperti Malaysia, Thailand, dan Singapura, QRIS antarnegara juga rencananya bisa digunakan di Korea Selatan, Uni Emirat Arab, India, dan Arab Saudi.

    “In the process dengan Korea, India, Uni Emirat Arab, juga lagi proses dengan Saudi Arabia,” kata Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti, dikutip Jumat (2/5/2025).

    Meluasnya kerjasama QRIS antarnegara, menurut Destry bisa memudahkan masyarakat Indonesia yang ingin berbelanja di negara-negara tersebut. Kehadiran QRIS antarnegara juga membuat ketergantungan terhadap uang tunai semakin berkurang ketika berwisata, karena mereka cukup cukup memanfaatkan layanan QRIS di ponselnya.

    “Jadi itu memudahkan, nanti kalau masyarakat Indonesia misalnya mau transaksi bisa dengan QRIS,” tegasnya. Apalagi Artajasa juga telah mengantongi sertifikasi internasional,termasuk ISO 27001: 2013 untuk manajemen keamanan informasi, ISO 9001: 2015 untuk standar manajemen mutu,serta Payment Card Industry Data Security Standard (PCI DSS): 2023 yang memastikan perlindungan data transaksi pembayaran. Artajasa juga melakukan pemantauan system selama 24 jam untuk memastikan keamanan secara real-time.

    Tidak hanya berdampak pada pelancong Indonesia yang berada di luar negeri, QRIS juga mampu memberikan kemudahan bagi wisatawan asing yang berkunjung ke Indonesia, hingga mendongkrak transaksi UMKM daerah terutama di kawasan-kawasan wisata.

    Pasalnya turis mancanegara pun tidak perlu repot menggunakan uang tunai saat berwisata ke Indonesia, karena bisa menggunakan QRIS antarnegara. Dengan begitu, UMKM dapat menjangkau konsumen dan pasar yang lebih luas, hingga berpotensi memperluas jaringan bisnisnya hingga ke pasar global.

    Dalam kesempatan berbeda, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan penerapan QRIS sesuai standar global European Master Visa. Dengan kata lain standar QRIS sudah selaras dengan standar global sehingga dapat digunakan lintas negara.

    QRIS adalah standar versi Indonesia yang kita adopsi dari standar global, imbuh Perry. Sementara itu, PT Artajasa Pembayaran Elektronis (Artajasa) sebagai penyedia infrastruktur sistem pembayaran elektronis di Indonesia terus menunjukkan komitmennya dalam mendorong digitalisasi di sektor keuangan, termasuk penggunaan QRIS di luar negeri. Artajasa juga terus berupaya untuk memperkuat backbone switching yang mendukung transaksi real-time dan terintegrasi lintas negara.

    President Director Artajasa, Armand Hermawan mengatakan, hal tersebut dilakukan pihaknya sebagai upaya untuk menciptakan ekosistem pembayaran yang andal dan aman di Indonesia. Untuk itu lanjut Armand, pihaknya tidak segan untuk melakukan inovasi dan juga kerja sama dengan berbagai pihak dalam menghadirkan teknologi baru untuk mendukung sektor jasa keuangan.

    “Artajasa selalu siap mendukung, bank, fintech dan siapapun. Kita tidak bisa tumbuh sendiri dan akan tumbuh bersama,” kata Armand beberapa waktu lalu.

    Dia menambahkan di masa kini, masyarakat senantiasa mengandalkan platform keuangan digital untuk melakukan berbagai aktivitas keuangan, mulai dari transaksi, menabung, hingga berinvestasi. Masyarakat juga melakukan transaksi digital di hampir semua kesempatan dan tempat, baik di ritel modern maupun pedagang kaki lima terutama dengan kehadiran QRIS.

    Armand Hermawan mengatakan Artajasa sangat mengapresiasi apa yang dilakukan BI dan asosiasi serta partner bank sentral di beberapa negara yang berkaitan dengan QRIS. Apalagi pengguna QRIS paling besar dari Indonesia, sehingga dengan ini inklusi keuangan akan terjadi dengan cepat.

    “Apalagi dengan QRIS antar-negara membuat transaksi antar-ASEAN lebih cepat dan tidak bergantung pada dolar sebagai benchmark, sehingga bisa lebih mudah dalam melakukan transaksi keuangan,”tegas Armand.

    Sebagai informasi, implementasi QRIS secara nasional dimulai pada 1 Januari 2020, dengan masa transisi sebelumnya. Saat ini, QRIS juga dapat digunakan oleh wisatawan asing dengan aplikasi pembayaran yang mendukung standar EMVCo (Europay, Mastercard, and Visa Coorporation), merupakan organisasi global yang penting dalam memastikan bahwa teknologi pembayaran global bekerja dengan aman dan efisien). Penggunaan QRIS tidak hanya mempermudah transaksi, tetapi juga mendukung sistem pembayaran nasional yang efisien, aman, dan inklusif.

    Foto: dok Artajasa

    Bagaimana cara menggunakan QRIS antar-negara? Berikut caranya berdasarkan laman BI.

    Gunakan aplikasi perbankan atau jasa keuangan yang dimiliki
    Buka aplikasi pembayaran dan klik menu Scan QRIS.
    Masukkan jumlah nominal yang harus dibayar atau ditransfer, dalam mata uang negara asal, misal 10 baht.
    Konfirmasi tujuan dan nominal dalam Rupiah (otomatis sudah terkonversi, misal dari 10 Baht akan otomatis menjadi Rp 4.500).
    Masukkan PIN Anda akan menerima notifikasi bahwa transaksi berhasil dilakukan.
    Pembayaran dengan QRIS antarnegara selesai dilakukan.

    Nah, sudah tahukan cara mudah menggunakan QRIS? Jangan ragu gunakan QRIS saat berada di luar negeri!

    (dpu/dpu)

  • Transaksi ATM Bersama Artajasa Naik 17,5% Lebaran 2025, Perkuat Keamanan Siber

    Transaksi ATM Bersama Artajasa Naik 17,5% Lebaran 2025, Perkuat Keamanan Siber

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Artajasa Pembayaran Elektronis (Artajasa), penyedia sistem pembayaran digital, mencatat peningkatan transaksi di mesin ATM Bersama selama momen Ramadan – Lebaran 2025.

    Peningkatan tersebut tak terlepas dari upaya perusahaan yang terus menjaga kenyamanan transaksi dengan meningkatkan infrastruktur keamanan siber. 

    Artajasa mencatat jumlah transaksi yang diproses melalui jaringannya mengalami kenaikan pada Maret 2025 dibandingkan bulan sebelumnya.

    Transaksi melalui ATM Bersama dan ATM Bersama QR meningkat sekitar 17,5%, sementara ATM Bersama Debit tumbuh 18,3%. Peningkatan ini mencerminkan tingginya aktivitas masyarakat, baik dalam pengiriman uang antar keluarga maupun transaksi bisnis. 

    Selain itu, perputaran uang elektronik serta penggunaan kartu debit dan kredit juga mengalami kenaikan , seiring meningkatnya konsumsi masyarakat selama Ramadan dan Idulfitri. 

    Direktur Utama Artajasa Armand Hermawan mengatakan seiring dengan meningkatnya transaksi digital, aspek keamanan menjadi perhatian utama. Potensi risiko kejahatan siber, seperti phishing dan skimming, makin meningkat seiring dengan melonjaknya jumlah transaksi. 

    Artajasa memastikan bahwa setiap transaksi yang diproses dalam jaringannya dilindungi oleh sistem keamanan berlapis yang sesuai dengan standar global. 

    “Keamanan dan perlindungan pelanggan adalah prioritas utama kami. Kami bekerja sama dengan mitra strategis yang merupakan pakar keamanan siber serta menerapkan standar global yang ketat untuk memastikan setiap transaksi tetap aman dan terlindungi,” kata Armand, dikutip Selasa (8/4/2025). 

    Isu keamanan siber menjadi sorotan seiring dengan maraknya serangan yang menyasar sektor tersebut. Pada 2024, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah meluncurkan Pedoman Keamanan Siber (Cyber Security Guidelines). 

    Pedoman ini mencakup strategi reaktif dan proaktif untuk memastikan keamanan siber menjadi bagian krusial dari ekosistem perusahaan penyelenggara inovasi teknologi sektor keuangan. 

    Pedoman keamanan siber mencakup perlindungan data, manajemen risiko, respons insiden, maturity assessment, training and awareness.

    Sementara itu, sebagai langkah nyata dalam memperkuat keamanan, Artajasa telah mengantongi berbagai sertifikasi internasional, termasuk ISO 27001 untuk manajemen keamanan informasi, ISO 9001 untuk standar manajemen mutu, serta PCI DSS yang memastikan perlindungan data transaksi pembayaran. 

    Artajasa juga memantau sistem secara ketat selama 24 jam setiap hari guna mengantisipasi potensi ancaman keamanan  real-time.

    “Sinergi dengan regulator serta berbagai institusi lintas industri juga menjadi bagian dari strategi untuk menciptakan ekosistem keuangan digital yang lebih aman, andal, dan inklusif, sehingga dapat terus berkembang dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Armand. 

    Aspek Manusia

    Sementara itu pada awal 2025, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen (PEPK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Friderica Widyasari Dewi  mengingatkan selain penguatan keamanan siber dari sisi perusahaan, masyarakat juga haru senantiasa menjaga kerahasiaan dan keamanan data pribadi.

    Friderica memperkirakan laporan konsumen dan masyarakat terkait fraud eksternal masih akan tinggi pada  2025, seiring dengan tingginya penggunaan teknologi dan masih perlunya edukasi terkait pentingnya kerahasiaan dan keamanan data bagi masyarakat.

    “Diimbau kepada konsumen dan masyarakat untuk senantiasa memahami dan menerapkan akan pentingnya menjaga kerahasiaan dan keamanan data-data pribadi,” ujar Friderica.

    Pengamat Keamanan Siber dari Vaksincom Alfons Tanujaya mengatakan penerapan standar keamanan seperti ISO dan PCI DSS secara disiplin memang dapat mengamankan data dan transaksi. Namun, penerapan tersebut hanyalah salah satu dari rangkaian proses keamanan data. 

    Dia mengatakan lingkup serangan siber tidak hanya pada sisi penyedia jasa layanan, juga dari sisi pengguna. Oleh sebab itu, pengguna layanan juga harus memiliki pemahaman yang baik terkait keamanan siber. 

    “Spektrum ancaman bukan hanya pada sisi penyedia layanan tetapi pada sisi penggunanya,” kata Alfons. 

  • Soal Digitalisasi, Bos Artajasa Tekankan Pentingnya Talent Development

    Soal Digitalisasi, Bos Artajasa Tekankan Pentingnya Talent Development

    Jakarta, CNBC Indonesia – President Director Artajasa, Armand Hermawan menyebutkan bahwa talent development menjadi hal yang penting dalam digitalisasi di sektor keuangan.

    “Inovasi sudah disiapkan, namun masih ada kebutuhan sumber daya manusia (SDM). Tapi, apakah SDM kita sudah siap dan bisa catch up dengan visi dan misi pemerintah?” jelasnya dalam Digital Economic Forum dengan tema “Digital Innovation in Finance For Rapid and Sustainable Economic Growth,” Selasa, (25/2/2025).

    Apalagi berdasarkan data Bank Indonesia, sebagian besar yang bermasalah dengan pinjaman daring adalah kelas menengah dan generasi muda. Oleh karena itu, pemerintah seharusnya fokus pada talent development yang terus ditingkatkan.

    Armand juga menegaskan bahwa Artajasa dan stakeholder siap untuk mendukung hal ini sebagai bagian kecil. Namun untuk untuk yang lebih luas berada pada tataran pemerintah.

    Seperti diketahui, pada masa kini masyarakat senantiasa mengandalkan platform keuangan digital untuk melakukan berbagai aktivitas keuangan, mulai dari transaksi, menabung, hingga berinvestasi. Masyarakat juga melakukan transaksi digital di hampir semua kesempatan dan tempat baik di ritel modern maupun pedagang kaki lima.

    Didukung oleh sistem pembayaran yang aman, lancar, dan andal, nilai transaksi digital di Indonesia meningkat pesat. Bank Indonesia mencatat pembayaran digital pada 2024 mencapai 34,5 miliar transaksi atau tumbuh 36,1% secara tahunan (year on year/yoy).

    Artajasa sendiri sebagai pionir transaksi elektronis selama 25 tahun telah membangun solusi layanan sistem pembayaran yang terintegrasi, selaras dengan regulasi dan memberikan manfaat bagi ekosistem sistem pembayaran, pelanggan, mitra hingga masyarakat.

    “Artajasa selalu siap mendukung, bank, fintech dan siapapun. Kita tidak bisa tumbuh sendiri dan akan tumbuh bersama dengan finetch, gopay, bank, BPD dan lain-lain,” jelasnya.

    (dpu/dpu)

  • Artajasa Tujukan Komitmen Memperluas Ekosistem Ekonomi Digital

    Artajasa Tujukan Komitmen Memperluas Ekosistem Ekonomi Digital

    Jakarta, CNBC Indonesia – PT Artajasa Pembayaran Elektronis (Artajasa) sebagai penyedia infrastruktur sistem pembayaran elektronis terdepan di Indonesia terus menunjukkan komitmennya dalam mendorong digitalisasi di sektor keuangan. Komitmen ini diwujudkan melalui gelaran Digital Economic Forum 2025 yang berlangsung di Jakarta (25/02).

    Mengangkat tema “Digital Innovation in Finance for Rapid and Sustainable Economic Growth”, forum yang dihadiri oleh ratusan pelaku industri sistem pembayaran ini membahas soal inovasi dan pengembangan digital yang perlu dilakukan oleh sektor keuangan untuk merealisasikan inklusi keuangan yang lebih luas. Sektor keuangan yang inklusif dinilai mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih cepat dan berkelanjutan.

    Seperti diketahui, digitalisasi dan transformasi teknologi kian masif di berbagai sektor, termasuk sektor keuangan. Kemajuan teknologi ini terlihat dari adanya perubahan pola transaksi keuangan masyarakat dari tunai ke transaksi digital.

    Pada masa kini, masyarakat senantiasa mengandalkan platform keuangan digital untuk melakukan berbagai aktivitas keuangan, mulai dari transaksi, menabung, hingga berinvestasi. Masyarakat juga melakukan transaksi digital di hampir semua kesempatan dan tempat baik di ritel modern maupun pedagang kaki lima.

    Didukung oleh sistem pembayaran yang aman, lancar, dan andal, nilai transaksi digital di Indonesia meningkat pesat. Bank Indonesia mencatat pembayaran digital pada 2024 mencapai 34,5 miliar transaksi atau tumbuh 36,1% secara tahunan (year on year/yoy).

    Secara spesifik, pertumbuhan tertinggi terjadi pada sistem pembayaran QRIS yang tumbuh 186% yoy menjadi 689,07 juta transaksi. Adapun jumlah pengguna QRIS hingga November 2024 telah mencapai 55,02 juta dan jumlah merchant mencapai 35,1 juta, yang mana sebagian besar adalah merchant UMKM.

    Selain itu, Center of Economic and Law Studies (Celios) memperkirakan pembayaran digital untuk tahun 2024 kita prediksikan untuk mencapai Rp2.491,68 triliun. Perkembangan tersebut terlihat jelas di sektor keuangan seiring makin banyaknya orang yang melakukan transaksi keuangan secara digital dalam kehidupan sehari-hari.

    Kendati demikian, pesatnya pertumbuhan transaksi digital juga menyisakan beberapa pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, salah satunya inklusi keuangan. Hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2024 menunjukkan indeks literasi keuangan penduduk Indonesia sebesar 65,43%, sementara indeks inklusi keuangan sebesar 75,02%.

    Selain itu, masih ada jutaan masyarakat yang belum terjamah oleh lembaga keuangan formal seperti perbankan. Alhasil, masyarakat tersebut belum bisa memanfaatkan platform keuangan digital dalam kesehariannya.

    Bank Dunia juga mencatat pada 2021 penduduk unbanked di Indonesia mencapai sekitar 97,7 juta orang dewasa atau 48% dari populasi. Artinya, masih dibutuhkan inovasi lembaga keuangan untuk menjangkau masyarakat melalui digitalisasi layanan.

    Sebagai informasi, acara Digital Economic Forum ini dihadiri oleh beberapa narasumber. Di antaranya adalah Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara, Wakil Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mirza Adityaswara, President Director & CEO PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk Vikram Sinha.

    Selain itu, ada juga Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia Dicky Kartikoyono, Penasihat Khusus Presiden Bidang Ekonomi Bambang Brodjonegoro dan Direktur Utama PT Artajasa Armand Hermawan.

    Armand Hermawan menjelaskan perkembangan digitalisasi di industri sistem pembayaran yang semakin masif menjadi peluang bagi para pelaku sistem pembayaran (bank maupun non bank) untuk berinovasi guna peningkatan berbagai layanan sistem pembayaran digital. Untuk itu, Artajasa sebagai pionir transaksi elektronis terdepan selama 25 tahun telah membangun solusi layanan sistem pembayaran yang terintegrasi, selaras dengan regulasi dan memberikan manfaat bagi ekosistem sistem pembayaran, pelanggan, mitra hingga masyarakat.

    “Dimulai dari mengelola layanan switching, yaitu ATM Bersama, Artajasa secara kontinyu mengimplementasikan layanan transfer antarbank di ATM Bersama secara online dan real-time, menginisiasi lahirnya Asian Payment Network, mempelopori pembuatan Standar Spesifikasi Chip Kartu Debit dan ATM di industri perbankan, Interkoneksi layanan Transfer Dana Antar Switching, mengimplementasikan solusi layanan ATM Bersama Debit, menerapkan layanan Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS), meluncurkan layanan Third Party Card Management (TPCM), mengimplementasikan layanan Tarik Tunai Tanpa Kartu Antarbank di jaringan ATM Bersama, mengimplementasikan layanan Bersama Interface Processor (BIP) untuk mendukung Perbankan implementasi BI-Fast, hingga mengimplementasikan layanan QRIS Antarnegara,” jelas Armand.

    Di era digital yang membutuhkan solusi sistem pembayaran yang terpadu saat ini, Artajasa juga menghadirkan solusi Managed Service bagi Institusi keuangan seperti bank dan fintech dalam penyediaan layanan keuangan bagi nasabahnya tanpa harus mengeluarkan biaya investasi yang besar.

    “Artajasa membantu pelanggan dalam menghadirkan layanan yang handal, aman dan efisien kepada nasabah, mulai dari penyediaan infrastruktur hingga tenaga kerja berpengalaman di sistem pembayaran guna menunjang pertumbuhan bisnis pelanggan secara maksimal. Pelanggan dapat memanfaatkan infrastruktur dan sistem yang dimiliki Artajasa dengan skema sewa maupun revenue shared, diantaranya adalah untuk layanan Outsource Switching, layanan delivery channel seperti ATM dan EDC, layanan TPCM dan TPP,” tambah Armand.

    Lebih lanjut Armand mengatakan, dengan ekosistem sistem pembayaran yang semakin besar, Artajasa selalu berupaya menciptakan solusi untuk mendorong perubahan di sistem pembayaran, mengkolaborasikan antara regulator, pelaku industri hingga masyarakat sebagai pengguna yang tentunya akan meningkatkan awareness dan akseptasi pembayaran digital di Indonesia serta pertumbuhan ekonomi nasional.

    (dpu/dpu)

  • Digitalisasi Bukan Hanya Slogan. Mau Bukti?

    Digitalisasi Bukan Hanya Slogan. Mau Bukti?

    Jakarta, CNBC Indonesia – President Director Artajasa, Armand Hermawan mengatakan bahwa digitalisasi dalam industri keuangan bukan hanya slogan apalagi didukung dengan inklusi keuangan. Oleh karena itu Artajasa dan juga stakeholder akan terus berinovasi agar masyarakat bisa merasakan manfaat digitalisasi tersebut.

    “Digitalisasi itu bukan slogan, akan terus ada produk-produk yang dicerna masyarakat,” ungkapArmand dalam Digital Economic Forum dengan tema “Digital Innovation in Finance For Rapid and Sustainable Economic Growth,” Selasa, (25/2/2025).

    Apalagi menurut Armand, ke depan inovasi ini akan berfokus kepada pelanggan dan customer experience. Di sisi lain, bukti bahwa digitalisasi bukan hanya slogan adalah dengan lonjakan pengguna QRIS yang mencapai 6,5 juta penguna pada 2025 dengan transaksi Rp 6,5 miliar.

    “Karena itu kami ke depan akan memiliki QRIS TAP yang akan makin memudahkan dan tentu saja infrastrukturnya akan terus dibangun agar terus membaik,” rinci Armand.

    Selain itu, yang tidak kalah penting untuk mencapai digitalisasi yang bukan hanya omon-omon adalah cyber security.

    “Kami akan memastikan akan makin cepat, makin mudah, makin andal, dan makin aman agar masyarakat makin mudah dan nyaman melakukan transaksi keuangan,” kata Armand.

    Untuk diketahui, Artajasa siap mendukungekosistem pembayaran yang andal dan aman di Indonesia. Untuk itu lanjut Armand, pihaknya tidak segan untuk melakukan inovasi dan juga kerja sama dengan berbagai pihak dalam menghadirkan teknologi baru untuk mendukung sektor jasa keuangan.

    “Artajasa selalu siap mendukung, bank, fintech dan siapapun. Kita tidak bisa tumbuh sendiri dan akan tumbuh bersama dengan finetch, gopay, bank, bpd dan lain-lain. Saat ini atm bersama telah konek, 500 link provider, convicence store, logistik, BPJS kesehatan dan lain-lain,” kata Armand

    Ia mengungkapkan, selama 25 tahun ini perkembangan teknologi digital sangat cepat. Hal terlihat dari sistem pembayaran atau transaksi di industri jasa keuangan. Di mana tahun 90an ATM sangat diandalkan untuk transaksi keuangan, kini pergeseran telah terjadi dengan adanya mesin EDC, Internet Banking, Emoney, hingga QRIS.

    Pada masa kini, masyarakat senantiasa mengandalkan platform keuangan digital untuk melakukan berbagai aktivitas keuangan, mulai dari transaksi, menabung, hingga berinvestasi. Masyarakat juga melakukan transaksi digital di hampir semua kesempatan dan tempat baik di ritel modern maupun pedagang kaki lima.

    Didukung oleh sistem pembayaran yang aman, lancar, dan andal, nilai transaksi digital di Indonesia meningkat pesat. Bank Indonesia mencatat pembayaran digital pada 2024 mencapai 34,5 miliar transaksi atau tumbuh 36,1% secara tahunan (year on year/yoy).

    Secara spesifik, pertumbuhan tertinggi terjadi pada sistem pembayaran QRIS yang tumbuh 186% yoy menjadi 689,07 juta transaksi. Adapun jumlah pengguna QRIS hingga November 2024 telah mencapai 55,02 juta dan jumlah merchant mencapai 35,1 juta, yang mana sebagian besar adalah merchant UMKM.

    (dpu/dpu)

  • Bos Artajasa Sebut Transformasi Digital Bisa Mulus Lewat Hal Ini!

    Bos Artajasa Sebut Transformasi Digital Bisa Mulus Lewat Hal Ini!

    Jakarta, CNBC Indonesia – President Director Artajasa, Armand Hermawan mengakui bahwa digitalisasi dan transformasi teknologi kian masif di berbagai sektor, termasuk sektor keuangan.

    Melihat hal itu dibutuhkan talenta atau sumber daya manusia handal yang bisa mendorong transformasi digital ke depan lebih baik lagi.

    “Transformasi digital butuh talenta development, dan sinergi semua bersama, ada digital bank, bank konvensional, fintech, ovo, gopay, BPD, semua ini yang harus kita sama-sama melakukan transformasi digital,” terangnya dalam Digital Economic Forum dengan tema “Digital Innovation in Finance For Rapid and Sustainable Economic Growth,” Selasa, (25/2/2025).

    Seperti diketahui, pada masa kini masyarakat senantiasa mengandalkan platform keuangan digital untuk melakukan berbagai aktivitas keuangan, mulai dari transaksi, menabung, hingga berinvestasi. Masyarakat juga melakukan transaksi digital di hampir semua kesempatan dan tempat baik di ritel modern maupun pedagang kaki lima.

    Didukung oleh sistem pembayaran yang aman, lancar, dan andal, nilai transaksi digital di Indonesia meningkat pesat. Bank Indonesia mencatat pembayaran digital pada 2024 mencapai 34,5 miliar transaksi atau tumbuh 36,1% secara tahunan (year on year/yoy).

    Artajasa sendiri sebagai pionir transaksi elektronis selama 25 tahun telah membangun solusi layanan sistem pembayaran yang terintegrasi, selaras dengan regulasi dan memberikan manfaat bagi ekosistem sistem pembayaran, pelanggan, mitra hingga masyarakat.

    “Artajasa selalu siap mendukung, bank, fintech dan siapapun. Kita tidak bisa tumbuh sendiri dan akan tumbuh bersama dengan finetch, gopay, bank, BPD dan lain-lain,” jelasnya.

    (dpu/dpu)

  • BRI dan Artajasa Luncurkan Fitur Cardless Withdrawal, Transaksi tanpa Kartu Kini Lebih Mudah

    BRI dan Artajasa Luncurkan Fitur Cardless Withdrawal, Transaksi tanpa Kartu Kini Lebih Mudah

    Jakarta: PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI) terus memperkuat posisinya sebagai pelopor inovasi perbankan digital di Indonesia melalui peluncuran fitur Cardless Withdrawal. Bekerja sama dengan PT Artajasa Pembayaran Elektronis (Artajasa) fitur ini memungkinkan nasabah melakukan penarikan tunai tanpa kartu fisik di jaringan ATM dan CRM BRI yang tersebar di seluruh Indonesia.
     
    Cardless Withdrawal memberikan kemudahan bagi nasabah BRI maupun bank lain yang terintegrasi dengan jaringan Artajasa. Nasabah cukup menggunakan kode transaksi yang dihasilkan melalui aplikasi mobile banking untuk melakukan penarikan tunai dengan aman, cepat, dan praktis.
     
    Keunggulan Fitur Cardless Withdrawal

    Transaksi Tanpa Kartu: Nasabah tidak perlu membawa kartu fisik. Cukup gunakan aplikasi mobile banking untuk mendapatkan kode transaksi.
    Keamanan Tinggi: Setiap transaksi dilengkapi OTP (One Time Password) unik yang hanya berlaku untuk satu kali penggunaan.
    Proses Cepat dan Praktis: Langkah-langkah sederhana memungkinkan nasabah menikmati akses layanan kapan saja dan di mana saja.

    Direktur Retail Funding & Distribution BRI Andrijanto mengungkapkan bahwa fitur ini dirancang untuk memberikan solusi transaksi yang aman, praktis, dan sesuai dengan kebutuhan nasabah di era digital.
    “Dengan dukungan 21.221 ATM dan CRM di seluruh Indonesia, BRI memastikan masyarakat, baik nasabah maupun nonnasabah dapat menarik uang tunai dengan mudah tanpa perlu membawa kartu fisik. Layanan ini memberikan kemudahan sekaligus keamanan, sehingga masyarakat dapat mengakses dana mereka kapan saja dan di mana saja. Fitur ini menegaskan komitmen BRI untuk terus menghadirkan inovasi yang relevan dan mampu menjawab kebutuhan masyarakat,” ungkapnya. 
     
     

     
    Sementara itu, Direktur Utama Artajasa Armand Hermawan mengatakan sebagai penyedia infrastruktur sistem pembayaran terdepan di Indonesia, Artajasa senantiasa mendukung transformasi digital perbankan sebagaimana yang terus didorong oleh Bank Indonesia. 
     
    “Inovasi layanan cardless withdrawal merupakan salah satu terobosan dalam teknologi perbankan yang akan semakin mempermudah nasabah dalam melakukan transaksi keuangan di ATM. Kami tentunya sangat bangga dapat bersinergi dengan BRI untuk layanan cardless withdrawal ini dan optimis layanan ini dapat dimanfaatkan secara efektif oleh para nasabah sebagai solusi perbankan modern serta ke depannya akan semakin banyak bank yang mengimplementasikan layanan cardless withdrawal ini,” jelasnya.
     
    Peluncuran fitur ini menunjukkan langkah nyata BRI dalam menyediakan layanan digital yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan masa kini. Dengan pendekatan yang fokus pada kemudahan, keamanan, dan efisiensi, BRI terus memperkuat posisinya sebagai mitra utama nasabah sekaligus yang terdepan dalam transformasi digital perbankan di Indonesia.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ROS)

  • BRI Gandeng Artajasa Hadirkan Fitur Penarikan Tunai Tanpa Kartu

    BRI Gandeng Artajasa Hadirkan Fitur Penarikan Tunai Tanpa Kartu

    Jakarta, CNN Indonesia

    PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk bekerja sama dengan PT Artajasa Pembayaran Elektronis (Artajasa) meluncurkan fitur Cardless Withdrawal. Fitur ini memungkinkan nasabah melakukan penarikan tunai tanpa kartu fisik di jaringan ATM dan CRM perseroan yang tersebar di seluruh Indonesia.

    Layanan ini menjadi solusi praktis bagi nasabah BRI maupun bank lain yang terintegrasi dengan jaringan Artajasa. Dengan hanya menggunakan kode transaksi yang dihasilkan dari aplikasi mobile banking, nasabah dapat melakukan penarikan tunai dengan aman, cepat, dan praktis.

    Direktur Retail Funding & Distribution BRI, Andrijanto, menyampaikan fitur ini dirancang untuk memberikan solusi transaksi yang aman, praktis, dan sesuai dengan kebutuhan nasabah di era digital. Hal ini sesuai dengan komitmen BRI untuk terus menghadirkan inovasi yang relevan dan mampu menjawab kebutuhan masyarakat

    “Dengan dukungan 21.221 ATM dan CRM di seluruh Indonesia, BRI memastikan masyarakat, baik nasabah maupun non nasabah dapat menarik uang tunai dengan mudah tanpa perlu membawa kartu fisik. Layanan ini memberikan kemudahan sekaligus keamanan, sehingga masyarakat dapat mengakses dana mereka kapan saja dan di mana saja,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (19/12).

    Salah satu keunggulan fitur Cardless Withdrawal adalah kemampuannya untuk melakukan transaksi tanpa kartu fisik. Nasabah cukup menggunakan aplikasi mobile banking untuk menghasilkan kode transaksi, sehingga tak perlu lagi khawatir lupa membawa kartu saat ingin menarik uang tunai.

    Dari sisi keamanan, fitur ini mengedepankan perlindungan optimal dengan menyertakan One Time Password (OTP) unik pada setiap transaksi. OTP ini hanya berlaku satu kali, sehingga risiko penyalahgunaan dapat diminimalisasi, memberikan rasa aman yang lebih bagi para pengguna.

    Kemudahan lain yang ditawarkan adalah proses yang cepat dan praktis. Dengan langkah-langkah sederhana, nasabah dapat mengakses layanan ini kapan saja dan di mana saja melalui jaringan ATM dan CRM BRI yang tersebar luas.

    Di sisi lain, Direktur Utama Artajasa, Armand Hermawan, mengatakan sebagai penyedia infrastruktur sistem pembayaran terdepan di Indonesia, Artajasa senantiasa mendukung transformasi digital perbankan sebagaimana yang terus didorong oleh Bank Indonesia.

    “Inovasi layanan Cardless Withdrawal merupakan salah satu terobosan dalam teknologi perbankan yang akan semakin mempermudah nasabah dalam melakukan transaksi keuangan di ATM,” imbuh dia.

    Dia pun mengaku pihaknya merasa bangga dapat bersinergi dengan BRI untuk layanan ini dan optimis dapat dimanfaatkan secara efektif oleh para nasabah sebagai solusi perbankan modern. Dirinya juga optimis ke depan akan semakin banyak bank yang mengimplementasikan layanan Cardless Withdrawal.

    Peluncuran Cardless Withdrawal merupakan langkah strategis BRI dalam memperkuat posisinya sebagai pemimpin transformasi digital di Indonesia. Melalui fitur ini, perseroan tidak hanya mempermudah akses keuangan bagi masyarakat, tetapi juga menegaskan komitmennya untuk terus menghadirkan inovasi yang adaptif dan mendukung gaya hidup digital.

    Dengan layanan ini, BRI dan Artajasa berharap dapat menciptakan pengalaman perbankan yang lebih sederhana, aman, dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat modern. Inovasi ini juga membuka peluang baru untuk memperluas integrasi antarbank di Indonesia, sekaligus mendorong inklusi keuangan yang lebih merata.

    (rir/rir)

  • BRI Gandeng Artajasa Luncurkan Fitur Cardless Withdrawal, Transaksi Tanpa Kartu Kini Lebih Mudah – Page 3

    BRI Gandeng Artajasa Luncurkan Fitur Cardless Withdrawal, Transaksi Tanpa Kartu Kini Lebih Mudah – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Dalam upaya mendukung inklusi keuangan dan transformasi digital, Bank Rakyat Indonesia (BRI) bersama Artajasa meluncurkan fitur Cardless Withdrawal atau transaksi tanpa kartu. Nasabah bisa melakukan penarikan tunai tanpa kartu fisik di ATM dan CRM BRI di seluruh Indonesia.  

    Kerja sama ini bertujuan mengintegrasikan layanan keuangan berbasis digital dan kebutuhan tunai masyarakat, sehingga dapat memperluas akses finansial bagi berbagai kalangan. Kolaborasi BRI dan Artajasa juga didukung oleh regulator seperti Bank Indonesia.

    Director of Retail Funding Distribution BRI, Andrijanto menuturkan, fitur ini dirancang untuk memberikan solusi transaksi yang praktis dan sesuai kebutuhan nasabah di era digital. 

    “BRI memastikan nasabah dapat menarik uang tunai dengan mudah tanpa membawa kartu fisik. Layanan ini memberikan kemudahan sekaligus keamanan, sehingga nasabah dapat mengakses dana mereka kapan saja dan dimana saja,” ungkapnya pada peluncuran Cardless Withdrawal di Gedung BRI 1, Rabu (18/12/2024).

    Ia menambahkan, kolaborasi ini mengombinasikan pendekatan tradisional dan digital untuk memberikan layanan yang lebih efisien dan mudah diakses.

    Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Artajasa, Armand Hermawan menyoroti pentingnya sinergi antara digitalisasi dan layanan tunai, terutama menjelang periode padat seperti Natal dan Tahun Baru. 

    Cardless Withdrawal memberikan kemudahan bagi nasabah BRI maupun bank lain yang terintegrasi dengan jaringan Artajasa. Nasabah cukup menggunakan kode transaksi yang dihasilkan melalui aplikasi mobile banking untuk melakukan penarikan tunai. 

    “Jadi ini adalah perpaduan antara cash tradisional dengan digitalisasi. Jadi digitalisasi pengambilannya melalui OTP kode kartu dikombinasi dengan handphone,” jelas Armand.

  • Sambut Nataru, BRI Sediakan Rp 24,6 Triliun dan Layanan Cardless Withdrawal – Page 3

    Sambut Nataru, BRI Sediakan Rp 24,6 Triliun dan Layanan Cardless Withdrawal – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Menjelang momen Natal dan Tahun Baru (Nataru), berbagai layanan perbankan terus ditingkatkan untuk memberikan kemudahan akses bagi masyarakat. Salah satu inovasi terkini yang semakin banyak digunakan adalah fitur Cardless Withdrawal atau tarik tunai tanpa kartu yang diluncurkan BRI bersama Artajasa. 

    Fitur ini memungkinkan nasabah untuk menarik uang tunai di ATM tanpa menggunakan kartu fisik, melainkan hanya dengan kode transaksi dari aplikasi mobile banking.

    Selain Cardless Withdrawal, BRI juga telah mempersiapkan Rp24,6 triliun uang tunai untuk memenuhi kebutuhan transaksi masyarakat.

    “Kami telah mempersiapkan Rp24,6 triliun uang tunai menjelang Natal dan Tahun Baru untuk memenuhi kebutuhan transaksi masyarakat selama libur panjang,” ujar Director of Retail Funding Distribution BRI, Andrijanto dalam peluncuran Cardless Withdrawal di Gedung BRI 1, Rabu (18/12/2024).

    Jumlah ini membuktikan komitmen BRI dalam memastikan ketersediaan uang tunai di seluruh jaringan mereka.

    Direktur Utama Artajasa, Armand Hermawan juga menyatakan teknologi ini merupakan solusi untuk meningkatkan kemudahan dan keamanan transaksi, terutama di tengah mobilitas tinggi masyarakat saat libur panjang. 

    Fitur cardless withdrawal kini didukung oleh kolaborasi sejumlah bank besar di Indonesia. Armand menjelaskan, sebanyak 98 bank telah bekerja sama dengan Artajasa dalam mendukung implementasi fitur ini. Kerja sama ini juga melibatkan Bank BRI sebagai salah satu pelopor layanan inovatif.

    Implementasi fitur cardless withdrawal merupakan bagian dari transformasi digital perbankan yang terus didorong oleh Bank Indonesia. 

    Selama periode Nataru, jumlah transaksi diprediksi meningkat signifikan. Kolaborasi antara bank-bank besar dan penyedia layanan seperti Artajasa diharapkan dapat mengurangi kepadatan antrian di ATM sekaligus memberikan pengalaman bertransaksi yang lebih efisien.

    Dengan berbagai keunggulan dan dukungan yang diberikan, fitur cardless withdrawal menjadi solusi modern yang tidak hanya mendukung aktivitas liburan masyarakat, tetapi juga menciptakan pengalaman perbankan yang lebih praktis dan aman.