Tag: Ariston Tjendra

  • Pelemahan Rupiah Berpotensi Berlanjut, Didorong Positifnya Data Ekonomi AS

    Pelemahan Rupiah Berpotensi Berlanjut, Didorong Positifnya Data Ekonomi AS

    JAKARTA – Pengamat Pasar Keuangan dan Komoditas Ariston Tjendra menyampaikan pergerakan rupiah berpotensi melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Jumat, 21 Maret.

    Ariston menyampaikan Indeks dolar AS pagi ini bergerak lebih menguat ke level 103.81 jika dibandingkan dengan pergerakan pagi kemarin di level 103.30.

    “Naiknya indeks Dolar ini didukung oleh data ekonomi AS yang dirilis semalam yang hasilnya lebih bagus dari ekspektasi pasar,” ujarnya kepada VOI, Jumat, 21 Maret.

    Ariston menyampaikan bahwa data klaim tunjangan pengangguran mingguan yang dirilis menunjukkan di level 223 ribu atau lebih rendah dari ekspektasi, yaitu 224 ribu, yang mengindikasikan penurunan tingkat pengangguran.

    Selain itu, data indeks manufaktur di area Philadelphia tercatat sebesar 12,5, lebih tinggi dibandingkan dengan ekspektasi yang hanya 8,8.

    Sementara itu, data penjualan rumah yang sudah ada tercatat sebanyak 4,26 juta unit, melebihi ekspektasi yang sebesar 3,95 juta unit.

    Ariston menyampaikan selain itu pasar masih khawatir dengan kebijakan tarif Trump yang mendorong pasar masuk ke aset aman di emas dan dolar AS.

    “Isu ini masih belum hilang. Ditambah isu baru soal serangan-serangan Israel dan AS ke wilayah-wilayah negara lain dan prospek perdamaian Ukraina dan Rusia yang masih belum kelihatan,” jelasnya.

    Ia menyampaikan pergerakan rupiah pada Jumat, 21 Maret, berpotensi melemah terhadap dolar AS ke area level Rp16.550 per dolar AS dengan potensi support di Rp16.430 per dolar AS.

    Mengutip Bloomberg, pada hari Kamis, 20 Maret, Kurs rupiah spot di tutup naik 0,28 persen ke level Rp16.485 per dolar AS. Sementara itu, kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup menguat 0,28 persen ke level harga Rp16.481 per dolar AS.

  • Dolar AS Diprediksi Tertekan, Rupiah Perkasa Hari Ini – Page 3

    Dolar AS Diprediksi Tertekan, Rupiah Perkasa Hari Ini – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar AS pada pembukaan perdagangan hari Selasa 18 Maret 2025. Rupiah menguat sebesar 14 poin atau 0,08 persen menjadi 16.392 per dolar AS dari sebelumnya 16.406 per dolar AS.

    Pengamat pasar uang yang juga Presiden Direktur PT Doo Financial Futures Ariston Tjendra mengatakan neraca perdagangan Indonesia bulan Februari 2025, yang surplus bisa memberikan sentimen positif ke nilai tukar (kurs) rupiah.

    “Neraca perdagangan RI bulan Februari yang kembali surplus dan juga stimulus yang dikeluarkan pemerintah China di hari Minggu (16/3/2025) kemarin bisa memberikan sentimen positif ke rupiah,” ujarnya dikutip dari Antara, Selasa (18/3/2025).

    Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan barang Indonesia surplus 3,12 miliar dolar AS atau turun sebesar 0,38 miliar dolar AS secara bulanan.

    Surplus pada Februari 2025 lebih ditopang pada surplus pada komoditas nonmigas yang sebesar 4,84 miliar dolar Amerika Serikat (AS), yang terdiri dari lemak dan minyak nabati, bahan bakar mineral, serta besi dan baja.

    Selain itu, faktor lainnya adalah data penjualan ritel AS bulan Februari yang lebih rendah dari ekspektasi pasar, yakni 0,2 persen dari perkiraan 0,6 persen. Penjualan ritel AS yang dalam tekanan ini bisa membantu ekonomi AS terhindar dari tekanan inflasi.

    “Indeks dollar AS masih dalam tekanan, pagi ini masih bergerak di kisaran 103,40-an. Tekanan terhadap indeks dolar AS ini karena pasar masih melihat ekonomi AS dalam tekanan,” ungkap dia.

    Di sisi lain, pelaku pasar juga masih khawatir dengan sikap Presiden AS Donald Trump yang terus mengeluarkan kebijakan kenaikan tarif ke negara-negara partner dagang. Kebijakan kenaikan tarif ini bisa memicu perang dagang yang berujung pada pelambatan ekonomi, dan mendorong pelaku pasar melepas aset berisiko lagi.

    Kemudian, perang baru yang dimulai oleh AS terhadap kelompok perlawanan Houthi di Yaman bisa mendukung penguatan dolar AS.

    “Hari ini, masih ada peluang rupiah menguat ke arah Rp16.300, yang di sisi lain, potensi pelemahan ke arah Rp16.450,” ucap Aris.

  • Rupiah Diprediksi Menguat, Didorong Pelemahan Data Ekonomi AS

    Rupiah Diprediksi Menguat, Didorong Pelemahan Data Ekonomi AS

    JAKARTA – Pengamat Pasar Keuangan dan Komoditas Ariston Tjendra menyampaikan pergerakan rupiah berpotensi menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Senin, 17 Maret.

    Ariston menyampaikan pergerakan dolar AS kemungkinan masih dibayangi sentiment negatif karena pasar berekspektasi bahwa kebijakan kenaikan tarif Trump bisa mendorong ekonomi AS mengalami resesi.

    “Laporan survei tingkat keyakinan konsumen terbaru di Jumat malam, menunjukkan keyakinan yang menurun di kalangan konsumen AS terhadap kondisi perekonomian AS ke depan,” ujarnya kepada VOI, Senin, 17 Maret.

    Adapun berdasarkan data Michigan Consumer Sentimen AS dirilis di level 57,9 pada Maret 2025 lebih rendah jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya di level 64,7.

    Selain itu, Ariston menyampaikan data inflasi AS yang dirilis pekan lalu, menunjukkan kenaikan yang lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya.

    “Data inflasi konsumen AS dirilis 2,8 persen dibandingkan bulan sebelumnya 3,0 persen. Inflasi yang lebih rendah ini membuka peluang pemangkasan suku bunga acuan lanjutan oleh Bank Sentral AS,” jelasnya.

    Ia menyampaikan pergerakan rupiah pada Senin, 17 Maret, berpotensi menguat terhadap dolar AS ke area support di Rp16.200 per dolar AS dengan potensi resisten di Rp16.400 per dolar AS.

    Mengutip Bloomberg, pada hari Jumat, 14 Maret, Kurs rupiah spot di tutup naik 0,47 persen ke level Rp16.428 per dolar AS.

    Sementara itu, kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup menguat 0,24 persen ke level harga Rp16.428 per dolar AS.

  • Dolar AS Mulai Jinak ke Level Rp 16.348

    Dolar AS Mulai Jinak ke Level Rp 16.348

    Jakarta

    Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) mulai jinak terhadap rupiah pada perdagangan pagi hari ini. Mata uang Paman Sam itu menurun ke level Rp 16.300-an.

    Dikutip dari data Bloomberg, Senin (17/3/2025), sekitar pukul 09.30 WIB nilai tukar dolar AS melemah 2 poin atau 0,01%. Dolar AS pun kini bertengger pada level Rp 16.348.

    Pengamat Pasar Keuangan Ariston Tjendra mengatakan ada peluang penguatan rupiah terhadap dolar AS hari ini. Hal itu karena dolar AS masih dibayangi sentimen negatif akibat pasar berekspektasi bahwa kebijakan kenaikan tarif Presiden Donald Trump bisa mendorong ekonomi AS ke jurang resesi.

    “Laporan survei tingkat keyakinan konsumen terbaru di Jumat (14/3) malam, menunjukkan keyakinan yang menurun di kalangan konsumen AS terhadap kondisi perekonomian AS ke depan. Data Michigan Consumer Sentimen AS dirilis 57.9 vs sebelumnya 64.7,” jelas Ariston kepada detikcom.

    Selain itu, data inflasi AS yang dirilis pekan lalu menunjukkan kenaikan yang lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya di mana data inflasi konsumen AS dirilis 2,8% vs 3,0%. Inflasi yang lebih rendah ini membuka peluang pemangkasan suku bunga acuan lanjutan oleh Bank Sentral AS.

    “Oleh karena itu ada peluang penguatan rupiah hari ini terhadap dolar AS ke arah area support di Rp 16.200, dengan potensi resisten di kisaran Rp 16.400,” ucap Ariston.

    (acd/acd)

  • Rupiah Dibuka Loyo dari Dolar, Simak Prediksi Hari Ini – Page 3

    Rupiah Dibuka Loyo dari Dolar, Simak Prediksi Hari Ini – Page 3

     

    Liputan6.com, Jakarta Pada pembukaan perdagangan Kamis pagi di Jakarta, nilai tukar rupiah melemah tipis sebesar 1 poin atau 0,01 persen menjadi 16.453 per dolar AS dari sebelumnya 16.452 per dolar AS.

    Pengamat pasar uang sekaligus Presiden Direktur PT Doo Financial Futures, Ariston Tjendra, memprediksi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat setelah data Indeks Harga Konsumen (IHK) Amerika Serikat (AS) untuk Februari 2025 menunjukkan kenaikan lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya.

    “Data IHK AS bulan Februari menunjukkan kenaikan yang lebih rendah dari bulan sebelumnya, yakni 2,8 persen secara tahunan (year on year/yoy), dibandingkan sebelumnya yang mencapai 3,0 persen,” ujarnya dikutip dari ANTARA, Kamis (13/3/2025).

    Inflasi AS Melambat

    Melambatnya inflasi AS pada Februari 2025 sudah diprediksi sebelumnya. Kondisi ini meningkatkan ekspektasi terkait pemotongan suku bunga oleh The Fed, yang berpotensi melemahkan dolar AS secara luas.

    “Tingkat inflasi yang lebih rendah ini tentu membuka peluang bagi pemangkasan suku bunga acuan AS, dan ekspektasi tersebut dapat memberikan tekanan pada dolar AS,” tambahnya.

    Di sisi lain, yang menjadi penggerak rupiah, pasar masih mewaspadai potensi perang dagang karena Presiden AS Donald Trump kembali mengancam kenaikan tarif terhadap negara-negara lain. “Saat ini ancaman tarif tersebut ditujukan ke negara-negara Eropa,” jelas Ariston.

     

  • Rupiah Dibuka Makin Perkasa dari Dolar AS, Segini Sekarang – Page 3

    Rupiah Dibuka Makin Perkasa dari Dolar AS, Segini Sekarang – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi di Amerika Serikat (AS) berdampak pada pelemahan dolar AS, yang turut mendorong penguatan mata uang negara berkembang, termasuk rupiah.

    Dikutip dari ANTARA, Rabu (5/3/2025), pada pembukaan perdagangan hari Rabu di Jakarta, rupiah tercatat menguat 14 poin atau 0,09 persen menjadi 16.431 per dolar AS dibandingkan posisi sebelumnya di 16.445 per dolar AS.

    Pengamat pasar uang, Ariston Tjendra, menyatakan bahwa ketidakpastian ekonomi AS menjadi faktor utama di balik pergerakan ini.

    Pelemahan Dolar AS Akibat Kebijakan Tarif Impor

    Indeks dolar AS melemah ke level 105,6, posisi terendah sejak awal Desember 2024. Penyebab utama pelemahan ini adalah kebijakan tarif impor baru yang diberlakukan terhadap Kanada, Meksiko, dan China. Langkah ini memicu kekhawatiran investor mengenai prospek ekonomi AS ke depan.

    Presiden AS Donald Trump mengumumkan pada Senin (3/3) bahwa tarif impor sebesar 25 persen untuk produk asal Kanada dan Meksiko mulai berlaku pada Selasa (4/3).

    Sebelumnya, kebijakan ini telah ditandatangani sejak 1 Februari namun mengalami penundaan satu bulan. Selain itu, AS juga mengenakan tarif impor 10 persen terhadap barang asal China sebagai langkah lanjutan untuk menekan peredaran fentanil di dalam negeri, sehingga total tarif impor terhadap produk China meningkat menjadi 20 persen.

     

  • Rupiah Kamis Pagi Dibuka Melemah Lagi dari Dolar AS, Simak Datanya – Page 3

    Rupiah Kamis Pagi Dibuka Melemah Lagi dari Dolar AS, Simak Datanya – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah (kurs) pada pembukaan perdagangan Kamis di Jakarta melemah hingga 28 poin atau 0,17 persen menjadi 16.353 per dolar AS dari sebelumnya rupiah 16.325 per dolar AS.

    Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan bahwa keinginan Federal Reserve (The Fed) untuk menahan suku bunga acuan lebih lama mempengaruhi pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah.

    “Rilis notulen rapat kebijakan The Fed bulan Januari lalu dinihari tadi memperlihatkan keinginan bank sentral untuk menahan suku bunga acuan lebih lama lagi,” ujarnya dikutip dari ANTARA, Kamis (20/2/2025).

    Sentimen The Fed

    Keinginan itu dibarengi dengan sikap The Fed yang menunggu data terbaru seperti inflasi, tenaga kerja, dan dampak kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

    Alasan yang mendasari suku bunga acuan tetap ditahan karena isyarat pejabat The Fed yang menunjukkan kesulitan untuk menurunkan inflasi ke target dua persen.

    “Selain itu, kebijakan tarif Trump juga masih memberikan sentimen negatif ke pasar pagi ini. Indeks saham Asia terlihat bergerak negatif pagi ini,” ujar Ariston.

     

  • Rupiah melemah seiring sikap `wait and see` atas rilis rapat The Fed

    Rupiah melemah seiring sikap `wait and see` atas rilis rapat The Fed

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Rupiah melemah seiring sikap `wait and see` atas rilis rapat The Fed
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Rabu, 19 Februari 2025 – 18:57 WIB

    Elshinta.com – Analis Bank Woori Saudara Rully Nova menilai pelemahan rupiah dipengaruhi sikap wait and see pelaku pasar atas rilis rapat Federal Reserve (The Fed) besok malam.

    “The Fed akan merilis rencana kebijakan moneter tahun ini yang diperkirakan hanya menurunkan bunga dua kali dan baru akan turun di semester II-2025,” ujarnya kepada ANTARA di Jakarta, Rabu.

    Investor pada pekan ini fokus rilis rapat The Fed bulan Januari 2025 untuk mengukur bagaimana para pembuat kebijakan telah berupaya mempertimbangkan risiko perang tarif yang lebih luas menyusul kebijakan perdagangan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

    Berdasarkan data pekan lalu, indeks harga konsumen AS di bulan Januari meningkat menjadi tiga persen dari perkiraan atau bulan sebelumnya yang masing-masing 2,9 persen. Capaian ini menjadi sinyal bagi The Fed bahwa mereka takkan terburu-buru melanjutkan pemotongan suku bunga.

    Faktor lain dari pelemahan rupiah terkait rapat moneter Bank Indonesia (BI) yang tak mengubah kebijakan untuk menjaga kurs rupiah melemah terlalu jauh, sebagaimana disampaikan Pengamat pasar uang Ariston Tjendra.

    Apabila BI lebih menekankan kondisi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, maka BI tetap akan mempertahankan suku bunga. Namun, apabila fokus pada pertumbuhan, maka sebaiknya BI memangkas suku bunga 25 basis points (bps).

    Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Bulan Februari 2025 pada Selasa (18/2) dan Rabu (19/2) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI-Rate tetap berada di level 5,75 persen.

    Suku bunga deposit facility tetap di level lima persen. Sedangkan suku bunga lending facility juga diputuskan untuk tetap di level 6,5 persen.

    Nilai tukar rupiah (kurs) pada penutupan perdagangan hari Rabu di Jakarta melemah hingga 47 poin atau 0,29 persen menjadi Rp16.325 per dolar Amerika Serikat (AS) dari sebelumnya Rp16.278 per dolar AS.

    Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada hari ini turut melemah ke level Rp16.357 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.275 per dolar AS.

    Sumber : Antara

  • Efisiensi Anggaran Pemerintah Bikin Rupiah Melemah

    Efisiensi Anggaran Pemerintah Bikin Rupiah Melemah

    PIKIRAN RAKYAT – Efisiensi anggaran pemerintah ternyata berpengaruh terhadap melemahnya nilai tukar (kurs) rupiah. Pengamat pasar uang, Ariston Tjendra menyatakan bahwa kebijakan efisiensi anggaran itu memberikan sentimen negatif ke pasar.

    “Kebijakan efisiensi pemerintah yang sedikit banyak mempengaruhi roda ekonomi bisnis karena pembatasan pengeluaran pemerintah, juga sedikit banyak memberikan sentimen negatif ke pasar,” katanya, Selasa 11 Februari 2025.

    Selain efisiensi anggaran yang dilakukan Presiden Prabowo Subianto, pelemahan rupiah juga dipengaruhi kebijakan tarif dari Presiden AS Donald Trump, termasuk soal kenaikan tarif impor baja dan alumunium 25 persen.

    “(Hal ini) meningkatkan kewaspadaan dan kekhawatiran pelaku pasar, sehingga memicu peralihan ke aset aman, seperti kita lihat harga emas internasional terus meningkat dan aset yang berisiko mengalami tekanan, termasuk rupiah,” tutur Ariston Tjendra.

    Nilai Tukar Rupiah

    Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan Selasa 11 Februari 2025 di Jakarta melemah hingga 26 poin atau 0,16 persen menjadi Rp16.364 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.358 per dolar AS.

    Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada hari ini turut melemah ke level Rp16.380 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.350 per dolar AS.

    Efisiensi Anggaran Pemerintah

    Presiden Prabowo Subianto mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) 1/2025 yang meminta anggaran pemerintah pada Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran (TA) 2025 dipangkas sebesar Rp306,69 triliun.

    Rinciannya, kementerian/lembaga diminta untuk melakukan efisiensi anggaran sebesar Rp256,1 triliun dan transfer ke daerah (TKD) Rp50,59 triliun.

    Untuk belanja K/L, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menindaklanjuti arahan tersebut dengan mengeluarkan surat bernomor S-37/MK.02/2025 yang menetapkan 16 pos belanja yang perlu dipangkas anggarannya dengan persentase bervariasi, mulai dari 10 persen hingga 90 persen.

    Menteri/pemimpin lembaga diminta untuk menyampaikan rencana efisiensi kepada DPR dan melaporkan persetujuannya kepada menteri keuangan atau direktur jenderal anggaran paling lambat 14 Februari 2025.

    Sementara untuk rincian pemangkasan anggaran TKD, Menkeu menerbitkan Keputusan Menteri Keuangan (KMK) Nomor 29 Tahun 2025.

    Pemangkasan dilakukan terhadap enam instrumen, di antaranya kurang bayar dana bagi hasil, dana alokasi umum (DAU), dana alokasi khusus (DAK) fisik, dana otonomi khusus (otsus), dana keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dan dana desa.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Rupiah melemah seiring peningkatan ketegangan perdagangan global

    Rupiah melemah seiring peningkatan ketegangan perdagangan global

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Rupiah melemah seiring peningkatan ketegangan perdagangan global
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Senin, 10 Februari 2025 – 17:56 WIB

    Elshinta.com – Pengamat mata uang Ibrahim Assuabi membeberkan bahwa pelemahan nilai tukar (rupiah) dipengaruhi peningkatan kekhawatiran terkait ketegangan perdagangan ekonomi global.

    “Trump (Presiden Amerika Serikat/AS Donald Trump) mengumumkan tarif baru sebesar 25 persen untuk semua impor baja dan aluminium. Langkah ini telah meningkatkan kekhawatiran atas meningkatnya ketegangan perdagangan dan dampak potensialnya terhadap ekonomi global,” ujarnya dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin.

    Selain itu, China mulai hari ini telah mengenakan tarif tambahan 15 persen terhadap batu bara dan gas alam cair (LNG) dari Amerika Serikat sebagai bentuk balasan atas pemberlakuan tarif impor barang dari AS sebesar 10 persen. Sejumlah barang dari AS juga akan dikenai bea masuk 10 persen.

    Di sisi lain, pengamat pasar uang Ariston Tjendra menilai kondisi ketenagakerjaan AS yang masih solid menjadi faktor kurs rupiah melemah.

    Tercatat, tingkat pengangguran AS bulan Januari 2025 menurun jadi 4,0 persen dari sebelumnya 4,1 persen, kenaikan upah naik 0,5 persen dari sebelumnya 0,3 persen, dan ekspektasi inflasi naik 4,3 persen dari sebelumnya 3,3 persen.

    “Hasil data ini tentu saja mendukung penguatan dolar AS terhadap nilai tukar lainnya,” kata Ariston.

    Nilai tukar rupiah (kurs) pada penutupan perdagangan hari Jumat di Jakarta menguat hingga 75 poin atau 0,46 persen menjadi Rp16.358 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.283 per dolar AS.

    Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada hari ini turut melemah ke level Rp16.350 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.325 per dolar AS.

    Sumber : Antara