Tag: Ario Bayu

  • Pertunjukan Teater “Kartini” Meriahkan Hari Kartini di Wisma Habibie-Ainun – Halaman all

    Pertunjukan Teater “Kartini” Meriahkan Hari Kartini di Wisma Habibie-Ainun – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kenang Perjuangan Kartini, Teater Monolog Dipentaskan di Wisma Habibie-Ainun

    Pertunjukan teater monolog produksi Ngajagi Kreasi Nusantara berjudul “Kartini” dipentaskan di Wisma Habibie-Ainun.

    Pentas itu mengangkat tema perjuangan RA Kartini membela hak-hak perempuan.

    Pentas itu digelar dalam rangka Hari Kartini pada tanggal 21 April 2025, dalam tajuk A Sip Legacy: Kartini’s Spirit in Today’s Women.

    Pertunjukan teater monolog Kartini ditulis dan disutradarai oleh Den Aslam serta diperankan oleh Yasinta Indra.

    Monolog tersebut menceritakan perjuangan Kartini dalam memperjuangkan hak-hak perempuan yang terkungkung tradisi Jawa pada zaman itu.

    Monolog tersebut menjadi pengantar bagi tiga sesi diskusi yang diisi oleh para tokoh Indonesia, seperti Widi Wardhana, Prof. Stella Christie, Yanti Airlangga, Tuti Roosdiono, Pratiwi Sudarmono, Didit Ratam, Christine Hakim, Dian Sastrowardoyo, Ario Bayu, Chelsea Islan, Prilly Latuconsina, Didiet Maulana, Tience Sumartini, Carmelita Hartoto, Harman Subakat, Dewi Makes, serta Anandita Makes.

    Dari perwakilan tuan rumah Wisma Habibie-Ainun, hadir pula: Nadia Habibie, Putri Habibie, Insana Habibie, dan Widya Habibie.

    “Perayaan Hari Kartini mesti menjadi refleksi bagi tiap-tiap perempuan di Indonesia untuk terus berdampak terhadap kehidupan bangsa dan negara Indonesia,” kata Ketua Ngajagi Kreasi Nusantara, Rio Kamase dalam keterangannya pada Selasa (22/4/2025).

    Baginya, warisan Kartini sebagai cycle breaker pada zamannya mesti dilanjutkan di masa kini dan masa depan oleh perempuan-perempuan Indonesia, terlepas apa pun bidang keahlian dan profesinya.

    “Tak dapat dipungkiri, spirit Kartini juga yang menginspirasi Ibu Tuti Marini Puspowardjojo (Ibunda B.J. Habibie) serta Ibu Ainun Habibie dalam memperjuangkan pendidikan serta kemandirian bagi perempuan,” katanya.

     

  • Resensi Film Ratu Ilmu Hitam

    Resensi Film Ratu Ilmu Hitam

    JAKARTA – Kimo Stamboel masih gila darah. Barangkali tak ada yang lebih tepat untuk menggambarkan eksekusi yang Kimo lakukan pada Ratu Ilmu Hitam. Jika sutradara lain membangun universe alias dunia latar di dalam film, Kimo justru ambil jalan beda. Peduli angin dengan segala teori penciptaan universe. Sebab, Ratu Ilmu Hitam adalah neraka ciptaan Kimo.

    Kisah Ratu Ilmu Hitam berlangsung di sebuah panti asuhan yang menyimpan berbagai misteri kelam masa lampau. Suatu hari, tiga anak-anak asli panti asuhan itu, Hanif (Ario Bayu), Anton (Tanta Ginting), dan Jefri (Miller Khan) kembali bersama istri dan keluarga mereka untuk menjenguk Pak Bandi, pengasuh panti asuhan yang sakit keras, diperankan Yayu Unru.

    Segala petaka terjadi dalam kunjungan itu. Satu per satu dari mereka diserang ilmu-ilmu sihir mengerikan. Seorang perempuan penganut ilmu hitam berupaya membalaskan dendam masa lalu kepada Hanif, Anton, dan Jefri. Dendam tak hanya menyasar ketiganya, tapi juga keluarga mereka.

    Hingga pekan lalu –sebelum dipertontonkan Ratu Ilmu Hitam– setidaknya, Rumah Dara (2009) boleh jadi film jagal (slasher) terbaik milik Kimo. Di bawah nama Mo Brothers, Kimo bersama Timo Tjahjanto berhasil menciptakan rangkaian adegan penuh darah dan kematian teramat brutal.

    Namun, Ratu Ilmu Hitam menawarkan keistimewaan lain. Ia jauh lebih magis. Dalam proyek remake film berjudul sama yang dibintangi ratu film horor, Suzzanna tahun 1891 itu, Kimo lebih bebas memainkan fantasi nan brutal. Seluruh film Ratu Ilmu Hitam terasa amat fantasiah. Kimo tak membawa penonton ke dunia mana pun yang ingin ia tuju.

    Tapi, segala pengabaian tentang teori penciptaan universe sungguh termaafkan. Bahkan, tak akan ada yang peduli soal di mana segala peristiwa pembantaian itu terjadi. Tak ada nama desa yang disebut, tak ada nama kota yang tercantum, bahkan tak ada latar tempat lain selain bangunan panti asuhan dan sebuah jalan misterius yang diperlihatkan.

    Namun, film jagal memang tak sepenuhnya membutuhkan itu semua. Selama darah bermuncratan dan kematian demi kematian mampu menggolakkan isi perut, itu cukup. Kimo tahu betul apa yang dilakukannya. Ia membayar apa yang harus dibayar sebuah film jagal untuk memuaskan dahaga penontonnya.

    Kematian penuh sihir yang ditawarkan Ratu Ilmu Hitam memunculkan konsekuensi tersendiri bagi tim produksi. Jika dalam film lain macam Rumah Dara dan Headshot (2016) Kimo lebih banyak menggunakan special effect (SFX), dalam Ratu Ilmu Hitam Kimo banyak bermain dengan Computer-Generated Imagery (CGI). Tantangan ini dijawab dengan baik oleh tim. CGI Ratu Ilmu Hitam boleh dibilang berkualitas baik.

    Dari sisi cerita, Ratu Ilmu Hitam mengusung plot yang rapi dan kuat. Di luar pengabaian atas konstruksi universe, Ratu Ilmu Hitam berhasil dijahit sebagai kisah yang penuh misteri. Jawaban-jawaban dari pertanyaan yang dibangun Joko Anwar –yang berperan sebagai penulis naskah– sejak awal film berhasil dijawab lewat rangkaian adegan yang dicicil perlahan di 3/4 film.

    Caranya pun cukup asyik. Sejak awal, penonton dibuat terbiasa dengan pemaparan latar belakang konflik –dengan metode flashback– lewat dokumentasi pribadi panti asuhan, baik foto atau pun video. Rangkaian dokumentasi itu lah yang sejatinya membawa penonton pada alasan-alasan paling masuk akal kenapa segala petaka terjadi, bagaimana dosa-dosa karakter utama membawa mereka pada ‘siksa neraka’ ciptaan Sang Ratu Sihir.

    “Aku tak percaya ada neraka setelah kematian. Maka, aku menciptakan neraka untuk kalian. Aku akan memastikan kalian mendapatkannya!”

    Orgasme kebebasan berkarya Kimo

    Ini bukan film pertama Kimo tanpa Timo (Mo Brothers). Januari lalu, Kimo sempat menyutradarai sebuah film horor berjudul DreadOut. Film hasil kerja sama GoodHouse Production, CJ Entertainment, Sky Media, dan Nimpuna Sinema & Lyto ini gagal memberi kesan.

    DreadOut tak terasa seperti Kimo. Ia mengakui sejumlah kendala dalam penulisan naskah. Dalam DreadOut, Kimo berupaya minggir dari ciri khasnya sebagai pembuat film jagal. Konon, produser dan studio film menginginkan DreadOut menjadi film yang dapat dinikmati lebih luas.

    “Gue enggak ambil penonton gue yang pencinta gore. Kali ini, mencoba ambil penonton yang lebih lebar. Insyaallah kena 17 tahun. Sensor masih proses,” kata Kimo ditulis CNN Indonesia.

    Ratu Ilmu Hitam adalah kembalinya Kimo ke jati diri sebagai seorang sineas yang gila darah. Kolaborasinya dengan Joko Anwar amat berhasil. Khusus Joko, Ratu Ilmu Hitam bahkan terasa melampaui penulisan naskah Perempuan Tanah Jahanam.

    Mudah saja. Ratu Ilmu Hitam menghadirkan plot twist yang lebih bertanggung jawab ketimbang Perempuan Tanah Jahanam. Jika Perempuan Tanah Jahanam yang mengantar pendalaman latar belakang konflik lewat tayangan flashback panjang yang seluruhnya digelontorkan di akhir film, jalan menuju plot twist dalam Ratu Ilmu Hitam justru dirangkai perlahan dan lebih rapi.

    Akhir kata, selamat datang di neraka ciptaan Kimo. Jangan ketinggalan. Sebab, “tidak tahu pun adalah dosa, sayangku.”

  • Dapat Penghargaan di FFI 2024, Prilly Latuconsina: Aku Berkarya untuk Penonton

    Dapat Penghargaan di FFI 2024, Prilly Latuconsina: Aku Berkarya untuk Penonton

    Jakarta, Beritasatu.com – Prilly Latuconsina mengaku kaget saat mengetahui dirinya mendapat penghargaan di acara Festival Film Indonesia (FFI) 2024 yang digelar di ICE BSD, Tangerang, Rabu (20/11/2024).

    “Lagi ngecek monitor,” ungkap Prilly Latuconsina.

    Prilly mendapatkan penghargaan Piala Mieke Widjadja Festival Film Indonesia (FFI) 2024 dengan kategori aktris pilihan penonton. Dia mengaku, senang telah dipercaya dan disenangi banyak penikmat sinema Indonesia.

    Sebab, baginya tujuan berkarya karena untuk penonton. Prilly merasa bisa menyuguhkan karakter yang disukai banyak penonton.

    “Rasanya senang sekali pastinya, bisa mendapatkan vote dari penonton Indonesia karena tujuan berkarya pasti untuk penonton. Dan senang banget menunjukkan karakter yang penonton suka,” sambungnya.

    Saat namanya dipanggil sebagai pemenang penghargaan, Prilly mengaku tidak diberitahu oleh panitia untuk bersiap-siap. Pasalnya, Prilly fokus menjaga acara agar tetap berjalan lancar.

    Hal ini dikarenakan Prilly merupakan ketua pelaksana FFI 2024. Sementara itu ketua Komite FFI 2024-2026 dijabat oleh Ario Bayu.

  • Menteri Kebudayaan Fadli Zon: Film Indonesia Bakal Jadi Tuan di Rumah Sendiri

    Menteri Kebudayaan Fadli Zon: Film Indonesia Bakal Jadi Tuan di Rumah Sendiri

    Tangerang, Beritasatu.com – Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon optimistis perfilman Indonesia akan semakin maju tahun ini. Dia menyatakan, pihaknya siap memberikan dukungan penuh agar semakin banyak layar untuk kemajuan film Indonesia.

    “Film Indonesia tahun ini kelihatannya akan menjadi tuan di rumah sendiri, semakin banyak ditonton oleh warga Indonesia. Maka, ke depan kami dari Kementerian Kebudayaan akan terus berusaha agar semakin banyak layar bagi film Indonesia,” ungkap Menteri Fadli Zon pada acara Malam Anugerah Piala Citra Festival Film Indonesia (FFI) 2024, Rabu (20/11/2024) di ICE BSD, Tangerang.

    Fadli menilai, penghargaan Piala Citra merupakan bukti pengabdian para pekerja film Indonesia kepada dunia. Pencapaian itu dipandang sebagai awal perjalanan panjang di level internasional.

    “Selamat kepada pemenang. Penghargaan ini adalah bukti dari pengabdian saudara-saudara pada dunia perfilman. Namun, penghargaan ini awal perjalanan yang lebih panjang,” katanya.

    Ia berpesan, agar para pemenang penghargaan Piala Citra untuk tetap terus berkarya dan menginspirasi. Tujuannya adalah untuk perfilman Indonesia bisa menjadi santapan favorit bagi masyarakat di Tanah Air.

    “Jadikan penghargaan ini sebagai untuk terus berkarya dan menginspirasi,” lanjutnya.

    Sebagaimana diketahui, ada 22 kategori penghargaan Piala Citra Festival Film Indonesia (FFI) dan Karya Kritik Film. Pengumuman nominasi telah dilakukan pada pertengahan Oktober lalu.

    Ario Bayu sebagai ketua Komite FFI 2024-2026 turut masuk dalam nominasi kategori pemeran utama pria terbaik tahun ini dengan film Samsara. Selain Ario, Arswendy Bening Swara, Reza Rahadian, Ringgo Agus Rahman, hingga Yoga Pratama juga turut masuk dalam nominasi tersebut.

  • Pesan Prilly Latuconsina dan Ario Bayu untuk Penghargaan FFI 2024

    Pesan Prilly Latuconsina dan Ario Bayu untuk Penghargaan FFI 2024

    Tangerang, Beritasatu.com – Selebritas Prilly Latuconsina menyampaikan harapan terhadap acara Festival Film Indonesia (FFI) 2024 yang digelar di ICE BSD, Tangerang, Rabu (20/11/2024).

    Sebagai ketua pelaksana FFI 2024, Prilly Latuconsina berdoa agar kegiatan itu bisa memberikan energi dan menjadi wadah pencurahan hati.

    “Kita sama-sama menampilkan dan memberikan yang terbaik untuk Festival Film Indonesia (FFI) tahun ini dan semoga bisa berasa ya energi dan hati yang sangat tercurahkan untuk acara ini,” ungkap Prilly Latuconsina.

    Sementara itu, Ario Bayu sebagai ketua Komite FFI 2024-2026 mengatakan banyak belajar tentang potensi dan gagasan tentang perfilman Indonesia.

    “Hari ini banyak sekali belajar tentang potensi dan gagasan-gagasan dari eksplorasi. Jadi, aku senang sekali,” tuturnya.

    Sebagaimana diketahui, ada 22 kategori penghargaan Piala Citra Festival Film Indonesia (FFI) dan Karya Kritik Film. Pengumuman nominasi telah dilakukan pada pertengahan Oktober lalu.

    Ario Bayu turut masuk dalam nominasi kategori pemeran utama pria terbaik tahun ini dengan film Samsara.

    Selain Ario, Arswendy Bening Swara, Reza Rahadian, Ringgo Agus Rahman, hingga Yoga Pratama juga turut masuk dalam nominasi tersebut.

  • Pendiri Mustika Ratu, Mooryati Soedibyo Meninggal Dunia Hari Ini di Usia 96 Tahun

    Pendiri Mustika Ratu, Mooryati Soedibyo Meninggal Dunia Hari Ini di Usia 96 Tahun

    Jakarta (beritajatim.com)– Pendiri produk kecantikan kondang Mustika Ratu, RAy Mooryati Soedibyo meninggal dunia dunia hari ini Rabu 24 April 2024 dini hari.

    Tokoh perempuan yang selalu berpikiran maju ini menghembuskan nafas terakhirnya di usia ke 96 tahun. Kabar meninggalnya Mooryati Soedibyo ini dikabarkan langsung oleh pihak keluarga melalui WhatsApp yang disebarkan berantai. Adapun Bunyi WhatsApp yang dikirim pihak keluarga:

    “Innalilahi Wainnalillaihi Roji’un. Telah meninggal dunia dalam kedamaian, Ibu RAy.Mooryati Soedibyo
    Pada hari Rabu jam 1.00 WIB dini hari tanggal 24 April 2024 pada usia 96 tahun (5 Januari 1928 – 24 April 2024),” tulis pesan singkat tersebut.

    Adapun jenazah di semayamkan di rumah duka Jl.Mangunsarkoro no 69, Jakarta-Pusat, Menteng.

    Jenazah akan berangkat ke pemakaman atau tempat peristirahatan terakhir di Tapos, Bogor dari rumah duka setelah Ba’da Dzuhur.

    “Apabila almarhumah mempunyai kesalahan dan kekhilafan baik tutur kata, tindak tanduk semasa hidupnya,mohon di maafkan dan semoga husnul khotimah. Aamiin. YRA,” tulis pesan singkat dalam WhatsApp tersebut.

    Adapun Mooryati Soedibyo meninggalkan 4 orang anak yakni Djoko Ramiadji Msc, Putri Kus Wisnu Wardani, Dewi Nurhandayani dan Yulita Warastuti serta cucu dan cicit.

    Kiprah Mooryati Soedibyo tak hanya sebagai pendiri produk kecantikan melegenda saja namun dirinya juga dikenal sebagai pendiri Yayasan Putri Indonesia. Bahkan di usia senja dirinya masih saja disibukkan dengan keinginan pembuatan film Sultan Agung yang disutradarai Hanung Bramantyo dengan pemain Anindya K (putri Indonesia) dan Ario Bayu. [aje]