Tag: Arifin

  • Tingkah Aneh Anak Bunuh Ayah di Jember Persulit Interogasi, Polisi Minta Tolong Ibu Pelaku – Halaman all

    Tingkah Aneh Anak Bunuh Ayah di Jember Persulit Interogasi, Polisi Minta Tolong Ibu Pelaku – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Polisi mengalami kesulitan saat mencoba menginterogasi pemuda bernama Akbar (19), pembunuh ayah kandungnya sendiri, Zaenal Arifin alias Haji Jaenuri (60) di Jember, Jawa Timur.

    Aksi pembunuhan ini terjadi di rumah korban di Dusun Jadukan, Desa Mojosari, Kecamatan Puger, Jember pada Senin (27/1/2025) sekitar pukul 00.10 WIB.

    Tak hanya membunuh ayahnya, pelaku juga sempat melukai tetangganya menggunakan senjata tajam jenis parang.

    Setelah itu, pelaku yang mencoba mengakhiri hidupnya kini masih menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Daerah (RSD) dr Soebandi Jember.

    Kapolsek Puger, AKP Fatchur Rahman mengungkapkan bahwa selama menjalani perawatan di rumah sakit, pelaku menunjukkan perilaku yang tidak normal.

    “Sering tiba-tiba mengumandangkan azan dan iqomah, bahkan menjawab pertanyaan polisi dengan azan,” kata Fatchur, Rabu (29/1/2025) dilansir dari Surya.co.id.

    Polisi menduga, tingkah laku Akbar tersebut mengindikasikan bahwa pelaku mengalami gangguan kejiwaan, pasca-membunuh ayah kandungnya sendiri. 

    “Saat ini kami fokus terlebih dahulu pada penyembuhan lukanya. Setelah itu kami akan memeriksa kondisi mentalnya,” sebut Fatchur.

    Selain itu, setiap kali penyidik mengajak ngobrol mengenai aksi pembunuhannya, ekspresi wajah Akbar langsung berubah drastis, bahkan matanya melotot.

    “Tiba-tiba melotot, lalu diam tanpa menjawab pertanyaan apa pun. Karena kesulitan mendapatkan keterangan dari AK, polisi melibatkan ibu dan kakaknya,” beber Fatchur.

    Menurut Fatchur, keterangan Akbar sangat diperlukan dalam penyelidikan kasus pembunuhan ini. 

    Untuk itu, polisi pun harus melibatkan ibu pelaku untuk membantu komunikasi dalam interogasi.

    “Kami membutuhkan keterangannya untuk penyelidikan, jadi ibunya kami mintai tolong untuk berkomunikasi dengannya,” ungkap Fatchur.

    Hingga kini, polisi juga belum dapat mengakses smartphone milik Akbar, sebab pelaku tidak mau memberikan sandinya. Hal ini juga menghambat penyidikan perkara.

    “Setiap kali ditanya kata sandinya, ia selalu memberikan jawaban yang tidak jelas. Kami berharap ibunya bisa membantu membuka ponsel tersebut,” jelasnya.

    Fatchur menegaskan, penyidikan kasus ini akan terus berlanjut, karena polisi perlu menggali motif pelaku tega menghabisi nyawa ayah kandungnya.

    “Polisi berusaha mengungkap motif AK membunuh bapaknya, terutama setelah melihat sikapnya yang berubah-ubah,” ujarnya.

    Fatchur juga mengatakan bahwa pihaknya akan meminta keterangan keluarga pelaku lebih lanjut, guna memastikan riwayat gangguan mental remaja ini.

    “Polisi ingin memastikan apakah ada riwayat gangguan mental atau kejadian lain yang melatarbelakangi tragedi ini,” sebutnya.

    Kronologi Pembunuhan

    ANAK BUNUH AYAH – Jasad Zaenal Arifin alias Haji Jaenuri (60) saat di RSD dr Soebandi Jember, Senin (27/1/2025). Korban tewas dipenggal anaknya sendiri, Akbar (19) di Dusun Jadukan, Desa Mojosari, Kecamatan Puger, Jember, Jawa Timur pada Senin dini hari. (Tribun Jatim Network/Imam Nawawi)

    Diberitakan sebelumnya, berdasarkan keterangan para saksi, pembunuhan sadis ini bermula saat pelaku mendadak mendatangi korban Zaenal pada Minggu (26/1/2025) sekitar pukul 23.50 WIB.

    “Tiba-tiba anak ini mendatangi bapaknya, yang sedang tertidur di depan televisi rumahnya. Tahu-tahu pelaku langsung melakukan pemukulan terhadap orang tuanya,” jelas Kapolsek Puger, AKP Fatchur Rahman, Selasa (28/1/2025) dilansir dari TribunJatim.com.

    Dari keterangan istri korban, mata putranya itu melotot saat memukul ayah kandungnya.

    “Dan tatapannya kosong berdasarkan keterangan dari pihak keluarganya, terus korban bilang ‘saya ini bapakmu.’ Setelah itu (pelaku) diam duduk,” ungkapnya.

    Melihat anak dan suaminya tak bertengkar lagi, istri korban lantas keluar rumah untuk memanggil pemuka agama, supaya memberikan pengobatan alternatif terhadap putranya.

    “Meminta bantuan kiai, agar putranya didoakan agar (depresinya) tidak sering kambuh,” ucapnya.

    Pelaku disebut menghabisi nyawa ayah kandungnya menggunakan sebilah parang pada Senin sekitar pukul 00.10 WIB.

    Kondisi korban pun sangat mengenaskan, bahkan hingga bagian tubuh terpisah.

    Setelahnya, pelaku juga menyerang tetangganya yang bernama Buhari alias Pak Kosim hingga korban mengalami sejumlah luka tusuk.

    Akibatnya, sang tetangga tersebut harus dilarikan ke RSD Balung Jember untuk mendapatkan pertolongan medis.

    Sebagian artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Pelaku Pemenggalan Leher Bapak Kandung di Jember Bersikap Tak Normal Saat Dirawat di RSD dr Soebandi

    (Tribunnews.com/Nina Yuniar) (Surya.co.id/TribunJatim.com/Imam Nahwawi)

  • Keluarga Tahu Basri Tewas Ditembak Aparat Malaysia dari Pemberitaan, Pasrahkan Proses Hukum – Halaman all

    Keluarga Tahu Basri Tewas Ditembak Aparat Malaysia dari Pemberitaan, Pasrahkan Proses Hukum – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU – Basri, warga Riau menjadi korban tewas yang ditembak aparat Malaysia di Perairan Tanjung Rhu, Selangor, beberapa waktu.

    Jenazah Basri sudah tiba di terminal kargo Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru, sekitar pukul 15.45 WIB, setelah diberangkatkan dari Bandara Internasional Kuala Lumpur, Malaysia, Rabu (29/1/2025).

    Terlihat peti jenazah korban berwarna putih juga dilapisi plastik bening.

    Jenazah diserahterimakan dari perwakilan Indonesia, dalam hal ini Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI) dan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) ke Pemerintah Provinsi Riau, lalu ke keluarga.

    Setelah prosesi serah terima, jenazah langsung dimasukkan ke mobil ambulans milik RSUD Arifin Ahmad dan dibawa menuju ke kampung halaman korban di Kelurahan Terkul, Kecamatan Rupat, Kabupaten Bengkalis.

    Keluarga Percayakan Proses Hukum

    Terkait tewasnya Basri, pihak keluarga menyerahkan penanganan kasus ini sepenuhnya kepada Pemerintah Republik Indonesia.

    “Kita serahkan ke pemerintah terkait hal ini, yang berwenang, bagaimana mekanismenya,” ujar Azra’i, adik sepupu korban yang juga juru bicara keluarga, Rabu (29/1/2025).

    Dalam hal ini, Azra’i mengaku sangat bersyukur sudah difasilitasi pemerintah, hingga jenazah korban bisa dipulangkan pada hari ini.

    “Kita sudah difasilitasi pemerintah, kita apresiasi langkah-langkah yang sudah dilakukan pemerintah Indonesia, baik itu perwakilan di Malaysia, KP2MI, Kemenlu, BP3MI Riau,” tuturnya.

    Basri, ketika kejadian itu, diketahui sedang dalam perjalanan pulang ke Indonesia.

    “Kejadian itu, itu sekitar arah pulang ke (Indonesia). Ya cari rezeki (di Malaysia), orang cari rezeki, cari kerja. Berangkatnya sudah beberapa bulan, lost contact,” jelas Azra’i.

    “3-4 bulan, beberapa bulan terakhir lah, baru dapat kabar kemarin itu (korban tewas ditembak), itu pun karena heboh-heboh itu kan,” tambahnya.

    Azra’i bilang, korban dulu sempat tinggal di Kabupaten Rohul. Namun terakhir kini sudah kembali ke Pulau Rupat. Basri juga ada pekerjaan di Rupat.

    “Jadi istrinya sakit balik ke Rohul, jadi sekarang ini istrinya dalam perjalan ke Pulau Rupat kampung halaman tempat dikebumikan jenazah,” beber Azra’i.

    Ia berkata, korban Basri berusia 50-an tahun. Korban punya 2 anak lelaki yang kini sudah berkeluarga semua.

    Jenazah Basri, akan langsung dibawa ke kampung halamannya di Kelurahan Terkul, Kecamatan Rupat, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau.

    Jenazah Basri, dipulangkan pada hari ini, Rabu (29/1/2025) dari Malaysia ke Indonesia.

    Jenazah diterbangkan dari Bandara Internasional Kuala Lumpur, di Malaysia ke Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru.

    Azra’i menyebut, jenazah akan dijemput di Pekanbaru dan langsung dibawa ke Terkul untuk dimakamkan.

    “Harapan kita semoga lancar penerbangan nanti sampai ke Pekanbaru, dan di Pekanbaru oleh kita bisa sampai selamat (dibawa) ke kampung halaman dengan lancar. Semoga hari ini bisa dikebumikan juga. Karena jenazah sudah berapa hari (pasca meninggal dunia),” ucap Azra’i.

    Dari sejumlah foto yang dikirim oleh Azra’i, terlihat di depan rumah duka sudah didirikan beberapa tenda.

    Di bawah tenda juga sudah disiapkan bangku untuk duduk para pelayat yang hadir nantinya.

    Sementara itu, sejumlah pejabat dari Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI) dan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), dikabarkan akan ikut mengantar jenazah Basri.

    Para pejabat ini akan ikut mendampingi sampai ke kampung halaman Basri di Pulau Rupat, Kabupaten Bengkalis.

    Beberapa pejabat pusat yang akan ikut mendampingi, antara lain Brigjen Pol Dayan Victor Imanuel Blegur, Sekretaris Dirjen Pelindungan KP2MI, Hadi Wahyuningrum, Direktur Reintegrasi dan Penguatan Keluarga KP2MI, serta Judha Nugraha, Direktur Pelindungan WNI Kemenlu.

    Tahu dari Pemberitaan

    Terlihat juga sejumlah anggota polisi dan TNI yang berada di lokasi untuk memberikan pengamanan.

    Nurizan (45), adik sepupu korban, menjelaskan bahwa pihak keluarga sudah berkumpul menunggu kedatangan jenazah.

    “Kami keluarga sudah menunggu kedatangan almarhum. Sebagian ada juga yang pergi menjemput jenazah ke Pekanbaru. Sekarang dalam perjalanan,” kata Nurizan saat diwawancarai di rumah duka.

    Dia menambahkan bahwa keluarga baru mengetahui tentang kematian Basri melalui berita di media.

    “Kami terus mencari tahu, benar atau tidak kakak kami yang menjadi korban. Ternyata benar, itu abang kami. Kami amat sedih atas kejadian ini,” ungkap Nurizan.

    Diketahui, lima orang Pekerja Migran Indonesia (PMI) menjadi korban penembakan oleh Otoritas Maritim Malaysia di Perairan Tanjung Rhu pada Jumat (24/1/2025).

    Dari lima korban, satu orang dinyatakan tewas dalam insiden tersebut, yang melibatkan pekerja dari Riau, Aceh, dan Kepulauan Riau. (Tribun Pekanbaru/Kompas.com)

  • Anak yang Bunuh Ayahnya Pertanyakan Kenapa Ia Diborgol ke Polisi

    Anak yang Bunuh Ayahnya Pertanyakan Kenapa Ia Diborgol ke Polisi

    GELORA.CO  – Inilah kabar terbaru soal anak membunuh ayahnya sendiri di Jember, Jawa Timur.

    Akbar (19) diketahui memenggal leher sang ayah, Zainul Arifin alias Haji Jaenuri (60) hingga tewas.

    Aksi pembunuhan tersebut terjadi di Dusun Jadukan, Desa Mojosari, Kecamatan Puger, Jember, Senin (27/1/2025).

    Akbar kini tengah dirawat di rumah sakit karena sempat mencoba bunuh diri setelah membunuh ayahnya.

    AKP Fatchurrahman, Kapolsek Puger menuturkan, ada luka sedalam 10 centimeter di leher Akbar karena gagal akhiri hidup.

    “Luka sayatan sedalam 10 centimeter itu mengenai saluran pernapasannya.”

    “Selama dirawat, tangan A diborgol dan dijaga ketat oleh polisi. Ada dua anggota yang berjaga di pintu ruang perawatan secara bergantian,” ucapnya, Rabu (29/1/2025).

    Mengutip TribunJatim.com, Akbar dijadwalkan akan jalani operasi di RSD dr Soebandi Jember untuk menutup luka tersebut.

    “Operasi dijadwalkan Rabu malam ini, paling lama Kamis besok,” kata AKP Fatchurrahman.

    Fatchur menambahkan, Akbar sempat menggorok lehernya sendiri setelah memenggal leher ayah kandungnya.

    Beruntung, aksi tersebut digagalkan oleh warga.

    “Kondisi A sekarang mulai membaik dan sudah bisa berbicara, bahkan sempat bertanya kepada polisi, ‘Pak kenapa tangan saya diborgol? Bukankah acaranya sudah selesai’,” ucap AKP Fatchurrahman menirukan pernyataan pelaku.

    Diwartakan sebelumnya, selain membunuh ayahnya, Akbar juga melukai warga yang saat itu sedang mencoba menggagalkan pelaku mengakhiri hidup.

    A diketahui mencoba bunuh diri setelah membunuh sang ayah.

    Demikian yang disampaikan Babinsa Desa Mojosari, Koptu Herman Jatmiko.

    “Selain ayah kandungnya, juga ada korban lain. Yakni saksi yang hendak melerai,” ungkapnya, Senin (27/1/2025).

    Jari tangan warga pun terkena sabetan parang yang digunakan pelaku untuk menghabisi nyawa ayahnya.

    “Tidak berani mengejar, kemudian kena tebas jarinya,”

    “Habis itu saksi ini teriak, hingga kejadian itu diketahui oleh warga lainnya,” ujar Koptu Herman Jatmiko, dikutip dari TribunJatim.com.

    Diketahui, ayah pelaku ditemukan tewas pada Senin (27/1/2025) dini hari sekira pukul 01.00 WIB.

    Korban ditemukan tewas dengan kondisi mengenaskan.

    Warga setempat menemukan kepala dan badan korban terpisah.

    Demikian yang disampaikan Babinsa Mojosari, Koptu Herman Jatmiko.

    “Tubuhnya berada di pinggir jalan dekat tiang bendera, sementara kepalanya ada di rumah tetangganya berjarak 200 meter dari TKP,” ujarnya, dikutip dari TribunJatim.com.

    Ia menuturkan, aksi pembunuhan ini terungkap setelah seorang warga melihat tubuh korban tanpa kepala tergeletak di pinggir jalan desa.

    Warga tersebut pun langsung berteriak minta tolong ke warga lainnya.

    Herman menuturkan, diduga pelaku mengalami depresi saat melakukan aksinya.

    “Diduga pelaku mengalami depresi. Masalahnya apa, pihak keluarganya sendiri masih belum tahu,”

    “Namun tiba-tiba tadi pukul 00.00 WIB malam, tetangganya melihat pelaku sudah memutilasi bapaknya sendiri,” kata Koptu Herman Jatmiko.

    Jasad korban pun dibawa ke RSD dr Soebandi Jember untuk diautopsi.

    Sementara pelaku dibawa ke RSD Balung untuk dirawat karena sempat melakukan percobaan bunuh diri.

    “Sementara pelaku dibawa di RSD Balung, karena sempat melakukan percobaan mengakhiri hidup, setelah membunuh ayahnya,” ucapnya

  • Satpolairud dan TNI AL Masih Mencari Nelayan Bawean yang Hilang Diterjang Ombak

    Satpolairud dan TNI AL Masih Mencari Nelayan Bawean yang Hilang Diterjang Ombak

    Gresik (beritajatim.com) – Memasuki hari ketiga Satpolairud Polres Gresik dan TNI AL masih mencari nelayan asal Pulau Bawean yang hilang diterjang ombak. Korban atas nama Sukandi (63) warga asal Deket Agung, Kecamatan Sangkapura hingga saat ini belum ditemukan.

    Sebelumnya korban (Sukandi) bersama tiga rekannya pada 27 Januari 2025 mencari ikan 3 mil dari bibir pantai Pulau Bawean. Naas saat menjaring ikan kedua kalinya, tiba-tiba datang ombak besar sehingga menerjang kapal ikan yang ditumpanginya terbalik.

    Dari kejadian tersebut, Sudariono (57) menjadi korban dan jasadnya ditemukan oleh nelayan lain. Sementara Nurul Mujahata (57) dan Nur Fali (65) berhasil diselematkan.

    Kasatpolairud Polres Gresik, Iptu Arifin mengatakan, timnya bersama TNI AL terus berupaya mencari korban dengan menyisir area perairan serta memeriksa titik-titik lokasi yang diduga menjadi tempat korban tenggelam.

    “Kami bersama TNI AL dan masyarakat nelayan terus melakukan pencarian, baik di perairan maupun di sekitar bibir pantai, namun hingga saat ini korban belum ditemukan,” katanya, Rabu (29/1/2025).

    Masih menurut Arifin, tim gabungan melakukan pencarian korban dengan menggunakan perahu patroli untuk memperluas area pencarian. Namun, cuaca yang kurang bersahabat menjadi salah satu tantangan dalam pencarian ini.

    “Kami juga menghimbau kepada para nelayan untuk meningkatkan kewaspadaan sebelum melaut dan selalu memperhatikan kondisi cuaca yang akhir-akhir ini kurang bersahabat,” ungkapnya.

    Perwira pertama Polri ini menambahkan, guna menghindari kejadian serupa. Anggotanya di lapangan akan terus berkoordinasi untuk menentukan langkah lanjutan dalam pencarian korban yang masih hilang. “Mudah-mudahan besok cuaca cerah, sehingga memudahkan pencarian korban yang hanyut diterjang ombak,” imbuhnya. [dny/kun]

  • Polisi Kesulitan Interogasi Anak yang Bunuh Ayah di Jember, Matanya Melotot saat Diajak Bicara – Halaman all

    Polisi Kesulitan Interogasi Anak yang Bunuh Ayah di Jember, Matanya Melotot saat Diajak Bicara – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Polisi kesulitan untuk menginterogasi Akbar (19), anak yang menghabisi nyawa ayah kandungnya, Zaenal Arifin alias Haji Jaenuri (60) di Dusun Jadukan, Desa Mojosari, Kecamatan Puger, Jember, Jawa Timur.

    Pasalnya, selama menjalani perawatan di RSD dr Soebandi, Jember, pelaku menunjukkan perilaku yang tak normal.

    “Sering tiba-tiba mengumandangkan azan dan ikamah bahkan menjawab pertanyaan polisi dengan azan,” ungkap Kapolsek Puger, AKP Fatchur Rahman, Rabu (29/1/2025), dikutip dari Tribun Jatim.

    Polisi menduga, tingkah laku itu mengindikasikan pelaku mengalami gangguan kejiwaan setelah membunuh ayah kandungnya sendiri.

    “Saat ini kami fokus terlebih dahulu pada penyembuhan lukanya. Setelah itu kami akan memeriksa kondisi mentalnya,” ucap Fatchur.

    Selain itu, setiap kali penyidik mengajak bicara pelaku soal pembunuhan yang dilakukannya, ekspresi Akbar langsung berubah drastis, bahkan matanya melotot.

    “Tiba-tiba melotot, lalu diam tanpa menjawab pertanyaan apa pun. Karena kesulitan mendapatkan keterangan dari AK, polisi melibatkan ibu dan kakaknya,” terangnya.

    Fatchur menekankan bahwa keterangan tersangka sangat dibutuhkan dalam penyelidikan kasus ini.

    Oleh sebab itu, polisi meminta bantuan ibu pelaku untuk berkomunikasi dengan yang bersangkutan.

    “Kami membutuhkan keterangannya untuk penyelidikan, jadi ibunya kami mintai tolong untuk berkomunikasi dengannya,” jelas Fatchur.

    Penyidikan perkara juga terhambat lantaran polisi belum bisa mengakses handphone milik pelaku lantaran enggan memberikan sandinya.

    “Setiap kali ditanya kata sandinya, ia selalu memberikan jawaban yang tidak jelas. Kami berharap ibunya bisa membantu membuka ponsel tersebut,” imbuhnya.

    Meski begitu, Fatchur berujar bahwa penyidikan kasus ini akan terus berlanjut karena pihaknya perlu menggali motif pembunuhan.

    “Polisi berusaha mengungkap motif AK membunuh ayahnya, terutama setelah melihat sikapnya yang berubah-ubah,” ungkapnya.

    Lebih lanjut, kepolisian akan meminta keterangan keluarga pelaku guna memastikan riwayat gangguan mental yang bersangkutan.

    “Polisi ingin memastikan apakah ada riwayat gangguan mental atau kejadian lain yang melatarbelakangi tragedi ini,” tuturnya.

    Kesaksian Tetangga

    Sebelumnya, polisi sudah meminta keterangan dari beberapa saksi terkait kasus ini.

    Tetangga korban, Edi Siswanto mengaku, menyaksikan betul saat pelaku memenggal leher ayahnya pada Senin (27/1/2025) dini hari.

    Edi menyatakan, dirinya mendengar suara teriakan pada pukul 00.00 WIB. Awalnya, ia mengira yang berteriak adalah orang gila.

    “Akhirnya saya coba lihat dari balik kelambu jendela rumah saya di depan. Saya kira orang gila, ternyata tetangga saya, tepat di depan rumah saya, kira-kira jaraknya 10 meter dari rumah saya,” ujarnya, Selasa (28/1/2025).

    Edi ingat betul, betapa pelaku menghabisi nyawa korban secara kejam. Akbar berkali-kali membacokan benda tajam ke leher ayahnya.

    “Kayak dirajang-rajang. Cuma pakai apa, saya kurang tahu soalnya penerangannya kurang jelas,” terangnya setelah dimintai keterangan penyidik di Polsek Puger.

    Selain itu, jumlah bacokannya tak bisa terhitung karena pelaku mengayunkan senjata tajam ke leher korban kurang lebih selama lima menit.

    “Pokoknya cukup lama, ada mungkin lima menit, soalnya dibacok terus gitu. Saya pikir itu orang gila kok,” kata Edi sambil menggerakkan tangan kanannya saat mengingat tindakan pelaku.

    Saat melihat kejadian itu, dirinya tak berani keluar rumah dan menolong korban lantaran kondisinya sepi.

    “Takut saya yang mau keluar rumah, apalagi kan saya pendatang. Saat itu orang lain belum ada yang tahu, yang tahu hanya anak dan istri saya, karena saya bangunin,” jelasnya.

    Setelah menghabisi nyawa ayahnya, pelaku pergi dan mondar-mandir di jalanan, meninggalkan tubuh korban.

    “Saat itu juga memang tidak ada tetangga yang keluar, takut juga mungkin. Pokoknya saya tetap di dalam rumah sama anak dan istri saya,” urainya.

    Menurutnya, pelaku memang memenggal leher korban dengan senjata tajam hingga terputus, bahkan menghilangkan kepala ayahnya.

    “Dan memang kepala (korban) dipegang dan dibawa sejauh 50 meteran dari tempat pembunuhan. Memang sengaja dibuang sama pelaku,” tutur Edi.

    Ia mengaku baru berani keluar rumah saat banyak orang di depan rumahnya menjelang subuh, menyaksikan tubuh korban tanpa kepala.

    “Baru saat orang-orang sudah ramai, baru saya keluar rumah. Ketika menjelang subuh,” tambahnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul: Anak yang Penggal Leher Ayah Kandung di Jember Kumandangkan Adzan saat Ditanya Polisi.

    (Tribunnews.com/Deni)(TribunJatim.com/Imam Nawawi)

  • Banjir di Samarinda Kian Parah, Relawan Memasak di Tengah Kepungan Air

    Banjir di Samarinda Kian Parah, Relawan Memasak di Tengah Kepungan Air

    Samarinda, Beritasatu.com – Banjir di Kota Samarinda, Kalimantan Timur semakin parah. Kini ketinggian banjir meningkat hampir dua kali lipat jika dibandingkan Selasa (28/1/2025) kemarin. 

    Peningkatan volume banjir yang merendam kawasan pemukiman warga di Kelurahan Sempaja Timur, Samarinda ini, disebabkan akibat tingginya curahnya hujan yang melanda wilayah Kalimantan Timur, pada Rabu (29/1/2025) dini hari tadi.

    Ketinggian banjir yang semula hanya 70 sentimeter kini naik mencapai 1,5 meter membuat dapur umum yang memasok kebutuhan makan siap saji bagi ribuan warga turut terendam banjir.

    Aktivitas dan kegiatan masak-memasak di dapur umum pun terpaksa harus dilakukan di tengah genangan banjir. Kondisi ini terjadi sejak pukul 04.00 Wita sehingga menyebabkan sejumlah peralatan masak ikut terendam banjir.

    Salah seorang relawan, Tina mengaku kondisi ini membuatnya semakin kewalahan akibat kekurangan jumlah tenaga. 

    “Ini saya lagi masak untuk para korban banjir di daerah Bengkuring, Sempaja Timur. Jadi kalau ada yang bisa bantu tolong dibantu karena tenaga kita untuk membungkus nasinya kurang,” ujar Tina saat disapa Beritasatu.com di dapur umum posko Banjir Kelurahan Sempaja Timur, Kota Samarinda, Rabu (29/1/2025) Siang.

    Kendati dapur umum terendam banjir, produksi makanan siap saji untuk warga korban banjir dipastikan tetap beroperasi. Seluruh peralatan masak dan logistik bahan makanan juga telah dipastikan aman dan tetap higienis sehingga proses masak-memasak di dapur umum bisa terus berjalan.

    “Untuk semua peralatan masak, insya Allah aman, untuk logistik aman terkendali ya,” tegas Arifin, selaku Kepala dapur umum posko banjir Samarinda.

    Menurut Arifin, dapur umum ini telah beroperasi sejak Selasa (28/1/2025) kemarin dan telah mendistribusikan sedikitnya 3.000 nasi bungkus untuk seluruh warga korban banjir. Namun, akibat saat ini kondisi dapur umum yang masih tergenang banjir,  maka pada Rabu (29/1/2025) ini, dapur umum hanya memproduksi 2.900 nasi bungkus per sekali masak untuk tiga kali pengiriman untuk korban banjir di Samarinda.

  • Banjir 30 Cm Rendam Jalan Tol Sedyatmo Arah Bandara Soetta

    Banjir 30 Cm Rendam Jalan Tol Sedyatmo Arah Bandara Soetta

    loading…

    Banjir merendam ruas Tol Sedyatmo KM 31+200 arah Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Cengkareng, Jakarta Barat, Rabu (29/1/2025) pagi. FOTO/IST

    JAKARTA Banjir merendam ruas Tol Sedyatmo KM 31+200 arah Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Cengkareng, Jakarta Barat, Rabu (29/1/2025) pagi. Petugas PJR Polda Metro Jaya turut mengatur lalu lintas di Tol Sedyatmo exit Cengkareng itu.

    Terlihat dalam unggahan laman Instagram @TMCPoldaMetro, arus lalu lintas padat imbas adanya banjir di KM 31+200 tersebut.

    “08.11 Genangan Air sekitar 30 Cm di KM 31.200 Tol Sedyatmo Exit Cengkareng arah Bandara Soetta,” cuit laman X @TMCPoldaMetro.

    Banjir juga melanda Jalan Letjen Suprapto mengarah Galur, Senen, Jakarta Pusat. Hanya banjir masih bisa dilintasi kendaraan bermotor maupun mobil.

    “06.37 Genangan air sekitar 10 Cm di Jl. R Suprapto Jakpus arah Galur/ Senen sepanjang kurang lebih 100 M masih bisa dilintasi R2 dan R 4 agar pengendara tetap berhati-hati bila melintas,” jelasnya.

    Sementara itu , Pj Gubernur Jakarta Teguh Setyabudi menginstruksikan kepada jajarannya segera melakukan penyedotan air di lokasi banjir. Hal itu disampaikan Teguh Setyabudi di akun Instagramnya, Rabu (29/1/2025) pagi. Teguh didampingi Wali Kota Jakarta Pusat Arifin dan Plt. Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) Ika Agustin meninjau langsung lokasi banjir pada dini hari tadi. Ia mengakui infrastruktur pengendalian banjir di Jakarta hanya mampu menangani dampak hujan dengan kapasitas 150 mm/hari.

    “Hujan lebat hingga sedang yang mengguyur Jakarta sejak siang sampai malam, Selasa (28/1) kemarin mengakibatkan adanya genangan di sejumlah ruas jalan. Tepat tengah malam hingga dini hari tadi, saya meninjau beberapa lokasi di antaranya,” kata Teguh dalam laman Instagram pribadinya, Rabu (29/1/2025).

    “Infrastruktur utama pengendalian banjir Jakarta memang hanya mampu menangani hujan dengan kapasitas mencapai 150 mm/hari. Namun, beragam upaya dapat kita lakukan untuk meminimalkan dampaknya,” imbuhnya.

  • Jakarta Dikepung Banjir, Pj Gubernur Teguh Akui Infrastruktur Pengendali Tak Memadai

    Jakarta Dikepung Banjir, Pj Gubernur Teguh Akui Infrastruktur Pengendali Tak Memadai

    loading…

    Sejumlah wilayah di Jakarta dikepung banjir akibat hujan deras yang mengguyur sejak kemarin siang hingga malam hari. Foto/SindoNews

    JAKARTA – Sejumlah wilayah di Jakarta dikepung banjir . Hal itu imbas dari curah hujan tinggi yang mengguyur sejak Selasa, 28 Januari 2025 siang hingga malam hari.

    Penjabat (Pj) Gubernur Jakarta Teguh Setyabudi didampingi Wali Kota Jakarta Pusat Arifin dan Plt. Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) Ika Agustin meninjau langsung lokasi banjir pada Rabu (29/1/2025) dini hari. Ia mengakui infrastruktur pengendalian banjir di Jakarta hanya mampu menangani dampak hujan dengan kapasitas 150mm/hari.

    “Hujan lebat hingga sedang yang mengguyur Jakarta sejak siang sampai malam, Selasa (28/1) kemarin mengakibatkan adanya genangan di sejumlah ruas jalan. Tepat tengah malam hingga dini hari tadi, saya meninjau beberapa lokasi di antaranya,” kata Teguh di laman Instagram pribadinya, Rabu (29/1).

    “Infrastruktur utama pengendalian banjir Jakarta memang hanya mampu menangani hujan dengan kapasitas mencapai 150mm/hari. Namun, beragam upaya dapat kita lakukan untuk meminimalkan dampaknya,” imbuhnya.

    Teguh menginstruksikan langsung jajaran terkait agar segera melakukan penyedotan di lokasi banjir dan memastikan tali air berfungsi.

    “Saya telah instruksikan kepada jajaran Dinas SDA, BPBD, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik bersama dengan para lurah dan camat setempat,” ujarnya.

    Teguh mengimbau sesuai peringatan cuaca ekstrem yang dikeluarkan BMKG, Rabu (29/1/2025) hari ini Jakarta masih ada potensi dilanda hujan sedang-lebat.

    “Oleh karena itu, saya mengimbau warga Jakarta untuk selalu berhati-hati. Jika melihat ada genangan, segera laporkan melalui telepon 112, aplikasi JAKI ataupun berbagai kanal pengaduan lainnya,” ungkapnya.

  • Detik-detik Anak Mutilasi Ayah di Jember, Tetangga Tidak Berani Keluar Rumah – Halaman all

    Detik-detik Anak Mutilasi Ayah di Jember, Tetangga Tidak Berani Keluar Rumah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JEMBER – Terungkap kasus seorang anak membunuh ayahnya sendiri secara sadis hingga memutilasi dengan memenggal kepala korban rupanya disaksikan oleh beberapa saksi.

    Sejumlah tetangga korban melihat langsung eksekusi karena kekerasan maut itu terjadi di luar rumah di Dusun Jadukan Desa Mojosari Jember, Jawa Timur itu.

    Edi Siswanto, tetangga korban, mengaku menyaksikan detik-detik Akbar (19) memenggal leher ayahnya bernama Zainal Arifin alias Haji Jaenuri (60), Senin (27/1/2025) dini hari.

    Dia mengaku mendengar suara teriakan pada pukul 00.00 WIB dari luar rumah.

    Edi mengira awalnya teriakan itu berasal dari orang gila. 

    “Akhirnya saya coba lihat dari balik kelambu jendela rumah saya di depan. Saya kira orang gila, ternyata tetangga saya, tepat di depan rumah saya, kira-kira jaraknya 10 meter dari rumah saya,” ujarnya, Selasa (28/1/2025).

    Edi ingat betul, pelaku menghabisi nyawa korban secara kejam.

    Sebab anak ini berkali kali membacokan benda tajam di leher ayah kandungnya.

    “Kayak di rajang-rajang. Cuma pakai apa, saya kurang tahu soalnya penerangannya kurang jelas,” ulasnya usai dimintai keterangan penyidik di Polsek Puger.

    Selain itu, kata dia, jumlah bacokannya tidak bisa terhitung karena pelaku mengayunkan senjata tajam di leher korban cukup lama, kurang lebih lima menitan.

    “Pokoknya cukup lama, ada mungkin lima menit, soalnya dibacok terus gitu. Saya pikir itu orang gila kok,” kata Edi sambil menggerakkan tangan kanannya saat mengingat tindakan pelaku.

    Edi mengaku saat melihat insiden tersebut, tidak berani keluar rumah dan menolong korban. Karena ketika pembunuhan terjadi kondisinya memang sepi.

    “Takut saya yang mau keluar rumah, apalagi kan saya pendatang. Saat itu orang lain belum ada yang tahu, yang tahu hanya anak dan istri saya, karena saya bangunin,” paparnya.

    Edi mengungkapkan, setelah menghabisi nyawa ayahnya, pelaku pergi dan mondar-mandiri di jalanan meninggalkan tubuh korban.

    “Saat itu juga memang tidak ada tetangga yang keluar, takut juga mungkin. Pokoknya saya tetap di dalam rumah sama anak dan istri saya,” urainya.

    Pria berpeci warna hitam ini mengungkapkan, pelaku memang memenggal leher korban dengan senjata tajam .

    “Dan memang kepala (korban) dipegang dan dibawa sejauh 50 meteran dan tempat pembunuhan. Memang sengaja dibuang sama pelaku,” tutur Edi.

    Edi mengaku baru berani keluar rumah, saat banyak orang di depan rumahnya, menyaksikan tubuh korban tanpa kelapa saat menjelang subuh.

    “Baru saat orang-orang sudah ramai, baru saya keluar rumah. Ketika menjelang subuh,” imbuhnya.

    Kasat Reskrim Polres Jember AKP Angga Riatma mengatakan, tersangka sudah diamankan.

    Untuk motif pembunuhan, polisi masih melakukan pendalaman kasus.

    “Motif masih kami dalami karena informasi sementara. Anak ini mengalami depresi dan masih dalam perawatan di rumah sakit,” tanggapnya.

    Angga mengungkapkan, beberapa barang bukti yang telah diamankan diantaranya golok yang digunakan oleh pelaku, serta pakaian anak dan bapak tersebut dan sampel darah,” katanya.

    Angga mengaku belum bisa meminta keterangan terhadap terduga pelaku, sebab hal itu dilakukan menunggu kondisi kesehatan remaja 19 tahun tersebut normal.

    “Setelah kondisi kesehatan terduga pelaku normal. Kami akan lakukan cek ke Psikiater terhadap yang bersangkutan,” tambahnya.  (TribunJatimTimur/Iman Nawawi)

  • Kesaksian Tetangga soal Anak Bunuh Ayah di Jember, Sebut Pelaku Bacok Korban selama 5 Menit – Halaman all

    Kesaksian Tetangga soal Anak Bunuh Ayah di Jember, Sebut Pelaku Bacok Korban selama 5 Menit – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Akbar (19), tega menghabisi nyawa ayah kandungnya yang bernama Zaenal Arifin alias Haji Jaenuri (60) di Dusun Jadukan, Desa Mojosari, Kecamatan Puger, Jember, Jawa Timur.

    Dinukil dari Tribun Jatim, terkait kasus ini, polisi sudah meminta keterangan dari beberapa saksi.

    Tetangga korban, Edi Siswanto mengaku, menyaksikan betul saat pelaku memenggal leher ayahnya pada Senin (27/1/2025) dini hari.

    Edi menyatakan, dirinya mendengar suara teriakan pada pukul 00.00 WIB. Awalnya, ia mengira yang berteriak adalah orang gila.

    “Akhirnya saya coba lihat dari balik kelambu jendela rumah saya di depan. Saya kira orang gila, ternyata tetangga saya, tepat di depan rumah saya, kira-kira jaraknya 10 meter dari rumah saya,” ujarnya, Selasa (28/1/2025).

    Edi ingat betul, betapa pelaku menghabisi nyawa korban secara kejam. Akbar berkali-kali membacokan benda tajam ke leher ayahnya.

    “Kayak dirajang-rajang. Cuma pakai apa, saya kurang tahu soalnya penerangannya kurang jelas,” terangnya setelah dimintai keterangan penyidik di Polsek Puger.

    Selain itu, jumlah bacokannya tak bisa terhitung karena pelaku mengayunkan senjata tajam ke leher korban kurang lebih selama lima menit.

    “Pokoknya cukup lama, ada mungkin lima menit, soalnya dibacok terus gitu. Saya pikir itu orang gila kok,” kata Edi sambil menggerakkan tangan kanannya saat mengingat tindakan pelaku.

    Saat melihat kejadian itu, dirinya tak berani keluar rumah dan menolong korban lantaran kondisinya sepi.

    “Takut saya yang mau keluar rumah, apalagi kan saya pendatang. Saat itu orang lain belum ada yang tahu, yang tahu hanya anak dan istri saya, karena saya bangunin,” jelasnya.

    Setelah menghabisi nyawa ayahnya, pelaku pergi dan mondar-mandir di jalanan, meninggalkan tubuh korban.

    “Saat itu juga memang tidak ada tetangga yang keluar, takut juga mungkin. Pokoknya saya tetap di dalam rumah sama anak dan istri saya,” urainya.

    Menurutnya, pelaku memang memenggal leher korban dengan senjata tajam hingga terputus, bahkan menghilangkan kepala ayahnya.

    “Dan memang kepala (korban) dipegang dan dibawa sejauh 50 meteran dari tempat pembunuhan. Memang sengaja dibuang sama pelaku,” tutur Edi.

    Ia mengaku baru berani keluar rumah saat banyak orang di depan rumahnya menjelang subuh, menyaksikan tubuh korban tanpa kepala.

    “Baru saat orang-orang sudah ramai, baru saya keluar rumah. Ketika menjelang subuh,” tambahnya.

    Pelaku Sempat Pukul Korban

    Sebelum melakukan pembunuhan, pelaku mendadak mendatangi ayahnya pada Minggu (26/1/2025) sekitar pukul 23.50 WIB.

    Hal ini disampaikan Kapolsek Puger, AKP Fatchur Rahman, berdasarkan keterangan dari para saksi.

    “Tiba-tiba anak ini mendatangi bapaknya, yang sedang tertidur di depan televisi rumahnya.”

    “Tahu-tahu pelaku langsung melakukan pemukulan terhadap orang tuanya,” ujarnya, Selasa.

    Dari keterangan istri korban, jelas Fatchur, mata pelaku melotot saat melakukan pemukulan terhadap ayah kandungnya.

    “Dan tatapannya kosong berdasarkan keterangan dari pihak keluarganya, terus korban bilang, ‘Saya ini bapakmu.’ Setelah itu (pelaku) diam duduk,” terangnya.

    Melihat anak dan ayah sudah tak bertengkar, istri korban keluar rumah untuk memanggil pemuka agama supaya memberikan pengobatan alternatif terhadap putranya.

    “Meminta bantuan kiai, agar putranya didoakan agar (depresinya) tidak sering kambuh,” ucapnya.

    Namun, kepolisian belum tahu persis peristiwa apa yang terjadi antara anak dan ayah tersebut di dalam rumah saat istri korban mencari bantuan dari kiai.

    “Ketika ibunya keluar itulah, kami belum menemukan saksi yang pas, apa yang sebenarnya terjadi di dalam rumah itu, dan itu kami kejar,” paparnya. 

    Sementara itu, Fatchur mengaku belum bisa memutuskan apakah tersangka mengalami depresi atau tidak.

    Menurutnya, diperlukan keterangan saksi ahli dari psikiater.

    “Kami akan minta keterangan psikiater dari RSD dr Soebandi Jember, untuk memeriksa secara psikis anak ini bagaimana kondisinya,” imbuhnya.

    Lebih lanjut, polisi belum bisa melakukan pemeriksaan terhadap Akbar lantaran pelaku masih menjalani operasi pada lehernya di rumah sakit.

    Setelah membunuh ayahnya, pelaku sempat berusaha mengakhiri hidupnya dengan menggorok lehernya sendiri, tetapi upaya tersebut berhasil digagalkan warga.

    “Karena tersangka terdapat luka gorok di bagian leher dan menyentuh saluran pernapasan,” ungkap Fatchur.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul: Kesaksian Tetangga saat Melihat Langsung Kejadian Anak Penggal Leher Ayah, Sempat Mengira Ada ODGJ.

    (Tribunnews.com/Deni)(TribunJatim.com/Imam Nawawi)