Tag: Arif Satria

  • Dana Riset Peneliti dari Mana Saja, Termasuk Danantara

    Dana Riset Peneliti dari Mana Saja, Termasuk Danantara

    Jakarta

    Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang baru dllantik, Prof Dr Arif Satria, SP, MSi, mengatakan bahwa dana riset bisa berasal dari berbagai sumber, termasuk Danantara. Dia menyebut, Danantara adalah salah satu tiang penting untuk kemajuan BRIN.

    “Memang saya sudah berkomunikasi dengan Menristekdiki dan juga dengan Wamen.Kita akan segera koordinasi untuk bagaimana pola sinergi antara BRIN, Menristekdikti dengan Danantara.Saya kira itu tiga institusi yang harus benar-benar kuat karena Danantara salah satu engine of development di Indonesia ini,” ujar Arif Satria saat ditemui usai Serah Terima Jabatan Kepala BRIN, Selasa (11/11/2025), Jakarta.

    Danantara, seperti diketahui, telah dipercaya oleh Presiden Prabowo Subianto untuk memperkuat struktur ekonomi Indonesia. Karena itu, lanjut Arif, PR-nya adalah bagaimana perguruan tinggi yang ada di Indonesia serta BRIN mempunyai nilai tambah bagi kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh Danantara.

    Soal pendanaan riset, Arif mengatakan Danantara termasuk dalam salah satu penyokong. Tapi, bukan berarti ini menjadi sumber pendanaan satu-satunya.

    “Tentu sumber penelitian dari berbagai sumber, ada APBN, ada dari Danantara, ada dari dana internasional. Saya kira dana internasional juga sangat banyak yang bisa kita gali potensinya untuk menjadi sumber alternatif dari pendanaan riset,” tegas Arif.

    Arif tak memungkiri bahwa riset mau tidak mau membutuhkan dana besar. Di negara manapun juga sama,apabila suatu bangsa ingin memperkuat riset, maka harus sadar pendanaan menjadi faktor yang sangat penting.

    Fokus BRIN arahan Presiden Prabowo Subianto

    Dalam kesempatan yang sama, Arif turut ditanya soal fokus BRIN sesuai arahan Presiden Prabowo. Dia menyebut masalah pangan jadi fokus utama.

    “Pada intinya kita diminta untuk mengawal proses pembangunan yang menekankan masalah pangan, masalah energi, dan masalah air. Saya kira tiga itu yang penting, yang menjadi kebijakan Bapak Presiden,” jelas Arif.

    Di samping itu, ada juga harapan agar BRIN memberikan dampak besar bagi kemajuan ekonomi Indonesia. Dengan demikian, riset-riset di BRIN dituntut menjadi riset yang berdampak dan memberikan manfaat nyata bagi kemajuan ekonomi RI.

    Tak ketinggalan, isu lingkungan dan kesehatan turut menjadi prioritas BRIN. “Saya kira apa yang sudah ada di BIN saat ini sebenarnya merupakan modal yang sudah sangat kuat dan sangat besar.Nah, tinggal bagaimana kita mencoba untuk memperkuat lagi, mencoba untuk kapitalisasi sehingga memiliki daya impact yang lebih besar lagi,” tegasnya.

    (rns/rns)

  • Arif Satria Jadi Kepala BRIN, Tri Handoko Izin Exit Grup Chat

    Arif Satria Jadi Kepala BRIN, Tri Handoko Izin Exit Grup Chat

    Jakarta

    Pucuk pimpinan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) resmi berganti dalam serah terima jabatan (sertijab). Prof Dr Arif Satria, SP, MSi, kini menjabat Kepala BRIN dan Dr Laksana Tri Handoko pun izin pamit.

    Arif Satria sebelumnya menjabat Rektor Insitut Pertanian Bogor (IPB). Sedangkan, Laksana Tri Handoko sudah empat tahun jadi Kepala BRIN sejak dilantik 28 April 2021 silam di Istana Negara, Jakarta.

    Acara Sertijab sekaligus Pelantikan Jabatan Fungsional Peneliti Jenjang Ahli Utama digelar di ruang Auditorium Soemitro Djojohadikoesoemo Lantai 3, Gedung B.J. Habibie, Jakarta Pusat, Selasa (11/11/2025). Penandatanganan dan penyerahan memorandum akhir dilakukan untuk menandakan berakhirnya periode menjabat Tri Handoko.

    Saat menjabat kali ini, Prof Arif didampingi oleh Laksamana Madya TNI (Purn.) Prof Dr Ir Amarulla Octavian, ST, MSc, DESD, ASEAN Eng, sebagai Wakil Kepala BRIN. Jabatan Wakil Kepala BRIN adalah terobosan karena sebelumnya tidak ada.

    Laksana Tri Handoko hadir dalam masa transformasi, di mana riset menjadi lebih terarah dan modern, serta kolaboratif. Masa itu bukan momentum penggabungan struktur saja, melainkan langkah untuk menjadikan aksi riset lebih kuat sebagai strategi pembangunan nasional.

    Selain itu, Tri Handoko turut memimpin Pelantikan Jabatan Fungsional Peneliti Jenjang Ahli Utama. Dalam pidato perpisahannya, Tri Handoko mengaku bangga dengan kerja keras BRIN selama ini.

    Tri Handoko kemudian mengatakan bahwa hal ini dapat menjadi modal awal yang baik untuk Arif Satria dan Amarulla Octavian. Memecah tawa, Tri Handoko mengatakan bahwa Arif dan Vian adalah dua profesor beneran. Dia memuji bahwa kredibilitas keduanya mampu membawa BRIN semakin maju.

    Arif dan Vian memang merupakan profesor dari universitas ternama. Arif adalah rektor dari Institut Pertanian Bogor, sementara Vian merupakan Rektor Unhan pada 2020-2023.

    “Saya mengucapkan selamat untuk Pak Arief Satria dan Pak Amarulla Octavian sebagai Kepala dan Wakil Kepala BRIN yang baru. Saya yakin teman-teman pasti menerima dan mendukung bapak-bapak untuk membuat BRIN yang lebih baik, yang lebih bisa memberikan kontribusi bagi masyarakat bangsa dan negara kita,” harapnya.

    Menutup pidato, Arif Satria melakukan hal tak terduga di hadapan banyak orang. Dia memencet tombol exit di group BRIN yang ada di telepon genggamnya.

    “Saya dengan ini akan exit dari seluruh grup pimpinan. Nah, sudah exit ya,” ungkapnya sambil menunjukkan layar ponselnya. Tawa audiens pecah dan tepuk tangan mengiringi kemudian.

    (ask/fay)

  • Mengenal Apa Itu BRIN yang Punya Kepala Baru

    Mengenal Apa Itu BRIN yang Punya Kepala Baru

    Jakarta

    Presiden Prabowo Subianto melantik Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang baru, Arif Satria. Ia menggantikan Kepala BRIN sebelumnya, Laksana Tri Handoko. Pelantikan dilaksanakan di Istana Negara, Jakarta, pada Senin (10/11) kemarin.

    Apa Itu BRIN

    BRIN adalah lembaga pemerintah non-kementerian yang langsung bertanggung jawab kepada presiden melalui menteri yang membidanginya. Awalnya, Presiden RI ke-7 Joko Widodo mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 74 Tahun 2019 Tentang Badan Riset dan Inovasi Nasional.

    Adapun tugas BRIN, seperti dirangkum dari laman resmi BRIN.go.id adalah menjalankan penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan, serta invensi, dan inovasi yang terintegrasi.

    BRIN awalnya menjadi satu kesatuan dengan Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek). Namun dalam perjalanannya, pada 5 Mei 2021, Jokowi menandatangani Peraturan Presiden Nomor 33 Tahun 2021, yang secara efektif menetapkan BRIN sebagai satu-satunya badan penelitian nasional.

    Peraturan tersebut memutuskan bahwa semua badan penelitian nasional Indonesia seperti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) bergabung menjadi BRIN.

    Adapun posisi BRIN bukan lagi sebagai regulator, karena fungsi regulasi tetap berada di kementerian. BRIN menjadi satu badan tersendiri dengan peleburan BATAN, BPPT, LAPAN dan LIPI serta lembaga riset di kementerian dan lembaga.

    Kepemimpinan BRIN

    Kepala BRIN pertama adalah Laksana Tri Handoko. Sosok yang sebelumnya memimpin LIPI itu dilantik berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 19/M Tahun 2021.

    Di tahun yang sama, Jokowi juga melantik Megawati Soekarnoputri sebagai Dewan Pengarah BRIN. Penetapan tersebut berdasarkan Keputusan Presiden (Kepppres) Nomor 45 Tahun 2021 tentang Pengangkatan Keanggotaan Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional.

    Lalu pada Agustus 2023, Megawati Soekarnoputri melantik Amarulla Octavian, sebagai Wakil Kepala BRIN. Pengangkatan wakil ini disambut baik Handoko mengingat BRIN sebagai organisasi yang membidangi riset dengan cakupan yang luas, membutuhkan sosok yang bisa membantu percepatan pelaksanaan tugas BRIN.

    Pada 10 November 2025, Presiden Prabowo Subianto melantik Arif Satria menjadi Kepala BRIN yang baru. Tak hanya Arif, Prabowo juga melantik Amarulla Octavian sebagai Wakil Kepala BRIN yang memang sudah mendampingi Handoko sejak 2023. Pelantikan digelar di Istana Negara, Jakarta, berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 123P Tahun 2025 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Kepala dan Wakil Kepala BRIN.

    Sebelum menggantikan Handoko, Arif Satria diketahui menjabat sebagai Rektor Insitut Pertanian Bogor (IPB) University. Ia menyatakan segera mundur dari jabatan Rektor IPB University setelah resmi dilantik oleh Presiden Prabowo.

    (rns/fay)

  • Arif Satria Mundur dari Jabatan Rektor IPB Usai Dilantik jadi Kepala BRIN

    Arif Satria Mundur dari Jabatan Rektor IPB Usai Dilantik jadi Kepala BRIN

    Bisnis.com, JAKARTA — Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Arif Satria memastikan akan segera menyesuaikan jabatannya sebagai Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) setelah resmi dilantik oleh Presiden RI Prabowo Subianto di Istana Negara, Jakarta, Senin (10/11/2025).

    Menjawab pertanyaan awak media terkait statusnya di IPB, Arif menegaskan bahwa dirinya akan melepaskan jabatan tersebut sesuai aturan internal kampus. 

    “Ya, status rektor harus. Sampai hari ini kan masih, belum diperhentikan. Salah satu aturan yang ada di IPB, saya harus melepas jabatan rektor di IPB. Itu yang karena tugas di sini,” ujarnya. 

    Ketika ditanya apakah dirinya akan mundur dari jabatan rektor, Arif membenarkan. 

    “Ya, harus diganti,” katanya singkat.

    Dalam kesempatan yang sama, Arif juga menegaskan komitmennya untuk mendukung arahan Presiden Prabowo dalam memperkuat riset di tiga sektor utama, yakni pangan, energi, dan air.

    Dia menilai bidang pangan menjadi salah satu area strategis yang akan menjadi fokus utama riset BRIN.

    “Kan pangan banyak sekali ya mulai dari on farm hingga off farm. Jadi dari mulai soal benih, soal pupuk, soal teknik budidaya, soal pascapanen, soal pengolahan, banyak sekali. Soal pangan saja sudah luas sekali. Sekarang presiden meminta pangan, ya kita harus kawal,” tutur Arif.

     Terkait proyek dan lokasi prioritas riset yang akan dijalankan BRIN, Arif menjelaskan bahwa pihaknya akan berkoordinasi dengan kementerian teknis, termasuk Kementerian Pertanian, untuk mempercepat upaya swasembada nasional.

    “Iya ke situ, makanya kita gandeng kementerian teknisnya, kementan kan harus segera swasembada,” ujarnya.

    Namun, dia menegaskan bahwa rincian proyek dan lokasi prioritas masih dalam tahap pemetaan internal. 

    “Belum, saya baru tahu ini kan dilantik. Itu kira-kira arahnya ke sana, dan suatu saat akan kami sampaikan setelah kami memetakan di dalam internal dulu,” kata Arif.

  • Kepala BRIN Arif Satria Dorong Penguatan Science Techno Park di Setiap Daerah

    Kepala BRIN Arif Satria Dorong Penguatan Science Techno Park di Setiap Daerah

    Bisnis.com, JAKARTA — Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Arif Satria menegaskan pentingnya penguatan science techno park di setiap daerah sebagai langkah konkret dalam menjembatani dunia riset dengan dunia industri.

    Arif menyebut, pengembangan science techno park di daerah akan menjadi pilar utama bagi ekonomi lokal karena dapat memfokuskan inovasi pada keunggulan masing-masing wilayah.

    “Jadi di setiap daerah kalau memiliki sains techno park, itu akan menjadi pilar bagi ekonomi daerah. Kenapa? Karena sains techno park itu adalah sebuah institusi yang akan menjembatani antara dunia riset dengan dunia industri,” ujar Arif Satria di Jakarta, Senin (10/11/2025).

    Menurutnya, dengan keberadaan techno park yang berfokus pada potensi unggulan daerah, berbagai persoalan lokal dapat diselesaikan melalui sinergi antara pemerintah daerah, perguruan tinggi, dunia industri, dan pusat.

    “Dengan adanya sains techno park daerah, dengan fokus pada bidang keunggulan daerah, insyaallah masalah-masalah yang ada di daerah ini bisa diselesaikan,” kata Arif.

    Arif menambahkan, dirinya akan memperkuat konsolidasi nasional di bidang riset dan inovasi, baik secara horizontal maupun vertikal.

    “Konsolidasi ini penting untuk memperkuat ekosistem riset dan inovasi yang selama ini sudah ada baik secara horizontal maupun secara vertikal,” ujarnya.

    Dia menekankan pentingnya sinergi antara BRIN, kementerian terkait, perguruan tinggi, serta Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) dalam memperkuat riset yang berdampak langsung bagi masyarakat.

    Lebih jauh, Arif menyampaikan bahwa BRIN akan mengawal program prioritas Presiden Prabowo Subianto di bidang pangan, energi, dan air.

    “Insyaallah BRIN akan mengawal program-program prioritas dari Bapak Presiden terkait dengan soal pangan, energi, dan air. Saya kira tiga bidang itulah yang perlu didukung oleh riset dan inovasi yang baik,” katanya.

    Arif juga menegaskan bahwa riset dan inovasi memiliki hubungan erat dengan kemajuan ekonomi nasional.

    “Riset dan inovasi ini akan menjadi tumpuan dimanapun negara yang memiliki kekuatan riset dan inovasi itu akan berkorelasi positif dengan kemajuan ekonomi,” ujarnya.

    Selain memperkuat fungsi riset dan inovasi, Arif menegaskan bahwa BRIN juga harus menjadi think tank pemerintah dalam proses pengambilan kebijakan.

    “BRIN juga harus menjadi thinktank pemerintah dalam mengambil kebijakan. Sehingga kebijakan-kebijakan yang kita ambil berbasis pada sains yang kuat, pada hasil riset yang kuat,” pungkasnya.

  • Kepala BRIN Mau Gaet Danantara, Akselerasi Dana Riset dan Tambah Peneliti

    Kepala BRIN Mau Gaet Danantara, Akselerasi Dana Riset dan Tambah Peneliti

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto resmi melantik Arif Satria sebagai Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang baru, Senin (10/11/2025). Rektor dari Institut Pertanian Bogor (IPB) University itu menyatakan bakal memperbanyak peneliti serta menggaet Danantara untuk pendanaan riset. 

    Usai dilantik siang ini, Arif mengatakan BRIN di bawah kepemimpinannya akan mengawal program-program prioritas Presiden Prabowo khususnya terkait dengan pangan, energi dan air.

    Dia mengatakan bahwa riset dan inovasi yang kuat akan berkorelasi positif dengan kemajuan ekonomi.

    “Itu sudah dibuktikan dalam berbagai uji korelasi ya. Kalau semakin tinggi Global Score Innovation Index, itu hampir pasti GDP per capita juga akan tinggi, sehingga kita mau tidak mau harus menggenjot bidang R&D [research and development],” terangnya kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (10/11/2025).

    Ke depan, dia akan melakukan konsolidasi nasional guna memperkuat ekosistem riset dan inovasi baik secara horizontal dengan kementerian/lembaga maupun vertikal dengan daerah-daerah.

    Secara horizontal, dia menyebut akan memperkuat kemitraan dengan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemendikti Saintek), untuk memperbanyak peneliti di Indonesia.

    Tidak hanya secara kuantitas, dia juga menyampaikan bakal meningkatkan kualitas penelitian sekaligus dana, infrastruktur serta ekosistem penelitian.

    “Jumlah peneliti harus kami tingkatkan karena jumlah peneliti kita itu relatif per sejuta penduduk relatif kecil dibandingkan negara-negara lainnya, seperti Thailand dan Korea, kita masih jauh. Kami perlu meningkatkan jumlah peneliti sehingga di sinilah talent management menjadi penting,” terangnya.

    Selain dengan Kemendikti Saintek, Arif menyebut BRIN di bawah kepemimpinannya akan bermitra dengan Danantara khusus untuk kemajuan ekonomi dan industri. Superholding BUMN itu juga akan digaet untuk membantu pendanaan riset, yang diakuinya masih menjadi tantangan.

    “Masih banyak opportunity yang bisa kami lakukan termasuk bermitra dengan Danantara. Jadi Danantara adalah salah satu mitra strategis yang benar-benar harus kita perkuat, dan saya kira sumber pembiayaan dari berbagai sektor termasuk industri itu menjadi penting,” tutur pria yang juga pernah menjabat Wakil Ketua Panitia Seleksi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu. 

  • Prabowo Reshuffle, Ini Profil Arif Satria Kepala BRIN Baru Dilantik

    Prabowo Reshuffle, Ini Profil Arif Satria Kepala BRIN Baru Dilantik

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Prabowo Subianto melantik Arif Satria sebagai Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin (10/11/2025). Arif menggantikan Laksana Tri Handoko yang sudah menjabat sejak 2021.

    Arif sebelumnya menjabat sebagai Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) University sejak 2018. Pria kelahiran Pekalongan, Jawa Tengah, 17 September 1971 itu memulai perjalanan akademiknya di IPB pada tahun 1990.

    Ia menyelesaikan studi sarjana di Program Studi Penyuluhan Pertanian, Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian IPB pada 1995.

    Gelar magister diraihnya dari Program Sosiologi Pedesaan IPB pada 1999, dan gelar doktor dari Kagoshima University, Jepang, dalam bidang Marine Policy pada 2006.

    Karier akademiknya dimulai pada 1997 sebagai dosen di Jurusan Sosial Ekonomi Perikanan, Fakultas Perikanan IPB.

    Pada 2019, ia dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap di Fakultas Ekologi Manusia IPB dalam bidang Ekologi Politik.

    Ia menjabat Rektor IPB University pada periode 2017-2022, dan kembali melanjutkan kepemimpinan pada periode 2023-2028.

    Arif juga pernah menduduki jabatan penting di sejumlah organisasi, di antaranya Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) periode 2021-2026, Ketua Umum Forum Rektor Indonesia periode 2020-2021, dan Ketua Perhimpunan Sarjana Pertanian Indonesia periode 2011-2016.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Profil Arif Satria, Rektor IPB yang Dilantik Prabowo Jadi Kepala BRIN

    Profil Arif Satria, Rektor IPB yang Dilantik Prabowo Jadi Kepala BRIN

    Profil Arif Satria, Rektor IPB yang Dilantik Prabowo Jadi Kepala BRIN
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Presiden Prabowo Subianto melantik Arif Satria sebagai Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di Istana Negara, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (10/11/2025).
    Pelantikan tersebut didasarkan pada Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 123/P Tahun 2025 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Kepala dan Wakil Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional.
    Arif Satria
    menggantikan Laksana Tri Handoko di posisi Kepala BRIN. Prabowo juga melantik Amarulla Octavian sebagai Wakil Kepala BRIN.
    “Demi Allah saya bersumpah, bahwa saya akan setia kepada UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta akan menjalankan segala peraturan perundang-undangan dengan selurus-lurusnya demi darma bakti saya kepada bangsa dan negara,” ujar Prabowo mendiktekan yang diikuti Arif dan Amarulla di Istana Negara.
    “Bahwa saya dalam menjalankan tugas jabatan akan menjunjung tinggi etika jabatan, bekerja dengan sebaik-baiknya dengan penuh rasa tanggung jawab,” sambungnya.
    Arif Satria merupakan akademisi Indonesia yang dikenal luas lewat kiprahnya di dunia pendidikan tinggi dan kebijakan publik.
    DIlansir dari laman resmi Institut Pertanian Bogor (
    IPB
    ), Arif lahir di Pekalongan, Jawa Tengah, pada 17 September 1971. Ia menempuh pendidikan dasar hingga menengah di kota kelahirannya sebelum melanjutkan studi ke Institut Pertanian Bogor (IPB).
    Dari kampus tersebut, Arif meraih gelar sarjana Ilmu Ekonomi Pertanian pada 1995, lalu melanjutkan studi magister di bidang Sosiologi Pedesaan pada 1999.
    Minatnya pada kebijakan kelautan dan masyarakat pesisir membawanya menempuh pendidikan doktor di Kagoshima University, Jepang.
    Karier akademiknya dimulai sebagai dosen di IPB pada akhir 1990-an. Reputasinya sebagai peneliti muda menonjol membuat Arif dipercaya menjadi Dekan Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) pada 2010.
    Tujuh tahun kemudian, Arif terpilih sebagai
    Rektor IPB
    dan kembali mendapat mandat untuk periode kedua pada 2023–2028.
    Namanya juga kerap terlibat di lembaga riset, menjadi penasihat kementerian, hingga duduk sebagai anggota panitia seleksi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada satu periode.
    Keahliannya banyak berkaitan dengan ekonomi pertanian, sosiologi pedesaan, hingga kebijakan maritim. Ia juga dikenal melalui gagasannya tentang ekonomi biru dan kebijakan pengelolaan pesisir serta pulau-kecil.
    Kiprahnya di dunia riset membuat Arif Satria banyak mendapat pengakuan, salah satunya penghargaan internasional seperti Yamamoto Prize pada 2008.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Prabowo Gelar Pelantikan Sore Ini, Wakil BRIN hingga Hakim Agung MA Merapat ke Istana

    Prabowo Gelar Pelantikan Sore Ini, Wakil BRIN hingga Hakim Agung MA Merapat ke Istana

    Prabowo Gelar Pelantikan Sore Ini, Wakil BRIN hingga Hakim Agung MA Merapat ke Istana
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Presiden RI Prabowo Subianto akan menggelar pelantikan sejumlah pejabat di Kompleks Istana, Jakarta, Senin (10/11/2025).
    Pantauan dari halaman
    Kompleks Istana
    , sejumlah pejabat turut berdatangan ke Kompleks Istana sejak pukul 14.15 WIB dengan memakai dasi biru muda.
    Beberapa pejabat yang datang antara lain Wakil Kepala BRIN Amarulla Octavian dan Rektor IPB Arif Satria.
    Kemudian, Hakim Agung MA Dwiarso Budi Santiarto juga hadir di lokasi.
    Arif Satria mengaku datang untuk memenuhi undangan Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya.
    Dia membenarkan akan mendapat tugas baru, namun enggan membeberkan rinciannya.
    “Pak Seskab undang lebih kurang jam setengah 1 siang tadi untuk segera ke istana rapat, saya belum bisa menjelaskan, nanti setelah acara selesai kita ketemu lagi ya,” ujar dia.
    Sejumlah pejabat lain turut datang untuk menyaksikan proses pelantikan.
    Mereka adalah Ketua MPR RI Ahmad Muzani, Mendikti Saintek Brian Yuliarto, hingga Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Rektor IPB Arif Satria tiba di Istana di tengah isu pelantikan BRIN

    Rektor IPB Arif Satria tiba di Istana di tengah isu pelantikan BRIN

    Jakarta (ANTARA) – Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. Arif Satria tiba di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin sore, di tengah kabar pelantikan dirinya sebagai salah satu pejabat teras di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

    “Saya dapat undangan jam 12.30 WIB dari Pak Sekretaris Kabinet,” kata Arif Satria saat ditanya awak media perihal maksud kedatangannya ke kompleks Istana Kepresidenan RI, Jakarta.

    Arif Satria tiba sekitar pukul 14.30 WIB, mengenakan pakaian sipil lengkap warna gelap dan berkopiah, sambil menggenggam lengan putrinya yang masih berusia anak-anak.

    Ia berjalan menuju Istana Negara, Jakarta, melalui pintu pilar untuk memenuhi undangan tersebut.

    Saat ditanya apakah dirinya akan dilantik Presiden sebagai Ketua BRIN, Arif Satria tidak menjawab secara spesifik.

    “Saya dikasih penugasan sesuai bidangnya,” katanya.

    Prof. Dr. Arif Satria adalah Rektor IPB yang menjabat untuk periode kedua (2023–2028). Pria kelahiran 17 September 1971 ini merupakan Guru Besar Tetap di Fakultas Ekologi Manusia IPB dan dikenal sebagai ahli ekologi politik yang pemikirannya sering dirujuk dalam perumusan kebijakan nasional.

    Selain memimpin IPB, Arif Satria juga aktif dalam berbagai peran penting di tingkat nasional, termasuk menjabat sebagai Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) periode 2021-2026, pernah menjadi Ketua Umum Forum Rektor Indonesia (FRI), dan baru-baru ini terpilih sebagai Wakil Ketua Panitia Seleksi KPK pada 2024.

    Karier manajerialnya juga mencakup posisi sebagai Komisaris Utama PTPN Holding dari tahun 2018 hingga 2022.

    Pewarta: Andi Firdaus
    Editor: Didik Kusbiantoro
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.