Tag: Arief Prasetyo

  • RI Mau Impor 200.000 Gula, Bapanas Janji Serap Produksi Petani Lokal

    RI Mau Impor 200.000 Gula, Bapanas Janji Serap Produksi Petani Lokal

    Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pangan Nasional (Bapanas) memastikan, BUMN Pangan tetap menyerap produksi gula petani lokal untuk memenuhi cadangan pangan pemerintah (CPP), meski ada penugasan impor 200.000 ton raw sugar atau gula kristal merah (GKM).

    Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menyampaikan, penyerapan produksi gula dalam negeri akan dilakukan salah satunya pada April dan Mei 2025, atau pada saat musim giling tebu berlangsung.

    “Panennya itu nanti di April sama di Mei. Jadi tetap diserap,” kata Arief kepada awak media di Kantor Kementerian Pertanian (Kementan), Senin (17/2/2025).

    Lebih lanjut Arief menuturkan, harga gula saat ini dalam tren meningkat. Berdasarkan pernyataan Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya, jumlah kabupaten/kota yang mengalami kenaikan harga gula konsumsi bertambah, dari sebelumnya 162 kabupaten/kota menjadi 166 kabupaten/kota.

    Berkaca dari hal tersebut, Arief menyebut bahwa stok cadangan pemerintah perlu dikeluarkan untuk menekan kenaikan harga. Dalam hal ini, pemerintah akan menyiapkan stok baru, tidak hanya dari penyerapan dalam negeri, tetapi juga pengadaan 200.000 ton raw sugar yang nantinya akan diolah menjadi gula konsumsi.

    “Jadi raw sugar yang dimaksud adalah raw sugar untuk konsumsi. Bukan rafinasi,” tegasnya. 

    Sebagaimana diketahui, pemerintah berencana impor gula 200.000 ton dalam bentuk raw sugar untuk meningkatkan stok CPP. Impor gula tersebut rencananya akan didatangkan pada tahun ini secara bertahap.

    Kendati begitu, rencana ini mendapat penolakan dari Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (Aptri). Ketua Umum Aptri Soemitro Samadikun menyampaikan, stok gula nasional saat ini masih cukup sampai dengan musim panen giling tebu pada Maret-Juni 2025.  

    “Tidak tepat [impor 200.000 ton raw sugar] karena dari hitungannya, stok kita masih cukup sampai dengan masuk masa panen giling tebu,” kata Soemitro kepada Bisnis, Jumat (14/2/2025).

    Dia menuturkan, stok di pabrik gula hingga akhir Desember 2024, sebanyak 985.000 ton. Kemudian, per 31 Januari 2025, stok gula tercatat sebanyak 842.000 ton. Itu artinya dalam 1 bulan, sebanyak 143.000 ton gula yang keluar dari gudang pabrik gula.

    Selain itu, seiring beredarnya kabar bahwa pemerintah akan melakukan importasi gula, para pedagang lantas melepas stok yang dimilikinya ke pasar. 

    “Ini bukti bahwa kebutuhan setiap bulan itu tidak selalu 250.000 ton diambil dari gudangnya pabrik,” ujarnya.

    Di sisi lain, alasan pemerintah melakukan importasi gula sebagai buffer stock menimbulkan pertanyaan di kalangan petani. Menurutnya, alih-alih membeli gula dari luar negeri dengan harga mahal, pemerintah dapat membeli hasil panen petani lokal sebagai cadangan pemerintah. 

    Selain itu, rencana tersebut membuat kepercayaan petani tebu terhadap pemerintah menjadi luntur, mengingat tahun lalu pemerintah sudah mencanangkan setop impor termasuk gula. 

    Dia khawatir sikap pemerintah yang dinilai tidak konsisten akan membuat semangat para petani tebu untuk menanam hilang, yang berujung pada menurunnya produksi gula. 

    “Kalau memang untuk buffer stock ngapain nggak beli gula petani yang satu setengah bulan lagi udah mulai giling? Beli aja gulanya petani atau gula dalam negeri dibeli sendiri,” pungkasnya. 

  • Pemerintah siapkan operasi pasar pangan jelang Ramadhan

    Pemerintah siapkan operasi pasar pangan jelang Ramadhan

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Pemerintah siapkan operasi pasar pangan jelang Ramadhan
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Senin, 17 Februari 2025 – 15:22 WIB

    Elshinta.com – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan bahwa pemerintah menyiapkan operasi pasar besar-besar untuk menjaga stabilitas harga pangan menghadapi bulan suci Ramadhan hingga Lebaran 2025.

    Mentan dalam jumpa pers seusai melakukan Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) lintas kementerian/lembaga di bidang pangan, di Jakarta, Senin, mengatakan bahwa pemerintah segera melakukan operasi pasar berbagai komoditas pangan.

    “Kita akan melakukan operasi pasar besar-besaran, khususnya daging, gula pasir, minyak goreng, dan seterusnya,” kata Mentan.

    Mentan mengaku bahwa pihaknya segera melakukan operasi pasar murah dengan melibatkan berbagai pihak terkait. Hal itu penting karena masih ditemukan adanya kenaikan harga pangan di pasaran.

    “Karena kami memantau ada pergerakan harga naik. Minyak goreng, gula pasir, ini ada pergerakan harga naik,” ujarnya.

    Meski begitu, Mentan tidak menyebutkan secara detail kenaikan harga yang terjadi pada sejumlah komoditas pangan.

    Selain itu, Mentan juga mengaku bahwa rencana pelaksanaan operasi pasar tersebut belum dapat diputuskan, karena pihaknya masih akan melaksanakan rapat lanjutan yang diagendakan pada Rabu (19/2).

    Pada rapat tersebut nantinya akan diputuskan jadwal pelaksanaan operasi pasar besar-besaran nantinya.

    Ia menambahkan, pemerintah berharap di bulan suci Ramadhan, masyarakat yang melaksanakan ibadah puasa dapat tersenyum karena harga pangan stabil, bahkan lebih rendah dari tahun lalu.

    “Karena nanti kita masih rapat, keputusan terakhir itu pada tanggal 19 Februari 2025, insya Allah kita putuskan nanti di tanggal di tanggal 19 Februari 2025,” ujar Mentan.

    Diketahui, Mentan melakukan Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) bersama Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi, Direktur Utama Perum Bulog Mayjen TNI Novi Helmy Prasetya.

    Rapat tersebut juga diikuti oleh Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya, Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti, Wakil Menteri Pertanian Sudaryono, Badan Pusat Statistik, hingga BUMN di bidang pangan seperti PT Perkebunan Nusantara (PTPN), ID Food, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), PT Berdikari dan pihak terkait lainnya.

    Mentan mengaku bahwa rapat tersebut diselenggarakan untuk bersinergi dengan lintas sektor agar harga pangan saat Ramadhan relatif dapat terkendali.

    “Hari ini kita rapat untuk persiapan harga bahan pokok di bulan suci Ramadhan. Kita harapkan harganya stabil, bila perlu harganya lebih rendah dari pada tahun sebelumnya,” kata Mentan.

    Sumber : Antara

  • Petani Belum Panen, Pemerintah Putuskan Impor 200 Ribu Ton Gula – Halaman all

    Petani Belum Panen, Pemerintah Putuskan Impor 200 Ribu Ton Gula – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menjelaskan alasan pemerintah mengimpor Gula Kristal Mentah (GKM) untuk stok Cadangan Pangan Pemerintah (CPP).

    Menurut dia, impor tersebut dilakukan karena stok dari CPP saat ini harus dikeluarkan setelah harga gula di pasaran kini sedang mengalami kenaikan.

    “Harga gula hari ini kan naik. Berarti gula yang di stok sekarang ini harus dikeluarkan segera,” kata Arief ketika ditemui di kantor Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Senin (17/2/2025).

    Ia menyebutkan bahwa pemenuhan stok CPP ini dilakukan melalui importasi bukan berarti pemerintah tak menyerap hasil petani.

    Pemerintah akan menyerap dari petani pada saat panen nanti di bulan April dan Mei.

    “Panennya itu nanti di April sama di Mei. Jadi tetap diserap,” ujar Arief.

    Ia menyebutkan bahwa importasi akan dilakukan oleh BUMN Pangan. Namun, kini belum ada nama perusahaan plat merah yang ditunjuk menangani impor ini.

    Sebagaimana diketahui, Pemerintah akan mengimpor 200 ribu ton raw sugar atau Gula Kristal Mentah (GKM) untuk memperkuat stok CPP.

    Arief mengatakan, 200 ribu ton gula mentah tersebut akan datang secara bertahap.

    “Sekitar 200 ribu ton raw sugar, datangnya tahun ini secara bertahap. Tapi jaminannya, jangan sampai petani harganya jatuh,” kata Arief usai Rakortas di kantor Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Jakarta, dikutip dari siaran pers pada Kamis (13/2/2025).

    Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) yang ia terima, harga gula mulai bergerak naik.

    BPS melaporkan, pada pekan pertama Februari 2025, terjadi penambahan jumlah kabupaten/kota yang mengalami kenaikan harga gula pasir.

    Pada pekan ketiga Januari terdapat 118 kabupaten/kota. Lalu, pada pekan kelima Januari, bertambah menjadi 153 kabupaten/kota.

    Arief menekankan bahwa gula yang diimpor ini dalam rangka menaikkan stok yang dipegang pemerintah dan didatangkan bukan dalam bentuk Gula Kristal Putih (GKP).

    “Bukan karena kekurangan produksi karena kita masih cukup sekitar 4 sampai 5 bulan. Namun kita tidak boleh ambil risiko untuk CPP,” ujar Arief.

    Stok CPP dalam bentuk gula pasir per 12 Februari total ada 34 ribu ton.

    Stok tersebut dikelola oleh ID FOOD sejumlah 22 ribu ton dan Perum Bulog sebanyak 12 ribu ton.

    Jika dibandingkan dengan rerata kebutuhan konsumsi bulanan yang sekitar 235 ribu ton per bulan, maka stok CPP gula berada di kisaran ketercukupan 14,47 persen.

    Arief menyebut yang harus dijamin saat ini adalah harga di tingkat petani karena akan mulai panen di April, Mei, Juni.

    “Kemudian raw sugar itu akan murah biayanya pada saat gilingnya bersamaan dengan panen. Itu pertimbangannya,” ucap Arief.

    Berdasarkan proyeksi neraca gula konsumsi yang diolah Badan Pangan Nasional per 21 Januari, diestimasikan kebutuhan konsumsi bulanan di Maret 2025 akan meningkat karena berbarengan dengan momentum bulan Ramadan.

    Pada Maret nanti, proyeksi kebutuhan konsumsi akan meningkat 13,39 persen atau menjadi 251,8 ribu ton dibandingkan Februari sebesar 222 ribu ton.

    Sementara estimasi produksi GKP akan mulai meningkat pada Mei 2025 di kisaran sejumlah 166 ribu ton.

    Lalu Juni di 392 ribu ton dan Juli di 555 ribu ton. Proyeksi puncak panen raya GKP diperkirakan akan terjadi pada Agustus di 621 ribu ton.

    Dari itu, total kebutuhan konsumsi tahunan diproyeksikan mencapai 2,841 juta ton.

    “Jumlah 200 ribu ton raw sugar itu di bawah kebutuhan konsumsi sebulan. Kita coba sesuaikan karena kita juga harus tahu harga gula dunia dan currency rate, itu jadi pertimbangan,” tutur Arief.

    “Tetapi yang jelas pemerintah harus punya cadangan pangan dan itu harus dikuasai oleh BUMN,” pungkasnya.

  • Pemerintah pastikan ketersediaan bahan pangan aman selama Ramadhan

    Pemerintah pastikan ketersediaan bahan pangan aman selama Ramadhan

    ANTARA – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman bersama sejumlah kementerian dan Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo menggelar rapat koordinasi persiapan ketersediaan bahan pangan di Kementan, Senin (17/2). Rapat koordinasi ini membahas persiapan ketersediaan bahan pangan pokok menjelang bulan suci Ramadhan dan Idul Fitri 1446 Hijriah.
    (Azhfar Muhammad Robbani/Rizky Bagus Dhermawan/I Gusti Agung Ayu N)

  • Bapanas minta penggiling serap gabah sesuai HPP Rp6.500/kg

    Bapanas minta penggiling serap gabah sesuai HPP Rp6.500/kg

    Sumatera Selatan kemarin kan masih membeli gabah di bawah Rp6.500 per kg, gitu ya. Tapi pengusaha yang di Sumatera Selatan ini juga udah berkomunikasi akan membeli gabah dengan Rp6.500 per kg

    Jakarta (ANTARA) – Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi meminta semua penggilingan padi yang membeli gabah kering panen (GKP) agar sesuai harga pembelian pemerintah (HPP) yang telah ditetapkan yakni Rp6.500 per kilogram.

    Arief ditemui seusai Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) bersama Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dan pemangku kepentingan lainnya di Jakarta, Senin mengatakan bahwa pihaknya terus mendorong penggiling padi agar menaati ketentuan pemerintah dalam melakukan penyerapan gabah petani.

    “Ya tentunya yang masih membeli gabah petani di bawah (harga pembelian pemerintah/HPP) Rp6.500 per kilogram harus didorong naik,” kata Arief.

    Dia menyebutkan bahwa saat ini masih terdapat pengusaha penggiling padi di daerah Sumatera Selatan yang membeli gabah petani di bawah HPP.

    Meski begitu, Arief menuturkan bahwa pengusaha tersebut sudah berkomunikasi dengan pemerintah, segera menyerap gabah petani sesuai HPP.

    “Sumatera Selatan kemarin kan masih membeli gabah di bawah Rp6.500 per kg, gitu ya. Tapi pengusaha yang di Sumatera Selatan ini juga udah berkomunikasi akan membeli gabah dengan Rp6.500 per kg, any quality,” ucap Arief.

    Pemerintah telah menetapkan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah untuk masa panen raya 2025 sebesar Rp6.500 per kilogram. Keputusan ini berlaku sejak 15 Januari 2025, baik untuk pembelian oleh pemerintah maupun penggilingan swasta di seluruh Indonesia.

    Arief menyatakan bahwa pembaruan kebijakan HPP gabah kering panen dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Saat ini, kata dia, rata-rata penggiling padi membeli gabah sesuai HPP.

    “Rata-rata pembelian gabah sudah di atas HPP,” ucap dia.

    Ia menambahkan bahwa saat ini stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang ada di gudang Perum Bulog mencapai 1,9 juta ton.

    “Saat ini stok beras di Bulog kan 1,9 juta ton. Dan serapan Bulog juga sekitar 8-10 ribu ton per hari sekarang,” kata Arief.

    Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) menegaskan bahwa penggilingan padi yang membeli gabah kering panen (GKP) di bawah harga yang ditetapkan pemerintah, yakni Rp6.500 per kilogram maka dapat dipanggil polisi.

    “Saya minta (penggiling padi) jangan main-main, kalau enggak nanti bisa dipanggil sama Polres,” kata Zulhas dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (13/2).

    Zulhas menegaskan bahwa harga Rp6.500 per kilogram untuk GKP adalah ketentuan yang telah diputuskan pemerintah dan harus diterima oleh semua pihak, termasuk penggilingan padi yang membeli gabah dari petani.

    Meski begitu, dia mengaku mendapat laporan adanya penggilingan padi yang masih membeli gabah di bawah harga tersebut, salah satunya di daerah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel).

    Oleh karena itu, Zulhas meminta agar semua pihak, termasuk penggilingan, untuk mematuhi kebijakan pemerintah demi kesejahteraan petani.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Faisal Yunianto
    Copyright © ANTARA 2025

  • Mentan: Operasi pasar pangan besar-besaran disiapkan jelang Ramadhan

    Mentan: Operasi pasar pangan besar-besaran disiapkan jelang Ramadhan

    Kita akan melakukan operasi pasar besar-besaran, khususnya daging, gula pasir, minyak goreng, dan seterusnya.

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan bahwa pemerintah menyiapkan operasi pasar besar-besar untuk menjaga stabilitas harga pangan menghadapi bulan suci Ramadhan hingga Lebaran 2025.

    Mentan dalam jumpa pers seusai melakukan Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) lintas kementerian/lembaga di bidang pangan, di Jakarta, Senin, mengatakan bahwa pemerintah segera melakukan operasi pasar berbagai komoditas pangan.

    “Kita akan melakukan operasi pasar besar-besaran, khususnya daging, gula pasir, minyak goreng, dan seterusnya,” kata Mentan.

    Mentan mengaku bahwa pihaknya segera melakukan operasi pasar murah dengan melibatkan berbagai pihak terkait. Hal itu penting karena masih ditemukan adanya kenaikan harga pangan di pasaran.

    “Karena kami memantau ada pergerakan harga naik. Minyak goreng, gula pasir, ini ada pergerakan harga naik,” ujarnya.

    Meski begitu, Mentan tidak menyebutkan secara detail kenaikan harga yang terjadi pada sejumlah komoditas pangan.

    Selain itu, Mentan juga mengaku bahwa rencana pelaksanaan operasi pasar tersebut belum dapat diputuskan, karena pihaknya masih akan melaksanakan rapat lanjutan yang diagendakan pada Rabu (19/2).

    Pada rapat tersebut nantinya akan diputuskan jadwal pelaksanaan operasi pasar besar-besaran nantinya.

    Ia menambahkan, pemerintah berharap di bulan suci Ramadhan, masyarakat yang melaksanakan ibadah puasa dapat tersenyum karena harga pangan stabil, bahkan lebih rendah dari tahun lalu.

    “Karena nanti kita masih rapat, keputusan terakhir itu pada tanggal 19 Februari 2025, insya Allah kita putuskan nanti di tanggal di tanggal 19 Februari 2025,” ujar Mentan.

    Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman (kanan) menyalami tamu undangan Rapat Koordinasi Terbatas di Kantor Kementan Jakarta, Senin (17/2/2025). ANTARA/Harianto

    Diketahui, Mentan melakukan Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) bersama Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi, Direktur Utama Perum Bulog Mayjen TNI Novi Helmy Prasetya.

    Rapat tersebut juga diikuti oleh Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya, Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti, Wakil Menteri Pertanian Sudaryono, Badan Pusat Statistik, hingga BUMN di bidang pangan seperti PT Perkebunan Nusantara (PTPN), ID Food, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), PT Berdikari dan pihak terkait lainnya.

    Mentan mengaku bahwa rapat tersebut diselenggarakan untuk bersinergi dengan lintas sektor agar harga pangan saat Ramadhan relatif dapat terkendali.

    “Hari ini kita rapat untuk persiapan harga bahan pokok di bulan suci Ramadhan. Kita harapkan harganya stabil, bila perlu harganya lebih rendah dari pada tahun sebelumnya,” kata Mentan.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2025

  • Mentan: Presiden ingin harga sembilan bahan pokok stabil

    Mentan: Presiden ingin harga sembilan bahan pokok stabil

    Sembilan bahan pokok harus turun harganya

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran menegaskan bahwa Presiden Prabowo Subianto ingin harga sembilan bahan pokok stabil untuk menjaga kesejahteraan masyarakat dan mencegah lonjakan harga yang dapat merugikan rakyat.

    Mentan mengatakan bahwa Presiden mengarahkan agar semua harga pangan terutama sembilan bahan pokok harus dalam keadaan stabil terutama menjelang bulan Suci Ramadhan dan Idul Fitri 2025.

    “Atas arahan Bapak Presiden Republik Indonesia, beliau menginginkan sembilan bahan pokok kita stabilkan,” kata Mentan saat membuka Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) bersama Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi, Direktur Utama Perum Bulog Mayjen TNI Novi Helmy Prasetya di Jakarta, Senin.

    Diketahui, rapat yang dilaksanakan secara terbatas itu juga diikuti oleh Wakil Menteri Pertanian Sudaryono, jajaran Kementerian Perdagangan, Kementerian Dalam Negeri, Badan Pusat Statistik, hingga BUMN di bidang pangan seperti PT Perkebunan Nusantara (PTPN), ID FOOD, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), PT Berdikari dan pihak terkait lainnya.

    Mentan mengaku bahwa Rakortas tersebut merupakan arahan dari Presiden agar masyarakat mendapatkan harga yang terjangkau dalam memenuhi kebutuhan di bulan Ramadhan hingga Lebaran. Meski begitu, Mentan tidak menyebutkan sembilan bahan pokok tersebut.

    “Sembilan bahan pokok harus turun harganya. Itu arahan beliau (Presiden),” tegas Mentan.

    Menurut Mentan, menjaga stabilitas harga pangan penting dilakukan oleh semua pihak, terutama komoditas beras yang saat ini dinilai mengalami peningkatan produksi.

    “Kita melihat produksi kita yang biasanya bergejolak adalah beras. Ini kita perhatikan, beras adalah tanggung jawab penuh. Kita serahkan Bulog sampai kita kolaborasi. Beras ini stoknya 2 juta ton. Jadi, tidak ada alasan harga beras naik,” ucap Mentan.

    Diketahui, pemerintah telah menetapkan sembilan bahan pokok di antaranya beras, jagung, gula konsumsi, telur ayam, daging/kerbau, minyak goreng, cabai rawit merah dan lainnya.

    Sebelumnya, Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi memastikan ketersediaan pangan dalam kondisi yang aman menjelang Ramadhan 2025.

    “Menjelang bulan suci Ramadhan, ketersediaan pangan nasional dalam kondisi aman dan mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,” kata Arief dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IV DPR RI di Jakarta, Selasa (4/2).

    Dia menyampaikan bahwa pemerintah telah melakukan langkah-langkah strategis guna menjaga ketersediaan pangan, stabilitas pasokan, dan harga pangan, termasuk penguatan cadangan pangan pemerintah (CPP).

    “Berdasarkan proyeksi neraca pangan periode Januari dan Desember 2025, update 21 Januari 2025, secara umum ketersediaan 12 komoditas pangan strategis diproyeksikan aman dan cukup,”ujar Arief.

    Khusus untuk beras, lanjut Arief, dengan adanya carry over stok di awal tahun 2025 sebesar 8 juta ton, bisa dipastikan kebutuhan pangan untuk masyarakat tidak akan mengalami kekurangan.

    Sementara itu, stok cadangan beras pemerintah (CBP) di Perum Bulog sebesar 1,9 juta ton yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, sehingga memudahkan pemerintah untuk melakukan intervensi Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) beras di berbagai daerah.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Faisal Yunianto
    Copyright © ANTARA 2025

  • Petani Blak-blakan Harga Cabai Jelang Ramadan, Mulai Naik?

    Petani Blak-blakan Harga Cabai Jelang Ramadan, Mulai Naik?

    Bisnis.com, JAKARTA — Petani cabai menyatakan harga aneka cabai masih stabil dan belum melonjak jelang Ramadan. Bahkan, produksi cabai juga dipastikan aman sampai Hari Raya Idulfitri atau lebaran ke depan.

    Ketua Asosiasi Champion Cabai Indonesia (ACCI) Tunov Mondro Atmojo mengatakan bahwa kondisi harga aneka cabai sejak Januari pekan keempat sudah mengalami penurunan yang signifikan.

    Tunov mengungkap bahwa sebelumnya harga aneka cabai di tingkat petani sempat menyentuh Rp70.000 per kilogram. Namun, sejak Januari minggu keempat hingga saat ini sudah stabil di harga Rp45.000–Rp50.000 per kilogram khusus rawit merah.

    Dia pun memastikan harga aneka cabai di tingkat petani belum ada kenaikan harga. “Saya memastikan produksi [cabai] aman di tingkat petani sampai menghadapi puasa dan lebaran,” kata Tunov kepada Bisnis, Minggu (16/2/2025).

    Selain itu, Tunov juga menyampaikan bahwa pertanaman untuk komoditas cabai juga aman. Meski demikian, dia mengkhawatirkan harga cabai keriting merah yang akan jatuh di tingkat petani lantaran sebagian wilayah sentra mulai panen raya.

    “Kalau di tingkat petani khususnya rawit merah akan stabil tinggi seperti sekarang, untuk keriting merah dan merah besar justru masih bisa turun lagi harganya karena wilayah sentra Jawa Barat memasuki masa panen, tapi stok nasional cukup,” terangnya.

    Per 15 Februari 2025, aneka cabai di tingkat petani berada di rentang Rp23.000–Rp49.000 per kilogram. Untuk harga cabai ori grade A di tingkat petani dibanderol Rp49.000 per kilogram dan cabai ori tavi Rp48.000 per kilogram.

    Kemudian, harga cabai rawit merah grade A dan grade B di tingkat petani masing-masing adalah Rp47.000 per kilogram dan Rp45.000 per kilogram.

    Berikutnya, harga cabai merah keriting grade A adalah Rp33.000 per kilogram dan cabai merah keriting anvi sebesar Rp23.000 per kilogram. Serta, cabai rawit putih di tingkat petani sebesar Rp25.000 per kilogram.

    Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengakui harga cabai mulai bergerak naik sehingga dibutuhkan intervensi. Namun, Arief menyampaikan bahwa dalam laporan asosiasi cabai, harga komoditas ini akan membaik dalam 1–2 bulan ke depan.

    “Jadi harga cabai di sini di produsen rendah, harga di hilirnya tinggi. Nah ini yang kita potong, rantai distribusinya,” kata Arief saat ditemui seusai Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) di Graha Mandiri, Jakarta, Kamis (13/2/2025).

  • Petani Tebu Tak Setuju Rencana Impor Raw Sugar 200.000 Ton: Stok Masih Cukup

    Petani Tebu Tak Setuju Rencana Impor Raw Sugar 200.000 Ton: Stok Masih Cukup

    Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (Aptri) menilai rencana pemerintah mengimpor 200.000 ton raw sugar atau gula kristal mentah (GKM) tidak tepat. Pasalnya, stok gula saat ini masih cukup untuk memenuhi kebutuhan nasional.

    Ketua Umum Aptri Soemitro Samadikun menyampaikan, stok gula nasional saat ini masih cukup sampai dengan musim panen giling tebu pada Maret-Juni 2025. 

    “Tidak tepat [impor 200.000 ton raw sugar] karena dari hitungannya, stok kita masih cukup sampai dengan masuk masa panen giling tebu,” kata Soemitro kepada Bisnis, Jumat (14/2/2025).

    Dia menuturkan, stok di pabrik gula hingga akhir Desember 2024, sebanyak 985.000 ton. Kemudian, per 31 Januari 2025, stok gula tercatat sebanyak 842.000 ton. Itu artinya dalam 1 bulan, sebanyak 143.000 ton gula yang keluar dari gudang pabrik gula.

    Selain itu, seiring beredarnya kabar bahwa pemerintah akan melakukan importasi gula, para pedagang lantas melepas stok yang dimilikinya ke pasar.

    “Ini bukti bahwa kebutuhan setiap bulan itu tidak selalu 250.000 ton diambil dari gudangnya pabrik,” ujarnya.

    Lebih lanjut, dengan berkaca pada stok Januari 2025 sebanyak 842.000 ton, Soemitro memperkirakan kebutuhan gula di Februari 2025 sekitar 200.000 ton.

    Dengan demikian, stok gula yang ada di gudang pabrik gula untuk menghadapi bulan Ramadan masih tersisa sekitar 642.000 ton. Stok tersebut, lanjut dia, bisa jadi lebih dari itu jika pedagang juga mengucurkan stoknya ke pasar.

    Belum lagi, musim giling tebu akan berlangsung mulai Maret 2025 sehingga produksi yang ada cukup signifikan untuk memasok gula di pasar rakyat.

    Di sisi lain, alasan pemerintah melakukan importasi gula sebagai buffer stock menimbulkan pertanyaan di kalangan petani. Menurutnya, alih-alih membeli gula dari luar negeri dengan harga mahal, pemerintah dapat membeli hasil panen petani lokal sebagai cadangan pemerintah.

    Selain itu, rencana tersebut membuat kepercayaan petani tebu terhadap pemerintah menjadi luntur, mengingat tahun lalu pemerintah sudah mencanangkan setop impor termasuk gula.

    Dia khawatir sikap pemerintah yang dinilai tidak konsisten akan membuat semangat para petani tebu untuk menanam hilang, yang berujung pada menurunnya produksi gula.

    “Kalau memang untuk buffer stock ngapain enggak beli gula petani yang satu setengah bulan lagi udah mulai giling? Beli aja gulanya petani atau gula dalam negeri dibeli sendiri,” pungkasnya. 

    Berdasarkan catatan Bisnis, pemerintah berencana membuka keran impor 200.000 ton raw sugar untuk mengantisipasi risiko fluktuasi harga gula konsumsi serta memperkuat stok cadangan pangan pemerintah (CPP).

    Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan, total impor raw sugar 200.000 ton itu akan didatangkan tahun ini secara bertahap. 

    “Sekitar 200.000 ton raw sugar, datangnya tahun ini secara bertahap,” kata Arief dalam keterangan resminya, Kamis (13/2/2025).

    Dia menegaskan, importasi dilakukan bukan dikarenakan produksi gula yang berkurang, melainkan hanya untuk mengerek stok CPP. Pasalnya, stok gula dalam negeri masih cukup hingga 5 bulan ke depan.

    “Jadi importasi bukan dalam bentuk GKP, tidak langsung begitu. Yang jadi catatan adalah importasi yang dilakukan ini hanya untuk CPP. Kita mau menaikkan stok level yang dipegang pemerintah,” tegasnya.

  • Pemerintah Impor 200.000 Ton Gula Kristal Mentah untuk Stok Cadangan Pangan Ramadan

    Pemerintah Impor 200.000 Ton Gula Kristal Mentah untuk Stok Cadangan Pangan Ramadan

    Jakarta, Beritasatu.com – Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkap harga gula mulai bergerak naik. Hal itu membuat pemerintah berinisiatif untuk mengimpor 200.000 ton gula kristal mentah (GKM) guna mengantisipasi estimasi kebutuhan di bulan Ramadan atau Maret nanti, yakni 251.000 ribu ton.

    Kepala Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi mengatakan, inisiasi impor GKM ini adalah bagian dari antisipasi risiko fluktuasi harga gula konsumsi pada Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Ramadan dan Idulfitri 2025, sehingga diperlukan penguatan stok cadangan pangan pemerintah (CPP).

    “BPS dilaporkan harga gula mulai bergerak naik. Kontribusi inflasinya 1,4%, sehingga kita semua memerlukan tambahan berupa raw sugar yang nanti akan diproses untuk CPP,” ungkap Arief dikutip dari keterangannya, Kamis (13/2/2025).

    Arief menuturkan, berdasarkan data BPS pula, terjadi penambahan jumlah kabupaten/kota yang mengalami kenaikan harga gula pasir hingga pekan pertama bulan Februari 2025.

    Sejak pekan ketiga Januari 2025, lanjut Arief, terdapat 118 kabupaten/kota alami kenaikan harga gula pasir, yang kemudian terus bertambah hingga 153 kabupaten/kota pada pekan kelima Januari.

    “Kita mau menaikkan stok level yang dipegang pemerintah. Bukan karena kekurangan produksi, karena kita masih cukup sekitar 4 sampai 5 bulan. tetapi kita tidak boleh ambil risiko untuk CPP,” tutur Arief dalam menanggapi impor gula.

    Lebih lanjut, Arief mengungkapkan stok CPP dalam bentuk gula pasir per 12 Februari total ada 34.000 ton. Stok tersebut dikelola oleh ID FOOD sejumlah 22.000 ton dan Perum Bulog sebanyak 12.000 ton.

    “Jika dibandingkan dengan rata-rata kebutuhan konsumsi bulanan yang sekitar 235.000 ton per bulan, maka stok CPP gula berada di kisaran ketercukupan 14,47%,” ungkap dia.

    Sekadar informasi, berdasarkan proyeksi neraca gula konsumsi yang diolah NFA update per 21 Januari, diestimasikan kebutuhan konsumsi bulanan di Maret 2025 akan meningkat karena berbarengan dengan momentum bulan Ramadan.

    Pada Maret nanti, proyeksi kebutuhan konsumsi akan meningkat 13,39% atau menjadi 251.000 ribu ton dibandingkan Februari yang 222.000 ton.

    Sementara estimasi produksi gula kristal putih (GKP) akan mulai meningkat pada Mei 2025 di kisaran sejumlah 166.000 ton. Lalu Juni di 392.000 ton dan Juli di 555.000 ton.

    Proyeksi puncak panen raya GKP diperkirakan akan terjadi pada Agustus di angka 621.000 ton. Maka, total kebutuhan konsumsi tahunan diproyeksikan mencapai 2,841 juta ton.

    “Jumlah 200.000 ton raw sugar itu di bawah kebutuhan konsumsi sebulan. Kita coba sesuaikan karena kita juga harus tahu harga gula dunia dan currency rate, itu jadi pertimbangan. Namun, yang jelas pemerintah harus punya cadangan pangan dan itu harus dikuasai oleh BUMN,” pungkas Arief dalam menanggapi impor gula.