Tag: Arief Prasetyo Adi

  • Kepala Bapanas minta pemerintah daerah siapkan cadangan pangan

    Kepala Bapanas minta pemerintah daerah siapkan cadangan pangan

    Mengenai cadangan pangan kita punya, tetapi alangkah baiknya setiap daerah memiliki cadangan pangan pemerintah

    Jakarta (ANTARA) – Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi meminta kepada seluruh pemerintah daerah untuk memiliki cadangan pangan guna mengantisipasi gejolak harga dan ketersediaan stok.

    Arief menyampaikan, Indonesia memang sudah memiliki cadangan pangan pemerintah (CPP), tetapi masih terpusat di Pulau Jawa. Menurutnya, akan lebih baik jika pemerintah daerah juga melakukan hal yang sama.

    “Mengenai cadangan pangan kita punya, tetapi alangkah baiknya setiap daerah memiliki cadangan pangan pemerintah,” ujar Arief saat Rapat Koordinasi Kesiapan Pangan Natal dan Tahun Baru di Jakarta, Kamis.

    Bapanas dan Dinas Ketahanan Pangan di seluruh daerah, kata Arief, diminta untuk menyiapkan neraca pangan. Menurut Arief, hal itu bertujuan untuk mengetahui berapa produksi dan surplus berasnya di tiap daerah.

    “Daerah produsen akan mengetahui berapa produksinya dan berapa kelebihannya. Kemudian diikuti oleh daerah-daerah yang memang bukan daerah produsen dan defisit, itu agar bisa menghitung dan juga melakukan kerja sama antar daerah,” katanya.

    Sementara itu, Arief juga memastikan bahwa stok barang kebutuhan pokok untuk Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 masuk dalam kondisi yang aman.

    Dalam rapat yang dihadiri oleh kementerian/lembaga dan berbagai asosiasi, disebutkan bahwa cadangan beras pemerintah (CBP) berada di level 2 juta ton.

    Namun demikian, Arief menekankan kepada kementerian/lembaga serta asosiasi yang terkait pangan, untuk dapat menyiapkan stok untuk Februari dan Maret 2025, lantaran diprediksi akan ada penurunan produksi beras.

    Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
    Editor: Faisal Yunianto
    Copyright © ANTARA 2024

  • Prabowo Subianto Apresiasi Bapanas, Cadangan Pangan Capai 2 Juta Ton

    Prabowo Subianto Apresiasi Bapanas, Cadangan Pangan Capai 2 Juta Ton

    JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto memberikan apresiasi kepada Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan kementerian terkait atas keberhasilan menjaga stabilitas dan cadangan pangan nasional. Dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Senin 2 Desember, Prabowo menyoroti langkah pemerintah yang mampu menghadapi tantangan berat seperti cuaca ekstrem dan ketidakpastian geopolitik dunia.

    “Saya berterima kasih kepada Bapanas dan semua menteri terkait. Dengan dukungan Presiden Joko Widodo, kita berhasil melewati tahun yang sulit akibat El Nino, La Nina, dan dinamika geopolitik. Cadangan pangan kita mendekati 2 juta ton, pencapaian terbesar dalam beberapa tahun terakhir,” ujar Presiden Prabowo.

    Badan Pangan Nasional bersama kementerian dan lembaga lain terus memperkuat kolaborasi untuk menjaga stabilitas harga pangan. Menurut Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, pemerintah gencar melaksanakan Gerakan Pangan Murah (GPM) untuk memastikan harga tetap terjangkau, terutama menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru).

    “Bulan Desember ini, kami menargetkan 134 kegiatan GPM di 25 kabupaten/kota di 6 provinsi, bekerja sama dengan pemerintah daerah dan BUMN Pangan,” kata Arief.

    Program GPM telah digelar lebih dari 8.750 kali di seluruh Indonesia sejak Januari hingga November 2024. Inisiatif ini melibatkan BUMN Pangan, pemerintah daerah, dan stakeholder lain untuk mengintervensi daerah yang mengalami kenaikan harga di atas acuan.

    Arief menambahkan bahwa masyarakat dapat memantau harga pangan secara harian melalui panelharga.badanpangan.go.id. Platform ini menyediakan data real-time dari seluruh Indonesia untuk memantau pergerakan harga dan membantu menentukan intervensi yang diperlukan.

    “Secara umum, harga pangan stabil. Namun, beberapa daerah mengalami kenaikan menjelang Nataru. Kami terus menggencarkan intervensi untuk menjaga keseimbangan,” jelasnya.

    Presiden Prabowo juga menyebut langkah-langkah ini sebagai bukti ketahanan Indonesia menghadapi krisis global. “Langkah ini menunjukkan bahwa Indonesia adalah salah satu negara terkuat dalam mengatasi tantangan pangan,” tegasnya.

  • Bapanas Sebut Kesejahteraan Petani Penting pada Program Swasembada Presiden Prabowo

    Bapanas Sebut Kesejahteraan Petani Penting pada Program Swasembada Presiden Prabowo

    Jakarta, Beritasatu.com – Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) atau National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi, menegaskan pentingnya kesejahteraan petani dalam program swasembada pangan yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto.

    Ia menyebutkan, keberhasilan swasembada pangan harus diikuti dengan perhatian terhadap harga pangan yang stabil, agar para petani tidak merugi dan tetap termotivasi untuk meningkatkan produksi.

    “Saat ini, Pak Menteri Pertanian sedang fokus pada upaya peningkatan produksi pangan, seperti persiapan lahan dan cetak sawah. Namun, kita harus memastikan bahwa ketika hasil panen melimpah, harga tidak turun. Jadi kita harus buat atmosfer bagaimana petani itu bisa punya keinginan untuk menanam,” ungkap Arief di gedung NFA, Senin (2/12/2024).

    Untuk menjaga kesejahteraan petani, harga pangan dapat diukur melalui Badan Pusat Statistik (BPS), dengan  nilai tukar petani (NTP). NTP perlu dijaga di atas 100%, agar petani mendapatkan harga yang wajar untuk hasil panennya.

    “Dahulu, NTP pernah turun ke angka 92%, dan petani sangat dirugikan,” ujarnya.

    Arief juga menyampaikan, petani memiliki beragam latar belakang, mulai dari petani penggarap, petani dengan lahan kecil, hingga buruh tani. Semua kelompok ini harus dijaga kesejahteraannya.

    “Kita tidak bisa hanya fokus pada harga murah tanpa memperhatikan kondisi petani. Mereka harus dihargai atas usaha mereka,” tegas Arief.

    Seperti di Jawa Timur, petani tebu dapat merasakan kebahagiaan karena harga yang wajar dan pasar yang stabil. Menurut Arief, harga yang baik dan terjaga akan membuat petani sejahtera dan memotivasi mereka untuk menanam. Hal itu menjadi kunci untuk mendukung swasembada pangan Presiden Prabowo.

  • Mobil SPHP Bantu Jaga Stabilitas Harga Pangan

    Mobil SPHP Bantu Jaga Stabilitas Harga Pangan

    Jakarta, Beritasatu.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) atau National Food Agency (NFA) menekankan pentingnya menjaga stabilitas harga pangan. Hal itu dilakukan tidak hanya untuk kesejahteraan petani, tetapi juga untuk daya beli masyarakat. Jika harga pangan terlalu tinggi, hal ini dapat berdampak buruk pada inflasi dan menyulitkan konsumen.

    Bapanas bersama pemerintah mengerahkan strategi utama untuk mengatasi lonjakan harga, yakni melalui mobil stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP). Mobil SPHP ini bermanfaat, terutama untuk masyarakat di daerah, karena melaksanakan kegiatan gerakan pangan murah (GPM).

    “Kami melaksanakan operasi pasar dengan adanya subsidi untuk bahan-bahan yang dijual melalui mobil ini. Utamanya, mobil ini bisa menjangkau ke pasar-pasar tradisional. Hal ini karena saat ini ada pasar yang menjual harga yang di atas harga pasar,” ucap Kepala Dinas (Kadis) Ketahanan Pangan Provinsi Jambi Ismed Wijaya saat acara penyerahan di gedung Bapanas, Jakarta Selatan, Senin (2/12/2024).

    Saat ini, Bulog memiliki stok pangan sebesar 1,9 juta ton, sementara mobil SPHP diperkirakan mampu menyalurkan hingga 150.000 ton pangan setiap bulan. Langkah ini diharapkan dapat mengatasi lonjakan harga, terutama di daerah-daerah yang sudah mulai mengalami kenaikan harga pangan.

    “Pasar adalah salah satu lokasi yang perlu diintervensi, termasuk kelurahan dan tempat-tempat tertentu, untuk menjaga harga tetap wajar,” tambah Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi.

    Arief menambahkan, pemantauan stabilitas harga pangan di pasar akan lebih intensif pada periode rawan, seperti Desember, Januari, dan Februari.

    “Kami tahu daerah-daerah mana yang membutuhkan intervensi karena NFA memiliki kedekatan dengan seluruh dinas urusan pangan di Indonesia,” jelasnya.

    Daya beli masyarakat juga menjadi fokus utama, karena jika harga pangan di pasar melebihi harga acuan atau HET, daya beli akan turun dan berpotensi menyebabkan inflasi.

    Mengenai kemungkinan penambahan jumlah mobil SPHP, Arief menjelaskan bahwa hal tersebut akan disesuaikan dengan kebutuhan yang ada.

    “Kami berharap semua daerah dapat memiliki mobil SPHP. Namun, kami juga mendorong pimpinan daerah untuk melakukan hal serupa di wilayahnya masing-masing. Pemerintah pusat juga memberikan insentif fiskal untuk mendukung program ini,” katanya.

    Selain menjaga stabilitas harga pangan, Bapanas juga berusaha untuk mendorong inisiatif yang berdampak positif, seperti gerakan makan sehat dan beragam, bergizi, seimbang, dan aman (B2SA).

    “Kami sudah melaksanakan program ini di ratusan sekolah di berbagai daerah dan kami harapkan adalah program ini dapat menjadi contoh dan stimulus bagi daerah lain untuk melakukan hal yang sama,” ucap Arief.

    Bapanas berkomitmen untuk terus menjaga stabilitas harga pangan dengan program mobil SPHP, serta terus mendorong inisiatif yang berdampak positif dengan berbagai program.
     

  • Bos Bapanas Minta Pemda Pakai Dana Sendiri Hadirkan Mobil SPHP – Page 3

    Bos Bapanas Minta Pemda Pakai Dana Sendiri Hadirkan Mobil SPHP – Page 3

    Sebelumnya, Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyerahkan lima unit Mobil Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) kepada lima provinsi di Indonesia. Mobil ini dirancang untuk mendukung Gerakan Pangan Murah (GPM), terutama di daerah yang sulit dijangkau, sekaligus menyediakan sembako dengan harga terjangkau.

    “Kelima kendaraan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat luas karena mampu menjangkau daerah-daerah yang sebelumnya sulit terjangkau,” ujar Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, di Kantor Bapanas, Jakarta, Senin (2/12/2024).

    Provinsi Penerima Mobil SPHP

    Lima provinsi yang menerima mobil SPHP ini adalah:

    1.    Sumatera Barat

    2.    Jambi

    3.    Kalimantan Tengah

    4.    Jawa Tengah

    5.    Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)\

    Arief menjelaskan bahwa program ini merupakan tindak lanjut dari penyerahan 8 unit mobil SPHP ke provinsi lain sebelumnya. Selain itu, ada tambahan satu unit mobil keamanan pangan untuk memastikan bahwa bahan pangan yang dijual aman dan layak konsumsi.

    “Ini adalah salah satu implementasi arahan Presiden Prabowo, agar program ini benar-benar bisa dirasakan oleh masyarakat luas,” tambah Arief.

    Produk Pangan yang Dijual

    Mobil SPHP akan menjual berbagai bahan pangan pokok, termasuk:

    BerasBawang merah dan bawang putihCabaiMinyak gorengDaging ayam dan ikanArief menekankan pentingnya penggunaan rantai dingin (cold chain) untuk menjaga kualitas produk pangan tertentu, seperti ayam dan ikan.

    “Tantangan terbesar adalah memastikan produk seperti ikan dan ayam tetap dalam kondisi beku. Namun, dengan adanya pre-order dan teknologi rantai dingin, ini bisa dilakukan,” jelasnya.

     

  • Menko Zulhas: Prabowo Restui Bulog Bertransformasi Jadi Badan Otonom

    Menko Zulhas: Prabowo Restui Bulog Bertransformasi Jadi Badan Otonom

    Jakarta, Beritasatu.com – Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan atau Menko Zulhas menyebut Presiden Prabowo Subianto sudah merestui Perum Bulog bertransformasi menjadi badan otonom. Usulan untuk mengubah status Bulog agar terlepas dari Kementerian BUMN telah diputuskan dalam rapat terbatas (ratas) yang dipimpin langsung Prabowo.

    “Saya laporan perlunya transformasi Bulog dan kami akan melanjutkan rapat pertama kepada pihak terkait untuk merumuskan konsep transformasi Bulog dan Presiden Prabowo memutuskan untuk silakan dilanjutkan,” katanya dalam konferensi pers seusai rapat koordinasi terbatas terkait transformasi Bulog di kantor Bulog, Jumat (29/11/2024).

    Pada rapat perdana ini, pria yang akrab disapa Zulhas itu memimpin rakortas perdana bersama Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Rachmat Pambudy, Menteri PAN RB Rini Widyantini, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo, Wakil Menteri Pertanian Sudaryono, Direktur Utama Bulog Wahyu Suparyono dan Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi. Rapat membahas konsep transformasi, keuangan, hingga status kepegawaian.

    Ia juga menindaklanjuti arahan Prabowo terkait transformasi Bulog menjadi badan otonom. Ada beberapa hal yang dibahas, yakni payung hukum terkait perubahan, kepastian anggaran, dan fungsi kelembagaan dari Bulog nantinya. Setelah bertransformasi, Bulog akan menjadi lembaga yang sangat kuat karena bertugas menjadi penyangga pasokan dan stabilisasi harga pangan nasional.

    Zulhas menekankan perubahan Bulog menjadi badan yang bertanggung jawab langsung pada Presiden Prabowo ini untuk memperkuat perannya dalam menjaga pasokan dan harga pangan, khususnya beras.

    “Jadi tadi banyak yang dibahas. Namun, kesimpulannya akan diperdalam di masing-masing instansi terkait ada Kementan, Bapanas, Kemendag, dan Kemenperin,” ungkap dia.

    Diakui, transformasi tersebut nantinya membuat Bulog sebagai lembaga yang sangat kuat dan sebagai stabilisator dan penyangga. Zulkifli berharap transformasi Bulog bisa cepat berjalan guna mendukung swasembada pangan yang ditargetkan bisa tercapai pada 2027.

  • Bansos Beras untuk Masyarakat Akan Dilanjutkan pada 2025

    Bansos Beras untuk Masyarakat Akan Dilanjutkan pada 2025

    Jakarta, Beritasatu.com – Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengatakan, bantuan sosial (bansos) beras kemasan 10 kilogram (kg) akan diteruskan pada 2025. Keputusan tersebut telah disetujui oleh Presiden Prabowo Subianto dalam rapat terbatas.

    “Jadi bantuan pangan sudah diputuskan dalam rapat terbatas yang dipimpin Pak Presiden,” ujar Zulhas seusai rapat di kantor Bulog, Jakarta Selatan, pada Jumat (29/11/2024).

    Menurutnya, guna memenuhi kebutuhan bansos beras pada 2025, pemerintah telah menyiapkan 160.000 ton beras per bulan yang akan disalurkan kepada 16 juta keluarga penerima manfaat (KPM).

    “Pada Januari 2025 mendatang, akan ada 160.000 ton beras bansos untuk 16 juta penerima,” ucap dia.

    Tak hanya bantuan pangan, Zulhas juga memastikan persiapan beras untuk program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) pada Januari dan Februari 2025. Hal ini dilakukan karena pada kedua bulan tersebut, produksi beras diperkirakan akan berada di bawah 2 juta ton. Untuk itu, Zulhas merencanakan pengucuran 300.000 ton beras dalam program SPHP untuk kedua bulan tersebut.

    “SPHP untuk Januari sebesar 150.000 ton dan untuk Februari juga 150.000 ton. Hal ini karena produksi kita pada Januari dan Februari diperkirakan di bawah 2 juta ton,” ujarnya.

    Dengan demikian, Bulog akan mengeluarkan total 620.000 ton beras untuk bansos dan program SPHP pada Januari dan Februari 2025. Meskipun produksi beras diperkirakan menurun pada dua bulan pertama 2025, Zulhas menyebutkan bahwa Bulog diproyeksikan akan menyerap sekitar 1 juta ton beras pada periode Maret hingga April.

    “Kebutuhan rata-rata beras bulanan adalah 2,6 juta ton, dan stok Bulog saat ini sekitar 2 juta ton. Dengan bantuan pangan dan SPHP, Bulog akan mengeluarkan 620.000 ton selama Januari dan Februari. Namun, pada Maret dan April, Bulog diperkirakan akan menyerap sekitar 1 juta ton,” pungkas Zulhas.

    Sementara, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menjelaskan, bantuan pangan berupa bansos beras pada 2025 bertujuan untuk menjaga stabilisasi harga sekaligus memberikan bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan.

    “Januari-Februari 2025 itu (produksi beras) kadang di bawah 2 juta, kadang di bawah 1 juta ton. Jadi itu perlu untuk stabilisasi sekaligus memberikan bantuan pangan bansos beras pada 2025. Berikutnya nanti, kita lihat lagi, kan ada makan bergizi gratis yang bisa didorong,” tutup Arief.

  • Menko Zulkifli pastikan Bulog bertransformasi jadi badan otonom

    Menko Zulkifli pastikan Bulog bertransformasi jadi badan otonom

    Sumber foto: Antara

    Menko Zulkifli pastikan Bulog bertransformasi jadi badan otonom
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Jumat, 29 November 2024 – 13:55 WIB

    Elshinta.com – Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan (Zulhas) memastikan Perum Bulog akan bertransformasi menjadi badan otonom karena sudah diputuskan dalam rapat terbatas bersama Presiden Prabowo Subianto.

    “Kita melanjutkan rapat pertama secara resmi mengenai transformasi Bulog. Karena ini sudah diputuskan dalam ratas yang dipimpin Bapak Presiden langsung beberapa waktu yang lalu,” ujar Zulkifli usai menghadiri Rapat Koordinasi Transformasi Bulog di Kantor Bulog, Jakarta, Jumat (29/11).

    Dalam rapat perdana ini, Zulkifli bersama Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Rachmat Pambudy, Menteri PAN RB Rini Widyantini, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo, Wakil Menteri Pertanian Sudaryono, Direktur Utama Bulog Wahyu Suparyono dan Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi membahas konsep transformasi, keuangan, hingga status kepegawaian.

    Setelah bertransformasi, kata Zulkifli, Bulog akan menjadi lembaga yang sangat kuat, karena bertugas menjadi penyangga pasokan dan stabilisasi harga pangan nasional.

    “Transformasi itu, dia nanti Bulog ini lembaga yang sangat kuat, dia juga sebagai stabilisator juga, penyangga. Cuma, ada dua cara tadi, melalui perpres atau undang-undang,” katanya.

    Zulkifli berharap transformasi ini bisa cepat berjalan guna mendukung swasembada pangan yang ditargetkan bisa tercapai pada 2027.

    Sebelumnya, Zulkifli mengatakan bahwa dalam rapat internal yang dipimpin oleh Presiden Prabowo Subianto, rencana transformasi Bulog ini sudah mendapat persetujuan Presiden.

    “Atas persetujuan rapat, izin Bapak Presiden, kami akan membahas mulai Jumat besok mengenai transformasi lembaga Bulog seperti apa,” kata Zulkifli saat memberikan keterangan, di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (26/11).

    Zulkifli mengatakan bahwa swasembada pangan sebagai salah satu visi-misi Presiden, tentunya akan sangat bergantung kepada peran Bulog, seperti penyerapan gabah dan jagung dari petani.

    Menurut dia, dengan transformasi ini, Bulog tidak perlu memperhitungkan untung rugi, seperti fungsi yang saat ini dijalankan sebagai korporasi atau BUMN.

    “Kalau Bulog-nya lancar membeli, lancar kalau uangnya ada, kalau pakai bunga terus, dia ngitung untung rugi terus. Oleh karena itu, Bulog akan dibahas mengenai transformasi kelembagaannya,” kata Zulkifli.

    Sumber : Antara

  • Setop Impor Beras Patut Diapresiasi, Tali Perhitungannya Harus Akurat

    Setop Impor Beras Patut Diapresiasi, Tali Perhitungannya Harus Akurat

    Jakarta

    Tekad pemerintah untuk berhenti impor beras pada 2025 patut diapresiasi. Namun, tekad berhenti impor beras itu hendaknya berpijak pada prognosa yang penuh kehati-hatian dengan perhitungan akurat. Jangan lupa bahwa beras adalah komoditas paling sensitif, karena berkait langsung dengan kebutuhan sehari-hari masyarakat. Apapun model kebijakannya, pemerintah wajib memastikan bahwa ketersediaan beras harus selalu cukup untuk memenuhi permintaan masyarakat, dan dengan harga terjangkau.

    Impor beras dalam beberapa tahun belakangan ini dinilai sebagai langkah realistis yang harus dilakukan, sebagai respons terhadap laporan tentang defisit produksi beras di dalam negeri. Kalau defisit itu tidak ditutup dengan beras impor, akan terjadi kelangkaan di pasar dalam negeri. Kelangkaan menjadi alasan untuk menaikkan harga. Ketika beras langka dan harga melonjak, masyarakat menjadi tidak nyaman.

    Sebagaimana diketahui, Badan Pangan Nasional (Bapanas) memastikan Indonesia tidak akan impor beras pada 2025. Impor beras dihentikan karena total kebutuhan beras pada tahun mendatang diperkirakan sudah bisa dipenuhi produksi dalam negeri. Informasi ini menggembirakan karena menjadi pertanda Indonesia mulai fokus pada upaya swasembada beras.

    Menurut Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi, semua institusi terkait mulai fokus pada peningkatan produksi beras. Langkah awalnya mencetak sawah seluas 750 ribu hektare selama tiga tahun berturut-turut, mulai dari 2025 hingga 2027. Tambahan areal sawah itu akan menambah volume produksi 2,5 juta ton beras.

    Pemerintah perlu berhati-hati dan sebaiknya belajar dari pengalaman, karena mencetak sawah baru pada 2025 belum tentu bisa menutup defisit beras produksi dalam negeri. Tahun lalu, Indonesia impor beras 3,5 juta ton ketika volume produksi dalam negeri per 2023 mencapai 31,10 juta ton, dan kebutuhan atau permintaan pasar lokal mencapai 22.639.224 ton. Tahun 2024 ini, kebutuhan beras nasional diperkirakan 31,2 juta ton, ketika produksi dalam negeri diproyeksikan 30,34 juta ton, atau turun 0,76 juta ton dari tahun sebelumnya.

    Selain mencetak areal sawah atau memperluas areal panen padi, ada dua faktor lain yang juga perlu diprioritaskan. Pertama adalah irigasi atau sistem pengairan sawah, dan kedua, memperhitungkan perubahan pola hujan akibat perubahan iklim.

    Bambang Soesatyo, Anggota DPR RI/Ketua MPR RI ke-15/Ketua DPR RI ke-20/Ketua Komisi III DPR RI ke-7/Dosen Tetap Pascasarjana Universitas Pertahanan (Unhan), Universitas Borobudur, Trisakti dan Jayabaya

    (akd/ega)

  • Bapanas Pastikan Harga Pangan Stabil Jelang Nataru

    Bapanas Pastikan Harga Pangan Stabil Jelang Nataru

    Jakarta

    Badan Pangan Nasional (Bapanas) memastikan harga pangan stabil menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru). Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi optimistis sebagian komoditas harga pangan tidak naik.

    Meski begitu, Arief menyebut ada sejumlah komoditas pangan yang naik, seperti harga cabai, bawang putih, dan bawang merah. Dia menilai harga bawang merah harus dinaikkan karena harganya sempat mengalami penurunan.

    “Stabil. Relatif stabil. (Pasti nggak ada kenaikan ya, Pak?) Enggak ada kan dilihat dari produksi. Ada kenaikan sedikit di bawang putih, cabai. Bawang merah itu memang harus kita menaikkan. Bawang merah itu petani Brebes, petani Nganjuk, itu harganya jatuh,” kata Arief saat ditemui di Kementerian Koordinasi Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Jakarta, Jumat (22/11/2024).

    Arief menjelaskan kenaikan harga bawang putih dan merah hanya berkisar 3-5%. Menurutnya, hal tersebut biasa terjadi. Namun, sebagian besar harga pangan relatif stabil.

    “Harga pangan semua relatif stabil. Pasokan dan harga relatif stabil. Ada kenaikan sedikit di bawang putih, bawang merah. Tapi itu mah cuma 5 persen, 3 persen gitu ya. Itu biasa,” jelas Arief.

    Karena bulan Desember berpotensi hujan lebat, dia menjelaskan dapat berdampak pada komoditas pangan. Pihaknya pun mengantisipasi jangan sampai kekurangan stok kebutuhan.

    “Kemudian diingatkan, ini karena kaitannya sama transportasi laut juga kan, karena pangan kan juga banyaknya di laut juga. Jadi, harus dihindari, jangan sampai stok itu kurang. Karena ini lumayan lama (dari Desember Januari),” imbuhnya.

    (kil/kil)