Tag: Arief Prasetyo Adi

  • Mentan Amran Sulaiman Ditunjuk jadi Kepala Bapanas, Gantikan Arief Prasetyo Adi – Page 3

    Mentan Amran Sulaiman Ditunjuk jadi Kepala Bapanas, Gantikan Arief Prasetyo Adi – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Presiden Prabowo Subianto menunjuk Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman sebagai Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas). Mentan Amran Sulaiman menggantikan Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi.

    Sekretaris Utama Bapanas Sarwo Edhy membenarkan mengenai hal itu. Sarwo menuturkan, penunjukan itu telah ditetapkan melalui Surat Keputusan Presiden tertanggal 9 Oktober 2025. Demikian mengutip Antara, Jumat (10/10/2025).

    “Kalau SK-nya baru diterima tadi sore, memang sudah diganti, dalam SK-nya per tanggal 9 Oktober 2025, berarti kemarin,” kata Sarwo.

    Namun, kata Sarwo Edhy, dokumen resmi baru diterima oleh Kepala Bapanas pada Jumat sore di Jakarta.

    “SK-nya baru diterima hari ini (Jumat,10 Oktober), sore ini,” kata dia.

    Pada hari yang sama, Edhy menuturkan, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi sebelumnya masih sempat masuk kantor seperti biasa di pagi hari, sebelum menerima informasi resmi mengenai keputusan pergantian tersebut pada sore harinya.

    “Iya, iya, sempat masuk kantor sebentar. Dari pagi ada, hanya baru tahu beliau (Arief Prasetyo Adi) sore hari,” ujar Edhy singkat.

    Sementara itu, Arief Prasetyo Adi yang dihubungi Antara belum merespons mengenai pergantian pimpinan di Bapanas tersebut.

     

  • Profil Arief Prasetyo Adi, Kepala Bapanas yang Dipecat Prabowo

    Profil Arief Prasetyo Adi, Kepala Bapanas yang Dipecat Prabowo

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto mencopot Arief Prasetyo Adi sebagai Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas). Adapun, posisi Arief kini digantikan oleh Andi Amran Sulaiman yang menjabat sebagai Menteri Pertanian (Mentan).

    Keputusan itu sebagaiman tertuang dalam Keputusan Presiden Nomor 116/P Tahun 2025 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Kepala Badan Pangan Nasional yang ditetapkan oleh Presiden Prabowo Subianto pada 9 Oktober 2025.

    “Memberhentikan dengan hormat Arief Prasetyo Adi sebagai Kepala Badan Pangan Nasional, diserta ucapan terima kasih atas pengabdian dan jasa-jasanya selama memangku jabatan tersebut,” demikian bunyi Keppres tersebut.

    Selanjutnya, Kepala Negara RI mengangkat Andi Amran Sulaiman sebagai Kepala Bapanas. Adapun, Amran diberikan hak keuangan dan fasilitas lainnya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

    Berdasarkan laman resmi Bapanas, dikutip pada Jumat (10/10/2025), Arief Prasetyo Adi sebelum menahkodai Bapanas pernah menjabat sebagai Direktur Utama Food Station Tjipinang Jaya pada 29 September 2015–15 November 2020.

    Kemudian, Arief melanjutkan karier kepemimpinannya sebagai Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI)/Holding BUMN Pangan ID FOOD sejak 16 November 2020.

    Lalu, pada 21 Februari 2022, pria kelahiran 27 November 1972 itu dilantik sebagai Kepala Bapanas oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka.

    Dalam hal jenjang pendidikan, Arief telah menyelesaikan pendidikan Sarjana Teknik Sipil di Universitas Atma Jaya Yogyakarta pada 1998. Kemudian, Arief melanjutkan pendidikan Magister Teknik di universitas yang sama dan menyelesaikan gelar S2 pada 2000.

    Selanjutnya, pada 20 Agustus 2024, Arief menerima gelar Doktor Honoris Causa dari Kyungsung University, Busan, Korea Selatan.

    Di samping itu, Arief juga menyabet sederet prestasi sepanjang karier perjalanan. Salah satunya adalah Penghargaan Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) dari Jaya Suprana atas Rekor Gerakan Pangan Murah Serentak di lokasi kabupaten/kota terbanyak (341 titik di 300 kabupaten/kota) hingga The Best CEO 2020, The Best CEO 2019.

  • 2
                    
                        Prabowo Berhentikan Arief Prasetyo Adi dari Jabatan Kepala Bapanas
                        Nasional

    2 Prabowo Berhentikan Arief Prasetyo Adi dari Jabatan Kepala Bapanas Nasional

    Prabowo Berhentikan Arief Prasetyo Adi dari Jabatan Kepala Bapanas
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Presiden Prabowo Subianto memberhentikan Arief Prasetyo Adi dari jabatannya sebagai Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas).
    Keputusan ini ditetapkan dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 116/P Tahun 2025 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Kepala Bapanas yang ditetapkan, pada Kamis (9/10/2025).
    “Memutuskan, menetapkan, Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Kepala Badan Pangan Nasional. Kesatu: Memberhentikan dengan hormat Arief Prasetyo Adi sebagai Kepala Badan Pangan Nasional,” tulis salinan Keppres tersebut.
    Kepala Negara juga mengucapkan terima kasih atas pengabdian jasa Arief selama ini.
    “Disertai ucapan terima kasih atas pengabdian dan jasa-jasanya selama memangku jabatan tersebut,” tulis salinan itu.
    Sebagai penggantinya, Kepala Negara juga mengangkat Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman sebagai Kepala Bapanas.
    Keputusan ini pun mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, yakni 9 Oktober 2025.
    “Mengangkat Andi Amran Sulaiman sebagai Kepala Badan Pangan Nasional, dan kepada yang bersangkutan diberikan hak keuangan dan fasilitas lainnya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan,” bunyi salinan tersebut.
    Sejauh ini, Kompas.com sudah mengonfirmasi kepada Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi dan Arief Prasetyo Adi.
    Namun, belum ada jawaban yang diberikan.
    Sementara itu, Amran diketahui mengadakan rapat terbatas (ratas) dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan Jakarta.
    Usai rapat, Amran menyatakan Indonesia akan mencapai swasembada beras dalam 2 bulan mendatang.
    Amran mengungkapkan, realisasi ini lebih cepat dari target semula 4 tahun.
    Target 4 tahun itu dicanangkan Presiden Prabowo kepadanya saat baru saja dilantik menjadi Mentan.
    Kemudian, setelah 21 hari berjalan, target tersebut pun menyusut menjadi 3 tahun.
    Dengan kata lain, Indonesia dapat melakukan swasembada beras dalam 3 tahun.
    “Setelah 45 hari, ada perubahan sedikit lagi, dari target 3 tahun menjadi 1 tahun. Alhamdulillah hari ini, mudah-mudahan tidak ada aral melintang 2 bulan ke depan, Insha Allah Indonesia tidak impor lagi,” ucap dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Prabowo Copot Kepala Bapanas Arief Prasetyo, Diganti Andi Amran Sulaiman

    Prabowo Copot Kepala Bapanas Arief Prasetyo, Diganti Andi Amran Sulaiman

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto memberhentikan Arief Prasetyo Adi dari jabatannya sebagai Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan mengangkat Andi Amran Sulaiman sebagai penggantinya. 

    Keputusan ini tertuang dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 116/P Tahun 2025 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Kepala Badan Pangan Nasional, yang ditetapkan di Jakarta pada Kamis (9/10/2025).

    Dalam pertimbangan Keppres tersebut, Presiden Ke-8 RI itu menyatakan bahwa pergantian dilakukan dalam rangka peningkatan efektivitas pelaksanaan tugas pemerintahan di bidang pangan. 

    “Dipandang perlu memberhentikan Kepala Badan Pangan Nasional yang diangkat dengan Keputusan Presiden Nomor 7/M Tahun 2022, serta mengangkat penggantinya,” tertulis dalam Keppres itu.

    Prabowo menyampaikan ucapan terima kasih kepada Arief Prasetyo Adi atas pengabdian dan jasa-jasa yang telah diberikan selama menjabat sebagai Kepala Bapanas sejak 2022.

    Sementara itu, dalam diktum kedua disebutkan bahwa Andi Amran Sulaiman diangkat sebagai Kepala Badan Pangan Nasional yang baru. Amran sebelumnya dikenal sebagai Menteri Pertanian, dan kini kembali dipercaya Presiden untuk memimpin lembaga yang bertanggung jawab terhadap stabilitas dan ketersediaan pangan nasional.

    Keppres tersebut diteken langsung oleh Presiden Prabowo Subianto dan disahkan sesuai salinan oleh Deputi Bidang Administrasi Aparatur Kementerian Sekretariat Negara RI, Nanik Purwanti.

  • Bos Bapanas: Serapan Jagung Bulog Naik 16.000 Ton dalam Sebulan

    Bos Bapanas: Serapan Jagung Bulog Naik 16.000 Ton dalam Sebulan

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyebut Perum Bulog telah menyerap jagung dalam negeri hingga 16.000 ton dalam satu bulan. Adapun, penyerapan ini dilakukan untuk stok Cadangan Jagung Pemerintah (CJP).

    Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menyebut salah satu faktor melonjaknya serapan jagung dalam negeri itu seiring dengan keterlibatan Polri yang juga menyokong pasokan untuk stok CJP Bulog.

    “Dalam sebulan ini Bulog berhasil menyerap total 16.000 ton. Tentu ini salah satunya karena andil dibantu oleh Bapak Kapolri beserta jajaran,” kata Arief dalam keterangan tertulis, Rabu (8/10/2025).

    Berdasarkan data Bapanas, per 8 September 2025, realisasi pengadaan jagung dalam negeri berada di angka 68.000 ton. Kemudian, per 8 Oktober 2025 telah mencapai 84.100 ton atau naik 23,6% dalam satu bulan.

    Menurut Arief, capaian ini menandakan pergerakan yang positif dan signifikan menimbang produksi bulanan jagung diperkirakan menurun dari September ke Oktober.

    Data BPS mencatat, proyeksi produksi jagung kadar air 14% pada Januari—November 2025 dapat mencapai 15,25 juta ton. Angkanya melebihi 1,19 juta ton dibandingkan periode sama tahun lalu yang kala itu berada di angka 14,06 juta ton.

    “Prinsip CJP kita itu kan dari petani Indonesia, kemudian untuk peternak unggas Indonesia. Pada saat harga jagung di peternak bergejolak, itu waktunya stok CJP pemerintah gelontorkan untuk mengatasi itu,” terangnya.

    Arief menekankan bahwa kualitas stok CJP harus dalam keadaan baik agar peternak unggas bisa memberikan telur dan daging ayam yang baik untuk masyarakat.

    Seperti diketahui, CJP dapat dipergunakan untuk pelaksanaan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) melalui penugasan Bapanas ke Bulog.

    Adapun, SPHP jagung pakan pada 2025 tengah bergulir yang menyasar kepada 2.109 peternak di 16 provinsi dengan target salur sebanyak 52.400 ton.

    Dalam hal ini, harga yang diberlakukan dalam SPHP jagung adalah Rp5.000 per kilogram untuk pengambilan di gudang Bulog dan maksimal Rp5.500 per kilogram di tingkat peternak.

    Lebih lanjut, Bapanas juga telah menyiapkan anggaran senilai Rp78,6 miliar sebagai subsidi harga bagi Bulog.

  • Instruksi Tegas Wapres Gibran Usai Tanam Jagung Bareng Mentan Amran di Banten

    Instruksi Tegas Wapres Gibran Usai Tanam Jagung Bareng Mentan Amran di Banten

    “Izin Pak Wapres, tahun ini produksi jagung kita meningkat 1,5 juta ton dibanding tahun lalu. Tahun 2024 kita produksi 15 juta ton, dan tahun ini ditargetkan mencapai 16,6 juta ton. Kenaikan ini berkat kerja keras Polri, TNI, dan seluruh petani Indonesia,”kata Mentan.

    Tidak hanya itu, kenaikan produksi jagung juga berbanding lurus dengan peningkatan pendapatan petani. Dengan harga rata-rata Rp5.500 per kilogram, tambahan pendapatan petani dari jagung diperkirakan mencapai lebih dari Rp8 triliun.

    Mentan Amran juga menyampaikan bahwa tren positif ini juga terjadi pada komoditas beras nasional yang meningkat dari 30 juta ton menjadi 34 juta ton, dengan estimasi kenaikan pendapatan petani mencapai Rp113 triliun.

    “Alhamdulillah, dengan kolaborasi kita semua mulai dari Polri, TNI, Kejaksaan, hingga pemerintah daerah produksi pangan nasional terus meningkat. Ini bukti nyata bahwa kerja bersama membawa hasil yang besar bagi petani berhasil mendorong peningkatan produksi pangan nasional,” tukas Mentan Amran.

    Kegiatan ini merupakan salah satu program Polri dalam mendukung upaya pemerintah mewujudkan swasembada pangan nasional. Program ini menjadi bentuk nyata kolaborasi lintas sektor antara Polri, Kementerian Pertanian, pemerintah daerah, serta masyarakat petani dalam memperkuat ketahanan pangan berbasis wilayah.

    Diketahui turut hadir Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti, serta Direktur Utama Perum Bulog Mayjen TNI (Purn) Ahmad Rizal Ramdhani.

  • Bulog Sumut segera salurkan jagung SPHP untuk peternak skala mikro

    Bulog Sumut segera salurkan jagung SPHP untuk peternak skala mikro

    Kami segera menyalurkan kepada para peternak ayam, hanya saja masih menunggu pusat karena dikabarkan ada penambahan kuota nasional

    Medan (ANTARA) – Perum Bulog Kantor Wilayah Sumatera Utara (Sumut) segera menyalurkan jagung Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) untuk peternak ayam pedaging dan petelur skala mikro kecil dan menengah di wilayah itu.

    “Kami segera menyalurkan kepada para peternak ayam, hanya saja masih menunggu pusat karena dikabarkan ada penambahan kuota secara nasional,” ujar Pemimpin Wilayah Perum Bulog Sumut Budi Cahyanto di Medan, Sabtu.

    Budi melanjutkan Bulog Sumut untuk sementara mendapatkan 1.405 ton jagung SPHP di mana secara nasional pemerintah akan menyalurkan 52.400 ton jagung SPHP.

    Menurut dia, sebanyak 1.405 ton jagung SPHP tersebut disalurkan kepada sekitar 70 peternak mandiri yang berada di Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Langkat, Kabupaten Simalungun dan Kabupaten Serdang Bedagai.

    “Empat kabupaten itu merupakan penyumbang ayam dan telur untuk dipasarkan di berbagai daerah di wilayah Sumut,” kata dia.

    Budi mengatakan ditargetkan penyaluran jagung SPHP tersebut Oktober ini, untuk menstabilkan harga daging ayam di pasar.

    Di sisi lain, Bulog Sumut telah menyerap sebanyak 750 ton jagung pipil di wilayah itu terhitung Januari hingga 3 Oktober 2025.

    Budi mengatakan penyerapan itu di antaranya di Kabupaten Langkat, Kabupaten Karo, Kabupaten Labuhanbatu, Kabupaten Asahan, Kabupaten Deli Serdang.

    Badan Pangan Nasional (Bapanas) sebelumnya menyebutkan peternak ayam pedaging dan petelur mandiri dapat membeli jagung Program SPHP dengan harga Rp5.500 per kilogram.

    Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan pemerintah akan menyalurkan 52.400 ton jagung SPHP dengan jumlah anggaran yang disiapkan sebesar Rp78 miliar.

    Arief menjelaskan penyaluran SPHP jagung bertujuan untuk menjaga harga jagung di tingkat petani dan harga di tingkat peternak.

    Penyaluran jagung ini merupakan arahan dari Presiden Prabowo Subianto untuk melindungi petani jagung dan juga tidak memberatkan peternak dalam membeli pakan.

    Pewarta: M. Sahbainy Nasution
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Bapanas Dorong Penggemukan Sapi Hidup di Dalam Negeri

    Bapanas Dorong Penggemukan Sapi Hidup di Dalam Negeri

    Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah mendorong pembiakan dan penggemukan sapi hidup dalam negeri guna meningkatkan ketersediaan ternak, memperkuat peternakan lokal, serta memberi dampak ekonomi berkelanjutan bagi masyarakat.

    Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan dampak ekonomi lanjutan dengan peningkatan pengadaan live cattle (ternak hidup) dan dilanjutkan pembiakan di dalam negeri diyakini akan mampu mengembangkan peternakan lokal.

    Dia menyampaikan pemerintah ke depannya tidak hanya memenuhi ketersediaan daging ruminansia dari pengadaan dalam bentuk daging beku saja dikarenakan dampak ekonomi lanjutan tidak luas.

    Untuk itu, pemerintah akan mulai mereduksi angka pengadaan daging beku dari luar negeri dan membuka pengadaan live cattle dengan berbagai jenis. Hal itu sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto.

    “Sesuai arahan Presiden, ingin mengembangkan sapi hidup. Jadi bukan daging langsung yang diimpor, tetapi sapi hidupnya. Kita pengennya bukan daging yang banyak, tapi sapi hidup supaya ekonomi di pedesaan itu bisa hidup, pembiakan dan penggemukan di situ,” jelas Arief, dikutip Antara, Jumat (3/10/2025).

    Adapun keperluan kebutuhan pasokan dari luar negeri tersebut salah satunya berdasarkan Proyeksi Neraca Pangan untuk daging sapi/kerbau.

    Berdasarkan data per 2 September, produksi daging sapi/kerbau dalam negeri sepanjang tahun 2025 diperkirakan sebanyak 555.100 ton. Angka itu meningkat sekitar 17,8% dibandingkan 2024 tercatat 471.200 ton.

    Di sisi lain, proyeksi kebutuhan setahun pada 2025 berkisar di 766.900 ton, sehingga ada defisit antara produksi dan konsumsi.

    “Kita patut memberikan apresiasi kepada teman-teman di Kementerian Pertanian yang terus meningkatkan produksi daging ruminansia dalam negeri secara gradual. Produksi dalam negeri tetap harus diutamakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,” kata Arief.

    Sementara itu, berdasarkan Panel Harga Pangan Bapanas perkembangan harga daging ruminansia terpantau masih cukup stabil pada Oktober. Rata-rata harga daging sapi secara nasional berada di Rp134.900 per kilogram (kg).

    Hal itu menurun 0,17% dibandingkan dengan sebulan sebelumnya yang mencapai Rp135.133 per kg. Sementara rata-rata harga daging kerbau lokal mencapai Rp141.080 per kg dan menurun 0,20 persen dibandingkan sebulan sebelumnya Rp141.361 per kg.

    Untuk itu, Arief menambahkan dengan menggalakkan pembiakan dan penggemukan sapi hidup di dalam negeri akan menciptakan dampak ekonomi lanjutan.

    “Kalau ada pembiakan dan penggemukan kan ada yang ngarit, ada yang ngasih hijauan, ada yang ngasih pakan. Itu kan ada tenaga kerja untuk membiakkan dan menggemukkan. Jadi bukan hanya beli daging, habis itu keuntungannya di pedagang dan importir saja,” kata Arief.

  • Bapanas: Bantuan pangan beras fortifikasi-biofortifikasi bukan CBP

    Bapanas: Bantuan pangan beras fortifikasi-biofortifikasi bukan CBP

    Jakarta (ANTARA) – Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menegaskan bantuan pangan beras terfortifikasi dan biofortifikasi bukan bersumber dari cadangan beras pemerintah (CBP).

    “Pemberian bantuan pangan beras terfortifikasi dan biofortifikasi itu bukan diambil dari stok cadangan beras pemerintah,” kata Arief dikonfirmasi di Jakarta, Jumat.

    Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional bersama segenap mitra telah memulai program pemberian bantuan pangan beras terfortifikasi dan biofortifikasi. Sasaran penerimanya 648 Kepala Keluarga (KK) yang tersebar di delapan desa pada Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

    Setiap KK diberikan secara gratis berupa beras terfortifikasi dan biofortifikasi 15 kilogram (kg) sebanyak tiga kali yang bersumber dari Bapanas.

    Selanjutnya, kata Arief, bantuan itu akan diberikan tiga kali melalui dukungan dari Global Alliance for Improved Nutrition (GAIN) Indonesia.

    “Selain GAIN Indonesia, mitra yang turut mendukung program baru ini antara lain Keluarga Alumni Gadjah Mada (KAGAMA) dan Dompet Dhuafa,” ujar Arief.

    Arief menuturkan program itu merupakan program rintisan yang diinisiasi pihaknya. Apabila berhasil, ia berharap dapat diimplementasikan ke wilayah Indonesia lainnya yang memiliki angka stunting (tengkes) dan rentan rawan pangan yang tinggi.

    Arief menjelaskan uji coba distribusi beras fortifikasi dilakukan di satu lokasi terlebih dahulu selama tiga bulan. Langkah ini dilakukan karena proses beras fortifikasi harus memenuhi standar sertifikasi SNI.

    Ia menekankan program rintisan bantuan pangan berupa beras khusus itu menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk menghadirkan pilihan pangan yang lebih sehat bagi masyarakat, khususnya kelompok rentan.

    Selain itu, ia menilai model bantuan pangan dengan beras fortifikasi dapat diterapkan lebih luas di masa mendatang. Menurutnya, konsumsi beras fortifikasi akan memberikan manfaat gizi lebih baik bagi masyarakat.

    “Sebenarnya saya pernah berbicara ini dengan Kementerian Kesehatan juga. Jadi kalau model bantuan seperti ini diberikan ke masyarakat rentan akan lebih baik. Kita ke depan, misalnya bantuan pangan itu agar masyarakat mengkonsumsi nasi yang ada fortifikasi, akan lebih bagus,” tambah Arief.

    Arief juga menegaskan program itu berbeda dengan program bantuan pangan beras yang dilaksanakan Perum Bulog selama ini. Dalam bantuan pangan terfortifikasi dan biofortifikasi tidak pula menggunakan beras dari stok Bulog.

    Melalui program rintisan ini, total beras khusus sebanyak 29.160 kg disalurkan Bapanas kepada 648 KK selama 3 bulan, sehingga akan ada 1.944 paket bantuan yang didistribusikan. Program itu menargetkan keluarga berisiko stunting di wilayah rentan rawan pangan.

    Beras yang disalurkan pun dipastikan memiliki kandungan mikronutrien seperti vitamin A, B1, B2, B3, B6, B12, asam folat, dan juga mineral seperti zat besi dan zinc. Kandungan itu berguna untuk meningkatkan nilai gizi bagi masyarakat rentan gizi, terutama ibu hamil, anak di bawah usia dua tahun, dan di bawah usia lima tahun.

    “Latar belakang digagasnya program bantuan pangan beras terfortifikasi dan biofortifikasi adalah Indonesia masih menghadapi beban gizi ganda atau triple burden of malnutrition seperti stunting, obesitas, dan kekurangan zat gizi mikro,” jelasnya.

    Kendati begitu, jumlah daerah rentan rawan pangan menurun menjadi 81 kabupaten/kota atau 15,76 persen.

    Fortifikasi beras juga merupakan mandat dari Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan serta Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2015 tentang Ketahanan Pangan dan Gizi.

    Fortifikasi pangan menjadi strategi penting untuk memperbaiki status gizi masyarakat dan beras fortifikasi telah menjadi indikator prioritas nasional dalam RPJMN 2025–2029.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Bapanas kirim tim cek gudang Bulog, pastikan kualitas beras terjaga

    Bapanas kirim tim cek gudang Bulog, pastikan kualitas beras terjaga

    Jakarta (ANTARA) – Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menegaskan pihaknya mengirim tim untuk mengecek gudang Perum Bulog secara acak sebagai langkah memastikan kualitas beras tetap terjaga dan layak dikonsumsi masyarakat di seluruh Indonesia.

    “Badan Pangan kirim tim ke Bulog untuk cek secara random. Apalagi, gudangnya ada 1.580,” kata Arief dalam keterangan di Jakarta, Kamis.

    Dia menyampaikan stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang dikelola Perum Bulog untuk dibagikan ke masyarakat harus berada di kualitas yang baik.

    Saat ini, program penyaluran yang masih berjalan berupa bantuan pangan dan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) beras.

    Arief juga mengaku telah meminta jajaran Bulog untuk melaksanakan pengecekan ke gudang-gudang.

    Hal itu penting karena tidak boleh ada beras Bulog berkualitas kurang baik yang sampai ke masyarakat, baik sebagai penerima bantuan pangan maupun sebagai pembeli.

    “Intinya, kalau beras yang dibagikan ke masyarakat harus bagus. Tidak boleh alasan apapun. Jadi, Badan Pangan Nasional menugaskan Bulog untuk menyalurkan bantuan pangan. Itu harus bagus. Lalu, pelaksanaan SPHP beras juga harus bagus. Tidak boleh ada yang kualitasnya jelek,” ujar Arief.

    Menurutnya, di gudang penyimpanan beras umumnya terdapat stok lama, stok baru, dan sebagian yang memerlukan perlakuan khusus, namun ketika sampai ke konsumen harus dalam kondisi baik dan aman.

    “Tapi, kalau sampai ke customer harus bagus. Harus aman juga,” tegasnya.

    Dia juga mengaku telah meminta jajaran di Bulog, mulai dari direksi, pimpinan wilayah (pimwil) sampai pimpinan cabang (pimca), untuk memastikan kualitas tersebut.

    Ia mendorong ada tahapan pemrosesan ulang untuk menjaga mutu stok beras sebelum disalurkan.

    “Saya sudah komunikasi sama teman-teman Bulog. Tidak boleh ada beras yang jelek yang sampai keluar. Tapi, kalau di gudang Bulog itu kan pasti ada yang perlu diproses, kan ada tahapannya. Tahapannya di reprocess dulu,” jelasnya.

    Bagi Arief, stok beras di Bulog memang perlu senantiasa dijaga karena dibutuhkan pemerintah sebagai intervensi tatkala produksi dan konsumsi beras secara bulanan tidak seimbang.

    Pada momentum tersebut, harga beras kerapkali meninggi. Masyarakat memerlukan alternatif beras yang berkualitas baik, tapi masih dengan harga yang di bawah pasaran.

    Dijelaskan pada periode November 2025 hingga Februari 2026, produksi beras diperkirakan tidak setinggi bulan-bulan sebelumnya sehingga kondisi ini perlu diantisipasi bersama karena kebutuhan dan produksi dipastikan tidak seimbang.

    Stok Bulog yang tersedia saat ini diproyeksikan menjadi penyangga penting untuk menutup kekurangan tersebut hingga memasuki panen raya, sehingga pasokan beras ke masyarakat tetap aman dan stabil.

    “Dan, saya juga wanti-wanti. Jangan sampai stok ini tidak keluar, karena nanti di bulan Maret, April, waktunya menyerap panen hasil produksi dalam negeri,” ucap Arief.

    “Pokoknya target (penyaluran beras) SPHP 1,3 juta ton harus diselesaikan. Masih sekitar 1 juta ton lagi sampai Desember 2025. Realisasi SPHP hari ini dari awal tahun sudah 422 ribu ton,” tambah Arief.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Kelik Dewanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.