Tag: Arief Prasetyo Adi

  • Kuota Impor Mau Dihapus Prabowo, Nasib Komoditas Pangan Gimana?

    Kuota Impor Mau Dihapus Prabowo, Nasib Komoditas Pangan Gimana?

    Jakarta

    Presiden Prabowo Subianto bilang akan buka keran impor, terutama untuk komoditas yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Perkara ini, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, mengklarifikasi maksud dari pembukaan kuota impor itu.

    Arief mengelaborasi, maksud sesungguhnya dari Presiden Prabowo adalah untuk mempermudah impor.

    “Ya, kan, maksudnya dipermudah. Jadi, kalau memang sudah ada angkanya, tentunya berdasarkan neraca, ‘kan ada neracanya. Neraca itu maksudnya lebih melindungi para petani dan peternakan. Jadi, ada neraca komoditas. Ada angka-angka yang harus dihitung,” katanya saat ditemui seusai rapat koordinasi di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Jakarta, Kamis (10/4/2025).

    Kini yang jadi tugas berikutnya, menurut Arief, adalah menentukan pihak mana saja yang mendapat keleluasaan impor itu. Arief bilang, kebijakan ini tidak terbatas hanya pada 1-2 perusahaan tertentu.

    “Tinggal ini masalahnya siapa yang mengimpor itu. Maksudnya, dibuka seluas-luasnya. Jangan terbatas pada 1-2 perusahaan saja, maksudnya Pak Presiden ‘kan itu. Nanti Pak Menko Pangan, karena neraca komoditas itu ada di Menko Pangan. Intinya, jangan dipersulit lah,” terang Arief.

    Arief bilang, sejauh ini sudah ada angka gambaran komoditasnya. Itulah yang akan menentukan komoditas apa saja yang akan dibuka lebih leluasa keran impornya.

    “Sudah ada angkanya berapa (neraca komoditas), itu yang dibuka. Itu hanya kombinasi antara BUMN, private sector, yang diminta untuk membantu pengadaan dari luar negeri. Tapi, nomor satu adalah ketersediaan dari produksi dalam negeri. Itu yang nomor satu. Ada pun kalau belum sufficient atau insufficient, nah itu baru dipikirkan pengadaan dari luar negeri,” jelasnya.

    Arief berkata kalau pengadaan luar negeri menjadi opsi alternatif terakhir. Ia menegaskan, Presiden Prabowo juga akan mempertimbangkan trade balance.

    “Trade balance itu maksudnya, kalau kita ekspor ke satu negara, kita juga perlu menyeimbangkan dari kebutuhan dari negara lain. Misalnya, kalau ke India, kita eksportir CPO (crude palm oil). Berarti kita trade balance-nya apa yang diambil dari sana? Nah, itu yang harus diseimbangkan,” terangnya lagi.

    “Ketersediaan dari produksi dalam negeri. Nomor satu itu, yang tidak ada atau kurang. Insufficient itu misalnya produksi dalam negeri daging itu kan tidak bisa mencukupi seluruh kebutuhan. Insufficient itu maksudnya produksi dalam negerinya dinaikkan. Sehingga rekomendasi impor itu dari kementerian teknis. Maksudnya adalah menurunkan ketergantungan sama impor, menaikkan produksi dalam negeri,” katanya.

    Arief menekankan, penafsiran membuka keran impor ini bukan berarti diberlakukan bagi semua komoditas. Ia juga bilang untuk tetap mengutamakan produksi dalam negeri.

    “Jadi Undang-Undang Pangan itu pokoknya pemenuhan kebutuhan adalah nomor satu dari dalam negeri. Kalau ada kekurangan, baru insufficient. Sambil kita meningkatkan produksi dalam negeri. Jadi, sekali lagi, bukan impornya dibuka sebanyak-banyaknya masuk ke sini,” ia menutup.

    (eds/eds)

  • Menteri Prabowo Kumpul Bahas Koperasi Merah Putih, Mau Bikin Satgas Khusus

    Menteri Prabowo Kumpul Bahas Koperasi Merah Putih, Mau Bikin Satgas Khusus

    Jakarta

    Sejumlah menteri Kabinet Merah Putih menggelar rapat koordinasi (Rakor) untuk menindaklanjuti Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2025 tentang Percepatan Pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih dan Rancangan Keputusan Presiden Satgas Pembentukan Koperasi Desa Merah Putih.

    Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan mengatakan, Presiden Prabowo Subianto telah menandatangani Inpres 9/2025 pada Rabu kemarin. Pihaknya segera mengagendakan untuk rapat begitu Inpres tersebut dirilis.

    “Jadi kopdes itu kooperasi milik pemerintah desa, itu kira-kira intinya. Milik masyarakat desa,” kata Zulhas, dalam konferensi pers usai rapat di Kantor Kemenko Pangan, Jakarta Pusat, Kamis (10/4/2025).

    Zulhas mengatakan, rakor segera digelar sebagai tidak lanjut untuk mempercepat pembentukan kopdes. Pemerintah juga bersiap untuk membentuk satuan tugas (satgas).

    “Nanti akan ditambah dengan satgas sekaligus satgas yang akan bertugas harian. Kira-kira ini, ide yang sangat bagus dan sejatinya inilah cita-cita pendiri negeri ini bahwa ekonomi kita berdasarkan gotong royong” ujarnya.

    Sementara itu, Menteri Koperasi Budi Arie mengatakan, pembentukan kopdes akan dipercepat. Harapannya, administrasi pembentukan badannya bisa rampung pada akhir Juni.

    “Pembentukan itu kan artinya kelembagaannya. Belum bangunannya, belum fisiknya. Jadi target dari tim ini adalah dalam waktu yang singkat, segera kita melakukan konsolidasi. Nanti 80 ribu pembentukan Kopdes Merah Putih itu sudah bisa terwujud,” ujar Budi.

    “Ibaratnya akta-nya dia gimana mau dibangun, gimana mau ada pinjaman kalau secara legal belum ada. Jadi targetnya akhir Juni, secepatnya seluruh 80 ribu pembentukan Kopdes Merah Putih itu sudah terbentuk di seluruh Indonesia,” sambungnya.

    Namun demikian, Budi belum dapat merincikan terkait dengan pendanaan pembangunan kopdes tersebut. Sedangkan menyangkut pembentukan satgas sendiri, Budi mengatakan, posisi ketua satgas akan diisi oleh Zulhas.

    Sebagai informasi, rakor digelar di Kantor Kemenko Pangan, Jakarta Pusat. Rapat dihadiri oleh sejumlah perwakilan kementerian dan lembaga (KL), antara lain Menteri Koperasi Budi Arie, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Menteri Hukum Supratman Andi Agtas, dan Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazar.

    Kemudian ada Menteri Sosial Saifullah Yusuf, Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) Yandri Susanto, Wakil Menteri Pertanian Sudaryono, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, Wakil Menteri PPN/Bappenas Febrian Ruddyard.

    Lalu ada juga hadir Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, dan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Muhammad Yusuf Ateh.

    (acd/acd)

  • Perang Dagang Dimulai, Bapanas Sebut RI Bakal Genjot Produksi Pangan

    Perang Dagang Dimulai, Bapanas Sebut RI Bakal Genjot Produksi Pangan

    Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyatakan Indonesia akan menggenjot produksi pangan dalam negeri untuk mengantisipasi perang dagang usai adanya kebijakan tarif timbal balik Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

    Perlu diketahui, mengacu laman resmi Bapanas, beberapa komoditas pangan yang diekspor Indonesia ke AS antara lain yakni udang, minyak sawit, hingga kopi.

    Terbaru, pemerintah juga akan memfasilitasi ekspor 1,6 juta butir telur ayam konsumsi ke AS. Sebab, produksi komoditas tersebut surplus secara nasional hingga 288,7 ribu ton atau setara 5 miliar butir per bulan.

    Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi mengatakan, momentum ini menjadi saat yang tepat untuk Indonesia meningkatkan produksi pangan dalam negeri.

    “Pada saat currency rate tinggi, harga pangan dunia tinggi, pemberlakuan tarif yang tinggi dari beberapa negara, bukan cuma Donald Trump. Ini waktunya kita melakukan produksi dalam negeri. Jadi kita mesti dorong,” ujar Arief saat Rapat Koordinasi HBKN Idulfitri 1446 H pada Kamis, (3/4/2025).

    Lebih lanjut dia mengatakan, pihaknya juga akan berupaya untuk meningkatkan cadangan pangan pemerintah, serta mencari teknologi untuk memperpanjang shelf life atau usia konsumsi pangan.

    “Misalnya, pada saat karkas atau live bird harganya rendah, dibeli tetap dengan harga yang bagus, kemudian digunakan airbrush freezer, simpan dalam cold storage, frozen condition,” katanya.

    Setelah itu, lanjutnya, produk unggas tersebut bisa dilakukan penjualan untuk intervensi di daerah-daerah yang tinggi, misalnya Indonesia bagian timur atau beberapa daerah yang membutuhkan. Alhasil, harganya bisa tetap stabil.

    “Saya selalu sampaikan untuk meningkatkan cadangan pangan pemerintah. Lalu, PR kita berikutnya adalah mencari teknologi untuk bisa memperpanjang shelf life,” pungkas Arief.

    Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Presiden AS Donald Trump akhirnya memberlakukan pengenaan tarif dasar 10% untuk semua produk impor ke Amerika Serikat (AS) dan bea masuk yang lebih tinggi untuk belasan mitra dagang terbesar di negara tersebut untuk mengurangi defisit.

    China mendapat tarif baru 34%, sedangkan Uni Eropa kena tarif 20%. Pengenaan tarif resiprokal itu sebagai tanggapan atas bea masuk yang dikenakan pada barang-barang AS.

    Adapun, Kamboja menjadi negara yang mendapat tarif tertinggi, yakni 49%. Posisi kedua diduduki Vietnam dengan 46%. Sri Lanka mendapat tarif resiprokal 44%, Bangladesh 37%, Thailand 36%, dan Taiwan 32%. Sementara itu, Indonesia dikenakan tarif resiprokal sebesar 32%. 

    Tarif tersebut akan mulai berlaku mulai 9 April 2025 dan akan diterapkan kepada 60 negara secara keseluruhan. Kanada dan Meksiko, dua mitra dagang terbesar AS, sudah menghadapi tarif 25% untuk banyak barang yang masuk ke AS.

  • Bapanas Jamin Harga Daging di Jabodetabek Aman Sambut Lebaran 2025 – Page 3

    Bapanas Jamin Harga Daging di Jabodetabek Aman Sambut Lebaran 2025 – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi memastikan pasokan dan harga daging di wilayah Jabodetabek dalam kondisi aman dan stabil jelang Lebaran 2025.

    Kepastian ini disampaikan usai Arief  mengunjungi Toko Daging Nusantara Kranggan dan retail modern Superindo di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

    “Bahwa harga daging sesuai arahan Bapak Presiden, utamanya daging kerbau maksimal di Rp 80 ribu per kg. Dan saya bersyukur di sini (Kranggan) harganya di bawah Rp 80 ribu,” ujar Arief dalam keterangan tertulis, Sabtu (29/3/2025).

    Menurut dia, stabilitas harga daging di seluruh Indonesia merupakan komitmen pemerintah dalam menjaga kebutuhan bahan pokok masyarakat di saat menjalankan ibadah puasa, dan juga menghadapi hari raya Idul fitri mendatang.

    “Saya lihat masyarakat yang berbelanja juga sangat antusias luar biasa dan saya rasa ini semangat yang baik karena pengusaha bisa membantu masyarakat dalam menghadapi lebaran yang tinggal beberapa hari lagi,” imbuhnya.

    Mengenai hal ini, Arief mengapresiasi jajaran Toko Daging Nusantara yang terus bekerja keras menyediakan berbagai aneka daging dan melayani masyarkat yang berbelanja hingga satu hari menjelang Lebaran tiba atau H-1 menjelang hari raya Idul fitri.

    “Saya rasa sampai H-1 temen temen di sini (Toko Daging Nusantara) masih bekerja keras. Jadi saya sampaikan terimaksih atas supportnya,” kata dia.

  • Harga Daging Sapi Melonjak Jelang Idulfitri, Penjualan Anjlok

    Harga Daging Sapi Melonjak Jelang Idulfitri, Penjualan Anjlok

    Bekasi, Beritasatu.com – Menjelang tiga hari sebelum Idulfitri 1446 Hijriah, harga daging sapi mengalami lonjakan signifikan. Saat ini, harga daging sapi mencapai Rp 150.000 per kilogram, naik dari sebelumnya Rp 125.000 hingga Rp 130.000 per kilogram sebelum H-3 Idulfitri.

    Berdasarkan pantauan di Pasar Pondok Gede, Kota Bekasi, pedagang daging sapi Asep Zainudin (29) mengungkapkan bahwa dalam sepekan terakhir harga daging mengalami kenaikan tajam. Namun, ia mengeluhkan bahwa penjualan daging sapi pada Lebaran tahun ini anjlok dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

    “Jika dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya, Alhamdulillah masih ada peningkatan. Tapi kalau dibandingkan dengan penjualan tahunan, justru tahun lalu lebih ramai,” ujar Asep kepada Beritasatu.com, Jumat (28/3/2025).

    Asep menambahkan, pada 2020 ia mampu menjual dua hingga tiga ekor sapi per hari menjelang Lebaran. Namun, tahun ini bahkan satu ekor pun belum habis terjual.

    “Biasanya, H-3 Lebaran bisa laku dua sampai tiga ekor. Bahkan saat masa Covid-19, penjualan bisa lebih dari tiga ekor per hari,” jelasnya.

    Lebih lanjut, Asep menyebut bahwa daging sapi yang paling banyak dicari pembeli adalah jenis khas dalam dan sengkel.

    “Daging khas dalam lebih premium, harganya Rp 160.000 per kilogram,” katanya.

    Asep juga memprediksi bahwa harga daging sapi baru akan kembali stabil dalam dua hingga empat pekan setelah Idulfitri, dengan penurunan bertahap sebesar Rp 5.000 hingga Rp 10.000 per kilogram.

    “Penurunan harga terjadi secara bertahap. Harga stabil di Pasar Pondok Gede biasanya sekitar Rp 130.000 per kilogram, sementara di Jakarta berkisar Rp 140.000 per kilogram karena kebutuhan di sana lebih banyak pada daging berkualitas premium,” jelasnya.

    Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas)/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi memastikan bahwa pasokan dan harga daging di wilayah Jabodetabek masih dalam kondisi aman dan stabil.

    Hal ini disampaikan setelah kunjungannya ke Toko Daging Nusantara Kranggan dan retail modern Superindo di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

    “Harga daging sapi sesuai arahan dan utamanya daging kerbau, maksimal di Rp 80.000 per kilogram. Saya bersyukur tadi di Kranggan harganya masih di bawah Rp 80.000,” ujar Arief dalam keterangan resminya, Jumat (28/3/2025).

  • Indosat Ooredoo Hutchison dan Masjid Istiqlal Teken MoU Kembangkan Ekonomi Umat

    Indosat Ooredoo Hutchison dan Masjid Istiqlal Teken MoU Kembangkan Ekonomi Umat

    Jakarta, Beritasatu.com – Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) dan Badan Pengelola Masjid Istiqlal (BPMI) telah resmi menandatangani nota kesepahaman atau MoU kerja sama untuk mengembangkan ekonomi umat khususnya ekosistem bisnis berbasis digital bagi umat muslim. Penandatanganan MoU ini dilakukan oleh Director & Chief Business Officer IOH Muhammad Buldansyah dan Direktur Pengembangan Bisnis BPMI, Deva Rahman di Selasar Al Fattah, Madjid Istiqlal Jakarta, Jumat (28/3/2025).

    Penandatanganan MoU ini disaksikan oleh Menteri Agama yang merupakan Ketua Harian BPMI, Nasaruddin Umar, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi, dan Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Anindya Bakrie. Pada kesempatan itu, Kadin DKI Jakarta melakukan penandatanganan MoU kerja sama pengembangan ekonomi umat dengan BPMI.

  • H-3 Lebaran, Harga Cabai Rawit Merah Rp 120.000 Per Kg

    H-3 Lebaran, Harga Cabai Rawit Merah Rp 120.000 Per Kg

    Jakarta, Beritasatu.com – Pada H-3 Lebaran, harga sejumlah bahan pangan mengalami lonjakan signifikan. Sementara itu, harga cabai rawit merah masih tinggi dan belum juga turun sejak hari pertama Ramadan.

    Berdasarkan pantauan di Pasar Atrium Pondok Gede, Kota Bekasi, Jumat (28/3/2025), harga cabai rawit merah masih Rp 120.000 per kilogra (kg).

    Selain cabai rawit merah, harga cabai merah keriting terpantau mengalami kenaikan menjadi Rp 80.000 per kg.

    “Harganya sudah mirip harga daging. Biasanya pembeli beli sekilo, sekarang cuma seperempat kilo,” kata Yulia, salah satu pedagang di pasar tersebut;

    Selain cabai, harga bawang putih kating juga naik drastis. Saat ini, bawang putih kating dijual seharga Rp 60.000 per kg dari sebelumnya Rp 40.000-Rp 45.000 per kg.

    Pedagang lain, Ferry (33), juga mencatat kenaikan harga pada bawang bombay menjadi Rp 40.000 per kg dari sebelumnya Rp 30.000 per kg.

    Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional (NFA) Arief Prasetyo Adi menjelaskan kenaikan harga cabai dipengaruhi oleh curah hujan tinggi yang menghambat distribusi ke pasar.

  • Bos Bapanas Buka Suara soal Wacana Ekspor Telur ke AS

    Bos Bapanas Buka Suara soal Wacana Ekspor Telur ke AS

    Jakarta

    Badan Pangan Nasional (Bapanas) buka suara soal wacana Indonesia mengekspor telur ke Amerika Serikat (AS). Wacana itu sebelumnya dilontarkan Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman.

    Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menilai apabila ingin ekspor telur perlu diperhitungkan kembali. Sebab, menurut dia, telur masuk komoditas yang sensitif.

    “Gini, kalau sufficient kemudian kebutuhan semua sudah, di stok sebagai cadangan, Harus ada teknologinya karena telur itu kan sensitif. Kalau mau ekspor ya harus dikalkulasi. Tapi kalau itu harus terjadi, bagus,” kata Arief saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Senin (24/3/2025).

    Arief menerangkan produksi telur dalam negeri sudah terpenuhi, maka sisanya bisa digunakan untuk cadangan pangan pemerintah. Apabila terjadi produksi yang berlebih lagi dapat digunakan untuk ekspor.

    Meski begitu, Arief menilai perlu hati-hati. Dia menilai produksi telur dalam negeri cukup memenuhi program Makan Bergizi Gratis (MBG). Arief menyebut apabila penerima MBG mencapai 82,9 juta penerima, dapat menyerap seluruh produksi telur alam negeri.

    “Jangan lupa ya, ini kan ada makan bergizi gratis itu kan nanti akan 5 ribu outlet. Satu SPPG itu kan cover 3 ribu, berarti kan 15 juta. Nanti kalau sampai 82 juta penerima, 82,9 juta itu kan berarti habis semua terserap tuh. Jadi harus hati-hati dalam memutuskan ekspor, pokoknya penuhi dalam negerinya dulu,” jelas Arief.

    Sebagai informasi, Badan Pangan Nasional (Bapanas) pada bulan Januari 2025 melaporkan stok telur ayam ras pada awal 2025 mencapai 29.318 ton. Sedangkan perkiraan produksinya di sepanjang tahun 2025 mencapai 6.479.086 ton.

    Sementara itu, untuk produk daging ayam ras, stok pada awal 2025 mencapai 83.316 ton. Sedangkan perkiraan produksinya di sepanjang tahun 2025 mencapai 4.200.610 ton.

    Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman membuka peluang Indonesia ekspor telur ayam ke Amerika Serikat (AS) karena krisis yang terjadi di Negeri Paman Sam. Namun, peluang itu harus diperhitungkan karena saat ini pemerintah tengah memfokuskan pemenuhan stok telur dalam negeri, terutama untuk Program Makan Bergizi Gratis (MBG).

    “Kita tertarik (ekspor). Tetapi kita penuhi dulu kebutuhan dalam negeri karena ada pangan bergizi. Kalau berlebih kita ekspor,” kata dia di Gedung DPR RI, Kamis (6/3/2025).

    Wakil Menteri Pertanian Sudaryono mengatakan Indonesia mampu untuk mengekspor telur ke AS sebanyak 1,6 juta butir telur. Karena menurutnya produksi telur ayam dalam negeri berlebih.

    “Kita lihat neraca dari komoditas telur kita. Kita siap 1,6 juta butir, berapa kontainer, nanti bisa dicek, ke Amerika setiap bulan. Jadi kita bisa ikut,” kata dia.

    Tonton juga Video: Bapanas Pastikan Ketersediaan Pangan Aman Jelang Lebaran

    (acd/acd)

  • Soal Potensi Ekspor Telur ke RI, Bos Bapanas Ingatkan Hal Ini

    Soal Potensi Ekspor Telur ke RI, Bos Bapanas Ingatkan Hal Ini

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pangan Nasional (Bapanas) menanggapi peluang ekspor komoditas telur ayam ras ke Amerika Serikat (AS). 

    Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan rencana itu perlu diputuskan secara hati-hati mengingat kebutuhan telur ayam ras saat ini cukup besar, utamanya untuk program makan bergizi gratis.

    “Jangan lupa ya, ini kan ada makan bergizi gratis. Itu kan nanti akan 5.000 outlet. Satu SPPG itu kan cover 3.000, berarti kan 15 juta. Nanti kalau sampai 82 juta penerima, 82,9 juta itu kan berarti habis semua terserap,” ujarnya saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senin (24/3/2025).

    Selain itu, butuh teknologi yang memadai agar Indonesia dapat mengekspor telur ayam ras ke luar negeri. Pasalnya, telur ayam merupakan salah satu komoditas yang sensitif sehingga dibutuhkan penanganan yang tepat ketika diekspor.

    Kendati begitu, Arief mendukung jika nantinya komoditas ini akan diekspor. Tentunya, kegiatan ekspor dilakukan setelah kebutuhan dalam negeri terpenuhi termasuk untuk cadangan pangan nasional.

    “Jadi harus hati-hati dalam memutuskan ekspor, pokoknya penuhin dalam negerinya dulu,” katanya.

    Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menuturkan pemerintah tertarik untuk membuka keran ekspor telur ayam. Hal tersebut seiring dengan surplusnya produksi telur dan ayam dalam negeri.

    Kendati demikian, pemerintah tetap mengutamakan kebutuhan dalam negeri salah satunya dalam mendukung program makan bergizi gratis.

    “Kita tertarik [ekspor telur ayam], tetapi kita penuhi dulu kebutuhan dalam negeri karena ada pangan bergizi [MBG] dulu. Tetapi kalau [telur ayam ras] berlebih, kita akan ekspor,” ucapnya saat ditemui di Kompleks Senayan, Jakarta, Kamis (6/3/2025).

    Adapun produksi telur ayam ras sepanjang 2025 diproyeksi sebanyak 6,47 juta ton. Kendati begitu, neraca pangan ini belum memasukkan rencana impor maupun ekspor telur ayam ras sepanjang Januari-Desember 2025. Dengan demikian, total ketersediaan telur ayam ras mencapai 6,5 juta ton. 

    Jika dirinci lebih jauh, maka kebutuhan tahunan mencapai 6,22 juta ton, kebutuhan bulanan mencapai 518.627 ton, dan 17.051 ton telur ayam ras merupakan kebutuhan harian. Alhasil, stok akhir telur ayam ras yang dimiliki sebanyak 284.884 ton pada 2025.

  • Harga Bawang Melambung Jelang Lebaran, Badan Pangan Gelar Operasi Pasar

    Harga Bawang Melambung Jelang Lebaran, Badan Pangan Gelar Operasi Pasar

    Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pangan Nasional (BPN) bakal menggelar operasi pasar murah secara rutin guna menekan harga bawang merah dan bawang putih yang melambung menjelang Lebaran.

    Badan Pangan Nasional mencatat harga bawang bawang merah di tingkat konsumen secara nasional berada di Rp 42.581 per kilogram (kg) per 21 Maret 2025. Angka ini melonjak dibandingkan pada rerata harga pada tengah Februari yang kala itu ada di Rp34.849 per kg.

    Sementara rerata harga bawang putih di level konsumen secara nasional berada di Rp 44.097 per kg per 21 Maret. Sementara harga komoditas serupa di awal Januari 2025 masih berada di Rp41.984 per kg.

    Untuk meredam harga, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengatakan operasi pasar murah akan dilaksanakan dari outlet besar sampai kecil.

    “Kami rutin memonitor pergerakan harga pangan pokok strategis. Ketika sudah mulai ada tren kenaikan, tentu harus segera ditindaklanjuti dengan berbagai program intervensi yang diinisiasi pemerintah bersama stakeholder pangan,” kata Arief melalui keterangan resmi, Sabtu (22/3/2025).

    Dia pun mengatakan saat ini Badan Pangan Nasional berkolaborasi dengan Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) untuk menggelontorkan stok bawang merah dan bawang putih. Adapun kedua komoditas itu dipasok dari petani lokal dengan harga yang tentunya di bawah pasar. 

    “Ini merupakan esensi dari program Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP),” ungkap Arief.

    Dia mengatakan pada Jumat (21/3/2025) kemarin, pihaknya telah memasok 1 ton bawang. Jumla itu terdiri dari 700 kg bawang merah dan 300 kg bawang putih.

    Menurut Arief, kedua jenis bawang itu dilepas dengan harga yang sangat menarik bagi konsumen. Rinciannya, bawang merah dibanderol di harga Rp33.000 per kg dan bawang putih Rp30.000 per kg. 

    Semua pasokan dikirimkan oleh Champion Bawang binaan Kementan melalui sokongan program FDP dari Badan Pangan Nasional. Dengan begitu, bawang benar-benar bersumber dari petani lokal.

    “Kita bantu buka jalur penjualan dari yang makro sampai mikro seperti hari ini. Apalagi fokus Bapak Presiden Prabowo benar-benar melihat kondisi harga pangan kita, ketersediaan dan harga pangan mesti baik,” kata Arief.

    Selain program FDP, pemerintah juga terus menggenjot realisasi Operasi Pasar Pangan Murah yang merupakan program anyar pemerintah saat ini. Perkembangannya sesuai data yang dihimpun, per 20 Maret telah mencapai 3.027 titik lokasi di 37 provinsi dan 462 kabupaten/kota.

    Adapun aneka komoditas yang disediakan dengan harga khusus telah menorehkan realisasi penjualan yang menunjukkan tingginya animo masyarakat. 

    Secara terperinci kuantitasnya adalah beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) 1.388 ton, gula konsumsi 450 ton, MinyaKita 427 kiloliter, daging kerbau 25 ton, dan bawang putih 4.239 kg. Selain itu, ada pula bawang merah 1.935 kg, telur ayam ras 26.770 kg, hingga daging ayam ras 9.083 kg.