PAM Jaya Pastikan Luberan Lumpur di Jalan Basuki Rahmat Jatinegara Sudah Ditangani
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Direktur Utama (Dirut) PAM Jaya Arief Nasrudin memastikan luberan lumpur di Jalan Basuki Rahmad, Jatinegara, Jakarta Timur sudah ditangani.
“Sudah tertangani langsung pagi hari kejadiannya malamnya sekitar empat hari lalu,” ucap Arief saat dikonfirmasi, Senin (29/9/2025).
Arief menjelaskan, lumpur tersebut berasal dari proyek penggalian yang terdampak hujan sehingga meluap ke jalan.
“Terkena hujan dalam proses HDD (proses pemasangan pipa),” jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, Jalan Basuki Rahmat, Jatinegara, Jakarta Timur, tepatnya di sekitar Pasar Gembrong, menjadi sorotan setelah viral di media sosial karena dipenuhi lumpur.
Dalam video yang diunggah akun Instagram @ijoeel, tampak lumpur dari sebuah proyek bertuliskan PAM Jaya meluber ke jalan.
Beberapa pekerja proyek terlihat membersihkan lumpur menggunakan sapu lidi dan serok.
“Proyek pam jaya DKI bocor sampai ke jalanan kedua arah, itu bikin licin karena air plus lumpur. Info warga sekitar setiap hari begini sore sama tengah malem,” tulis akun @ijoeel dalam keterangannya.
Pantauan
Kompas.com
pada Jumat (26/9/2025) malam menunjukkan kondisi Jalan Basuki Rahmat sudah tidak dipenuhi lumpur.
Arus lalu lintas terpantau ramai lancar, meski endapan lumpur basah masih terlihat di pinggir jalan, diduga sisa dari proyek tersebut.
Sejumlah pekerja PAM Jaya masih beraktivitas di area proyek yang dibatasi pagar pembatas putih.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Tag: Arief Nasrudin
-
/data/photo/2025/09/26/68d6ae270133c.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
PAM Jaya Pastikan Luberan Lumpur di Jalan Basuki Rahmat Jatinegara Sudah Ditangani Megapolitan 29 September 2025
-

PAM Jaya bakal bangun 700 km sambungan pipa air bersih di 2026
Jakarta (ANTARA) – Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PAM) Jaya berencana menjalankan proyek besar penyambungan pipa air bersih sepanjang 700 kilometer (km) pada 2026.
Untuk menjalankan proyek ini, Direktur Utama Perusahaan Umum Daerah (Perumda) PAM Jaya Arief Nasrudin mengatakan, kurang lebih akan ada 100 lubang galian (pit) yang berpotensi berdampak pada arus lalu lintas.
Adapun titik “pit” itu tersebar di berbagai wilayah Ibu Kota. “Jalan terdampaknya berarti kurang lebih sekitar hampir ada 100 titik ‘pit’,” kata Arief di Jakarta, Sabtu.
Arief menjelaskan, meski jumlah titik galian mencapai ratusan, panjang total jaringan yang akan dikerjakan jauh lebih besar.
“Kilometernya tadi itu 700. Karena memang setiap jarak itu kan kurang lebih hampir 2-3 kilo ‘chamber’ kita ada,” kata Arief.
Arief menyebutkan, proyek 2026 akan difokuskan pada jaringan pipa dari Instalasi Pengolahan Air (IPA) Jatiluhur Hilir 1, Buaran 3 hingga Karian-Serpong.
“Itu ada memang cukup panjang, itu ada kurang lebih 700 kilometer tahun 2026. Itu untuk Jatiluhur Hilir 1, kemudian dan Buaran 3,” katanya.
Kemudian satu lagi dari Karian Serpong. “Tapi nanti mungkin lewat empat IPA kita yang sedang kita bangun,” katanya.
Untuk tahun 2025, sebagian besar pekerjaan galian disebut sudah rampung, meski ada beberapa tambahan titik yang masih harus diselesaikan sesuai kebutuhan warga.
Arief memaparkan, wilayah yang sudah ditangani sepanjang 2025 antara lain dari Ancol hingga Pesanggrahan.
Ia mengakui proyek galian ini akan mengganggu aktivitas masyarakat. Namun Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta ini berupaya meminimalkan dampak terhadap lalu lintas.
“Pastinya memang sekali lagi kepada masyarakat, kami mohon maaf, ada ‘chamber control’ yang nggak bisa ditutup. Tapi kita coba minimalisir supaya itu tidak memakan bahu jalan terlalu berlebihan,” kata Arief.
Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-
/data/photo/2025/09/19/68cd54c91fcc3.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Jakarta Krisis Air Bersih, PAM Jaya Diminta Percepat Transformasi Megapolitan 19 September 2025
Jakarta Krisis Air Bersih, PAM Jaya Diminta Percepat Transformasi
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Staf Khusus Gubernur DKI Jakarta, Firdaus Ali, menyebut Jakarta tengah krisis air bersih. Meski memiliki 13 sungai, tidak ada satu pun yang bisa dijadikan sebagai sumber air baku karena sudah tercemar.
Firdaus menilai kondisi ini membuat PAM Jaya harus segera melakukan transformasi agar layanan air perpipaan bisa menjangkau seluruh warga.
“Transformasi PAM Jaya menjadi Perseroda bukan berarti privatisasi, melainkan langkah membuka ruang manajemen yang lebih transparan,” ucap Firdaus dalam forum Balkoters Talk bertajuk Implementasi Smart Water Management untuk 100 Persen Layanan Air Jakarta di Balai Kota Jakarta, Jakarta Pusat, Jumat (19/9/2025).
Firdaus menegaskan, perubahan tata kelola air di Ibu Kota sudah tidak bisa ditunda. Ia menyoroti cakupan layanan air perpipaan di Jakarta yang masih di bawah 50 persen, sementara rata-rata nasional baru mencapai 20 persen.
“Pipanya ada, tapi airnya sering tidak mengalir,” ujarnya.
Menurut Firdaus, tantangan terbesar juga datang dari tingkat kebocoran air atau
nonrevenue
water
(NRW) yang mencapai 45–47 persen.
Angka ini disebutnya salah satu yang terburuk di dunia untuk kota berpenduduk lebih dari lima juta jiwa.
“Tantangan PAM Jaya tidak ringan, memperluas layanan sekaligus menekan kebocoran masif ini,” ujarnya.
Selain itu, Jakarta bergantung besar pada pasokan dari luar daerah. Lebih dari 80 persen air bersih di Jakarta disuplai dari Waduk Jatiluhur melalui Kanal Tarum Barat (Kali Malang).
“Kalau ada gangguan di Kali Malang, maka suplai 81 persen air Jakarta berhenti total. Itu jelas berbahaya bagi keamanan layanan air Ibu Kota,” jelasnya.
Firdaus kembali menekankan bahwa transformasi PAM Jaya menjadi Perseroda tidak ada kaitannya dengan privatisasi.
“Tidak ada hubungannya dengan swastanisasi. Kendali penuh tetap ada di PAM Jaya. Justru ini kesempatan untuk membangun
trust
publik melalui tata kelola yang terbuka,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan Jakarta berpacu dengan waktu menghadapi penurunan tanah, penggunaan air tanah, hingga ancaman rob.
“Kalau kita tidak bergerak cepat, jangan sampai tahun 2050 garis pantai sudah bergeser ke Harmoni. Solusinya jelas percepat layanan air perpipaan, kurangi kebocoran, dan perkuat sistem pertahanan pesisir,” ucap Firdaus.
Di sisi lain, Direktur Utama PAM Jaya Arief Nasrudin menyampaikan bahwa pihaknya terus mengejar target layanan 100 persen pada 2029.
Sejak pengambilalihan dari swasta pada Februari 2023, PAM Jaya telah menambah 124 ribu sambungan rumah tangga.
“Target yang dipatok Gubernur sampai 2029 mencakup pembangunan 7.000 kilometer pipa. Dampaknya menimbulkan kemacetan karena memang tidak bisa lagi tidak menggunakan badan jalan,” kata Arief.
Arief menambahkan, 70 persen jaringan pipa di Jakarta saat ini sudah berusia 25–40 tahun dan rawan bocor. Kebocoran ini membuat kerugian mencapai Rp 1 triliun setiap tahun.
Untuk mengatasi persoalan itu, PAM Jaya menyiapkan empat instalasi pengolahan air baru di Semanan, Muara Karang, Condet, dan Kanal Banjir Barat 2, serta teknologi penyaring agar kualitas air tetap layak minum.
“Tapi pesan Pak Gubernur jelas jangan bergantung pada satu sumber. Kami cari alternatif, bahkan ke Banten,” ujarnya.
Teknologi
water purifier
juga diluncurkan agar air perpipaan tetap layak minum meski melewati pipa lama.
“Air perpipaan PAM hanya Rp 1 per liter, sangat murah dibanding air kemasan. Kami ingin masyarakat beralih,” tegasnya.
Ia juga menyebut transformasi digital dipercepat, mulai dari peluncuran super apps, pemasangan
smart water
meter digital di 49 ribu pelanggan, hingga mobil laboratorium mikrobiologi untuk uji kualitas air di lapangan.
“PAM Jaya tidak mengambil air tanah, hanya mengolah air permukaan. Kami bekerja siang malam untuk mengakhiri ketergantungan warga pada air galon dan gerobak. Target 2029 harus tercapai,” ungkap Arief.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

PAM Jaya gratiskan biaya sambung baru bagi warga Jakarta
Jakarta (ANTARA) – Perumda PAM Jaya memberikan layanan sambung gratis bagi warga yang akan menjadi pelanggan baru, khususnya untuk golongan rumah tangga dengan kelompok tarif 2A1 dan 2A2 serta fasilitas umum.
“Kami mengajak warga untuk segera memanfaatkan kesempatan ini demi kenyamanan dan kesehatan keluarga,” kata Direktur Utama PAM Jaya Arief Nasrudin dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
Arief mengatakan bahwa untuk kelompok 2A1 dan 2A2, yaitu mereka yang mempunyai luas bangunan rumah kurang dari 70 meter persegi (m2) serta fasilitas sosial dan umum.
Menurut dia, calon pelanggan hanya perlu menyiapkan persyaratan sederhana seperti KTP, KK dan PBB/surat domisili. Kemudian cukup membayar Uang Jaminan Langganan (UJL) sebesar Rp35.000 yang langsung tercantum di tagihan pertama.
“Tidak ada biaya tambahan lain, tidak ada pungutan di lapangan, semua transparan dan resmi,” ujarnya.
Arief menyatakan bahwa PAM Jaya secara konsisten memperluas jaringan air perpipaan agar semakin banyak masyarakat yang merasakan manfaatnya.
Hasilnya mulai terlihat nyata, yaitu cakupan pelayanan air perpipaan telah mencapai 74,24 persen per 7 September 2025, dengan lebih dari 50.000 sambungan baru yang sudah terpasang sejak Januari 2025 hingga awal September 2025.
Jumlah sambungan baru ini membuktikan semakin banyak warga yang percaya dan telah menggunakan air perpipaan sebagai sumber utama kebutuhan air sehari-hari.
Namun, perjalanan menuju 100 persen cakupan pelayanan masih terus bergerak. BUMD Provinsi DKI Jakarta ini ingin lebih banyak warga Jakarta mendapatkan kenyamanan, keamanan dan kemudahan menggunakan air perpipaan.
“Untuk itu kami menghadirkan promo sambungan baru gratis sebuah kesempatan emas bagi warga untuk segera beralih dari penggunaan air tanah ke air perpipaan tanpa perlu memikirkan biaya pemasangan,” kata dia.
Perusahaan daerah itu juga memberikan harga khusus sambungan baru untuk kelompok rumah tangga 2A3 dan 2A4, yaitu luas bangunan lebih dari 70 m2 dengan hanya Rp627.500 sudah termasuk UJL dari sebelumnya Rp1.625.500.
“Melalui program ini, kami terus memperluas akses agar setiap warga Jakarta dapat menikmati manfaat air perpipaan,” kata dia.
Pewarta: Khaerul Izan
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-
/data/photo/2025/09/11/68c2cf6a15a5e.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Perkuat Layanan Publik, PAM JAYA Teken Kerja Sama dengan Perseroda PITS Megapolitan 11 September 2025
Perkuat Layanan Publik, PAM JAYA Teken Kerja Sama dengan Perseroda PITS
Tim Redaksi
KOMPAS.com
– Perumda Air Minum (PAM) JAYA memperkuat pelayanan publik melalui kerja sama strategis dengan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) lintas provinsi.
PAM JAYA sebagai BUMD milik Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta menjalin sama dengan Pengelolaan Perusahaan Perseroan Daerah (Perseroda) PT Pembangunan Investasi Tangerang Selatan (PITS) selaku BUMD Provinsi Banten.
Keduanya resmi berkolaborasi dalam menyediakan layanan air minum perpipaan bagi masyarakat di wilayah perbatasan Jakarta–Tangerang Selatan (Tangsel).
Kerja sama ini merupakan wujud komitmen antar-BUMD untuk memperkuat sinergi pelayanan air minum perpipaan lintas provinsi dengan tujuan mendukung pemenuhan kebutuhan air berkualitas bagi masyarakat di wilayah perbatasan Jakarta–Tangsel.
Ruang lingkup kerja sama mencakup pembangunan jaringan perpipaan, jual beli air curah, sinergitas pemanfaatan aset, penyaluran, dan pengalihan pelanggan di perbatasan wilayah Tangerang Selatan dari PAM JAYA kepada Perseroda PITS.
“Sinergi antara PAM JAYA dan Perseroda PITS Tangerang Selatan merupakan wujud nyata dari kolaborasi lintas provinsi untuk memberikan manfaat langsung kepada masyarakat,” ujar Direktur Utama PAM JAYA, Arief Nasrudin, dalam keterangan resminya, Kamis (11/9/2025).
Ia menjelaskan, kolaborasi ini menjadi langkah awal untuk menghadirkan layanan air minum perpipaan dengan kapasitas suplai hingga sepuluh liter per detik untuk melayani 1.000 rumah di sekitar wilayah Instalasi Pengolahan Air (IPA) Pesanggrahan.
Arief menegaskan bahwa kerja sama PAM JAYA dan Perseroda PITS menjadi tonggak penting dalam perjalanan PAM JAYA.
Pasalnya, kolaborasi ini sejalan dengan amanat regulasi nasional dan prinsip pelayanan publik yang berkelanjutan, sehingga diharapkan dapat memberi manfaat langsung bagi masyarakat sekaligus memperkuat koordinasi antarpemerintah daerah.
“Kami berharap kerja sama ini tidak hanya meningkatkan cakupan layanan air berkualitas, tetapi juga memperkuat hubungan antar-BUMD demi pelayanan publik yang lebih baik dan berkelanjutan,” tegas Arief.
Seluruh mekanisme kerja sama, mulai dari pembangunan jaringan perpipaan, pemanfaatan dan pengelolaan aset, hingga pembayaran, dijalankan berdasarkan prinsip transparansi, akuntabilitas dan tata kelola perusahaan yang baik (
good corporate governance/GCG
).
Dengan demikian, sinergi antar-BUMD ini diharapkan dapat menjadi contoh baik terkait cara koordinasi antarpemerintah provinsi agar mampu memberikan solusi nyata dalam memenuhi kebutuhan dasar masyarakat dengan kualitas layanan yang tetap terjaga.
Sebagai informasi, selain memberikan layanan air minum perpipaan, kerja sama ini juga menjadi simbol kontribusi nyata PAM JAYA sebagai penyetor pajak daerah ke Provinsi Banten.
Setoran pajak secara resmi diserahkan kepada Gubernur Banten Andra Soni dan disaksikan langsung oleh Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/08/29/68b1457451b99.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Pemprov DKI Optimalkan IPA untuk Penuhi Kebutuhan Air Bersih Warga Jakarta Megapolitan 29 Agustus 2025
Pemprov DKI Optimalkan IPA untuk Penuhi Kebutuhan Air Bersih Warga Jakarta
Editor
JAKARTA, KOMPAS.com
– Ketersediaan air bersih menjadi hal wajib bagi warga Ibu Kota, baik untuk keperluan rumah tangga maupun industri.
Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta mengupayakan berbagai strategi untuk memenuhi 100 persen cakupan air bersih di Jakarta. Salah satunya dengan pembangunan infrastruktur seperti instalasi pengolahan air (IPA).
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengatakan, inovasi teknologi dibutuhkan untuk mengolah air baku menjadi air perpipaan berstandar air minum, seperti di IPA Mookervart, Duri Kosambi, Jakarta Barat, yang diresmikan pada Jumat (9/5/2025).
Ia berharap, kehadiran IPA dapat memenuhi kebutuhan air bersih seluruh warga Ibu Kota.
“Dari air yang gelap dan hitam dari waduk, kemudian diproses IPA hingga akhirnya benar-benar bisa diminum. Saya meminta kepada Perusahaan Air Minum (PAM) Jaya agar cakupan air bersih di Jakarta dapat terus ditingkatkan dengan cara seperti ini, khususnya di kawasan padat penduduk,” kata Pramono, seperti dikutip dari Jakarta.go.id.
Dalam pelaksanaannya, Pemprov DKI Jakarta menggandeng PAM Jaya untuk mencapai target 100 persen layanan air bersih pada 2029. Pramono berharap PAM Jaya dapat terus berinovasi dalam mewujudkan kualitas hidup masyarakat yang lebih baik.
“Langkah ini butuh kerja keras, kolaborasi, dan dukungan masyarakat untuk menanggapi target ini lebih cepat dari rencana awal (2030),” ujar Pramono.
Sementara itu, Direktur Utama PAM Jaya Arief Nasrudin mengatakan IPA Mookevart, mampu menyuplai air perpipaan ke kawasan Rumah Susun Pesakih Daan Mogot, Rusun Pulau Intan, dan Rusun Hutama karya.
“IPA Mookevart sudah mencakup beberapa sambungan rumah masyarakat di sekitarnya, termasuk rusun dan apartemen. Penyaluran dilakukan melalui metode
bottom up
dengan cara mendatangi rumah warga yang berada di titik terendah (
low supply
), lalu dibangun
water treatment plant
(WTP) komunal untuk menyalurkan air bersih,” kata Arief.
Untuk diketahui, IPA Mookervart menggunakan teknologi
moving bed bio reactor
(MBBR) yang mampu mengolah polutan organik dan amonia dengan bantuan organisme yang tumbuh pada satu media.
Selanjutnya, air baku yang tersedia diproses melalui metode ultrafiltration dengan membran untuk menyaring partikel, mulai dari debu, bakteri, hingga virus. Sedangkan pemisahan garam dan zat pencemar lain dilakukan menggunakan teknologi
reverse osmosis
(RO) sehingga dihasilkan air bersih dengan kualitas tinggi.
Saat ini, terdapat 13 IPA yang tersebar di berbagai wilayah di Jakarta, baik yang dikelola oleh badan usaha milik daerah (BUMD) atau oleh mitra swasta. Empat IPA berada di Pejompongan I dan II, Cilandak, dan Taman Kota. IPA di wilayah ini dikelola oleh PALYJA.
Tiga IPA yang sudah beroperasi berada di Buaran I, II, dan III dikelola oleh PAM Jaya. IPA Buaran sendiri merupakan salah satu fasilitas paling besar di Indonesia dengan produksi gabungan 9.000 liter per detik.
Sementara itu, ada dua IPA yang masih dibangun, yaitu IPA Pesanggrahan dan Ciliwung yang ditargetkan akan selesai pada September 2025.
Salah satu warga yang merasakan manfaat dari IPA adalah Andi (37). Pria yang tinggal di daerah Makasar, Jakarta Timur ini sudah mendapatkan akses air bersih sejak dibangunnya IPA Buaran III.
Sejak dulu, daerah rumah Andi sering kekurangan air bersih akibat sistem distribusi air yang tidak merata. Hal tersebut membuat warga mengandalkan sumber air seadanya.
“Sejak ada IPA Buaran III, saya dan keluarga sekarang tidak perlu khawatir lagi kekurangan air (bersih), terutama saat musim kemarau. Sebelumnya, kami menggunakan sumur bor yang kualitas airnya jelek,” kata Andi, seperti diberitakan Kompas.id, Rabu (7/5/2025).
Hal senada dikatakan Maryati (42). Ia mengaku sangat bersyukur karena telah mendapatkan air bersih dengan lebih mudah. Sejak IPA Buaran III beroperasi, akses air bersih ke rumahnya lancar.
“Kami sudah lama mengandalkan air tanah yang kualitasnya semakin menurun. Kadang airnya keruh atau tidak cukup untuk kebutuhan rumah tangga sehingga harus beli air isi ulang,” ujar Maryati.
Dengan adanya IPA Buaran III, ia berharap masalah sulitnya air bersih di kawasan Jakarta Timur bisa teratasi.
“Semoga (IPA) terus dipelihara dan dilakukan pemeriksaan rutin terhadap jaringan pasokan agar aliran air tetap stabil dan dapat terus dirasakan oleh masyarakat,” ucap Maryati.
Kehadiran IPA sebagai langkah strategis memenuhi kebutuhan air masyarakat mendapat perhatian dari pengamat manajemen air dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Agus Maryono. Menurutnya, langkah ini perlu dilakukan karena air bersih merupakan kebutuhan mendasar yang harus dipenuhi.
“Setiap masyarakat yang tinggal di kota seperti Jakarta membutuhkan akses air bersih. Tidak boleh ada seorang pun yang tidak mendapatkan akses air bersih.Sebab air adalah kebutuhan mendasar yang dapat menunjang kehidupan yang lebih baik,” kata Agus kepada Kompas.com, Kamis (28/8/2025).
Terkait penggunaan IPA, Agus menilai fasilitas ini sangat diperlukan karena dapat mengolah air dari sungai atau waduk agar aman digunakan. Namun, perlu pengawasan kualitas dari semua prosesnya, mulai dari pengambilan, pengolahan, hingga distribusinya.
“Selama kajiannya sesuai dengan standar air bersih, aman digunakan. Proses akhir dari pengolahan air melalui IPA juga harus dicek dan terus dipantau,” jelas Agus.
Selanjutnya, kata Agus, jika air yang diolah sudah sesuai standar, kapasitas air juga perlu diperhitungkan. Apalagi kebutuhan air bersih di Jakarta mencapai sekitar 43.000 liter per detik.
“Berapa liter per detik yang mampu dihasilkan juga harus disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Regulasi pemanfaatan air bersih juga harus diperhatikan. Jangan sampai ada kebocoran air yang justru malah membuat distribusi air tidak maksimal,” ujarnya.
Dengan berbagai fasilitas pengolahan air yang ada di Jakarta, mulai dari IPA,
sea water reverse osmosis
(SWRO), dan reservoir, Agus menilai upaya cakupan air bersih 100 persen dapat terwujud pada 2030. Namun, pencapaian ini kembali pada kemampuan pemerintah dalam melakukan perencanaan, termasuk penyediaan dana, regulasi, dan distribusi air, yang optimal.
“Sumber air di Jakarta ada banyak, ada air dari sungai atau waduk, air tanah, air laut, dan air hujan. Saya rasa sudah saatnya pemerintah di Jakarta juga mengembagkan fasilitas yang dapat menampung air hujan untuk dijadikan air bersih. Curah hujan di Jakarta cukup tinggi dan dapat dijadikan opsi tambahan sebagai sumber air yang mau diolah untuk masyarakat,” ucap Agus. (Rindu Pradipta Hestya)
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

PAM Jaya Tutup Titik Galian Jatiwaringin-Hek, Lalin Kembali Lancar
JAKARTA – Perumda PAM Jaya menutup dan memadatkan kembali sejumlah titik galian proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Buaran Hilir di ruas Jatiwaringin–Hek Kramat Jati.
Galian sempat mengakibatkan lalu lintas tersendat. Setelah penutupan lubang galian, kondisi lalu lintas di kawasan tersebut mulai berangsur normal.
Direktur Utama PAM Jaya, Arief Nasrudin, menyebutkan pihaknya memahami pekerjaan galian sempat mengganggu kenyamanan pengguna jalan. Karena itu, percepatan penyelesaian dilakukan tanpa mengurangi kualitas pekerjaan.
“Kami berupaya menyelesaikan pekerjaan dengan cepat, tetap menjaga kualitas, serta memastikan lalu lintas kembali kondusif. Kami berkomitmen menghadirkan layanan air minum perpipaan yang lebih baik bagi warga Jakarta,” ujar Arief dalam keterangannya, Kamis, 28 Agustus.
Adapun titik-titik yang sudah ditutup dan dipadatkan yaitu depan Dimsum Bole Kaka Jatiwaringin, depan Masjid Nurul Ikhsan (putaran Mall Pondok Gede), depan Kantor Satuan Konstruksi TNI AU, depan Monumen Lubang Buaya, depan Kantor Pegadaian (belokan menanjak), depan akses masuk Halim Dirgantara dan lampu merah Hek Kramat Jati.
Sejumlah lokasi tersebut kini dalam tahap pemantauan kondisi tanah. Arief berujar, hal ini untuk memastikan area benar-benar aman sebelum nantinya dirapikan seperti semula.
Dalam kesempatan ini, Arief mengapresiasi kesabaran warga selama proses berlangsung. “Kami akan terus berupaya maksimal agar seluruh pekerjaan terselesaikan dengan baik, aman, dan memberi manfaat besar bagi masyarakat,” pungkasnya.


