Tag: Arfan

  • Gempar Jasad Ibu-Anak Ditemukan dalam Toren di Jakbar

    Gempar Jasad Ibu-Anak Ditemukan dalam Toren di Jakbar

    Jakarta

    Penemuan jasad ibu dan anak di Tambora, Jakarta Barat bikin gempar. Jasad keduanya ditemukan berada di dalam sebuah toren air di rumahnya.

    Kedua korban itu adalah ibu berinisial TSL (59) dan anak perempuannya, ES (35). Jasad keduanya ditemukan pada Jumat, 7 Maret 2025, dini hari.

    Polisi masih mengusut kematian ibu dan anak ini. Dugaan polisi, kedua korban tewas dibunuh. Berikut rangkumannya.

    Penemuan Jasad Ibu dan Anak

    Kasat Reskrim AKBP Arfan Zulkan membenarkan adanya penemuan mayat ibu dan anak dalam toren tersebut. Saat ini polisi masih menyelidiki penemuan dua jenazah tersebut.

    “Ya benar, dua wanita ditemukan sudah meninggal di dalam toren air dalam rumah,” ujar Arfan, kepada wartawan, Sabtu (8/3).

    ADVERTISEMENT

    `;
    var mgScript = document.createElement(“script”);
    mgScript.innerHTML = `(function(w,q){w[q]=w[q]||[];w[q].push([“_mgc.load”])})(window,”_mgq”);`;
    adSlot.appendChild(mgScript);
    },
    function loadCreativeA() {

    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;
    adSlot.innerHTML = “;

    if (typeof googletag !== “undefined” && googletag.apiReady) {
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    } else {
    var gptScript = document.createElement(“script”);
    gptScript.src = “https://securepubads.g.doubleclick.net/tag/js/gpt.js”;
    gptScript.async = true;
    gptScript.onload = function () {
    window.googletag = window.googletag || { cmd: [] };
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.defineSlot(‘/4905536/detik_desktop/news/static_detail’, [[400, 250], [1, 1], [300, 250]], ‘div-gpt-ad-1708418866690-0’)
    .addService(googletag.pubads());
    googletag.enableServices();
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    };
    document.body.appendChild(gptScript);
    }
    }
    ];

    var currentAdIndex = 0;
    var refreshInterval = null;
    var visibilityStartTime = null;
    var viewTimeThreshold = 30000;

    function refreshAd() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;
    currentAdIndex = (currentAdIndex + 1) % ads.length;
    adSlot.innerHTML = “”;
    ads[currentAdIndex]();
    }

    var observer = new IntersectionObserver(function (entries) {
    entries.forEach(function (entry) {
    if (entry.intersectionRatio > 0.1) {
    if (!visibilityStartTime) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    } else {
    visibilityStartTime = null;
    if (refreshInterval) {
    clearInterval(refreshInterval);
    refreshInterval = null;
    }
    }
    });
    }, { threshold: 0.1 });

    function checkVisibility() {
    if (visibilityStartTime && (new Date().getTime() – visibilityStartTime >= viewTimeThreshold)) {
    refreshAd();
    if (!refreshInterval) {
    refreshInterval = setInterval(refreshAd, 30000);
    }
    } else {
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    }

    document.addEventListener(“DOMContentLoaded”, function () {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) {
    console.error(“❌ Elemen #ad-slot tidak ditemukan!”);
    return;
    }
    ads[currentAdIndex]();
    observer.observe(adSlot);
    });

    var mutationObserver = new MutationObserver(function (mutations) {
    mutations.forEach(function (mutation) {
    if (mutation.type === “childList”) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    });
    });

    mutationObserver.observe(document.getElementById(“ad-slot”), { childList: true, subtree: true });

    “Iya, ibu dan anak, benar” sambung dia.

    Diduga Korban Pembunuhan

    Polisi masih menyelidiki kasus kematian ibu dan anak dalam toren ini. Polisi menduga, keduanya tewas dibunuh.

    “Diduga korban pembunuhan,” imbuh Arfan.

    Sempat Dilaporkan Hilang

    Mayat ibu dan anak ini terungkap setelah polisi menerima laporan orang hilang. Kedua korban dilaporkan hilang oleh anak nomor dua dari TSL.

    “Awalnya ada laporan hilang dari anaknya yang nomor dua,” ungkapnya.

    Arfan mengatakan anak nomor 2 ini juga tinggal di dalam rumah. Namun saat itu, dia mengaku tak menemukan keduanya.

    “Tinggal di situ juga, cuma dia kerja. Dicari-cari nggak ada,” cetusnya.

    Baca selanjutnya: ada percekcokan

    Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat AKBP Arfan Zulkan Sipayung (Foto: dok. Istimewa)

    Komunikasi Terakhir Kedua Korban

    Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan kasus ini dilaporkan oleh R ke Polsek Tambora. R melaporkan keduanya hilang setelah berkomunikasi terakhir pada Sabtu (1/3).

    “Pada hari Sabtu tanggal 1 Maret 2025 pukul 20.00 WIB, Korban 1 (TSL) memberi tahu melalui pesan WhatsApp bahwa akan menginap di Teluk Gong dan Korban 2 (ES) akan pulang ke rumah,” kata Ade Ary dalam keterangannya kepada wartawan, Sabtu (8/3).

    Setelah mendapatkan kabar tersebut, R kemudian menunggu keduanya. Namun, sampai 2×24 jam, keduanya tidak memberikan kabar lagi kepada R.

    “Akhirnya Pelapor (R) melaporkan ke Polsek Tambora untuk pencarian orang hilang,” imbuhnya.

    Luka di Tubuh Korban

    AKBP Arfan Zulkan mengungkapkan ada perlukaan di tubuh ibu dan anak itu. Arfan belum menjelaskan detail terkait luka tersebut.

    “Ada (luka),” kata Kasat Reskrim AKBP Arfan Zulkan kepada wartawan, Sabtu (8/3).

    Dia mengatakan jenazah kedua korban dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk dilakukan visum.

    Baca selanjutnya: kesaksian tetangga

    Ilustrasi Police Line. (Getty Images/D-Keine)

    Tetangga Ungkap Percekcokan

    Tetangga korban, Surya, mengungkapkan TLS sempat cekcok dengan putranya yang berinisial R. Percekcokan terjadi lantaran R ingin menikah tapi TSL tak mengizinkan karena kakak R, korban ES, belum menikah.

    “Kakaknya sih usianya 35 tahun, adiknya mau nikah, sempat ada cekcok,” kata Surya, dilansir Antara, Sabtu (8/3/2025).

    Surya mengaku terakhir kali bertemu dengan TSL sebelum bulan Ramadan. Saat itu, ia berpapasan dan bertegur sapa dengan korban karena saling mengenal.

    “Dia orang lama di sini, sebelum saya tinggal di sini, dia sudah ada di sini. Saya saja di sini dari 2010,” tutur Surya.

    Menurut Surya, TSL tinggal bersama anak perempuannya ES. Sedangkan R memilih tinggal sendiri di sebuah indekos yang tidak ia ketahui lokasinya.

    Rumah TSL dan ES ini memiliki 3 lantai, namun hanya lantai satu yang ditinggali korban. Sementara itu, lantai dua dan tiga dijadikan kamar petakan untuk dikontrakkan.

    “Kalau yang ngontrak kan masuknya dari pintu luar. Nggak menyatu sama rumah korban. Tangganya di samping,” ucap Surya.

    Halaman 2 dari 3

    (mea/mea)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Ibu dan Anak Ditemukan Tewas dalam Toren di Tambora, Diduga Korban Pembunuhan

    Ibu dan Anak Ditemukan Tewas dalam Toren di Tambora, Diduga Korban Pembunuhan

    JAKARTA – Warga Jalan Angke Barat, RT 05/RW 02, Kelurahan Angke, Tambora, Jakarta Barat, digemparkan dengan penemuan jasad seorang ibu berinisial TSL dan anak perempuannya berinisial ES (35) di dalam bak penampungan air (toren) rumah mereka pada Jumat 7 Maret dini hari.

    Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, AKBP Arfan Zulkan Sipayung, mengonfirmasi bahwa kedua wanita tersebut diduga merupakan korban pembunuhan.

    “Ya benar, dua wanita ditemukan sudah meninggal di dalam toren dalam rumah. (Diduga) korban pembunuhan,” ujar Arfan saat dikonfirmasi Antara, Sabtu 8 Maret.

    Salah satu tetangga korban, Surya, mengungkapkan bahwa sebelum kejadian, TSL sempat berselisih dengan anak lelakinya yang berinisial R. Perselisihan tersebut terjadi karena R ingin menikah, namun tidak diizinkan oleh ibunya sebelum kakak perempuannya, ES, menikah lebih dulu.

    “Kakaknya usianya 35 tahun, adiknya mau nikah, sempat ada cekcok,” kata Surya.

    Menurut Surya, TSL dan ES tinggal bersama di rumah tersebut, sementara R memilih tinggal di tempat lain, yakni di sebuah indekos yang lokasinya tidak diketahui.

    Rumah korban sendiri memiliki tiga lantai, di mana hanya lantai satu yang dihuni oleh TSL dan ES, sedangkan lantai dua dan tiga disewakan sebagai kamar petakan.

    “Kalau yang ngontrak kan masuknya dari pintu luar. Enggak menyatu sama rumah korban. Tangganya di samping,” jelas Surya.

    Polisi Dalami Kasus

    Hingga kini, pihak kepolisian masih menyelidiki kasus ini untuk mengidentifikasi pelaku dan motif di balik dugaan pembunuhan tersebut.

    “Kami sudah lakukan olah TKP dan mengumpulkan bukti-bukti yang dapat mengungkap kasus ini,” ujar Arfan.

    Polisi juga akan memeriksa lebih lanjut latar belakang korban dan kemungkinan adanya konflik dalam keluarga yang berujung pada kejadian tragis ini. Kasus ini masih dalam penyelidikan lebih lanjut oleh Polres Metro Jakarta Barat

  • Mayat Ibu dan Anak dalam Toren Air Gegerkan Warga, Sekampung Bau Bangkai!

    Mayat Ibu dan Anak dalam Toren Air Gegerkan Warga, Sekampung Bau Bangkai!

    TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA BARAT – Warga di Jalan Angke Barat, Tambora, Jakarta Barat, digegerkan dengan penemuan dua mayat wanita dalam toren air milik rumah korban pada Kamis malam (6/3/2025) sekitar pukul 23.00 WIB.

    Kedua korban diketahui merupakan ibu dan anak, yang ditemukan dalam kondisi mengenaskan.

    Penemuan ini bermula dari bau menyengat yang menyebar di sekitar lingkungan rumah korban, memicu kecurigaan warga setempat.

    Setelah dilakukan pengecekan, jasad TSL (59) dan anaknya ES (35) ditemukan dengan luka-luka di tubuh mereka, menimbulkan dugaan kuat bahwa mereka menjadi korban pembunuhan.

    Dugaan Pembunuhan

    Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, AKBP Arfan Zulkan Sipayung, mengonfirmasi bahwa kondisi jasad korban mengindikasikan tindak kekerasan.

    “Ada luka pada tubuh korban,” ujarnya saat dikonfirmasi pada Sabtu (8/3/2025).

    Meski demikian, polisi belum merinci kronologi pasti kejadian tersebut.

    Saat ini, kedua jenazah telah dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati untuk proses visum guna mengungkap penyebab pasti kematian mereka.

    Bau Menyengat

    Seorang warga setempat, Sripriyanty (45), yang merupakan Ketua RT 05 RW 002, mengaku pertama kali mendapat kabar dari anak korban melalui telepon.

    Saat tiba di lokasi, ia mendapati banyak polisi tengah melakukan olah TKP.

    “Saya kaget, rumahnya sudah dijaga dan tidak ada yang boleh mendekat. Proses evakuasi lama, jenazah baru dikeluarkan sekitar pukul 04.00 WIB,” ungkapnya.

    Tetangga lain menambahkan bahwa bau menyengat mulai tercium lebih kuat ketika jenazah dievakuasi.

    “Awalnya tidak tercium, tapi begitu mayat dibawa ke rumah sakit, bau itu mulai menyebar ke mana-mana,” ujar seorang warga.

    Mobil Penyedot WC

    Keanehan lain yang menarik perhatian warga adalah kehadiran mobil penyedot WC di sekitar lokasi kejadian.

    Namun, mobil tersebut ternyata bukan untuk menyedot limbah, melainkan air bekas dari area sekitar tempat penemuan mayat.

    Hingga kini, polisi masih terus menyelidiki kasus ini dan mengumpulkan bukti guna mengungkap siapa pelaku di balik tragedi mengerikan ini.

    Warga setempat berharap misteri ini segera terungkap agar mereka merasa lebih tenang dan aman.

  • Mayat Ibu dan Anak Ditemukan di Toren Tambora, Bau Menyengat dan Luka di Tubuh, Diduga Pembunuhan – Halaman all

    Mayat Ibu dan Anak Ditemukan di Toren Tambora, Bau Menyengat dan Luka di Tubuh, Diduga Pembunuhan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kejadian menggemparkan terjadi di kawasan Jalan Angke Barat, Tambora, Jakarta Barat, ketika dua mayat wanita, ibu dan anak, ditemukan di dalam toren milik rumah korban pada Kamis malam (6/3/2025) sekitar pukul 23.00 WIB.

    Penemuan yang mengejutkan warga sekitar ini meninggalkan aroma tak sedap yang menyebar ke seluruh lingkungan, menambah misteri atas nasib malang yang menimpa kedua korban.

    Kedua korban, TSL (59 tahun) dan anaknya ES (35 tahun), ditemukan dalam kondisi mengenaskan, dengan beberapa luka pada tubuh mereka. 

    Polisi langsung melakukan penyelidikan lebih lanjut guna memastikan bahwa keduanya kemungkinan besar merupakan korban pembunuhan.

    Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, AKBP Arfan Zulkan Sipayung, mengonfirmasi bahwa luka pada jasad korban memperkuat dugaan anak dan ibu tersebut jadi korban pembunuhan. 

    “Ada, ada (luka),” ujar Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat AKBP Arfan Zulkan Sipayung saat dikonfirmasi, Sabtu (8/3/2025). 

    Kondisi TSL dan ES itu memperkuat dugaan bahwa mereka merupakan korban pembunuhan. 

    Namun, Arfan tidak menjelaskan lebih lanjut terkait kronologi awal penemuan mayat tersebut. 

    Ia menyebut, kedua jasad korban saat ini telah dibawah ke ke Rumah Sakit Polri Kramatjati untuk divisum. 

    “(Jenazah dibawa ke RS Kramatjati. Hasil visumnya pasti akan keluar,” kata Arfan. Sejauh ini, polisi masih menggelar serangkaian penyelidikan demi membuat kasus terang benderang.

    Polisi masih mengumpulkan bukti dan menggali lebih dalam untuk mengungkap siapa pelaku di balik kejadian ini.

    Aroma Tak Sedap Menyebar, Warga Geger

    MAYAT DALAM TOREN – Rumah yang menjadi lokasi penemuan mayat ibu dan anak dalam toren, diduga korban pembunuhan di kawasan Jalan Angke Barat, Tambora, Jakarta Barat, Sabtu (8/3/2025). (Kompas.com/Intan Afrida Rafni)

    Aroma menyengat yang keluar dari rumah tempat kedua jasad itu ditemukan sudah tercium sejak Kamis malam itu. 

    Ketua RT 05 RW 002, Sripriyanty (45), yang diminta melalui telepon oleh anak korban untuk datang, langsung terkejut begitu tiba di lokasi kejadian.

    Sebab, tiba-tiba dirinya melihat banyak polisi yang berjaga di gang rumah korban.  

    “Saya kaget karena banyak polisi. Itu juga enggak boleh ada yang mendekat rumahnya dulu karena kayanya lagi olah TKP. Lama banget polisi di sana.” 

    “Jenazahnya kalau enggak salah jam 04.00 WIB baru dikeluarin dari rumah,” ujar Sripriyanty.

    Tanggapan serupa datang dari tetangga yang menyebutkan bahwa bau tak sedap baru terasa begitu jenazah dibawa ke rumah sakit pada Jumat dini hari.

    “Sebelumnya, baunya nggak kecium, baru pas jenazah dikeluarkan bau itu mulai menyebar,” katanya.

    Mobil Penyedot WC Terparkir di Lokasi

    Keanehan juga terlihat saat sebuah mobil penyedot WC terparkir sekitar 30 meter dari rumah korban. Namun, mobil tersebut tidak digunakan untuk menyedot kotoran, melainkan untuk menyedot air bekas yang ada di sekitar tempat penemuan jenazah.

    Warga setempat yang menyaksikan kejadian tersebut tampak mengenakan masker, berusaha menghindari bau menyengat yang terus menyebar di sekitar rumah yang kini telah dipasang garis polisi.

    Sementara itu, penyelidikan terus berlangsung untuk mengungkap penyebab pasti kematian ibu dan anak ini. Warga sekitar masih dibuat penasaran dengan misteri yang melingkupi peristiwa ini, berharap polisi segera mengungkap fakta di balik tragedi tersebut.

  • Mayat Ibu dan Anak Ditemukan dalam Tandon Air di Tambora Jakbar, Polisi Duga Korban Pembunuhan – Halaman all

    Mayat Ibu dan Anak Ditemukan dalam Tandon Air di Tambora Jakbar, Polisi Duga Korban Pembunuhan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Penemuan dua mayat wanita dalam tandon air menggegerkan warga Jalan Angke Barat, Tambora, Jakarta Barat.

    Dua jasad itu berada di tempat penampungan air sebuah rumah pada Jumat (7/3/2025) pukul 01.30 WIB. 

    Korban diketahui berinisial TSL (59) dan ES (35).

    Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat AKBP Arfan Zulkan Sipayung membenarkan kejadian tersebut. 

    “Ya benar dua wanita ditemukan sudah meninggal di dalam toren rumah,” ujar Arfan saat dikonfirmasi, Sabtu (8/3/2025).

    Dugaan sementara kedua korban merupakan korban pembunuhan.

    Kedua korban diketahui ibu dan anak. 

    “Dua orang (korban) ibu dan anak. Diduga meninggal akibat pembunuhan dugaan kasusnya Pasal 338 KUHP,” ujar Arfan.

    Tim Reskrim Polres Metro Jakarta Barat bersama Polsek Tambora masih melakukan penyelidikan guna mengungkap pelaku.

    Termasuk untuk motif kejadian, pihak kepolisian telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

    Bukti-bukti masih dikumpulkan agar kasus ini bisa terungkap.

    Beberapa saksi telah dimintai keterangan guna membantu proses penyelidikan. 

    Arfan mengatakan, terduga pelaku saat ini sedang dalam proses pengerjaan. 

    Sementara itu, jasad kedua korban sudah dievakuasi ke Rumah Sakit Polri Kramatjati. 

    “Untuk yang di Tambora ini masih lidik,” pungkasnya. 

  • Mayat Ibu dan Anak Ditemukan di Toren Tambora, Bau Menyengat dan Luka di Tubuh, Diduga Pembunuhan – Halaman all

    BREAKING NEWS Mayat Ibu dan Anak Ditemukan dalam Toren Air di Tambora, Diduga Korban Pembunuhan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Penemuan dua mayat wanita dalam toren atau tandon air sebuah rumah di kawasan Tambora, Jakarta Barat, Jumat (7/3/2025), mengejutkan warga sekitar.

    Kedua korban, yang diketahui adalah ibu dan anak, ditemukan sekitar pukul 01.30 WIB, mengambang di dalam toren air.

    Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, AKBP Arfan Zulkan Sipayung, membenarkan penemuan tragis mayat ibu dan anak di Tambora ini.

    “Ya, benar, dua wanita ditemukan sudah meninggal di dalam toren rumah,” ujarnya saat dikonfirmasi, Sabtu (8/3/2025).

    Kedua korban berinisial TSL (59) dan ES (35).

    “(Korban) dua orang, ibu dan anak,” jelas Arfan.

    Dugaan sementara, kedua korban adalah korban pembunuhan.

    “Dua orang (korban) ibu dan anak. Diduga meninggal akibat pembunuhan dugaan kasusnya Pasal 338 KUHP,” ujar Arfan.

    Tim Reskrim Polres Metro Jakarta Barat bersama Polsek Tambora segera melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan memintai keterangan dari beberapa saksi untuk mengungkap pelaku serta motif kejadian.

    Pihak kepolisian terus mengumpulkan bukti-bukti untuk mengungkap lebih lanjut kasus ini.

    Jasad kedua korban telah dievakuasi ke Rumah Sakit Polri Kramatjati untuk keperluan autopsi.

    Saat ini, proses penyelidikan masih berlangsung, dan pihak berwajib tengah bekerja keras untuk segera menangkap pelaku pembunuhan tersebut. (Tribunnews.com/Kompas.com)

     

  • Geger! Ibu dan Anak di Tambora Jakbar Ditemukan Tewas dalam Toren Air – Page 3

    Geger! Ibu dan Anak di Tambora Jakbar Ditemukan Tewas dalam Toren Air – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Warga Tambora, Jakarta Barat (Jakbar) digegerkan dengan penemuan dua jasad ibu dan anak di dalam toren air. Kedua jasad itu ditemukan di sebuah rumah di Jalan Angke Barat, Tambora, Jakbar.

    Korban diketahui seorang ibu dan anaknya, berinisial TSL (59) dan ES (35). Keduanya ditemukan tak bernyawa di dalam toren air pada Jumat, 7 Maret 2025 pukul 01.30 WIB.

    Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, AKBP Arfan Sipayung membenarkan penemuan jasad ibu dan anak tersebut. Dia menduga ibu dan anak ini menjadi korban pembunuhan.

    “Iya, dua orang, ibu dan anak. Diduga meninggal akibat pembunuhan. Dugaan kasusnya Pasal 338 KUHP,” ujar Arfan kepada wartawan, Sabtu (8/3/2025).

    Namun, polisi belum mengungkap detail kronologi kasus ini. Dia mengatakan, terduga pelaku pembunuhan saat ini sedang dalam proses pengejaran.

  • Pemerintah Diminta Percepat Green Jobs untuk Anak Muda dan Transparansi Pengelolaan Energi Nasional – Halaman all

    Pemerintah Diminta Percepat Green Jobs untuk Anak Muda dan Transparansi Pengelolaan Energi Nasional – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Youth Energy Council (YeC), yang lebih dikenal sebagai Dewan Energi dan Lingkungan Nasional, menemui Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI untuk menyampaikan aspirasi anak muda Indonesia untuk adanya pekerjaan di sektor hijau (green jobs) dan pengelolaan energi nasional yang transparan dan akuntabel. 

    Hal tersebut secara resmi dirumuskan dalam lima poin kebijakan dan diserahkan langsung kepada Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI, Eddy Soeparno di Senayan, Jakarta Pusat.

    Hadir dalam audiensi ini, YeC Chairman, Fadli Rahman, serta para tokoh muda pendiri YeC lain, yang juga aktif di sektor energi dan lingkungan, yaitu Ferro Ferizka  (Founder Pijar Foundation), Billy Mambrassar (Founder Containder), dan Arfan Arlanda (Founder Jejakin). 

    Mereka menegaskan bahwa gerakan ini tidak hanya datang dari kalangan organisasi atau komunitas pemuda, tetapi juga dari para inovator dan pelaku industri yang peduli terhadap masa depan energi Indonesia.

    “YeC mendorong pemerintah untuk segera mengambil langkah nyata dalam sektor energi dan lingkungan yang merupakan keinginan anak muda Indonesia,” kata YeC Chairman Fadli Rahman dalam keterangannya, Kamis (6/3/2025).

    Aspirasi ini dirumuskan setelah YeC mengadakan kunjungan ke berbagai daerah di Indonesia, mengadakan forum diskusi bersama hampir 1.000 anak muda sebagai bentuk kepedulian mereka terhadap keberlanjutan energi dan kualitas lingkungan di Indonesia. 

    Dari hasil forum diskusi tersebut, Chairman YeC menyerahkan white papper yang berisi 5 isu atau poin yang harus diselesaikan oleh pemerintah saat ini yang menjadi keresahan anak muda.

    Pertama yakni Transparansi Tata Kelola Energi: Mencegah Korupsi dan Inefisiensi

    “Poin utama yang disampaikan dalam audiensi ini adalah tuntutan YeC terhadap transparansi dalam tata kelola energi nasional. Mereka menyoroti bagaimana sektor energi di Indonesia masih rentan terhadap inefisiensi dan kurangnya keterbukaan dalam pengelolaan sumber daya serta distribusi subsidi energi,” kata Fadli.

    Menurut Fadli, pemerintah harus lebih serius dalam memastikan bahwa kebijakan energi dikelola dengan transparan dan berbasis data yang akurat.

    “Industri energi adalah sektor yang sangat strategis dan menjadi tulang punggung ekonomi nasional. Namun, jika tata kelolanya tidak transparan, kita tidak hanya kehilangan potensi investasi besar di energi terbarukan, tetapi juga berisiko mengalami kebocoran anggaran yang seharusnya bisa dimanfaatkan untuk pengembangan infrastruktur energi hijau,” ujar Pemuda yang juga merupakan Direktur Strategis Pertamina NRE ini.

    Dia juga menegaskan bahwa Indonesia membutuhkan sistem yang lebih terbuka dalam distribusi subsidi energi dan pengalokasian investasi di sektor energi terbarukan. 

    “Kami menuntut keterbukaan data terkait subsidi energi, proyek infrastruktur, serta skema investasi di sektor energi terbarukan agar masyarakat dapat mengawal penggunaan anggaran negara secara lebih transparan,” tambahnya.

    Billy Mambarasar selaku Sekretaris Jendral YeC yang juga pendiri Start Up Containder, juga menyoroti perlunya percepatan transisi ke energi bersih dengan kebijakan yang lebih akuntabel.

    “Kita tidak bisa terus-menerus mengandalkan energi fosil jika ingin mencapai target Net Zero Emission 2060. Perlu ada strategi nasional yang jelas, terukur, dan berbasis data dalam pengembangan energi terbarukan, agar Indonesia tidak tertinggal dibandingkan negara lain,” jelas Billy.

    Kedua yakni Polusi Udara dan Sampah: Krisis yang Kian Mendesak

    Selain itu, YeC menyoroti buruknya pengelolaan sampah yang berkontribusi besar terhadap polusi udara. 

    Kualitas udara di kota-kota besar seperti Jakarta dan Bandung semakin memburuk akibat pembakaran sampah yang tidak terkendali serta pengelolaan limbah yang masih tradisional.

    Menurut YeC, solusi utama untuk mengatasi masalah ini adalah meningkatkan kapasitas ekonomi sirkular serta mendorong industri untuk lebih aktif dalam daur ulang dan pengolahan sampah secara berkelanjutan.

    “Pemerintah harus lebih serius dalam membangun sistem pengelolaan sampah yang lebih modern, termasuk teknologi waste-to-energy. Sebagian besar sampah di Indonesia masih berakhir di TPA tanpa ada solusi jangka panjang, padahal di negara lain, sampah bisa menjadi sumber energi alternatif,” kata dia.

    Arfanda selaku Pendiri Start Up JEJAKIN, yang menjabat sebagai Wakil Ketua YeC bidang lingkungan menekankan pentingnya insentif bagi industri daur ulang agar lebih banyak perusahaan yang terlibat dalam pengelolaan limbah secara bertanggung jawab.

    “Kami membutuhkan lebih banyak investasi di sektor ini, serta regulasi yang lebih ketat terhadap industri yang menghasilkan limbah berbahaya,” tambah Arfan.

    Ketiga, Percepatan Green Jobs: Janji yang Harus Direalisasikan

    YeC juga menegaskan bahwa kebijakan ini telah dirumuskan oleh Dewan Pakar YeC, yang terdiri dari ilmuwan dan insinyur berpengalaman. 

    Salah satu sorotan utama dalam rekomendasi ini adalah percepatan penciptaan Green Jobs yang masih jauh dari target pemerintah.

    YeC menekankan bahwa tanpa kesiapan tenaga kerja hijau, transisi energi hanya akan menjadi wacana belaka. 

    “Banyak negara di Asia Tenggara seperti Vietnam dan Filipina telah mulai mengintegrasikan tenaga kerja hijau dalam strategi industrinya, sementara di Indonesia, langkah tersebut masih berjalan lambat,” katanya.

    Keempat yakni Ketersediaan LPG dan BBM yang Berkualitas: Energi untuk Semua

    Kelangkaan LPG dan isu kualitas BBM yang masih belum optimal juga menjadi perhatian utama dalam rekomendasi ini. 

    YeC menyoroti perlunya distribusi LPG yang lebih merata ke daerah terpencil serta percepatan implementasi BBM ramah lingkungan dengan standar Euro 5 atau Euro 6.

    Kelima, Banjir dan Krisis Iklim: Perlu Mitigasi Jangka Panjang

    Dalam beberapa tahun terakhir, banjir semakin sering melanda berbagai daerah di Indonesia. 

    YeC menekankan bahwa mitigasi banjir tidak bisa hanya mengandalkan proyek drainase, tetapi harus mencakup upaya rehabilitasi lingkungan dan penguatan resiliensi ekosistem.

    Salah satu penyebab utama banjir adalah deforestasi dan alih fungsi lahan yang tidak terkendali. 

    “Pemerintah diharapkan lebih tegas dalam menjaga kawasan hutan lindung dan daerah resapan air, serta meningkatkan investasi dalam restorasi ekosistem sungai dan hutan bakau,” kata Arfan.

    Selanjutnya, sebagai organisasi pemuda yang telah menjangkau lebih dari 10.000 anggota di seluruh Indonesia, YeC menegaskan komitmennya untuk terus mengawal kebijakan energi dan lingkungan, khususnya 5 poin utama yang sudah diserahkan kepada Wakil Ketua MPR RI, Eddy Soeparno.

    “Kami akan terus mendesak pemerintah agar rekomendasi ini tidak hanya menjadi wacana, tetapi benar-benar diimplementasikan. Anak muda harus berperan aktif dalam menentukan masa depan energi dan lingkungan Indonesia,” tutur Fadli Rahman.

     

  • RS Polri hentikan proses identifikasi jenazah korban kebakaran Glodok

    RS Polri hentikan proses identifikasi jenazah korban kebakaran Glodok

    Karodokpol Pusdokkes Polri Brigjen Pol Nyoman Eddy Purnama Wirawan saat konferensi pers kebakaran Glodok Plaza, Jakarta Barat di Rumah Sakit Bhayangkara Tk I Pusdokkes Polri (RS Polri), Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (5/3/2025). ANTARA/Siti Nurhaliza.

    RS Polri hentikan proses identifikasi jenazah korban kebakaran Glodok
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Rabu, 05 Maret 2025 – 15:44 WIB

    Elshinta.com – Rumah Sakit Bhayangkara Tk I Pusdokkes Polri (RS Polri) Kramat Jati, Jakarta Timur menghentikan proses identifikasi jenazah korban kebakaran Glodok Plaza, Taman Sari, Jakarta Barat.

    “Dengan hasil upaya maksimal yang kami laksanakan, maka operasi proses Identifikasi Korban Bencana (DVI), kami nyatakan ditutup,” kata Karodokpol Pusdokkes Polri Brigjen Pol Nyoman Eddy Purnama Wirawan saat konferensi pers kebakaran Glodok Plaza, Jakarta Barat di Rumah Sakit Bhayangkara Tk I Pusdokkes Polri (RS Polri), Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu.

    Nyoman menjelaskan, penghentian proses identifikasi jenazah korban kebakaran Glodok Plaza ini berdasarkan beberapa pertimbangan.

    Pertama, proses pencarian barang bukti di tempat kejadian perkara (TKP) sudah dihentikan dan sampai saat ini sudah tidak ada lagi pengiriman barang bukti maupun potongan tubuh (body part) dari TKP ke pos DVI.

    Kedua, sudah tidak ada lagi tambahan data ante mortem dari keluarga yang merasa kehilangan keluarganya saat kejadian kebakaran.

    Ketiga, semua “body part” dan properti sudah diperiksa baik secara medis maupun secara laboratorium.

    “Namun demikian, apabila di kemudian hari ditemukan kembali barang bukti atau body part dan properti milik orang yang dilaporkan hilang di TKP, maka tim DVI akan kembali menerima dan akan meneruskan pemeriksaan terhadap barang bukti tersebut,” ujar Nyoman.

    Adapun Rumah Sakit Bhayangkara Tk I Pusdokkes Polri (RS Polri) sudah menerima total 16 kantong jenazah dari upaya pencarian dan evakuasi korban kebakaran Glodok Plaza, Jakarta Barat, pada Rabu (15/1).

    Dua dari 14 kantong jenazah yang diterima dari TKP kebakaran Glodok Plaza, Jakarta Barat, sebelumnya bukan berisi potongan tubuh (body part) korban.

    Hal itu dipastikan usai dilakukan pemeriksaan berulang bersama dokter forensik dan dokter gigi forensik.

    RS Polri juga telah berhasil mengidentifikasi enam dari 14 korban yang dilaporkan hilang akibat kebakaran itu.

    Enam jenazah yang sudah teridentifikasi, yakni:

    1. Zukhi F Rahdja, laki-laki 42 tahun teridentifikasi berdasarkan pemeriksaan DNA,

    2. Aulia Belinda, perempuan 28 tahun teridentifikasi berdasarkan pemeriksaan DNA dan medis,

    3. Osima yukari, perempuan 29 tahun teridentifikasi berdasarkan pemeriksaan DNA,

    4. Desty Eka Putri S, perempuan 24 tahun teridentifikasi berdasarkan pemeriksaan DNA,

    5. Keren Shallom Jeremiah, perempuan 21 tahun teridentifikasi berdasarkan pemeriksaan DNA,

    6. Ade Aryanti, perempuan 30 tahun teridentifikasi berdasarkan pemeriksaan DNA.

    Sebelumnya, hasil penyelidikan Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri menyatakan bahwa kebakaran Glodok Plaza, Tamansari, Jakarta Barat diakibatkan oleh hubungan arus pendek listrik di lantai 9 gedung pada Rabu (15/1).

    Arus pendek tersebut berawal dari untaian kabel di belakang sebuah videotron di lantai 9 gedung.

    “Dari hasil Labfor itu ada hubungan arus pendek di belakang videotron, jadi ada kabelnya di belakang videotron tersebut. Di situ hubungan arus pendek yang mengakibatkan percikan api,” ungkap Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat AKBP Arfan Zulkan kepada wartawan di lokasi pada Jumat (21/2).

    Sumber : Antara

  • Aksi Brutal di Kampung Ambon Jakarta Barat, Pria Ini Dipukul dan Dicuri Ponselnya Saat Mandi – Halaman all

    Aksi Brutal di Kampung Ambon Jakarta Barat, Pria Ini Dipukul dan Dicuri Ponselnya Saat Mandi – Halaman all

    TRIBUNNNEWS.COM, JAKARTA – Seorang pria berinisial YAB menjadi korban penganiayaan saat sedang mandi di Komplek Permata, yang dikenal sebagai Kampung Ambon, Cengkareng, Jakarta Barat, Jumat (21/2/2025) pagi sekitar pukul 08.00 WIB. 

    Pelaku, berinisial JS, berhasil ditangkap oleh Polsek Cengkareng tak lama setelah kejadian.

    Menurut informasi yang diperoleh, kejadian bermula ketika YAB sedang mandi.

    Tiba-tiba, pintu kamar mandi digedor-gedor oleh pelaku.

    Saat korban membuka pintu, JS langsung menyerang YAB dengan menggunakan pipa besi. Korban mengalami pukulan di bagian tangan kiri dan bokong.

    Setelah melancarkan serangan, pelaku meminta ponsel milik korban dengan alasan memeriksa nomor kontak.

    JS juga menahan korban agar tidak pergi.

    Setelah mengambil ponsel, pelaku kabur dari lokasi kejadian.

    Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, AKBP Arfan Sipayung, mengonfirmasi bahwa pelaku telah ditangkap pada hari yang sama dengan kejadian.

    “Sudah kemarin kami tangkap, ditangkap hari itu juga,” ujar Arfan saat dikonfirmasi pada Selasa (25/2/2025).

    Meskipun pelaku telah diamankan, polisi masih mendalami motif di balik kejadian ini.

    “Intinya, pemeriksaan dilakukan oleh penyidik dari Polsek. Kami dari Resmob turun tangan untuk menangkap tersangka, lalu menyerahkannya ke Polsek. Untuk motifnya, BAP-nya yang akan didalami oleh penyidik Polsek,” jelas Arfan.

    Kondisi Korban

    Korban, YAB, dilaporkan mengalami luka-luka akibat serangan pipa besi yang dilakukan oleh pelaku.

    Meskipun tidak mengalami luka serius, kejadian ini tentu menimbulkan trauma bagi korban.

    Kejadian ini menimbulkan keresahan di kalangan warga Kampung Ambon.

    Masyarakat setempat berharap aparat kepolisian dapat memberikan perlindungan lebih dan meningkatkan pengawasan di wilayah tersebut untuk mencegah kejadian serupa terulang.

    Peringatan untuk Warga

    Polisi mengimbau masyarakat untuk selalu waspada, terutama saat berada di tempat-tempat yang rentan seperti kamar mandi umum atau area terpencil.

    Warga juga disarankan untuk tidak mudah membuka pintu jika ada orang asing yang mengetuk tanpa alasan jelas. (Tribun Jakarta/Elga Hikari Putra)