Tag: Arfan

  • Hilang Seminggu, Ibu dan Anak Ditemukan Tewas Dalam Toren, Tetangga Sempat Dengar Cekcok – Halaman all

    Hilang Seminggu, Ibu dan Anak Ditemukan Tewas Dalam Toren, Tetangga Sempat Dengar Cekcok – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Dua jasad perempuan berinisial TSL (59) dan ES (35) ditemukan tewas di dalam toren air rumah mereka di Tambora, Jakarta Barat, pada Kamis (6/3/2025) malam.

    Keduanya, yang diduga tewas dibunuh, ditemukan dengan luka-luka pada tubuh mereka.

    Penemuan jasad ini pertama kali diketahui oleh Ronny (32), anak kedua TSL, yang merasa cemas setelah tidak dapat menghubungi ibunya maupun kakaknya sejak malam sebelumnya.

    Ronny akhirnya melapor ke polisi setelah mencium bau busuk dari rumah tersebut dan memeriksa toren air tempat kedua korban ditemukan.

    TSL, yang sehari-hari berjualan es batu, dan ES, yang bekerja di bagian perpajakan, tinggal berdua di rumah tiga lantai di kawasan tersebut.

    Lantai dua dan tiga rumah tersebut disewakan kepada penyewa yang masuk melalui pintu terpisah.

    Menurut tetangga setempat, Surya, Ronny tidak tinggal bersama ibunya karena memilih tinggal di kos-kosan.

    “Ronny sempat cekcok dengan ibunya karena hendak menikah, namun saya tidak mendengar adanya cekcok lebih lanjut antara mereka,” ujar Surya yang mengenal korban sejak lama.

    Ketua RT setempat, Sripiyanty, mengungkapkan bahwa tidak ada laporan atau keluhan mengenai keributan atau cekcok di rumah TSL sebelum kejadian tersebut.

    “Warga juga tidak ada yang mendengar jeritan atau suara gaduh sebelumnya,” katanya.

    Pada Selasa (4/3/2025), setelah tiga hari tidak mendengar kabar, Ronny membuat laporan orang hilang ke polisi.

    Baru pada Kamis malam, bau tak sedap yang berasal dari rumah tersebut akhirnya memicu penyelidikan lebih lanjut.

    “Kami mendapatkan laporan dari Ronny yang mencium bau busuk dan menemukan mayat ibunya serta kakaknya di dalam toren air,” kata Sripiyanty.

    Evakuasi jenazah dilakukan pada Jumat (7/3/2025) sekitar pukul 04.00 WIB.

    Kapolsek Tambora dan Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, AKBP Arfan Zulkan, memastikan bahwa penyelidikan sementara menunjukkan bahwa TSL dan ES tewas dibunuh.

    “Hasil penyelidikan awal menunjukkan bahwa korban adalah ibu dan anak. Dugaan sementara adalah pembunuhan,” jelas Arfan.

    Proses olah tempat kejadian perkara (TKP) telah dilakukan dan sejumlah saksi telah diperiksa.

    Jenazah korban telah dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk proses visum.

    Polisi terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap pelaku dan motif di balik kejadian tersebut.

    “Visum akan keluar segera, dan kami masih terus mengumpulkan bukti-bukti di lokasi kejadian,” pungkasnya.

    Sebagian artikel telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Ibu dan Anak di Tambora Jakbar Jadi Korban Pembunuhan, Jasadnya Ditemukan di Bak Penampungan Air

    (Tribunnews.com/Mohay) (TribunJakarta.com/Gerald Leonardo) (WartaKotaliv.com/Miftahul Munir)

  • Jasad Ibu dan Anak Pemilik Kontrakan Membusuk di Toren, Ada Tanda Kekerasan – Halaman all

    Jasad Ibu dan Anak Pemilik Kontrakan Membusuk di Toren, Ada Tanda Kekerasan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Jasad seorang ibu dan anak perempuannya ditemukan di dalam toren air di Tambora, Jakarta Barat.

    Identitas kedua jasad itu, Tjong Sioe Lan alias TSL (59) dan Eka Serlawati alias ES (35), ditemukan dalam kondisi membusuk pada Kamis (6/3/2025) malam. 

    Kabar dari pihak kepolisian, keduanya adalah korban pembunuhan.

    Polisi juga mengungkap adanya tanda kekerasan di tubuh kedua pelaku.

    Hal ini diketahui setelah jasad diautopsi RS Polri Kramat Jati.

    “Sudah beberapa hari (meninggal) dari saat pemeriksaan.”

    “Sudah diautopsi oleh tim kami, ada kekerasan di tubuh korban,” kata Kabid Yandokpol RS Polri Kramat Jati, Kombes Hery Wijatmoko, Minggu (8/3/2025), dikutip dari TribunJakarta.com.

    Kendati demikian, pihaknya belum merinci tanda kekerasan pada kedua jasad tersebut.

    Tim gabungan dari Polres Metro Jakarta Barat dan Polsek Tambora sampai saat ini tengah melakukan penyelidikan terkait dengan kasus pembunuhan ini.

    “Saat ini, tim Reskrim Polres Metro Jakarta Barat bersama Polsek Tambora masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap pelaku dan motif kejadian,” jelas Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, AKBP Arfan Zulkan.

    Sosok Korban

    Korban TSL dan ES tinggal disebuah rumah berlantai tiga di Jalan Angke Barat RT 5/2, Kelurahan Angke, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat.

    Keduanya tinggal di lantai pertama, sementara lantai kedua dan ketiga dibuat kamar petakan lalu dikontrakan ke para perantau dari berbagai daerah.

    Tetangga korban, Surya menjelaskan, akses menuju lantai dua dan tiga tidak masuk ke rumah TSL.

    “Kalau yang ngontrak kan masuknya dari pintu luar. Nggak nyatu sama rumah korban. Tangganya di samping,” ungkap Surya dilansir WartaKotalive.com.

    Surya mengaku terakhir kali bertemu dengan TSL sebelum bulan puasa Ramadan 2025.

    Kala itu, ia berpapasan dengan korban dan sempat bertegur sapa.

    “Dia orang lama di sini, sebelum saya tinggal di sini, dia sudah ada di sini. Saya saja di sini dari 2010,” katanya saat ditemui, Sabtu (8/3/2025).

    Surya mengatakan, korban tinggal bersama anak pertamanya, seorang perempuan lajang bernama ES.

    ES diketahui memiliki seorang adik bernama Ronny, yang memilih tinggal sendiri di kost yang tidak diketahui tempatnya.

    Surya menyatakan, dirinya sempat mendengar cekcok antara TSL dan Ronny karena anak laki-lakinya itu ingin menikah.

    Namun, lanjut Surya, TSL tak memberikan izin ke Ronny melangkahi kakak perempuannya.

    “Kakaknya sih usianya 35 tahun, adenya mau nikah, sempat ada cekcok,” jelas Surya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul RS Polri Ungkap Ada Kekerasan Pada Jasad Ibu dan Anak dalam Toren Air di Tambora Jakbar dan WartaKotalive.com dengan judul Ibu dan Anak di Tambora Jakbar Jadi Korban Pembunuhan, Jasadnya Ditemukan di Bak Penampungan Air

    (Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani)(TribunJakarta.com/Bima Putra)(WartaKotalive.com/Miftahul Munir)

  • Jasad Ibu dan Anak Pemilik Kontrakan Membusuk di Toren, Ada Tanda Kekerasan – Halaman all

    Detik-detik Penemuan Jasad Ibu dan Anak Dalam Toren di Jakarta Barat, Diduga Korban Pembunuhan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Warga Tambora, Jakarta Barat, dikejutkan dengan penemuan jasad seorang ibu dan anak yang ditemukan dalam kondisi mengenaskan di dalam toren.

    Jasad berinisial TSL, berusia 59 tahun, dan ES, berusia 35 tahun, ditemukan dalam kondisi membusuk.

    Kejadian ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai penyebab kematian mereka dan proses investigasi yang sedang dilakukan.

    Kasus ini bermula ketika Ronny, anak dari TSL, merasa khawatir setelah tidak dapat menghubungi ibunya sejak tanggal 1 Maret 2025.

    Seperti yang disampaikan oleh Ketua RT setempat, Sripiyanty, Ronny mendapatkan saran dari tetangganya untuk tidak terburu-buru membuat laporan polisi.

    “Sabtu sore itu masih ada. Malamnya ibu dan kakaknya sudah tidak kelihatan. Handphone juga sudah tidak aktif,” ungkapnya dalam wawancara.

    Setelah menunggu selama tiga hari tanpa kabar, Ronny akhirnya memutuskan untuk melaporkan orang hilang kepada pihak kepolisian pada tanggal 4 Maret 2025.

    Selama tinggal di rumahnya, Ronny mulai mencium bau busuk yang mencurigakan.

    Ketika ia memeriksa toren pada malam 6 Maret 2025, ia menemukan jasad ibu dan kakaknya.

    Ronny segera menghubungi pihak kepolisian setelah penemuan tersebut.

    “Katanya sih, tetangga-tetangga ada yang mencium bau bangke. Nah, baunya itu makin lama makin ke atas, kan di lantai atas itu ada kontrakan,” tambah Sripiyanty.

    Evakuasi jenazah dilakukan pada tanggal 7 Maret 2025 sekitar pukul 04:00 WIB.

    Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, AKBP Arfan Zulkan, menyampaikan bahwa hasil penyelidikan awal menunjukkan bahwa TSL dan ES diduga tewas dibunuh.

    Proses olah tempat kejadian perkara (TKP) telah dilakukan untuk mengumpulkan barang bukti, dan sejumlah saksi juga telah diperiksa oleh pihak kepolisian.

    “Dugaan sementara korban adalah pembunuhan,” ujarnya.

    Saat ini, tim Reskrim Polres Metro Jakarta Barat bersama Polsek Tambora masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap pelaku dan motif dari kejadian tersebut.

    Jenazah korban sudah dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk dilakukan visum.

    Hasil visum yang dilakukan menunjukkan bahwa kedua korban mengalami luka di tubuh mereka, meskipun rincian lebih lanjut mengenai luka tersebut belum diumumkan secara publik.

    “Ada luka. Hasil visumnya pasti akan keluar,” tutup AKBP Arfan Zulkan.

    Kejadian ini masih dalam proses penyelidikan dan menjadi perhatian publik, mengingat kekejaman yang terjadi dalam keluarga tersebut.

    Pengungkapan lebih lanjut mengenai kasus ini diharapkan segera terungkap untuk memberikan keadilan bagi korban.

    Sebagian artikel telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Dua Mayat Wanita Korban Pembunuhan Ditemukan dalam Toren Air di Tambora, Polisi: Ibu dan Anak

    (Tribunnews.com/Mohay) (TribunJakarta.com/Gerald Leonardo)

  • Ibu-Anak yang Tewas di Toren Tambora Diduga Hilang Sejak 1 Maret
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        9 Maret 2025

    Ibu-Anak yang Tewas di Toren Tambora Diduga Hilang Sejak 1 Maret Megapolitan 9 Maret 2025

    Ibu-Anak yang Tewas di Toren Tambora Diduga Hilang Sejak 1 Maret
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Seorang ibu berinisial TSL (59) dan anaknya, ES (35) diduga telah hilang sejak Sabtu (1/3/2025) sebelum mereka ditemukan tewas di tempat
    penampungan air
    di rumahnya, Kamis (6/3/2025) malam.
    Hal itu diungkap oleh Ketua RT 05/02 Angke, Tambora, Jakarta Barat, Yanti, yang sempat mendengar keluhan para penyewa kamar kontrakan TSL sebab air kontrakan mereka mati.
    “Pas kejadiannya Sabtu (1/3/2025) sore, kan pada pulang kerja, minta air dinyalain. Cuma enggak dibales WA-nya, kata yang ngontrak begitu,” kata Yanti saat ditemui di lokasi, Minggu (9/3/2025).
    Yanti mengatakan, para penyewa kamar kontrakan bahkan telah sempat meneriaki korban untuk segera menghidupkan air di kamar mereka.
    Karena hal inilah, Yanti menduga, mereka telah hilang sejak Sabtu saat itu.
    “Berarti dia HP-nya sudah enggak aktif Sabtu sore, (pada jam) pulang kerja, habis maghrib. Katanya enggak dibalas-balas (pesan penyewa kontrakan), diteriakin juga enggak dijawab,” tambah Yanti.
    Empat hari kemudian atau pada 4 Maret 2025, warga mulai mengeluhkan bau busuk dari rumah TSL dan ES kepada Yanti. Hal yang sama pun ia rasakan. Bau busuk terasa cukup menyengat yang berasal dari rumah korban.
    Namun pada saat itu, ia dan warga menduga bau itu bukan berasal dari tubuh keduanya, melainkan dari tikus yang mati.
    “Emang sebelumnya warga juga ada nyium bau. Tadinya saya pikir itu bau bangkai biasa, cuma lama-lama nyengat,” tambah dia.
    Baru pada Kamis (6/3/2025) mayat TSL dan ES ditemukan oleh anak laki-laki TSL, R (32) di tempat penampungan air rumah mereka.
    Diberitakan sebelumnya, jenazah
    ibu dan anak
    ditemukan di dalam penampungan air sebuah rumah di Tambora, Jakarta Barat, Kamis (6/3/2025).
    Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat AKBP Arfan Sipayung belum bisa menjelaskan kronologi penemuan mayat tersebut.
    Namun, keduanya diduga merupakan
    korban pembunuhan
    . Sebab, ditemukan luka pada tubuh korban.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kesaksian Tetangga terkait Penemuan Tragis Ibu dan Anak Tewas di Toren Tambora – Page 3

    Kesaksian Tetangga terkait Penemuan Tragis Ibu dan Anak Tewas di Toren Tambora – Page 3

    Informasi yang beredar menyebutkan adanya cekcok antara korban TSL dengan anak lelakinya, R, terkait izin menikah. Salah satu tetangga, Surya, mengungkapkan bahwa R berselisih dengan ibunya karena ingin menikah tanpa menunggu kakak perempuannya, ES, menikah terlebih dahulu. “Kakaknya sih usianya 35 tahun, adiknya mau nikah, sempat ada cekcok,” kata Surya.

    Surya, yang telah lama tinggal di sekitar lokasi kejadian, terakhir kali bertemu TSL sebelum bulan Ramadhan. Ia menggambarkan TSL sebagai sosok yang sudah lama bermukim di daerah tersebut. “Dia orang lama di sini, sebelum saya tinggal di sini, dia sudah ada di sini. Saya saja di sini dari 2010,” tutur Surya.

    TSL diketahui tinggal bersama ES di lantai satu rumah tiga lantai tersebut. Lantai dua dan tiga disewakan sebagai kamar petakan dengan akses masuk terpisah dari rumah utama. “Kalau yang ngontrak kan masuknya dari pintu luar. Enggak menyatu sama rumah korban. Tangganya di samping,” jelas Surya.

    Kepolisian masih merahasiakan detail kronologi kejadian dan fokus pada proses penyelidikan untuk mengungkap pelaku. “Kami sudah lakukan olah TKP dan mengumpulkan bukti-bukti yang dapat mengungkap kasus ini,” tegas AKBP Arfan Sipayung.

  • Sebelum Jasad Ibu-Anak Ditemukan di Toren, Penyewa Kontrakan Keluhkan Air Mati
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        9 Maret 2025

    Sebelum Jasad Ibu-Anak Ditemukan di Toren, Penyewa Kontrakan Keluhkan Air Mati Megapolitan 9 Maret 2025

    Sebelum Jasad Ibu-Anak Ditemukan di Toren, Penyewa Kontrakan Keluhkan Air Mati
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Ibu dan anak perempuannya, TSL (59) dan ES (35), yang ditemukan tewas di rumahnya di Tambora, Jakarta Barat, menyewakan dua lantai rumah mereka sebagai kontrakan.
    Sebelum ibu dan anak itu ditemukan tewas di toren, enam penyewa kamar kontrakan mereka sempat mengeluhkan air yang mati sejak Sabtu (1/3/2025).
    Ketua RT 05/02 Yanti mengatakan, para penyewa kamar kontrakan itu bahkan sempat menghubungi TSL untuk meminta air kembali dihidupkan.
    “Pas kejadiannya Sabtu sore, kan pada pulang kerja. Minta air dinyalain, cuma enggak dibales WA-nya. Kata yang ngontrak begitu,” kata Yanti saat ditemui di lokasi, Minggu (9/3/2025).
    Bahkan, para penyewa kamar kontrakan sempat meneriaki TSL untuk meminta air dihidupkan.
    Akan tetapi, tidak ada respons dari TSL. Dia menduga, sudah sejak Sabtu sore TSL dan anaknya tidak dapat dihubungi.
    “Berarti dia HP-nya udah enggak aktif Sabtu sore. Katanya (pesan) enggak dibalas-balas, diteriakin juga enggak dijawab,” tambah dia.
    Baru pada Kamis (6/3/2025), anak TSL, Ronny (32) menemukan jasad ibu dan anaknya di tempat penampungan air di bawah tanah.
    “(Ditemukan) di tempat penampungan air di bawah. Kayak kolam renang, dia dalamnya tiga meter,” tambah dia.
    Diberitakan sebelumnya, jenazah ibu dan anak ditemukan di dalam penampungan air sebuah rumah di Tambora, Jakarta Barat, Kamis (6/3/2025).
    Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat AKBP Arfan Sipayung belum bisa menjelaskan kronologi penemuan mayat tersebut.
    Namun, keduanya diduga merupakan korban pembunuhan. Sebab, ditemukan luka pada tubuh korban.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Hilang Seminggu, Ibu dan Anak Ditemukan Tewas Dalam Toren, Tetangga Sempat Dengar Cekcok – Halaman all

    Hasil Autopsi Jasad Ibu dan Anak dalam Toren di Tambora: Ada Kekerasan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.C0M – Hasil autopsi dari jasad ibu berinisial TSL (59) dan anak berinisial ES (35) yang ditemukan di dalam toren air rumahnya di Jalan Angke Barat, Tambora, Jakarta Barat, telah diumumkan.

    Kabid Yandokpol RS Polri Kramat Jati, Kombes Hery Wijatmoko mengungkapkan ada tanda-tanda kekerasan terhadap jasad korban.

    “Sudah diautopsi oleh tim kami, ada kekerasan di tubuh korban,” kata Hery saat dikonfirmasi di Kramat Jati, Jakarta Timur, Minggu (9/3/2025), dikutip dari Tribun Jakarta.

    Namun, Hery tidak membeberkan kekerasan seperti apa yang diderita korban. Dia hanya menjelaskan bahwa hasil autopsi tersebut akan diserahkan ke Satreskrim Polres Metro Jakarta Barat untuk kepentingan pengungkapan kasus.

    Hery juga mengatakan korban telah dinyatakan tewas beberapa hari sebelum ditemukan di dalam toren.

    “Sudah beberapa hari (meninggal dunia sebelum ditemukan) dari saat pemeriksaan,” ujarnya.

    Di sisi lain, TSL dan ES sempat dinyatakan hilang sejak awal Ramadan atau pada Sabtu (1/3/2025) lalu.

    Hal tersebut disampaikan oleh Ketua RT setempat, Sripriyanti ketika diberitahu oleh anak kedua TSL bernama Ronny (32).

    Bahkan, kata Sripriyanti, Ronny sudah mempunyai keinginan untuk membuat laporan orang hilang ke pihak kepolisian.

    “Sabtu sore itu masih ada, Malamnya itu ibu dan kakaknya udah gak keliatan. HP juga udah gak aktif,” kata Sripiyanty, Minggu (9/3/2025).

    Adapun Ronny baru melapor ke kepolisian pada Selasa (4/3/2025) karena sudah was-was ibu dan anaknya tidak kunjung pulang ke rumah.

    Jasad Ditemukan Anak Sendiri, Diduga Korban Pembunuhan

    Namun, pada Kamis malam, Ronny-lah yang menemukan ibu dan kakaknya tersebut dalam kondisi tewas dalam toren air.

    Hal itu setelah tercium bau tak sedap dari toren di dalam rumahnya itu. Tak hanya Ronny, warga sekitar juga mencium aroma tak mengenakan itu.

    “Katanya sih, tetangga-tetangga ada nyium, bau-bau bangke, terus yang ngontrak juga kebauan, nah baunya itu makin lama makin ke atas baunya. Kan di lantai atas itu ada kontrakan,” tutur Sripriyanti.

    Hanya saja, jasad baru dievakuasi pada Jumat (7/3/2025) dini hari sekira pukul 04.00 WIB.

    Menurut Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, AKBP Arfan Zulkan Sipayung, kedua korban diduga tewas akibat dibunuh.

    “Dugaan sementara korban pembunuhan,” katanya.

    TSL Dikenal Baik, Suka Memberi Utang

    Di sisi lain, menurut tetangga TSL, Marni, korban dikenal sosok yang baik.

    Marni menyebut TSL kerap memberi utang bagi tetangganya yang membutuhkan uang.

    “Selain dia jualan batu es, dia suka minjemin duit ke orang. Dia sering nolongin orang lewat minjemin duit gitu,” ujarnya, dikutip dari Kompas.com pada Minggu (9/3/2025).

    Marni juga mengungkapkan TSL tidak pernah memaksa orang-orang yang berutang kepadanya untuk segera membayar.

    Dia mengatakan korban memang sosok yang memiliki kondisi ekonomi cukup baik. Kendati demikian, kata Marni, TSL tetap hidup sederhana.

    “Orangnya sederhana. Kalau keluar rumah pun enggak wah, pakaiannya juga biasa aja, kayak orang pada umumnya,” jelas dia.

    Sebagian artikel telah tayang di Tribun Jakarta dengan judul “RS Polri Ungkap Ada Kekerasan Pada Jasad Ibu dan Anak dalam Toren Air di Tambora Jakbar”

    (Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Tribun Jakarta/Bima Putra/Gerald Leonardo Agustino)(Kompas.com/Intan Afrida Rafni)

     

  • Jasad Ibu dan Anak Pemilik Kontrakan Membusuk di Toren, Ada Tanda Kekerasan – Halaman all

    Sosok Ibu dan Anak yang Ditemukan Tewas Dalam Toren di Jakarta Barat, Tetangga Dengar Cekcok – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Dua jasad perempuan berinisial TSL (59) dan ES (35) ditemukan di dalam toren air rumah mereka di Tambora, Jakarta Barat, pada Kamis (6/3/2025) malam. 

    Ibu dan anak tersebut diduga tewas dibunuh setelah ditemukan luka.

    Jasad pertama kali ditemukan anak kedua TSL bernama Ronny (32).

    Diketahui, TSL merupakan penjual es batu, sedangkan ES bekerja di bagian perpajakan.

    Tetangga korban, Surya, mengatakan TSL dan ES tinggal berdua di rumah tiga lantai yang menjadi lokasi penemuan jasad.

    Mereka tinggal di lantai satu, sementara lantai dua dan tiga dikontrakkan.

    “Kalau yang ngontrakan masuknya dari pintu luar. Enggak nyatu sama rumah korban. Tangganya disamping,” bebernya, Sabtu (8/3/2025), dikutip dari WartaKotalive.com.

    Surya menambahkan, Ronny tidak tinggal bersama TSL karena memilih ngekos sendiri.

    Ia mengaku terakhir melihat kedua korban pada akhir Februari 2025 atau sebelum bulan puasa.

    “Dia orang lama di sini, sebelum saya tinggal di sini, dia sudah ada di sini. Saya saja di sini dari 2010,” terangnya.

    Menurut Surya, Ronny sempat cekcok dengan ibunya karena hendak melangkahi ES menikah.

    “Kakaknya sih usianya 35 tahun, adiknya mau nikah, sempat ada cekcok,” sambungnya.

    Sementara itu, ketua RT setempat, Sripiyanty, mengaku tak pernah mendengar cekcok di rumah TSL.

    “Saya juga kaget saat polisi datang dan memastikan ada mayat di dalam. Warga juga tidak ada yang mendengar cekcok atau jeritan sebelumnya,” tuturnya.

    Kedua korban tak ada di rumah sejak Kamis (6/3/2025) malam, dan Ronny panik karena handphone mereka tak dapat dihubungi.

    “Dia (Ronny) ngomong sama mantan RT, kan deket tuh rumahnya sama mantan RT-nya.”

    ” Kalau saya mah kan agak jauh. Katanya dia bilang kalau mamahnya enggak pulang-pulang, saya mau lapor polisi aja.”

    “Tapi kata mantan RT itu, ‘jangan dulu, takutnya dia tiba-tiba pulang,’” kata Sripiyanty menirukan perkataan Ronny.

    Setelah menunggu tiga hari, Ronny membuat laporan orang hilang ke kantor polisi pada Selasa (4/3/2025).

    Selama berada di rumah, Ronny mencium bau busuk dan mengecek toren pada Kamis (6/3/2025) malam.

    Di sana ditemukan jasad ibu dan kakaknya sehingga Ronny menghubungi polisi.

    “Katanya sih, tetangga-tetangga ada nyium, bau-bau bangke, terus yang ngontrak juga kebauan, nah baunya itu makin lama makin ke atas baunya. Kan di lantai atas itu ada kontrakan,” terangnya.

    Sripiyanty menambahkan evakuasi jenazah dilakukan pada Jumat (7/3/2025) sekitar pukul 04.00 WIB.

    “Saya juga bingung, katanya dia laporin ada mayat, yang menunjukan mayatnya di penampungan air itu anaknya yang lapor,” bebernya.

    Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, AKBP Arfan Zulkan, mengatakan hasil penyelidikan sementara TSL dan ES tewas dibunuh.

    “Korban ibu dan anak. Dugaan sementara korban pembunuhan,” ujarnya.

    Proses olah TKP telah dilakukan untuk mengumpulkan barang bukti.

    Sejumlah saksi juga diperiksa jajaran Polres Metro Jakarta Barat dan Polsek Tambora.

    “Saat ini, tim Reskrim Polres Metro Jakarta Barat bersama Polsek Tambora masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap pelaku dan motif kejadian,” tandasnya.

    Jenazah telah dibawa petugas kepolisian ke RS Polri Kramat Jati untuk divisum.

    “Ada, ada (luka). Hasil visumnya pasti akan keluar,” pungkasnya.

    Sebagian artikel telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Ibu dan Anak di Tambora Jakbar Jadi Korban Pembunuhan, Jasadnya Ditemukan di Bak Penampungan Air

    (Tribunnews.com/Mohay) (TribunJakarta.com/Gerald Leonardo) (WartaKotaliv.com/Miftahul Munir)

  • Ibu dan Anak Ditemukan Meninggal di dalam Toren Air, Sempat Ribut Soal Nikah Melangkahi Kakak

    Ibu dan Anak Ditemukan Meninggal di dalam Toren Air, Sempat Ribut Soal Nikah Melangkahi Kakak

    TRIBUNJATIM.COM – Nasib ibu dan anak ditemukan meninggal di dalam toren air atau bak penampungan air di rumahnya.

    Jasad mereka ditemukan membusuk di rumahnya, Jalan Angke Barat RT5/2, Kelurahan Angke, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat (Jakbar), Jumat (7/3/2025) dinihari sekitar pukul 01.30 WIB.

    Ibu dan anak itu adalah Tjong Sioe Lan (59) dan Eka Serlawati (35).

    Sementara, mereka  diduga menjadi korban pembunuhan.

    “Korban ibu dan anak,” kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, AKBP Arfan Zulkan Sipayung, Sabtu (8/3/2025), dilansir TribunJakarta.com.

    “Dugaan sementara korban pembunuhan,” lanjutnya.

    Penemuan jasad ini terjadi setelah Ronny Effendy, anak kedua korban, melapor ke Polres Metro Jakarta Barat, ibu dan kakaknya hilang.

    Setelah dilakukan pencarian, kedua korban ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa bahkan telah membusuk.

    Surya, tetangga korban, mengungkapkan dirinya bertemu dengan Tjong Sioe Lan terakhir kali sebelum bulan puasa Ramadan 2025.

    Saat itu, ia berpapasan dengan korban dan sempat tegur sapa karena telah saling mengenal.

    “Dia orang lama di sini, sebelum saya tinggal di sini, dia sudah ada di sini. Saya saja di sini dari 2010,” ujar Surya saat ditemui, Sabtu, dilansir WartaKotalive.com.

    Menurut Surya, korban tinggal bersama anak perempuannya bernama Eka.

    Sementara, Ronny memilih tinggal sendiri di kos yang tidak ia ketahui tempatnya.

    Diketahui, Eka anak pertama Tjong, belum menikah.

    Adapun Surya menyebutkan Ronny sempat debat dengan ibunya karena ingin menikah dan melangkahi kakak perempuannya, Eka.

    Tetapi, lanjut Surya, Tjong tidak memberikan izin kepada Ronny untuk menikah sebelum kakaknya menikah.

    “Kakaknya sih usianya 35 tahun, adiknya mau nikah, sempat ada cekcok,” beber Surya.

    Dijelaskan juga oleh Surya, rumah korban lantai tiga, namun yang digunakan tempat tinggal hanya lantai satu saja.

    Pasalnya, lantai dua dan tiga dibuat kamar petakan untuk dikontrakkan kepada para perantau.

    “Kalau yang ngontrak masuknya dari pintu luar. Enggak nyatu sama rumah korban. Tangganya di samping,” paparnya.

    Sementara itu, penemuan jenazah di toren air lainnya juga pernah terjadi di Bali.

    Kesaksian disampaikan para penghuni kos di Jalan By Pass Ngurah Rai, Jimbaran, Kuta Selatan Badung, Bali.

    Jasad pria diduga Warga Negara Asing (WNA) ditemukan di dalam bak penampungan air di loteng rumah kawasan Pondok Ayanakhu Jl. Bypass Ngurah Rai, Jimbaran, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Selasa (4/3/2025), seperti dikutip TribunJatim.com dari Tribun-Bali.com, Rabu (5/3/2025).

    Sebelum penemuan jasad pria itu, sejumlah saksi mata sempat mendapati berbagai kejadian.

    Salah satunya soal sosok misterius yang terlihat mondar mandir di lokasi kejadian.

    FK (29), seorang penghuni kos mengatakan, tengah malam sebelum kejadian ia melihat ada seseorang mondar-mandir di depan kamar.

    Penemuan jenazah Warga Negara Asing (WNA) menggemparkan warga sekitar, pada Selasa 4 Maret 2025. 

    Kasi Humas Polresta Denpasar, AKP I Ketut Sukadi menjelaskan, bahwa kejadian tersebut bermula saat pemilik kos menghidupkan air keran namun air tidak menyala atau air tidak bisa naik, yang diduga ada permasalahan di alat otomatis dalam tandon air. 

    Saat itu pemilik kos langsung menghubungi tukang tandon air, Ketut, untuk mengecek kondisi tandon air dan membenahi air di atas. Setelah dicek, Ketut melihat dan sempat mengira ada boneka di tandon air. 

    “Awalnya jenazah korban dikira boneka, setelah dicek kembali ternyata memang benar jenazah manusia dan bapak tukang air itu langsung menginformasikan kembali ke tuan rumah,” ungkap Kasi Humas Polresta Denpasar, AKP I Ketut Sukadi. 

    Kasus ini kemudian dilaporkan kepada pihak kepolisian.

    WNA tanpa identitas tersebut kemudian dievakuasi oleh petugas dari Basarnas dan Tim Inafis Polresta Denpasar, serta melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP). 

    “Hasil olah TKP menunjukkan, korban ditemukan tanpa busana, ditemukan luka lecet pada lutut kiri, luka lecet pada dada kanan di atas puting susu, luka lecet pada dada kiri bagian bawah, luka lecet pada pinggang kiri,” bebernya.

    “Kemudian kemaluan mengeluarkan cairan, mulut berbusa, serta punggung sudah mengalami lebam mayat dan terdapat pelampung air di bawah kaki ditutupi baju,” jelasnya. 

    Selain itu, polisi juga telah mengamankan sejumlah barang bukti berupa kaus warna hijau putih, celana pendek warna abu-abu, sweater warna hitam, leging panjang warna hitam, sepasang sendal karet warna biru dan alat otomatis beserta pelampung di tandon air.

    Ilustrasi. (Tribunnews)

    Sebelum kejadian tersebut, saksi penghuni kos, FK (29) menerangkan, tengah malam sebelum kejadian ia melihat ada seseorang mondar-mandir di depan kamar menggunakan pakaian sweater hoodie warna coklat tua dengan celana panjang dan kepalanya ditutup.

    Orang tersebut sempat berdiri di tangga menghadap ke Utara kurang lebih 5 menit, lalu orang tersebut naik ke atas kurang lebih 30 menit, FK mendengar suara seperti ada barang yang jatuh, namun saat itu ia tidak menghiraukan dan lanjut tidur, keesokan paginya saat ia bangun sudah ramai penemuan jenazah. 

    Sementara itu, saksi penghuni kos lainnya, NT (49), sempat mendengar suara teriakan di atas. 

    Saat itu, karena penasaran, ia langsung naik untuk melihat ke lantai 3.

    Sesampainya di lantai 3, orang-orang kos sudah berkumpul dan sempat ada yang melihat seseorang menggunakan pakaian hitam-hitam di balik pintu balkon, tapi mereka tidak ada yang berani membuka, khawatir orangnya masih ada di balik pintu dan membawa benda tajam. 

    Lalu akhirnya pintu dibuka dan ternyata orang yang dimaksud sudah tidak ada di balkon, namun ada bekas jejak kaki yang kemudian direkam oleh penghuni kos, sekaligus pintu balkon sudah rusak. 

    Selain itu, saksi RV (25) mengaku sempat mendengar ada suara benda jatuh di belakang, yang dikira suara kucing menjatuhkan sesuatu. 

    Saat RV membuka pintu belakang, ia melihat ada kaki orang kurus memakai baju jaket kain, celana panjang, tanpa alas kaki. 

    Saat itu RV reflek menutup kembali pintu tersebut, dan saat mau menutup pintu tiba-tiba orang tersebut mendorong pintu hendak masuk ke dalam, dan RV langsung mengunci pintu dan bersama pacarnya berteriak minta tolong. 

    Kemudian berselang kurang lebih 30 menitan, RV bersama 2 orang lainnya membuka pintu belakang dan sudah tidak ada orang yang dilihat tadi, dan bersama orang-orang penghuni kos kemudian mencoba mencari cari seputaran kosan.

    Saksi SYN (24) teman wanita saksi RV menerangkan, bahwa pacarnya sempat mendengar otak-atik pintu balkon dan pacarnya langsung mengecek pintu balkon tersebut dengan cara membuka sedikit pintu balkon, dan ternyata ada orang dan langsung ditutup pintu balkonnya sekaligus terjadi dorong-dorongan antara pacarnya dan orang tersebut.

    Saat itu RV berteriak menyuruh SYN keluar kamar meminta tolong dan sampai tetangga kos lain keluar dan orang-orang yang kos di bawah juga ada yang keluar dan naik ke atas, lalu pada saat sudah ramai SYN mengecek lagi ke balkon namun orang tersebut sudah kabur. 

    Saat ini TKP sudah dipasang garis polisi untuk kepentingan penyelidikan dan polisi melakukan penyisiran CCTV di seputaran TKP. 

    Jenazah korban dievakuasi ke  Rumah Sakit Umum Pusat Prof. dr. I.G.N.G Ngoerah Denpasar, dan polisi berkoordinasi dengan pihak Imigrasi.

    Berita viral lainnya

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

    Sebagian artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com

  • Dua Wanita Ditemukan Tewas dalam Toren Air di Tambora Jakbar, Tetangga dan Kerabat Korban Diperiksa – Halaman all

    Dua Wanita Ditemukan Tewas dalam Toren Air di Tambora Jakbar, Tetangga dan Kerabat Korban Diperiksa – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Penemuan dua mayat wanita dalam toren air sebuah rumah di Jalan Angke Barat, Tambora, Jakarta Barat, pada Jumat (7/3/2025) dini hari kemarin, mengejutkan warga sekitar dan memicu perhatian publik. 

    Polisi mengkonfirmasi bahwa kedua korban adalah ibu dan anak, yang diidentifikasi dengan inisial TSL (59) dan ES (35).

    Menurut informasi dari pihak kepolisian, jenazah kedua wanita tersebut ditemukan dalam kondisi yang memperkuat dugaan bahwa mereka adalah korban pembunuhan.

    Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, AKBP Arfan Zulkan Sipayung, menyatakan dalam konferensi pers pada Sabtu (8/3/2025), bahwa luka-luka yang ditemukan pada jasad kedua korban menjadi indikasi penting dalam penyelidikan.

    “Ada luka pada jasad kedua korban, namun kami belum bisa merinci lebih lanjut mengenai lokasinya.

    Saat ini, fokus utama kami adalah mengumpulkan bukti dan keterangan yang dapat membantu usut tuntas kasus ini,” ungkap Arfan.

    Polisi segera melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mengambil langkah-langkah untuk memastikan bahwa semua barang bukti yang relevan dapat dikumpulkan. 

    Tim penyidik juga berupaya mengumpulkan keterangan dari sejumlah saksi di sekitar lokasi kejadian, termasuk tetangga dan kerabat korban.

    Salah satu informasi yang muncul dari hasil pemeriksaan adalah adanya cekcok antara Ronny, anak kedua korban, dan ibunya, TSL.

    Menurut keterangan Surya, tetangga yang akrab dengan korban, ada perdebatan antara Ronny dan TSL terkait rencana pernikahan Ronny.

    “Ronny ingin menikah, tetapi ibunya tidak menyetujui, ia ingin kakaknya menikah terlebih dahulu. Itu yang saya tahu dari percakapan mereka,” katanya.

    Kondisi Korban

    Kondisi mayat yang ditemukan dalam toren air sangat memprihatinkan.

    Jasad TSL dan ES ditemukan sudah membusuk, menunjukkan bahwa mereka telah meninggal beberapa waktu sebelum penemuan dilakukan.

    Penemuan tersebut setelah Ronny melaporkan hilangnya ibu dan kakaknya kepada pihak kepolisian, yang kemudian melakukan pencarian.

    Surya, yang telah mengenal TSL dan ES selama bertahun-tahun, menyebutkan bahwa keduanya adalah orang baik dan dikenal ramah di lingkungan mereka.

    “Mereka sudah tinggal di sini lama, sebelumnya tidak ada masalah yang terdengar. Semua terkejut dengan kabar ini,” ujarnya.

    Mayat keduanya kini dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramatjati untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan visum luar, yang diharapkan dapat memberikan petunjuk penting mengenai penyebab kematian mereka. 

    Penyelidikan kasus ini melibatkan tim gabungan dari Polres Metro Jakarta Barat dan Polsek Tambora, yang bertechak untuk menemukan pelaku dan motif di balik kejadian keji ini.

    “Kami berharap masyarakat dapat memberikan informasi apapun yang mungkin membantu penyelidikan ini.

    Kami berkomitmen untuk memastikan bahwa keadilan dapat ditegakkan,” tegas Arfan.

    Sebagai upaya menghormati memori mereka, lingkungan sekitar berencana untuk mengadakan pertemuan untuk mengenang kehidupan TSL dan ES, serta mendukung Ronny dalam masa sulit ini.  (TribunJakarta.com/Gerald Leonardo Agustino/Wartakotalive/Kompas.com)