Tag: Anwar Ibrahim

  • Presiden Brasil Kritik PBB ‘Tak Lagi Berfungsi’ Hadapi Genosida di Gaza

    Presiden Brasil Kritik PBB ‘Tak Lagi Berfungsi’ Hadapi Genosida di Gaza

    Kuala Lumpur

    Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva melontarkan kritikan untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan lembaga-lembaga multilateral lainnya, yang disebutnya “tidak lagi berfungsi” dan gagal melindungi korban perang Gaza.

    Kritikan itu, seperti dilansir AFP, Sabtu (25/10/2025), dilontarkan Lula da Silva saat berada di Malaysia setelah melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri (PM) Anwar Ibrahim pada Sabtu (25/10), menjelang pertemuan puncak (KTT) ASEAN.

    “Siapa yang bisa menerima genosida yang telah berlangsung begitu lama di Jalur Gaza?” kata Lula da Silva kepada wartawan di Putrajaya, setelah pertemuan bilateral untuk mempererat hubungan antara Brasil dan Malaysia.

    “Lembaga-lembaga multilateral yang dibentuk untuk mencegah hal-hal itu terjadi telah berhenti berfungsi. Hari ini, Dewan Keamanan PBB dan PBB tidak lagi berfungsi,” kritiknya.

    Dalam pernyataannya, Luka da Silva juga melontarkan sindiran untuk Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang juga akan menghadiri KTT ASEAN di Kuala Lumpur. Lula da Silva dan Trump ada kemungkinan untuk bertemu di sela-sela KTT ASEAN

    “Bagi seorang pemimpin, berjalan dengan kepala tegak lebih penting daripada Hadiah Nobel,” ucapnya.

    Trump telah bertolak menuju ke Asia pada Jumat (24/10) malam waktu AS. Dia akan mengunjungi Malaysia, Jepang, dan Korea Selatan (Korsel). Selain menghadiri KTT ASEAN, Trump juga akan menghadiri KTT APEC di Korsel dan melakukan pembicaraan penting dengan Presiden China Xi Jinping di sela-sela KTT APEC.

    Sejak kembali ke Gedung Putih untuk masa jabatan kedua pada Januari lalu, Trump telah berulang kali menegaskan bahwa dirinya pantas menerima Nobel Perdamaian atas perannya dalam menyelesaikan berbagai konflik. Klaim Trump itu, oleh para pengamat, dinilai terlalu dibesar-besarkan.

    Ketika Komite Nobel Norwegia pada bulan ini menganugerahkan Nobel Perdamaian kepada pemimpin oposisi Venezuela Maria Corina Machado, Gedung Putih memberikan kecamannya untuk komite tersebut.

    Sementara itu, Lula da Silva dan Trump mulai memperbaiki perbedaan mereka setelah berbulan-bulan berseteru terkait persidangan dan vonis terhadap mantan Presiden Brasil Jair Bolsonaro, sekutu Trump.

    Trump telah memberlakukan tarif 50 persen terhadap banyak produk Brasil dan menjatuhkan sanksi kepada beberapa pejabat tinggi Brasilia, termasuk seorang hakim Mahkamah Agung, untuk menghukum Brasil atas apa yang disebutnya sebagai “perburuan penyihir” terhadap Bolsonaro.

    Mahkamah Agung Brasil menjatuhkan hukuman 27 tahun penjara kepada Bolsonaro pada September lalu, atas perannya dalam upaya kudeta yang gagal setelah kekalahan dari Lula da Silva dalam pemilu tahun 2022.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Malaysia Mau Nego Tarif Semikonduktor Tetap 0% ke Donald Trump

    Malaysia Mau Nego Tarif Semikonduktor Tetap 0% ke Donald Trump

    Bisnis.com, JAKARTA – Malaysia tengah berupaya memastikan produk chip semikonduktor terbebas dari tarif impor Amerika Serikat dalam perjanjian dagang yang direncanakan ditandatangani pada Minggu (26/10/2025).

    Penandatanganan ini dilakukan bersamaan dengan kunjungan Presiden Donald Trump ke Kuala Lumpur untuk menghadiri KTT Asean.

    Menteri Investasi, Perdagangan, dan Industri Malaysia Zafrul Aziz mengatakan saat ini tarif impor produk semikonduktor asal Malaysia ke AS masih 0% dan pemerintah berharap bisa dipertahankan.

    “Pasar ini sangat krusial bagi Malaysia,” jelas Aziz seperti dikutip Bloomberg, Sabtu (25/10/2025).

    Malaysia sebelumnya dikenakan tarif 19% untuk ekspor ke AS. Kini, Trump bahkan mempertimbangkan tarif hingga 300% terhadap semikonduktor. Langkah ini dianggap mengkhawatirkan bagi Malaysia, yang merupakan eksportir semikonduktor terbesar keenam dunia.

    AS merupakan pasar tujuan terbesar ketiga bagi produk semikonduktor negara tersebut.

    Zafrul juga membuka peluang tercapainya kesepakatan terkait mineral kritis dengan AS saat Trump menghadiri KTT Asean.

    “Itu sangat mungkin,” katanya saat ditanya dalam forum bisnis Asean mengenai apakah kesepakatan akan diteken pada Minggu.

    Malaysia semakin menunjukkan ambisi di sektor penambangan dan pemrosesan mineral tanah jarang untuk memenuhi lonjakan permintaan global yang dipicu oleh kebutuhan perangkat elektronik, kendaraan listrik, dan teknologi energi bersih seperti baterai lithium.

    Zafrul menambahkan, Malaysia akan terus melibatkan perusahaan dari China, Jepang, Korea Selatan, dan AS dalam pengembangan sektor ini.

    Dana kekayaan negara, Khazanah Nasional Bhd., akan bermitra dengan perusahaan global di bidang pengolahan hilir mineral tanah jarang, sebagaimana diumumkan Perdana Menteri Anwar Ibrahim awal bulan ini.

  • Konvensi DMDI, Ketua MPR Cerita soal Harmonisasi dan Perdamaian di Kawasan Negara Melayu – Page 3

    Konvensi DMDI, Ketua MPR Cerita soal Harmonisasi dan Perdamaian di Kawasan Negara Melayu – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI), Ahmad Muzani mengungkap, catatan sejarah menggambarkan kawasan Melayu adalah pusat jalur dari perdagangan dunia. Menurut dia, dari sanalah muncul harmonisasi, toleransi dan masa depan ekonomi dunia.

    “Kawasan Melayu adalah kawasan yang sejak awal sangat menarik bagi perkembangan perdagangan. Di kawasan ini ratusan tahun bangsa-bangsa dari seluruh dunia bersinggah, berlayar dan melewati kawasan ini,” kata Muzani dalam pidato pembukanya di acara Konvensyen Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) ke-23 di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat (24/10/2025).

    Muzani menambahkan, selain menjadi jalur dagang, kekayaan alam, kedamaian, dan keterbukaan masyarakat juga menjadi ciri utama di kawasan Melayu.

    “Inilah kawasan yang menjanjikan masa depan ratusan tahun yang lalu. Di kawasan ini berbagai macam tumbuhan subur, di kawasan ini berbagai macam kekayaan ada, dan di kawasan ini perdamaian dan ketenangan ditemukan. Itu sebabnya kawasan Melayu menjadi kawasan yang paling menarik dalam sejarah perdagangan-perdagangan dunia,” ujar Muzani.

    Muzani menjelaskan, dalam situasi tersebut Islam yang erat dengan masyarakat Melayu juga semakin berkembang sebagai agama yang mudah dipahami dan nyaman dijalankan, damai dan penuh toleransi.

    “Islam adalah agama yang dianut oleh kebanyakan atau mayoritas orang-orang Melayu. Tetapi Islam yang diterima oleh Melayu, Islam yang dianut oleh kita semua di dunia Melayu ini adalah Islam Rahmatanil Alamin. Islam yang menerima perbedaan, Islam yang menerima keyakinan-keyakinan yang berbeda, Islam yang menghormati dan Islam yang menghargai toleransi,” tutur Muzani.

    Karenanya, Konvensi dari Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) dapat diartikan sebagai upaya menjaga warisan harmoni dan persaudaraan. Dia pun menyerukan, pentingnya dukungan masyarakat terhadap stabilitas pemerintahan di masing-masing negara.

    “Yang di Indonesia, teruslah membantu Presiden Prabowo untuk menjaga stabilitas pemerintah Republik Indonesia. Yang di Malaysia, teruslah membantu Perdana Menteri Anwar Ibrahim untuk menjaga stabilitas pemerintah di Malaysia. Yang di Singapura sama, yang di Brunei sama, yang di Thailand sama, yang di Filipin sama, dan yang di negara-negara sama,” ajak Politisi Gerindra ini.

    “Jadi mudah-mudahan acara ini membawa berkah bagi kawasan kita, akan semakin maju, akan semakin moncar dunia Melayu yang akan datang,” imbuhnya menandasi.

     

  • Malaysia Siap-Siap Larang Siswa Usia 16 Tahun ke bawah Gunakan HP

    Malaysia Siap-Siap Larang Siswa Usia 16 Tahun ke bawah Gunakan HP

    Jakarta, CNBC Indonesia – Malaysia tengah mewacanakan melarang penggunaan handphone (HP) alias telepon genggam atau smartphone di sekolah oleh siswa umur 16 tahun ke bawah.

    Mengutip New Strait Times, Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim disebutkan tengah mempelajari proposal yang sedang dibahas dalam rapat kabinet yang digelar hari Jumat (17/10/2025) kemarin.

    Selain usulan aturan melarang siswa menggunakan HP di sekolah, disebutkan, rapat tersebut juga membahas 2 proposal lainnya menyangkut keamanan di sekolah. Yaitu, pembullyan dan meningkatnya kasus kriminal melibatkan siswa sekolah.

    Dalam pernyataannya kepada media, Anwar Ibrahim mengatakan, penggunaan HP masih diizinkan, tapi hanya untuk keperluan khusus. Dan, sambungnya, harus dengan ketegasan (pengaturan).

    “Kami menemukan pengaruh sosial media dan game online kadang dapat memicu pada perilaku yang mengarah pada tindakan kriminal. Karena itu, kami mempertimbangkan melarang penggunaan HP oleh siswa usia 16 tahun ke bawah,” kata Anwar Ibrahim, dikutip dari New Straits Times, Sabtu (17/10/2025).

    “Usulan ini masih dipelajari. Tapi, sudah banyak negara yang memberlakukan tindakan serupa,” tambahnya menegaskan.

    Terkait keamanan di sekolah, Anwar mengatakan, telah dilakukan pembahasan mengenai masalah tersebut. Di mana, polisi akan turun tangan untuk melakukan pengawasan.

    “Kami telah berdiskusi dan menyepakati, pengawasan keamanan di sekolah tak bisa hanya dibebankan kepada guru saja. Polisi dan Kementerian Dalam Negeri akan memainkan perang yang lebih aktif,” kata Anwar.

    Meski rapat kabinet itu membahas pendidikan dan kedisiplinan siswa sebagai isu utama, Anwar menyatakan tidak aka terburu-burut menetapkan keputusan.

    “Ini bukan sekadar masalah tindakan disiplin. Kami ingin memulihkan nilai-nilai dan moral dalam sistem pendidikan kita. Tindakan cepat tidak bisa dilakukan buru-buru, harus dengan perhitungan menyeluruh,” ucapnya.

    “Pendidikan harus unggul, tapi harus tetap menitikberatkan pada nilai-nilai madani,” kata Anwar.

    (dce/dce)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Mobil Tua Jadi Rongsok, Pemerintah Malaysia Kasih Duit buat Ganti Mobil Baru

    Mobil Tua Jadi Rongsok, Pemerintah Malaysia Kasih Duit buat Ganti Mobil Baru

    Jakarta

    Pemerintah Malaysia membatasi usia kendaraan yang beredar di negaranya. Hal itu terkait dengan faktor keamanan dari kendaraan tersebut.

    Di Malaysia, kendaraan tua dengan usia di atas 20 tahun harus di-scrap atau dihancurkan. Pemerintah Malaysia akan memberikan insentif untuk pemilik kendaraan tua berusia 20 tahun ke atas untuk mengganti dengan mobil baru. Pilihan mobil barunya adalah mobil nasional merek Proton atau Perodua.

    Diberitakan Malay Mail, Perdana Menteri Anwar Ibrahim mengumumkan program insentif tersebut. Ia mengatakan inisiatif yang diperkenalkan bekerja sama dengan produsen mobil nasional ini bertujuan untuk mendorong pemusnahan kendaraan tua. Sebab, kendaraan tua dinilai tidak ekonomis yang menimbulkan risiko keselamatan dan lingkungan.

    Anwar mengatakan inisiatif ini merupakan salah satu dari beberapa langkah pencegahan yang bertujuan untuk mengurangi risiko kecelakaan lalu lintas menyusul serangkaian kecelakaan fatal baru-baru ini.

    “Pemerintah menyampaikan belasungkawa atas serentetan kecelakaan lalu lintas tragis baru-baru ini. Mulai dari kecelakaan yang melibatkan mahasiswa Universiti Pendidikan Sultan Idris (UPSI), hingga tragedi bus wisata Ayer Hitam, kecelakaan truk polisi di Teluk Intan, dan tabrakan truk baru-baru ini di gerbang tol Bukit Kajang yang merenggut nyawa seorang bayi,” kata Anwar.

    “Langkah-langkah yang lebih ketat akan diambil untuk mencegah insiden seperti itu terulang. Kementerian Perhubungan sedang menyelesaikan peraturan batas kecepatan untuk kendaraan berat,” ujarnya saat mengajukan Anggaran 2026.

    Dikutip media lokal Malaysia, Paultan, insentif yang diberikan pemerintah untuk mengganti mobil baru sebesar 4.000 ringgit (Rp 15,7 jutaan). Hal ini juga sejalan dengan program produsen otomotif lokal Malaysia yang menawarkan program ‘uang tunai untuk mobil tua’. Satu-satunya syarat dan ketentuan yang diumumkan adalah bahwa mobil yang akan dibesituakan harus berusia lebih dari 20 tahun.

    (rgr/mhg)

  • Kecaman dari Mana-mana Usai Israel Cegat Kapal Global Sumud Flotilla

    Kecaman dari Mana-mana Usai Israel Cegat Kapal Global Sumud Flotilla

    Jakarta

    Israel mencegat armada Global Sumud Flotilla yang membawa bantuan kemanusiaan ke Gaza. Aksi penghadangan ini menuai kecaman keras dari berbagai negara.

    Dilansir AFP dan Al Arabiya, Jumat (3/10/2025), puluhan kapal dicegat oleh Israel. Termasuk kapal bernama Marinette, yang merupakan kapal terakhir dalam rombongan misi tersebut.

    “Marinette, kapal terakhir yang tersisa dari Global Sumud Flotilla, telah dicegat pada pukul 10.29 pagi waktu setempat (sekitar pukul 07.29 GMT), sekitar 42.5 mil laut dari Gaza,” demikian pernyataan Global Sumud Flotilla.

    Global Sumud Flotilla menyebut para penumpang kapal-kapal itu “diculik dengan cara yang melanggar hukum”.

    Misi Global Sumud Flotilla melibatkan lebih dari 40 kapal. Di mana, kapal-kapal itu membawa politisi dan aktivis dari berbagai negara. Akibat aksinya, Israel menuai kecaman internasional.

    Israel Dinilai Langgar Hukum Internasional

    Anggota Komisi I DPR RI, Syamsu Rizal, mengecam tindakan Israel mencegat sejumlah armada Global Sumud Flotilla yang membawa bantuan kemanusiaan untuk Gaza. Syamsu Rizal meminta Indonesia untuk mengajak negara-negara yang tergabung dalam BRICS hingga Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk memutus diplomasi dengan Israel sebagai langkah tegas.

    “Apa yang dilakukan oleh Israel itu dengan memblokade, kemudian menghambat, bahkan menangkap aktivis internasional itu, pada dasarnya itu adalah pelanggaran hukum internasional. Karena Israel ini melanggar konvensi Jenewa, melanggar hukum humaniter internasional bahkan melanggar piagam PBB bahkan melanggar Surat Ketetapan Dewan Keamanan,” kata Syamsu Rizal saat dihubungi, Jumat (3/10).

    Syamsu Rizal mengatakan, jika negara-negara di dunia serempak memutus hubungan diplomatik dengan Israel maka sikap kesewenangan Israel bisa dihentikan. Ia menyebut tindakan yang dilakukan Israel mengganggu pola relasi internasional.

    “Sekarang tinggal seperti lembaga internasional seperti PBB dan beberapa lembaga lainnya itu bukan hanya sekadar mengecam, kalau kami secara pribadi atau di komisi ini mengecam. Pemerintah Republik Indonesia, harusnya mengecam,” ujar Legislator PKB ini.

    Anwar Ibrahim Desak Aktivis Malaysia Dibebaskan

    Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim juga turut mengecam tindakan Israel. Anwar menghubungi sejumlah pemimpin dunia. Hal ini dalam upaya menuntut pembebasan relawan dan aktivis Malaysia yang tergabung dalam kapal bantuan untuk Gaza, Global Sumud Flotilla.

    Pemimpin dunia yang dihubungi Anwar antara lain Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan hingga Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi.

    “Hingga sore ini, saya telah berdiskusi langsung dengan Perdana Menteri Qatar, Presiden Turki, dan Presiden Mesir untuk mendapatkan dukungan mereka dalam menuntut pembebasan segera para relawan dan aktivis Malaysia yang ditahan secara tidak adil,” kata Anwar Ibrahim dalam keterangannya di Kuala Lumpur, dilansir Antara, Jumat (3/10).

    Anwar bersama tim juga terus berkomunikasi erat dengan mitra-mitra kunci lainnya. Termasuk dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Marco Rubio, untuk mendesak intervensi segera tanpa penundaan.

    “Saya tegaskan kembali, dengan sekeras-kerasnya, bahwa kekejaman dan tindakan agresi yang dilakukan oleh rezim Israel harus segera dihentikan,” kata Anwar.

    Malaysia, kata Anwar, menuntut pembebasan segera dan tanpa syarat semua tahanan. Ia juga meminta agar bantuan kemanusiaan dapat menjangkau rakyat Gaza dengan cepat dan tanpa hambatan.

    Cucu Nelson Mandela Turut Ditahan

    Presiden Afrika Selatan (Afsel) Cyril Ramaphosa juga mendesak Israel untuk membebaskan para aktivis yang ditahan. Terdapat cucu mantan Presiden Nelson Mandela di antara para aktivis yang ditahan Israel.

    Ramaphosa mengecam pencegatan yang dilakukan pasukan Israel terhadap puluhan kapal itu sebagai pelanggaran hukum internasional.

    “Pencegatan Global Sumud Flotilla merupakan pelanggaran berat lainnya yang dilakukan oleh Israel terhadap solidaritas dan sentimen global yang bertujuan untuk meringankan penderitaan di Gaza dan memajukan perdamaian di kawasan tersebut,” kata Ramaphosa dalam pernyataannya pada Kamis (2/10).

    Afrika Selatan telah menggugat Israel ke Mahkamah Internasional (ICJ), menuduh negara Yahudi itu melakukan genosida atas perang yang menghancurkan di Jalur Gaza. Tuduhan itu telah dibantah keras oleh Israel.

    Turki Nilai Aksi Israel Bentuk Kejahatan

    Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut pencegatan kapal bantuan masuk Gaza oleh tentara Israel sebagai tindakan pembajakan. Dalam pidatonya di Turki, Erdogan mengatakan bahwa tindakan itu sebagai bukti bahwa Israel dalam kondisi yang sangat panik untuk menyembunyikan kejahatannya.

    “Pemerintah Netanyahu yang melakukan genosida tidak dapat menoleransi sekecil apa pun peluang perdamaian untuk terwujud,” kata Erdogan dilansir Al Jazeera, Kamis (2/10)

    Erdogan mengatakan tindakan itu menjadi contoh kesekian dalam kejahatan Israel di Gaza. Dia menyebut pencegatan kapal bantuan masuk ke Gaza sebagai wujud dari kebrutalan Israel.

    “Armada Sumud Global sekali lagi menunjukkan kepada dunia kebrutalan di Gaza dan wajah pembunuh Israel. Kami tidak akan meninggalkan saudara-saudari Palestina kami dan akan bekerja sekuat tenaga untuk mengamankan gencatan senjata dan memulihkan perdamaian,” tambahnya.

    Lihat Video ‘Israel Cegat Kapal Terakhir Flotilla yang Masih Berlayar ke Gaza’:

    Halaman 2 dari 5

    (amw/lir)

  • Gelombang Pelarangan Buku di Malaysia Meningkat Drastis

    Gelombang Pelarangan Buku di Malaysia Meningkat Drastis

    Jakarta

    Tahun ini, Malaysia mengalami lonjakan pelarangan buku yang disebut oleh sejumlah penerbit, akademisi, dan kelompok HAM sebagai kemunduran berbahaya menuju penindasan dan dogma Islam konservatif.

    Kementerian Dalam Negeri Malaysia telah melarang peredaran 24 buku hingga Oktober 2025, jumlah yang melebihi total pelarangan selama enam tahun terakhir, dan menjadi yang tertinggi sejak 2017.

    Buku-buku yang dilarang mencakup novel thriller, kisah romantis, kumpulan puisi berjudul “Masturbation”, buku non-fiksi tentang Islam, serta panduan pubertas untuk anak-anak praremaja.

    Hampir separuh dari buku-buku yang masuk daftar hitam mengangkat tema LGBTQ+, termasuk novel terkenal “Call Me by Your Name” yang diadaptasi menjadi film pemenang Oscar tahun 2017 yang dibintangi Timothee Chalamet.

    Di Malaysia, homoseksualitas adalah tindakan ilegal. Warga Melayu secara hukum dianggap muslim, dan meninggalkan Islam dapat dikenai hukuman penjara oleh pengadilan agama.

    Saat mengumumkan beberapa pelarangan, kementerian menyatakan bahwa buku-buku tersebut dilarang untuk “mencegah penyebaran elemen, ideologi, atau gerakan yang dapat membahayakan keamanan nasional dan ketertiban umum.”

    PEN Malaysia, cabang lokal dari lembaga advokasi kebebasan berekspresi internasional, menyebut lonjakan larangan buku sebagai “pengekangan yang mengkhawatirkan” terhadap hak warga Malaysia untuk berbicara dan menulis secara jujur tentang isu-isu penting, terutama yang berkaitan dengan ras, agama, dan seksualitas.

    “Kami tidak bisa berdialog. Kami hanya diperintahkan apa yang harus dilakukan, buku-buku ditarik dari rak, dan yang bisa kami lakukan hanyalah menonton atau protes. Dan jika kami protes, kami juga bisa mendapat masalah lebih besar,” tambahnya.

    Nuansa konservatif dalam pemerintah reformis Malaysia

    Lonjakan larangan buku terjadi pada tahun ketiga pemerintahan Perdana Menteri Anwar Ibrahim.

    Politisi senior ini naik ke tampuk kekuasaan pada akhir 2022 dengan janji membangun pemerintahan yang lebih demokratis, transparan, dan adil bagi semua warga Malaysia, bukan hanya mayoritas Muslim Melayu.

    Koalisi pemerintahan Anwar mengusung kebijakan “Malaysia Madani” yang menekankan enam nilai inti, seperti rasa hormat dan kasih sayang. Namun, menurut analis politik Wong Chin-Huat dari Universitas Sunway, praktiknya justru menunjukkan kecenderungan yang lebih reaksioner dan pro-muslim.

    “Peningkatan pelarangan buku mungkin mencerminkan konservatisme yang tumbuh dalam birokrasi negara selama bertahun-tahun, bukan semata-mata karena Anwar menjabat, di mana pandangan yang dianggap menyimpang atau sesat tidak dilawan secara intelektual, tetapi ditekan secara hukum,” katanya.

    Wong menambahkan bahwa pemerintahan Anwar mungkin memperkuat sikap konservatif tersebut, baik karena keyakinan atau untuk keuntungan politik.

    “Yang pasti, Malaysia tidak menjadi lebih terbuka di bawah pemerintahan Madani.”

    Ahmad Farouk Musa, Direktur Islamic Renaissance Front, menyebut kebijakan pelarangan buku ini sebagai kebalikan dari semangat Madani. Kelompoknya mempromosikan interpretasi Islam yang lebih liberal dan juga menerbitkan buku, tiga di antaranya telah dilarang pada 2017, dan dua lainnya sedang dalam proses peninjauan.

    “Mereka menyebut diri mereka Madani, artinya mereka seharusnya lebih terbuka dan menerima ide-ide yang berbeda. Namun, kenyataannya justru sebaliknya,” katanya.

    Farouk Musa menambahkan bahwa tindakan keras pemerintahan Anwar adalah strategi politik untuk menarik dukungan pemilih muslim.

    Islam dalam politik Malaysia

    Meski koalisi Anwar memenangkan pemilu 2022, kemenangan tersebut diperoleh dengan bantuan besar dari pemilih muslim non-Melayu. Partai Islam Se-Malaysia (PAS) memenangkan jumlah kursi parlemen terbanyak di antara semua partai dalam pemilu tersebut. Mereka meraih suara lebih dari dua kali lipat dibandingkan perolehan pada pemilu empat tahun sebelumnya.

    Dalam pemilihan regional 2023, koalisi pro-Islam yang dipimpin oleh PAS memenangkan 60% dari 245 kursi yang diperebutkan, merebut 71 kursi di antaranya, dan memperluas pengaruhnya di beberapa basis kekuatan partai penguasa.

    Farouk Musa mengatakan larangan buku yang melonjak tiba-tiba adalah salah satu cara koalisi Anwar untuk mencoba menarik lebih banyak pemilih muslim dalam pemilu mendatang, atau setidaknya mempertahankan yang sudah ada.

    “Itu alasan utamanya, karena jika tidak, mereka akan kalah,” katanya.

    Amir Muhammad, seorang pedagang dan penerbit buku independen, mengatakan larangan buku adalah cara untuk mendapatkan simpati pemilih dengan “menggunakan kartu bahwa mereka membantu melindungi moral.”

    Pada Juni lalu, petugas dari Kementerian Dalam Negeri yang mengenakan rompi kuning neon tiba tanpa pemberitahuan di toko buku kecil Muhammad di Kuala Lumpur untuk mencari tiga buku.

    Muhammad mengatakan judul-judul tersebut adalah dua novel horor psikologis dan satu novel romantis, semuanya karya penulis lokal. Petugas tersebut membawa satu salinan masing-masing tanpa menjelaskan mengapa buku-buku tersebut dicurigai.

    Muhammad mengatakan bahwa ini sedikitnya sudah empat kali petugas dari kementerian melakukan razia di tokonya, dan menyebutnya sebagai “risiko pekerjaan” dalam menjual buku di Malaysia.

    “Ini hanyalah salah satu risiko dalam menjalankan bisnis ini,” katanya.

    Kementerian Dalam Negeri Malaysia tidak menanggapi permintaan komentar dari DW.

    Larangan buku kian meluas

    Menurut beberapa laporan, larangan buku juga makin meningkat secara global.

    Pada Hari Buku Sedunia pada April lalu, PEN International menyatakan telah mendokumentasikan “peningkatan dramatis” dalam larangan buku di seluruh dunia. Namun, organisasi tersebut menyoroti Malaysia di antara belasan negara yang diangkat tahun ini karena fokusnya pada pemblokiran publikasi yang mengandung karakter atau tema LGBTQ+.

    Menurut Ramakrishnan dari PEN Malaysia, Malaysia telah melarang lebih banyak buku belakangan ini dibandingkan dengan negara-negara tetangga yang lebih liberal seperti Indonesia dan Filipina, tetapi masih belum seketat sensor di Kamboja, Myanmar, atau Vietnam, negara-negara yang dipimpin oleh rezim otoriter, komunis, atau militer.

    “Dampak dari semua pembatasan ini adalah menyempitnya ruang bagi ide-ide yang berbeda, dan secara perlahan mendorong penulis, penerbit, distributor, bahkan pembaca untuk melakukan sensor diri,” kata Ramakrishnan.

    Artikel ini terbit pertama kali dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Algadri Muhammad dan Tezar Aditya

    Editor: Hani Anggraini

    (ita/ita)

  • ​Masuki Zona Kuning, Armada Global Sumud Flotilla Makin Dekat Berlabuh di Gaza

    ​Masuki Zona Kuning, Armada Global Sumud Flotilla Makin Dekat Berlabuh di Gaza

    Tunisia: Pelayaran Global Sumud Flotilla diperkirakan akan merapat ke Gaza, Palestina, dalam dua hingga tiga hari ke depan. Ketua Koordinator Indonesia Global Peace Convoy (IGPC), Muhammad Husein, menyampaikan bahwa armada terdepan saat ini hanya berjarak sekitar 300 nautical mile (Nm) dari garis pantai Gaza. 

    Husein yang berada di Kapal Observer Summertimes, hingga Senin, 29 September 2025 terus mengejar 42 armada lain yang sudah berada di zona kuning pelayaran dalam upaya menembus blokade Gaza. Menurutnya, jika tak ada hambatan ataupun serangan dari Zionis Israel, estimasi waktu tempuh bisa lebih singkat. 

    “Jarak kapal-kapal Global Sumud Flotilla yang saat ini berada paling depan, hanya tinggal sekitar 300-an nautical miles dari Gaza. Dan insya Allah, hanya dalam dua atau tiga hari ke depan, kapal-kapal yang membawa bantuan kemanusian untuk Gaza, sudah tiba di Gaza,” ujarnya dalam pertemuan virtual bersama relawan dan aktivis IGPC.

    Husein menjelaskan bahwa dirinya sempat mengalami kendala teknis ketika Kapal Observer Nusantara yang ditumpanginya rusak di perairan Sisilia, Italia. Sejak kemarin, ia beralih ke Kapal Observer Summertimes untuk melanjutkan perjalanan. Saat ini, kapal tersebut sudah berada di perairan internasional tenggara Kreta, Yunani, guna menyusul 42 armada yang menunggu di zona kuning.
     

    Zona kuning sendiri menjadi titik waspada bagi armada Global Sumud Flotilla, terletak di barat daya perairan Siprus dan tenggara Kepulauan Kreta. Dari titik tersebut, seluruh kapal harus melanjutkan perjalanan melewati zona merah, wilayah berbahaya dalam radius 100 Nm dari Gaza, yang kerap menjadi lokasi serangan Israel terhadap kapal kemanusiaan.

    Husein menuju zona kuning bersama 21 relawan dari 10 negara lain, seperti Malaysia, Italia, Afrika Selatan, hingga Maroko. “Saya di Kapal Summertimes bersama 21 relawan, dan aktivis dari 10 negara lainnya. Ada yang dari Malaysia, Italia, Afrika Selatan (Afsel), Maroko, dan lain-lain,” jelasnya.

    Sementara itu, relawan Indonesia lainnya, Wanda Hamidah dan Muhammad Faturrahman, masih tertahan di perairan Italia akibat kapal yang mereka tumpangi rusak. Bahkan, kapten kapal dilaporkan meninggalkan pelayaran dan menolak melanjutkan perjalanan.
     
    IGPC desak Presiden Prabowo mengambil sikap

    Di sisi lain, IGPC menyoroti belum adanya pernyataan resmi dari Presiden Prabowo Subianto terkait dukungan terhadap misi kemanusiaan Global Sumud Flotilla. Padahal, ada warga Indonesia yang ikut serta dalam aksi tersebut bersama ratusan relawan dari 45 negara.

    Husein menilai, seharusnya Prabowo bisa mencontoh langkah Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, yang mendukung keterlibatan warganya. 

    “Kami meminta agar Pak Prabowo Subianto, cukup hanya me-mention (menyebut) Global Sumud Flotilla sebagai bentuk partisipasinya dalam memberikan perlindungan terhadap warga-warga Indonesia yang ikut dalam aksi kemanusian menembus blokade Gaza ini,” ujarnya.

    “Hal tersebut dilakukan oleh pemimpin-pemimpin negara lain, seperti PM Anwar dan lain-lain dalam memberikan perlindungan terhadap warga negaranya dalam misi kemanusian Global Sumud Flotilla ini,” terangnya.

    Selain Husein, dua nama lain dari Indonesia yang terlibat dalam konvoi laut kemanusiaan ini adalah Wanda Hamidah dan Muhammad Faturrahman dari Aqsa Working Group (AWG).

    Tunisia: Pelayaran Global Sumud Flotilla diperkirakan akan merapat ke Gaza, Palestina, dalam dua hingga tiga hari ke depan. Ketua Koordinator Indonesia Global Peace Convoy (IGPC), Muhammad Husein, menyampaikan bahwa armada terdepan saat ini hanya berjarak sekitar 300 nautical mile (Nm) dari garis pantai Gaza. 
     
    Husein yang berada di Kapal Observer Summertimes, hingga Senin, 29 September 2025 terus mengejar 42 armada lain yang sudah berada di zona kuning pelayaran dalam upaya menembus blokade Gaza. Menurutnya, jika tak ada hambatan ataupun serangan dari Zionis Israel, estimasi waktu tempuh bisa lebih singkat. 
     
    “Jarak kapal-kapal Global Sumud Flotilla yang saat ini berada paling depan, hanya tinggal sekitar 300-an nautical miles dari Gaza. Dan insya Allah, hanya dalam dua atau tiga hari ke depan, kapal-kapal yang membawa bantuan kemanusian untuk Gaza, sudah tiba di Gaza,” ujarnya dalam pertemuan virtual bersama relawan dan aktivis IGPC.

    Husein menjelaskan bahwa dirinya sempat mengalami kendala teknis ketika Kapal Observer Nusantara yang ditumpanginya rusak di perairan Sisilia, Italia. Sejak kemarin, ia beralih ke Kapal Observer Summertimes untuk melanjutkan perjalanan. Saat ini, kapal tersebut sudah berada di perairan internasional tenggara Kreta, Yunani, guna menyusul 42 armada yang menunggu di zona kuning.
     

     
    Zona kuning sendiri menjadi titik waspada bagi armada Global Sumud Flotilla, terletak di barat daya perairan Siprus dan tenggara Kepulauan Kreta. Dari titik tersebut, seluruh kapal harus melanjutkan perjalanan melewati zona merah, wilayah berbahaya dalam radius 100 Nm dari Gaza, yang kerap menjadi lokasi serangan Israel terhadap kapal kemanusiaan.
     
    Husein menuju zona kuning bersama 21 relawan dari 10 negara lain, seperti Malaysia, Italia, Afrika Selatan, hingga Maroko. “Saya di Kapal Summertimes bersama 21 relawan, dan aktivis dari 10 negara lainnya. Ada yang dari Malaysia, Italia, Afrika Selatan (Afsel), Maroko, dan lain-lain,” jelasnya.
     
    Sementara itu, relawan Indonesia lainnya, Wanda Hamidah dan Muhammad Faturrahman, masih tertahan di perairan Italia akibat kapal yang mereka tumpangi rusak. Bahkan, kapten kapal dilaporkan meninggalkan pelayaran dan menolak melanjutkan perjalanan.
     

    IGPC desak Presiden Prabowo mengambil sikap

    Di sisi lain, IGPC menyoroti belum adanya pernyataan resmi dari Presiden Prabowo Subianto terkait dukungan terhadap misi kemanusiaan Global Sumud Flotilla. Padahal, ada warga Indonesia yang ikut serta dalam aksi tersebut bersama ratusan relawan dari 45 negara.
     
    Husein menilai, seharusnya Prabowo bisa mencontoh langkah Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, yang mendukung keterlibatan warganya. 
     
    “Kami meminta agar Pak Prabowo Subianto, cukup hanya me-mention (menyebut) Global Sumud Flotilla sebagai bentuk partisipasinya dalam memberikan perlindungan terhadap warga-warga Indonesia yang ikut dalam aksi kemanusian menembus blokade Gaza ini,” ujarnya.
     
    “Hal tersebut dilakukan oleh pemimpin-pemimpin negara lain, seperti PM Anwar dan lain-lain dalam memberikan perlindungan terhadap warga negaranya dalam misi kemanusian Global Sumud Flotilla ini,” terangnya.
     
    Selain Husein, dua nama lain dari Indonesia yang terlibat dalam konvoi laut kemanusiaan ini adalah Wanda Hamidah dan Muhammad Faturrahman dari Aqsa Working Group (AWG).
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News


    Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id

    (PRI)

  • Mahathir Desak PM Anwar Ibrahim Batalkan Undangan Donald Trump ke KTT ASEAN

    Mahathir Desak PM Anwar Ibrahim Batalkan Undangan Donald Trump ke KTT ASEAN

    JAKARTA – Mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia, Mahathir Mohamad, meminta PM Anwar Ibrahim selaku Ketua ASEAN untuk membatalkan undangan kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump guna menghadiri KTT ASEAN ke-47 di Kuala Lumpur pada akhir Oktober 2025.

    Dalam pernyataan video di Kuala Lumpur pada Sabtu (27/9), Mahathir menyebut Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Trump adalah dalang utama di belakang aksi genosida yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina.

    “Saya memohon supaya Anwar Ibrahim membatalkan undangan kepada Donald Trump, karena dia [Trump] pendukung kejahatan kemanusiaan yang sedang dijalankan Israel kepada Palestina,” kata Mahathir, dilansir dari ANTARA, Sabtu, 27 September.

    Dia menegaskan keputusan negara-negara Eropa untuk mengakui kemerdekaan Palestina telah memberikan pesan yang sangat jelas bahwa genosida yang dilakukan terhadap rakyat Palestina tidak lagi bisa diterima.

    Menurut Mahathir, negara-negara Eropa termasuk Inggris, yang dulu adalah sekutu kuat AS, telah mengambil langkah yang tidak disenangi pemerintahan Trump.

    “Tentara laut Spanyol dan Italia mengirim kapal perang ke perairan Mediterania untuk menjaga kapal kemanusiaan Global Sumud Flotilla yang disertai rakyat Malaysia, yang mengantar bantuan kemanusiaan ke Palestina,” kata Mahathir.

    Dia menambahkan bahwa pembunuhan terhadap rakyat dan anak-anak di Palestina terus dilakukan AS dan Donald Trump. Hal itu terbukti dengan penggunaan hak veto oleh AS dalam upaya gencatan senjata di Gaza dan sengaja menghalangi bantuan kemanusiaan ke Palestina.

    “Maka sekarang selain dibunuh dengan bom dan senjata lain, mereka [rakyat Palestina] kini dibunuh dengan kelaparan yang sengaja diciptakan,” tegas Mahathir.

    Dia juga menyerukan agar Malaysia tidak berdiam diri. Pemerintahan PM Anwar, ​​menurut dia, harus tampil di depan untuk menyatakan sikap Malaysia atas kekejaman Israel dan AS.

    Mahathir menekankan bahwa sikap Malaysia terhadap AS dan Trump menjadi tanggung jawab moral negara.

    Malaysia perlu menunjukkan dengan jelas kepada Israel dan AS bahwa walaupun Malaysia merupakan negara kecil, tetapi tetap lantang menentang kekejaman, kata Mahathir.

    Dia mengingatkan bahwa beberapa warga Malaysia yang ikut serta menyalurkan bantuan kemanusiaan bersama Global Sumud Flotila sedang bertaruh nyawa di laut lepas.

    Menurut Mahathir, AS masih memberikan dana, senjata, dan bantuan tentara kepada Israel untuk terus membunuh rakyat Palestina.

    “Tangan Donald Trump dan AS, bukan saja berlumuran darah anak Palestina, tapi mereka juga bersama Israel menghancurkan Gaza,” katanya.

    Dengan membatalkan undangan untuk Trump, kata Mahathir, Malaysia akan memberikan pesan jelas bahwa Trump adalah seorang penjahat dan pembunuh anak-anak.

    “Manusia seperti Trump, walau sangat berkuasa, tidak diterima di Malaysia,” kata Mahathir, menegaskan.

  • Malaysia Rayu AS Bebaskan Tarif Impor Furnitur yang Dikerek Naik

    Malaysia Rayu AS Bebaskan Tarif Impor Furnitur yang Dikerek Naik

    Jakarta

    Pemerintah Malaysia disebut tengah bernegosiasi dengan Amerika Serikat (AS) untuk memberikan pengecualian tarif terhadap produk furnitur, otomotif, dan kedirgantaraan. Negosiasi ini menyusul penetapan baru tarif sektoral yang ditetapkan AS beberapa waktu lalu.

    Diketahui, Presiden AS Donald Trump mengumumkan kenaikan tarif impor untuk produk furnitur mencakup lemari dapur dan meja rias kamar mandi sebesar 50% serta 30% untuk produk berlapis kain, yang berlaku mulai 1 Oktober mendatang.

    Dikutip dari Reuters, Kementerian Perdagangan Malaysia meminta AS untuk untuk mempertimbangkan penerapan tarif 0% terhadap ekspor furnitur, otomotif, dan produk kedirgantaraan.

    Adapun sebelumnya, AS berencana memberikan pengecualian tarif ke Malaysia untuk komoditas yang tidak diproduksi di AS, seperti kakao dan minyak sawit. Kementerian Perdagangan Malaysia menargetkan negosiasi ini rampung bulan depan.

    Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, juga sebelumnya mengonfirmasi dalam sebuah unggahan Facebook, pada Kamis (25/9), yang menyebut kedua negara menargetkan kesepakatan sebelum kunjungan Trump ke Kuala Lumpur bulan Oktober untuk menghadiri pertemuan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara.

    Untuk diketahui, Malaysia dan AS tengah berupaya menyelesaikan kesepakatan tarif setelah Gedung Putih menetapkan tarif impor sebesar 19% pada Agustus bulan lalu.

    (Andi Hidayat/eds)