Tag: Anwar Ibrahim

  • Presiden China Xi Jinping Serukan Persatuan Asia Melawan AS

    Presiden China Xi Jinping Serukan Persatuan Asia Melawan AS

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden China Xi Jinping mempromosikan gagasan tentang keluarga Asia dan menyerukan persatuan regional selama lawatannya ke Asia Tenggara. 

    Seruan tersebut merupakan upaya nyata China untuk melawan tekanan AS. Adapun, AS sudah berupaya membatasi hubungan dagang dengan Beijing.

    Melansir Bloomberg, Xi mendarat di Phnom Penh pada Kamis (17/4/2025). Dia memulai perjalanan terakhir dari lawatannya ke tiga negara saat pemerintahan Trump bersiap mencari kerja sama dengan para mitra dagang untuk mengepung Beijing. 

    Pemimpin China itu menekankan solidaritas dalam pidatonya pada jamuan makan malam kenegaraan di Malaysia sehari sebelumnya, ketika kedua negara menandatangani berbagai kesepakatan sebagai tanda hubungan ekonomi yang semakin dalam.

    “China dan Malaysia akan berdiri bersama negara-negara di kawasan itu untuk memerangi arus bawah konfrontasi geopolitik dan berbasis blok. Bersama-sama kita akan menjaga prospek cerah keluarga Asia kita,” kata Xi di ibu kota administratif Malaysia, Putrajaya.

    Dorongan diplomatik ini diperkuat oleh pernyataan bersama yang dirilis. China dan Malaysia sepakat untuk meningkatkan kolaborasi di bidang industri, rantai pasokan, data, dan bakat. Mereka berkomitmen untuk melaksanakan Program Lima Tahun untuk Kerjasama Ekonomi dan Perdagangan serta membangun “komunitas strategis Malaysia-China tingkat tinggi.”

    Dalam sindiran terselubung lainnya terhadap AS, Xi menegaskan kembali seruannya untuk melawan unilateralisme dalam sebuah artikel yang diterbitkan pada Kamis di media Kamboja sebelum kedatangannya di ibu kota Malaysia.

    “Bersama-sama kita harus melawan hegemonisme, politik kekuasaan,” tulisnya, seraya menambahkan bahwa kedua negara tetangga harus dengan tegas menentang segala upaya oleh kekuatan eksternal untuk mencampuri urusan dalam negeri kita, menabur perselisihan.

    Komentar Xi muncul saat Beijing menghadapi perang dagang yang meningkat dengan AS. Sebelumnya, AS dikabarkan sedang bersiap untuk meminta negara-negara mengambil langkah-langkah untuk membatasi kekuatan manufaktur China, termasuk mengenakan tarif sekunder pada barang-barang China, sebagai imbalan atas konsesi tarif.

    Baik China maupun AS tampaknya bersikukuh mempertahankan posisi mereka setelah Donald Trump menaikkan tarif impor atas barang-barang China hingga 145% dan Beijing membalas dengan tarif sekitar 125% atas impor AS.

    Xi menjadikan Asia Tenggara sebagai tujuan perjalanan luar negeri pertamanya tahun ini, karena ia berupaya mencegah negara-negara tersebut membuat kesepakatan dengan AS yang merugikan negaranya. 

    Meskipun mendapat penangguhan selama 90 hari, ancaman Trump untuk menaikkan tarif secara drastis telah memaksa banyak pemerintah di kawasan tersebut untuk berjalan di garis yang semakin tipis antara kedua kekuatan tersebut.

    Dalam sebuah pertunjukan keberhasilan diplomatik awal Xi, Kementerian Luar Negeri China menerbitkan pernyataan yang menunjukkan bahwa ia mendapat dukungan penuh dari Malaysia. Perdana Menteri Anwar Ibrahim memuji Xi sebagai pemimpin yang luar biasa dan menyatakan penentangan terhadap kemerdekaan Taiwan, demokrasi yang diperintah sendiri yang diklaim oleh Beijing.

    Anwar juga mengatakan anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (Asean) tidak akan mendukung tarif perdagangan sepihak apa pun, karena negaranya memegang jabatan ketua bergilir blok tersebut, menurut pernyataan China.

    Kunjungan regional Xi dimulai di Vietnam pada Senin (14/4/2025) lalu, ketika para pemimpin Vietnam memberi Xi sambutan hangat dan menandatangani 45 kesepakatan untuk memperdalam hubungan ekonomi.

    Hanoi merilis pernyataan bersama yang mengatakan kedua pihak “menentang unilateralisme” dan tindakan apa pun yang membahayakan perdamaian dan stabilitas regional — sebagian besar sesuai dengan bahasa yang telah digunakannya di masa lalu.

  • Lawatan ke Malaysia, Xi Jinping Tawarkan 3 Pilar Kerja Sama – Page 3

    Lawatan ke Malaysia, Xi Jinping Tawarkan 3 Pilar Kerja Sama – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Presiden China Xi Jinping telah bertemu dengan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim pada Rabu, 16 April 2025. Malaysia menjadi negara kedua yang dikunjungi Xi dalam lawatannya ke ASEAN.

    Diterima Liputan6.com, hasilnya ada tiga pilar kerja sama yang ditawarkan Xi dalam pertemuan dengan Anwar Ibrahim di Malaysia. Pertama, soal menjunjung tinggi kemandirian strategis dan menjalankan koordinasi strategis tingkat tinggi antara China-Malaysia.

    Menurut Xi, China dan Malaysia adalah negara yang mandiri dan menolak campur tangan eksternal. Kedua negara, katanya harus terus menempuh jalur pembangunan yang sesuai dengan kondisi nasional masing-masing.

    Xi ingin agar ke depan, China dan Malaysia dapat saling mendukung secara teguh dalam menjaga kedaulatan, keamanan, dan kepentingan pembangunan nasional. China-Malaysia juga diharapkan dapat memegang teguh nasib masa depan di tangan sendiri.

    Selain itu, lanjut Xi mekanisme dialog diplomatik dan pertahanan antara China-Malaysia juga akan dibentuk untuk memperdalam pertukaran dan kerja sama di bidang keamanan nasional, pertahanan, dan penegakan hukum.

    “Kedua, bersinergi untuk pembangunan dan menjadikan kerja sama berkualitas tinggi sebagai panutan,” kata Xi dikutip Kamis (17/4/2025).

    Xi menyebut bahwa China berkomitmen untuk memajukan modernisasi di segala bidang melalui pembangunan berkualitas tinggi, yang sangat sejalan dengan inisiatif ekonomi madani Malaysia.

    “Kedua pihak (China-Malaysia) harus bekerja sama untuk mengembangkan dan memperluas kerja sama di bidang ekonomi digital, ekonomi hijau, ekonomi biru, kecerdasan buatan, dan sektor-sektor frontier lainnya,” jelas Xi.

    Selain itu, Xi memandang agar pengembangan terintegrasi rantai industri, rantai pasok, rantai nilai, rantai data, dan rantai talenta antara China dan Malaysia terus diperkuat. Hal ini, ujar Xi penting guna mendorong transformasi dan peningkatan kerja sama di bidang tradisional, serta mempromosikan investasi dua arah.

    Ketiga, kata Xi melanjutkan persahabatan lintas generasi, serta memperdalam pertukaran dan pembelajaran antarperadaban. China-Malaysia dinilai harus bersama-sama mendorong dialog antara Konfusianisme dan Islam.

     

  • Xi Jinping Serukan Persatuan ‘Keluarga Asia’ saat Trump Batasi Hubungan dengan China

    Xi Jinping Serukan Persatuan ‘Keluarga Asia’ saat Trump Batasi Hubungan dengan China

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden China Xi Jinping mempromosikan gagasan “keluarga Asia” dan menyerukan persatuan regional selama tur ke Asia Tenggara, dalam upaya nyata untuk melawan tekanan Amerika Serikat pada negara-negara untuk membatasi hubungan perdagangan dengan China.

    Pemimpin China ini menekankan solidaritas dalam pidatonya pada jamuan makan malam kenegaraan di Malaysia sehari sebelumnya, ketika kedua negara menandatangani kesepakatan yang luas sebagai tanda untuk memperdalam hubungan ekonomi.

    Xi saat bertamu ke ibukota administratif Malaysia, Putrajaya, dirinya menegaskan bahwa China dan Malaysia akan berdiri bersama negara-negara di kawasan ini untuk memerangi arus bawah konfrontasi geopolitik dan konfrontasi berbasis blok. 

    “Bersama-sama kita akan menjaga prospek cerah keluarga Asia kita,” ujarnya, dikutip dari Bloomberg, pada Kamis (17/5/2025).

    Dorongan diplomatik ini diperkuat oleh pernyataan bersama yang dirilis pada hari Kamis, di mana China dan Malaysia sepakat untuk meningkatkan kolaborasi di bidang industri, rantai pasokan, data, dan talenta. 

    Mereka berkomitmen untuk mengimplementasikan Program Lima Tahun untuk Kerjasama Ekonomi dan Perdagangan dan membangun high-level strategic Malaysia-China community. 

    Dalam sebuah sindiran lain yang terselubung terhadap AS, Xi Jinping menegaskan kembali seruannya untuk melawan unilateralisme dalam sebuah artikel yang diterbitkan pada hari Kamis di media Kamboja menjelang kedatangannya di ibukota.

    “Bersama-sama kita harus melawan hegemonisme, politik kekuasaan dengan tegas menentang segala upaya kekuatan eksternal untuk mencampuri urusan internal kita, dan menabur perselisihan,” tullisnya. 

    Komentar Xi muncul ketika Beijing menghadapi perang dagang yang meningkat dengan AS.

    Bloomberg News telah melaporkan bahwa Washington sedang bersiap untuk meminta negara-negara untuk mengambil langkah-langkah untuk membatasi kekuatan manufaktur China, termasuk memberlakukan apa yang disebut tarif sekunder pada barang-barang China, sebagai imbalan atas konsesi tarif.

    Baik China maupun AS tampaknya sedang bersitegang setelah Trump menaikkan pungutan atas barang-barang China hingga 145% dan Beijing membalas dengan tarif sekitar 125% atas impor AS.

    Xi menjadikan Asia Tenggara sebagai tujuan perjalanan luar negeri pertamanya tahun ini, karena ia berusaha untuk mencegah negara-negara tersebut memotong kesepakatan dengan AS dengan mengorbankan negaranya. 

    Meskipun ada penangguhan selama 90 hari, ancaman kenaikan tarif Trump yang drastis telah memaksa banyak pemerintah di kawasan ini untuk berjalan di garis yang semakin tipis di antara kedua negara.

    Dalam sebuah pertunjukan keberhasilan diplomatik awal Xi, Kementerian Luar Negeri China menerbitkan pernyataan bahwa pihaknya mendapat dukungan penuh dari Malaysia.

    Perdana Menteri Anwar Ibrahim memuji Xi sebagai “pemimpin yang luar biasa” dan menyatakan penentangannya terhadap kemerdekaan Taiwan, sebuah negara demokrasi yang memiliki pemerintahan sendiri yang diklaim oleh Beijing.

    Anwar juga mengatakan bahwa anggota Asean tidak akan mendukung tarif perdagangan unilateral, karena negaranya memegang keketuaan bergilir di blok tersebut, menurut pernyataan China.

    Lawatan regional Xi dimulai di Vietnam pada hari Senin, ketika para pemimpin Vietnam memberikan sambutan hangat kepada Xi dan menandatangani 45 kesepakatan untuk memperdalam hubungan ekonomi.

    Hanoi merilis sebuah pernyataan bersama yang mengatakan bahwa kedua belah pihak “menentang unilateralisme” dan segala tindakan yang membahayakan perdamaian dan stabilitas regional—sebagian besar tetap menggunakan bahasa yang telah digunakan di masa lalu.

  • Di Tengah Tarik Ulur Tarif Trump, Xi Jinping ‘Menclok’ di Malaysia

    Di Tengah Tarik Ulur Tarif Trump, Xi Jinping ‘Menclok’ di Malaysia

    Kuala Lumpur

    Presiden China, Xi Jinping, bertemu dengan Raja Malaysia, Sultan Ibrahim ibni Iskandar pada Rabu (15/04) dalam rangka tur Asia Tenggara setelah penerapan tarif besar-besaran oleh pemerintah Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Donald Trump.

    Kemudian, sorenya, Xi mengadakan pembicaraan dengan Perdana Menteri Anwar Ibrahim dalam sebuah jamuan makan malam kenegaraan di ibu kota administrasi Putrajaya, di luar Kuala Lumpur.

    Kementerian Luar Negeri Malaysia menyatakan bahwa kedua pemimpin tersebut akan menandatangani berbagai perjanjian bilateral.

    Perjanjian bilateral baru di tengah perang dagang AS

    Pada Senin (14704) lalu, Presiden China, Xi Jinping sudah bertemu dengan Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam To Lam dan Presiden Vietnam Luong Cuong.

    China dan Vietnam menandatangani beberapa perjanjian kerjasama dalam rantai pasokan dan proyek kereta api bersama. Xi juga berjanji memberikan akses yang lebih luas bagi ekspor pertanian Vietnam ke negeri tirai bambu itu.

    “Sebagai penerima manfaat dari globalisasi ekonomi, baik China maupun Vietnam harus memperkuat tekad strategis, bersama-sama menentang tindakan pemaksaan sepihak, mendukung sistem perdagangan bebas global, dan menjaga stabilitas rantai industri dan pasokan global,” ujar Xi, menurut pernyataan dari Kementerian Luar Negeri China.

    Di lain pihak, Presiden AS Donald Trump merespons pertemuan China dan Vietnam sebagai upaya “untuk mencari cara bagaimana mereka bisa mengalahkan Amerika Serikat.”

    Oh Ei Sun, dari pusat riset Pacific Research Center of Malaysia, mengatakan kepada Associated Press bahwa tur Asia Tenggara Xi ini bagaikan “sekelompok teman yang berkumpul untuk mencari kehangatan di tengah cuaca yang panas”.

    Laut China Selatan masih jadi ganjalan

    Namun, klaim teritorial China di Laut China Selatan menjadi masalah dengan Vietnam dan Malaysia.

    Perdana Menteri Malaysia Ibrahim pada September tahun lalu menyatakan, Malaysia tidak akan tunduk pada tuntutan China untuk menghentikan eksplorasi minyak dan gas di Laut China Selatan yang kaya minyak.

    Perjalanan Presiden China Xi Jinping ke Vietnam, Kamboja dan Malaysia ini merupakan tur luar negerinya yang pertama tahun ini. Namun orang nomor satu di China itu tidak dijadwalkan mampir ke Indonesia.

    Artikel ini terbit pertama kali dalam bahasa Inggris
    Diadaptasi oleh Ayu Purwaningsih
    Editor: Agus Setiawan

    (nvc/nvc)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Dihantam Trump, Presiden China Xi Jinping Serukan Asia Bersatu

    Dihantam Trump, Presiden China Xi Jinping Serukan Asia Bersatu

    JAKARTA – Presiden China Xi Jinping menyerukan negara-negara Asia untuk bersatu dalam melawan konfrontasi geopolitik. Xi ingin memperkuat hubungan dengan beberapa tetangga terdekat Tiongkok di tengah memburuknya hubungan dengan Amerika Serikat.

    Xi berada di Malaysia sebagai bagian dari perjalanan tiga negara Asia Tenggara yang meliputi Vietnam dan Kamboja.

    Tiongkok dan Malaysia mencapai konsensus untuk memperdalam kerja sama di berbagai bidang, kata Xi Jinping setelah menyaksikan pertukaran 31 perjanjian dengan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, mulai dari perdagangan dan pariwisata hingga transportasi kereta api dan pertanian.

    “Dalam menghadapi guncangan terhadap tatanan internasional dan globalisasi ekonomi saat ini, kedua negara kita akan bersatu dengan negara-negara lain di kawasan ini untuk bersama-sama melawan arus bawah konfrontasi geopolitik dan berbasis kubu, mengatasi arus balik unilateralisme dan proteksionisme, dan menjaga prospek pembangunan yang menjanjikan di rumah bersama kita di Asia,” kata Xi Jinping dalam acara bersama Anwar Ibrahim dilansir Reuters, Rabu, 19 April.

    Pernyataan Xi muncul setelah Presiden AS Donald Trump mengejutkan pasar dengan mengenakan tarif besar-besaran pada negara-negara di seluruh dunia. Sementara beberapa tarif telah ditunda, Beijing menghadapi bea masuk sebesar 145%.

    Xi tidak secara langsung merujuk ke Amerika Serikat dalam pidatonya di Kuala Lumpur.

    Sebagai bagian dari kebijakan “America First”, Trump juga menarik AS keluar dari Organisasi Kesehatan Dunia, melemahkan USAID, dan menghentikan bantuan internasional.

    China mengatakan mereka “meruntuhkan tembok” dan memperluas lingkaran mitra dagangnya di tengah perang dagang.

     

    Dengan tarif tambahan sebesar 24% untuk barang yang dikirim ke AS, Malaysia merupakan salah satu dari beberapa negara Asia Tenggara yang menghadapi pungutan besar dari AS sebelum Trump mengumumkan penangguhan selama 90 hari.

    Para pejabat Malaysia mulai menghubungi AS untuk meminta penangguhan.

    Anwar Ibrahim mengatakan Tiongkok tetap menjadi mitra dagang terpenting Malaysia dan terus menjadi sekutu yang “rasional, kuat, dan dapat diandalkan” selama pergolakan geopolitik global.

    “Pada saat multilateralisme berada di bawah tekanan yang luar biasa, ketika beberapa negara mengabaikan prinsip tanggung jawab bersama dan yang lain mempertanyakan komitmen jangka panjang, inisiatif global Tiongkok menawarkan harapan baru,” kata Anwar.

  • Melawat ke Malaysia, Xi Jinping Bahas Kerja Sama di Bidang Kereta Api hingga AI

    Melawat ke Malaysia, Xi Jinping Bahas Kerja Sama di Bidang Kereta Api hingga AI

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Xi Jinping mendorong perusahaan-perusahaan China untuk berinvestasi dan memulai bisnis di Malaysia. Hal tersebut merupakan upayanya untuk mempererat hubungan di Asia Tenggara di tengah tekanan perang dagang dari AS. 

    Melansir Kantor Berita Xinhua pada Rabu (16/4/2025), Xi Jinping bertemu dengan Raja Malaysia, Sultan Ibrahim Iskandar dan mengatakan Beijing menyambut lebih banyak produk pertanian Malaysia.

    Xi juga meminta kedua negara untuk memajukan proyek-proyek besar seperti East Coast Rail Link pada sektor perkeretaapian dan program Two Countries, Twin Parks. Selain itu, Xi juga menyoroti pentingnya memperkuat kerja sama di bidang-bidang seperti kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), ekonomi digital, dan pembangunan hijau.

    “China dan Malaysia harus memperdalam sinergi strategi pembangunan, memanfaatkan kekuatan masing-masing untuk saling menguntungkan dan mencapai hasil yang saling menguntungkan, serta bersama-sama mengejar modernisasi,” jelas Xi.

    Dia melanjutkan, China juga mendukung Malaysia dalam perannya sebagai ketua Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara atau Asean.

    Xi menuturkan, China siap bekerja sama dengan Malaysia untuk melaksanakan Prakarsa Pembangunan Global (Global Development Initiative), Prakarsa Keamanan Global (Global Security Initiative), dan Prakarsa Peradaban Global (Global Civilization Initiative).

    China juga siap mendorong upaya negara-negara Selatan untuk mencapai kemajuan kolektif yang didorong oleh solidaritas dan pembangunan bersama.

    Sementara itu, melansir Bloomberg, Kunjungan Xi ke Malaysia menandai persinggahan keduanya di kawasan tersebut saat Beijing berupaya memperkuat hubungan dengan negara-negara Asia Tenggara yang bergantung pada ekspor yang terguncang oleh perang dagang Presiden Donald Trump yang semakin memanas. 

    Perjalanan tersebut dilakukan saat negara-negara berupaya mencapai kesepakatan mereka sendiri dengan Washington setelah Trump memukul mitra dagang dengan tarif timbal balik. Trump kemudian mengumumkan jeda selama 90 hari. Malaysia, khususnya, berupaya menurunkan tarif 24% dan mengamankan beberapa pengecualian ekspor.

    Dalam unggahan di laman Facebook resminya, Sultan Ibrahim mengatakan dia yakin Malaysia dan China akan terus memperkuat kerja sama meskipun terdapat berbagai kesenjangan geopolitik di seluruh dunia.

    “Ada potensi besar bagi perusahaan dan investor China untuk mengeksplorasi peluang di Malaysia karena sejalan dengan pentingnya konektivitas regional dan pembangunan berkualitas tinggi di bawah program Belt and Road China,” katanya.

    Adapun, Xi mendarat di Malaysia pada Selasa (15/4/2025) malam setelah mengakhiri kunjungan dua hari ke Vietnam dan disambut oleh Perdana Menteri Anwar Ibrahim. Menjelang kedatangannya, pemimpin China tersebut mengatakan dirinya melihat perjalanannya sebagai kesempatan untuk lebih mempererat hubungan bilateral dan memperkuat rasa saling percaya politik. 

    Setelah dari Malaysia, Xi akan singgah ke Kamboja yang menjadi tujuan terakhirnya dalam kunjungan kali ini mulai Kamis (17/6/2025) besok.

    Tur regionalnya menggarisbawahi posisi sulit yang dialami negara-negara Asia Tenggara. Sejak Trump mengenakan tarif tinggi pada China selama masa jabatan pertamanya, banyak dari negara-negara ini telah menjadi rute utama bagi ekspor China untuk mencapai AS. 

    Kini, AS menekan mereka untuk memutus jalur bisnis yang menguntungkan itu dengan mitra dagang terbesar mereka atau menghadapi tarif AS yang melumpuhkan.

    Malaysia menganggap China dan AS sebagai salah satu mitra dagang terbesarnya, dan telah mempertahankan hubungan terbuka dengan kedua negara tersebut. 

    Namun, sebagai negara yang bergantung pada perdagangan, negara ini merasakan tekanan. Pemerintah sedang meninjau perkiraan pertumbuhannya untuk tahun ini karena perang dagang yang meningkat.

    Kunjungan kenegaraan terakhir Xi ke Malaysia adalah pada 2013, ketika kedua negara meningkatkan hubungan mereka menjadi Kemitraan Strategis Komprehensif. Tahun lalu, mereka merayakan ulang tahun ke-50 pembentukan hubungan diplomatik, yang menyoroti kerja sama yang berkembang selama beberapa dekade.

  • Xi Jinping Akhirnya Tiba di Malaysia untuk Bahas Tarif Trump

    Xi Jinping Akhirnya Tiba di Malaysia untuk Bahas Tarif Trump

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden China Xi Jinping tiba di Malaysia pada Selasa malam (15/4/2025), melanjutkan rangkaian lawatannya ke Asia Tenggara. 

    Mengutip Bloomberg, kunjungan ini merupakan bagian dari upaya Negeri Tirai Bambu untuk mempererat hubungan regional di tengah meningkatnya tensi perdagangan dengan Amerika Serikat (AS). Malaysia menjadi persinggahan kedua Presiden China Xi Jinping di Asia Tenggara setelah sebelumnya mengunjungi Vietnam

    Kementerian Luar Negeri Malaysia menyebutkan bahwa Xi dijadwalkan bertemu dengan Perdana Menteri Anwar Ibrahim. Keduanya akan membahas penguatan kerja sama bilateral serta bertukar pandangan mengenai isu-isu regional dan global.

    Selain pertemuan bilateral, Xi dan Anwar juga dijadwalkan menyaksikan penandatanganan sejumlah nota kesepahaman, perjanjian, dan dokumen penting antara kedua negara.

    Presiden Xi menyatakan, kunjungan ini menjadi momentum untuk memperdalam persahabatan dan memperkuat saling percaya di bidang politik. Dia juga mendorong kerja sama di sektor modernisasi, meningkatkan pembelajaran bersama, serta peningkatan kemitraan dalam membangun komunitas China–Malaysia yang lebih erat.

    Di sisi lain, analis dari MIDF Amanah Investment Bank Bhd mencatat bahwa hubungan China dan Malaysia diprediksi akan semakin dekat, terutama di tengah ketegangan antara China dan AS.

    “Terutama jika kedua negara memilih untuk memperluas perdagangan bilateral sebagai bagian dari strategi diversifikasi, untuk merespons tarif dari AS dan perlahan mengurangi ketergantungan pada pasar AS,” tulis analis dalam laporannya. 

    Sebagai informasi, sebelum tiba di Malaysia, Xi terlebih dahulu berkunjung ke Vietnam. Di sana, ia menyerukan kerja sama untuk menentang “intimidasi sepihak” yang dinilainya mengganggu stabilitas perdagangan bebas global dan rantai pasokan.

    Adapun, selama beberapa tahun terakhir, negara-negara Asia Tenggara telah menjadi jalur utama ekspor China menuju AS, terutama sejak pemerintahan Donald Trump menaikkan tarif terhadap produk China pada masa jabatannya yang pertama.

  • Mantan PM Malaysia Abdullah Ahmad Badawi Meninggal Dunia

    Mantan PM Malaysia Abdullah Ahmad Badawi Meninggal Dunia

    Jakarta

    Perdana Menteri (PM) ke-5 Malaysia Tun Abdullah Ahmad Badawi meninggal dunia pada usia 85 tahun. Abdullah Ahmad Badawi tutup usia setelah kesehatannya menurun.

    Dilansir The Star, Selasa (15/4/2025), PM Datuk Seri Anwar Ibrahim telah memberikan penghormatan kepada Abdullah Ahmad Badawi, yang meninggal dunia pada Senin (14/4) Waktu setempat.

    Dalam pesannya, Anwar mengenang kunjungan terakhirnya ke Perdana Menteri Malaysia kelima itu, dan menggambarkannya sebagai kenangan yang mengharukan.

    “Dia dalam kondisi yang sangat lemah, dan pemandangan itu menyentuh hati saya dengan menyakitkan. Namun, ketika tangan kami bersentuhan, matanya yang redup masih memancarkan kehangatan, cinta, dan rasa damai yang abadi,” kata Anwar.

    Anwar mencatat bahwa di tengah dunia politik yang sering bergejolak, Pak Lah, panggilan Abdullah Ahmad Badawi, selalu menjadi sosok yang menenangkan.

    “Dia menerima saya dengan keanggunan dan kasih sayang, meskipun kami pernah berdiri di sisi yang berlawanan dalam medan politik. Itulah ukuran kemurahan hati seorang negarawan besar,” tambahnya.

    Dikenal dengan panggilan Pak Lah, Abdullah, 85 tahun, menjadi Perdana Menteri Malaysia pada tahun 2003 setelah Tun Mahathir Mohamad mengakhiri masa jabatannya selama 22 tahun.

    Kesehatannya menurun dalam beberapa tahun terakhir karena demensia, yang mempengaruhi ingatannya, termasuk nama-nama anggota keluarganya. Selain dikenal sebagai ‘bapak pengembangan sumber daya manusia’ Malaysia, Abdullah juga dikenal karena konsep Islam Hadhari-nya.

    (rfs/rfs)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Prabowo ungkap strateginya kelola ketegangan di Laut China Selatan

    Prabowo ungkap strateginya kelola ketegangan di Laut China Selatan

    Kami berhasil menyelesaikan masalah (tumpang tindih klaim batas ZEE) dengan Vietnam setelah melewati beberapa dekade klaim dan sanggahan. Beberapa bulan lalu, kami mencapai kesepakatan…,

    Jakarta (ANTARA) – Presiden RI Prabowo Subianto mengungkap strateginya mengelola ketegangan di Laut China Selatan, perairan sengketa yang saat ini diperebutkan oleh beberapa negara ASEAN dan China.

    Dalam sesi ADF Talks, Antalya Diplomacy Forum, di Kota Antalya, Turki, Jumat, Presiden membagikan pengalaman Indonesia yang berhasil menyepakati batas-batas zona ekonomi eksklusifnya di Laut China Selatan dengan Vietnam.

    “Kami berhasil menyelesaikan masalah (tumpang tindih klaim batas ZEE) dengan Vietnam setelah melewati beberapa dekade klaim dan sanggahan. Beberapa bulan lalu, kami mencapai kesepakatan. Saya juga telah mengusulkan kepada sahabat saya, Perdana Menteri Malaysia (Anwar Ibrahim) untuk menyelesaikan isu yang masih tertunda antara Indonesia dan Malaysia,” kata Presiden Prabowo saat menjawab pertanyaan moderator dalam sesi ADF Talks di Antalya, Turki, Jumat (11/4) sore waktu setempat.

    Presiden menilai ketegangan di kawasan saat ini salah satunya bersumber dari persoalan batas-batas wilayah dan tumpang tindih klaim di Laut China Selatan.

    Persoalan itu, menurut Prabowo, merupakan warisan dari negara-negara kolonial dan imperialis yang pernah menjajah mayoritas negara di Asia Tenggara.

    “Warisan dari penjajahan selama berabad-abad itu masih tersisa seperti batas-batas wilayah yang belum jelas, dan lain sebagainya. Inilah kekacauan yang harus kita benahi sekarang,” kata Prabowo.

    Bagi Presiden Prabowo, kunci utama dalam mengelola ketegangan di kawasan, termasuk di Laut China Selatan, ialah prinsip saling menghormati dan kolaborasi. Prinsip dan langkah itu yang dilakukan oleh Presiden Prabowo saat berbicara dengan Presiden China Xi Jinping.

    Indonesia saat ini bukan bagian dari negara yang bersengketa dengan China untuk klaim wilayah di Laut China Selatan. Walaupun demikian, China saat ini mengklaim secara sepihak hampir seluruh wilayah Laut China Selatan dengan 10 garis putus-putusnya (10-dash line). Klaim terbaru 10 dash line China itu juga mencakup wilayah Laut Natuna Utara, yang merupakan ZEE Indonesia.

    “China mengklaim nelayan mereka telah menangkap ikan di wilayah tersebut selama ribuan tahun, dan kami juga mengklaim telah melakukan hal yang sama selama ribuan tahun. Jadi, saya katakan kepada Presiden Xi, mengapa kita tidak melakukan pengembangan bersama?” kata Presiden Prabowo.

    Prabowo kemudian mengajak Xi untuk mendata jumlah kapal-kapal China yang melaut dekat ZEE Indonesia, dan kapal-kapal Indonesia sehingga dua negara dapat menetapkan aturan-aturan bersama yang bermanfaat untuk kedua belah pihak dalam kerangka hukum internasional. Aturan-aturan bersama itu juga ditetapkan untuk mencegah penangkapan ikan berlebihan.

    “Mari kita buat sistem perizinan agar semua pihak mendapatkan manfaat. Saya katakan kepada semua, 100 persen dari 0 (nol) tetaplah 0. Jadi, lebih baik kita bekerja sama sambil menunggu penyelesaian, dan Presiden Xi menyetujui hal ini dengan cepat,” kata Prabowo.

    Presiden kemudian menyebut dirinya juga menawarkan pengembangan bersama serupa kepada Malaysia dan Vietnam.

    “Inilah pendekatan saya. Mari kita bekerja sama untuk mencapai kemakmuran bersama. Tiap bangsa, tiap negara, tiap agama di dunia menghendaki hal yang sama, kehidupan, kebebasan, dan mengejar kebahagiaan. Semua orang menghendaki hal yang paling mendasar, kemakmuran, dan tidak akan ada kemakmuran tanpa perdamaian,” kata Presiden Prabowo.

    Pewarta: Genta Tenri Mawangi
    Editor: Abdul Hakim Muhiddin
    Copyright © ANTARA 2025

  • Saya ‘Kapolda’, Kawan Politik Dasco

    Saya ‘Kapolda’, Kawan Politik Dasco

    Jakarta

    Akademisi Rocky Gerung buka suara terkait pertemuan dirinya dengan Wakil Ketua DPR RI yang juga Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad. Rocky mengatakan hubungan dengan Dasco sebagai kawan politik.

    Rocky menyebut banyak pihak yang mengaitkan pertemuan itu sebagai anak didik Dasco (Adidas) atau kawan binaan Dasco (Kabinda). Ia menyebut justru hubungannya dengan Waka DPR ini sebagai ‘Kapolda’, kawan politik Dasco.

    “Memang banyak pertanyaan ke saya kenapa ketemu Dasco kemarin, apa betul salah satu Ketua Gerindra ingin menjebak kalangan oposisi supaya ditaklukan oleh Presiden Prabowo, kan itu sebetulnya konyol. Jadi seolah-olah, pertemuan dengan Pak Dasco itu, wah ini kalangan yang sudah jadi Adidas, Kabinda, oh nggak, saya ini Kapolda, (kawan Politik Dasco),” kata Rocky dalam keterangan tertulisnya, Jumat (11/4/2025). Pernyataan Rocky disampaiakan juga dalam kanal YouTubenya.

    Rocky berpandangan jika Dasco memiliki keinginan baik untuk bangsa dan negara. Dia mengungkap salah satu hal yang disampaikan Dasco, yakni menanyakan langsung apa yang diinginkan dari kelompok oposisi.

    “Di dalam soal ini, itu kan sebetulnya Dasco menginginkan juga ada sesuatu yang riil yang tuntut oposisi,” kata dia.

    Rocky menyebut Dasco juga menghubungi langsung Presiden Prabowo Subianto untuk menjembatani pertemuan para akademisi hingga aktivis yang kerap mengkritik kebijakan pemerintah. Ia menilai Dasco ingin mencairkan ketegangan.

    Rocky menilai pertemuan para akademisi dan aktivis di kawasan Senayan, Jakarta, Senin (7/4), merupakan bentuk kematangan Dasco dalam berpolitik. Ia menilai politikus Gerindra ini mampu masuk ke semua kalangan.

    “Sebagai politisi, Dasco tentu paham cara-cara ‘makan bubur dari pinggir atau langsung’,” kata Rocky.

    “Saya ingin jadi juru bicara mahasiswa, menjadi juru bicara kampus, bukan jadi juru bicara universitas. Jadi tidak ada yang perlu dicemaskan, mereka yang cemas itu artinya enggak paham politik itu didalilkan untuk dimenangkan melalui tarung argumen bukan pasar sentimen oleh para buzzer,” katanya.

    Sebelumnya, Wakil Ketua DPR RI yang juga Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad bertemu akademisi Rocky Gerung, aktivis Jumhur Hidayat, hingga Syahganda Nainggolan beberapa hari lalu. Pertemuan ini digelar di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Senin (7/4).

    Dasco duduk di tengah meja, sementara Rocky Gerung duduk berseberangan dengan Jumhur dan Syahganda. Ada juga Wamen Koperasi Ferry Juliantono dalam pertemuan itu.

    Syahganda menyebut pembahasan dalam pertemuan mencakup sikap Prabowo di isu global, menindaklanjuti kebijakan Presiden AS Donald Trump yang menaikkan tarif impor untuk beberapa negara, termasuk Indonesia. Pertemuan Prabowo dengan PM Malaysia Anwar Ibrahim juga disinggung.

    (dwr/maa)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini