Tag: Antony Blinken

  • Jurnalis Terkenal AS: Rezim Joe Biden Ingin Bunuh Putin saat Perang Rusia-Ukraina – Halaman all

    Jurnalis Terkenal AS: Rezim Joe Biden Ingin Bunuh Putin saat Perang Rusia-Ukraina – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pemerintah Amerika Serikat (AS) di bawah Presiden Joe Biden diduga pernah berupaya membunuh Presiden Rusia Vladimir Putin di tengah berkecamuknya perang Rusia-Ukraina.

    Dugaan itu disampaikan oleh Tucker Carlson, seorang jurnalis dan mantan pembawa acara Fox News, dalam wawancara hari Senin, (27/1/2025).

    Carlson menyebut ada banyak pejabat AS dan mantan pejabat AS yang cemas karena Presiden AS saat ini, Donald Trump, ingin mendeklasifikasi banyak dokumen pemerintah. Mereka menyebut upaya Trump itu sangat membahayakan.

    “Saya pikir ini salah satu alasan [eks Menteri Luar Negeri] Antony Blinken sangat mendorong adanya perang nyata, berupaya membunuh Putin, sebagai contoh. Pemerintahan Biden melakukannya, mereka berusaha membunuh Putin,” ujar Carlson dikutip dari Russia Today.

    Dia tidak memberikan informasi lebih lanjut mengenai dugaan rencana pembunuhan tersebut.

    Namun, dia menyebut upaya itu adalah sesuatu “gila” karena membahayakan keamanan dunia.

    “Siapa yang akan mengambil alih Rusia? Apa yang terjadi pada senjata-senjata nuklir di sebuah negara yang sangat kompleks sehingga orang luar bahkan tidak bisa memahaminya. Akan gila sekali jika kalian masih berpikir tentang hal seperti itu.”

    Para pejabat AS tak pernah mengakui ada rencana untuk membunuh Putin atau pemimpin Rusia lainnya.

    Meski demikian, media AS Newsweek pada bulan September 2022 melaporkan para pejabat pertahanan AS pernah membahas suatu “serangan pemenggalan kepala” apabila Rusia menggunakan senjata nuklir di Ukraina.

    Di sisi lain, Rusia sudah berulang kali membantah bahwa senjata nuklir menjadi salah satu pilihan yang bisa diambil. Menurut Rusia, tidak ada target di Ukraina untuk senjata seperti itu.

    Adapun Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menafsirkan “serangan pemenggalan kepala” itu sebagai ancaman pembunuhan terhadap kepala negara Rusia.

    “Jika gagasan seperti itu sungguh dipertimbangkan, mereka yang terlibat harus berpikir dengan hati-hati mengenai dampak yang bisa terjadi,” kata Lavrov pada saat itu.

    Sementara itu, Rusia pada bulan Mei 2023 sempat menuding Ukraina berupaya membunuh Putin di Kremlin dengan serangan drone kendati drone itu bisa dilumpuhkan.

    Ukraina membantah terlibat dalam serangan itu. Adapun Blinken mengklaim saat itu AS tak tahu akan ada serangan.

    Carlson pada bulan Februari 2024 pernah pergi Rusia untuk mewawancarai Putin. Pada bulan Desember tahun yang sama dia pergi lagi Rusia, kali ini untuk mewawancarai Lavrov.

  • Inteljen AS Klaim Pertahanan Hamas Kuat, Rekrut 15.000 Pejuang Baru sejak Israel Gempur Gaza – Halaman all

    Inteljen AS Klaim Pertahanan Hamas Kuat, Rekrut 15.000 Pejuang Baru sejak Israel Gempur Gaza – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Badan Intelijen Amerika Serikat (AS) mencatat Hamas telah meningkatkan pertahanan dengan merekrut 10.000 hingga 15.000 anggota baru sejak Israel menginvasi Gaza.

    Hal ini diungkapkan dua sumber Badan Intelijen AS saat menggelar sebuah Kongres, Sabtu (25/1/2025).

    Jumlah pejuang baru yang berhasil direkrut Hamas, mencerminkan ketangguhan gerakan Perlawanan sayap kanan Palestina dalam mempertahankan kemampuan operasionalnya meskipun mengalami kerugian besar.

    “Kami telah memantau upaya perekrutan kelompok tersebut, yang menunjukkan bahwa Hamas tetap mampu mengisi kembali jajarannya, dan terus memberikan tantangan berat bagi Israel,” jelas laporan Badan Intelijen AS, dikutip Al Mayadeen.

    Klaim serupa juga turut dilontarkan mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken.

    Dalam keterangan resminya, Blinken mengatakan AS percaya jumlah yang telah direkrut Hamas kurang lebih sama dengan jumlah yang hilang di Gaza.

    Blinken tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai penilaian tersebut, namun data Israel menyebutkan jumlah total kematian militan di Gaza mencapai sekitar 20 ribu orang.

    Hingga kini, Hamas juga belum memberikan komentar apapun terkait munculnya isu ini.

    Akan tetapi, Israel mengakui upaya Hamas untuk merekrut dan melatih anggota baru sayap militernya dilakukan demi menggantikan mereka yang terbunuh atau terluka dalam perang.

    Hamas Bangkit Perkuat Pertahanan

    Situs web Israel menambahkan, mengutip sumber-sumber militer, dalam beberapa bulan terakhir, para pejuang Hamas telah menjalani pelatihan dan membangun garis pertahanan melawan tentara Israel.

    Para pejuang baru itu sebagian besar ditempatkan pada tugas keamanan dasar.

    Tak bisa dipastikan secara pasti berapa jumlah pasukan Hamas karena kurangnya data intelijen yang dapat diverifikasi dari dalam Gaza.

    Namun, angka resmi AS menunjukkan sebelum 7 Oktober 2023, Hamas memiliki antara 20.000 dan 25.000 pejuang.

    Lebih lanjut, beberapa hari sejak gencatan senjata, Hamas telah menunjukkan kekuatan mereka yang kuat di Gaza.

    Pemerintahan Hamas di wilayah tersebut telah bergerak cepat untuk menerapkan kembali langkah-langkah keamanan.

    Serta mulai memulihkan layanan dasar di beberapa bagian wilayah tersebut, yang sebagian besar telah menjadi lahan kosong akibat serangan Israel.

    Khan Younis adalah contoh yang baik dari pemulihan Hamas, tidak hanya dalam hal kerangka kerja militer yang dibangun kembali lebih dari dua bulan setelah Divisi 98 meninggalkan daerah tersebut.

    Tetapi, juga pemulihan kontrol lokal di mana para anggota Hamas hadir di jalan-jalan, polisi lokal dan memberikan bantuan kemanusiaan.

    Hamas: Terima Kasih Houthi

    Terpisah, pasca-gencatan senjata yang telah dimulai sejak pekan kemarin Wakil kepala Biro Politik Hamas, Khalil al-Hayya, mengucapkan terima kasih kepada para sekutunya yakni Houthi di Yaman yang telah membantu Hamas berperang hingga tercapainya gencatan senjata.

    Selain Houthi, al-Hayya juga turut Ia juga berterima kasih kepada Hizbullah di Lebanon yang kehilangan ratusan pemimpin dan pejuang dalam mendukung perlawanan Palestina.

    Lebih lanjut, ia berterima kasih kepada Iran yang meluncurkan Operasi Janji Sejati 1 dan 2 untuk membalas serangan Israel dan memblokir jalur kapal Israel.

    “Terima kasih kepada Republik Islam, gerakan perlawanan Hizbullah Lebanon, Angkatan Bersenjata Yaman, dan Perlawanan Irak,” katanya dimuat Press TV.

    “Kami tidak akan melupakan, kami tidak akan memaafkan, dan tidak ada di antara kami yang akan mengabaikan pengorbanan rakyat kami di Jalur Gaza,” imbuhnya.

    (Tribunnews.com / Namira)

  • Eks-Intelijen Israel: Hamas Adalah Bunglon dengan Taktik Kreatif untuk Memanen Persenjataan IDF – Halaman all

    Eks-Intelijen Israel: Hamas Adalah Bunglon dengan Taktik Kreatif untuk Memanen Persenjataan IDF – Halaman all

    Eks-Intelijen Israel: Hamas Adalah Bunglon dengan Taktik Kreatif untuk Memanen Persenjataan IDF

     

    TRIBUNNEWS.COM – Michael Milshtein, seorang pakar Israel tentang urusan Palestina, mengatakan gerakan pembebasan Palestina Hamas tidak lagi memiliki kemampuan untuk melancarkan serangan ke Israel seperti pada 7 Oktober 2023 silam.

    Tetapi, kata dia, Hamas kini justru telah kembali menjadi gerakan militan yang bertempur dengan segala cara kreatif.

    “Hamas kembali ke akar pemberontaknya, menggunakan taktik kreatif seperti memanen persenjataan Israel yang belum meledak untuk bom rakitan. Hamas adalah bunglon. Hamas mengubah warnanya sesuai dengan keadaan,” katanya dikutip dari TH, Jumat (24/1/2025).

    Analisis dari Milshtein yang juga mantan perwira intelijen militer Israel (IDF) ini merujuk pada pemandangan mengejutkan bagi IDF di hari pertama pelaksanaan gencatan senjata di Gaza, 19 Januari 2025 kemarin.

    Meski diklaim Israel sudah dibombardir, dihancurkan infrastrukturnya, dieliminasi para petempur dan komandan serta pemimpinnya, Hamas tetap muncul dengan seabrek ‘keanggunannya’ di Jalur Gaza saat akan membebaskan tiga sandera pertama Israel.

    Kehadiran para petempur Hamas, lengkap dengan seragam militer, senapan serbu, serta kendaraan militer saat itu, jelas bukan sekadar show of force.

    Kemunculan para personel Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, mengisyaratkan kalau mereka masih memegang kendali dan kontrol pemerintahan di Jalur Gaza.  

    “Ketika penduduk kembali ke Jabaliya pada hari Minggu, mereka mendapati pemandangan kehancuran yang luas dengan hanya beberapa reruntuhan bangunan di tengah lautan puing-puing abu-abu. Puluhan polisi Hamas mengawasi kepulangan mereka,” kata laporan TH.

    Pemandangan ini menjadi konfirmasi dari sejumlah analisis para pengamat geopolitik yang telah lama mengatakan kalau tidak ada solusi militer untuk konflik-konflik di Timur Tengah seperti yang terjadi di Jalur Gaza.

    Pria Palestina yang mengibarkan bendera Hamas (hijau) dan Hizbullah (kuning) duduk di atas bus Palang Merah yang membawa tahanan yang dibebaskan dari penjara militer Ofer di Tepi Barat yang diduduki, disambut oleh kerumunan anggota keluarga dan teman di Beitunia, di luar Ramallah, di dini hari tanggal 20 Januari 2025. Dua bus dengan jendela berwarna meninggalkan penjara Ofer Israel bersama warga Palestina yang dibebaskan, beberapa jam setelah Hamas membebaskan tiga sandera Israel di Jalur Gaza berdasarkan tujuan gencatan senjata Gaza yang telah lama ditunggu-tunggu. dalam mengakhiri lebih dari 15 bulan perang yang telah menghancurkan wilayah Palestina. (Photo by John Wessels / AFP) (AFP/JOHN WESSELS)

    Masih Mampu Mengordinasikan Pemerintahan

    Seperti yang diberitakan, para anggota milisi Hamas segera keluar dari persembunyian ketika gencatan senjata membawa ketenangan bagi kota-kota Gaza yang hancur karena agresi Israel.

    Kelompok militan tersebut tidak hanya mampu bertahan selama 15 bulan dalam perang dengan Israel — salah satu perang paling mematikan dan paling merusak dalam sejarah baru-baru ini — tetapi juga tetap memegang kendali atas wilayah pesisir yang kini menyerupai gurun tandus yang mengerikan. 

    Dengan lonjakan bantuan kemanusiaan yang dijanjikan sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata, pemerintah yang dipimpin Hamas mengatakan pada Senin kalau mereka akan mengoordinasikan penyaluran bantuan kepada warga Gaza yang putus asa.

    Meskipun Israel mengerahkan semua kekuatan militernya di Gaza, mereka gagal menyingkirkan Hamas dari kekuasaan pemerintahan Gaza, salah satu tujuan utama IDF  dalam perang.

    Fakta itu dapat meningkatkan potensi kembali pecahnya perang, tetapi hasilnya mungkin sama saja.

    Ada unsur sandiwara dalam penyerahan tiga sandera Israel ke Palang Merah pada hari Minggu, ketika puluhan pejuang Hamas bertopeng mengenakan ikat kepala hijau dan seragam militer berparade di depan kamera dan menahan ratusan kerumunan yang mengelilingi kendaraan.

    Pemandangan di tempat lain di Gaza bahkan lebih luar biasa: Ribuan polisi berseragam Hamas muncul kembali, menunjukkan kehadiran mereka bahkan di wilayah yang paling parah hancur.

    “Polisi sudah ada di sini sepanjang waktu, tetapi mereka tidak mengenakan seragam” untuk menghindari menjadi sasaran Israel, kata Mohammed Abed, seorang ayah tiga anak yang kembali ke rumahnya di Kota Gaza lebih dari tujuh bulan setelah melarikan diri dari daerah itu, dilansir TH. 

    “Mereka termasuk di antara orang-orang yang mengungsi di tenda-tenda. Itulah sebabnya tidak ada pencurian,” katanya.

    Penduduk lainnya mengatakan polisi Hamas telah mendirikan kantor di rumah sakit dan lokasi lain selama perang, tempat masyarakat dapat melaporkan kejahatan.

    Israel telah berulang kali justru menyalahkan Hamas atas besarnya jumlah korban sipil dan kerusakan infrastruktur yang mereka lakukan di Gaza.

    Pihak pasukan Zionis berdalil kalau para pejuang dan pasukan keamanan kelompok itu berbaur di lingkungan pemukiman, sekolah, dan rumah sakit.

    Satu di antara milisi petempur Brigade Al Qassam, sayap militer gerakan Hamas, saat momen pembebasan tiga sandera Israel sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran sandera dan tahanan dalam kerangka gencatan senjata dengan Israel dalam Perang Gaza. (khaberni/tangkap layar)

    Kebangkitan Hamas

    Jajak pendapat secara konsisten menunjukkan kalau hanya sebagian kecil warga Palestina yang mendukung Hamas.

    Namun, kelompok militan pembebasan Palestina itu — yang tidak menerima keberadaan Israel — berakar kuat dalam masyarakat Palestina, dengan sayap bersenjata, partai politik, media, dan lembaga amal yang sudah ada sejak didirikan pada akhir tahun 1980-an.

    Selama beberapa dekade, Hamas berfungsi sebagai gerakan perlawanan atas penjajahan yang terorganisasi dengan baik, yang mampu melancarkan serangan cepat terhadap pasukan Israel dan bom bunuh diri di Israel sendiri.

    Banyak pemimpin utamanya telah terbunuh — dan dengan cepat digantikan.

    Hamas menang telak dalam pemilihan parlemen tahun 2006, dan tahun berikutnya Hamas merebut Gaza dari Otoritas Palestina yang didukung Barat dalam pertempuran jalanan selama seminggu.

    Hamas kemudian membentuk pemerintahan yang lengkap, dengan Kementerian, polisi, dan birokrasi sipil di Gaza. 

    “Pasukan keamanannya secara cepat menertibkan keluarga-keluarga berkuasa di Gaza dan menghancurkan kelompok-kelompok bersenjata yang dianggap sebagai saingan. Mereka juga membungkam perbedaan pendapat dan membubarkan protes sesekali dengan kekerasan,” kata laporan TH.

    Hamas tetap berkuasa selama empat perang sebelumnya dengan Israel.

    Sejumlah media barat, mengeluarkan laporan kalau Hamas juga mendapat bantuan Iran.

    “Dengan sokongan itu, Hamas terus meningkatkan kemampuannya, memperluas jangkauan roketnya, dan membangun terowongan yang lebih dalam dan lebih panjang untuk bersembunyi dari serangan udara Israel,” kata laporan TH. 

    Pada 7 Oktober 2023, Hamas memiliki pasukan yang terdiri dari puluhan ribu orang dalam batalion yang terorganisasi.

    Dalam serangan mendadak yang memicu perang, para pejuangnya menyerang Israel selatan melalui udara, darat, dan laut, menewaskan sekitar 1.200 orang, termasuk para personel militer Israel. 

    Militan yang dipimpin Hamas menculik 250 orang lainnya dan menahan mereka di Gaza.

    Sebagai balasan, Israel melancarkan perang udara dan darat yang telah menewaskan lebih dari 47.000 warga Palestina, menurut pejabat kesehatan setempat.

    Sekitar 90 persen penduduk Gaza telah mengungsi. 

    Pasukan Israel membunuh pemimpin tertinggi Hamas, Yahya Sinwar, dan sebagian besar letnannya.

    Namun, sebagian besar pemimpin yang diasingkan masih ada dan Mohammed Sinwar, saudaranya, dilaporkan telah mengambil peran yang lebih besar di Gaza.

    Militer mengatakan telah menewaskan lebih dari 17.000 pejuang — kira-kira setengah dari perkiraan jumlah anggota Hamas sebelum perang — meskipun belum memberikan bukti.

    Apa yang Israel katakan sebagai serangan yang ditargetkan secara cermat seringkali menewaskan wanita dan anak-anak dan dalam beberapa kasus memusnahkan seluruh keluarga besar.

    Militer Israel justru menyalahkan Hamas atas jatuhnya korban sipil Palestina tersebut. 

    Namun, para penyintas pemboman, yang berdesakan di dalam tenda setelah rumah mereka diratakan, merupakan kelompok calon anggota baru Hamas.

    Awal bulan ini, Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengatakan dalam pidato yang telah disiapkan bahwa Hamas telah merekrut hampir sama banyaknya dengan jumlah pejuang yang hilang selama perang.

     

    (oln/th/*)

  • Israel Bebaskan 90 Tahanan Palestina, Hamas Lepaskan 3 Sandera

    Israel Bebaskan 90 Tahanan Palestina, Hamas Lepaskan 3 Sandera

    Jakarta

    Pemerintah Israel mengaku sudah membebaskan 90 orang tahanan Palestina.

    Pembebasan ini sebagai bagian dari tahap pertama kesepakatan gencatan senjata, kata pejabat Israel.

    Sebelumnya, pada hari Minggu (19/01), tiga orang sandera warga negara Israel telah dibebaskan oleh kelompok Hamas ke Palang Merah di Kota Gaza.

    Tiga orang ini kemudian diserahkan kepada militer Israel.

    Peristiwa ini terjadi beberapa jam setelah gencatan senjata dimulai.

    Para perempuan yang dibebaskan oleh Hamas itu adalah Doron Steinbrecher (31 tahun), Emily Damari (28 tahun, warga negara Inggris-Israel), serta Romi Gonen (24 tahun)

    Getty ImagesDetik-detik ketika seorang sandera dibebaskan oleh kelompok Hamas untuk diserahkan ke Palang Merah Internasional.

    Emilymengenakan perban di atas dua jarinya yang hilangmemeluk ibunya, dalam panggilan video yang dibagikan kepada BBC.

    Kelompok Hamas mengatakan, bagi setiap sandera warga Israel yang dibebaskan, Israel akan membebaskan 30 tahanan dari penjara Israel.

    Gencatan senjata di Gaza mulai berlaku setelah sempat ditunda pada menit-menit terakhir.

    Seperti apa suasana di Gaza saat gencatan senjata dimulai?

    AFPWarga Palestina merayakan gencatan senjata, pada Minggu (19/01).

    Gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza, akhirnya dimulai pada Minggu (19/01) pukul 11:15 waktu setempat (16:15 WIB), setelah mengalami penundaan selama tiga jam.

    Pemerintah Israel merilis 33 nama sandera yang akan dibebaskan Hamas sebagai bagian dari tahap pertama kesepakatan gencatan senjata.

    Sebagaimana dipaparkan melalui akun resmi pemerintah Israel di media sosial X, daftar tersebut mencakup nama sandera termuda dan tertua. Sandera termuda adalah Kfir Bibas yang berusia sembilan bulan ketika ditawan, sedangkan sandera tertua adalah Shlomo Mantzur yang berusia 86 tahun.

    Beberapa saat sebelumnya, Hamas melalui aplikasi obrolan Telegram merilis nama tiga sandera yang akan mereka bebaskan.

    Warga Palestina sontak merayakan gencatan senjata di Gaza. Mereka mengibarkan bendera Palestina seraya bersorak-sorai.

    Ratusan truk bantuan kini menunggu untuk memasuki Gaza. Masuknya rombongan truk itu adalah salah satu syarat bagi terwujudnya kesepakatan gencatan senjata.

    Getty ImagesWarga Palestina menyambut kesepakatan gencatan senjata di Deir Al Balah, Gaza, pada Minggu (19/01).

    Di sisi lain, sesaat setelah gencatan senjata berlangsung, Partai Kekuatan Yahudi yang berhaluan ekstrem kanan mengumumkan bahwa mereka akan meninggalkan pemerintahan Israel sebagai protes atas kesepakatan gencatan senjata. Akibatnya, jumlah kursi yang dikuasai partai-partai pendukung Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di parlemen masih mayoritas tapi tipis.

    Menteri Keamanan Nasional, Itamar Ben-Gvir, bersama dengan Yitzhak Wasserlauf dan Amichai Eliyahu, menyerahkan surat pengunduran diri mereka.

    Ben-Gvir telah lama menentang kesepakatan gencatan senjata. Dia justru mendorong Israel melanjutkan operasi militernya terhadap Hamas di Gaza.

    Dalam surat pengunduran diri kepada Netanyahu, Ben-Gvir mengatakan bahwa dia tidak akan berusaha menggulingkan pemerintah, tetapi menyebut perjanjian gencatan senjata sebagai “kemenangan penuh bagi terorisme”.

    AFPWarga Palestina menyambut kesepakatan gencatan senjata di Gaza, pada Minggu (19/01).

    Gencatan senjata seharusnya mulai berlaku pukul 08:30 waktu setempat (13:30 WIB). Namun, kesepakatan itu ditunda selama tiga jam karena Israel membuat klaim bahwa Hamas belum memenuhi kewajiban merilis nama tiga sandera Israel.

    Dalam pernyataan singkatnya, Daniel Hagari selaku juru bicara Angkatan Bersenjata Israel (IDF) mengatakan gencatan senjata Gaza tidak akan dimulai jika Hamas gagal memenuhi “kewajibannya”.

    Berdasarkan perjanjian gencatan senjata, Hamas harus memberi nama-nama sandera setidaknya 24 jam sebelum pertukaran yang direncanakan. Hamas mengatakan alasan penundaannya adalah karena masalah “teknis”.

    Perwakilan Israel, kelompok Hamas, Amerika Serikat, dan Qatar telah resmi menandatangani kesepakatan tersebut di Doha, demikian laporan media-media Israel.

    Kesepakatan gencatan senjata pertama kali diumumkan pada Rabu (15/01) oleh mediator AS dan Qatar.

    Perdana Menteri (PM) Qatar Sheikh Mohammed bin Abdul Rahman Al Thani mengatakan kesepakatan tersebut mulai berlaku pada hari Minggu (19/01), sambil menunggu persetujuan kabinet Israel.

    BBC

    BBC News Indonesia hadir di WhatsApp.

    Jadilah yang pertama mendapatkan berita, investigasi dan liputan mendalam dari BBC News Indonesia, langsung di WhatsApp Anda.

    BBC

    Kabinet Israel sempat menunda menggelar pemungutan suara untuk menyetujui kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

    Netanyahu menuduh Hamas berupaya mengubah kesepakatan tersebut pada menit-menit terakhir.

    Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan ada “jalan buntu” yang tengah dicarikan jalan keluarnya.

    Blinken meyakini gencatan senjata akan tetap dimulai pada hari Minggu (19/01) sesuai rencana.

    Walaupun tim juru runding Israel menyetujui kesepakatan itu setelah berbulan-bulan berunding, kesepakatan itu tak dapat dilaksanakan hingga disetujui Kabinet Netanyahu.

    Kelompok Hamas mengatakan mereka tetap berkomitmen pada kesepakatan tersebut.

    Apa isi kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas?

    Kesepakatan gencatan senjata akan menghentikan serangan di Gaza. Dalam periode itu, Israel dan Hamas dan bertukar sandera dan tahanan.

    Kelompok Hamas menangkap 251 sandera ketika menyerang Israel pada Oktober 2023.

    Hamas masih menyandera 94 orang, meskipun Israel yakin hanya 60 orang yang masih hidup.

    Israel diperkirakan akan membebaskan sekitar 1.000 tahanan Palestina, beberapa di antaranya dipenjara selama bertahun-tahun, sebagai imbalan atas pengembalian para sandera.

    Gencatan senjata ini diharapkan terjadi dalam tiga tahap.

    Perdana Menteri (PM) Qatar Sheikh Mohammed bin Abdul Rahman Al Thani mengatakan kesepakatan ini akan mulai berlaku pada hari Minggu, 19 Januari 2025, jika disetujui.

    Berikut ini adalah hal-hal yang kemungkinan diatur dalam kesepakatan tersebut:

    Tahap pertama

    Tahap pertama akan berlangsung selama enam minggu dan digelar “gencatan senjata secara penuh dan menyeluruh”, kata Presiden AS Joe Biden saat dia mengonfirmasi kesepakatan yang dicapai pada Rabu.

    “Sejumlah sandera” yang ditahan oleh Hamas, termasuk kaum perempuan, para orang tua dan orang-orang sakit, akan dibebaskan dengan imbalan ratusan tahanan Palestina, kata Biden.

    Dia tidak menyebutkan berapa banyak sandera yang akan dibebaskan selama tahap pertama initetapi Al Thani dari Qatar mengatakan pada konferensi pers sebelumnya bahwa jumlahnya adalah 33 orang.

    Juru bicara pemerintah Israel, David Mencer sebelumnya mengatakan sebagian besar, tetapi tidak semua, dari 33 sandera yang diharapkan akan dibebaskan, termasuk anak-anak, diperkirakan masih hidup.

    Tiga sandera akan segera dibebaskan, kata seorang pejabat Palestina sebelumnya kepada BBC, dengan sisanya akan dibebaskan selama enam minggu ke depan.

    Selama tahap ini, pasukan Israel akan ditarik keluar dari “semua” wilayah berpenduduk di Gaza, kata Biden, sementara “warga Palestina [dapat] juga kembali ke lingkungan mereka di semua wilayah Gaza”.

    Hampir semua dari 2,3 juta penduduk Gaza harus meninggalkan rumahnya.

    Ini terjadi setelah ada perintah evakuasi dari Israel, akibat serangan Israel, serta pertempuran di lapangan.

    Setelah kesepekatan ini, akan ada lonjakan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza, dengan ratusan truk diizinkan masuk setiap hari.

    Pejabat Palestina sebelumnya mengatakan negosiasi terperinci untuk tahap kedua dan ketiga akan dimulai pada hari ke-16 gencatan senjata.

    Biden mengatakan gencatan senjata akan terus berlanjut “selama negosiasi berlanjut”.

    Tahap kedua

    Tahap kedua akan menjadi “berakhirnya perang secara,” menurut Biden.

    Sandera yang masih hidup, termasuk kaum pria, akan dibebaskan sebagai imbalan atas lebih banyak tahanan Palestina.

    Dari 1.000 tahanan Palestina yang diperkirakan telah disetujui Israel untuk dibebaskan secara keseluruhan, sekitar 190 orang menjalani hukuman 15 tahun atau lebih.

    Seorang pejabat Israel sebelumnya mengatakan kepada BBC bahwa mereka yang dihukum karena pembunuhan tidak akan dibebaskan ke Tepi Barat yang diduduki.

    Penarikan secara penuh pasukan Israel dari Gaza juga akan dilakukan.

    Tahap ketiga

    Tahap ketiga dan terakhir akan melibatkan pembangunan kembali Gazasesuatu yang dapat memakan waktu bertahun-tahundan pengembalian jenazah para sandera yang tersisa.

    Warga Gaza dan Israel rayakan kesepakatan gencatan senjata

    Sebelumnya, Israel dan Hamas mencapai kesepakatan gencatan senjata untuk mengakhiri perang yang sudah berlangsung 15 bulan. Warga Gaza dan Israel menyambut baik peristiwa ini dengan merayakannya di jalan-jalan.

    Di Gaza, sebagian warga turun ke jalan-jalan di Deir al-Balah.

    Pemandangan serupa juga terlihat di sudut Ibu Kota Israel, Tel Aviv.

    Di Gaza, seorang pria mengaku “syok lantaran senang”.

    Adapun seorang perempuan di Tel Aviv, Israel, berharap setiap warga Israel yang sandera Hamas dapat kembali ke rumahnya.

    Pada tahap awal gencatan senjata, seperti disepakati Israel dan Hamas, baru 33 orang sandera yang akan dibebaskan.

    Getty ImagesDi Gaza, seorang pria mengaku “syok lantaran senang” setelah ada kesepakatan gencatan senjata.

    Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengonfirmasi kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas.

    Biden mengatakan kesepakatan itu akan “menghentikan pertempuran di Gaza, memberikan bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan bagi warga sipil Palestina, dan menyatukan kembali para sandera dengan keluarga mereka”.

    Perdana Menteri (PM) Qatar Sheikh Mohammed bin Abdul Rahman Al Thani, selaku mediator, mengatakan kesepakatan itu akan mulai berlaku pada hari Minggu (19/01) asalkan disetujui oleh Kabinet Israel.

    BBCPresiden AS Joe Biden mengumumkan kesepakatan gencatan senjata Israel dan Hamas itu di Gedung Putih.

    Di tempat terpisah, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan rincian akhir kesepakatan itu masih dikerjakan.

    Namun dia berterima kasih kepada Biden karena “mempromosikannya”.

    Pemimpin Hamas Khalil al-Hayya mengatakan itu adalah hasil dari “ketangguhan” bangsa Palestina.

    Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengatakan kesepakatan gencatan senjata, yang disebutnya meringankan “penderitaan luar biasa yang disebabkan oleh konflik”, adalah prioritas pertama.

    Guterres mengatakan PBB siap untuk meningkatkan pengiriman bantuan kepada Palestina.

    Walaupun kesepakatan itu sudah dicapai, dan mulai berlaku Minggu, 19 Januari 2025, badan Pertahanan Sipil yang dikelola Hamas melaporkan bahwa serangan udara Israel menewaskan lebih dari 20 orang pada Rabu (15/01).

    Tedros Ghebreyesus, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menyambut positif kesepakatan gencatan senjata.

    Melalui media sosial X (dulu Twitter), dia mengatakan organisasinya siap untuk “meningkatkan dukungannya”.

    “Terlalu banyak nyawa yang hilang dan terlalu banyak keluarga yang menderita. Kami berharap semua pihak akan menghormati kesepakatan itu dan bekerja menuju perdamaian abadi,” kata Ghebreyesus.

    “Perdamaian adalah obat terbaik!” Tegasnya.

    Israel meluncurkan kampanye untuk menghancurkan Hamasyang dicap sebagai organisasi teroris oleh Israel, AS, dan negara-negara lainsebagai tanggapan atas serangan lintas batas oleh Hamas yang belum pernah terjadi sebelumnya pada 7 Oktober 2023.

    Serangan Hamas itu mengakibatkan sekitar 1.200 orang tewas dan 251 orang disandera.

    Serangan militer Israel ke Gaza mengakibatkan lebih dari 46.700 orang telah tewas, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas di wilayah tersebut.

    Sebagian besar dari 2,3 juta penduduk Gaza juga telah mengungsi.

    Di Gaza juga terjadi kerusakan yang meluas, kekurangan makanan, bahan bakar, serta obat-obatan.

    Israel mengatakan 94 sandera masih ditahan oleh Hamas, 34 di antaranya diduga tewas.

    Selain itu, ada empat warga Israel yang diculik sebelum perang, dua di antaranya tewas.

    ‘Saya sedih sekaligus gembira’

    Kepada BBC Arab, sejumlah warga Palestina di Gaza berbicara tentang perasaannya setelah Israel dan Hamas sepakat melakukan gencatan senjata.

    Seorang perempuan, yang salah-satu anaknya, Nabil Muhammad Zaydan Nasser, tewas selama perang, berujar dia merasakan campuran antara kegembiraan dan kesedihan atas berita tersebut.

    “Alhamdulillah, semoga kedamaian dan berkah Allah senantiasa tercurah kepada Nabi kita Muhammad SAW, saya ucapkan selamat kepada rakyat kami; rakyat Gaza yang terkepung dan berjuang atas gencatan senjata ini, dan Insya Allah gencatan senjata ini akan terlaksana sepenuhnya,” ujarnya.

    Seorang pria lain yang berbicara kepada BBC Arab berterima kasih kepada negara-negara Arab atas upayanya dalam membantu mencapai kesepakatan.

    “Kami takut bahwa giliran kami yang akan mati dalam perang ini, belum lagi penderitaan kami karena kekurangan makanan dan minuman, serta tidak adanya air.

    “Kami berterima kasih kepada negara-negara Arab karena telah melakukan upaya yang luar biasa dan menekan Israel untuk menghentikan perang terhadap kami.”

    Bagaimana perjalanan negosiasi gencatan senjata Israel-Hamas?

    Getty ImagesMenteri Luar Negeri AS Anthony Blinken dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ketika berjumpa di Yerusalem.

    Pada Agustus 2024 lalu, Menteri Luar Negeri AS, Anthony Blinken, mengungkap kemungkinan akan ada gencatan senjata dalam perang antara Israel dan Hamas di Gaza dalam beberapa hari ke depan, setelah Israel menerima proposal perdamaiannya pada Senin (19/08) silam.

    Usulan kesepakatan gencatan senjata itu akan mencakup diakhirinya pertikaian di Gaza dan pembebasan sandera yang ditangkap Hamas dan sekutunya dalam serangan mereka ke Israel pada Oktober 2023.

    AS telah berupaya untuk “menjembatani proposal” perdamaian antara Israel dan Hamas, untuk mengatasi hambatan yang menghalangi keduanya menyetujui kesepakatan.

    Apa saja poin-poin penting dalam rencana perdamaian dan bagaimana respons Israel dan Hamas?

    Apa poin utama dari rencana perdamaian AS?

    Blinken saat ini berada di Israel untuk mempromosikan perjanjian perdamaian berdasarkan rencana yang ditetapkan oleh Presiden AS Joe Biden pada Mei tahun ini.

    Kesepakatan perdamaian itu akan berlangsung dalam tiga fase.

    Yang pertama mencakup “gencatan senjata penuh dan menyeluruh” yang berlangsung selama enam pekan, penarikan pasukan Israel dari seluruh wilayah berpenduduk di Gaza, dan pertukaran beberapa sandera termasuk perempuan, orang tua, serta warga yang sakit dan terluka.

    Mereka akan ditukar dengan tahanan Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.

    Getty ImagesPada November 2023, 105 sandera dikembalikan ke Israel dan lebih dari 100 masih berada di Gaza.

    Israel mengatakan lebih dari 100 sandera masih ditahan dan meyakini 71 orang masih hidup. Empat sandera lainnya sudah berada di Gaza sebelum tanggal 7 Oktober, dua di antaranya diyakini tewas.

    Sebuah kesepakatan yang disepakati pada November 2023 menunjukkan bahwa Hamas membebaskan 105 sandera selama gencatan senjata yang berlangsung selama sepekan dengan imbalan sekitar 240 tahanan Palestina di penjara-penjara Israel.

    Kesepakatan damai itu akan mencakup rencana untuk membangun kembali Gaza.

    Getty Images

    Tahap ketiga dari perjanjian damai ini akan menjadi awal dari rencana rekonstruksi besar-besaran yang disusun untuk Gaza, dan pengembalian jenazah sandera.

    Sebuah pernyataan dari pemerintah Israel pada 19 Agustus mengatakan: “Perdana Menteri menegaskan kembali komitmen Israel terhadap proposal Amerika saat ini mengenai pembebasan sandera kami, yang mempertimbangkan kebutuhan keamanan Israel.”

    Baca juga:Apa saja poin-poin penting dalam rencana perdamaian?

    Diperkirakan masih ada perbedaan besar antara Israel dan Hamas.

    Salah satu masalahnya adalah berlanjutnya kehadiran militer Israel di Gaza.

    Israel mengatakan mereka ingin pasukan tetap tinggal untuk menghentikan gerak Hamas dan menghentikan penyelundupan lebih banyak senjata.

    Namun, Hamas menentang pasukan Israel yang tetap berada di Gaza setelah gencatan senjata.

    Hamas juga mempunyai perbedaan dengan Israel mengenai jumlah dan identitas tahanan Palestina yang akan dikembalikan ke Gaza dengan imbalan sandera Israel.

    Getty ImagesHamas tidak ingin pasukan Israel menduduki Gaza setelah gencatan senjata.

    Seberapa besar peluang tercapainya kesepakatan damai?

    Blinken mengatakan gencatan senjata harus segera dicapai.

    “Ini adalah momen yang menentukan, mungkin yang terbaik, mungkin kesempatan terakhir untuk memulangkan para sandera, untuk melakukan gencatan senjata dan menempatkan semua orang pada jalur yang lebih baik menuju perdamaian dan keamanan abadi,” kata Blinken pada 19 Agustus, saat berada di Israel.

    Setelah mendapat persetujuan luas dari pemerintah Israel, Blinken berkunjung ke Kairo untuk berbicara dengan Mesir dan Qatar mediator dalam negosiasi damai Hamas dan Israel.

    Kedua negara memiliki saluran komunikasi dengan Hamas.

    Getty ImagesBanyak orang di Israel mendesak tercapainya kesepakatan perdamaian dan pengembalian semua sandera yang tersisa.

    Namun Hamas menyatakan tidak akan mengirimkan perwakilannya ke sana.

    Seorang anggota biro politik organisasi yang berbasis di Qatar, Basem Naim, mengatakan: “Kami menyetujui kesepakatan [melalui mediator] pada tanggal 2 Juli… dan oleh karena itu kami tidak memerlukan putaran perundingan baru atau membahas tuntutan baru Benyamin Netanyahu.”

    Dia mengatakan bahwa Hamas “masih tertarik” pada perjanjian perdamaian, namun menegaskan: “Kami telah menunjukkan fleksibilitas maksimum dan sikap positif, dan pihak lain telah memahami ini sebagai kelemahan dan menghadapinya dengan kekuatan yang lebih besar.”

    Pemerintah Israel menjawab bahwa Hamas “sangat keras kepala” dan mengatakan “tekanan perlu diarahkan” pada kelompok tersebut.

    Getty ImagesSeorang tentara Israel berdiri di samping pintu masuk terowongan yang digunakan oleh Hamas di Gaza.

    Militer Israel melancarkan serangan di Gaza untuk menghancurkan Hamas sebagai tanggapan atas serangan kelompok milisi Palestina tersebut terhadap Israel pada tanggal 7 Oktober, yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan 251 orang disandera.

    Sejak itu, lebih dari 40.130 warga Palestina tewas di Gaza, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas di wilayah tersebut.

    Pertempuran terus berlanjut, dengan Israel mengatakan bahwa dalam beberapa hari terakhir mereka mengatakan telah menghancurkan beberapa kompleks Hamas dan jaringan terowongan tempat ditemukannya roket dan rudal , dan telah “membasmi puluhan teroris”.

    Media Palestina melaporkan bahwa pada Senin (19/08) enam orang tewas dalam serangan udara Israel di Khan Younis, di selatan Gaza, dan empat lainnya tewas dalam serangan terhadap sebuah mobil di Kota Gaza, di utara.

    Meskipun Blinken mengatakan menurutnya kesepakatan perdamaian dapat segera dicapai, baik sumber Israel maupun Hamas yang berbicara kepada BBC tidak memberikan harapan yang sama.

    Berita ini akan terus diperbarui.

    (ita/ita)

  • Brunei Darussalam Masuk Daftar Hitam AS, Terungkap Penyebab Sebenarnya

    Brunei Darussalam Masuk Daftar Hitam AS, Terungkap Penyebab Sebenarnya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Amerika Serikat (AS) diketahui memasukkan Brunei Darussalam ke dalam daftar hitam berdasarkan laporan tahunan Departemen Luar Negeri AS yang dirilis pada Juni lalu. Negara tersebut masuk dalam kategori “tingkat 3” dalam laporan tahunan tentang perdagangan manusia.

    Mengutip laporan AFP Minggu (19/1/2024), Paman San memasukkan Brunei ke dalam daftar “tingkat 3”. Negara-negara dalam kategori ini berisiko menghadapi sanksi dari AS, termasuk pembatasan bantuan ekonomi atau dukungan lainnya.

    Adapun, upaya yang dilakukan AS tersebut menyoroti terkait kurangnya upaya Brunei dalam menangani isu perdagangan manusia. Bahkan, Brunei disebut tidak menghukum pelaku perdagangan manusia selama tujuh tahun berturut-turut.

    “Brunei mempublikasikan upaya untuk menangkap ‘pekerja yang melarikan diri’, dan mencambuk beberapa dari mereka yang tertangkap,” kata laporan itu merujuk perlakuan monarki kaya minyak tersebut ke korban.

    Secara umum, Brunei memiliki hubungan baik dengan AS. Meskipun negara mayoritas Muslim ini kerap mendapat kritik karena tetap menerapkan hukuman mati, terutama ke mereka kelompok homoseksual.

    Nasib serupa juga dialami oleh Sudan. Negara Afrika itu disorot karena tak becus menangani perekrutan tentara anak-anak.

    Laporan itu juga menyoroti peran teknologi, dengan mengatakan bahwa teknologi mempermudah para pelaku perdagangan manusia untuk melintasi perbatasan. Menteri Luar Negeri Antony Blinken, yang menyebutkan peningkatan penipuan dunia maya yang memikat orang-orang yang dipaksa bekerja.

    “(Padahal) beberapa dari teknologi yang sama dapat digunakan untuk mengungkap dan menghentikan perdagangan manusia dan dapat membantu kita meminta pertanggungjawaban para pelaku,” katanya.

    Di sisi lainnya, Vietnam dikeluarkan dari “Tingkat 3” karena dianggap telah melakukan peningkatan penyelidikan dan penuntutan serta memberi bantuan yang lebih besar kepada para korban. Vietnam sendiri sudah dimasukkan AS ke dalam daftar yang sama dua tahun ini.

    Hal sama juga terjadi ke Afrika Selatan dan Mesir. Sementara Aljazair resmi dikeluarkan dari daftar. Sebelumnya China, Rusia dan Venezuela juga masuk daftar AS.

    (fab/fab)

  • Rudal Zulfiqa Houthi Yaman Sasar Kementerian Pertahanan Israel Jelang Gencatan Senjata di Gaza – Halaman all

    Rudal Zulfiqa Houthi Yaman Sasar Kementerian Pertahanan Israel Jelang Gencatan Senjata di Gaza – Halaman all

    IDF Buas Jelang Gencatan Senjata di Gaza, Rudal Zulfiqa Houthi Serang Kementerian Pertahanan Israel

    TRIBUNNEWS.COM – Juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman (YAF) yang terafiliasi kelompok Houthi Yaman, Yahya Saree, mengumumkan pelaksanaan operasi militer yang menargetkan Kementerian Pertahanan Israel di kota Jaffa yang diduduki, RNTV melaporkan, Sabtu (18/1/2025).
     
    Saree menyatakan bahwa rudal balistik yang mereka beri nama ‘Zulfiqa’, secara akurat mencapai sasarannya tersebut.

    Dia menekankan kalau sistem pertahanan udara pendudukan Israel gagal mencegatnya.

    Diketahui, serangan ini terjadi jelang pelaksanaan gencatan senjata di Gaza yang dijadwalkan berlaku mulai Minggu (19/1/2025) pukul 8.30 pagi waktu setempat.

    Menjelang pelaksanaan gencatan senjata itu, Israel dilaporkan melancarkan bombardemen besar-besaran ke sejumlah titik di Jalur Gaza yang mereka klaim sebagai lokasi petempur Hamas.

    Serangan Houthi ini disebutkan sebagai pengingat kalau kelompok Yaman tersebut akan terus mengancam keamanan Israel selama negara pendudukan itu melakukan pengeboman di Gaza.

    Terkait pelaksanaan gencatan senjata, Saree megonfirmasi adanya koordinasi yang sedang berlangsung dengan faks-faksi perlawanan Palestina jika Israel melakukan pelanggaran selama pelaksanaan perjanjian gencatan senjata.

    Saree juga menegaskan kembali dukungan kelompoknya terhadap perlawanan Palestina di Gaza, menegaskan solidaritas mereka dalam menghadapi Pendudukan Israel.

    Kehancuran total di Gaza Utara akibat bombardemen buta Israel yang menghantam para pengungsi. Tentara Israel disebut melakukan genosida dan pembersihan etnis di Gaza Utara untuk kemudian berencana mencaplok dan membangunnya menjadi pemukiman warga Yahudi Israel. (khaberni/HO)

    Israel Lakukan 3 Pembantaian dalam 24 Jam Terakhir

    Menurut situs Al Jazeera, meskipun mencapai kesepakatan, pendudukan Israel meningkatkan serangannya di Jalur Gaza dalam beberapa hari terakhir.

    Serangan Israel itu membunuh 116 warga Palestina, termasuk 30 anak-anak dan 32 wanita, sejak perjanjian diumumkan, hingga Jumat sore, menurut Pertahanan Sipil di Gaza.

    Per Sabtu, selama 24 jam terakhir, Israel juga dilaporkan melakukan 3 pembantaian terhadap keluarga-keluarga di Jalur Gaza.

    “Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan bahwa pendudukan Israel melakukan tiga pembantaian terhadap keluarga di Jalur Gaza, termasuk 23 orang syahid dan 83 orang luka-luka selama 24 jam terakhir,” tulis laporan RNTV.

    Kementerian Kesehatan Palestina Laporan tersebut mengonfirmasi bahwa jumlah korban agresi Israel telah meningkat menjadi 46.899 orang yang tewas dan 110.725 orang terluka sejak Oktober 2023.

    Mereka menekankan kalau masih ada sejumlah korban di bawah reruntuhan dan di jalan-jalan yang tidak dapat dilalui ambulans dan kru medis.

    Tentara Israel beroperasi di Jalur Gaza. (IDF)

    Gencatan Senjata Akhiri Perang Tapi Tak Mengakhiri Konflik

    Seperti diberitakan, gencatan senjata di Jalur Gaza direncanakan dimulai pada Minggu (19/1/2025).

    Menjelang gencatan senjata di Gaza, kelompok Houthi yang berbasis di Yaman, menyampaikan rencana operasi militernya terhadap Israel.

    Mohammed al-Bukhaiti, anggota biro politik Houthi, mengatakan perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas “mengakhiri perang tetapi tidak mengakhiri konflik”.

    Sejak November 2023, Houthi telah memprotes perang Israel di Gaza dengan meluncurkan serangan rudal dan pesawat tak berawak ke Tel Aviv.

    Houthi juga menargetkan kapal-kapal yang berlayar di Laut Merah dan Teluk Aden.

    “Peran Yaman dalam mendukung Gaza efektif dan menentukan karena ia telah mencekik musuh dan sekutunya serta merugikan mereka banyak hal, jadi kami perkirakan permusuhan terhadapnya akan terus berlanjut dengan cara yang berbeda,” kata Mohammed al-Bukhaiti, Jumat (17/1/2025), dilansir Al Jazeera.

    “Kami menegaskan bahwa operasi militer kami akan berhenti ketika agresi berhenti, dan bahwa kebebasan navigasi adalah hak umum bagi semua negara dan bukan hak selektif bagi siapa pun,” tambahnya.

    Sementara itu, Kabinet Israel telah menyetujui kesepakatan untuk gencatan senjata di Gaza yang akan membebaskan puluhan sandera yang ditawan di sana dan menghentikan perang selama 15 bulan dengan Hamas.

    Hal itu membuat kedua pihak selangkah lebih dekat untuk mengakhiri pertempuran.

    Gencatan Senjata Harus Dimulai Sesuai Rencana

    Gencatan senjata di Jalur Gaza harus dimulai pada Minggu (19/1/2025) sesuai rencana, meskipun para negosiator perlu menyelesaikan ‘masalah’ di menit-menit terakhir.

    Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken.

    “Tidak mengherankan bahwa dalam proses dan negosiasi yang sangat menantang dan menegangkan ini, Anda mungkin mendapatkan jalan keluar yang longgar,” kata Antony Blinken dalam konferensi pers di Washington, Kamis (16/1/2025), dikutip dari Arab News.

    “Kami sedang menyelesaikan jalan keluar yang longgar itu saat kita berbicara,” sambungnya.

    Seorang pejabat AS, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan para pihak membuat kemajuan yang baik dalam menyelesaikan hambatan-hambatan di menit-menit terakhir.

    “Saya pikir kita akan baik-baik saja,” kata pejabat itu kepada Reuters.

    Sebelumnya pejabat itu mengatakan, satu-satunya perselisihan yang tersisa adalah mengenai identitas beberapa tahanan yang ingin dibebaskan Hamas.

    Utusan Presiden Joe Biden dan Presiden terpilih Donald Trump berada di Doha dengan mediator Mesir dan Qatar yang bekerja untuk menyelesaikannya, kata pejabat itu.

    Tahap Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

    Tahap Pertama

    Tahap pertama dimulai pada Minggu (19/1/2025), menurut mediator Qatar.

    Diberitakan AP News, berikut ini hal-hal terkait kesepakatan gencatan senjata:

    Penghentian pertempuran selama enam minggu akan dimulai, membuka negosiasi untuk mengakhiri perang.
    Sebanyak 33 dari hampir 100 sandera akan dibebaskan selama periode tersebut, meskipun tidak jelas apakah lebih dari separuhnya masih hidup.
    Amerika Serikat mengatakan fase ini juga mencakup penarikan pasukan Israel dari daerah berpenduduk padat di Gaza. Itu akan memungkinkan banyak warga Palestina yang mengungsi untuk kembali ke rumah-rumah mereka yang tersisa. Banyak lingkungan telah hancur menjadi puing-puing.
    Bantuan kemanusiaan akan melonjak, dengan ratusan truk memasuki Gaza setiap hari.
    Rincian akhir yang masih dikerjakan termasuk daftar ratusan tahanan Palestina yang akan dibebaskan.

    Tahap Kedua

    Tahap kedua lebih sulit, berikut rinciannya:

    Negosiasi untuk fase ini akan dimulai pada hari ke-16 gencatan senjata.
    Tahap ini akan mencakup pembebasan semua sandera yang masih hidup, termasuk tentara pria.
    Pasukan Israel akan mundur dari Jalur Gaza.
    Namun, Israel mengatakan tidak akan menyetujui penarikan penuh sampai kemampuan militer dan politik Hamas dihilangkan.
    Hamas mengatakan pihaknya tidak akan menyerahkan sandera terakhir sampai Israel menarik semua pasukannya.

    Tahap Ketiga

    Tahap ketiga menyerukan pemulangan jenazah para sandera yang masih berada di Gaza dan dimulainya pembangunan kembali besar-besaran di Gaza, yang masih harus dibangun kembali selama puluhan tahun.

    Belum jelas pula siapa yang akan menanggung biayanya.

    Ilustrasi – Tank Pasukan Israel di wilayah Gaza Utara dalam operasi militer darat di wilayah kantung Palestina tersebut. (khaberni/tangkap layar)

    Diketahui, kesepakatan gencatan senjata muncul pada Rabu (15/1/2025) setelah mediasi oleh Qatar, Mesir, dan AS untuk menghentikan perang di Gaza.

    Kesepakatan tersebut menguraikan gencatan senjata awal selama enam minggu dengan penarikan pasukan Israel secara bertahap.

    Puluhan sandera yang ditawan oleh Hamas akan dibebaskan sebagai ganti ratusan tahanan Palestina yang ditahan di Israel.

    Hal ini membuka jalan bagi lonjakan bantuan kemanusiaan untuk Gaza, tempat mayoritas penduduk telah mengungsi, menghadapi kelaparan, penyakit, dan kedinginan.

    Deretan truk bantuan berbaris di kota perbatasan Mesir, El-Arish, menunggu untuk menyeberang ke Gaza, setelah perbatasan dibuka kembali.

    Perdamaian juga dapat memberikan manfaat yang lebih luas di Timur Tengah, termasuk mengakhiri gangguan terhadap perdagangan global dari gerakan Houthi Yaman yang berpihak pada Iran yang telah menyerang kapal-kapal di Laut Merah.

    Pemimpin gerakan tersebut, Abdul Malik Al-Houthi, mengatakan kelompoknya akan memantau gencatan senjata dan melanjutkan serangan jika dilanggar.

    Perang Israel di Gaza telah menewaskan sebanyak 46.876 warga Palestina dan melukai 110.642 orang sejak 7 Oktober 2023.

    Setidaknya 1.139 orang tewas di Israel selama serangan yang dipimpin Hamas hari itu dan lebih dari 200 orang ditawan.

     

    (oln/rntv/khbrn/*)

      
     
     
     

  • Gencatan Senjata Gaza Resmi Dimulai 19 Januari Pagi

    Gencatan Senjata Gaza Resmi Dimulai 19 Januari Pagi

    Gaza City

    Gencatan senjata Israel dan Hamas secara resmi dimulai Minggu pagi (19/01), pukul 08:30 waktu setempat (03:30 WIB), menurut para mediator di Qatar yang telah memainkan peran penting dalam perundingan.

    Dalam keterangan di X, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed Al Ansari mengatakan:

    “Seperti yang dikoordinasikan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam perjanjian dan para mediator, gencatan senjata di Jalur Gaza akan dimulai pada pukul 08.30 pagi pada hari Minggu, 19 Februari, waktu setempat di Gaza”.

    “Kami menyarankan penduduk untuk berhati-hati, sangat berhati-hati, dan menunggu arahan dari sumber-sumber resmi,” tambahnya.

    Qatar bersama AS dan Mesir telah memainkan peran kunci dalam perundingan mediasi antara Israel dan Hamas.

    Gencatan senjata ini sesuai dengan rencana awal setelah perundingan menemui kesepakatan, meskipun sempat diwarnai penundaan Kabinet Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu.

    Pada Jumat (17/01) pagi, otoritas kantor perdana menteri mengatakan Netanyahu sudah diberitahu tim perunding, kesepakatan itu tersebut telah disetujui.

    Dan, pemerintah Israel “akan bersidang untuk menyetujui kesepakatan tersebut,” kata kantor Netanyahu.

    “Keluarga para sandera telah diberitahu,” tambahnya.

    Sebelumnya, Netanyahu telah menunda pemungutan suara kabinet untuk menyetujui kesepakatan gencatan senjata Gaza yang sedianya digelar Kamis (16/01).

    Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu telah memerintahkan kabinet politik-keamanan untuk bersidang pada hari Jumat (17/01) (Reuters)

    Dia beralasan Hamas berupaya mengubah kesepakatan tersebut pada menit-menit terakhir.

    Perwakilan Israel, kelompok Hamas, Amerika Serikat, dan Qatar telah resmi menandatangani kesepakatan tersebut di Doha, demikian laporan media-media Israel.

    Kesepakatan gencatan senjata pertama kali diumumkan pada Rabu (15/01) oleh mediator AS dan Qatar.

    Perdana Menteri (PM) Qatar Sheikh Mohammed bin Abdul Rahman Al Thani mengatakan kesepakatan tersebut mulai berlaku pada hari Minggu (19/01), sambil menunggu persetujuan kabinet Israel.

    Serangan udara Israel di sejumlah kawasan di Gaza masih terjadi setelah kesepakatan gencatan senjata (Getty Images)

    Mengapa Netanyahu sempat menunda pemungutan suara?

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Kabinet Israel menunda menggelar pemungutan suara untuk menyetujui kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

    Netanyahu menuduh Hamas berupaya mengubah kesepakatan tersebut pada menit-menit terakhir.

    Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan ada “jalan buntu” yang tengah dicarikan jalan keluarnya.

    Blinken meyakini gencatan senjata akan tetap dimulai pada hari Minggu (19/01) sesuai rencana.

    Walaupun tim juru runding Israel menyetujui kesepakatan itu setelah berbulan-bulan berunding, kesepakatan itu tak dapat dilaksanakan hingga disetujui Kabinet Netanyahu.

    Kelompok Hamas mengatakan mereka tetap berkomitmen pada kesepakatan tersebut.

    Hamas dilaporkan mencoba menambahkan sejumlah anggotanya ke dalam daftar tahanan Palestina yang akan dibebaskan berdasarkan kesepakatan tersebut.

    Penundaan tersebut terjadi setelah serangan Israel di Gaza menyusul pengumuman kesepakatan pada Rabu yang menewaskan lebih dari 80 orang, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas.

    Beberapa jam sebelum rapat kabinet Israel pada Kamis, Netanyahu menuduh Hamas mencoba “mengingkari kesepakatan pada menit-menit terakhir”.

    Kabinet Israel tidak akan bersidang hingga Hamas menerima “semua elemen perjanjian,” demikian bunyi pernyataan dari kantor PM Netanyahu.

    Menlu AS Blinken mengatakan penundaan seperti itu sudah diperkirakan bakal terjadi dalam situasi “penuh tantangan dan ketegangan” saat ini.

    “Kami Tengah berupaya mencari jalan keluar dari kebuntuan ini,” katanya dalam jumpa pers.

    Dia mengatakan AS “yakin” kesepakatan itu akan mulai berlaku pada hari Minggu sesuai rencana, dan bahwa gencatan senjata akan terus berlanjut.

    Apa isi kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas?

    Rincian kesepakatan yang dilaporkan disetujui oleh kedua belah pihak sejauh ini belum diumumkan.

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan masih ada beberapa klausul yang belum terselesaikan, yang diharapkannya akan dituntaskan pada Rabu malam.

    Kesepakatan ini akan menghentikan perang di Gaza dan dilakukan pertukaran sandera dan tahanan.

    Kelompok Hamas menangkap 251 sandera ketika menyerang Israel pada Oktober 2023.

    Hamas masih menyandera 94 orang, meskipun Israel yakin hanya 60 orang yang masih hidup.

    Israel diperkirakan akan membebaskan sekitar 1.000 tahanan Palestina, beberapa di antaranya dipenjara selama bertahun-tahun, sebagai imbalan atas pengembalian para sandera.

    Gencatan senjata ini diharapkan terjadi dalam tiga tahap, setelah kesepakatan nanti diumumkan.

    Dan walaupun kedua pihak sekarang dikatakan telah menyetujuinya, Kabinet Israel perlu menyetujui kesepakatan tersebut sebelum dapat dilaksanakan.

    Perdana Menteri (PM) Qatar Sheikh Mohammed bin Abdul Rahman Al Thani mengatakan kesepakatan ini akan mulai berlaku pada hari Minggu, 19 Januari 2025, jika disetujui.

    Berikut ini adalah hal-hal yang kemungkinan diatur dalam kesepakatan tersebut:

    Tahap pertama

    Tahap pertama akan berlangsung selama enam minggu dan digelar “gencatan senjata secara penuh dan menyeluruh”, kata Presiden AS Joe Biden saat dia mengonfirmasi kesepakatan yang dicapai pada Rabu.

    “Sejumlah sandera” yang ditahan oleh Hamas, termasuk kaum perempuan, para orang tua dan orang-orang sakit, akan dibebaskan dengan imbalan ratusan tahanan Palestina, kata Biden.

    Dia tidak menyebutkan berapa banyak sandera yang akan dibebaskan selama tahap pertama ini tetapi Al Thani dari Qatar mengatakan pada konferensi pers sebelumnya bahwa jumlahnya adalah 33 orang.

    Juru bicara pemerintah Israel, David Mencer sebelumnya mengatakan sebagian besar, tetapi tidak semua, dari 33 sandera yang diharapkan akan dibebaskan, termasuk anak-anak, diperkirakan masih hidup.

    Tiga sandera akan segera dibebaskan, kata seorang pejabat Palestina sebelumnya kepada BBC, dengan sisanya akan dibebaskan selama enam minggu ke depan.

    Selama tahap ini, pasukan Israel akan ditarik keluar dari “semua” wilayah berpenduduk di Gaza, kata Biden, sementara “warga Palestina [dapat] juga kembali ke lingkungan mereka di semua wilayah Gaza”.

    Hampir semua dari 2,3 juta penduduk Gaza harus meninggalkan rumahnya.

    Ini terjadi setelah ada perintah evakuasi dari Israel, akibat serangan Israel, serta pertempuran di lapangan.

    Setelah kesepakatan ini, akan ada lonjakan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza, dengan ratusan truk diizinkan masuk setiap hari.

    Pejabat Palestina sebelumnya mengatakan negosiasi terperinci untuk tahap kedua dan ketiga akan dimulai pada hari ke-16 gencatan senjata.

    Biden mengatakan gencatan senjata akan terus berlanjut “selama negosiasi berlanjut”.

    Tahap kedua

    Tahap kedua akan menjadi “berakhirnya perang secara,” menurut Biden.

    Sandera yang masih hidup, termasuk kaum pria, akan dibebaskan sebagai imbalan atas lebih banyak tahanan Palestina.

    Dari 1.000 tahanan Palestina yang diperkirakan telah disetujui Israel untuk dibebaskan secara keseluruhan, sekitar 190 orang menjalani hukuman 15 tahun atau lebih.

    Seorang pejabat Israel sebelumnya mengatakan kepada BBC bahwa mereka yang dihukum karena pembunuhan tidak akan dibebaskan ke Tepi Barat yang diduduki.

    Penarikan secara penuh pasukan Israel dari Gaza juga akan dilakukan.

    Tahap ketiga

    Tahap ketiga dan terakhir akan melibatkan pembangunan kembali Gaza sesuatu yang dapat memakan waktu bertahun-tahun dan pengembalian jenazah para sandera yang tersisa.

    Warga Gaza dan Israel rayakan kesepakatan gencatan senjata

    Sebelumnya, Israel dan Hamas mencapai kesepakatan gencatan senjata untuk mengakhiri perang yang sudah berlangsung 15 bulan. Warga Gaza dan Israel menyambut baik peristiwa ini dengan merayakannya di jalan-jalan.

    Di Gaza, sebagian warga turun ke jalan-jalan di Deir al-Balah.

    Pemandangan serupa juga terlihat di sudut Ibu Kota Israel, Tel Aviv.

    Di Gaza, seorang pria mengaku “syok lantaran senang”.

    Adapun seorang perempuan di Tel Aviv, Israel, berharap setiap warga Israel yang sandera Hamas dapat kembali ke rumahnya.

    Pada tahap awal gencatan senjata, seperti disepakati Israel dan Hamas, baru 33 orang sandera yang akan dibebaskan.

    Di Gaza, seorang pria mengaku “syok lantaran senang” setelah ada kesepakatan gencatan senjata (Getty Images)

    Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengonfirmasi kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas.

    Biden mengatakan kesepakatan itu akan “menghentikan pertempuran di Gaza, memberikan bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan bagi warga sipil Palestina, dan menyatukan kembali para sandera dengan keluarga mereka”.

    Perdana Menteri (PM) Qatar Sheikh Mohammed bin Abdul Rahman Al Thani, selaku mediator, mengatakan kesepakatan itu akan mulai berlaku pada hari Minggu (19/01) asalkan disetujui oleh Kabinet Israel.

    Presiden AS Joe Biden mengumumkan kesepakatan gencatan senjata Israel dan Hamas itu di Gedung Putih (BBC)

    Di tempat terpisah, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan rincian akhir kesepakatan itu masih dikerjakan.

    Namun dia berterima kasih kepada Biden karena “mempromosikannya”.

    Pemimpin Hamas Khalil al-Hayya mengatakan itu adalah hasil dari “ketangguhan” bangsa Palestina.

    Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengatakan kesepakatan gencatan senjata, yang disebutnya meringankan “penderitaan luar biasa yang disebabkan oleh konflik”, adalah prioritas pertama.

    Guterres mengatakan PBB siap untuk meningkatkan pengiriman bantuan kepada Palestina.

    Walaupun kesepakatan itu sudah dicapai, dan mulai berlaku Minggu, 19 Januari 2025, badan Pertahanan Sipil yang dikelola Hamas melaporkan bahwa serangan udara Israel menewaskan lebih dari 20 orang pada Rabu (15/01).

    Tedros Ghebreyesus, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menyambut positif kesepakatan gencatan senjata.

    Melalui media sosial X (dulu Twitter), dia mengatakan organisasinya siap untuk “meningkatkan dukungannya”.

    “Terlalu banyak nyawa yang hilang dan terlalu banyak keluarga yang menderita. Kami berharap semua pihak akan menghormati kesepakatan itu dan bekerja menuju perdamaian abadi,” kata Ghebreyesus.

    “Perdamaian adalah obat terbaik!” Tegasnya.

    Israel meluncurkan kampanye untuk menghancurkan Hamas yang dicap sebagai organisasi teroris oleh Israel, AS, dan negara-negara lain sebagai tanggapan atas serangan lintas batas oleh Hamas yang belum pernah terjadi sebelumnya pada 7 Oktober 2023.

    Serangan Hamas itu mengakibatkan sekitar 1.200 orang tewas dan 251 orang disandera.

    Serangan militer Israel ke Gaza mengakibatkan lebih dari 46.700 orang telah tewas, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas di wilayah tersebut.

    Sebagian besar dari 2,3 juta penduduk Gaza juga telah mengungsi.

    Di Gaza juga terjadi kerusakan yang meluas, kekurangan makanan, bahan bakar, serta obat-obatan.

    Israel mengatakan 94 sandera masih ditahan oleh Hamas, 34 di antaranya diduga tewas.

    Selain itu, ada empat warga Israel yang diculik sebelum perang, dua di antaranya tewas.

    ‘Saya sedih sekaligus gembira’

    Kepada BBC Arab, sejumlah warga Palestina di Gaza berbicara tentang perasaannya setelah Israel dan Hamas sepakat melakukan gencatan senjata.

    Seorang perempuan, yang salah-satu anaknya, Nabil Muhammad Zaydan Nasser, tewas selama perang, berujar dia merasakan campuran antara kegembiraan dan kesedihan atas berita tersebut.

    “Alhamdulillah, semoga kedamaian dan berkah Allah senantiasa tercurah kepada Nabi kita Muhammad SAW, saya ucapkan selamat kepada rakyat kami; rakyat Gaza yang terkepung dan berjuang atas gencatan senjata ini, dan Insya Allah gencatan senjata ini akan terlaksana sepenuhnya,” ujarnya.

    Seorang pria lain yang berbicara kepada BBC Arab berterima kasih kepada negara-negara Arab atas upayanya dalam membantu mencapai kesepakatan.

    “Kami takut bahwa giliran kami yang akan mati dalam perang ini, belum lagi penderitaan kami karena kekurangan makanan dan minuman, serta tidak adanya air.

    “Kami berterima kasih kepada negara-negara Arab karena telah melakukan upaya yang luar biasa dan menekan Israel untuk menghentikan perang terhadap kami.”

    Bagaimana perjalanan negosiasi gencatan senjata Israel-Hamas?

    Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ketika berjumpa di Yerusalem (Getty Images)

    Pada Agustus 2024 lalu, Menteri Luar Negeri AS, Anthony Blinken, mengungkap kemungkinan akan ada gencatan senjata dalam perang antara Israel dan Hamas di Gaza dalam beberapa hari ke depan, setelah Israel menerima proposal perdamaiannya pada Senin (19/08) silam.

    Usulan kesepakatan gencatan senjata itu akan mencakup diakhirinya pertikaian di Gaza dan pembebasan sandera yang ditangkap Hamas dan sekutunya dalam serangan mereka ke Israel pada Oktober 2023.

    AS telah berupaya untuk “menjembatani proposal” perdamaian antara Israel dan Hamas, untuk mengatasi hambatan yang menghalangi keduanya menyetujui kesepakatan.

    Apa saja poin-poin penting dalam rencana perdamaian dan bagaimana respons Israel dan Hamas?

    Apa poin utama dari rencana perdamaian AS?

    Blinken saat ini berada di Israel untuk mempromosikan perjanjian perdamaian berdasarkan rencana yang ditetapkan oleh Presiden AS Joe Biden pada Mei tahun ini.

    Kesepakatan perdamaian itu akan berlangsung dalam tiga fase.

    Yang pertama mencakup “gencatan senjata penuh dan menyeluruh” yang berlangsung selama enam pekan, penarikan pasukan Israel dari seluruh wilayah berpenduduk di Gaza, dan pertukaran beberapa sandera termasuk perempuan, orang tua, serta warga yang sakit dan terluka.

    Mereka akan ditukar dengan tahanan Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.

    Getty ImagesPada November 2023, 105 sandera dikembalikan ke Israel dan lebih dari 100 masih berada di Gaza.

    Israel mengatakan lebih dari 100 sandera masih ditahan dan meyakini 71 orang masih hidup. Empat sandera lainnya sudah berada di Gaza sebelum tanggal 7 Oktober, dua di antaranya diyakini tewas.

    Sebuah kesepakatan yang disepakati pada November 2023 menunjukkan bahwa Hamas membebaskan 105 sandera selama gencatan senjata yang berlangsung selama sepekan dengan imbalan sekitar 240 tahanan Palestina di penjara-penjara Israel.

    Kesepakatan damai itu akan mencakup rencana untuk membangun kembali Gaza.

    Getty Images

    Tahap ketiga dari perjanjian damai ini akan menjadi awal dari rencana rekonstruksi besar-besaran yang disusun untuk Gaza, dan pengembalian jenazah sandera.

    Sebuah pernyataan dari pemerintah Israel pada 19 Agustus mengatakan: “Perdana Menteri menegaskan kembali komitmen Israel terhadap proposal Amerika saat ini mengenai pembebasan sandera kami, yang mempertimbangkan kebutuhan keamanan Israel.”

    Baca juga:Apa saja poin-poin penting dalam rencana perdamaian?

    Diperkirakan masih ada perbedaan besar antara Israel dan Hamas.

    Salah satu masalahnya adalah berlanjutnya kehadiran militer Israel di Gaza.

    Israel mengatakan mereka ingin pasukan tetap tinggal untuk menghentikan gerak Hamas dan menghentikan penyelundupan lebih banyak senjata.

    Namun, Hamas menentang pasukan Israel yang tetap berada di Gaza setelah gencatan senjata.

    Hamas juga mempunyai perbedaan dengan Israel mengenai jumlah dan identitas tahanan Palestina yang akan dikembalikan ke Gaza dengan imbalan sandera Israel.

    Hamas tidak ingin pasukan Israel menduduki Gaza setelah gencatan senjata (Getty Images)

    Seberapa besar peluang tercapainya kesepakatan damai?

    Blinken mengatakan gencatan senjata harus segera dicapai.

    “Ini adalah momen yang menentukan, mungkin yang terbaik, mungkin kesempatan terakhir untuk memulangkan para sandera, untuk melakukan gencatan senjata dan menempatkan semua orang pada jalur yang lebih baik menuju perdamaian dan keamanan abadi,” kata Blinken pada 19 Agustus, saat berada di Israel.

    Setelah mendapat persetujuan luas dari pemerintah Israel, Blinken berkunjung ke Kairo untuk berbicara dengan Mesir dan Qatar mediator dalam negosiasi damai Hamas dan Israel.

    Kedua negara memiliki saluran komunikasi dengan Hamas.

    Banyak orang di Israel mendesak tercapainya kesepakatan perdamaian dan pengembalian semua sandera yang tersisa (Getty Images)

    Namun Hamas menyatakan tidak akan mengirimkan perwakilannya ke sana.

    Seorang anggota biro politik organisasi yang berbasis di Qatar, Basem Naim, mengatakan: “Kami menyetujui kesepakatan [melalui mediator] pada tanggal 2 Juli… dan oleh karena itu kami tidak memerlukan putaran perundingan baru atau membahas tuntutan baru Benyamin Netanyahu.”

    Dia mengatakan bahwa Hamas “masih tertarik” pada perjanjian perdamaian, namun menegaskan: “Kami telah menunjukkan fleksibilitas maksimum dan sikap positif, dan pihak lain telah memahami ini sebagai kelemahan dan menghadapinya dengan kekuatan yang lebih besar.”

    Pemerintah Israel menjawab bahwa Hamas “sangat keras kepala” dan mengatakan “tekanan perlu diarahkan” pada kelompok tersebut.

    Seorang tentara Israel berdiri di samping pintu masuk terowongan yang digunakan oleh Hamas di Gaza (Getty Images)

    Militer Israel melancarkan serangan di Gaza untuk menghancurkan Hamas sebagai tanggapan atas serangan kelompok milisi Palestina tersebut terhadap Israel pada tanggal 7 Oktober, yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan 251 orang disandera.

    Sejak itu, lebih dari 40.130 warga Palestina tewas di Gaza, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas di wilayah tersebut.

    Pertempuran terus berlanjut, dengan Israel mengatakan bahwa dalam beberapa hari terakhir mereka mengatakan telah menghancurkan beberapa kompleks Hamas dan jaringan terowongan tempat ditemukannya roket dan rudal , dan telah “membasmi puluhan teroris”.

    Media Palestina melaporkan bahwa pada Senin (19/08) enam orang tewas dalam serangan udara Israel di Khan Younis, di selatan Gaza, dan empat lainnya tewas dalam serangan terhadap sebuah mobil di Kota Gaza, di utara.

    Meskipun Blinken mengatakan menurutnya kesepakatan perdamaian dapat segera dicapai, baik sumber Israel maupun Hamas yang berbicara kepada BBC tidak memberikan harapan yang sama.

    Berita ini akan terus diperbarui.

    (nvc/nvc)

  • Data Baru Bantuan Amerika ke Ukraina Bocor – Halaman all

    Data Baru Bantuan Amerika ke Ukraina Bocor – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pemerintah Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Presiden Joe Biden baru-baru ini membocorkan informasi penting mengenai dukungan militer mereka kepada Ukraina.

    Data ini, yang sebelumnya dirahasiakan, memperlihatkan investasi signifikan dari AS dalam pengembangan industri pesawat tak berawak militer di Ukraina.

    Artikel ini akan membahas detail dukungan tersebut serta dampaknya terhadap situasi perang yang sedang berlangsung.

    Pada tanggal 16 Januari 2025, pejabat AS mengonfirmasi bahwa mereka telah melakukan investasi besar untuk membantu Ukraina memulai dan memperluas produksi drone.

    Sementara sebagian besar bantuan militer AS—seperti miliaran dollar untuk rudal, sistem pertahanan udara, tank, dan artileri—sudah diumumkan ke publik, banyak dukungan lainnya tetap tersembunyi.

    Dukungan AS mencakup tidak hanya dana untuk produsen pesawat nirawak, tetapi juga pengiriman perwira intelijen ke Ukraina untuk membantu mengembangkan program tersebut.

    Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan, menekankan bahwa dukungan ini memiliki dampak strategis yang nyata dalam perang.

    Fokus pada pengembangan industri drone Ukraina dimulai setelah serangan balasan pertama Ukraina yang menunjukkan batasan kemampuan tradisional mereka.

    Dalam wawancara, Sullivan mengungkapkan bahwa dukungan ini dipercepat sebagai persiapan untuk serangan balik kedua yang kurang berhasil.

    Dukungan ini terbukti efektif;

    pesawat tak berawak angkatan laut Ukraina berhasil menghancurkan seperempat Armada Laut Hitam Rusia.

    Selain itu, drone yang dikerahkan di garis depan membantu memperlambat kemajuan Rusia di timur Ukraina.

    Sullivan mencatat bahwa pengalaman membangun industri drone telah memberikan pelajaran berharga, dan kini pemerintahan Biden mulai memadukannya ke dalam industri pertahanan AS sendiri.

    Pemerintah Biden telah mengalokasikan dana yang signifikan untuk mendukung produksi drone di Ukraina.

    Misalnya, musim gugur lalu, Pentagon mengalokasikan sekitar 800 juta USD untuk membeli komponen drone dan mendanai produsen drone lokal.

    Selanjutnya, saat kunjungan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy ke Gedung Putih pada September 2024, Biden menjanjikan tambahan 1,5 miliar USD untuk industri drone Ukraina.

    Para pejabat AS meyakini bahwa investasi ini membuat pesawat tak berawak Ukraina lebih efektif dan mematikan.

    Dalam konteks ini, Lloyd Austin, Kepala Pentagon, dan Antony Blinken, Menteri Luar Negeri AS, menulis opini di The New York Times, memperingatkan tentang bahaya pemotongan bantuan militer ke Ukraina serta potensi konsekuensi dari mengakhiri perang sebelum waktunya.

    Di tengah bantuan tersebut, laporan terbaru menunjukkan bahwa Rusia mengalami kerugian signifikan.

    Dalam 24 jam terakhir, Rusia kehilangan sekitar 1.340 personel, 21 sistem artileri, dan 13 kendaraan tempur lapis baja.

    Total kerugian militer Rusia sejak 24 Februari 2022 hingga 18 Januari 2025 telah mencapai angka yang cukup mengejutkan, dengan lebih dari 800.000 personel.

    Dengan demikian, situasi di Ukraina tetap dinamis, dan dukungan dari Amerika Serikat dalam bentuk dana dan teknologi drone kemungkinan akan terus memengaruhi jalannya perang.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Biden Bocorkan Data Baru Bantuan ke Ukraina, Sombong Perkuat NATO, 1.340 Tentara Rusia Tewas Sehari – Halaman all

    Biden Bocorkan Data Baru Bantuan ke Ukraina, Sombong Perkuat NATO, 1.340 Tentara Rusia Tewas Sehari – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pemerintahan Presiden AS Joe Biden telah mengungkapkan data baru tentang bantuannya kepada Ukraina, yang mengungkap dukungan yang sebelumnya dirahasiakan terhadap industri pesawat tak berawak militer negara itu.

    Seperti dilansir The New York Times , pejabat AS mengatakan pada 16 Januari 2025, mereka telah melakukan investasi besar yang membantu Ukraina memulai dan memperluas produksi drone.

    Sebagian besar bantuan AS untuk militer Ukraina, termasuk miliaran dolar untuk rudal, sistem pertahanan udara, tank, artileri, dan pelatihan, telah diumumkan ke publik.

    Namun, dukungan lainnya sebagian besar masih tersembunyi.

    Para pejabat AS mencatat, dukungan tersebut termasuk membantu Ukraina mengembangkan generasi baru pesawat tanpa awak, yang menurut para pejabat AS akan merevolusi cara peperangan dilakukan.

    Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan dukungan tersebut memiliki dampak strategis nyata pada perang.

    “Kami melihat bagaimana UAV menjadi semakin penting dalam pertempuran di Ukraina dan akan menjadi penting dalam semua pertempuran di masa depan,” kata Sullivan.

    Amerika Serikat menyediakan dana untuk mendukung produsen pesawat nirawak dan membeli suku cadang.

    Orang-orang yang mengetahui situasi tersebut menekankan bahwa Amerika Serikat juga telah mengirim perwira intelijen ke Ukraina untuk membantu mengembangkan program tersebut.

    Dalam wawancara awal minggu ini, Direktur CIA William Burns secara tidak langsung menyebutkan dukungan lembaganya terhadap program pesawat tak berawak di Ukraina.

    Sullivan mengatakan bahwa upaya pesawat tak berawak dimulai setelah serangan balasan pertama Ukraina pada musim gugur 2022 ketika batas kemampuan tradisional Ukraina menjadi jelas.

    Sullivan mencatat bahwa upaya-upaya ini dipercepat sebagai persiapan untuk serangan balik kedua Ukraina, yang kurang berhasil.

    Ukraina tidak memperoleh wilayah sebanyak yang diinginkannya, sebagian karena penggunaan UAV oleh Rusia.

    Setelah serangan balasan, pejabat AS mengatakan mereka dengan cepat meningkatkan dukungan untuk produsen drone Ukraina, membangun upaya Kyiv untuk mengembangkan industrinya sendiri.

    Selain bantuan keuangan, pemerintahan Biden berupaya membangun hubungan antara perusahaan teknologi AS dan produsen drone Ukraina.

    Musim gugur lalu, Pentagon mengalokasikan US$800 juta untuk produksi drone di Ukraina yang digunakan untuk membeli komponen drone dan membiayai produsen drone.

    Selama kunjungan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy ke Gedung Putih pada September 2024, Presiden Biden mengatakan US$1,5 miliar lainnya akan diarahkan ke industri drone Ukraina.

    Para pejabat AS mengatakan pada tanggal 16 Januari bahwa mereka yakin investasi tersebut telah membuat pesawat tak berawak Ukraina lebih efektif dan mematikan.

    Mereka mencatat bahwa pesawat tak berawak angkatan laut Ukraina telah menghancurkan seperempat Armada Laut Hitam Rusia dan bahwa pesawat tak berawak yang dikerahkan di garis depan telah membantu memperlambat kemajuan Rusia di timur Ukraina.

    Sullivan mengatakan bahwa dorongan untuk membangun industri drone Ukraina telah memberikan pelajaran yang sangat berharga bahwa pemerintahan Biden telah mulai memadukannya ke dalam industri pertahanan AS sendiri.

    Kepala Pentagon saat ini Lloyd Austin dan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menulis opini bersama untuk The New York Times  yang menjelaskan bahaya pemotongan  bantuan militer ke Ukraina dan mengakhiri perang sebelum waktunya.

    Dalam pidato perpisahannya, Presiden Joe Biden menyebutkan Ukraina dalam konteks pencapaian kebijakan luar negerinya dan bagaimana ia telah ” memperkuat NATO “.

    Rusia Kehilangan Ribuan Tentara dalam Sehari

    Rusia telah kehilangan 1.340 tentara Rusia tewas dan terluka, 21 sistem artileri dan 13 kendaraan tempur lapis baja selama 24 jam terakhir.

    Hal ini diklaim oleh Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina dalam rilis di media sosial Facebook.

    Total kerugian tempur pasukan Rusia antara 24 Februari 2022 dan 18 Januari 2025 diperkirakan sebagai berikut [angka dalam tanda kurung mewakili kerugian terkini:

    -Sekitar 817.160 (+1.340) personel militer; 

    -9.803 (+0) tank;

    -20.394 (+13) kendaraan tempur lapis baja;

    -22.040 (+21) sistem artileri;

    -1.262 (+0) sistem roket peluncuran ganda;

    -1.046 (+0) sistem pertahanan udara;

    -369 (+0) pesawat sayap tetap;

    -331 (+0) helikopter;

    -22.579 (+13) UAV taktis dan strategis;

    -3.049 (+0) rudal jelajah;

    -28 (+0) kapal/perahu;

    -1 (+0) kapal selam;

    -34.325 (+69) kendaraan dan truk tangki bahan bakar;

    -3.699 (+0) kendaraan khusus dan perlengkapan lainnya.

    Pada hari sebelumnya, 17 Januari, dilaporkan bahwa Rusia telah kehilangan 1.670 tentara Rusia yang tewas dan terluka serta lebih dari 200 buah senjata dan peralatan militer Rusia.

    (Tribunnews.com/ Chrysnha)

  • Gencatan Senjata Israel-Hamas Mulai Besok, Houthi Setop Operasi Militer jika Agresi di Gaza Berhenti – Halaman all

    Gencatan Senjata Israel-Hamas Mulai Besok, Houthi Setop Operasi Militer jika Agresi di Gaza Berhenti – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Gencatan senjata di Jalur Gaza direncanakan dimulai pada Minggu (19/1/2025).

    Menjelang gencatan senjata di Gaza, kelompok Houthi yang berbasis di Yaman, menyampaikan rencana operasi militernya terhadap Israel.

    Mohammed al-Bukhaiti, anggota biro politik Houthi, mengatakan perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas “mengakhiri perang tetapi tidak mengakhiri konflik”.

    Sejak November 2023, Houthi telah memprotes perang Israel di Gaza dengan meluncurkan serangan rudal dan pesawat tak berawak ke Tel Aviv.

    Houthi juga menargetkan kapal-kapal yang berlayar di Laut Merah dan Teluk Aden.

    “Peran Yaman dalam mendukung Gaza efektif dan menentukan karena ia telah mencekik musuh dan sekutunya serta merugikan mereka banyak hal, jadi kami perkirakan permusuhan terhadapnya akan terus berlanjut dengan cara yang berbeda,” kata Mohammed al-Bukhaiti, Jumat (17/1/2025), dilansir Al Jazeera.

    “Kami menegaskan bahwa operasi militer kami akan berhenti ketika agresi berhenti, dan bahwa kebebasan navigasi adalah hak umum bagi semua negara dan bukan hak selektif bagi siapa pun,” tambahnya.

    Sementara itu, Kabinet Israel telah menyetujui kesepakatan untuk gencatan senjata di Gaza yang akan membebaskan puluhan sandera yang ditawan di sana dan menghentikan perang selama 15 bulan dengan Hamas.

    Hal itu membuat kedua pihak selangkah lebih dekat untuk mengakhiri pertempuran.

    Gencatan Senjata Harus Dimulai Sesuai Rencana

    Gencatan senjata di Jalur Gaza harus dimulai pada Minggu (19/1/2025) sesuai rencana, meskipun para negosiator perlu menyelesaikan ‘masalah’ di menit-menit terakhir.

    Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken.

    “Tidak mengherankan bahwa dalam proses dan negosiasi yang sangat menantang dan menegangkan ini, Anda mungkin mendapatkan jalan keluar yang longgar,” kata Antony Blinken dalam konferensi pers di Washington, Kamis (16/1/2025), dikutip dari Arab News.

    “Kami sedang menyelesaikan jalan keluar yang longgar itu saat kita berbicara,” sambungnya.

    Seorang pejabat AS, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan para pihak membuat kemajuan yang baik dalam menyelesaikan hambatan-hambatan di menit-menit terakhir.

    “Saya pikir kita akan baik-baik saja,” kata pejabat itu kepada Reuters.

    Sebelumnya pejabat itu mengatakan, satu-satunya perselisihan yang tersisa adalah mengenai identitas beberapa tahanan yang ingin dibebaskan Hamas.

    Utusan Presiden Joe Biden dan Presiden terpilih Donald Trump berada di Doha dengan mediator Mesir dan Qatar yang bekerja untuk menyelesaikannya, kata pejabat itu.

    Tahap Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

    Tahap Pertama

    Tahap pertama dimulai pada Minggu (19/1/2025), menurut mediator Qatar.

    Diberitakan AP News, berikut ini hal-hal terkait kesepakatan gencatan senjata:

    Penghentian pertempuran selama enam minggu akan dimulai, membuka negosiasi untuk mengakhiri perang.
    Sebanyak 33 dari hampir 100 sandera akan dibebaskan selama periode tersebut, meskipun tidak jelas apakah lebih dari separuhnya masih hidup.
    Amerika Serikat mengatakan fase ini juga mencakup penarikan pasukan Israel dari daerah berpenduduk padat di Gaza. Itu akan memungkinkan banyak warga Palestina yang mengungsi untuk kembali ke rumah-rumah mereka yang tersisa. Banyak lingkungan telah hancur menjadi puing-puing.
    Bantuan kemanusiaan akan melonjak, dengan ratusan truk memasuki Gaza setiap hari.
    Rincian akhir yang masih dikerjakan termasuk daftar ratusan tahanan Palestina yang akan dibebaskan.

    Tahap Kedua

    Tahap kedua lebih sulit, berikut rinciannya:

    Negosiasi untuk fase ini akan dimulai pada hari ke-16 gencatan senjata.
    Tahap ini akan mencakup pembebasan semua sandera yang masih hidup, termasuk tentara pria.
    Pasukan Israel akan mundur dari Jalur Gaza.
    Namun, Israel mengatakan tidak akan menyetujui penarikan penuh sampai kemampuan militer dan politik Hamas dihilangkan.
    Hamas mengatakan pihaknya tidak akan menyerahkan sandera terakhir sampai Israel menarik semua pasukannya.

    Tahap Ketiga

    Tahap ketiga menyerukan pemulangan jenazah para sandera yang masih berada di Gaza dan dimulainya pembangunan kembali besar-besaran di Gaza, yang masih harus dibangun kembali selama puluhan tahun.

    Belum jelas pula siapa yang akan menanggung biayanya.

    Ilustrasi – Tank Pasukan Israel di wilayah Gaza Utara dalam operasi militer darat di wilayah kantung Palestina tersebut. (khaberni/tangkap layar)

    Diketahui, kesepakatan gencatan senjata muncul pada Rabu (15/1/2025) setelah mediasi oleh Qatar, Mesir, dan AS untuk menghentikan perang di Gaza.

    Kesepakatan tersebut menguraikan gencatan senjata awal selama enam minggu dengan penarikan pasukan Israel secara bertahap.

    Puluhan sandera yang ditawan oleh Hamas akan dibebaskan sebagai ganti ratusan tahanan Palestina yang ditahan di Israel.

    Hal ini membuka jalan bagi lonjakan bantuan kemanusiaan untuk Gaza, tempat mayoritas penduduk telah mengungsi, menghadapi kelaparan, penyakit, dan kedinginan.

    Deretan truk bantuan berbaris di kota perbatasan Mesir, El-Arish, menunggu untuk menyeberang ke Gaza, setelah perbatasan dibuka kembali.

    Perdamaian juga dapat memberikan manfaat yang lebih luas di Timur Tengah, termasuk mengakhiri gangguan terhadap perdagangan global dari gerakan Houthi Yaman yang berpihak pada Iran yang telah menyerang kapal-kapal di Laut Merah.

    Pemimpin gerakan tersebut, Abdul Malik Al-Houthi, mengatakan kelompoknya akan memantau gencatan senjata dan melanjutkan serangan jika dilanggar.

    Perang Israel di Gaza telah menewaskan sebanyak 46.876 warga Palestina dan melukai 110.642 orang sejak 7 Oktober 2023.

    Setidaknya 1.139 orang tewas di Israel selama serangan yang dipimpin Hamas hari itu dan lebih dari 200 orang ditawan.

    (Tribunnews.com/Nuryanti)

    Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel