Tag: Anindya Novyan Bakrie

  • Gibran Pamer Bebas Visa ke Pengusaha Afrika Selatan

    Gibran Pamer Bebas Visa ke Pengusaha Afrika Selatan

    Jakarta

    Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menghadiri Indonesia-Africa CEO Forum di sela-sela helatan G20 di Johannesburg, Afrika Selatan. Forum itu dihadiri langsung oleh para pengusaha dari Indonesia dan juga kawasan Afrika.

    Dalam kata sambutannya, Gibran memamerkan hasil kerja sama antara pemerintah Indonesia dan Afrika Selatan yang dapat mempermudah pengusaha, hal itu adalah bebas visa kunjungan.

    Bebas visa ini menjadi salah satu kesepakatan dalam pertemuan antara Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.

    “Kunjungan Presiden Ramaphosa beberapa minggu lalu ke Indonesia mencerminkan kerja sama yang erat antara kedua negara. Kedua presiden sepakat untuk memberikan bebas visa. Jadi saya pikir ini kabar baik bagi Anda semua. Tidak ada lagi visa! Dan juga untuk mendorong perdagangan dan investasi di bidang pertanian dan energi,” ungkap Gibran dalam video sambutan yang ditayangkan di YouTube Sekretaris Wakil Presiden, Sabtu (22/11/2025).

    Di sisi lain, Gibran juga mengungkap Indonesia memiliki komitmen untuk memperluas investasi keluar negeri di Afrika Selatan. Afrika Selatan dipandang sebagai mitra strategis dan pintu gerbang ekonomi Indonesia ke pasar Afrika.

    “Pada saat yang sama, Indonesia juga menawarkan kapasitas industri, sumber daya manusia, jaringan manufaktur, teknologi, dan akses ke pasar ASEAN,” ujar Gibran.

    Nampak Gibran didampingi Menko Pereknomian Airlangga Hartarto, Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono, dan Ketua Kadin Indonesia Anindya Bakrie.

    (hal/hns)

  • Gibran Umumkan Indonesia-Afrika Selatan Bebas Visa

    Gibran Umumkan Indonesia-Afrika Selatan Bebas Visa

    Gibran Umumkan Indonesia-Afrika Selatan Bebas Visa
    Tim Redaksi
    JOHANNESBURG, KOMPAS.com
    – Berpidato dalam forum Indonesia-Africa CEO Forum di Hotel Saxon Johannesburg, Jumat (21/11/2025), Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka mengumumkan bahwa Indonesia-Afrika Selatan menyepakati bebas visa.
    Adapun kunjungan
    Gibran
    ke
    Afrika Selatan
    ini dalam rangka menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 untuk mewakili Presiden RI Prabowo Subianto.
    Jurnalis
    Kompas.com
    Rahel Narda Catherine ikut serta dalam kunjungan kerja rombongan
    Wapres Gibran
    di Afrika Selatan. Ikuti laporan langsung tentang kegiatan Wapres Gibran
    di sini
    .
    Menurut Gibran, kesepakatan
    bebas visa
    itu dicapai saat Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa mengunjui Indonesia dan bertemu dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta Pusat pada 22 Oktober 2025.
    “Kunjungan Presiden Ramaphosa beberapa minggu lalu ke Indonesia mencerminkan kerja sama yang erat antara kedua negara,” kata Gibran saat berpidato dalam bahasa Inggris.
    “Kedua presiden sepakat untuk bebas visa masuk, jadi saya pikir ini kabar baik bagi Anda semua, tidak ada lagi visa,” ujar Gibran melanjutkan dan langsung disambut tepuk tangan meriah dari para delegasi yang hadir.
    Tak hanya itu, Gibran menyebut, pertemuan Presiden Prabowo dan Presiden Afrika Selatan juga dalam rangka memperkuat perdagangan dan investasi khususnya sektor pertanian dan energi.
    “Dan juga untuk mendorong perdagangan dan investasi di bidang pertanian dan energi,” katanya.
    Sementara itu, dalam
    Indonesia-Africa CEO Forum
    , Gibran menyampaikan keinginan Indonesia ingin memperluas investasi di Afrika Selatan.
    Dia mengatakan, Afrika Selatan adalah pintu gerbang Indonesia masuk pasar Afrika.
    “Indonesia juga berkomitmen untuk memperluas investasi luar negeri di Afrika Selatan. Afrika Selatan adalah mitra strategis dan pintu gerbang kami ke pasar Afrika,” ujarnya.
    Di saat yang sama, Indonesia juga menawarkan kapasitas industri, sumber daya manusia, jaringan manufaktur, teknologi, dan akses ke pasar ASEAN.
    “Peluncuran Dewan Bisnis Tingkat Tinggi Indonesia dan Afrika Selatan menunjukkan bagaimana pemerintah dan sektor swasta dapat bekerja sama,” kata Gibran.
    Selain itu, dia juga menyambut baik adanya penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) tentang industri strategis hari ini.
    “Saya berharap ini akan membawa manfaat besar bagi kedua negara,” ujarnya.
    Menurut Gibran, Afrika kini sudah berkembang sangat pesat dan memiliki banyak potensi.
    “Afrika adalah masa depan, dan Indonesia ingin membangun masa depan itu bersama Afrika,” lanjut Gibran.
    Di akhir pidatonya, Gibran menekankan komitmen Indonesia untuk meningkatkan investasi dan kerja sama ekonomi dengan Afrika.
    Dia menyebut, Indonesia terbuka jika pihak Afrika Selatan ingin menanyakan lebih jauh soal ini.
    “Hadir bersama saya, salah satu menteri terbaik, wakil menteri, dan duta besar terbaik kami, dan tentu saja, teman kami dari KADIN Indonesia. Kami terbuka untuk membantu Anda semua karena Afrika adalah benua yang akan menentukan masa depan,” ujarnya
    Diketahui, Indonesia-Africa CEO Forum ini turut dihadiri President of the South African Chamber of Commerce and Industry, Mtho Xulu dan perwakilan delegasi terkait dari Afrika Selatan.
    Sementara dari pihak Indonesia turut dihadiri oleh Menko Bidang Perekonimian Airlangga Hartarto, Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Anindya Novyan Bakrie, Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Thomas Djiwandono, Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Arrmanatha Nasir, hingga para delegasi lain dari Indonesia.
    Saat menerima kunjungan Presiden Afrika Selatan (Afsel) Cyril Ramaphosa di Istana Merdeka, Jakarta pada 22 Oktober 2025, Prabowo sempat menyatakan ingin meningkatkan hubungan dagang dengan Afrika Selatan melalui perjanjian dagang yang dibentuk.
    Perjanjian tersebut bisa berupa perjanjian perdagangan preferensi (Preferential Trade Agreement/PTA) maupun Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (Comprehensive Economic Partnership Agreement/CEPA).
    “Tentu saja, kami ingin melanjutkan dan meningkatkan perdagangan. Dalam situasi yang lebih seimbang, dan kami memahami hal itu. Kami ingin mengambil langkah-langkah untuk mencapai, mungkin perjanjian perdagangan preferensial atau perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif,” kata Prabowo usai melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Afsel.
    Prabowo menyampaikan, volume perdagangan kedua negara sudah meningkat signifikan dalam lima tahun terakhir.
    Oleh karenanya, dia menyambut pertemuan kali ini sebagai tonggak penting dalam peningkatan hubungan kedua negara. Terlebih, di tengah ketidakpastian ekonomi internasional yang terjadi saat ini.
    “Di tengah ketidakpastian ekonomi internasional saat ini, saya pikir sangat penting bagi kita untuk mengembangkan hubungan baru dan hubungan yang lebih kuat. Afrika Selatan adalah pemimpin yang sangat penting di Afrika, dan saya pikir akan menjadi penting bagi Indonesia di tahun-tahun mendatang,” ujar Prabowo.
    Dalam kesempatan yang sama, Presiden Afrika Selatan menyampaikan, kunjungannya ke Indonesia bertujuan untuk membangun kemitraan komersial yang sangat kuat antara kedua negara.
    Oleh karena itu, dia membawa delegasi yang terdiri para menteri terkait pertahanan, pertanian, serta perdagangan dan investasi, untuk meningkatkan kerja sama.
    “Kami sepakat tentang perlunya meningkatkan perdagangan antara kedua negara sebagai katalis bagi pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Kami membahas pentingnya membangun ekonomi yang lebih tangguh dan terdiversifikasi antara kedua negara demi kepentingan rakyat kedua negara mengingat kita menghadapi tantangan geopolitik yang serupa,” katanya.
    Lebih lanjut, dia mengungkapkan, kunjungan kenegaraan ini diawali dengan forum bisnis yang menyediakan wadah bagi perusahaan-perusahaan Afrika Selatan untuk berinteraksi dengan mitra di Indonesia.
    “Salah satu tujuan utama forum bisnis ini adalah menemukan cara-cara yang bermakna bagi kedua negara untuk mengembangkan jalur-jalur yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi melalui kemitraan bisnis-ke-bisnis,” tandas Cyril.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Gaya Gibran Hadiri Indonesia-Africa CEO Forum: Pidato, Keliling Sapa Delegasi, dan Buat Catatan

    Gaya Gibran Hadiri Indonesia-Africa CEO Forum: Pidato, Keliling Sapa Delegasi, dan Buat Catatan

    Gaya Gibran Hadiri Indonesia-Africa CEO Forum: Pidato, Keliling Sapa Delegasi, dan Buat Catatan
    Tim Redaksi
    JOHANNNESBURG, KOMPAS.com
    – Di tengah ruangan konferensi yang berbentuk huruf U, Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka menyapa dan menyalami satu per satu delegasi yang hadir dalam ajang internasional Indonesia-Africa CEO Forum.
    Mengenakan setelan jas warna gelap, dasi biru muda, dan peci hitam,
    Gibran
    mengelilingi ruangan untuk menyapa dan berbincang singkat dengan perwakilan delegasi
    Afrika Selatan
    yang hadir
    Indonesia-Africa CEO Forum
    di Johannesburg, Afrika Selatan, Jumat (21/11/2025).
    Momen ini terjadi tepatnya sebelum Gibran keluar meninggalkan ruangan acara.
    Jurnalis
    Kompas.com
    Rahel Narda Catherine ikut serta dalam kunjungan kerja rombongan
    Wapres Gibran
    di Afrika Selatan. Ikuti laporan langsung tentang kegiatan Wapres Gibran
    di Sini
    .
    Usai berfoto bersama dengan peserta forum, Gibran tampak berbincang dengan President of the South African Chamber of Commerce and Industry, Mtho Xulu serta para delegasi lain dari Afrika Selatan.
    Setelah itu, Gibran tampak menghampiri para tamu delegasi dari Afrika Selatan yang berada di sisi kiri ruangan konferensi.
    Satu per satu, dia menyapa para delegasi sambil berbincang singkat dalam bahasa Inggris.
    “Ya ini pertama kali saya ke Afrika Selatan,” ujar Gibran ke salah satu delegasi saat bersalaman.
    Dalam salah satu kesempatan, terpotret pula momen Gibran mengenalkan Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang turut mendampinginya berkeliling, kepada salah satu delegasi.
    Setelahnya, Airlangga tampak menjabat tangan delegasi tersebut, sementara Gibran melanjutkan menyapa delegasi lainnya.
    Setelah menyapa semua delegasi dari Afrika Selatan, Gibran melanjutkan menyapa para delegasi dari pihak Indonesia yang berada di sisi kanan ruangan.
    Sama seperti sebelumnya, sembari bersalaman, Gibran menyempatkan berbincang singkat dengan perwakilan RI yang hadir di forum itu.
    Selain berkeliling menyapa delegasi, selama forum berlangsung, Gibran juga terlihat membuat catatan kecil saat mendengarkan paparan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Anindya Novyan Bakrie.
    Dari pantauan
    Kompas.com
    , ada momen di mana Gibran menundukan kepala seolah sedang menulis catatan di atas kertas yang ada di mejanya.
    Momen ini terjadi beberapa kali ketika Anindya sedang memberikan pidato dalam ajang internasional tersebut.
    Selepas acara, Gibran bersama Airlangga serta para wakil menteri (wamen) terlihat berjalan kali bersama.
    Putra sulung Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) itu berjalan diapit Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Arrmanatha Nasir.
    Di belakangnya terlihat pejabat lainnya seperti Ketua Umum Kadin Anindya Novyan Bakrie, Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Thomas Djiwandono, serta jajaran perwakilan KBRI di Afrika Selatan.
    Sambil berjalan kaki dari lokasi acara Indonesia-Africa CEO Forum menuju tempat penginapan, mereka terlihat berbincang dan tertawa bersama.
    Gibran juga terlihat ikut tertawa dan tersenyum saat mengobrol santai dengan menteri dan wamen.
    Di forum internasional itu, Gibran membuka pidatonya dengan menyampaikan salam dari Presiden Prabowo Subianto.
    Dia juga menegaskan, Indonesia-Africa CEO Forum 2025 ini merupakan agenda pertamanya usai mendarat di Bandar Udara Internasional O.R. Tambo, Johannesburg, Afrika Selatan, Jumat sore.
    “Salam hangat dari Presiden Prabowo untuk Anda semua, dan juga apresiasi yang mendalam kepada pemerintah Afrika Selatan atas keramahan dan pengaturan yang sangat baik,” kata Gibran saat berpidato dalam bahas Inggris.
    “Sebenarnya, saya baru tiba sekitar satu jam yang lalu. Penerbangannya memang panjang, tetapi saya sangat senang melihat Anda semua di sini,” ujarnya lagi.
    Dalam rangkaian acara
    KTT G20
    ini, Gibran menyebut bahwa Indonesia-Africa CEO Forum merupakan langkah besar untuk memperkuat hubungan dan komitmen kedua negara.
    Dia pun berharap Indonesia dan Afrika Selatan dapat memperluas kerja sama.
    “Dengan kolaborasi, negara-negara ekonomi berkembang dapat membentuk masa depan. Pertumbuhan global tidak hanya harus kuat tetapi juga adil dan inklusif,” katanya.
    Gibran juga menyinggung pertemuan Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa dan Presiden RI Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta Pusat pada 22 Oktober 2025.
    Menurut Gibran, lewat pertemuan antara kedua Kepala Negara telah disepakati adanya bebas visa antara Indonesia dan Afrika Selatan.
    “Kedua presiden sepakat untuk bebas visa masuk, jadi saya pikir ini kabar baik bagi Anda semua, tidak ada lagi visa dan juga untuk mendorong perdagangan dan investasi di bidang pertanian dan energi,” ujarnya.
    Dalam kesempatan tersebut, Gibran turut menyatakan komitmen Indonesia memperluas investasi di Afrika Selatan.
    Sebab, dia menyebut, Afrika Selatan adalah mitra strategis Indonesia.
    “Indonesia juga berkomitmen untuk memperluas investasi di Afrika Selatan. Afrika Selatan adalah mitra strategis dan pintu gerbang kami ke pasar Afrika,” kata Gibran.
    Di saat yang sama, Gibran menyebut Indonesia juga menawarkan sejumlah hal ke Afrika Selatan di antaranya kapasitas industri, sumber daya manusia, hinga akses ke pasar ASEAN.
    “Indonesia juga menawarkan kapasitas industri, sumber daya manusia, jaringan manufaktur, teknologi, dan akses ke pasar ASEAN,” ujarnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Gibran Umumkan Indonesia-Afrika Selatan Bebas Visa

    2 Tepuk Tangan Meriah Saat Gibran Sebut Indonesia-Afrika Selatan Bebas Visa Nasional

    Tepuk Tangan Meriah Saat Gibran Sebut Indonesia-Afrika Selatan Bebas Visa
    Tim Redaksi
    JOHANNESBURG, KOMPAS.com
    – Tepuk tangan meriah bergema dari para delegasi saat Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming menyebutkan Indonesia dan Afrika Selatan sepakat memberlakukan bebas visa.
    Gibran
    menyinggung perihal bebas visa itu saat berpidato di
    Indonesia-Africa CEO Forum
    yang digelar di Hotel Saxon Johannesburg, Jumat (21/11/2025).
    Jurnalis
    Kompas.com
    Rahel Narda Catherine ikut serta dalam kunjungan kerja rombongan
    Wapres Gibran
    di
    Afrika Selatan
    . Ikuti laporan langsung tentang kegiatan Wapres Gibran
    di Sini
    .
    Awalnya, Gibran menyorot soal kunjungan Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa ke Indonesia dan bertemu Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta Pusat pada 22 Oktober 2025.
    Menurut Gibran, pertemuan Prabowo dan Ramaphosa di Indonesia mencerminkan kerja sama yang erat antara kedua negara.
    “Kunjungan Presiden Ramaphosa beberapa minggu lalu ke Indonesia mencerminkan kerja sama yang erat antara kedua negara,” kata Gibran saat berpidato dalam bahasa Inggris.
    “Kedua presiden sepakat untuk bebas visa masuk, jadi saya pikir ini kabar baik bagi Anda semua, tidak ada lagi visa,” ujarnya melanjutkan dan langsung disambut tepuk tangan meriah dari para delegasi yang hadir.
    Tak hanya itu, Gibran memandang pertemuan Presiden RI dan Presiden Afrika Selatan juga dalam rangka memperkuat perdagangan dan investasi khususnya sektor pertanian dan energi.
    “Dan juga untuk mendorong perdagangan dan investasi di bidang pertanian dan energi,” lanjutnya.
    Dalam forum tersebut, Gibran lantas menyebut bahwa Indonesia ingin memperluas investasi di Afrika Selatan.
    Dia mengatakan, Afrika Selatan adalah pintu gerbang Indonesia masuk pasar Afrika.
    “Indonesia juga berkomitmen untuk memperluas investasi luar negeri di Afrika Selatan. Afrika Selatan adalah mitra strategis dan pintu gerbang kami ke pasar Afrika,” katanya.
    Di saat yang sama, Gibran mengungkapkan, Indonesia juga menawarkan kapasitas industri, sumber daya manusia, jaringan manufaktur, teknologi, dan akses ke pasar ASEAN.
    “Peluncuran Dewan Bisnis Tingkat Tinggi Indonesia dan Afrika Selatan menunjukkan bagaimana pemerintah dan sektor swasta dapat bekerja sama,” ucapnya.
    Selain itu, dia juga menyambut baik adanya penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) tentang industri strategis antara Indonesia dan Afrika selatan.
    “Saya berharap ini akan membawa manfaat besar bagi kedua negara,” kata Gibran.
    Menurut dia, Afrika kini sudah berkembang sangat pesat dan memiliki banyak potensi.
    “Afrika adalah masa depan, dan Indonesia ingin membangun masa depan itu bersama Afrika,” ujarnya.
    Di akhir pidatonya, Gibran menekankan komitmen Indonesia untuk meningkatkan investasi dan kerja sama ekonomi dengan Afrika.
    Dia menyebut, Indonesia terbuka jika pihak Afrika Selatan ingin menanyakan lebih jauh soal peningkatan kerja sama.
    “Hadir bersama saya, salah satu menteri terbaik, wakil menteri, dan duta besar terbaik kami, dan tentu saja, teman kami dari KADIN Indonesia. Kami terbuka untuk membantu Anda semua karena Afrika adalah benua yang akan menentukan masa depan,” katanya
    Diketahui, Indonesia-Africa CEO Forum ini turut dihadiri President of the South African Chamber of Commerce and Industry, Mtho Xulu dan perwakilan delegasi terkait dari Afrika Selatan.
    Sementara dari pihak Indonesia turut dihadiri oleh Menko Bidang Perekonimian Airlangga Hartarto, Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Anindya Novyan Bakrie, Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Thomas Djiwandono, Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Arrmanatha Nasir, hingga para delegasi lain dari Indonesia.
    Sementara itu, kehadiran Gibran di Afrika Selatan dalam rangka menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 untuk mewakili Presiden Prabowo.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Gibran Umumkan Indonesia-Afrika Selatan Bebas Visa

    7 Tiba di Afrika Selatan, Gibran Langsung Berpidato di Indonesia-Africa CEO Forum Nasional

    Tiba di Afrika Selatan, Gibran Langsung Berpidato di Indonesia-Africa CEO Forum
    Tim Redaksi
    JOHANNESBURG, KOMPAS.com
    – Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming langsung menghadiri acara Indonesia-Africa CEO Forum usai mendarat di Bandar Udara Internasional O.R. Tambo, Johannesburg, Afrika Selatan, Jumat (21/11/2025).
    Jurnalis
    Kompas.com
    Rahel Narda Catherine ikut serta dalam kunjungan kerja rombongan Wapres
    Gibran
    di
    Afrika Selatan
    . Ikuti laporan langsung tentang kegiatan
    Wapres Gibran

    di Sini
    .
    Adapun kunjungan
    Gibran ke Afrika Selatan
    ini dalam rangka menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 untuk mewakili Presiden Prabowo Subianto.
    Dalam pidatonya, Gibran menceritakan bahwa dirinya baru saja mendarat usai menjalani perjalanan sekitar 11 jam dari Jakarta menuju Johannesburg.
    “Sebenarnya, saya baru tiba sekitar satu jam yang lalu. Penerbangannya memang panjang, tetapi saya sangat senang melihat Anda semua di sini,” kata Gibran saat berpidato dalam bahas Inggris.
    Lebih lanjut, Gibran menyampaikan salam dari Presiden Prabowo Subianto untuk para delegasi yang hadir dalam forum tersebut.
    “Salam hangat dari Presiden Prabowo untuk Anda semua, dan juga apresiasi yang mendalam kepada Pemerintah Afrika Selatan atas keramahan dan pengaturan yang sangat baik,” ujarnya.
    Dalam rangkaian
    KTT G20
    ini, Gibran menyebut Forum
    Indonesia-Africa CEO Forum
    merupakan langkah besar untuk memperkuat hubungan dan komitmen kedua negara, khususnya untuk memperluas kolaborasi dengan Afrika agar tetap sangat kuat.
    “Dengan kolaborasi, negara-negara ekonomi berkembang dapat membentuk masa depan. Pertumbuhan global tidak hanya harus kuat tetapi juga adil dan inklusif,” ujar Wapres RI.
    Lebih lanjut, Gibran menyinggung kunjungan Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa saat bertemu Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat pada 22 Oktober 2025.
    Menurut Gibran, kunjungan Presiden Ramaphosa ke Indonesia beberapa waktu lalu ke Indonesia mencerminkan kerja sama yang erat antara kedua negara.
    Di pertemuan antara Presiden Prabowo dan Presiden Ramaphosa itu, dia mengatakan, telah disepakati adanya bebas visa antara kedua negara
    “Kedua presiden sepakat untuk bebas visa masuk, jadi saya pikir ini kabar baik bagi Anda semua, tidak ada lagi visa,” katanya.
    “Dan juga untuk mendorong perdagangan dan investasi di bidang pertanian dan energi,” ujarnya lagi.
    Adapun dalam Indonesia-Africa CEO Forum ini turut dihadiri President of the South African Chamber of Commerce and Industry, Mtho Xulu dan perwakilan delegasi terkait dari Afrika Selatan.
    Sementara dari pihak Indonesia turut dihadiri oleh Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonimian Airlangga Hartarto, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Anindya Novyan Bakrie, Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Thomas Djiwandono, hingga Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Arrmanatha Nasir.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pengusaha RI Happy Trump-Xi Jinping Bertemu di Korsel

    Pengusaha RI Happy Trump-Xi Jinping Bertemu di Korsel

    Jakarta

    Kamar Dagang Industri (Kadin) Indonesia merespons positif pertemuan antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping. Pertemuan yang dilakukan di Busan, Korea Selatan itu disebut sebagai simbol pendinginan tensi perang dagang antara dua negara dengan kapasitas ekonomi jumbo tersebut.

    Menurut Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Bakrie pertemuan ini menjadi deeskalalasi perang dagang yang kembali memanas antara China dan AS setelah Trump kembali jadi Presiden.

    “Apapun yang didiskusikan yang bisa mendeeskalasi tensi baik perdagangan maupun investasi itu sangat bagus. Secara umum, kedua pemimpin besar berdiskusi, melakukan pendinginan daripada tensi itu sangat bagus,” papar Anindya Bakrie di Korea Selatan, Kamis (30/10/2025) waktu setempat.

    Anindya mengapresiasi hasil dari pertemuan tersebut seperti misalnya penurunan tarif, utamanya tarif mineral kritis China yang diimpor ke AS. China pun akan mengimpor banyak kedelai dari Negeri Paman Sam.

    Menurut Anindya meredanya perang dagang bisa menjadi sinyal baik bagi perdagangan dan perekonomian global. Pengusaha Indonesia sendiri jadi tak perlu takut ancaman bila ingin berhubungan dengan kedua negara.

    “Buat Indonesia, Indonesia tentu akan fokus bukan saja dengan perdagangan yang sudah baik dengan Amerika, dengan rate-nya yang cukup berkawan. Tapi juga dengan China, terutama karena investasinya sangat besar,” kata Anindya.

    Donald Trump dan Xi Jinping akhirnya melangsungkan pertemuan tatap muka di Busan, Korea Selatan Kamis kemarin waktu setempat. Pertemuan ini diharapkan dapat meredakan tensi perang dagang antara kedua negara yang sempat memanas beberapa waktu terakhir.

    Trump merasa pertemuan itu akan menjadi salah satu negosiasi tersulitnya. Namun ia optimis dapat menjalin kesepakatan baru dengan Xi untuk menyudahi aksi saling balas yang diberlakukan kedua negara, mulai dari pemberian tarif khusus hingga larangan ekspor komoditas tertentu.

    Usai pertemuan, Trump menyatakan akan memangkas tarif untuk barang impor China. Sebaliknya Xi Jinping diminta untuk menindak perdagangan fentanil ilegal, melanjutkan pembelian kedelai dari Negeri Paman Sam, dan juga tetap memberikan pasokan tanah jarang.

    Trump mengatakan tarif yang dikenakan pada impor China akan dipotong menjadi 47% dari 57% dengan mengurangi separuh tarif yang terkait dengan perdagangan obat prekursor fentanil menjadi 10% dari 20%.

    (hal/kil)

  • Prabowo Tiba di Korea Selatan untuk Hadiri KTT APEC 2025 di Gyeongju

    Prabowo Tiba di Korea Selatan untuk Hadiri KTT APEC 2025 di Gyeongju

    Bisnis.com, GYEONGJU — Presiden Prabowo Subianto tiba di Republik Korea untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) 2025 yang diselenggarakan di Kota Gyeongju, Provinsi Gyeongsang Utara, pada Kamis (30/10/2025) malam.

    Pesawat Garuda Indonesia-1 yang membawa Presiden Prabowo beserta rombongan mendarat di Pangkalan Udara Gimhae, Busan, pada pukul 22.27 waktu setempat (WS).

    Di bawah tangga pesawat, Presiden disambut oleh Menteri Defense Acquisition Program Administration (DAPA) Republik Korea, Mayjen (Purn) Seok Jong Gun, Menteri Luar Negeri RI Sugiono, Wakil Wali Kota Gyeongju Song Ho-Jun, Duta Besar RI untuk Republik Korea Cecep Herawan, serta Athan KBRI Seoul Kolonel Pnb Muhammad Arief.

    Setelah melewati jajar kehormatan, Presiden dan rombongan kemudian melanjutkan perjalanan menuju Gyeongju, tempat diselenggarakannya pertemuan puncak APEC 2025.

    Selanjutnya, orang nomor satu di Indonesia itu pun tiba di hotel tempatnya bermalam pada pukul 23.37 dan disambut sejumlah delegasi Indonesia yang telah lebih dulu tiba di lokasi, antara lain Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani, dan Menteri Perdagangan Budi Santoso.

    Tak hanya itu, terlihat juga Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Anindya Bakrie, serta Ketua Apindo Shinta Kamdani, Gandi Sulistiyanto, dan sejumlah diaspora Indonesia di Korea Selatan juga turut menyambut kedatangan Kepala Negara.

    Menurut pantauan Bisnis, Kepala Negara turut bertegur sapa dengan sejumlah perwakilan dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Korea Selatan dan pengusaha.

    “Dari mana semua ini?” tanya Prabowo kepada rombongan yang menyambutnya.

    “Dari KBRI, Pak. Pengusaha juga, Pak,” jawab salah seorang di antara mereka.

    Prabowo kemudian melanjutkan dengan nada akrab, “Kerja di sini semua? Sudah berapa lama?”

    “Saya sudah 15 tahun, Pak,” ujar salah satu perwakilan diaspora.

    Mendengar hal itu, Presiden Prabowo tersenyum dan menimpali, “Wah, hebat. Sukses ya.”

    KTT APEC 2025: Tema dan Fokus Utama

    Rangkaian KTT APEC 2025 dijadwalkan berlangsung pada 31 Oktober hingga 1 November 2025 di Hwabaek International Convention Center (HICO), Gyeongju. Tahun ini, di bawah keketuaan Republik Korea, forum tersebut mengusung tema “Building a Sustainable Tomorrow: Connect, Innovate, Prosper.”

    Tema tersebut mencerminkan komitmen bersama negara-negara anggota APEC untuk membangun masa depan yang berkelanjutan dan inklusif bagi generasi mendatang.

    KTT kali ini menyoroti tiga prioritas utama, yaitu Connect (Terhubung) guna memperkuat fasilitasi perdagangan, investasi, dan konektivitas antarwarga (people-to-people connection); Innovate (Berinovasi) guna mendorong transformasi digital dan ekonomi berkelanjutan; dan Prosper (Sejahtera) untuk memperkuat peran UMKM, kelompok rentan, dan keseimbangan pertumbuhan demografis di kawasan.

    Dalam APEC Economic Leaders’ Meeting (AELM), Presiden Prabowo dijadwalkan menyampaikan pandangan Indonesia mengenai penguatan kerja sama ekonomi di kawasan Asia-Pasifik.

    Kehadiran Indonesia dalam forum ini memiliki arti strategis, mengingat APEC mencakup 60% Produk Domestik Bruto (PDB) dunia dan 36% populasi global.

    Partisipasi aktif Indonesia di APEC 2025 juga menjadi momentum penting untuk menegaskan posisi Indonesia sebagai penjembatan kepentingan negara maju dan berkembang, serta memastikan kerja sama ekonomi kawasan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat, pelaku usaha, dan dunia kerja.

    Turut mendampingi Presiden dalam penerbangan dari Jakarta menuju Republik Korea adalah Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.

  • TEI Jadi Ajang Pelaku Usaha Go International

    TEI Jadi Ajang Pelaku Usaha Go International

    JAKARTA – Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti menyebutkan ajang Trade Expo Indonesia (TEI) 2025 merupakan momentum bagi pelaku usaha untuk go ke pasar internasional.

    “Ajang TEI ini merupakan kesempatan emas bagi para pelaku usaha agar dapat menjajakan produknya agar dapat lebih dikenal di kancah internasional,” kata Wamendag Roro Esti saat mengunjungi booth Pangan Nusa Expo di TEI 2025, Tangerang, Banten, sebagaimana dikutip dari keterangannya, di Jakarta, Sabtu.

    Menurut dia, pameran internasional TEI 2025 memiliki setidaknya 8.045 buyer terdaftar dari 130 negara.

    Ajang TEI ke-40 yang dibuka pada Rabu (15/10) oleh Menko Pangan Zulkifli Hasan ini, merupakan pameran terbesar di Indonesia dengan menghadirkan 1.619 peserta.

    Pameran menampilkan tiga zona utama, yaitu produk pangan dan pertanian, produk manufaktur, serta jasa dan gaya hidup.

    “Sektor pamerannya ada berbagai macam, ada produk fesyen, manufaktur, ada juga agrikultur, dan lainnya,” ujar Roro Esti.

    Kementerian Perdagangan menargetkan capaian transaksi dagang pada TEI 2025 yang berlangsung hingga 19 Oktober 2025 ini sebesar 16,5 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau senilai Rp273,5 triliun.

    Target tersebut naik 10 persen dari penyelenggaraan pemeran tahun sebelumnya yang mencatatkan realisasi transaksi sebesar 22,73 miliar dolar AS atau senilai Rp370,88 triliun.

    Turut hadir pada pembukaan TEI tahun ini, di antaranya Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman, Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Yandri Susanto, Menteri P2MI Mukhtarudin, Ketua Komisi VI DPR Anggia Ermarini, Wakil Menteri P2MI Christina Aryani, Utusan Khusus Presiden Bidang Pariwisata Zita Anjani, Gubernur Banten Andra Soni, dan Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Bakrie.

    Selain itu, hadir Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Demokratik Timor-Leste Fransisco Kalbuady Lay, Wakil Menteri Perdagangan dan Industri Yaman Salem Mohamed Ahmed Salman, dan Ketua Otoritas Umum untuk Investasi dan Kawasan Bebas Mesir Hossam Heiba.

  • Wamendag sebut TEI jadi ajang pelaku usaha go international

    Wamendag sebut TEI jadi ajang pelaku usaha go international

    Ajang TEI ini merupakan kesempatan emas bagi para pelaku usaha agar dapat menjajakan produknya agar dapat lebih dikenal di kancah internasional.

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti menyebutkan ajang Trade Expo Indonesia (TEI) 2025 merupakan momentum bagi pelaku usaha untuk go ke pasar internasional.

    “Ajang TEI ini merupakan kesempatan emas bagi para pelaku usaha agar dapat menjajakan produknya agar dapat lebih dikenal di kancah internasional,” kata Wamendag Roro Esti saat mengunjungi booth Pangan Nusa Expo di TEI 2025, Tangerang, Banten, sebagaimana dikutip dari keterangannya, di Jakarta, Sabtu.

    Menurut dia, pameran internasional TEI 2025 memiliki setidaknya 8.045 buyer terdaftar dari 130 negara.

    Ajang TEI ke-40 yang dibuka pada Rabu (15/10) oleh Menko Pangan Zulkifli Hasan ini, merupakan pameran terbesar di Indonesia dengan menghadirkan 1.619 peserta.

    Pameran menampilkan tiga zona utama, yaitu produk pangan dan pertanian, produk manufaktur, serta jasa dan gaya hidup.

    “Sektor pamerannya ada berbagai macam, ada produk fesyen, manufaktur, ada juga agrikultur, dan lainnya,” ujar Roro Esti.

    Kementerian Perdagangan menargetkan capaian transaksi dagang pada TEI 2025 yang berlangsung hingga 19 Oktober 2025 ini sebesar 16,5 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau senilai Rp273,5 triliun.

    Target tersebut naik 10 persen dari penyelenggaraan pemeran tahun sebelumnya yang mencatatkan realisasi transaksi sebesar 22,73 miliar dolar AS atau senilai Rp370,88 triliun.

    Turut hadir pada pembukaan TEI tahun ini, di antaranya Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman, Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Yandri Susanto, Menteri P2MI Mukhtarudin, Ketua Komisi VI DPR Anggia Ermarini, Wakil Menteri P2MI Christina Aryani, Utusan Khusus Presiden Bidang Pariwisata Zita Anjani, Gubernur Banten Andra Soni, dan Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Bakrie.

    Selain itu, hadir Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Demokratik Timor-Leste Fransisco Kalbuady Lay, Wakil Menteri Perdagangan dan Industri Yaman Salem Mohamed Ahmed Salman, dan Ketua Otoritas Umum untuk Investasi dan Kawasan Bebas Mesir Hossam Heiba.

    Pewarta: Kelik Dewanto
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Prabowo ungkap arah pemikiran ekonominya dibentuk pemikiran Sumitro

    Prabowo ungkap arah pemikiran ekonominya dibentuk pemikiran Sumitro

    Jakarta (ANTARA) – Presiden Prabowo Subianto saat berbicara dalam sesi puncak Forbes Global CEO Conference 2025 di Jakarta, Rabu malam, mengungkap arah pemikiran ekonominya turut dibentuk oleh pemikiran ayahnya, yang merupakan begawan ekonomi Indonesia, Sumitro Djojohadikusumo.

    Dalam sesi dialog bersama Pimpinan Utama Forbes, Steve Forbes, Presiden Prabowo menceritakan bagaimana pemikiran ekonomi kakeknya, Margono Djojohadikusumo, kemudian ayahnya, Sumitro, juga dibentuk oleh semangat anti-kolonialisme dan anti-imperialisme.

    “Ayah saya bersekolah di Belanda, dan lulus di sana dengan gelar (sarjana) ekonomi, ini sekitar tahun 1940-an, dan kita (di Indonesia) saat itu ada pada masa perjuangan untuk merdeka. Saat itu, jujur saja, sebagian besar pemimpin negara-negara Asia dan Afrika, para elite, merupakan penganut sosialis, karena saat itu, Sosialisme, faktanya bahkan Marxisme, Komunisme, merupakan gerakan yang menentang kolonialisme, dan imperialisme. Saya pikir itu juga yang membuat banyak gerakan pemuda di Asia dan Afrika sayap kiri, Sosialis, Komunis. Ayah saya pun seorang Sosialis pada masa mudanya, dia memimpin Partai Sosialis Indonesia,” kata Presiden Prabowo saat berbicara mengenai pengaruh pemikiran sosialis dari Sumitro pada masa mudanya.

    Prabowo melanjutkan pemikiran ekonomi Sumitro, yang pada masa itu berkiblat pada Sosialisme, kemudian berkembang saat ayahnya itu ditugaskan ke New York, untuk berbicara mewakili Indonesia di Markas PBB, Amerika Serikat. Di AS, Prabowo melanjutkan, Sumitro bertemu dan bersahabat dengan banyak pemimpin-pemimpin di Amerika, termasuk para pebisnis-pebisnis yang berkiblat pada Kapitalisme. Saat itu, Prabowo menyebut Kapitalisme yang dianut oleh para ekonom dan pebisnis di AS juga dimotori semangat anti-imperialisme dan anti-kolonialisme.

    “Amerika saat itu ada di garda terdepan untuk memaksa negara-negara kolonialis untuk de-kolonisasi. Saya pikir, ayah saya itu, dan dia mendapat banyak bantuan dari banyak pemimpin-pemimpin usaha di AS,” sambung Presiden Prabowo.

    Prabowo menambahkan ayahnya kemudian bersahabat dengan salah satu pebisnis besar di AS yang turut membantu perjuangan rakyat Indonesia untuk merdeka.

    “Ketika dia (Sumitro) kembali ke tanah air, (pemikiran) dia menjadi lebih seimbang, tentunya arah pemikirannya berkiblat pada Sosialisme, tetapi dia memahami ada poin penting dari Kapitalisme dan Pasar Bebas. Saat itu, saya masih muda, saya bertanya kepada ayah saya: Apa sistem ekonomi terbaik menurutmu? Dia jawab: Sebenarnya, sistem ekonomi terbaik untuk kita, Indonesia, merupakan sistem ekonomi campuran, kita harus mengambil yang terbaik dari Sosialisme, dan yang terbaik dari Kapitalisme,” ujar Presiden Prabowo menceritakan kisahnya bersama ayahnya, yang kemudian turut membentuk arah pemikiran ekonominya kelak.

    Di hadapan para CEO, yang jumlahnya sekitar 400-an orang lebih, Presiden Prabowo kemudian menyebut dirinya pun sepakat dengan pemikiran ayahnya, terutama sejak memasuki Abad Ke-21, sulit untuk berkiblat hanya pada satu sistem ekonomi.

    “Kita harus, menurut saya, kita harus mencari sistem terbaik yang bekerja untuk negara (kita masing-masing),” ujar Presiden Prabowo.

    Presiden Prabowo berdialog dengan Steve Forbes dalam sesi puncak Forbes Global CEO Conference 2025 yang bertajuk “A Meeting of Minds”.

    Forbes Global CEO Conference dilaksanakan pertama kali oleh majalah Forbes pada 2001 di Singapura, dan konferensi itu pun rutin digelar di negara-negara berbeda tiap tahunnya. Jakarta pernah menjadi tuan rumah Forbes CEO Global Forum pada 2016.

    Forbes Global CEO Conference 2025, yang digelar di Jakarta pada 14 Oktober sampai dengan 15 Oktober, menghadirkan sejumlah CEO dan inovator dari berbagai sektor, termasuk dari Indonesia ada Menteri Investasi sekaligus CEO Danantara Rosan P. Roeslani, Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Bakrie, CIO Danantara Pandu Sjahrir, Direktur Utama DCI Indonesia Otto Toto Sugiri, Ketua Umum Apindo Shinta Kamdani, Managing Director Tanoto Foundation Belinda Tanoto, Executive Director Salim Group Axton Salim, dan Co-CEO MNC Group Angela Tanoesoedibjo.

    Pewarta: Genta Tenri Mawangi
    Editor: Budi Suyanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.