Tag: Anies Baswedan

  • Dian Sandi Sebut Bencana Jadi Alat Memukul Lawan, Netizen: Dulu PSI Jadiin Banjir Jakarta Menyerang Gubernur Anies

    Dian Sandi Sebut Bencana Jadi Alat Memukul Lawan, Netizen: Dulu PSI Jadiin Banjir Jakarta Menyerang Gubernur Anies

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Banjir dan longsor yang terjadi di Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara kini ramai jadi sorotan.

    Banyak yang mengungkap bahwa peristiwa itu tidak lepas dari kebijakan pemerintah yang memberi izin penebangan pohon dan pembukaan lahan tambang.

    Bahkan, nama Sekjen PSI, Raja Juli Antoni yang kini menjabat sebagai Menteri Kehutanan, disebut-sebut sebagai orang yang harus bertanggung jawab atas peristiwa banjir dan longsor merenggut ratusan nyawa manusia itu.

    Atas ramainya pernyataan publik dan warganet, kader PSI, Dian Sandi Utama, menyampaikan pandangannya. Dia menilai banyak yang menjadikan bencana untuk memukul lawan.

    “Air yang turun sama besarnya dengan hoax yang beredar. Kita telah sampai diujung waktu, di mana bencana dijadikan alat untuk memukul lawan,” tulis Sandi melalui akun pribadinya di X, dikutip Rabu (3/11/2025).

    Kontan saja, cuitan itu pun ramai dikoemntari warganet. Banyak yang mengungkit peristiwa banjir di Jakarta saat Anies Baswedan menjabat gubernur.

    “Oh??? Bukannya dulu gerombolan kalian jadiin banjir Jakarta buat nyerang Anies?? Prabowo sekarang make banjir Sumatra buat orasi ala kampanye?? Terus mentri yg juga kader kalian jadiin bencana ini “Momentum Baik” kan??? Munafik yah anda dan PSI….,” balas seorang warganet di kolom komentar.

    “Ketika anies gubernur Jakarta ada banjir semata kaki sampai selutut.. Gonggongan gerombolan elo gencar banget nyet.. Eh sekarang malah nyari nyari pembenaran..padahal Sumatera sudah luluh lantak..
    Klo g tol*l pernyataan elo ini apa dong?” tanya lainnya.

  • Ada Apa Partai Ummat Tiba-tiba Dukung Pemerintahan Prabowo, Gibran Juga?

    Ada Apa Partai Ummat Tiba-tiba Dukung Pemerintahan Prabowo, Gibran Juga?

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Partai Ummat yang dipimpin Amien Rais membuat langkah politik yang cukup mengejutkan publik.

    Partai yang sebelumnya berada di kubu oposisi kini menyatakan dukungan terhadap pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

    Dukungan serupa sebenarnya telah pernah disampaikan Partai Ummat. Tepatnya, setelah Majelis Syura dan DPP Partai Ummat menggelar pertemuan di Jakarta pada 7 Desember 2024 lalu.

    Dalam pernyataannya, mereka menegaskan siap mendukung serta mendoakan agenda kerja Presiden ke-8 Republik Indonesia.

    Keputusan ini menjadi perbincangan karena pada Pilpres 2024 lalu, Partai Ummat berdiri di barisan berseberangan dengan mengusung pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.

    Namun kini arah politik partai besutan Amien Rais itu bergeser dengan alasan mempertimbangkan tantangan besar yang disebut sedang dihadapi Presiden Prabowo.

    Partai Ummat menganggap Prabowo tengah memikul beban berat yang disebut sebagai warisan pemerintahan sebelumnya (Jokowi), salah satunya soal utang negara.

    Dalam siaran persnya, Partai Ummat menyebut angkanya mencapai sekitar Rp8.000 triliun.

    “Presiden Prabowo memikul beban sangat berat, yang diwariskan Rezim sebelumnya, berbentuk utang dalam jumlah sekitar 8.000 triliun rupiah,” bunyi siaran pers tersebut.

    Selain persoalan utang, Partai Ummat juga menyinggung persoalan sumber daya alam Indonesia yang disebut selama ini banyak bocor ke luar negeri.

    Mereka menaruh harapan agar Presiden Prabowo menggunakan kewenangannya untuk menekan lahirnya regulasi, baik melalui UU maupun Keppres, yang tegas memutus aliran kekayaan tersebut.

  • Anies Baswedan Pakai Istilah NPC Saat Sentil Oxford, Apa Artinya?

    Anies Baswedan Pakai Istilah NPC Saat Sentil Oxford, Apa Artinya?

    Jakarta: Anies Baswedan, menjadi perbincangan hangat di media sosial setelah melayangkan protes terbuka kepada akun resmi Universitas Oxford (@UniofOxford) di platform X (dulu Twitter).

    Protes itu muncul setelah Oxford merilis hasil riset kolaboratif yang melibatkan peneliti Indonesia, tetapi tidak mencantumkan nama mereka. Dalam unggahannya, Anies menggunakan istilah yang akrab di telinga warganet dan komunitas gim, yakni “NPC.”
    Protes Anies ke Oxford
    Anies menyoroti hilangnya kredit bagi para peneliti Indonesia dalam publikasi Oxford tentang penemuan Rafflesia Hasseltii setelah 13 tahun pencarian. Menurutnya, kontribusi mereka tidak boleh diperlakukan seolah tidak penting. Ia kemudian menulis protes langsung:

    “Dear @UniofOxford, our Indonesian researchers — Joko Witono, Septi Andriki, and Iswandi — are not NPCs. Name them too.”

    Istilah NPC yang digunakan eks Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu menjadi sorotan karena jarang muncul dalam konteks akademik maupun diplomasi. Publik pun bertanya-tanya, sebenarnya apa arti NPC?
     

     

    Apa Itu NPC?
    Istilah NPC berasal dari dunia video game dan merupakan singkatan dari Non-Player Character. Dalam gim, NPC adalah karakter yang tidak dapat dikendalikan oleh pemain manusia.

    Mereka digerakkan oleh skrip atau kecerdasan buatan dan biasanya hadir sebagai karakter pelengkap. Fungsinya bisa beragam, mulai dari penjaga toko, pemberi misi, hingga sekadar pengisi suasana dalam dunia permainan. NPC ada, tetapi tidak menentukan alur utama cerita.

    Lama-kelamaan, istilah ini keluar dari ranah gaming dan masuk ke budaya internet. Di media sosial, NPC menjadi metafora untuk menggambarkan seseorang yang dianggap pasif, mudah diprediksi, atau hanya “mengikuti skrip”.

    Dalam percakapan daring, label NPC sering digunakan untuk menyebut orang yang tidak dianggap punya peran penting atau terlihat seperti “figuran” dalam suatu peristiwa. Itulah mengapa istilah ini banyak muncul dalam meme dan komentar satir.

    (Sheva Asyraful Fali)

    Jakarta: Anies Baswedan, menjadi perbincangan hangat di media sosial setelah melayangkan protes terbuka kepada akun resmi Universitas Oxford (@UniofOxford) di platform X (dulu Twitter).
     
    Protes itu muncul setelah Oxford merilis hasil riset kolaboratif yang melibatkan peneliti Indonesia, tetapi tidak mencantumkan nama mereka. Dalam unggahannya, Anies menggunakan istilah yang akrab di telinga warganet dan komunitas gim, yakni “NPC.”
    Protes Anies ke Oxford
    Anies menyoroti hilangnya kredit bagi para peneliti Indonesia dalam publikasi Oxford tentang penemuan Rafflesia Hasseltii setelah 13 tahun pencarian. Menurutnya, kontribusi mereka tidak boleh diperlakukan seolah tidak penting. Ia kemudian menulis protes langsung:
     
    “Dear @UniofOxford, our Indonesian researchers — Joko Witono, Septi Andriki, and Iswandi — are not NPCs. Name them too.”

    Istilah NPC yang digunakan eks Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu menjadi sorotan karena jarang muncul dalam konteks akademik maupun diplomasi. Publik pun bertanya-tanya, sebenarnya apa arti NPC?
     

     

    Apa Itu NPC?
    Istilah NPC berasal dari dunia video game dan merupakan singkatan dari Non-Player Character. Dalam gim, NPC adalah karakter yang tidak dapat dikendalikan oleh pemain manusia.
     
    Mereka digerakkan oleh skrip atau kecerdasan buatan dan biasanya hadir sebagai karakter pelengkap. Fungsinya bisa beragam, mulai dari penjaga toko, pemberi misi, hingga sekadar pengisi suasana dalam dunia permainan. NPC ada, tetapi tidak menentukan alur utama cerita.
     
    Lama-kelamaan, istilah ini keluar dari ranah gaming dan masuk ke budaya internet. Di media sosial, NPC menjadi metafora untuk menggambarkan seseorang yang dianggap pasif, mudah diprediksi, atau hanya “mengikuti skrip”.
     
    Dalam percakapan daring, label NPC sering digunakan untuk menyebut orang yang tidak dianggap punya peran penting atau terlihat seperti “figuran” dalam suatu peristiwa. Itulah mengapa istilah ini banyak muncul dalam meme dan komentar satir.
     
    (Sheva Asyraful Fali)
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News


    Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id

    (RUL)

  • Soroti Kasus Hukum Ira Puspadewi, Dino Patti Djalal: Kembalikan Kemurnian KPK

    Soroti Kasus Hukum Ira Puspadewi, Dino Patti Djalal: Kembalikan Kemurnian KPK

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Proses penegakan hukum di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) belakangan mulai diragukan kemurniannya. Sejumlah pihak menilai mulai terjadi kriminalisasi hingga proses hukum berdasarkan pesanan politik.

    Mantan Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia, Dino Patti Djalal angkat suara terkait fenomena penegakan hukum di KPK yang cenderung berdasar titipan politik atau bahkan terkesan terjadi kriminalisasi.

    Salah satu proses hukum yang belakangan menyita perhatian di KPK yakni terkait proses hukum terhadap mantan Direktur Utama PT ASDP, Ira Puspadewi. Sebelumnya sudah ada kasus Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto yang kemudian mendapat pengampunan dari Presiden.

    Melihat kondisi itu, Dino Patti Djalan mempertanyakan apa sesungguhnya yang terjadi dengan penyidik dan pimpinan KPK saat ini. “Ada apa dengan KPK?,” kata Dino Patti Djalal penuh tanya, Senin (24/11).

    Dia lantas menyinggung kasus dugaan kriminalisasi yang ditujukan kepada mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan melalui kasus Formula E. “Dalam pemilu 2024, Anies B dikriminalisasi KPK melalui kasus Formula-e (titipan politik?),” ungkit Dino Patti Djalal.

    Tidak cukup dengan proses hukum yang terkesan menyimpang di KPK, Dino menyebut KPK kini kembali jadi sorotan setelah proses hukum terhadap mantan Dirut ASDP, Ira Puspadewi. “Sekarang diaspora idealis & berprestasi Ira Puspadewi dikriminalisasi KPK dalam kasus dimana nurani publik percaya ia tidak bersalah & tidak korupsi,” sebutnya.

    Atas berbagai kasus yang terkesan tidak murni penegakan hukum itu, Dino Patti Djalal meminta agar KPK melakukan instrospeksi diri dan mengembalikan kemurnian penegakan hukum seperti yang dilakukan komisioner KPK di masa lalu. “Saatnya KPK introspeksi. Kembalikan kemurnian KPK #adaapadenganKPK,” imbuh Dino Patti Djalal.

  • Cek fakta, Puan nyatakan akan gandeng Anies di Pilpres 2029

    Cek fakta, Puan nyatakan akan gandeng Anies di Pilpres 2029

    Jakarta (ANTARA/JACX) – Sebuah unggahan di Facebook menarasikan bahwa Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Puan Maharani akan menggandeng mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2029.

    Dalam video tersebut, Puan tampak mengenakan kebaya dan duduk di depan mikrofon.

    Berikut narasi dalam video tersebut:

    “Puan Akan Gandeng Abah Anis Di pemilu 2029 Dan menyakini Akan Bisa Meraih 68% Suara.

    langkah ini diambil untuk mengembalikan kepercayaan publik terhadap pemerintah yang selama ini telah cider4.”

    Unggahan tersebut disertai narasi:

    “Puan Akan gandeng Abah Anis 2029.kira2 gmn lur..pas ga ya..”

    Namun, benarkah Puan menyatakan akan menggandeng Anies Baswedan di Pilpres 2029?

    Unggahan yang menarasikan Puan nyatakan akan gandeng Anies di Pilpres 2029. Faktanya, pernyataan tersebut tidak berdasar. (Facebook)

    Penjelasan:

    Berdasarkan penelusuran, tidak ada pernyataan dari Puan Maharani maupun Anies Baswedan yang menyebutkan rencana maju bersama di Pilpres 2029.

    Foto Puan dalam video tersebut adalah cuplikan ketika ia menyampaikan pidato politik pada Sidang Tahunan MPR. Pidato tersebut tidak menyinggung kerja sama politik ataupun rencana menggandeng Anies Baswedan.

    Dengan demikian, pernyataan tersebut tidak berdasar.

    Klaim: Puan nyatakan akan gandeng Anies di Pilpres 2029

    Pewarta: Tim JACX
    Editor: M Arief Iskandar
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Anies Baswedan Bagikan Momen Bareng Fedi Nuril: Kasihan Lihat Aktor Dicela Habis-habisan

    Anies Baswedan Bagikan Momen Bareng Fedi Nuril: Kasihan Lihat Aktor Dicela Habis-habisan

  • Survei: Prabowo masih terpilih jika pilpres digelar sekarang

    Survei: Prabowo masih terpilih jika pilpres digelar sekarang

    “Jadi pak prabowo ketika survei dilakukan itu elektabilitasnya mencapai 46,7 persen,”

    Jakarta (ANTARA) – Indikator Politik Indonesia menyatakan Prabowo Subianto akan terpilih kembali menjadi presiden jika pemilihan presiden terjadi pada saat ini.

    Hal tersebut sesuai dengan survei yang dilakukan Indikator Politik Indonesia tentang elektabilitas tokoh politik saat ini.

    “Jadi pak prabowo ketika survei dilakukan itu elektabilitasnya mencapai 46,7 persen,” kata Founder dan Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi dalam siaran langsung di akun Youtube, Sabtu.

    Di belakang Prabowo, lanjut Muhtadi, ada Dedi Mulyadi yang mengantongi elektabilitas sebanyak 18,4 persen.

    Mantan Calon Presiden Anies Baswedan masih berada di tingkat atas perolehan elektabilitas karena menempati posisi tiga dengan mengantongi 9,0 persen.

    Gibran yang saat ini masih menjabat sebagai Wakil Presiden berada di posisi ke empat dengan perolehan elektabilitas 4,8 persen, disusul Agus Harimurti Yudhoyono 3,9 persen, Ganjar Pranowo 3,7 persen, Purbaya Yudhi Sadewa 1,5 persen, Sherly Tjoanda sebesar 1,1 persen.

    Sekretaris Kabinet Letkol (Inf) Teddy Indrawijaya juga masuk radar masyarakat untuk menjadi presiden dengan perolehan elektabilitas sebesar 0,3 persen.

    Dengan adanya data ini, maka dapat dipastikan Prabowo masih menempati posisi pertama tokoh yang dipilih untuk menjadi presiden Indonesia.

    Untuk diketahui, survei dilakukan dalam kurun waktu 20 Oktober sampai 27 Oktober 2025. Populasi survei adalah seluruh warga negara Indonesia yang memiliki hak pilih dalam pemilu.

    Penarikan sampel menggunakan multistage random sampling dengan jumlah sampel 1220 responden dengan margin of error 2,8 persen.

    Pewarta: Walda Marison
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Anak Buah Kaesang Ungkit Jasa Jokowi kepada AHY, Jhon Sitorus Beri Sindiran Menohok

    Anak Buah Kaesang Ungkit Jasa Jokowi kepada AHY, Jhon Sitorus Beri Sindiran Menohok

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pegiat media sosial, Jhon Sitorus, merespons pernyataan, Dedy Nur, anak buah Kaesang Pangarep di PSI, yang mengungkit jasa Presiden ke-7 RI, Jokowi, terhadap Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

    Seperti diketahui, Dedy menyebut bahwa jabatan AHY sebagai Menteri ATR/BPN merupakan hasil pemberian Jokowi di akhir masa jabatannya.

    Berkat Jokowi, kata Dedy, kini AHY masih bertahan di kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran dengan menduduki jabatan yang lebih strategis.

    Menanggapi hal itu, Jhon Sitorus melontarkan sindiran menohok.

    “Termul-termul ini lucu ya. Kemarin nyerang Anies, hari ini nyerang AHY, besok serang Bu Mega,” ujar Jhon di X @jhonsitorus_19 (2/11/2025).

    “Lusa serang Prabowo, minggu depan serang Purbaya,” tambahnya.

    Jhon bilang, dirinya dibuat geleng-geleng melihat kelakuan para pendukung fanatik Jokowi belakangan ini.

    “Saya makin gemess deh, kalian tololnya natural,” tandasnya.

    Sebelumnya, Dedy Nur Palakka, bercerita mengenai derasnya serangan sejumlah kader Partai Demokrat terhadap Presiden ke-7, Jokowi dalam beberapa waktu terakhir.

    Seperti diketahui, serangan itu terutama terkait isu proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh.

    Dikatakan Dedy, kader Demokrat seharusnya tidak melupakan jasa besar Jokowi terhadap Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

    Di penghujung masa jabatan Jokowi, Ketua Umum Demokrat itu diangkat sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR). Lalu, kini menjadi Menko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan.

    “Kalau bukan karena Jokowi, maka kita semua sama-sama tahu kalau AHY itu akan hilang ditelan waktu,” ujar Dedy di X @DedyNurPalakka (29/10/2025).

  • Popularitas Melejit, Purbaya Diperhitungkan Masuk Bursa 2029

    Popularitas Melejit, Purbaya Diperhitungkan Masuk Bursa 2029

    GELORA.CO -Sepak terjang Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa terus mencuri perhatian publik. Dalam dua bulan terakhir menjabat, kinerjanya yang dinilai solid membuat namanya masuk dalam radar politik nasional dan bahkan mulai diperhitungkan sebagai calon potensial di Pilpres 2029.

    Pengamat politik Adi Prayitno menilai, fenomena ini bukan sekadar isapan jempol. Berdasarkan sejumlah survei terbaru, popularitas dan elektabilitas Purbaya menunjukkan kenaikan signifikan.

    “Melampaui nama-nama beken lain yang selama ini hilir mudik sebagai tokoh nasional yang memenuhi unsur yang dinilai cocok sebagai calon pemimpin di masa yang akan datang,” ujar Adi lewat kanal Youtube miliknya, dikutip Minggu, 2 November 2025.

    Menurut Adi, dalam survei yang menanyakan top of mind calon presiden dan wakil presiden—dengan pertanyaan spontan kepada responden siapa yang layak dijagokan jika pemilu digelar hari ini, nama Purbaya muncul cukup dominan.

    “Yang paling tinggi memang masih nama Prabowo Subianto, tentu ini tidak terlepas karena Prabowo adalah Presiden RI saat ini. Tapi di bawah nama Prabowo ada nama yang disebut yaitu Purbaya. Menggeser nama-nama seperti Anies Baswedan, Gibran Rakabuming Raka, Dedi Mulyadi, Mahfud MD, dan Ganjar Pranowo,” jelas Adi.

    Adi menambahkan, hasil itu menunjukkan bahwa Purbaya kini menjadi salah satu figur baru yang patut diperhitungkan di bursa calon pemimpin masa depan. 

    “Artinya, bicara tentang calon presiden 2029, salah satu bonus yang dimiliki oleh Purbaya berkat popularitasnya adalah masuk sebagai runner up,” sambungnya.

    Menariknya, lanjut Adi, ketika survei bergeser pada pertanyaan tentang calon wakil presiden, nama Purbaya justru menempati posisi teratas. 

    “Kalau ditanya top of mind siapa yang paling layak menjadi calon wakil presiden, yang paling tinggi adalah Pak Purbaya, lalu Dedi Mulyadi, Agus Harimurti Yudhoyono, dan Gibran Rakabuming,” paparnya.

    Dari temuan survei-survei tersebut, Adi menyimpulkan bahwa lonjakan elektabilitas Purbaya tidak lepas dari sorotan publik atas kiprahnya sebagai Menteri Keuangan. 

    “Efek pembicaraan dan popularitas Purbaya dalam dua bulan terakhir cukup luar biasa. Wajar kalau kemudian publik spontan menyebut namanya ketika ditanya siapa yang layak maju di Pilpres 2029,” pungkas Adi.

  • Purbaya Berpeluang Gagalkan Prabowo-Gibran Dua Periode

    Purbaya Berpeluang Gagalkan Prabowo-Gibran Dua Periode

    GELORA.CO -Elektabilitas Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa yang terus meroket berpeluang besar menggagalkan ambisi mantan Presiden Joko Widodo alias Jokowi untuk kembali menduetkan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka pada Pilpres 2029.

    Hal ini disampaikan Direktur ABC Riset & Consulting Erizal dikutip dari akun Facebook pribadinya, Sabtu 1 November 2025.

    Menurut Erizal, apabila kondisi politik dan ekonomi Tanah Air semakin membaik, maka pasangan Prabowo Subianto-Purbaya Yudhi Sadewa akan sangat kuat menghadapi Pilpres mendatang.

    “Mungkin jauh lebih kuat dari SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) dan Boediono tahun 2009,” kata Erizal.

    Menurut Erizal, tidak saja pasangan yang diinisiasi dari dalam kekuasaan seperti Jokowi dan Gibran misalnya, tapi juga yang dari luar kekuasaan seperti Anies Baswedan, akan kerepotan menghadang Prabowo-Purbaya.

    Makanya, kata Erizal, wajar Purbaya dikritik dari dalam, karena sepak terjang Menkeu pengganti Sri Mulyani itu menebar optimisme, bukan sekadar omon-omon saja.

    “Kalau Purbaya sukses, maka semua rencana politik pihak pengkritik jadi berantakan,” pungkas Erizal.