Tag: Anggun

  • 9
                    
                        Bawa Kabur Rp 10 Miliar, Anggun Sopir Bank Jateng Sempat Curhat: Pusing Gaji Rp 3 Juta untuk Istri-Anak
                        Regional

    9 Bawa Kabur Rp 10 Miliar, Anggun Sopir Bank Jateng Sempat Curhat: Pusing Gaji Rp 3 Juta untuk Istri-Anak Regional

    Bawa Kabur Rp 10 Miliar, Anggun Sopir Bank Jateng Sempat Curhat: Pusing Gaji Rp 3 Juta untuk Istri-Anak
    Editor
    WONOGIRI, KOMPAS.com
    – Inilah sosok Anggun, sopir Bank Jateng Wonogiri yang menggondol uang Rp 10 miliar saat bertugas.
    Anggun tinggal di sebuah rumah tingkat di Kelurahan Giriwono, Kecamatan Wonogiri Kota, Jawa Tengah.
    Keseharian pria itu diungkap seorang tetangganya bernama Wahyu.
    Sebagaimana warga pada umumnya, tak ada yang aneh pada keseharian Anggun.
    Ia memiliki istri yang berkerja sebagai ojek online (ojol) dan berjualan online.
    “Istrinya itu nyambi ojek, ojol itu. Selain itu juga berjualan baju online,” jelasnya, Jumat (5/9/2025).
    Selain itu menurutnya Anggun sudah menikah 2 kali.
    Dari pernikahan pertama memiliki satu anak dan pernihakan kedua memiliki dua anak.
    “Kalau di rumah yang disini ditempati sudah sekitar 5 tahun,” katanya.
    Ia menerangkan sosok Anggun dikenal sering bersosialisasi dan termasuk warga yang aktif di lingkungan.
    “Kalau berinteraksi di masyarakat ya seperti pada umumnya. Lumrahnya masyarakat, sering bersosialisasi,” katanya.
    Menurutnya Anggun tinggal bersama istri dan anaknya di rumah itu.
    Ia menyebut belum lama ini juga bertemu dengan Anggun, tepatnya sekira sepekan lalu
    Anggun saat itu menanyakan soal kegiatan peringatan HUT ke-80 RI di lingkungan tempat tinggalnya, sebab saat itu situasi nasional sedang memanas.
    “Tanya juga apa kegiatannya diizikan karena sedang ramai demo itu. Diskusinya sampai sedetail itu, dia ada kepedulian dengan kegiatannya,” paparnya.
    Saat itu, Anggun dan beberapa warga lain yang berkumpul juga sempat membicarakan masalah gaji.
    Ada obrolan soal gaji dalam tongkrongan bapak-bapak di lingkungan.
    “Ada cerita soal gaji di kalangan bapak-bapak itu, dia sempat cerita gaji Rp 3 juta tapi juga pusing untuk kebutuhan, susu anak dan yang lainnya,” imbuhnya.
    Ia sendiri mengaku sudah mendengar apa yang dilakukan Anggun pada Senin (1/9/2025).
    Awalnya ia tak percaya tetangganya berbuat hal tersebut.
    Hingga akhirnya ia mencari-cari kebenaran informasi itu, pasalnya di lingkungan setempat juga sempat ramai menjadi perbincangan.
    “Saya dapat informasi sore, saat itu belum percaya. Sampai saya memastikan telepon ke teman-teman. Saya kaget, karena nekat juga,” ujar dia.
    Usai kejadian itu, berdasar informasi warga yang tinggal di sekitar rumah Anggun, banyak orang asing yang berdatangan.
    “Entah siapa, bahasanya nyanggong disana,” imbuhnya.
    Sebelumnya, Seorang sopir bank daerah di Kabupaten Wonogiri nekat membawa kabur uang hampir Rp 10 miliar dengan alasan hendak memindahkan letak parkir mobil, Senin (1/9/2025) lalu.
    Aksi nekat tersebut ia lakukan ketika sedang bertugas mengantar pegawai bank mengambil uang di area parkir Bank Jateng Cabang Solo, Jalan Slamet Riyadi, Gladag.
    Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul
    Bawa Kabur Uang Rp 10 Miliar, Anggun Sopir Bank Jateng Pernah Curhat Soal Gaji, Istri Kerja Ojol
    .
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Rektor UIN KHAS Jember: Aksi Mahasiswa Beda dengan Perusuh

    Rektor UIN KHAS Jember: Aksi Mahasiswa Beda dengan Perusuh

    Jember (beritajatim.com) – Hepni, Rektor Universitas Islam Negeri KH Achmad Siddiq di Kabupaten Jember, Jawa Timur, menegaskan perbedaan aksi mahasiswa dengan perusuh dalam sejumlah unjuk rasa yang memprotes kebijakan pemerintah.

    “Cara mahasiswa adalah cara yang elegan. Cara mahasiswa adalah cara yang anggun dan berkelas. Mereka beda dengan perusuh, penjarah, dan lain sebagainya,” kata Hepni, Kamis (4/9/2025).

    Menurut Hepni, keterlibatan mahasiswa, termasuk mahasiswa UIN KHAS, dalam aksi unjuk rasa adalah solidaritas untuk kemanusiaan, keadilan, dan kedamaian. “Tentu dengan cara-cara yang santun, jauh dari anarkis dan lain sebagainya,” katanya.

    Hepni mengingatkan kembali problem awal yang memicu aksi mahasiswa. “Diawali kenaikan tunjangan atau gaji anggota DPR. Di tengah masyarakat yang kesulitan ekonomi kok ada kejadian yang kontras. Tuntutannya jelas adalah bagaimana membatalkan keputusan itu,” katanya.

    Hepni berharap aksi-aksi unjuk rasa mahasiswa ditangani dengan santun dan profesional. “Sehingga tidak ada korban yang dirugikan,” katanya.

    Lebih dari itu, Hepni berharap sejumlah aksi unjuk rasa dan kerusuhan di tanah air akhir-akhir ini bisa menjadi pembelajaran. “Dengan terjadinya peristiwa ini, semua orang bisa berkontemplasi, bisa melakukan perenungan untuk perbaikan diri. Jadi kalau ini dianggap sebagai bencana sosial atau bencana politik, maka di balik bencana itu pasti ada rencana (Tuhan),” katanya.

    “Untuk menjadi negara besar memang harus melalui berbagai ujian berat. Salah satunya peristiwa akhir-akhir ini. Kalau Indonesia mampu melewati itu maka akan terwujud Indonesia yang bermartabat, Indonesia yang besar. Jadi kita ambil hikmahnya,” kata Hepni. [wir]

  • Jateng targetkan 1.000 sambungan listrik gratis bagi warga miskin

    Jateng targetkan 1.000 sambungan listrik gratis bagi warga miskin

    Semarang (ANTARA) – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menargetkan pemasangan setidaknya 1.000 sambungan listrik secara gratis berkapasitas 450 VA bagi masyarakat miskin pada 2025.

    Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jateng Agus Sugiharto di Semarang, Selasa, mengatakan pemasangan sambungan listrik itu dibiayai dari APBD.

    “Pemasangannya dari dana APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) Provinsi Jateng, bekerja sama dengan PT PLN,” katanya.

    Menurut Agus, program pemasangan listrik gratis bersama PT PLN UID Jateng-DI Yogyakarta sudah berjalan sejak 2014, dan sampai saat ini, program tersebut sudah terealisasi 87.431 sambungan listrik.

    Selain dari anggaran APBD Pemprov Jateng, lanjut dia, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral rencananya juga akan mengalokasikan 25 ribu sambungan listrik kepada masyarakat miskin di Jateng pada tahun 2025.

    Lebih lanjut, ia mengatakan mereka sedang mengusulkan pada PT PLN UID Jateng-DI Yogyakarta agar pemasangan sambungan listrik gratis 450 VA bisa menggunakan konsep prabayar atau token pulsa.

    Tujuannya, agar ketika masyarakat miskin belum bisa membeli token dalam kurun waktu tertentu tidak berdampak pada pencabutan sambungan listrik.

    “Jadi, sambungan listrik yang diisi pulsa. Kalau yang pasca bayar yang bulanan itu risikonya kalau tiga bulan tidak bayar bisa dicabut. Sedangkan warga miskin kita kan tidak semua mampu melakukan pembayaran listrik tepat waktu, karena kondisi ekonomi,” katanya.

    Gubernur Jateng Ahmad Luthfi meminta agar intervensi program yang meringankan beban masyarakat tidak mampu, terus dimaksimalkan, utamanya bagi masyarakat yang terdata di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Kementerian Sosial.

    “Saya kira ini sudah berjalan, ditingkatkan lagi ya,” kata mantan Kapolda Jateng itu.

    Sementara itu, GM PT PLN UID Jateng-DI Yogyakarta Bramantyo Anggun Pambudi mengatakan komitmennya bekerja sama dengan Pemprov Jateng dalam penyediaan sambungan listrik bagi warga miskin.

    Selain itu, PLN juga mendukung penyediaan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) di Jateng dalam menunjang infrastruktur kendaraan listrik.

    “Jadi yang terbaru kami kerja sama dengan Dinas ESDM Jateng, untuk mendorong kelengkapan kendaraan listrik. Menginisiasi pemasangan fast charger di lingkungan kantor ESDM Jateng 30 KW dengan metode sharing listrik,” katanya.

    Pewarta: Zuhdiar Laeis
    Editor: Virna P Setyorini
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kini Kadita Punya Skin Starlight Warna Pink di MLBB, Begini Cara Dapetinnya!

    Kini Kadita Punya Skin Starlight Warna Pink di MLBB, Begini Cara Dapetinnya!

    Jakarta

    Dalam dunia Mobile Legends: Bang Bang, nama Kadita dikenal sebagai salah satu hero mage dengan kemampuan burst damage mematikan. Terinspirasi dari legenda Ratu Pantai Selatan atau Nyi Roro Kidul, Kadita tampil sebagai sosok anggun namun mematikan di Land of Dawn.

    Kisah hidup Kadita bisa dibilang tragis. Kadita merupakan sosok yang tulus, cerdas, dan baik hati. Karakter inilah yang membuat Kadita dicintai semua orang.

    Sebagai pewaris raja, seorang anggota keluarga kerajaan menjadi cemburu pada Kadita dan bersekongkol untuk menghancurkannya. Seorang penyihir tak dikenal yang memegang kekuatan sihir hitam dengan kejam menyerang sang putri.

    Sihir itu membuat kecantikan Kadita sirna seketika lantaran ia mendapatkan kutukan berupa penyakit kulit. Kadita pun diasingkan di Laut Selatan dan menemukan kembali kehidupannya.

    Setelah mendapatkan kekuatan, Kadita menjelma sebagai Ratu Penguasa Laut Selatan yang kembali cantik dan tidak terkalahkan. Selain Kadita, hero yang terinspirasi dari mitologi Indonesia yaitu Gatotkaca.

    Pada bulan Agustus, MLBB merilis skin baru Kadita, Maiden of The Tide. Dikutip dari YouTube resmi MLBB, skin bernuansa pink ini bisa didapatkan dengan harga 300 diamond.

    Agar semakin seru, kamu bisa melakukan top up pakai dompet digital DANA di Google Play. Selain praktis, kamu bisa berkesempatan mendapatkan harga hemat hingga Rp 10 ribu.

    Tak hanya itu, transaksi Google Play pakai DANA juga menawarkan keuntungan lain, di antaranya:

    – Voucher Rp 20 ribu untuk pengguna baru.

    – Bonus Saldo DANA Rp 3.000 dengan sambungin DANA ke Google Play pertama kali.

    – Bonus Saldo DANA Rp 4.500 dengan sambungin DANA ke Google Play pertama kali (khusus 25 – 31 Agustus 2025).

    Mobile Legends: Bang Bang Foto: DANA

    Cara menyambungkan DANA ke Google Play pun sangat mudah. Cukup ikuti langkah-langkah berikut:

    1. Buka aplikasi Google Play di perangkatmu dan masuk ke profilmu.

    2. Pilih opsi “Kelola Metode Pembayaran”, lalu tap “Tambah Metode Pembayaran”.

    3. Pilih DANA dan ikuti instruksi yang muncul untuk menyelesaikan proses penghubungan.

    Mudah dan hemat, bukan? Yuk, segera download dan gunakan DANA, untuk mendapatkan skin terbaru dari Kadita di MLBB!

    (hnu/ega)

  • HUT ke-80 RI, Puan Ajak Perkuat Komitmen Bangun Masa Depan Bangsa

    HUT ke-80 RI, Puan Ajak Perkuat Komitmen Bangun Masa Depan Bangsa

    JAKARTA – Ketua DPR RI Puan Maharani menghadiri upacara peringatan detik-detik Proklamasi dalam rangka HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) yang digelar secara khidmat di halaman Istana Merdeka, Jakarta.

    Upacara kenegaraan ini dipimpin langsung oleh Presiden RI Prabowo Subianto.

    Upacara peringatan detik-detik Proklamasi untuk HUT ke-80 RI di Istana Merdeka, Minggu, 17 Agustus, dihadiri oleh jajaran pimpinan lembaga tinggi negara, mantan presiden, para menteri Kabinet Merah Putih hingga Penglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

    Peringatan kemerdekaan semakin meriah karena tamu undangan lain dari berbagai elemen masyarakat turut hadir.

    Puan yang hadir mengenakan baju adat Minang bernuansa merah, duduk di podium utama bersama Presiden Prabowo. Ia duduk diapit oleh Ketua MPR RI Ahmad Muzani dan Ketua DPD RI Sultan Baktiar Najamudin.

    Adapun Kolonel Inf Amril Hairuman Tehupelasury didapuk sebagai Komandan Upacara. Sebelum upacara dimulai, tamu undangan disuguhkan oleh penampilan seni budaya hingga atraksi militer dari TNI-Polri mulai dari helikopter hingga 8 jet temput F-16 melakukan aksi flypass di atas Istana Kepresidenan.

    Dalam momentum peringatan kemerdekaan Indonesia yang ke-80 ini, Puan kembali menekankan soal cita-cita Indonesia emas sebagai janji luhur yang perlu terus diperjuangkan.

    “Delapan dekade Indonesia merdeka menjadi momen penting untuk merefleksikan perjalanan bangsa sekaligus memperkuat komitmen dalam membangun masa depan bersama,” kata Puan.

    “Indonesia emas bukanlah mimpi semu, melainkan janji luhur yang kita perjuangkan bersama,” sambungnya.

    Puan menyebut, esensi dari kemerdekaan tidak boleh berhenti hanya sebagai seremoni tahunan. Kemerdekaan, menurutnya, harus benar-benar dirasakan oleh rakyat dalam kehidupan sehari-hari.

    “Kemerdekaan yang diperingati setiap tahun tidak boleh berhenti sebagai seremoni. Bagi rakyat, makna merdeka harus bisa dirasakan dalam kehidupan sehari-hari: dari isi dapur yang tidak lagi kosong, biaya sekolah anak yang tidak membuat orang tua berutang, hingga layanan kesehatan yang bisa diakses tanpa rasa khawatir,” ungkap Puan.

    Cucu Proklamator RI Sukarno itu menyatakan, usia Indonesia yang telah menginjak 80 tahun harus menjadi momen refleksi. Puan mengatakan, ukuran sejati dari kemerdekaan bukan terletak pada lamanya negara berdiri, tetapi pada sejauh mana negara hadir dan mampu meringankan beban hidup rakyatnya.

    “Apakah harga pangan bisa dijangkau oleh rakyat kecil? Apakah orang tua masih harus berutang untuk menyekolahkan anaknya? Apakah masyarakat desa dan perbatasan bisa mengakses layanan kesehatan tanpa harus menempuh perjalanan berjam-jam?” tuturnya.

    “Inilah pertanyaan-pertanyaan mendasar yang menjadi ukuran sejati dari kemerdekaan yang kita rayakan hari ini,” imbuh Puan.

    Puan menilai, tantangan utama Indonesia saat ini adalah memastikan bahwa makna kemerdekaan dirasakan di tengah rakyat.

    “Kemerdekaan tidak boleh berhenti pada seremoni atau simbol, tetapi harus menjadi pengalaman nyata yang dirasakan setiap keluarga. Bagaimana kemerdekaan hadir di meja makan rakyat, dari semua golongan,” tegas perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI tersebut.

    Puan pun menyinggung tema perayaan kemerdekaan RI yang ke-80 tahun: Bersatu Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju. Ia mengatakan, tema ini dapat terwujud apabila Negara memastikan setiap kebutuhan rakyatnya dapat difasilitasi.

    “Negara harus hadir dengan kebijakan yang tidak sekadar indah di atas kertas, tetapi benar-benar meringankan beban hidup rakyat di tengah ketidakpastian ekonomi global,” ujar Puan.

    Puan mencontohkan bahwa kemerdekaan harus hadir saat orang tua bisa menyajikan makanan bergizi untuk anak-anak mereka tanpa harus memilih antara membeli kebutuhan pangan atau membayar tagihan.

    Di bidang kesehatan, kata Puan, kemerdekaan harus terasa ketika masyarakat dapat mengakses layanan kesehatan dasar secara cepat dan tanpa rasa cemas.

    “Dengan puskesmas yang dilengkapi tenaga medis tetap, obat-obatan esensial yang tersedia tanpa kekosongan stok, dan sistem rujukan yang cepat dengan dukungan ambulans dan telemedicine,” sebutnya.

    Di sektor pendidikan, Puan mengingatkan negara harus hadir melalui penyediaan sekolah yang memiliki guru berkualitas, sarana prasarana yang layak, dan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan lokal.

    “Makna merdeka itu juga berarti memastikan pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia. Di banyak pelosok, rakyat masih menantikan kehadiran negara dalam bentuk layanan dasar seperti listrik yang stabil, akses air bersih yang merata, dan jaringan internet yang memadai,” jelasnya.

    “Merdeka berarti tidak ada lagi rakyat yang merasa terpinggirkan di negeri sendiri. Merdeka berarti pembangunan hadir merata, dari kota besar hingga pulau terluar,” tambah Puan.

    Tak hanya itu, Puan juga menegaskan kemerdekaan sejati adalah ketika setiap warga negara merasa dihargai atas kerja kerasnya. Petani, misalnya, harus bisa menjual hasil panen dengan harga yang melindungi dari permainan tengkulak, dengan dukungan koperasi dan akses pada rantai pasok yang modern.

    “Nelayan perlu dijamin kepastian pasar serta infrastruktur pelabuhan yang menunjang agar hasil tangkapan tetap bernilai jual,” ucapnya.

    Puan pun menilai, kemerdekaan juga berarti buruh mendapatkan kepastian upah yang layak, jaminan sosial, serta lingkungan kerja yang aman dan manusiawi. Termasuk nasib para guru yang harus terus diperjuangkan.

    “Dan bagaimana semua pekerja, baik ASN maupun swasta, baik di sektor formal dan sektor informal, mendapat jaminan iklim kerja yang sehat. Serta para UKM dan UMKM memperoleh perlindungan dalam berusaha,” urai Puan.

    “Bagaimana driver ojek online, pedagang kaki lima, pekerja profesional termasuk dari kalangan Gen-Z hingga penggerak perekonomian lainnya dapat perhatian dari negara,” sambungnya.

    Puan meyakini, kemajuan yang telah dimiliki Indonesia dapat menjadi modal untuk membawa negeri ini semakin maju. Sementara yang masih kurang, dapat dikejar melalui gotong royong dan kerja bersama.

    “Kita masih memiliki waktu untuk menunaikan panggilan sejarah. Untuk membuat kebijakan hari ini yang akan menjamin masa depan Indonesia yang cerah. Bermartabat dan hebat. Dan demi kesejahteraan serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” terang Puan.

    Di akhir pernyataannya, Puan mengajak seluruh elemen bangsa untuk menjaga makna kemerdekaan agar tetap hidup di tengah rakyat. Ia menekankan pentingnya menghidupkan kembali semangat gotong royong sebagai kekuatan utama bangsa.

    “Dirgahayu ke-80 Republik Indonesia. Semoga semangat kemerdekaan senantiasa menjadi landasan dalam menghadirkan kebijakan yang berpihak pada rakyat, dan menjadi pelita harapan untuk hadirnya bangsa merdeka yang sejati,” kata Puan.

    Puan Pakai Baju Adat Minang

    Saat menghadiri upacara detik-detik Proklamasi untuk HUT ke-80 RI di Istana Merdeka, Puan mengenakan pakaian adat Minangkabau, Sumatera Barat, yang dikenal dengan nama Bundo Kanduang. 

    Puan tampak anggun memakai baju kurung berwarna merah serta kain selempang dan kain sarung bernuansa warna bumi. Pakaian Bundo Kanduang memiliki pelengkap penutup kepala, Tingkolok sebagai ciri khas yang merupakan hiasan kepala perempuan yang berbentuk runcing dan bercabang menyerupai tanduk kerbau.

    Pemakaian Tingkolok digunakan sebagai perlambang perempuan sebagai pemilik rumah gadang. Gaya Puan pun semakin dipermanis dengan perhiasan kalung dan anting gaya Minang.

    Usai upacara detik-detik Proklamasi untuk HUT ke-80 RI di Istana Merdeka, Puan tampak berfoto bersama dengan Presiden Prabowo Subianto yang mengenakan baju adat Demang dan Kain Ujung Serong khas Betawi.

  • Tim Pacu Jalur Putri Anggun Sibirang Gelar Upacara HUT Ke-80 RI di Sungai
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        17 Agustus 2025

    Tim Pacu Jalur Putri Anggun Sibirang Gelar Upacara HUT Ke-80 RI di Sungai Regional 17 Agustus 2025

    Tim Pacu Jalur Putri Anggun Sibiran Gelar Upacara HUT Ke-80 RI di Sungai
    Tim Redaksi
    PEKANBARU, KOMPAS.com
    – Tim Pacu Jalur Putri Anggun Sibiran Tulang melaksanakan upacara Hari Ulang Tahun ke 80 Kemerdekaan Republik Indonesia di Sungai Batang Kuantan, Desa Banjar Padang, Kecamatan Kuantan Mudik, Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Riau, Minggu (17/8/2025).
    “Ini adalah hari kemerdekaan kita, jadi harus kita rayakan dengan mengibarkan sang Merah Putih,” ucap Raja Muhammad Defrian, selaku Timbo Ruang pada Jalur Putri Anggun Sibirang Tulang, kepada
    Kompas.com
    .
    Upacara pengibaran bendera Merah Putih itu diikuti oleh 12 anak pacu atau atlet dan 6 siswa SMP desa setempat. Mereka membawa bendera merah putih dengan tiang besi yang ditancapkan pada bebatuan di pulau tepi sungai.
    Dua anak pacu bertindak sebagai komandan upacara dan dirigen. Peserta memberikan hormat bendera dan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Meski sederhana, upacara berlangsung khidmat.
    Raja mengungkapkan, awalnya tim sedang menjalani persiapan untuk mengikuti lomba pacu jalur. Karena bertepatan dengan HUT Kemerdekaan RI, mereka memutuskan untuk menggelar upacara di sungai.
    “Karena kami bermain di air pacu jalur, jadi kami rasa cocok upacaranya di sungai. Ini kesannya menjadi unik. Baru pertama kali kami buat seperti ini. Biasanya kami upacara di kantor camat. Karena kami sedang persiapan Iven Pacu Jalur, jadi kami inisiatif hormat bendera di sungai,” ujar Raja.
    Raja menambahkan, upacara tidak diikuti seluruh anggota tim karena sebagian atlet mengikuti upacara di kantor camat. Tim Putri Anggun Sibirang Tulang sedang mempersiapkan diri untuk even nasional Pacu Jalur yang akan dimulai 20 Agustus 2025.
    “Banyak persiapan yang kami lakukan sebelum bertanding. Mudah-mudahan pacu jalur tahun ini berjalan dengan lancar dan Putri Anggun Sibiran Tulang kembali menjadi pemenang,” tambah Raja.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 3.000 Peserta Hadiri Upacara HUT RI di IKN, Basuki Tampil dengan Adat Dayak – Page 3

    3.000 Peserta Hadiri Upacara HUT RI di IKN, Basuki Tampil dengan Adat Dayak – Page 3

    Upacara di Plaza Seremoni IKN juga melibatkan 38 putra-putri daerah Kabupaten Penajam Paser Utara sebagai Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra). Mereka adalah purna paskibra yang tahun lalu bertugas pada HUT ke-79 Kemerdekaan RI di daerah tersebut.

    Salah satunya, Aulia Novita Anggun, yang dipercaya kembali sebagai pembawa baki bendera pusaka. Ia mengaku bangga bisa menjalankan tugas tersebut. “Ini sebuah kehormatan besar. Kami berlatih sejak 10 hari sebelum upacara, dimulai di Kabupaten Penajam Paser Utara lalu dilanjutkan di kawasan IKN,” ungkapnya.

    Dengan keterlibatan masyarakat lokal, penggunaan pakaian adat dari berbagai daerah, hingga semangat para paskibra, upacara HUT ke-80 di IKN menjadi simbol nyata keberagaman budaya yang menyatu dalam semangat persatuan Indonesia.

  • Tari Dayak Salako dan Lagu Patriotik Warnai HUT ke-80 RI di Perbatasan Aruk
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        17 Agustus 2025

    Tari Dayak Salako dan Lagu Patriotik Warnai HUT ke-80 RI di Perbatasan Aruk Megapolitan 17 Agustus 2025

    Tari Dayak Salako dan Lagu Patriotik Warnai HUT ke-80 RI di Perbatasan Aruk
    Tim Redaksi
    KALIMANTAN BARAT, KOMPAS.com –
    Setelah upacara pengibaran bendera Merah Putih selesai, peringatan HUT ke-80 RI di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Aruk, Kecamatan Sajingan Besar, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, Minggu (17/8/2025), berlanjut dengan penampilan seni budaya.
    Tujuh pelajar dari SD Negeri 3, SMP Negeri 1, SMA Negeri 1, dan SMK Negeri 1 Sajingan Besar membawakan Tari Kreasi Dayak Salako berjudul Menganyam Tanggui.
    Tarian khas Sajingan Besar itu ditampilkan dengan gerakan anggun yang berpadu dengan irama musik tradisional.
    Tarian ini berasal dari Sanggar Bujakng Bapamang Sajingan, yang selama ini aktif melestarikan seni budaya Dayak Salako di kawasan perbatasan.
    Para penari menampilkan gerakan luwes sambil membawa properti khas anyaman masyarakat setempat.
    Suasana semakin semarak saat Maria Marselina Watu, siswi SMP Negeri 1 Sajingan Besar, membawakan dua lagu patriotik, Indonesia Pusaka dan Berkibarlah Bendera Negeriku.
    Warga sekitar PLBN terlihat antusias menyaksikan rangkaian upacara dan hiburan. Beberapa dari mereka membawa bendera kecil Merah Putih dan merekam penampilan lewat ponsel.
    “Saya bisa lihat langsung upacara di perbatasan, bahkan ada tari adat dan nyanyian anak-anak. Rasanya bangga sekali,” ujar Iban (38), warga Sajingan Besar.
    Senada, Danum (45), warga lainnya, menyebut acara ini menjadi momen kebersamaan.
    “Saya lihat anak-anak tampil percaya diri. Ini bagus sekali untuk tunjukkan identitas kita sebagai orang perbatasan,” katanya.
    Sejumlah pelajar dan guru yang tidak terlibat langsung juga menonton dari kejauhan. Suryati (41), salah satu guru di Sajingan Besar, menilai penampilan ini menunjukkan kekuatan pendidikan di daerah perbatasan.
    “Anak-anak berlatih dengan penuh semangat. Saya melihat ini bukan hanya hiburan, tapi juga pembelajaran tentang cinta tanah air,” ujarnya.
    Dengan penampilan seni tari dan lagu patriotik tersebut, perayaan HUT ke-80 RI di PLBN Aruk ditutup dengan penuh sukacita.
    Di tapal batas, suara Merah Putih bukan hanya berkibar di tiang bendera, tetapi juga hidup dalam nyanyian, tarian, dan semangat masyarakatnya.
    Ekspedisi wilayah perbatasan ini merupakan kerja sama redaksi
    Kompas.com
    dengan Badan Nasional Pembangunan Perbatasan (BNPP). Selain di PLBN Aruk, ekspedisi serupa juga dilaksanakan di PLBN Motaain dan PLBN Motamasin.
    Liputan lengkap perayaan HUT ke-80 RI bisa diikuti melalui topik pilihan
    HUT ke-80 RI 2025.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Penumpang berkebaya encim warnai KRL saat HUT Ke-80 RI

    Penumpang berkebaya encim warnai KRL saat HUT Ke-80 RI

    Penumpang KRL mengenakan kebaya encim dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 RI di Stasiun Gondangdia, Jakarta Pusat, Minggu (17/8/2025). ANTARA/Siti Nurhaliza.

    Penumpang berkebaya encim warnai KRL saat HUT Ke-80 RI
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Minggu, 17 Agustus 2025 – 07:35 WIB

    Elshinta.com – Suasana peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-80 Republik Indonesia (RI) terasa meriah di dalam rangkaian Kereta Rel Listrik (KRL), Minggu pagi. Sejumlah penumpang tampak mengenakan busana khas kebaya encim, sehingga menambah nuansa semarak kemerdekaan di transportasi massal tersebut.

    Pantauan di Stasiun Tambun hingga Stasiun Juanda, deretan ibu-ibu dan remaja putri tampil anggun dengan kebaya encim berwarna cerah, dipadukan dengan kain batik maupun jarik. Tak sedikit pula yang mengenakan selendang dan aksesori rambut untuk melengkapi penampilan mereka.

    Kehadiran penumpang berkebaya encim itu menjadi daya tarik tersendiri. Beberapa warga yang menggunakan KRL bahkan terlihat antusias berfoto bersama.

    “Kebetulan ada upacara dan acara-acara lain di kantor, jadinya kita kompakan pakai busana khas Betawi ya, kebaya encim,” kata salah satu warga Tambun, Ratna (39) di Stasiun Bekasi, Minggu.

    Ratna merasa bangga dan lebih istimewa masih berkesempatan merayakan kemerdekaan dengan pakaian tradisional.

    “Bangga pastinya, ini kan menjadi salah satu kontribusi kita melestarikan budaya, kita juga bisa ikut memeriahkan suasana,” ujar Ratna.

    Selain kebaya encim, penumpang pria pun tak ketinggalan ikut mengenakan pakaian bernuansa merah putih, mulai dari batik hingga kaos bertuliskan slogan kemerdekaan. Kehadiran atribut bendera kecil hingga pita merah putih di tangan maupun kepala juga turut mempercantik suasana.

    “Pasti dong semangat pagi-pagi, kan mau upacara, terus ada lomba sama banyak acara juga di kantor. Di tas saya malah banyak bendera kecil sama selempang buat nanti heboh di kantor,” kata warga Jatinegara bernama Tommy (44).

    Semarak penumpang berkebaya encim di KRL ini sekaligus menjadi simbol kebhinekaan dan kecintaan masyarakat terhadap warisan budaya Nusantara, yang tetap hidup di tengah modernisasi dan kemajuan transportasi publik. Peringatan HUT Ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia Tahun 2025 bertema “Bersatu Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju”. Tema tersebut mencerminkan semangat kebangsaan yang terus dijaga sebagai fondasi untuk melangkah ke masa depan.

    Presiden Prabowo Subianto akan memimpin langsung upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi dalam rangka HUT Ke-80 Republik Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta. Ada beberapa kegiatan yang digelar untuk menyemarakan peringatan HUT Ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia pada Jumat yakni Kirab Bendera Sang Merah Putih dan Teks Proklamasi, Pesta Rakyat dan Karnaval Bersatu Kemerdekaan.

    Sumber : Elshinta.Com

  • Cerita dari Banaran tentang kebun kopi yang menghidupi

    Cerita dari Banaran tentang kebun kopi yang menghidupi

    Kopi Banaran tumbuh menjadi kebanggaan dan bagian dari kehidupan warga di Pabelan, Jambu, Semarang, Jawa Tengah dan wilayah sejuk lainnya. (ANTARA/HO-PTPN I)

    Cerita dari Banaran tentang kebun kopi yang menghidupi
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Sabtu, 16 Agustus 2025 – 10:59 WIB

    Elshinta.com – Sore di Desa Kauman Lor, Kecamatan Pabelan, Semarang, Jawa Tengah, datang dengan cahaya yang lembut. Langit merona jingga, berpadu dengan deretan bendera merah putih yang berkibar anggun di tepi jalan.

    Umbul-umbul berwarna cerah memandu mata ke sebuah lorong yang ditembus nyala lampu LED merah-putih, menciptakan suasana yang hangat dan penuh semangat.

    Agustus di sini selalu menjadi perayaan, bukan sekadar mengenang, tetapi merayakan hidup yang diwariskan dari perjuangan.

    Di teras sebuah warung sederhana, Sugeng, lelaki sepuh berusia delapan puluh lima tahun, duduk sambil menyeruput kopi Banaran yang harum.

    Ia melayani pembeli bersama keponakannya, Abdul, yang kini menjadi tangan dan kaki dalam menjalankan usaha kecil itu.

    Bagi Sugeng, warung ini bukan sekadar tempat berdagang. Ini adalah ruang pertemuan, tempat warga bertukar cerita sambil menikmati gorengan dan kopi hangat.

    Kopi yang ia hidangkan bukan sembarang kopi. Ia membawa kisah panjang sejak masa Belanda membuka kebun kopi di Banaran, mengajarkan penduduk menanam dan mengolahnya, lalu berdirilah pabrik yang kini dikenal sebagai Pabrik Kopi Banaran PTPN I Regional 3.

    Dari sana, kopi Banaran tumbuh menjadi kebanggaan, tak lagi dimonopoli perusahaan, melainkan menjadi bagian dari kehidupan warga di Pabelan, Jambu, dan wilayah sejuk lainnya.

    Meski tidak ada kelas resmi untuk budidaya kopi, pengetahuan itu mengalir begitu saja. Pekerja-pekerja kebun, dari pengambil kebijakan hingga pekerja lapangan, membawa pulang ilmu yang kemudian mereka bagikan kepada kerabat dan tetangga.

    Tanpa pamrih, mereka menjadi guru bagi sesama, mengajarkan teknik menanam dan mengolah, memastikan kualitas biji kopi rakyat setara dengan yang dihasilkan perusahaan.

    Seperti Sugeng yang menuturkan sejarah kopi Banaran kepada Abdul, pengetahuan diwariskan tidak hanya lewat buku, tetapi lewat obrolan, pengalaman, dan kebersamaan.

    Denyut ekonomi

    Cerita ini hanyalah sepotong dari mozaik besar tentang bagaimana perkebunan ikut menghidupkan denyut ekonomi di berbagai daerah.

    Di Lampung, misalnya, masyarakat pada awalnya belum mengenal karet sebagai komoditas bernilai.

    Kehadiran perkebunan menjadi pintu pengenalan, hingga perlahan tumbuh gelombang penanaman yang kini mencakup lebih dari 130 ribu hektare.

    Pola serupa terlihat di banyak daerah dengan komoditas berbeda, setiap kali kebun baru dibuka, pengetahuan dan keterampilan juga mengalir ke masyarakat.

    Direktur Utama PTPN I, Teddy Yunirman Danas, menyebut peran ini sebagai bukti nyata bahwa perusahaan perkebunan mampu menjadi agen perubahan.

    Di tempat-tempat terpencil, kehadiran kebun membuka lapangan kerja, menumbuhkan pusat-pusat ekonomi, dan menggerakkan peredaran uang.

    Pasar pun terbentuk secara alami, mengikuti hukum penawaran dan permintaan. Hubungan yang terjalin antara perusahaan dan masyarakat bukan semata hubungan kerja, tetapi juga kemitraan yang saling menguatkan.

    Keberadaan unit kerja perkebunan, menurut Teddy, langsung menyerap ribuan tenaga kerja lokal, baik sebagai karyawan tetap maupun pekerja harian. Dampaknya terasa dalam penurunan pengangguran dan peningkatan pendapatan keluarga.

    Namun, yang lebih penting adalah ekosistem ekonomi yang tercipta, dari warung kopi di Kauman Lor hingga pasar karet di Lampung, dari pedagang kecil hingga pelaku usaha kreatif yang memanfaatkan bahan lokal.

    Pertumbuhan ekonomi

    Umumnya komitmen perusahaan perkebunan juga tidak berhenti pada produksi perkebunan. Melalui kemitraan dengan pemerintah daerah, masyarakat, dan pelaku usaha lokal, perusahaan berupaya menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan merata.

    Ini selaras dengan visi membangun dari desa, memperluas lapangan kerja, mendorong kewirausahaan, dan mengembangkan industri kreatif. Keberhasilan juga disadari bukan sekadar diukur dari laba, tetapi dari sejauh mana kehadiran perusahaan membuat masyarakat sekitarnya lebih berdaya.

    Kisah di Desa Kauman Lor adalah potret kecil dari perubahan yang dibawa kehadiran industri perkebunan. Tidak ada yang serba instan melainkan semuanya butuh waktu, interaksi, dan kesediaan berbagi.

    Namun, ketika modal pengetahuan berpadu dengan kerja keras masyarakat, lahirlah kemandirian yang mampu bertahan melewati perubahan zaman.

    Warung Sugeng mungkin sederhana, tapi di dalamnya tersimpan nilai ekonomi, sejarah, dan kebanggaan lokal. Kopi yang disajikan Abdul kepada pelanggan adalah hasil dari rantai panjang kerja sama antara perusahaan, petani, dan komunitas.

    Ekonomi yang mengalir dari keberadaan sebuah perkebunan di suatu daerah bukan hanya tentang uang. Melainkan tentang keterampilan yang diwariskan, jaringan sosial yang terbentuk, dan identitas lokal yang diperkuat.

    Setiap kebun yang dibuka, setiap pabrik yang beroperasi, adalah titik mula bagi lahirnya peluang baru yang memungkinkan pedagang yang mendapatkan lebih banyak pembeli, perajin yang menemukan pasar, anak-anak yang melihat bahwa masa depan bisa dibangun di kampung halaman sendiri.

    Seperti senja di Kauman Lor yang perlahan meredup, kehidupan desa juga memiliki irama yang teratur dari masa tanam, panen, pesta rakyat, hingga waktu istirahat.

    Dalam ritme itu, kehadiran perkebunan menjadi bagian dari denyut yang membuat desa tetap hidup.

    Tidak ada satu pihak yang memegang peran tunggal termasuk perusahaan, masyarakat, dan pemerintah yang saling melengkapi. Inilah yang menjadikan ekonomi wilayah bukan sekadar bertahan, tetapi terus berkembang.

    Di banyak tempat, cerita seperti ini mungkin akan terlupakan, terkubur oleh deru pembangunan modern yang kadang mengabaikan akar. Namun di Kauman Lor, cerita itu masih hidup, mengalir dari satu cangkir kopi ke cangkir berikutnya.

    Seakan menjadi pengingat bahwa pembangunan sejati adalah yang tumbuh dari tanah sendiri, memberi manfaat kepada mereka yang mengolahnya, dan mengundang dunia untuk merasakan hasilnya.

    Sugeng, dengan secangkir kopi di tangan, tahu betul bahwa warungnya adalah bagian kecil dari kisah besar itu. Abdul, yang kini belajar darinya, akan menjadi penerus cerita dan rasa yang menyertainya.

    Dan di luar sana, ribuan kisah serupa tengah berlangsung, di mana kehadiran perkebunan yang dikelola dengan baik bisa menjadi pemantik yang membuat ekonomi wilayah benar-benar cair, bergerak, dan menghidupi banyak jiwa.

    Sumber : Antara