Tag: Andy Jassy

  • PHK Makin Kejam, Pagi Terima Email Langsung Disuruh Pulang

    PHK Makin Kejam, Pagi Terima Email Langsung Disuruh Pulang

    Jakarta, CNBC Indonesia – Amazon dilaporkan memangkas ratusan pekerjaan di unit komputasi awan Amazon Web Services. PHP tersebut langsung berlaku di hari yang sama saat pengumuman.

    Laporan Reuters yang mengutip sejumlah karyawan mengatakan email PHK dikirimkan pada Kamis pagi waktu setempat. Berikutnya akses mereka ke komputer kantor langsung dinonaktifkan, dikutip Jumat (18/7/2025).

    Reuters melaporkan tidak dapat memperkirakan jumlah orang yang kena PHK. Namun ada satu kelompok yang disebut ‘spesialis’, yang membantu menciptakan ide produk baru dan menjual layanan yang tersedia, jadi korban PHK.

    Juru bicara Amazon mengonfirmasi perusahaan telah melakukan PHK. Namun tidak memberikan angka pasti berapa karyawannya yang terdampak kebijakan itu.

    “Kami membuat keputusan bisnis sulit menghilangkan beberapa peran pada seluruh tim tertentu di AWS,” kata juru bicara Amazon.

    Dia mengatakan keputusan perlu dilakukan. Amazon juga menjanjikan akan membuat sumber dayanya optimal untuk menghadirkan inovasi.

    “Keputusan ini diperlukan, sebab kami melakukan investasi, merekrut, dan mengoptimalkan sumber daya dalam menghadirkan inovasi untuk pelanggan kami,” jelasnya.

    PHK ini juga terjadi saat CEO Andy Jassy baru saja mengatakan adopsi alat AI generatif bisa memicu pengurangan tenaga kerja bulan lalu.

    AI diketahui digunakan banyak perusahaan dalam rangka menghemat biaya dan mengurangi ketergantungan pada manusia. Teknologi itu bertugas melakukan pekerjaan yang rutin hingga menulis kode untuk software perusahaan.

    Amazon juga bergabung dengan dengan sejumlah raksasa lain yang melakukan PHK pada 2025. Ada nama Microsoft, Meta hingga CrowdStrike yang diketahui memecat karyawannya sepanjang tahun ini.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Elite Global Adakan Pertemuan Rahasia, Ini yang Dibicarakan

    Elite Global Adakan Pertemuan Rahasia, Ini yang Dibicarakan

    Idaho

    Para eksekutif top dan orang terkaya dari perusahaan teknologi, media, dan keuangan berkumpul di Sun Valley, Idaho, untuk menghadiri konferensi tahunan Allen & Co. minggu ini. Acara ini disebut sebagai perkemahan musim panas bagi para miliarder.

    Orang-orang penting dan berpengaruh ini muncul satu per satu di Bandara Memorial Friedman yang kecil di Hailey, Idaho. Menurut laporan, hingga 175 jet pribadi mendarat di landasan pacu dalam satu hari. Pers tidak diizinkan masuk dan meliput acara, tapi para reporter tetap memantau dan meliput siapa pun yang mereka bisa.

    CEO Disney, Bob Iger, mengenakan celana pendek, mendarat bersama istrinya, Willow Bay. Senior Vice President Apple, Eddy Cue, hadir, begitu pula CEO OpenAI, Sam Altman, yang mengenakan kaus dan kacamata hitam.

    Adapun CEO Apple Tim Cook, co-CEO Netflix Ted Sarandos, dan CFO Netflix Spencer Neumann mengenakan polo dan celana khaki. Sementara CEO Amazon Andy Jassy tampak memakai celana jins dan kemeja santai.

    Hadir pula CEO Microsoft Satya Nadella, CEO YouTube Neal Mohan, salah satu pendiri LinkedIn Reid Hoffman, salah satu pendiri Yahoo Jerry Yang, CEO Media Group Casey Wasserman, pemilik Boston Red Sox John Henry, CEO Yahoo Jim Lanzone, aktris Candice Bergen, dan salah satu pembawa acara CBS Mornings Gayle King.

    Pertemuan Sun Valley ikut dihadiri CEO OpenAI, Sam Altman. Foto: CNBC

    Terlihat pula Brian Armstrong, CEO bursa mata uang kripto Coinbase, CEO Walmart Doug McMillon, salah satu pendiri Home Depot Kenneth Langone, dan Chariman PayPal Ohn Donahoe. CEO General Motors Mary Barra, CEO Uber Dara Khosrowsha dan Tobias Lutke, CEO Shopify, termasuk di antara mereka. Begitu pula Bobby Kotick, mantan CEO Activision, dan Sheryl Sandberg, mantan COO Meta.

    Yang patut diperhatikan adalah absennya beberapa tokoh penting dalam konferensi tahun ini, termasuk Mark Zuckerberg dari Meta, Bill Gates dari Microsoft, dan Jeff Bezos dari Amazon, yang kabarnya diundang tapi belum terlihat. Mereka kadang datang di edisi sebelumnya. Adapun orang terkaya dunia Elon Musk tidak ada dalam daftar undangan.

    Pertemuan tahunan ini memang identik dengan busana santai layaknya liburan, membuat para orang penting itu terlihat sebagai sosok-sosok biasa. Tetapi di balik layar, tentunya mereka membicarakan banyak hal penting, terutama perkembangan terkini di dunia. Biasanya, juga muncul kesepakatan akuisisi.

    Dikutip detikINET dari Observer, perkembangan AI kabarnya menjadi tema utama tahun ini, di mana para raksasa teknologi telah menghabiskan ratusan miliar dolar dan selain itu menghadapi tekanan regulasi.

    Kemungkinan juga akan dibahas aksi-aksi Presiden Donald Trump yang terus melancarkan perang tarif dengan mitra dagang AS, yang mengguncang pasar keuangan, mengganggu stabilitas perdagangan dan investasi global.

    Konferensi Sun Valley dikenal eksklusif dan memiliki sejarah sebagai tempat berkembangnya berbagai kesepakatan bisnis penting. Konferensi ini menampilkan beragam kegiatan, termasuk hiking, arung jeram, dan golf, yang menyediakan suasana santai bagi para peserta untuk terlibat dalam diskusi bisnis maupun rekreasi. Seperti disebutkan, agenda konferensi bersifat privat, yang menambah daya tarik dan nuansa mistisnya.

    (fyk/fyk)

  • Profesi Ini Rawan Kena PHK Massal, Jangan Bangga Gaji Tinggi

    Profesi Ini Rawan Kena PHK Massal, Jangan Bangga Gaji Tinggi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kekhawatiran soal teknologi kecerdasan buatan (AI) dan dampaknya terhadap pekerjaan manusia sudah ramai digaungkan sejak kemunculan layanan populer ChatGPT dari OpenAI pada 2022 silam.

    Namun, para pengusaha kerap menangkis argumen tersebut dengan mengatakan bahwa AI tak akan menggantikan peran pekerja manusia, melainkan hanya bersifat membantu.

    Narasi tersebut sepertinya tak lagi bisa dipertahankan. Nyatanya, banyak raksasa teknologi yang melakukan PHK massal, sembari menggenjot adopsi AI yang lebih produktif dan efisien dalam menjalankan tugas.

    Baru-baru ini, beberapa CEO raksasa AS mulai blak-blakan mengakui dampak AI terhadap pekerjaan manusia. Salah satunya CEO Ford Motor Jim Farley.

    “Kecerdasan buatan akan menggantikan setengah dari seluruh pekerja kantoran (white collar) di AS,” kata Farley kepada penulis Walter Isaacson di Aspen Ideas Festival, dikutip dari DailyMail, Jumat (4/7/2025).

    “AI akan menggeser banyak pekerja white collar,” ia menegaskan.

    Sebelumnya, para petinggi perusahaan bersikap hati-hati dalam mengakui secara terbuka kenyataan tentang berapa banyak pekerjaan yang dapat dipangkas dari perusahaan mereka sebagai akibat dari AI.

    Namun, keadaan tampaknya mulai berubah, dan komentar Farley termasuk yang paling transparan.

    Pernyataan tersebut diungkap setelah CEO Amazon Andy Jassy mengumumkan kemungkinan akan ada PHK di masa mendatang karena perusahaan terus menerapkan AI dalam operasinya.

    Meskipun dampak AI tidak akan seragam, teknologi itu kemungkinan akan memengaruhi pekerjaan administratif yang dapat diotomatisasi di Amazon. Misalnya entri dan pemrosesan data, telemarketing, layanan pelanggan, penjadwalan, dan jalur perakitan manufaktur.

    Jassy mengatakan bahwa ia juga berencana untuk mengurangi pekerja korporat perusahaan selama beberapa tahun ke depan. Pasalnya, AI akan membuat peran tertentu menjadi tak relevan dikerjakan manusia.

    Ia memberi tahu karyawan dalam sebuah catatan yang dilihat oleh Wall Street Journal bahwa AI adalah kemajuan teknologi sekali seumur hidup dan telah mengubah cara Amazon beroperasi.

    Sentimen tersebut juga digaungkan oleh CEO Anthropic, Dario Amodei, yang baru-baru ini memperingatkan bahwa AI dapat menghapus setengah dari semua pekerjaan white collar tingkat pemula.

    Amodei meminta para pemimpin bisnis lainnya untuk berhenti menutupi kebenaran dan bersiap menghadapi kenyataan bahwa pengangguran di AS dapat meningkat antara 10-20%.

    Beberapa pihak telah menanggapi seruan tersebut, termasuk Micha Kaufman, CEO pasar pekerja lepas Fiverr. Ia memberi tahu para karyawan bahwa mereka harus menerima kenyataan kalau nantinya AI akan mengubah pekerjaan mereka dan bisnis itu sendiri.

    “Ini adalah peringatan,” tulisnya dalam sebuah memo.

    “Tidak masalah apakah Anda seorang programmer, desainer, manajer produk, ilmuwan data, pengacara, perwakilan layanan pelanggan, tenaga penjualan, atau staf keuangan, AI akan datang untuk Anda,” kata dia dalam memo tersebut.

    Shopify baru-baru ini mengumumkan bahwa mereka tidak akan melakukan perekrutan baru kecuali para manajer terlebih dahulu membuktikan bahwa pekerjaan tersebut tidak dapat dilakukan oleh AI.

    Marianne Lake, kepala divisi bisnis konsumen dan komunitas JPMorgan Chase, memberi tahu para investor pada Mei 2025 bahwa ia memperkirakan akan mengurangi 10% stafnya dalam beberapa tahun ke depan dan menggantinya dengan sistem AI.

    Bahkan perusahaan teknologi besar telah memulai PHK yang brutal saat mereka berlomba untuk berinvestasi dalam pengembangan AI.

    Microsoft mengonfirmasi pada pekan ini bahwa mereka akan memangkas sekitar 9.000 pekerjaan karena terus menggelontorkan uang ke dalam AI.

    “Kami terus menerapkan perubahan organisasi yang diperlukan untuk memposisikan perusahaan dan tim dengan sebaik-baiknya agar sukses di pasar yang dinamis,” kata Microsoft dalam sebuah pernyataan.

    Bulan lalu Procter & Gamble, yang membuat popok, deterjen, dan barang-barang rumah tangga lainnya, mengumumkan akan memangkas 7.000 pekerjaan, atau sekitar 15% dari peran non-manufaktur.

    Berbeda dengan nasib karyawan white collar, pekerjaan kerah biru (blue collar) tampak lebih terlindungi. Para lulusan perguruan tinggi dengan pekerjaan white collar di bidang teknologi, keuangan, hukum, dan konsultasi justru diprediksi akan terkena dampak besar.

    Hal ini memicu ketakutan terhadap ancaman resesi dan generasi lulusan yang kecewa dengan nasibnya yang telantar. Meski memiliki CV mentereng, para lulusan white collar akan kesulitan mendapatkan perusahaan yang mau menampung mereka sebagai karyawan, menurut laporan Daily Mail.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Microsoft Bakal PHK 9.000 Karyawan!

    Microsoft Bakal PHK 9.000 Karyawan!

    Jakarta

    Microsoft akan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap 9.000 pekerja. Jumlah tersebut menjadi yang terbesar dalam dua tahun ini.

    Kondisi tersebut telah dikonfirmasi Juru Bicara Microsoft. Sebelumnya, PHK terbesar pernah dilakukan raksasa teknologi itu pada 2023 dengan jumlah 10.000 pekerja.

    “Kami terus menerapkan perubahan organisasi yang diperlukan untuk memposisikan perusahaan dan tim dengan sebaik-baiknya demi kesuksesan di pasar yang dinamis,” kata Juru Bicara Microsoft dalam keterangannya, dikutip dari CNN, Kamis (3/7/2025).

    Salah satu penyebab PHK terjadi diduga karena perusahaan teknologi mengganti beberapa divisi menggunakan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) untuk membuat tenaga kerja mereka lebih efisien. Penggunaan AI juga dilakukan oleh Microsoft.

    Sebelumnya, CEO Microsoft Satya Nadella pernah mengatakan pada awal tahun ini bahwa 20-30% kode perusahaan dihasilkan oleh AI, dan perusahaan menggelontorkan miliaran dolar AS untuk investasi infrastruktur AI.

    Bulan ini bukan kali pertama Microsoft melakukan PHK. Sebelumnya, Microsoft memberhentikan 3% stafnya, sekitar 7.000 karyawan pada Mei.

    Perusahaan teknologi lain juga telah melakukan PHK tahun ini, termasuk Meta dan Bumble. CEO Amazon Andy Jassy juga memperingatkan stafnya bulan lalu bahwa AI pada akhirnya akan membantu perusahaan mengurangi jumlah karyawan.

    Tonton juga “Microsoft Berencana Pangkas Ribuan Karyawan Lagi” di sini:

    (ada/ara)

  • Jeff Bezos Umumkan Jual Saham Amazon Senilai Rp 79 Triliun

    Jeff Bezos Umumkan Jual Saham Amazon Senilai Rp 79 Triliun

    Jakarta

    Pendiri Amazon Jeff Bezos mendadak mengumumkan rencana menjual hingga 25 juta sahamnya di perusahaan tersebut selama tahun depan.

    Bezos yang mengundurkan diri sebagai CEO pada 2021 tetapi tetap menjadi pemegang saham utama Amazon ini, menjual saham tersebut sebagai bagian dari rencana perdagangan yang diadopsi pada 4 Maret 2025, menurut laporan CNBC.

    Saham tersebut akan bernilai sekitar USD4,8 miliar atau setara Rp79 triliun pada harga saat ini. Pengungkapan tersebut menyusul laporan laba kuartal pertama Amazon pada Kamis (1/5) malam. Sementara laba dan pendapatan melampaui estimasi, perkiraan perusahaan untuk pendapatan operasional pada kuartal saat ini berada di bawah ekspektasi Wall Street.

    Hasilnya menunjukkan bahwa Amazon bersiap menghadapi ketidakpastian terkait dengan tarif baru Presiden Donald Trump yang luas. Perusahaan tersebut menjadi sasaran Gedung Putih minggu ini atas sebuah laporan bahwa Amazon berencana menunjukkan biaya tarif tersebut kepada pembeli.

    Mengutip laporan CNBC, Trump secara pribadi menghubungi Bezos menyampaikan keluhan terkait isu ini. Amazon kemudian mengklarifikasi bahwa tidak ada rencana untuk menampilkan informasi biaya tarif seperti yang diberitakan sebelumnya.

    Bezos sebelumnya melepas saham Amazon senilai sekitar USD13,5 miliar tahun lalu, menandai penjualan perdana saham Amazon miliknya sejak 2021.

    Sejak menyerahkan jabatan CEO Amazon kepada Andy Jassy, Bezos telah menghabiskan lebih banyak waktunya di perusahaan eksplorasi luar angkasanya, Blue Origin, serta pendanaan iklim dan keanekaragaman hayati senilai USD10 miliar.

    Ia menggunakan penjualan saham Amazon untuk membantu mendanai Blue Origin, serta Day One Fund, yang diluncurkannya pada September 2018 untuk menyediakan akses Pendidikan bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan memerangi tuna wisma.

    (rns/rns)

  • Raja Ecommerce Berulah, Trump Langsung Turun Gunung

    Raja Ecommerce Berulah, Trump Langsung Turun Gunung

    Jakarta, CNBC Indonesia – Raja e-commerce Amerika Serikat (AS), Amazon, mengatakan pada Selasa (29/4) waktu setempat bahwa perusahaan mempertimbangkan untuk menampilkan biaya impor untuk barang-barang yang dijual di platformnya.

    Tampilan biaya impor itu terkhusus untuk barang-barang diskon. Rencana itu kemudian tak disetujui dan tak jadi dilakukan.

    Kendati demikian, rencana itu telanjur membuat heboh Gedung Putih. Rencana Amazon dinilai sebagai aksi politis.

    “Kenapa Amazon tidak melakukan hal serupa ketika pemerintahan Joe Biden menaikkan inflasi ke level tertinggi dalam 40 tahun?” kata Sekretaris Pres Gedung Putih, Karoline Leavitt, dikutip dari CNBC International, Rabu (30/4/2025).

    Amazon kemudian mengklarifikasi pernyataan yang sebelumnya dibeberkan juru bicara perusahaan, Tim Doyle. Dalam pernyataannya, Doyle mengatakan tim yang menjalankan platform barang murah ‘Amazon Haul’ mempertimbangkan untuk menampilkan biaya impor, tetapi rencana itu tidak akan dilakukan.

    CNBC International melaporkan bahwa Presiden AS Donald Trump secara pribadi menelpon pendiri Amazon, Jeff Bezos, pada Selasa (29/4) pagi waktu setempat.

    Trump mengekspresikan langsung rasa tidak sukanya terhadap rencana Amazon tersebut. Setelah berbincang langsung, Trump mengatakan bahwa Bezos sudah menyelesaikan masalahnya dengan cepat.

    “Ia [Bezos] adalah pria yang baik,” ujar Trump.

    Bezos dilaporkan berupaya menjalin hubungan baik dengan Trump di masa pemerintahan kedua sang Presiden. Beberapa saat lalu, Bezos hadir dalam makan malam mewah bersama Trump di klub Mar-a-Lago, Florida. Ia juga hadir bersama beberapa bos raksasa teknologi saat pelantikan Trump pada Januari lalu.

    Bezos bahkan mendonasikan sejumlah uang untuk pelantikan Trump, serta menghabiskan US$40 juta untuk membeli lisensi dokumenter tentang first lady Melania Trump.

    Kendati demikian, kebijakan tarif Trump tetap berdampak ke Amazon dan peritel lainnya. Awal bulan ini, Amazon mulai menghubungi jaringan penjual pihak ketiga untuk mengukur bagaimana tarif tersebut memengaruhi logistik, sumber produk, dan operasi mereka.

    Beberapa penjual telah menaikkan harga dan mengurangi pengeluaran iklan karena mereka menghadapi biaya impor yang lebih tinggi. Awal bulan ini, CEO Amazon Andy Jassy mengatakan kepada CNBC bahwa penjual kemungkinan besar “perlu membebankan biaya” tarif tersebut kepada konsumen.

    Selain Amazon, raksasa e-commerce China juga terkena dampak tarif resiprokal Trump. Temu dan Shein pekan lalu mengimplementasikan kenaikan harga barang di platformnya. Temu mengatakan biaya impor berkisar dari 130-150% untuk beberapa produk.

    (fab/fab)

  • Petaka Tarif Trump Menggila, Harga Barang Ecommerce Naik Gila-gilaan

    Petaka Tarif Trump Menggila, Harga Barang Ecommerce Naik Gila-gilaan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kebijakan tarif Presiden Trump mengguncang dunia e-commerce. Akibat kenaikan bea masuk produk asal China hingga 145%, harga barang-barang di platform seperti Amazon melonjak tajam. Ini jelas menjadi pukulan bagi para pedagang dan konsumen.

    Aaron Cordovez, pendiri Zulay Kitchen yang berbasis di Florida, mengatakan perusahaannya kini memindahkan produksi dari China ke India, Meksiko, dan negara lainnya. Meski begitu, proses ini diperkirakan membutuhkan waktu satu hingga dua tahun.

    “Kami berusaha membuat stok kami bertahan selama mungkin,” ujar Cordovez kepada CNBC Internasional, dikutip Senin (28/4/2025).

    Sementara itu, Zulay terpaksa menaikkan harga produk yang dijual seperti milk frother dan kitchen strainer. Salah satu saringan dapur yang sebelumnya dijual US$9,99 (Rp168 ribuan) kini dibanderol US$12,99 (Rp219 ribuan).

    SmartScout, perusahaan software e-commerce, mencatat ada 930 produk di Amazon yang mengalami kenaikan harga sejak 9 April, dengan rata-rata kenaikan 29%. Kategori yang terdampak mulai dari pakaian, perhiasan, perlengkapan rumah tangga, alat tulis kantor, elektronik, hingga mainan anak.

    Amazon sendiri membantah lonjakan harga ini meluas dan dialami semua penjual. Mereka menyebut kenaikan harga hanya mencakup sebagian kecil dari total barang di Amazon, kurang dari 1% barang yang mengalami kenaikan harga.

    Namun di lapangan, tekanan terhadap pedagang sangat nyata. Marketplace pihak ketiga Amazon, kini menghadapi dilema besar, yakni menaikkan harga atau menanggung sendiri lonjakan biaya. Bagi banyak penjual yang mengandalkan margin tipis, ini adalah ancaman eksistensial.

    CEO Amazon Andy Jassy mengatakan pihaknya akan berusaha semaksimal mungkin untuk menekan harga bagi konsumen. Namun ia juga mengakui, sebagian penjual pihak ketiga perlu membebankan biaya tambahan itu kepada konsumen.

    Sejumlah nama besar seperti Anker, brand elektronik asal China, tercatat menaikkan harga sekitar 20% dari total produknya di AS. Misalnya, harga power bank Anker naik dari US$110 (Rp1,8 jutaan) menjadi US$135 (Rp2,2 jutaan).

    Di sisi lain, perusahaan seperti Desert Cactus di Illinois juga mulai mengalihkan produksi ke Meksiko, India, dan Vietnam untuk mengurangi ketergantungan pada China.

    (fab/fab)

  • Microsoft, Meta, dkk Investasi US0 Miliar Kembangkan AI

    Microsoft, Meta, dkk Investasi US$200 Miliar Kembangkan AI

    Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan besar internet dan perangkat lunak dunia kembali melakukan investasi besar-besaran dalam program pengembangan kecerasan buatan (artificial intelligence/AI), setidaknya US$200 miliar digelontorkan tahun ini.

    Belanja modal dari empat perusahaan internet dan perangkat lunak terbesar, yakni Amazon.com Inc., Microsoft Corp., Meta Platforms Inc., dan Alphabet Inc. diperkirakan akan mencapai lebih dari US$200 miliar tahun ini, rekor untuk kelompok perusahaan itu.

    Para eksekutif dari masing-masing perusahaan memperingatkan investor pekan ini bahwa pemborosan ini akan berlanjut tahun depan, atau bahkan meningkat.

    Pembelanjaan ini menyoroti biaya dan sumber daya besar yang dikonsumsi oleh ledakan AI global yang dipicu hadirnya ChatGPT. Para raksasa teknologi berlomba mengamankan chip kelas atas yang langka dan membangun pusat data besar yang dibutuhkan teknologi ini.

    Untuk itu, mereka telah menjalin kesepakatan dengan penyedia energi untuk memasok daya ke fasilitas ini, bahkan menghidupkan kembali pembangkit nuklir yang terkenal.

    Mereka berusaha meyakinkan Wall Street bahwa investasi besar ini akan membuat bisnis masa depan mereka lebih menguntungkan dibandingkan bisnis saat ini yang menjual iklan digital, barang, dan perangkat lunak.

    CEO Amazon Andy Jassy, menyebut AI sebagai peluang yang benar-benar besar, bahkan jenis peluang seumur hidup, yang dibuktikan dengan proyeksi perusahaan untuk belanja sebesar US$75 miliar pada 2024.

    “Saya rasa pelanggan, bisnis, dan pemegang saham kami akan merasa puas dalam jangka panjang bahwa kami mengejarnya secara agresif,” dalam panggilan dengan investor, dikutip dari Bloomberg, Sabtu (2/11/2024).

    Analis di MoffettNathanson menyebut belanja Amazon ini sungguh mencengangkan.

    Sebelumnya, CEO Meta Mark Zuckerberg berjanji akan meningkatkan investasi dalam model bahasa AI dan proyek futuristik lainnya yang sekarang dia anggap sebagai inti masa depan perusahaannya. Belanja modal Meta bisa naik hingga US$40 miliar tahun ini.

    Sementara itu, anggaran belanja modal Alphabet lebih tinggi dari perkiraan Wall Street, dan CFO Anat Ashkenazi memproyeksikan peningkatan substantial pada 2025.

    Apple Inc. juga berjanji berinvestasi dalam AI, memperkenalkan rangkaian layanan baru seperti Siri yang lebih cerdas, disebut Apple Intelligence. Namun, hasil keuangan Apple yang relatif lemah pada kuartal ini tidak terbantu oleh produk AI barunya yang sebagian besar belum dirilis.

    Hasil keuangan raksasa teknologi pekan ini beragam. Saham Amazon dan Alphabet, induk Google, melesat setelah mereka melampaui ekspektasi laba, terutama berkat pertumbuhan unit komputasi awan mereka. Namun, saham Meta dan Microsoft turun setelah rencana belanja Meta menimbulkan kekhawatiran, dan prospek pertumbuhan pendapatan cloud Microsoft mengecewakan.

    Saham Alphabet, Microsoft, dan Meta sedikit naik dalam perdagangan pra-pasar pada Jumat, sementara Amazon naik 6,7% sebelum bursa New York dibuka. Apple turun sekitar 1,1% di awal perdagangan.

    Bagi Microsoft, kinerja kuartalan yang lesu terjadi bukan karena pelanggan tidak tertarik membayar layanan cloud dan AI-nya, tetapi karena perusahaan tidak dapat membangun kapasitas dengan cepat.

    “Permintaan ini muncul dengan sangat cepat. Pusat data tidak dibangun dalam semalam,” kata CEO Microsoft Satya Nadella.

    Microsoft menghabiskan US$14,9 miliar pada kuartal ini, naik 50% dari tahun lalu — jumlah tertinggi yang pernah dihabiskan perusahaan untuk properti dan peralatan dalam satu tahun sebelum 2020. CFO Microsoft Amy Hood mengatakan kepada investor bahwa Microsoft akan berusaha mengatasi masalah pasokan pusat data dengan lebih seimbang.

    Analis secara umum optimistis bahwa masalah pasokan pusat data Microsoft pada akhirnya akan teratasi. Masalah ini akan ‘secara sederhana’ membatasi bisnis cloud Microsoft, tetapi investasi perusahaan, khususnya saham besar di OpenAI, sedang ‘menanam benih untuk kesuksesan jangka panjang,’ tulis analis JPMorgan dalam catatan setelah hasil perusahaan.

    Kekhawatiran Wall Street terhadap belanja yang berlebihan terhadap AI ini belum hilang. Pekan ini, Meta melaporkan kerugian operasional sebesar US$4,4 miliar untuk Reality Labs, divisinya yang membuat kacamata augmented reality dan gadget lain yang masih jauh dari kesuksesan komersial. Perusahaan juga menghabiskan banyak uang membuat model Llama yang ditujukan untuk bersaing dengan Google dan OpenAI.

    Dalam panggilan hasil Meta, Zuckerberg berargumen bahwa investasi AI ini meningkatkan bisnis utama perusahaan dalam penjualan iklan di Facebook dan Instagram.

    “Namun, investor akan tetap khawatir jika terjadi tanda-tanda kelemahan dalam bisnis iklan karena mereka terus menunggu pengembalian dari taruhan AI besar Meta,” kata Jasmine Enberg, Analis Utama di Emarketer.

    Meski begitu, saham Meta naik 60% tahun ini. Beberapa analis mengatakan pengeluaran besar Zuckerberg akan terbayar di masa mendatang. “Tentu saja, sejarah ada di pihaknya, dan sekarang para investor telah dilatih bahwa kesabaran di sini adalah suatu pilihan yang baik,” tulis MoffettNathanson dalam laporannya.

    DI DALAM NEGERI

    Kecerdasan buatan kini menjadi teknologi yang semakin menarik perhatian karena mampu mempercepat berbagai pekerjaan di banyak sektor. Penggunaan AI sendiri juga diprediksi semakin meluas, terlihat dari survei yang dilakukan PricewaterhouseCoopers (PwC) kepada 4.702 CEO Global termasuk Indonesia terungkap bahwa 50% CEO di berbagai perusahaan Indonesia akan terus meningkatkan penggunaan AI.

    Head of Product Marketing Pintu Iskandar Mohammad mengungkapkan teknologi AI saat ini sudah menjadi teman yang dapat mempercepat berbagai pekerjaan rutinitas teknis.

    “Tim marketing Pintu juga menggunakan AI sebagai penunjang produksi konten dan laporan. Kami juga melihat tools AI seperti ChatGPT misalnya, perkembangannya sangat bagus, mungkin dua tahun sebelumnya output informasi yang dihasilkan masih kurang tepat, namun sekarang semakin baik dan logical,” terangnya.

    Iskandar menambahkan perkembangan AI sendiri juga memengaruhi kemajuan aset kripto dan teknologi blockchain. Mengutip data dari Coinmarketcap, terdapat lebih dari 300 token yang masuk dalam kategori AI dengan kapitalisasi pasar mencapai US$34 miliar atau sekitar Rp527 triliun.

    Menurutnya, banyak infrastruktur AI yang digunakan industri kripto seperti, Web3, Chatbot, NFT generator, trading, hingga gaming. Meski begitu, masih terdapat tantangan yang dihadapi dalam pengembangan AI, kripto, dan blockchain.

    “Namun, Kami juga yakin, ke depan, Indonesia bisa menjadi pemain kunci dalam adopsi teknologi AI yang diharapkan dapat terus mendorong penetrasi aset kripto di Indonesia,” terangnya.

    Tantangan dan masa depan AI dalam kripto dan blockchain juga pernah diulas oleh Co-Founder Ethereum Vitalik Buterin lewat tulisannya berjudul “The promise and challenges of crypto + AI application” menyoroti semakin canggihnya teknologi blockchain dan AI dengan peningkatan jumlah use-cases (kegunaan).

    Namun, Vitalik juga menilai ada tantangan yang dihadapi antara AI dan kripto yakni penggunaan AI terdesentralisasi yang dapat diandalkan dengan menggunakan blockchain dan kriptografi. Namun, Vitalik optimistis bisa melihat lebih banyak use-cases AI yang konstruktif sehingga bisa digunakan dalam skala besar.