Tag: Andy Jassy

  • Amazon Rilis Cip AI Trainium3, Siap Goyang Dominasi NVIDIA

    Amazon Rilis Cip AI Trainium3, Siap Goyang Dominasi NVIDIA

    Bisnis.com, JAKARTA — Raksasa teknologi Amazon Web Services (AWS) kembali menegaskan ambisinya untuk menggoyang dominasi Nvidia di pasar perangkat keras kecerdasan buatan (AI). 

    Dalam gelaran konferensi AWS re:Invent 2025, perusahaan secara resmi memperkenalkan generasi terbaru dari cip pesaing Nvidia, yakni Trainium3. Melansir dari TechCrunch Kamis (04/12/2025), CEO Amazon Andy Jassy menyoroti besarnya potensi pasar cip AI saat ini. 

    Meskipun menumbangkan dominasi total Nvidia mungkin sulit, Jassy menegaskan bahwa masih terdapat peluang pendapatan senilai ratusan miliar dolar bagi perusahaan yang mampu mengambil sebagian pangsa pasar tersebut.

    Andy Jassy mengungkapkan data internal mengenai kinerja bisnis cip mereka. Dia menyatakan optimismenya terhadap lini produk Trainium yang kini telah memiliki traksi pasar yang signifikan.

    “Bisnis Trainium2 memiliki run-rate pendapatan miliaran dolar, dengan lebih dari 1 juta cip dalam produksi, dan lebih dari 100.000 perusahaan menggunakannya sebagai mayoritas penggunaan di Bedrock saat ini,” ujar Jassy.

    Dalam pengumuman resminya, Amazon mengklaim bahwa Trainium3 memiliki performa 4x kali lebih cepat dengan penggunaan daya yang lebih efisien dibandingkan pendahulunya, Trainium2. 

    Peluncuran ini menjadi sinyal kuat bahwa Amazon serius menggarap infrastruktur perangkat keras sendiri.

    Menurut Jassy, alasan utama cip AI Amazon memenangkan hati pelanggan komputasi awan mereka yang sangat besar adalah faktor efisiensi biaya. Cip tersebut diklaim memiliki keunggulan harga-performa yang menarik dibandingkan opsi GPU lainnya di pasar. 

    Untuk memperdalam konteks mengenai sumber pendapatan miliaran dolar tersebut, CEO AWS Matt Garman memberikan wawasan tambahan dalam wawancaranya dengan CRN. Garman mengonfirmasi bahwa salah satu pelanggan terbesar yang berkontribusi signifikan terhadap pendapatan ini adalah Anthropic.

    “Kami melihat traksi yang sangat besar dari Trainium2, terutama dari mitra kami di Anthropic yang telah kami umumkan dalam Project Rainier, di mana terdapat lebih dari 500.000 cip Trainium2 yang membantu mereka membangun generasi model berikutnya untuk Claude,” ujar Garman.

    Project Rainier merupakan klaster server AI paling ambisius milik Amazon, yang tersebar di beberapa pusat data di Amerika Serikat dan mulai beroperasi pada Oktober lalu. Proyek ini dibangun khusus untuk melayani kebutuhan komputasi Anthropic yang melonjak tajam. 

    Sebagai catatan, Amazon merupakan investor utama di Anthropic. Sebagai imbal balik investasi tersebut, Anthropic menjadikan AWS sebagai mitra pelatihan model utamanya, meskipun layanan Anthropic kini juga tersedia di cloud Microsoft melalui cip Nvidia. (Muhammad Diva Farel Ramadhan)

  • Project Kuiper Pesaing Starlink Ganti Nama Jadi Amazon Leo

    Project Kuiper Pesaing Starlink Ganti Nama Jadi Amazon Leo

    Amazon berencana melakukan pemutuhan hubungan kerja (PHK) terhadap 14 ribu karyawan korporatnya. Informasi ini diumumkan pada Selasa (28/10/2025) waktu Amerika Serikat (AS) melalui laman resmi perusahaan.

    Eksekutif Senior Amazon, Beth Galetti, menyampaikan pengurangan ini dilakukan karena keberlanjutan. Keputusan ini sebagai langkah strategis untuk mengurangi birokrasi, meningkatkan efisiensi, dan mengalihkan sumber daya untuk investasi.

    Dilansir The Verge, Kamis (30/10/2025), Galleti tidak mengungkapkan peran apa saja yang akan dipangkas atau di mana posisi mereka. Sebagian besar karyawan memiliki waktu 90 hari untuk mencari pekerjaan baru secara internal.

    Galetti merujuk pada pesan dari CEO Andy Jassy pada Juni 2025 yang dikirimkan kepada karyawan, mempromosikan AI generatif sebagai sumber peningkatan efisiensi yang diinginkan Amazon, serta arah strategisnya untuk produk dan layanan.

    Meskipun Amazon berada dalam posisi yang kuat, keputusan PHK ini secara langsung dikaitkan dengan upaya perusahaan untuk bertransformasi ke era AI (mengganti sumber daya manusia/SDM ke AI).

    Andy sebelumnya mengisyaratkan bahwa investasi besar pada alat AI akan memungkinkan perusahaan mencapai peningkatan efisiensi, yang pada akhirnya dapat mengurangi jumlah tenaga kerja di beberapa posisi.

    Juru bicara Amazon, Kelly Nantel, mengatakan “AI bukanlah alasan di balik sebagian besar pengurangan.”

    Memo Galetti mengatakan bahwa Amazon berharap akan terus melakukan perekrutan tenaga kerja di bagian-bagian utama pada 2026.

    Namun demikian, perusahaan juga menargetkan peningkatan efisiensi yang menunjukkan bahwa kemungkinan akan ada  lebih banyak PHK di masa mendatang.

    Putaran PHK besar terakhir Amazon terjadi pada 2022 hingga awal 2023. Saat itu, 27 ribu pekerja diberhentikan. Dalam pernyataannya, perusahaan memutuskan untuk memanfaatkan otomatisasi, robotika, dan AI–sekaligus memangkas biaya tenaga kerja.

  • Raksasa Teknologi Guyur Miliaran Dolar untuk AI, Kapan Untungnya?

    Raksasa Teknologi Guyur Miliaran Dolar untuk AI, Kapan Untungnya?

    Jakarta

    Gelombang besar belanja AI di Silicon Valley tampaknya belum akan melambat dalam waktu dekat. Namun, kesabaran Wall Street untuk melihat hasilnya mulai menipis.

    Meta, Microsoft, Amazon, Apple, dan induk perusahaan Google, Alphabet, semuanya menyatakan minggu ini akan menggelontorkan lebih banyak dana untuk belanja modal, termasuk sewa dan peralatan bagi data center serta infrastruktur.

    Microsoft, Alphabet, Amazon, dan Meta semuanya memang mencatat pertumbuhan pendapatan tahunan dan melampaui ekspektasi Wall Street. Bisnis cloud Microsoft dan Google tumbuh 40% dan 34%, sementara penjualan Amazon Web Services meningkat 20% dari tahun lalu, menandakan banyak perusahaan makin bergantung pada layanan mereka di era AI.

    Mereka pun terus menanamkan puluhan miliar dolar ke infrastruktur AI dan data center yang dinggap penting untuk memasuki era baru internet. Jumlah uang yang terlibat sungguh mencengangkan.

    Google memperkirakan akan menghabiskan antara USD 91 hingga USD 93 miliar untuk belanja modal di 2025, naik dari perkiraan sebelumnya sebesar USD 85 miliar. Microsoft memperkirakan pengeluaran melonjak 74% menjadi USD 34,9 miliar tahun ini. Meta menghabiskan USD 19,37 miliar, naik dari 9,2 miliar tahun lalu.

    Sementara Amazon memperkirakan tagihan tahun 2025 akan mencapai USD 125 miliar. Bahkan Apple yang bukan penyedia layanan cloud besar, juga berencana meningkatkan belanja modal untuk investasi AI.

    Menurut Melissa Otto, kepala riset di S&P Global Visible Alpha, data center yang sudah ada perlu ditingkatkan agar mampu menangani beban kerja AI dan itulah yang memicu lonjakan besar pengeluaran.

    Para raksasa teknologi membenarkan pengeluaran itu dengan alasan permintaan jauh melampaui pasokan. “Secepat apa pun kami menambah kapasitas saat ini, kami langsung bisa memonetisasinya,” kata CEO Amazon Andy Jassy yang dikutip detikINET dari CNN.

    Wall Street menuntut jawaban besar dari Big Tech

    Namun Wall Street menginginkan lebih dari sekadar janji. Saham Meta anjlok hingga 13,5% pada Kamis, sementara saham Microsoft turun lebih dari 3%.

    Hampir semua pertanyaan pada Meta fokus pada bagaimana perusahaan memandang investasi AI dapat menghasilkan keuntungan, kapan produk dan model baru Superintelligence Lab dirilis, serta pendekatan umum mereka terhadap AI.

    Mark Zuckerberg mengatakan AI berguna untuk menjalankan asisten virtual dan membantu pengiklan merencanakan kampanye. Lebih dari 1 miliar orang menggunakan Meta AI setiap bulan dan AI menurutnya dapat membuka jalan bagi berbagai jenis produk baru dengan format konten berbeda.

    Untuk Microsoft, analis ingin tahu apakah klien benar-benar akan menepati komitmen pembelian dan apakah industri teknologi sungguh bisa menghasilkan keuntungan dari investasi AI. Amy Hood, CFO Microsoft, menyebut investasi perusahaan mencerminkan bisnis yang sudah dikontrak, menegaskan bahwa permintaan terus meningkat.

    Investor Google ingin tahu bagaimana AI mengubah cara perusahaan menghasilkan uang dari layanan pencarian. Chief Business Officer Google mengatakan perusahaan menghasilkan uang dalam jumlah yang hampir sama dari iklan yang muncul di bawah dan di dalam tanggapan AI seperti pada pencarian tradisional.

    Jawaban itu memuaskan sebagian analis. Optimisme itu dinilai akan bertahan selama perusahaan-perusahaan ini tetap mampu menumbuhkan produk-produk yang dulu membuat mereka menjadi raksasa teknologi dunia.

    “Sekarang ada tekanan untuk mempercepat inovasi. Ada ruang baru dalam AI yang diyakini akan sangat berharga, jadi semua pihak berlomba untuk mengisinya,” kata Evan Schlossman dari SuRo Capital. “

    (fyk/rns)

  • Badai PHK Menggila di 2025, Cek Daftar Terbarunya

    Badai PHK Menggila di 2025, Cek Daftar Terbarunya

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Tahun 2025 tak berbeda dengan sebelumnya, karena badai PHK masih menyerang banyak perusahaan. Termasuk sejumlah perusahaan teknologi dan banyak sektor lain yang harus merumahkan banyak pekerjanya.

    Tarif impor baru yang diumumkan presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan pergeseran kebiasaan belanja konsumen beberapa waktu lalu jadi penyebab PHK ini. Sejumlah perusahaan harus meningkatkan biaya operasional karena kebijakan itu.

    Selain itu ada juga terkait restrukturisasi di dalam perusahaan dan pengalihan dana untuk investasi Artificial Intelligence (AI).

    Survei dari perusahaan penggajian ADP melaporkan 32 ribu pekerjaan hilang di sektor swasta hanya pada bulan September saja.

    Berikut daftar perusahaan yang memangkas pekerjanya, dirangkum dari AP News, Senin (3/11/2025):

    General Motors

    Sekitar 1.700 pekerja terdampak kebijakan PHK perusahaan untuk seluruh lokasi pabrik di Michigan dan Ohio. Dilaporkan juga ratusan karyawan tambahan akan mengalami ‘PHK sementara’.

    Kabar terakhir termasuk 200 orang, yang sebagian besar para insinyur di Detroir. Pusat Inovasi TI Georgio akan ditutup dan membuat 300 orang terkena PHK.

    Paramount

    Paramount yang bekerja di bidang media dan hiburan, dikabarkan akan memberhentikan 2.000 karyawan atau 10% dari seluruh pekerjanya. Seorang sumber mengatakan perusahaan bakal memecat sekitar 1.000 pegawai lebih dulu pada Rabu, dan sisanya bakal dilakukan pada beberapa hari.

    PHK ini terjadi setelah merger dengan Skydance beberapa waktu lalu. Merger kedua perusahaan senilai US$8 miliar.

    Amazon

    Amazon mengumumkan rencananya memangkas 14 ribu pekerjanya atau 4% dari total seluruh pegawai. PHK dilakukan saat perusahaan berfokus pada AI dan meningkatkan belanjanya untuk sektor itu.

    CEO Andy Jassy juga pernah mengatakan soal AI generatif yang bakal mengurangi jumlah tenaga kerja korporat Amazon.

    UPS

    Tahun ini, UPS akan merumahkan 48 ribu orang pegawainya atau lebih besar dari yang dilakukan awal 2025 sebanyak 20 ribu orang.

    Alasannya sebagai upaya pemulihan, saat adanya pergeseran pada pengiriman. Sejauh ini, UPS telah memecat 34 ribu dan akan mengurangi 14 ribu yang sebagian besar adalah level manajemen.

    Target

    Target juga akan merumahkan 1.800 posisi perusahaan atau 8% dari total secara keseluruhan. Pemangkasan terjadi dalam upaya perampingan.

    “Terlalu banyak lapisan dan pekerjaan yang tumpang tindih membuat pengambilan keputusan lambat,” kata Chief Operating Officer Michael Fiddelke.

    Nestle

    Perusahaan mengungkapkan akan memecat 16 ribu pekerja di seluruh dunia, karena adanya pemangkasan biaya lebih luas untuk memulihkan kinerja keuangan. PHK akan dilakukan selama dua tahun ke depan.

    Nestle menghadapi tantangan seperti kenaikan harga komoditas dan tarif dari AS.

    Lufthansa Group

    PHK dalam jangka waktu panjang akan dilakukan Lufthansa. Sebanyak 4.000 pekerja bakal dipecat pada 2030, sebagian besar berasal dari kantor Herman dan peran administratif.

    Pengurangan ribuan pekerja itu karena penerapan AI, digitalisasi dan konsolidasi pekerjaan.

    Novo Nordisk

    Perusahaan farmasi asal Denmark mengumumkan akan memecat 9.000 pekerja atau 11% dari total semua pekerjanya. PHK terjadi jadi bagian restrukturisasi, karena perusahaan menjual lebih banyak obat obesitas dan diabetes di tengah persaingan.

    ConocoPhillips

    Raksasa minyak mengatakan bakal memberhentikan seperempat tenaga kerjanya. Juru bicara perusahaan mengonfirmasi 20-25% karyawan dan kontraktor terdampak di seluruh dunia, atau sekitar 2.600-3.250 orang dari 13 ribu total pekerjanya.

    PHK ini dilakukan sebagai upaya ConocoPhillips untuk memangkas biaya.

    Intel

    Intel juga akan melakukan hal serupa. CEO Lip-Bu Tan mengatakan perusahaan akan menutup tahun dengan 75 ribu pekerja inti saja, tidak termasuk anak perusahaan.

    Artinya bakal ada sekitar 22 ribu karyawan yang kehilangan pekerjaan. Sebab jumlah pegawai yang diumumkan tahun lalu sebanyak 99.500 orang.

    Microsoft

    Total 15 ribu karyawan Microsoft kehilangan pekerjaan. Pada Mei, 6.000 orang telah di-PHK dan baru-baru ini diumumkan 9.000 posisi terancam dipecat.

    PHK terbaru menimpa sejumlah divisi, termasuk bisnis gim video Xbox Microsoft. Banyak eksekutif yang menganggap pemecatan sebagian upaya memangkas lapisan manajemen.

    Procter & Gamble (P&G)

    Perusahaan berencana memangkas hingga 7.000 pekerjaan dalam dua tahun ke depan atau 6% dari tenaga kerja seluruhnya.

    PHK itu terjadi karena bagian dari restrukturisasi dan di tengah tekanan tarif. Sebelumnya produsen deterjen Tide dan popok Pampers juga mengatakan bakal menaikkan seperempat produknya karena pajak impor baru.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Bukan AI, Para Raksasa Teknologi Panen Cuan dari Sini

    Bukan AI, Para Raksasa Teknologi Panen Cuan dari Sini

    Jakarta, CNBC Indonesia — Di tengah maraknya investasi besar-besaran pada kecerdasan buatan (AI), bisnis periklanan digital raksasa teknologi dunia justru semakin menggeliat.

    Mengutip CNBC.com, Minggu (2/10/2025), Meta, Amazon, Alphabet (Google), dan Microsoft kompak mencatat lonjakan pendapatan dari sektor iklan online pada laporan keuangan kuartal terbaru mereka.

    Laporan pendapatan kuartal III/2025 menunjukkan bisnis iklan digital tetap tumbuh kuat, meski ekonomi global sempat diliputi ketidakpastian akibat kebijakan perdagangan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

    Meta mencatat kinerja terbaik dengan pendapatan iklan naik 26% secara tahunan menjadi US$51,24 miliar, tertinggi sejak kuartal I/2024. Sekitar 98% pendapatan perusahaan bersumber dari bisnis iklan online.

    Amazon juga mencetak kenaikan signifikan. Pendapatan unit iklannya melonjak 24% menjadi US$17,7 miliar, bahkan melampaui pertumbuhan bisnis komputasi awan (AWS) yang naik 20%. CEO Amazon Andy Jassy mengatakan, perusahaan terus memperluas platform iklannya ke aplikasi dan situs pihak ketiga, termasuk menjalin kemitraan dengan Roku, Netflix, dan Spotify.

    Sementara itu, Alphabet membukukan pendapatan iklan sebesar US$74,18 miliar, naik 13% dibanding tahun sebelumnya. YouTube juga mencatat pertumbuhan 15% menjadi US$10,26 miliar.
    Microsoft melaporkan pendapatan US$3,7 miliar dari unit iklan pencarian dan berita, meningkat 14% dibanding tahun lalu.

    Tak hanya para raksasa teknologi, platform lain seperti Reddit juga menunjukkan performa gemilang. Penjualan Reddit naik 68% pada kuartal yang sama, sementara pengguna aktif harian global tumbuh 19% menjadi 116 juta.

    Meski bisnis iklan tengah melonjak, para raksasa teknologi juga terus memperbesar investasi pada kecerdasan buatan. Alphabet, Meta, Amazon, dan Microsoft secara kolektif memperkirakan belanja modal (capital expenditure/capex) tahun ini melampaui US$380 miliar.

    Namun, langkah agresif Meta di bidang AI justru menekan harga sahamnya. Saham perusahaan anjlok 11% setelah menaikkan batas bawah proyeksi capex menjadi US$70-72 miliar. Analis Oppenheimer menilai, strategi Meta di AI mencerminkan pola serupa dengan proyek metaverse sebelumnya yang belum menghasilkan keuntungan signifikan.

    Chief Financial Officer Meta Susan Li menegaskan, perusahaan harus tetap berinvestasi besar pada infrastruktur dan layanan cloud berbasis AI agar tidak tertinggal.

    (mkh/mkh)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Ramai-Ramai Dunia “Bakar” Uang Demi AI

    Ramai-Ramai Dunia “Bakar” Uang Demi AI

    Jakarta, CNBC Indonesia – Aksi “bakar” uang masih akan dilakukan empat raksasa teknologi untuk belanja kecerdasan buatan alias Artificial Intelligence (AI) pada tahun depan. Semua perusahaan disebut akan meningkatkan belanja modal tahunannya untuk chip dan pusat data.

    Empat perusahaan itu adalah Alphabet selaku induk perusahaan Google, Microsoft, pemilik Facebook yakni Meta, dan Amazon. Reuters mencatat, hanya investor Alphabet yang menerima rencana raksasa teknologi itu, sahamnya naik 6%.

    Di sisi lain, saham Microsoft dan Meta dilaporkan melemah, masing-masing turun lebih dari 3% dan 11%. Sebab, kedua perusahaan menghitung biaya investasi harus ditanggung oleh internal perusahaan.

    Saham Amazon melonjak 13%, karena pendapatan unit cloud AWS baik 20%. Menurut para investor, ini menunjukkan investasi besar Amazon telah membuahkan hasil dan bisa mengatasi persaingan.

    Belanja modal Alphabet menjadi yang terendah dibandingkan perusahaan lainnya, yakni hanya 49% dari total kas operasional atau sebesar US$ 23,95 miliar.

    Berikutnya, ada Meta sebesar 64,6% dan Microsoft mencapai 77,5%. Amazon menjadi perusahaan dengan pengeluaran tertinggi sekitar 90%.

    “Investasi berkelanjutan di pusat data dan infrastruktur AI merupakan tema yang dilihat pada seluruh Big Tech musim laporan keuangan. Tidak seperti sejumlah kompetitornya, Alphabet lebih dari menutupi pengeluaran dengan arus kas dan kinerjanya sangat baik,” kata analis pasar eToro, Josh Gilbert.

    Para perusahaan teknologi tak memberikan informasi lebih rinci soal jumlah kontribusi AI pada pendapatan dan laba mereka.

    Sementara para eksekutif perusahaan tetap ingin mengeluarkan biaya AI. Tujuannya, untuk memenuhi daya komputasi milik teknologi tersebut.

    CEO Meta Mark Zuckerberg mengaku tak menutup kemungkinan adanya kerugian dan depresiasi dari investasi berlebihan perusahaannya pada AI. Namun, dia juga mengingatkan Meta bisa berkembang dan akan menggunakannya seiring waktu.

    Andy Jassy, bos Amazon juga memastikan investasi AI akan terus dilakukan.

    “Anda akan melihat kami terus berinvestasi secara agresif karena adanya permintaan,” ujarnya.

    (wia)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Platform AI Grammarly Ganti Nama Jadi Superhuman, Apa Saja Fitur Barunya?

    Platform AI Grammarly Ganti Nama Jadi Superhuman, Apa Saja Fitur Barunya?

    Di sisi lain, Amazon melakukan pemutuhan hubungan kerja (PHK) terhadap 14 ribu karyawan korporatnya. Informasi ini diumumkan pada Selasa (28/10/2025) waktu Amerika Serikat (AS) melalui laman resmi perusahaan.

    Eksekutif Senior Amazon, Beth Galetti, menyampaikan pengurangan ini dilakukan karena keberlanjutan. Keputusan ini sebagai langkah strategis untuk mengurangi birokrasi, meningkatkan efisiensi, dan mengalihkan sumber daya untuk investasi.

    Dilansir The Verge, Kamis (30/10/2025), Galleti tidak mengungkapkan peran apa saja yang akan dipangkas atau di mana posisi mereka. Sebagian besar karyawan memiliki waktu 90 hari untuk mencari pekerjaan baru secara internal.

    Galetti merujuk pada pesan dari CEO Andy Jassy pada Juni 2025 yang dikirimkan kepada karyawan, mempromosikan AI generatif sebagai sumber peningkatan efisiensi yang diinginkan Amazon, serta arah strategisnya untuk produk dan layanan.

    Meskipun Amazon berada dalam posisi yang kuat, keputusan PHK ini secara langsung dikaitkan dengan upaya perusahaan untuk bertransformasi ke era AI (mengganti sumber daya manusia/SDM ke AI).

    Andy sebelumnya mengisyaratkan bahwa investasi besar pada alat AI akan memungkinkan perusahaan mencapai peningkatan efisiensi, yang pada akhirnya dapat mengurangi jumlah tenaga kerja di beberapa posisi.

    Juru bicara Amazon, Kelly Nantel, mengatakan “AI bukanlah alasan di balik sebagian besar pengurangan.”

    Memo Galetti mengatakan bahwa Amazon berharap akan terus melakukan perekrutan tenaga kerja di bagian-bagian utama pada 2026.

    Namun demikian, perusahaan juga menargetkan peningkatan efisiensi yang menunjukkan bahwa kemungkinan akan ada  lebih banyak PHK di masa mendatang.

    Putaran PHK besar terakhir Amazon terjadi pada 2022 hingga awal 2023. Saat itu, 27 ribu pekerja diberhentikan. Dalam pernyataannya, perusahaan memutuskan untuk memanfaatkan otomatisasi, robotika, dan AI–sekaligus memangkas biaya tenaga kerja.

  • Amazon PHK 14 Ribu Karyawan, Ingin Ganti SDM dengan AI?

    Amazon PHK 14 Ribu Karyawan, Ingin Ganti SDM dengan AI?

    Liputan6.com, Jakarta – Amazon berencana melakukan pemutuhan hubungan kerja (PHK) terhadap 14 ribu karyawan korporatnya. Informasi ini diumumkan pada Selasa (28/10/2025) waktu Amerika Serikat (AS) melalui laman resmi perusahaan.

    Eksekutif Senior Amazon, Beth Galetti, menyampaikan pengurangan ini dilakukan karena keberlanjutan. Keputusan ini sebagai langkah strategis untuk mengurangi birokrasi, meningkatkan efisiensi, dan mengalihkan sumber daya untuk investasi.

    Dilansir The Verge, Kamis (30/10/2025), Galleti tidak mengungkapkan peran apa saja yang akan dipangkas atau di mana posisi mereka. Sebagian besar karyawan memiliki waktu 90 hari untuk mencari pekerjaan baru secara internal.

    Galetti merujuk pada pesan dari CEO Andy Jassy pada Juni 2025 yang dikirimkan kepada karyawan, mempromosikan AI generatif sebagai sumber peningkatan efisiensi yang diinginkan Amazon, serta arah strategisnya untuk produk dan layanan.

    Meskipun Amazon berada dalam posisi yang kuat, keputusan PHK ini secara langsung dikaitkan dengan upaya perusahaan untuk bertransformasi ke era AI (mengganti sumber daya manusia/SDM ke AI).

    Andy sebelumnya mengisyaratkan bahwa investasi besar pada alat AI akan memungkinkan perusahaan mencapai peningkatan efisiensi, yang pada akhirnya dapat mengurangi jumlah tenaga kerja di beberapa posisi.

    Juru bicara Amazon, Kelly Nantel, mengatakan “AI bukanlah alasan di balik sebagian besar pengurangan.”

    Memo Galetti mengatakan bahwa Amazon berharap akan terus melakukan perekrutan tenaga kerja di bagian-bagian utama pada 2026.

    Namun demikian, perusahaan juga menargetkan peningkatan efisiensi yang menunjukkan bahwa kemungkinan akan ada  lebih banyak PHK di masa mendatang.

    Putaran PHK besar terakhir Amazon terjadi pada 2022 hingga awal 2023. Saat itu, 27 ribu pekerja diberhentikan. Dalam pernyataannya, perusahaan memutuskan untuk memanfaatkan otomatisasi, robotika, dan AI–sekaligus memangkas biaya tenaga kerja.  

  • Raksasa E-Commerce Amazon PHK 14.000 Karyawan, Digantikan dengan AI

    Raksasa E-Commerce Amazon PHK 14.000 Karyawan, Digantikan dengan AI

    Bisnis.com, JAKARTA— Raksasa teknologi Amazon berencana melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sekitar 14.000 karyawan korporat di seluruh dunia. 

    Langkah ini merupakan bagian dari restrukturisasi besar-besaran seiring meningkatnya penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI) di perusahaan tersebut.

    Mengutip laporan Reuters, Rabu (29/10/2024), jumlah karyawan yang terdampak berpotensi meningkat hingga 30.000 orang. Meski belum dikonfirmasi secara resmi, Amazon dalam surat elektronik kepada seluruh karyawan menyebutkan pemangkasan lanjutan akan dilakukan dalam waktu dekat.

    Keputusan ini diambil untuk menyesuaikan jumlah tenaga kerja setelah terjadi kelebihan rekrutmen selama masa pandemi, sekaligus menekan biaya operasional menjelang musim belanja akhir tahun.

    CEO Amazon Andy Jassy sebelumnya telah menyinggung penerapan AI dan otomasi akan berdampak pada berkurangnya kebutuhan tenaga kerja, terutama di bidang administrasi dan pekerjaan yang bersifat rutin. 

    Hingga akhir tahun lalu, Amazon memiliki sekitar 1,56 juta karyawan penuh waktu dan paruh waktu, dengan sekitar 350.000 orang bekerja di posisi korporat.

    Karyawan yang terdampak menerima pemberitahuan PHK melalui email pribadi pada Selasa pagi. Dalam surat yang dikirim Beth Galetti, Wakil Presiden Senior Divisi People Experience and Technology, disebutkan bahwa pegawai yang terkena dampak tidak lagi diwajibkan bekerja atas nama Amazon.

    Galetti menambahkan, karyawan yang terkena PHK diberi waktu 90 hari untuk mencari posisi baru di internal perusahaan, dan tim rekrutmen akan memprioritaskan mereka dalam proses perekrutan.

    Jassy saat ini tengah menjalankan program efisiensi untuk mengurangi lapisan manajemen dan memangkas birokrasi, termasuk membuka jalur pengaduan anonim agar karyawan bisa menyampaikan masukan terkait proses kerja yang tidak efektif. 

    Program tersebut telah menghasilkan sekitar 1.500 masukan dan 450 perubahan sistem kerja.

    PHK kali ini menjadi yang terbesar sejak Amazon memberhentikan 27.000 karyawan pada akhir 2022 dan awal 2023. Sejumlah divisi yang terdampak mencakup perangkat, periklanan, Prime Video, sumber daya manusia, operasi, Alexa, dan unit komputasi awan Amazon Web Services (AWS).

    Meski demikian, Galetti menegaskan bahwa Amazon masih akan membuka lowongan di bidang strategis, terutama yang berkaitan dengan pengembangan teknologi AI dan layanan cloud. Menurutnya, restrukturisasi sebelumnya telah membantu perusahaan bekerja lebih cepat dan efisien.

    Saham Amazon tercatat naik 0,8% pada perdagangan Selasa siang waktu setempat. Namun secara keseluruhan, saham perusahaan baru naik 3,5% sepanjang tahun ini, menjadikannya yang terlemah di antara kelompok saham teknologi besar “Magnificent 7”.

    Dalam pernyataannya, Galetti menegaskan kembali komitmen Amazon untuk memperkuat penggunaan AI di seluruh lini bisnis. “Generasi AI saat ini adalah teknologi paling transformatif sejak kemunculan internet. Teknologi ini memungkinkan perusahaan berinovasi lebih cepat dari sebelumnya,” ujarnya.

    Amazon diperkirakan akan menggelontorkan sekitar US$118 miliar tahun ini untuk belanja modal, sebagian besar dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur AI dan cloud computing. Laporan keuangan kuartal ketiga perusahaan dijadwalkan rilis pada Kamis mendatang.

    Di sisi lain, Senator AS Bernie Sanders meminta pendiri Amazon Jeff Bezos menjelaskan potensi hilangnya ratusan ribu lapangan kerja akibat otomatisasi. Hal ini menanggapi laporan The New York Times yang menyebut eksekutif Amazon memperkirakan hingga 500.000 pekerjaan dapat tergantikan robot di masa mendatang.

    Selain itu, dua senator Amerika juga mendesak Amazon menjelaskan alasan perusahaan tersebut menjadi pengguna terbesar tenaga kerja asing dengan visa H-1B, sementara di saat yang sama sedang melakukan pemangkasan besar-besaran terhadap tenaga kerja domestik.

  • Jamaika Diterjang Badai Melissa yang Disebut Badai Abad Ini

    Jamaika Diterjang Badai Melissa yang Disebut Badai Abad Ini

    Anda sedang menyimak Dunia Hari Ini yang berisi rangkuman sejumlah informasi pilihan dari berbagai negara selama 24 jam terakhir.

    Berita dari Jamaika akan menjadi pembuka edisi Rabu, 29 Oktober 2025.

    ‘Badai abad ini’ telah menerjang Jamaika

    Badai Melissa, yang masuk ke kategori empat, telah membawa embusan angin berkecepatan lebih dari 300 kilometer per jam, dijuluki “badai abad ini” oleh Organisasi Meteorologi Dunia.

    Ahli meteorologi ABC, Nate Byrne, mengatakan “akan butuh waktu cukup lama sebelum kita benar-benar memahami seberapa parah kerusakan yang disebabkan sistem ini.”

    Menteri Pemerintah Daerah Desmond McKenzie mengatakan hampir semua pelanggan listrik Jamaica Public Service (JPS) kehilangan sambungan listrik.

    Perdana Menteri Jamaika Andrew Holness telah menyatakan negara itu sebagai “daerah bencana.”

    Kelompok paramiliter Sudan dituduh membunuh 2.000 warga sipil

    Pasukan paramiliter Sudan dituduh telah “mengeksekusi lebih dari 2.000 warga sipil tak bersenjata” sejak menguasai kota El-Fasher di Sudan barat, seiring munculnya laporan-laporan kekejaman yang mengkhawatirkan.

    El-Fasher jatuh ke tangan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) awal pekan ini setelah lebih dari 18 bulan pengepungan yang brutal, yang memberi kelompok tersebut kendali atas hampir seluruh wilayah Darfur yang luas.

    Sekutu tentara, Pasukan Gabungan, mengatakan pada hari Selasa (28/10) bahwa RSF telah “melakukan kejahatan keji terhadap warga sipil tak berdosa di kota El-Fasher.”

    Pihaknya mengatakan di kota tersebut, lebih dari 2.000 warga sipil tak bersenjata dieksekusi dan dibunuh pada tanggal 26 dan 27 Oktober, kebanyakan dari mereka adalah perempuan, anak-anak, dan lansia.

    Kelompok-kelompok lokal dan LSM internasional telah memperingatkan jatuhnya El-Fasher dapat memicu kekejaman massal, kekhawatiran yang menurut Laboratorium Penelitian Kemanusiaan Universitas Yale menjadi kenyataan.

    Dampak AI, Amazon pangkas 14.000 pekerjaan

    Amazon mengumumkan rencana pemangkasan sekitar 14.000 pekerjaan, yang sejalan dengan anggaran perusahaan yang dialihkan untuk kecerdasan buatan.

    CEO perusahaan, Andy Jassy, mendorong karyawan untuk mendukung rencana AI perusahaan setelah mengumumkan rencana investasi sebesar $10 miliar untuk membangun kampus di Carolina Utara guna memperluas infrastruktur komputasi awan dan kecerdasan buatannya.

    Sejak awal 2024, Amazon telah berkomitmen sekitar $10 miliar untuk masing-masing proyek pusat data di Mississippi, Indiana, Ohio, dan Carolina Utara seiring dengan upayanya membangun infrastruktur agar dapat bersaing dengan raksasa teknologi lain yang membuat lompatan pesat di bidang AI.

    Amazon bersaing antara lain dengan OpenAI, Google, Microsoft, dan Meta.

    Kapal pesiar diselidiki setelah meninggalkan penumpangnya yang ditemukan tewas

    Pihak berwenang sedang menyelidiki bagaimana sebuah kapal pesiar diduga meninggalkan seorang wanita Australia berusia 80 tahun yang kemudian ditemukan tewas di sebuah pulau tropis di Queensland.

    Pencarian besar-besaran diluncurkan akhir pekan lalu setelah wanita itu dilaporkan hilang beberapa jam setelah kapal pesiar Coral Adventurer mengunjungi Pulau Lizard, di lepas pantai Cooktown, 320 kilometer di utara Cairns.

    Jenazah perempuan itu ditemukan pada hari Minggu.

    Otoritas Keselamatan Maritim Australia [AMSA] mengonfirmasi pihaknya sedang menyelidiki insiden tersebut dan bermaksud berbicara dengan awak kapal saat kapal pesiar tiba di Darwin dalam beberapa hari mendatang.