Tag: Andri Hadi

  • EUDR Ditunda: Perusahaan Besar UE Untung, Petani Kecil RI Tertekan

    EUDR Ditunda: Perusahaan Besar UE Untung, Petani Kecil RI Tertekan

    Bisnis.com, NUSA DUA, BALI — Penundaan implementasi European Union Deforestation Regulation (EUDR) hingga Desember 2026 dinilai menguntungkan perusahaan besar di Eropa yang telah siap memenuhi regulasi, namun menambah tekanan bagi petani kecil di Indonesia.

    Duta Besar RI untuk Belgia, Luksemburg, dan Uni Eropa, Andri Hadi, menuturkan Indonesia sejak awal mengambil pendekatan proaktif dan konstruktif dalam menanggapi EUDR.

    Dia menyampaikan, Indonesia bersama negara lain berkali-kali menyoroti kekhawatiran perihal waktu persiapan yang singkat, sistem benchmarking, dan risiko bagi petani kecil sejak 2022 silam.

    Adapun, penundaan yang diusulkan Komisi Eropa muncul lantaran sistem teknologi informasi (TI) EUDR belum siap sepenuhnya.

    “Proposal tersebut menetapkan jadwal yang direvisi, yakni penundaan kewajiban bagi usaha mikro dan kecil hingga 30 Desember 2026. Jadi penundaan ini hanya berlaku untuk usaha mikro dan kecil,” kata Andri dalam acara 21st Indonesian Palm Oil Conference and 2026 Price Outlook (IPOC) di BICC, The Westin Resort Nusa Dua, Bali, Kamis (13/11/2025). 

    Namun, usulan penundaan hanya berlaku untuk importir usaha mikro dan kecil di UE, sedangkan usaha menengah dan besar tetap harus mematuhi ketentuan mulai Desember 2025. Ini artinya, perusahaan besar di UE berpotensi diuntungkan karena sudah memiliki sistem ketertelusuran yang mapan.

    “Secara lebih luas, proposal ini dianggap menguntungkan perusahaan besar yang sudah memiliki sistem keterlacakan penuh, serta produsen UE berbasis kecil, sementara memberikan bantuan terbatas untuk operator menengah yang menghadapi risiko beragam,” tuturnya.

    Andri menilai perbedaan kesiapan otoritas antarnegara UE dapat menimbulkan risiko “forum shopping”, di mana importir memilih pelabuhan masuk dengan regulasi yang lebih longgar.

    Kendati demikian, menurutnya, penundaan ini juga memberi waktu bagi Indonesia untuk memperkuat sistem nasional, termasuk sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO), akurasi data geolokasi, serta kapasitas petani kecil.

    Selain itu, Andri juga menyoroti pentingnya memanfaatkan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia–Uni Eropa (IEU—CEPA) sebagai platform kerja sama untuk mendorong perdagangan berkelanjutan berbasis dialog.

    Meski begitu, dia menekankan IEU—CEPA tidak dirancang untuk menggantikan EUDR, melainkan menyediakan platform kerja sama untuk memajukan keberlanjutan, perdagangan, dan pertumbuhan ekonomi secara bersamaan.

    Sementara itu, Wakil Menteri Luar Negeri Arif Havas Oegroseno menyebut EUDR yang dinilai tidak sejalan dengan prinsip keberlanjutan internasional, membebani petani kecil, menciptakan diskriminasi terhadap negara berkembang, dan berpotensi melanggar keadilan sosial dalam rantai pasok.

    “Prinsip universal menjadi hukum internasional. Maka standarnya pun harus berlaku secara universal. Bukan berarti standar pengelolaan sawit negara barat (Eropa) lebih baik, dan ASEAN tidak. Sebab seharusnya European Union Deforestation Regulation [EUDR] memiliki standar yang sama,” ujar Arif.

    Dia mengusulkan mekanisme komunikasi yang telah terbukti melalui pengalaman Indonesia–Uni Eropa dalam perjanjian FLEGT-VPA di sektor kehutanan.

    Lebih lanjut, dia juga merekomendasikan pembentukan Licensing Information Unit di Indonesia sebagai pintu komunikasi resmi bagi otoritas Eropa untuk memverifikasi asal-usul dan status keberlanjutan produk, dengan data tetap disimpan di Indonesia.

    Menurutnya, mekanisme serupa dapat direplikasi untuk EUDR melalui integrasi antara dashboard nasional Indonesia dan sistem EUDR, sehingga verifikasi dapat berjalan tanpa membebani petani kecil dan tanpa melanggar kedaulatan data.

    Dengan pendekatan ini, kata dia, implementasi EUDR dapat menjadi lebih adil, proporsional, dan sesuai dengan prinsip keberlanjutan internasional.

    Di sisi lain, Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat industri sawit nasional kini mencakup 16,38 juta hektare, dengan 42% dikelola oleh pekebun rakyat. Industri ini menyerap 4,2 juta tenaga kerja langsung dan 12 juta tenaga kerja tidak langsung.

    Plt Direktur Jenderal Perkebunan Kementan Abdul Roni Angkat menyampaikan dalam upaya meningkatkan produktivitas, pemerintah mempercepat Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) dengan reformasi regulasi besar-besaran seperti penyederhanaan persyaratan dari 14 syarat menjadi 2 syarat, yakni verifikasi dipangkas dari tiga tahap menjadi satu tahap, integrasi proses melalui sistem digital nasional.

    “Penyederhanaan PSR merupakan langkah nyata memudahkan pekebun dan mempercepat peremajaan,” terang Abdul.

    Dia menambahkan, seiring meningkatnya kebutuhan domestik untuk minyak goreng dan biodiesel, pemerintah mendorong hilirisasi sawit melalui pembangunan fasilitas biodiesel, DMO minyak goreng, margarin, bio propylene glycol, hingga unit pengolahan inti di berbagai provinsi seperti Sumatera Utara, Riau, Jambi, Kalimantan, dan Sulawesi Selatan.

  • Airlangga Pastikan Isu Tarif-Akses Pasar Sudah Tuntas di IEU-CEPA

    Airlangga Pastikan Isu Tarif-Akses Pasar Sudah Tuntas di IEU-CEPA

    Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto melakukan pertemuan bilateral dengan Komisioner Perdagangan dan Keamanan Ekonomi Komisi Eropa Maroš Šefčovič, di Bali pada Selasa (23/9/2025).

    Pertemuan ini menjadi forum strategis untuk membahas perkembangan penyelesaian Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) serta memperkuat kerja sama perdagangan dan investasi antara Indonesia dan Uni Eropa.

    Penyelesaian Perundingan IEU-CEPA merupakan tindak lanjut dari kesepakatan politik antara Presiden Republik Indonesia dan Presiden Komisi Eropa pada Juli 2025 lalu. Sebelumnya, Airlangga dan Maroš juga telah melakukan beberapa kali pertemuan guna mempercepat proses negosiasi.

    Pada kesempatan ini, Airlangga menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat dalam perundingan IEU-CEPA termasuk para Chief Negotiators dan duta besar dari kedua belah pihak.

    “Isu-isu utama terkait akses pasar, tarif, jasa investasi, dan fasilitasi perdagangan telah tercakup dalam perundingan. Saya berharap agar proses ratifikasi dan implementasi dapat segera diselesaikan agar manfaatnya bisa dirasakan bersama,” tegas Airlangga. Maroš dalam pertemuan tersebut juga menyampaikan apresiasi atas peran penting Airlangga dan seluruh pemangku kepentingan terkait. Disampaikan pula bahwa sejumlah komoditas utama kedua pihak akan memperoleh manfaat besar, termasuk minyak kelapa sawit, produk tekstil, dan alas kaki dari Indonesia.

    “Saya dapat sampaikan bahwa pebisnis Eropa menyambut baik perkembangan pesat yang telah dicapai dan menyatakan minat kuat mereka untuk berinvestasi di Indonesia,” jelas Maroš.

    Kedua menteri juga berdiskusi mengenai pentingnya early harvest sebelum ratifikasi penuh dengan dukungan para duta besar untuk memfasilitasi dialog reguler serta meningkatkan kegiatan business-to-business (B2B). Dalam hal ini, Menko Airlangga menyoroti pentingnya peran UMKM dalam implementasi IEU-CEPA.

    “UMKM harus dapat merasakan perbedaan nyata sebelum dan sesudah perjanjian ini berlaku,” ungkap Airlangga.

    Selama ini regulasi pasar Eropa masih menjadi tantangan bagi pelaku UMKM Indonesia untuk mengembangkan produknya di sana, khususnya di sektor pertanian seperti kakao dan produk lainnya.

    Selain itu, Airlangga menekankan pentingnya mendorong wirausaha muda agar dapat memanfaatkan peluang dari IEU-CEPA, termasuk di bidang digitalisasi. Airlangga menjelaskan bahwa saat ini Indonesia sedang mengembangkan kerja sama e-logistics, e-government, dan e-payment. Berkaca dari perkembangan Digital Economy Framework Agreement (DEFA) di ASEAN, termasuk juga perihal penggunaan QR payment Indonesia ingin memperkuat konektivitas digital antara ASEAN dan Uni Eropa.

    “UMKM juga penting bagi Uni Eropa karena 99 persen perusahaan di Uni Eropa adalah UMKM. ASEAN-EU memiliki potensi besar dalam kerja sama digital, termasuk peningkatan perjanjian perdagangan bebas yang harus menyesuaikan dengan perkembangan transaksi elektronik dan kepabeanan digital,” tambah Komisioner Maroš.

    Menko Airlangga juga menyampaikan bahwa proses keanggotaan Indonesia dalam OECD membutuhkan dukungan dari negara-negara Uni Eropa, mengingat mayoritas negara anggota OECD berasal dari kawasan Eropa. Menanggapi proses aksesi Indonesia dalam OECD, Uni Eropa menegaskan kembali dukungan penuhnya. Lebih lanjut, disampaikan bahwa Uni Eropa dapat menyediakan keahlian dan pendekatan dari Team Europe untuk mendukung proses Indonesia menuju OECD.

    Duta Besar RI Brussel Andri Hadi menyampaikan apresiasi atas kepemimpinan dan visi Menko Airlangga serta Komisioner Maroš, yang dinilai berperan penting dalam percepatan penyelesaian IEU-CEPA.

    “IEU-CEPA dapat menjadi fondasi untuk meningkatkan hubungan Indonesia dan Uni Eropa menuju strategic partnership, sebagaimana dibahas dalam pertemuan antara Presiden Prabowo dan Presiden von der Leyen di Brussel yang lalu,” ungkap Dubes Andri.

    Sementara itu, Duta Besar Uni Eropa untuk RI Denis Chaibi menegaskan bahwa Uni Eropa kini tengah menggunakan pendekatan Team Europe, termasuk dalam implementasi IEU-CEPA. Dubes Denis juga menyebutkan adanya kebijakan visa cascade bagi warga Indonesia, keberadaan Desk BKPM untuk Uni Eropa, serta sejumlah proyek dalam kerangka Global Gateway yang merupakan langkah positif dalam menyongsong ratifikasi dan implementasi IEU-CEPA ke depan.

    Usai pertemuan tersebut, kedua menteri melaksanakan penandatanganan dan pengumuman bersama mengenai Penyelesaian Substansial Perundingan IEU-CEPA serta menghadiri Indonesia-EU Business Outlook.

    Turut hadir dalam pertemuan tersebut diantaranya yakni Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso, Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi dan Investasi Kemenko Perekonomian Edi Prio Pambudi, Staf Ahli Bidang Pembangunan Daerah Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto, Staf Ahli Bidang Pengembangan Produktivitas dan Daya Saing Ekonomi Evita Manthovani, Staf Ahli Menteri Perdagangan Bidang Hubungan Internasional/Ketua Perunding Indonesia untuk IEU-CEPA Johni Martha, Duta Besar Uni Eropa untuk RI Denis Chaibi, serta sejumlah pejabat senior Indonesia dan Uni Eropa.

    (haa/haa)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Seskab: Presiden Prabowo dan Raja Belgia bahas isu strategis RI-Belgia

    Seskab: Presiden Prabowo dan Raja Belgia bahas isu strategis RI-Belgia

    keduanya melangsungkan tête-à-tête atau pertemuan empat mata di ruang kerja pribadi Raja untuk bertukar pandangan mengenai penguatan hubungan bilateral Indonesia–Belgia, serta isu-isu strategis yang menjadi perhatian bersama

    Jakarta (ANTARA) – Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya menyatakan Presiden Prabowo Subianto dan Raja Belgia Philippe Léopold Louis Marie berdiskusi membahas isu-isu strategis antara Indonesia dan Belgia dalam pertemuan empat mata (tête-à-tête) di Istana Laeken, Brussels, Belgia (13/7).

    Kunjungan ke Istana Laeken merupakan agenda terakhir Presiden RI dalam lawatan luar negerinya di Brussels.

    “Di Istana Laeken, Presiden Prabowo disambut langsung oleh Raja Philippe di halaman istana. Selanjutnya, keduanya melangsungkan tête-à-tête atau pertemuan empat mata di ruang kerja pribadi Raja untuk bertukar pandangan mengenai penguatan hubungan bilateral Indonesia–Belgia, serta isu-isu strategis yang menjadi perhatian bersama,” kata Seskab Teddy dalam keterangan resmi dari Sekretariat Kabinet di Jakarta, Senin.

    Teddy melanjutkan Presiden Prabowo dan Raja Philippe sama-sama memiliki latar belakang pendidikan militer.

    “Pada usia 18 tahun, Raja Philippe memulai studi universitasnya di Akademi Militer Kerajaan. Dengan ketertarikannya pada dunia kedirgantaraan sejak kecil, ia kemudian memilih untuk bergabung dengan Angkatan Udara dan berhasil memenuhi syarat sebagai pilot tempur. Ia menyelesaikan pelatihan militernya dengan sertifikasi sebagai penerjun payung dan seorang komando,” kata Seskab Teddy menceritakan latar militer Raja Belgia.

    Di Istana Laeken, Presiden Prabowo didampingi Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya dan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Kerajaan Belgia Andri Hadi.

    Di Brussels, Presiden Prabowo melawat sejak Sabtu (12/7) dan melanjutkan perjalanan ke Paris, Prancis pada Minggu sore. Tidak hanya bertemu Raja Belgia, Presiden Prabowo bertemu dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan Presiden Dewan Eropa António Costa di markas Uni Eropa, Gedung Berlaymont, Minggu.

    Dalam pertemuan dengan Presiden von der Leyen, Presiden Prabowo mengumumkan perundingan perjanjian ekonomi komprehensif (CEPA) Indonesia dan Uni Eropa rampung saat jumpa pers di Kantor Komisi Eropa, Gedung Berlaymont, Brussels. Indonesia dan Uni Eropa telah bernegosiasi membahas poin-poin kerja sama CEPA selama kurang lebih 10 tahun.

    Keberhasilan itu pun disambut positif oleh Presiden von der Leyen dan Presiden Costa.

    Presiden Dewan Eropa António Costa menyatakan Uni Eropa (EU) siap mendukung agenda pembangunan Presiden Prabowo Subianto, termasuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, membuka banyak lapangan kerja, dan program-program prioritas bidang ketahanan pangan dan energi.

    Presiden Costa menyatakan dukungannya itu langsung kepada Presiden Prabowo saat keduanya bertemu di Kantor Dewan Eropa, Gedung Berlaymont, Brussels, Minggu (13/7). Presiden Costa juga menyebut Uni Eropa pun siap mendukung agenda-agenda pembangunan Presiden Prabowo.

    “Kami siap mendukung Anda mewujudkan agenda-agenda ambisius Anda untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, membuka peluang-peluang untuk anak-anak muda di Indonesia, meningkatkan ketahanan pangan dan ketahanan energi. Mari jadikan kunjungan ini lebih dari sekadar niat baik, dan mari jadikan ini sebagai wujud keinginan bersama untuk bekerja sama,” kata Presiden Costa kepada Presiden Prabowo.

    Pewarta: Genta Tenri Mawangi
    Editor: Edy M Yakub
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • 1
                    
                        Prabowo: Rumah Sakit Asing Boleh Buka Cabang di Indonesia
                        Nasional

    1 Prabowo: Rumah Sakit Asing Boleh Buka Cabang di Indonesia Nasional

    Prabowo: Rumah Sakit Asing Boleh Buka Cabang di Indonesia
    Penulis
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Presiden
    Prabowo Subianto
    mengatakan rumah sakit (RS) dan klinik dari luar negeri boleh membuka cabang di Indonesia.
    Dilansir
    ANTARA
    , Senin (14/7/2025), hal ini disampaikan Prabowo saat bertemu dengan Presiden Dewan Eropa, António Costa, di Brussels, Belgia, Minggu (13/7) waktu setempat.
    “Dalam dua tahun terakhir, kami telah membuka partisipasi asing di banyak sektor, dan saat ini kami membuka sektor kesehatan. RS asing mana pun, atau institusi kesehatan di luar negeri dapat membuka cabang mereka, atau institusi yang terkait dengan mereka di Indonesia. Kami telah memperbolehkan RS asing buka di Indonesia,” kata Presiden Prabowo ke Presiden Costa saat keduanya bertemu di Kantor Dewan Eropa, Gedung Berlaymont, Brussels.
    Prabowo mengirimkan sinyal jika nantinya perjanjian kerja sama ekonomi komprehensif (
    CEPA
    ) Indonesia dan
    Uni Eropa
    ditandatangani, maka RS-RS Eropa pun juga dapat membuka cabangnya di Indonesia.
    Prabowo kemudian menekankan dirinya ingin melihat lebih banyak keterlibatan Eropa dalam perekonomian Indonesia, dan begitu juga sebaliknya Indonesia pun siap masuk ke dalam perekonomian Eropa.
    Bagi Presiden Prabowo, Eropa memiliki banyak keunggulan dan pengalaman dalam pengembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, juga tata kelola, dan keunggulan keuangan serta ekonomi. Indonesia, di sisi lain, juga memiliki banyak cadangan mineral dan sumber daya alam yang langka.
    Oleh karena itu, Presiden Prabowo yakin adanya CEPA antara Indonesia dan Uni Eropa dapat saling menguntungkan bagi dua belah pihak.
    “Kami ingin melihat lebih banyak partisipasi Eropa dalam perekonomian kami, dan kami siap masuk ke dalam perekonomian Uni Eropa. Saya pikir kita punya hubungan yang saling menguntungkan,” kata Presiden Prabowo.
    Tidak hanya rumah sakit, Presiden Prabowo juga menyebut kampus-kampus asing saat ini juga diperbolehkan membuka cabang dan beroperasi di Indonesia. Presiden Prabowo juga menyampaikan keinginannya untuk mengirimkan lebih banyak mahasiswa Indonesia untuk melanjutkan studi di Eropa.
    “Kami mengirimkan 3.394 orang mahasiswa setiap tahunnya untuk melanjutkan studi di Eropa, dan hingga saat ini, kami telah membiayai 11.784 mahasiswa (untuk studi di Eropa, red.), dan angka ini di luar mahasiswa yang membiayai sendiri studi mereka di Eropa. Jadi, ini yang disponsori oleh pemerintah, dan kami ingin melihat lebih banyak mahasiswa Indonesia melanjutkan studi di Eropa,” kata Presiden Prabowo.
    Presiden Prabowo mengumumkan perundingan CEPA Indonesia dan Uni Eropa rampung saat jumpa pers bersama Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen di Kantor Komisi Eropa, Gedung Berlaymont, Brussels, Minggu (13/7). Indonesia dan Uni Eropa telah bernegosiasi membahas poin-poin kerja sama CEPA selama kurang lebih 10 tahun.
    Keberhasilan itu pun disambut positif oleh Presiden von der Leyen dan Presiden Costa, dua pimpinan Uni Eropa yang ditemui oleh Presiden Prabowo di Brussels, Minggu. Dua pertemuan itu merupakan rangkaian dari lawatan luar negeri Presiden Prabowo di Brussels sejak Sabtu (12/7).
    Dalam lawatan resminya di Brussels, Presiden Prabowo didampingi beberapa Menteri Kabinet Merah Putih, yaitu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Perdagangan Budi Santoso, Menteri Investasi dan Hilirisasi/CEO Danantara Rosan Perkasa Roeslani, kemudian ada pula Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, dan Duta Besar RI untuk Belgia Andri Hadi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Presiden Prabowo lakukan pertemuan empat mata dengan Raja Belgia

    Presiden Prabowo lakukan pertemuan empat mata dengan Raja Belgia

    Presiden RI Prabowo Subianto melakukan pertemuan empat mata dengan Raja Belgia, Philippe, di Istana Laeken pada Minggu (13/7/2025) sore waktu setempat. ANTARA/HO-Biro Pers Sekretariat Presiden

    Presiden Prabowo lakukan pertemuan empat mata dengan Raja Belgia
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Senin, 14 Juli 2025 – 06:15 WIB

    Elshinta.com – Presiden RI Prabowo Subianto melakukan pertemuan empat mata dengan Raja Belgia, Philippe, di Istana Laeken pada Minggu (13/7) sore waktu setempat, di sela lawatan kenegaraannya di Brussel, Belgia. Setibanya di Istana Laeken, Presiden Prabowo disambut hangat secara langsung oleh Raja Philippe di halaman istana.

    Keduanya kemudian memasuki istana dan berhenti sejenak untuk sesi foto bersama di area utama bangunan bersejarah tersebut. Selanjutnya, Presiden Prabowo dan Raja Philippe melangsungkan tete-a-tete atau pertemuan empat mata di ruang kerja pribadi Raja. Dalam suasana hangat dan bersahabat, keduanya bertukar pandangan mengenai penguatan hubungan bilateral Indonesia–Belgia, serta isu-isu strategis yang menjadi perhatian bersama.

    Presiden Prabowo di Istana Laeken didampingi Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya dan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Kerajaan Belgia Andri Hadi. Kepala Negara kemudian dilepas langsung oleh Raja Philippe di depan mobil yang membawa Presiden Prabowo ke Bandar Udara Brussel.

    Pertemuan Presiden Prabowo dengan Raja Philippe menjadi agenda terakhir dari sejumlah pertemuan dalam lawatan kenegaraan Presiden di Belgia sejak Sabtu (12/7). Sebelumnya, Presiden Prabowo melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan Presiden Dewan Eropa António Costa di Brussel, Belgia.

    Presiden Prabowo selanjutnya menuju Prancis guna memenuhi undangan sebagai tamu kehormatan pada Perayaan Bastille Day yang jatuh pada Senin, 14 Juli 2025.

    Sumber : Antara

  • Presiden Dewan Eropa Apresiasi Kemajuan Kesepakatan IEU-CEPA

    Presiden Dewan Eropa Apresiasi Kemajuan Kesepakatan IEU-CEPA

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Dewan Eropa António Costa mengapresiasi kemajuan signifikan menuju tercapainya kesepakatan politik dalam perundingan Comprehensive Economic Partnership Agreement antara Indonesia dan Uni Eropa (IEU-CEPA).

    Pernyataan tersebut disampaikan Costa dalam pertemuan dengan Presiden RI Prabowo Subianto di Gedung Europa, Brussel, Belgia, Minggu (13/7) waktu setempat.

    Dikutip dari unggahan akun Instagram Sekretariat Kabinet Teddy Indra Wijaya, dengan jumlah konsumen gabungan lebih dari 700 juta jiwa, Indonesia-Uni Eropa memiliki potensi besar untuk memperkuat kerja sama ekonomi yang berimbang dan saling menguntungkan.

    Selain itu, kata Teddy, Presiden Costa juga menyebut Uni Eropa dan Indonesia memiliki komitmen bersama terhadap multilateralisme, tatanan internasional berbasis aturan serta kerja sama pembangunan yang inklusif.

    “Uni Eropa siap untuk mendukung agenda pembangunan Presiden Prabowo, termasuk dalam upaya memperkuat pertumbuhan ekonomi, membuka lapangan kerja bagi generasi muda serta meningkatkan ketahanan pangan dan energi,” ucap Seskab Teddy dilansir dari keterangan resmi, Senin (14/7/2025). 

    Dalam pertemuannya dengan Presiden Dewan Eropa, Presiden Prabowo juga menyatakan keinginan untuk meningkatkan kerja sama antara Indonesia dan Uni Eropa. Presiden Prabowo yakin kerja sama Indonesia dan Uni Eropa akan saling menguntungkan.

    Prabowo ingin melihat meningkatnya partisipasi Eropa dalam perekonomian kami dan kami juga siap untuk masuk ke dalam pasar ekonomi Uni Eropa.

    “Kami meyakini bahwa hubungan ini bersifat simbiotik, Eropa memiliki ilmu pengetahuan, teknologi, pendanaan, pengalaman bertahun-tahun dalam manajemen dan ekonomi; sementara kami memiliki sumber daya strategis, mineral penting serta komoditas pertanian yang akan saling menguntungkan dalam kerangka kerja sama strategis ini,” kata Presiden Prabowo.

    Prabowo melanjutkan agenda resminya bertemu Presiden Dewan Eropa, setelah bertemu dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen. Selepas menyambangi Gedung Berlaymont yang merupakan markas Uni Eropa, Presiden lanjut bertemu Raja Belgia Philippe Léopold Louis Marie di Brussels.

    Dalam lawatan resminya di Brussels sejak Sabtu (12/7/2025), Presiden Prabowo didampingi beberapa menteri Kabinet Merah Putih, yaitu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Perdagangan Budi Santoso, Menteri Investasi dan Hilirisasi/CEO Danantara Rosan Perkasa Roeslani, kemudian ada pula Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, dan Duta Besar RI untuk Belgia Andri Hadi.

  • Presiden Prabowo: Indonesia siap masuk pasar Uni Eropa

    Presiden Prabowo: Indonesia siap masuk pasar Uni Eropa

    Saya pikir kita dapat saling memberikan manfaat satu sama lain dengan perjanjian strategis (CEPA) ini

    Jakarta (ANTARA) – Presiden Prabowo Subianto menyatakan Indonesia siap masuk ke pasar dan perekonomian Uni Eropa, dan sebaliknya Indonesia juga siap menyambut lebih banyak partisipasi Uni Eropa terutama setelah dua belah pihak merampungkan negosiasi perjanjian ekonomi komprehensif (CEPA).

    Dalam pertemuannya dengan Presiden Dewan Eropa António Costa, Presiden Prabowo menyebut Indonesia dan Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian, termasuk mengenai kerja sama dagang sejumlah komoditas.

    “Tidak ada isu-isu yang menunggu untuk disepakati, dan saya kira seluruh komoditas telah dibahas, disetujui, dan pada intinya kami ingin melihat lebih banyak partisipasi Eropa dalam perekonomian kami, dan kami siap masuk ke dalam perekonomian Uni Eropa. Saya pikir kita punya hubungan yang saling menguntungkan,” kata Presiden Prabowo saat bertemu dengan Presiden Costa di Kantor Dewan Eropa, Gedung Berlaymont, Brussels, Minggu (13/7).

    Presiden Prabowo lanjut menilai Eropa memiliki ilmu pengetahuan yang maju, teknologi, keunggulan di ekonomi dan keuangan, serta pengalaman mengelola perekonomian, sementara Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam yang langka, dan berbagai jenis mineral.

    “Saya pikir kita dapat saling memberikan manfaat satu sama lain dengan perjanjian strategis (CEPA) ini,” sambung Presiden Prabowo.

    Presiden Prabowo kemudian menyebut Indonesia melihat Uni Eropa sebagai mitranya yang penting, dan Indonesia ingin melihat Eropa menjadi lebih kuat terutama dalam memainkan perannya menjaga stabilitas dan memelihara perdamaian dunia.

    “Kami sangat antusias (dengan kerja sama ini), karena Eropa merupakan tujuan utama wisatawan Indonesia. Sebanyak 8 juta warga Indonesia mendatangi kota-kota Eropa tiap tahun,” kata Kepala Negara.

    Dalam kesempatan yang sama, Presiden Prabowo juga menyebut Indonesia saat ini membuka diri untuk rumah sakit-rumah sakit asing, dan kampus-kampus asing untuk membuka cabangnya di dalam negeri.

    “Kami telah memperbolehkan rumah sakit-rumah sakit asing untuk buka cabang di Indonesia. Kami juga terbuka untuk kampus-kampus asing, universitas-universitas di Indonesia, dan saya pikir ini sangat penting untuk interaksi antara masyarakat kita, Eropa dan Indonesia, terutama di bidang pendidikan dan kebudayaan,” ujar Presiden Prabowo.

    Presiden Dewan Eropa, dalam sambutannya kepada Presiden Prabowo, juga menyambut baik kesepakatan politik yang berhasil dicapai oleh Indonesia dan Uni Eropa, yang bertepatan dengan kunjungan Presiden Prabowo di Brussels, Minggu.

    Presiden Costa menyebut Uni Eropa siap mendukung agenda pembangunan Presiden Prabowo Subianto, termasuk di antaranya meningkatkan pertumbuhan ekonomi, membuka banyak lapangan kerja, dan program-program prioritas bidang ketahanan pangan dan energi.

    “Kami siap mendukung Anda mewujudkan agenda-agenda ambisius Anda untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, membuka peluang untuk anak-anak muda di Indonesia, meningkatkan ketahanan pangan dan ketahanan energi. Mari jadikan kunjungan ini lebih dari sekadar niat baik, dan mari jadikan ini sebagai wujud keinginan bersama untuk bekerja sama,” kata Presiden Costa kepada Presiden Prabowo.

    Presiden Prabowo menyambangi markas Uni Eropa di Gedung Berlaymont, Brussels, Minggu, dan bertemu dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan Presiden Dewan Eropa António Costa. Di Brussels, Presiden Prabowo dijadwalkan lanjut bertemu Raja Belgia Philippe Léopold Louis Marie.

    Dalam lawatan resminya di Brussels sejak Sabtu (12/7), Presiden Prabowo didampingi beberapa Menteri Kabinet Merah Putih, yaitu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Perdagangan Budi Santoso, Menteri Investasi dan Hilirisasi/CEO Danantara Rosan Perkasa Roeslani, kemudian ada pula Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, dan Duta Besar RI untuk Belgia Andri Hadi.

    Pewarta: Genta Tenri Mawangi
    Editor: Indra Gultom
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Presiden Prabowo ingin kirim lebih banyak mahasiswa Indonesia ke Eropa

    Presiden Prabowo ingin kirim lebih banyak mahasiswa Indonesia ke Eropa

    Menurut saya, interaksi antara Eropa dan Indonesia di bidang pendidikan, dan kebudayaan ini sangat penting

    Jakarta (ANTARA) – Presiden Prabowo Subianto menyatakan Indonesia ingin mengirimkan lebih banyak mahasiswanya untuk melanjutkan studi mereka di kampus-kampus Eropa sehingga interaksi antarwarga Indonesia dan Eropa semakin kuat ke depannya.

    Presiden Prabowo mengungkap keinginannya itu saat bertemu Presiden Dewan Eropa António Costa di Kantor Dewan Eropa, Gedung Berlaymont, Brussels, Minggu (13/7).

    “Kami mengirimkan 3.394 orang mahasiswa setiap tahunnya untuk melanjutkan studi di Eropa, dan hingga saat ini, kami telah membiayai 11.784 mahasiswa (untuk studi di Eropa, red.), dan angka ini di luar mahasiswa yang membiayai sendiri studi mereka di Eropa. Jadi, ini yang disponsori oleh pemerintah, dan kami ingin melihat lebih banyak mahasiswa Indonesia melanjutkan studi di Eropa,” kata Presiden Prabowo.

    Presiden Prabowo kemudian menekankan banyak akademisi dan pejabat-pejabat penting Indonesia yang menempuh pendidikan di Eropa sehingga pemikiran dan wawasan mereka pun banyak dipengaruhi oleh sistem pendidikan di Eropa.

    “Menurut saya, interaksi antara Eropa dan Indonesia di bidang pendidikan, dan kebudayaan ini sangat penting, dan sebagaimana saya katakan sistem politik, sistem hukum di Indonesia banyak dipengaruhi oleh Eropa,” kata Presiden Prabowo ke Presiden Costa.

    Oleh karena itu, Prabowo yakin Indonesia dan Uni Eropa punya kepentingan yang sama, dan masalah-masalah yang dapat dipecahkan bersama.

    “Misalnya, kami berkomitmen untuk memelihara perdamaian, karena tanpa perdamaian, tidak ada kemakmuran, dan tanpa kemakmuran, tidak mungkin ada stabilitas. Jadi, ini siklus yang harus kita jaga, dan saya sangat senang hari ini kami dapat membuat terobosan dalam menyepakati beberapa perjanjian,” kata Presiden Prabowo.

    Dalam pertemuan yang sama, Presiden Prabowo kemudian juga menawarkan peluang bagi kampus-kampus Eropa untuk membuka cabang di Indonesia.

    Tidak hanya itu, Presiden juga membuka peluang bagi rumah sakit-rumah sakit asing, termasuk yang ada di Eropa, untuk membuka cabangnya di Indonesia.

    “Kami ingin melihat lebih banyak partisipasi Eropa di dalam perekonomian kami, dan kami juga siap untuk masuk dalam perekonomian Uni Eropa,” kata Presiden Prabowo.

    Presiden Prabowo melanjutkan agenda resminya bertemu Presiden Dewan Eropa, setelah bertemu dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen. Selepas menyambangi Gedung Berlaymont yang merupakan markas Uni Eropa, Presiden lanjut bertemu Raja Belgia Philippe Léopold Louis Marie di Brussels.

    Dalam lawatan resminya di Brussels sejak Sabtu (12/7), Presiden Prabowo didampingi beberapa menteri Kabinet Merah Putih, yaitu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Perdagangan Budi Santoso, Menteri Investasi dan Hilirisasi/CEO Danantara Rosan Perkasa Roeslani, kemudian ada pula Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, dan Duta Besar RI untuk Belgia Andri Hadi.

    Pewarta: Genta Tenri Mawangi
    Editor: Indra Gultom
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Uni Eropa siap dukung agenda pembangunan Presiden Prabowo

    Uni Eropa siap dukung agenda pembangunan Presiden Prabowo

    Presiden Prabowo yakin kerja sama Indonesia dan Uni Eropa akan saling menguntungkan

    Jakarta (ANTARA) – Presiden Dewan Eropa António Costa menyatakan Uni Eropa (EU) siap mendukung agenda pembangunan Presiden Prabowo Subianto, termasuk di antaranya meningkatkan pertumbuhan ekonomi, membuka banyak lapangan kerja, dan program-program prioritas bidang ketahanan pangan dan energi.

    Presiden Costa menyatakan dukungannya itu langsung kepada Presiden Prabowo saat keduanya bertemu di Kantor Dewan Eropa, Gedung Berlaymont, Brussels, Minggu.

    “Kami siap mendukung Anda mewujudkan agenda-agenda ambisius Anda untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, membuka peluang untuk anak-anak muda di Indonesia, meningkatkan ketahanan pangan dan ketahanan energi. Mari jadikan kunjungan ini lebih dari sekadar niat baik, dan mari jadikan ini sebagai wujud keinginan bersama untuk bekerja sama,” kata Presiden Costa saat menyambut Presiden Prabowo.

    Dalam sambutan yang sama, Presiden Costa juga memuji tercapainya kesepakatan politik perjanjian ekonomi komprehensif (CEPA) Indonesia dan Uni Eropa. Dia menilai kesepakatan itu sebagai terobosan mengingat negosiasi antara keduanya berlangsung selama kurang lebih 10 tahun.

    “Uni Eropa dan Indonesia bersama-sama memiliki pasar dengan lebih dari 700 juta konsumen. Indonesia merupakan salah satu negara dengan perekonomian yang paling cepat tumbuh di dunia, dan bagi kami, Indonesia merupakan salah satu mitra penting dunia, dan kami ingin meningkatkan dan memperkuat hubungan kita,” kata Presiden Costa ke Presiden Prabowo.

    Presiden Costa melanjutkan Indonesia juga menjadi pendorong utama dan negara dengan demokrasi terbesar di ASEAN, dan Indonesia, menurut petinggi Uni Eropa itu, juga memiliki suara yang didengar di kancah dunia.

    “Indonesia merupakan mitra yang alamiah (untuk Uni Eropa) dan mitra yang penting. Kami saling berbagi komitmen untuk multilateralisme, berbagi komitmen terhadap tatanan internasional yang berlandaskan aturan, dan untuk kerja sama ekonomi yang seimbang. Kerja sama kami ini menjadi semakin penting daripada sebelumnya, dan ini saatnya untuk menyuntikkan energi baru ke dalam hubungan kami ini. Perjanjian dagang kami akan meningkatkan pertukaran yang ada, dan membangun kemitraan strategis yang mencerminkan tujuan bersama,” kata Presiden Costa.

    Dalam pertemuannya dengan Presiden Dewan Eropa, Presiden Prabowo juga menyatakan keinginan untuk meningkatkan kerja sama antara Indonesia dan Uni Eropa. Presiden Prabowo yakin kerja sama Indonesia dan Uni Eropa akan saling menguntungkan.

    “Kami ingin melihat meningkatnya partisipasi Eropa dalam perekonomian kami, dan kami juga siap untuk masuk ke dalam pasar ekonomi Uni Eropa. Kami meyakini bahwa hubungan ini bersifat simbiotik, Eropa memiliki ilmu pengetahuan, teknologi, pendanaan, pengalaman bertahun-tahun dalam manajemen dan ekonomi; sementara kami memiliki sumber daya strategis, mineral penting, serta komoditas pertanian yang akan saling menguntungkan dalam kerangka kerja sama strategis ini,” kata Presiden Prabowo.

    Presiden Prabowo melanjutkan agenda resminya bertemu Presiden Dewan Eropa, setelah bertemu dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen. Selepas menyambangi Gedung Berlaymont yang merupakan markas Uni Eropa, Presiden lanjut bertemu Raja Belgia Philippe Léopold Louis Marie di Brussels.

    Dalam lawatan resminya di Brussels sejak Sabtu (12/7), Presiden Prabowo didampingi beberapa menteri Kabinet Merah Putih, yaitu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Perdagangan Budi Santoso, Menteri Investasi dan Hilirisasi/CEO Danantara Rosan Perkasa Roeslani, kemudian ada pula Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, dan Duta Besar RI untuk Belgia Andri Hadi.

    Pewarta: Genta Tenri Mawangi
    Editor: Indra Gultom
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Prabowo: Indonesia-EU berikan contoh baik di tengah gejolak global

    Prabowo: Indonesia-EU berikan contoh baik di tengah gejolak global

    Jakarta (ANTARA) – Presiden Prabowo Subianto menyatakan Indonesia dan Uni Eropa (EU) memberikan contoh yang baik bagi dunia, terutama di tengah gejolak global untuk terus memperkuat kerja sama.

    Presiden Prabowo melawat ke Brussels, Belgia, Minggu, dan bertemu dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen di markas Komisi Eropa. Dalam pertemuan itu, Presiden Prabowo dan Presiden von der Leyen mengumumkan Indonesia dan Uni Eropa berhasil mencapai kesepakatan politik dan telah merampungkan perundingan perjanjian kerja sama ekonomi komprehensif (CEPA) Indonesia-Uni Eropa setelah negosiasi itu berjalan selama kurang lebih 10 tahun.

    “Di tengah masa yang tak stabil dan penuh kebingungan, saya kira kita memberikan contoh yang tepat,” kata Presiden Prabowo saat memberikan pernyataan bersama dengan Presiden von der Leyen di Brussels, Belgia, Minggu, merujuk kepada kerja sama CEPA Indonesia-Uni Eropa.

    Dalam kesempatan yang sama, Presiden Prabowo menekankan Indonesia melihat Eropa sebagai mitra yang penting. Oleh karena itu, Prabowo menginginkan lebih banyak kehadiran dan peran Eropa dalam perekonomian Indonesia.

    “Kami melihat Eropa masih memimpin di banyak aspek kehidupan dan kami banyak melihat ke Eropa. Mungkin, banyak dari kita yang enggan mengakuinya secara terbuka, tetapi saya di sini, mengatakan secara terbuka, kami ingin melihat Eropa yang lebih kuat,” kata Presiden Prabowo.

    Presiden von der Leyen, dalam sesi jumpa pers yang sama, juga menilai Indonesia dan Uni Eropa telah mengirimkan pesan yang kuat kepada dunia bahwa kerja sama, keterbukaan, dan saling berbagi peluang merupakan jalan yang perlu diambil oleh negara-negara daripada mempertajam perbedaan dan perpecahan.

    “Bapak Presiden, terima kasih atas kunjungannya. Pesan yang kita kirim hari ini kuat dan jelas. Beberapa memilih jalan isolasi dan perpecahan pada masa-masa sulit. Eropa dan Indonesia memilih jalan yang berbeda. Kita memilih keterbukaan, kerja sama, dan menjajaki peluang bersama,” kata von der Leyen.

    “Anda selalu diterima di sini, dan Anda dapat mengandalkan Eropa,” kata Presiden Komisi Eropa kepada Presiden Prabowo.

    Dari markas Komisi Eropa di Gedung Berlaymont, Presiden Prabowo melanjutkan agenda resminya bertemu dengan Presiden Dewan Eropa António Costa dan Raja Belgia Philippe Léopold Louis Marie di Brussels.

    Dalam lawatan resminya di Brussels sejak Sabtu (12/7), Presiden Prabowo didampingi beberapa menteri Kabinet Merah Putih, yaitu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Perdagangan Budi Santoso, Menteri Investasi dan Hilirisasi/CEO Danantara Rosan Perkasa Roeslani, kemudian ada pula Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, dan Duta Besar RI untuk Belgia Andri Hadi.

    Pewarta: Genta Tenri Mawangi
    Editor: Hisar Sitanggang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.