Tag: Andrea Dovizioso

  • Yamaha Panggil Andrea Dovizioso, Mau Tes Mesin V4?

    Yamaha Panggil Andrea Dovizioso, Mau Tes Mesin V4?

    Jakarta

    Usai pensiun dari MotoGP, Andrea Dovizioso akan kembali ke lintasan akhir pekan ini. Dovizioso dipanggil Yamaha sebagai pebalap penguji.

    Andrea Dovizioso akan kembali mengendarai motor MotoGP pada uji coba Sepang Shakedown minggu ini.

    Sesuai aturan konsesi, Yamaha dan Honda diizinkan untuk menurunkan empat pebalap mereka selain pebalap penguji di sesi Sepang Shakedown. Tiga pabrik lainnya dibatasi hanya untuk pebalap penguji dan pebalap pemula, hingga uji coba resmi Sepang minggu depan.

    Ini bukan kali pertama Dovizioso bertugas sebagai pebalap penguji Yamaha. Paruh kedua musim lalu, rider Italia itu menghabiskan waktu menguji proyek Yamaha M1 menggantikan Cal Crutchlow yang cedera.

    Namun bedanya, seperti dikutip Crash, kini berembus kabar Yamaha akan menguji coba mesin baru berkonfigurasi V4 di Sepang dengan melibatkan Dovizioso. Musim lalu, Yamaha masih menggunakan mesin empat silinder segaris ketika para rivalnya di MotoGP sudah mengandalkan mesin V4.

    Yamaha juga telah mengakui bahwa mereka sedang mengembangkan mesin V4 untuk bergerak ke arah yang sama dengan para pesaing mereka di MotoGP.

    Uji coba Sepang Shakedown tidak disiarkan di televisi, dan dilakukan secara tertutup. Hal itu memungkinkan Yamaha untuk menguji mesin baru secara diam-diam.

    Pembalap pabrikan Yamaha, Alex Rins, sebelumnya mengatakan mereka berharap untuk menguji mesin V4 bersama Dovizioso pada bulan Desember. Namun Rins mengatakan bahwa rencana tersebut gagal karena mesinnya belum siap.

    Sesi Sepang Shakedown akan berlangsung mulai akhir pekan ini. Dovizioso bergabung dengan pembalap penguji Augusto Fernandez, pembalap pabrikan Rins dan Fabio Quartararo, serta Jack Miller dan Miguel Oliveira dari Pramac.

    (rgr/dry)

  • Honda Tak Lakukan Pengembangan saat Marquez Cedera

    Honda Tak Lakukan Pengembangan saat Marquez Cedera

    Jakarta

    Bos tim LCR MotoGP Lucio Cecchinnello mengatakan Honda tidak melakukan pengembangan saat Marquez mengalami cedera pada musim 2020. Honda memang bergantung pada Marquez untuk mengembangkan mesin RC213V. Maka ketika Marquez cedera, tim tersebut pun kebingungan.

    Juara dunia delapan kali Marquez dan Honda mendominasi balap MotoGP pada era 2010-an. Kemitraan Honda dan Marquez memenangkan gelar dari tahun 2013-2014, serta 2016-2019.

    Tahun 2019 merupakan tahun paling dominan bagi Marquez. The Baby Alien menang 12 kali dan finis kedua di setiap balapan, dan menjuarai MotoGP 2019 dengan selisih 151 poin di atas pebalap Ducati, Andrea Dovizioso.

    Marc Marquez Foto: AFP/WILLIAM WEST

    Sinergi ciamik antara Honda dan Marquez belakangan menjadi bumerang. Terbukti saat 2019 hanya Cal Crutchlow yang mampu naik podium selain Marquez. Selain itu ketika Marquez mengalami cedera panjang, Honda tak lagi bertaji di lintasan.

    Dalam wawancara dengan GPOne, Cecchinello, yang bekerja sama menjadi tim satelit Honda sejak 2006 di MotoGP, buka-bukaan tentang seberapa besar pengaruh Marquez ke performa tim Repsol Honda secara keseluruhan.

    “Motor Marc bagus, dia mampu mengatasi bagian depan Honda dan menggunakan ban yang lebih hard dibanding yang lain,” kata Lucio Cecchinello dikutip Kamis (9/1/2025).

    “Contohnya balapan di awal musim 2020, di Jerez dia menyalip semua orang, lalu dia kehilangan kendali di depan dan setelah kembali ke motor, dia menunjukkan comeback yang hebat. Kemudian Honda mengatakan, mau menunggu sampai Marc pulih, tetapi seperti yang kita tahu ada komplikasi,” sambung dia.

    “Selama Marc absen, kami tidak melakukan apa pun dalam hal pengembangan, sementara merek lain terus mengembangkan proyek mereka,” tambah Cecchinello. Honda baru melakukan pengembangan lagi pada 2021 saat Marquez mulai pulih. Tapi saat itu pengembangannya pun hanya terbatas pada aspek aerodinamika.

    Akhirnya Marquez meninggalkan Honda pada akhir tahun 2023 karena performa motornya gagal membaik, dan pebalap Spanyol itu bergabung dengan skuad Gresini Ducati untuk tahun 2024. Musim lalu Marquez memenangkan tiga grand prix sejak 2021. Marquez pun naik kelas ke tim pabrikan Ducati untuk tahun 2025.

    (lua/riar)

  • Tanpa Sprint Race, Bagnaia Klaim Bisa Setangguh Marquez di Era Prime

    Tanpa Sprint Race, Bagnaia Klaim Bisa Setangguh Marquez di Era Prime

    Jakarta

    Francesco Bagnaia belum sepenuhnya menerima hasil MotoGP 2024. Sebab, dia membayangkan, seandainya Sprint Race atau balapan pendek dihapus, dia yakin bisa mengulang kisah sukses Marc Marquez di era prime, yakni juara dengan selisih poin jauh!

    Disitat dari Motosan, Bagnaia meraih 11 kemenangan dari 20 balapan inti (race) musim lalu. Namun, gelar juaranya direbut Jorge Martin yang hanya mampu menang tiga kali. Sebab, di sesi Sprint Race, kemenangan The Martinator lebih banyak dari Bagnaia.

    Bagnaia kemudian membayangkan, seandainya Sprint race dihilangkan, maka dia akan menang mutlak di MotoGP 2024. Pebalap Ducati tersebut yakin mampu mengulang catatan manis prime Marquez di MotoGP 2019.

    “Jika Anda melihat balapan Minggu, terlepas soal insiden jatuh, saya selalu finis di tiga besar, kecuali di Austin, di mana saya berada di urutan kelima. Saya pikir itu merupakan musim, jika Anda menghapus Sprint Race, saya setara Marc Marquez di musim 2019,” ujar Bagnaia, dikutip Selasa (31/12).

    Marc Marquez MotoGP 2019. Foto: Mirco Lazzari gp/Getty Images

    Sebagai pengingat, MotoGP 2019 merupakan musim paling sempurna Marc Marquez sepanjang sejarah. Ketika itu, The Baby Alien meraih 12 kemenangan dari 19 kali balapan. Sementara sisanya, dia meraih enam podium dan jatuh sekali.

    Hasilnya, Marquez mengumpulkan 420 poin yang bersejarah. Catatan tersebut jauh mengungguli Andrea Dovizioso di peringkat kedua dengan hanya 269 poin.

    Mari kita berhitung. Bagnaia musim lalu meraih 11 kemenangan, satu podium kedua, empat podium ketiga, sekali finis kelima dan tiga kali jatuh. Maka, dengan demikian, dia sudah mengumpulkan 498 poin hanya dari balapan inti (race).

    “Menurut saya, itu tetap musim yang luar biasa. Kami butuh sedikit waktu untuk memahami motor dengan baik. Kami membutuhkan empat balapan, sampai kami tiba di Jerez (GP Spanyol) dan kami memahami potensinya. Segalanya luar biasa sejak saat itu,” kata Bagnaia.

    (sfn/din)

  • Ducati Sulit Lakukan Team Order Demi Muluskan Bagnaia

    Ducati Sulit Lakukan Team Order Demi Muluskan Bagnaia

    Jakarta

    Perebutan gelar juara dunia 2024 masih harus dituntaskan hingga seri terakhir. Pebalap pabrikan Ducati Lenovo Francesco Bagnaia vs rider Pramac Ducati Jorge Martin bakal tampil mati-matian. Manajer tim Ducati, Davide Tardozzi menyebut situasinya sulit untuk meminta team order.

    Empat pebalap teratas MotoGP 2024 saat ini dihuni para penunggang Ducati. Jorge Martin memimpin 24 poin dari Francesco Bagnaia. Kemudian posisi tiga besar ditempati oleh Marc Marquez, namun selisihnya cuma satu poin dari Enea Bastianini.

    Tardozzi bilang setiap pebalap Ducati sekarang punya kepentingan masing-masing. Bagnaia harus fokus demi mengejar juara dunia 2024, sementara Bastianini berjuang untuk bisa menyelesaikan balapan demi posisi tiga besar di akhir klasemen.

    “Ini sangat sulit karena Jorge dan Pecco bermain untuk nomor satu, tapidua pembalap yang bisa membantu dalam situasi inidengan satu atau lain cara adalah Marc dan Enea. Dan mereka bermain untuk posisi ketiga,” kata Tardozzi dikutip dari Diario AS, Selasa (12/11/2024).

    “Kami mengatakan apa yang telah kami katakan sejak pertengahan tahun, jangan melakukan hal-hal bodoh di antara kalian,” kata Tardozzi.

    “Kami tidak ingin ada perasaan buruk atau semacamnya di antara para pebalap terbaik kami,” jelasnya lagi.

    Jika para pebalap tidak punya urusan masing-masing, mantan pebalap Ducati, Casey Stoner yakin Ducati bakal menerapkan team order guna memuluskan langkah Bagnaia jadi juara dunia.

    “Saya kenal pabrikan itu, dan saya tahu apa yang mampu mereka lakukan untuk menang,” kata Stoner.

    Pesan “Mapping 8” ini pernah digunakan Ducati saat masih ada Jorge Lorenzo. Pada 2017, ketika Andrea Dovizioso memperebutkan gelar juara dunia, Ducati mengeluarkan pesan Mapping 8 kepada Lorenzo, rekan setim Dovi.

    Kala itu pesan Mapping 8 itu dipercaya sebagai team order karena setelah Lorenzo dapat pesan tersebut langsung terlihat loyo.

    (riar/din)