Tag: Andi Edy Manaf

  • Delay 4 Jam, Wabup Bulukumba Geram: Apa Ini? Kok Bisa Begini

    Delay 4 Jam, Wabup Bulukumba Geram: Apa Ini? Kok Bisa Begini

    FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Viral di Media Sosial video Wakil Bupati Kabupaten Bulukumba, Andi Edy Manaf, komplain ke maskapai Lion Air.

    Dalam video yang beredar, Andi Edy bersama Wakil Bupati Soppeng, Selle KS Dalle merasa dirugikan karena harus menunggu berjam-jam.

    “Ini Jogja jam berapa? Dek Jogja jam berapa? Tadi delay satu jam kan, sekarang begitu sampai di sini, delay tiga jam lagi,” kata Andi Edy kepada salah seorang staf, dikutip pada Senin (14/7/2025).

    Andi Edy sangat menyayangkan penundaan penerbangan tersebut. Pasalnya, dianggap bisa merugikan para penumpang.

    “Apa ini? Kok bisa begini? Apa yang menyebabkan ini?,” cetusnya.

    Ia kemudian menyinggung bahwa Bupati Soppeng, Suwardi Haseng, sudah terbiasa naik pesawat. Sama seperti wakilnya, Selle.

    “Bupati Soppeng katanya kalau naik pesawat itu sudah terbiasa. Biasanya hanya (delay) satu jam, ini empat jam,” ucapnya penuh penyesalan.

    Dalam video yang sama, Selle memberikan komentar satir kepada petinggi Lion Air.

    “Salah satu persyaratan untuk menjadi manager di Liyon itu penumpang dianggap manusia ketika belum ada tiket,” kata Selle.

    Setelah bayar tiket, lanjut Selle, maka para penumpang dianggap setara dengan barang.

    “Bayangkan biar di atas pesawat segala-galanya masih berbayar. Minum apa,” tandasnya.

    Andi Manaf yang merekam aksi protes itu tidak lupa menyentil pramugari hingga pilot Lion Air yang terpaksa juga harus menunggu jadwal penerbangan lebih lama dari biasanya.

    “Ini saja pramugari, pilot, pada nganggur semua, ngopi, karena delay,” Andi Edy menunjuk ke arah yang dimaksud.

  • Gegara Beda Pilihan di Pilkada, Makam Nenek & 12 Anggota Keluarga Dibongkar: Dipindahkan Tempat Lain

    Gegara Beda Pilihan di Pilkada, Makam Nenek & 12 Anggota Keluarga Dibongkar: Dipindahkan Tempat Lain

    TRIBUNJATIM.COM – Beda pilihan saat pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024, sebanyak 13 makam di Bulukumba, Sulawesi Selatan, dibongkar.

    Pihak keluarga yang kuburannya dibongkar tersebut berbeda pilihan dengan pemilik lahan.

    Tak pelak kejadian ini membuat warga geger. 

    Diketahui, lokasi makam yang dibongkar itu berada di Pekuburan Bulu-bulu, Lingkungan Teko, Kelurahan Tanahkongkong, Kecamatan Ujung Bulu, Kabupaten Bulukumba.

    Lahan Pekuburan Bulu-Bulu merupakan milik keluarga besar warga setempat berinisial A.

    Pihak keluarga memilih untuk memindahkan jenazah ke pemakaman yang berada di Jalan Muh Hatta pada Rabu (11/12/2024).

    Pemilik lahan disebut meminta untuk memindahkan makam karena beda pilihan saat Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Bulukumba pada 27 November 2024 lalu.

    Salah satu keluarga jenazah yang makamnya dibongkar, Tanti, mengatakan bahwa ada kesalahpahaman dengan orang pemilik lahan.

    “Kami beda pilihan dengannya, sehingga meminta kami pindahkan kuburan nenek, ibu, dan keluarga kami lainnya,” kata Tanti, seperti dikutip dari Tribun Timur.

    Tanti menuturkan, neneknya sudah dikubur di lokasi pemakaman tersebut sekitar 47 tahun lamanya.

    “Umurnya kuburan itu 47 tahun lalu, dan yang terbaru itu ada keluarga kami sekitar tujuh tahun lalu dan ikut kami bongkar lalu dipindahkan tempat lain,” beber Tanti.

    Akhirnya, Tanti bersama keluarga lainnya patungan untuk membeli lahan di Jalan Muh Hatta.

    Tanti memilih untuk membeli lahan agar kejadian serupa tidak terulang di kemudian hari.

    Adapun jasad warga yang digali kuburannya adalah Abd Muluk, Siti Haisah, Indo Uji, Huderiah, Safaruddin, Rahbiah, Salmiah dan tiga anak balita.

    Pembongkaran sejumlah makam di Pekuburan Bulu-bulu, Lingkungan Teko, Kelurahan Tanahkongkong, Kecamatan Ujung Bulu, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, Rabu (11/12/2024). (Tribunnews.com)

    Peristiwa gali kuburan karena beda pilihan di Pilkada juga sebelumnya terjadi di Desa Manjalling, Kelurahan Dannuang, Kecamatan Ujung Loe, Bulukumba, Sulawesi Selatan.

    Makam yang dibongkar dan dipindah itu adalah makam pasutri bernama Mattayang Daeng Lengu dan sang istri, Nurlia.

    Nurlia dimakamkan pada 13 Maret 2022, sedangkan Mattayang pada 27 Juli 2023.

    Keduanya awalnya dikuburkan di lahan milik orang lain di kampung tersebut sebelum makam dibongkar.

    Suasana pembongkaran dan pemindahan makam yang dilakukan para warga ini viral di media sosial usai diunggah akun Instagram @bulukumba_iinfo.

    Pembongkaran dan pemindahan terjadi pada Jumat (29/11/2024).

    Dalam unggahan video dijelaskan, pembongkaran makam terjadi lantaran pemilik lahan yang meminta ahli waris untuk memindahkan makam kedua orang tuanya.

    “Dua kuburan pasangan suami istri di Kelurahan Dannuang, Kecamatan Ujungloe, Kabupaten Bulukumba, dibongkar pada Rabu, 29 November 2024.

    Peristiwa ini diduga dipicu perbedaan pilihan dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada),” terang unggahan itu, melansir dari Banjarmasin Post.

    Perbedaan politik diduga terjadi antara pemilik lahan makam dengan anak mendiang, Nurmi.

    Pembongkaran makam di Pekuburan Bulu-bulu, Lingkungan Teko, Kelurahan Tanahkongkong, Kecamatan Ujung Bulu, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, Rabu (11/12/2024). (Tribun-Timur.com/Samsul Bahri)

    Belakangan, Nurmi tidak sepakat dengan pilihan politik orang tuanya dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Bulukumba 2024.

    Diduga karena perbedaan pilihan, pemilik lahan tempat makam almarhum meminta Nurmi untuk memindahkan makam orang tuanya.

    Penggalian makam dan proses pemindahan dilakukan warga setempat.

    Nurmi, dengan bantuan warga setempat, memindahkan makam tersebut ke Desa Dusun Kailie, Desa Manjalling. 

    Warga ikut menggali makam dan membantu proses pemindahan.

    Pemerintah Desa Manjalling juga turut membantu dengan memakamkan kembali di pekuburan umum desa tersebut.

    Dua makam tersebut dipindah ke tempat pemakaman umum di Desa Manjalling.

    Pemerintah Desa Manjalling menyetujui pemindahan makam agar masalah tidak berlarut-larut.

    Dikutip dari Tribun Timur, Wakil Bupati Bulukumba, Andi Edy Manaf, menemui Nurmi dan mendengarkan masalah yang dihadapi.

    “Tentu masalah ini menjadi pelajaran bagi kita semua.”

    “Dan kita berharap tidak ada lagi yang terjadi kedepannya,” kata Edy Manaf.

    Ia juga berharap agar masalah ini tidak berlarut-larut dan tidak dipersoalkan lebih jauh.

    Wakil Bupati Bulukumba, Andi Edy Manaf berharap agar permasalahan beda pilihan agar segera dihentikan.

    Ia tidak ingin ada warganya terpaksa berselisih paham karena beda pilihan hingga bongkar kuburan.

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

  • Viral Makam Pasutri di Bulukumba Dibongkar dan Dipindah Akibat Beda Pilihan di Pilkada

    Viral Makam Pasutri di Bulukumba Dibongkar dan Dipindah Akibat Beda Pilihan di Pilkada

    Jakarta: Baru-baru ini, sebuah kasus pemindahan makam pasangan suami istri (pasutri) di Bulukumba menjadi sorotan publik. Peristiwa ini berawal dari adanya dugaan perbedaan dukungan politik dalam Pilkada 2024.

    Pada Jumat, 29 November 2024, terjadi pembongkaran dua makam di Desa Manjalling, Kecamatan Ujung Loe, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Video pembongkaran makam tersebut viral di media sosial dan menghebohkan jagat maya.

    Dalam video beredar, tampak sejumlah warga menggali makam. Ada dua makam yang jaraknya agak berjauhan yang saat itu dibongkar warga. Dalam narasi video disebutkan bahwa makam tersebut milik pasutri bernama Mattayang Daeng Lengu dan Nurlia. Anak dari almarhum diduga berbeda dukungan dengan pemilik lahan kuburan.

    Jenazah Mattayang Daeng Lengu dan Nurlia dipindahkan ke pemakaman umum setelah pemilik lahan meminta lokasi makam mereka dikosongkan. Peristiwa ini mencerminkan bagaimana perbedaan politik bisa merembet hingga urusan yang seharusnya sakral.

    Peristiwa ini sontak mendapat kecaman dari berbagai pihak, termasuk Wakil Bupati Bulukumba, Andi Edy Manaf. Menurut Edy, peristiwa ini seharusnya tidak harus terjadi. Apalagi hanya disebabkan perbedaan pilihan di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 27 November lalu.

    Baca juga: Waduh! Perahu Nelayan di Mamuju Tengah Hancur Diterjang Ombak Tinggi

    “Yang jelasnya saya merasa bersedih. Apapun bentuknya, saya sebagai wakil bupati prihatin dengan kejadian ini. Ini mungkin dampak dari perbedaan (pilihan). Sebetulnya tidak boleh ada yang seperti ini (pembongkaran kuburan). Kasihan masyarakat kita yang mulai berangkat dari niat yang baik, akhirnya hanya karena perbedaan terjadi seperti ini” kata Andi Edy Manaf.

    Edy yang juga mencalonkan diri sebagai wakil bupati Bulukumba nomor urut 2 ini, berjanji akan menanggung biaya perbaikan kedua kuburan tersebut.

    “Sebagai bentuk belasungkawa, secara pribadi saya akan menanggung seluruh biaya perbaikan kuburan kedua almarhum dan almarhumah,” lanjutnya.

    Kasus pemindahan makam di Bulukumba ini menjadi pengingat penting bagi kita semua untuk menghindari perbedaan politik yang dapat memicu konflik sosial. Pilkada seharusnya menjadi ajang pesta demokrasi yang menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan bangsa, bukan malah menjadi pemicu perpecahan.

    Jakarta: Baru-baru ini, sebuah kasus pemindahan makam pasangan suami istri (pasutri) di Bulukumba menjadi sorotan publik. Peristiwa ini berawal dari adanya dugaan perbedaan dukungan politik dalam Pilkada 2024.

    Pada Jumat, 29 November 2024, terjadi pembongkaran dua makam di Desa Manjalling, Kecamatan Ujung Loe, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Video pembongkaran makam tersebut viral di media sosial dan menghebohkan jagat maya.
     
    Dalam video beredar, tampak sejumlah warga menggali makam. Ada dua makam yang jaraknya agak berjauhan yang saat itu dibongkar warga. Dalam narasi video disebutkan bahwa makam tersebut milik pasutri bernama Mattayang Daeng Lengu dan Nurlia. Anak dari almarhum diduga berbeda dukungan dengan pemilik lahan kuburan.
     
    Jenazah Mattayang Daeng Lengu dan Nurlia dipindahkan ke pemakaman umum setelah pemilik lahan meminta lokasi makam mereka dikosongkan. Peristiwa ini mencerminkan bagaimana perbedaan politik bisa merembet hingga urusan yang seharusnya sakral.

    Peristiwa ini sontak mendapat kecaman dari berbagai pihak, termasuk Wakil Bupati Bulukumba, Andi Edy Manaf. Menurut Edy, peristiwa ini seharusnya tidak harus terjadi. Apalagi hanya disebabkan perbedaan pilihan di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 27 November lalu.

    “Yang jelasnya saya merasa bersedih. Apapun bentuknya, saya sebagai wakil bupati prihatin dengan kejadian ini. Ini mungkin dampak dari perbedaan (pilihan). Sebetulnya tidak boleh ada yang seperti ini (pembongkaran kuburan). Kasihan masyarakat kita yang mulai berangkat dari niat yang baik, akhirnya hanya karena perbedaan terjadi seperti ini” kata Andi Edy Manaf.

    Edy yang juga mencalonkan diri sebagai wakil bupati Bulukumba nomor urut 2 ini, berjanji akan menanggung biaya perbaikan kedua kuburan tersebut.

    “Sebagai bentuk belasungkawa, secara pribadi saya akan menanggung seluruh biaya perbaikan kuburan kedua almarhum dan almarhumah,” lanjutnya.

    Kasus pemindahan makam di Bulukumba ini menjadi pengingat penting bagi kita semua untuk menghindari perbedaan politik yang dapat memicu konflik sosial. Pilkada seharusnya menjadi ajang pesta demokrasi yang menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan bangsa, bukan malah menjadi pemicu perpecahan.

    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (SUR)