Tag: Amran Sulaiman

  • Jangan cuma Berani ke Pengamat, tapi ke Kolega Juga

    Jangan cuma Berani ke Pengamat, tapi ke Kolega Juga

    GELORA.CO – Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman jangan hanya berani kepada pengamat, melainkan juga harus bernyali kepada koleganya yang disebut-sebut terseret kasus tindak pidana korupsi.

    Demikian disampaikan pengamat politik Refly Harun dalam video yang diunggah di kanal YouTube Refly Harun berjudul “Sempat Viral Prabowo Sebut RH-RG! Kini Mentan Omong Pengamat Musuh Negara Negara! Lengkap Klarifikasi!!” yang diunggah pada Sabtu, 19 April 2025.

    Dalam video itu, Refly Harun menyoroti adanya pemberitaan yang menyebutkan akan ada pengamat terkenal dari sebuah perguruan tinggi negeri (PTN) ternama yang akan masuk penjara karena melakukan korupsi, dan bahkan pengamat itu disebut sering melontarkan kritikan.

    “Saya orang yang selalu mendorong siapa pun yang tahu kejahatan seperti itu, terbuka saja, laporkan kepada polisi. Tapi jangan kejahatan yang dianggap kejahatan, seperti berbeda pendapat, dulu melanggar prokes itu sih ecek-ecek namanya, tapi kalau korupsi, kongkalikong laporkan, jadi saya pun juga mendukung, asal memang benar,” kata Refly seperti dikutip RMOL, Minggu 20 April 2025.

    Bukan hanya melaporkan pengamat ke aparat penegak hukum, kata Refly, Mentan Amran juga harus berani melaporkan koleganya sesama menteri yang diduga banyak melakukan korupsi, seperti kasus BTS, kasus hutan, minyak goreng, tambang, dan lainnya.

    “Itu bukan hanya Rp5 miliar sebagaimana disinyalir oleh Mentan ini, tapi triliunan sudah. Berani nggak mengungkapkan atau mengucapkannya? Ya mungkin tidak berani, karena tidak langsung terkait dengan Kementerian Pertanian,” kata Refly.

    Refly juga turut membacakan berita yang berisi pengakuan Mentan Amran terkait adanya upaya lobi-lobi dari pejabat yang meminta agar memaafkan kasus pengamat terlibat proyek fiktif yang merugikan keuangan negara mencapai Rp5 miliar di Kementerian Pertanian.

    “Bro Amran Sulaiman, anda paham nggak, kalau anda menyebutkan ada pejabat yang melobi agar dibebaskan, maka pejabat itu kena, pejabat itu anda laporkan juga karena dia sudah melakukan yang namanya obstruction of justice ya,” tegas Refly.

    Meski begitu, Refly juga mengingatkan kepada para pengamat untuk berfokus menjadi pengamat  yang lurus dan tidak bermain proyek sana-sini.

    “Menjadi pengamat itu di Indonesia ini jauh lebih berat dibandingkan menjadi pejabat,” kata Refly.

    “Kenapa? Karena tuntutan untuk lurus, untuk menjaga integritas, lebih tinggi daripada penjabat. Lebih tinggi daripada penegak hukum, lebih tinggi daripada hakim, lebih tinggi daripada jaksa,” sambungnya.

    Selain itu, Refly meminta agar perbuatan seseorang tidak dikait-kaitkan dengan kritikan yang disampaikan. Mengingat, kritik harus dibalas dengan kritik atau adu data.

    “Jadi kalau misalnya ada orang yang mengkritik, jangan kita kait-kaitkan wah dia ada proyek dan lain sebagainya dan lain sebagainya. Kalau misalnya ada korupsi di Rp5 miliar, ya sebutkan, tapi jangan kaitkan dengan kritiknya selama ini,” kata Refly.

    “Kalau begitu nanti kita makin distrust society ya kan. Tapi saya tetap dukung orang-orang yang berani mengungkapkan kebenaran, terutama ada kasus korupsi. Bahkan bila perlu, tidak hanya berani kepada seorang pengamat, ke koleganya juga, nah itu baru keren,” pungkas Refly.

  • Profil Andi Amran Sulaiman, Menteri Pertanian yang Bongkar Proyek Fiktif Rp5 Miliar

    Profil Andi Amran Sulaiman, Menteri Pertanian yang Bongkar Proyek Fiktif Rp5 Miliar

    PIKIRAN RAKYAT – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkap proyek fiktif Rp5 miliar di Kementan yang menyeret beberapa pejabat dan pengamat pertanian.

    Menteri Andi Amran Sulaiman mengungkap sejumlah pejabat bahkan melakukan lobi padanya dan minta dimaafkan saja. Pengamat yang terlibat juga diduga menyebar opini tak berdasar.

    Pihaknya dengan tegas akan membawa kasus proyek fiktif Rp5 miliar itu ke jalur hukum. Berikut profil Andi Amran Sulaiman.

    Profil Andi Amran Sulaiman

    Ia adalah pengusaha sukses dan Menteri Pertanian Republik Indonesia periode 2014-2019 di era pemerintahan Presiden Jokowi.

    Pria kelahiran Bone, Sulawesi Selatan pada 27 April 1968 kembali dipercaya sebagai Mentan menggantikan Syahrul Yasin Limpo yang tersandung kasus korupsi pada Oktober 2023.

    Amran menempuh pendidikan di Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar, meraih gelar sarjana sampai doktor di bidang pertanian dengan spesialisasi ilmu hama dan penyakit tanaman.

    Ia dikenal sebagai salah saru menteri terkaya karena perannya sebagai petinggi Tiran Group, perusahaan sektor agribisnis, pertambangan, dan perdagangan yang berpusat di Makassar yang didirikannya pada 1998.

    Tiran Group berkembang pesat jadi salah satu konglomerasi berpengaruh besar di Sulawesi dan nasional. Ia banyak mengembangkan produk pertanian dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar.

    Perusahaan ini juga berkontribusi dalam upaya peningkatan ketahanan pangan nasional, khususnya lewat pengembangan komoditas pertanian strategis.

    3 Kali Menjabat sebagai Menteri Pertanian

    Presiden Jokowi menunjuk Andi Amran Sulaiman sebagai Menteri Pertanian tahun 2014. Ia berhasil membawa berbagai terobosan di sektor pertanian.

    Salah satu pencapaian pentingnya yakni peningkatan produksi beras nasional yang berhasil mencapai surplus dalam beberapa tahun, membantu Indonesia mengurangi impor pangan secara signifikan.

    Kementan mendukung modernisasi pertanian dengan memberi akses lebih luas bagi petani pada teknologi, alat mesin pertanian dan program bantuan pemerintah di bawah kepemimpinannya.

    Ia kembali dipercaya menggantikan Syahrul Yasin Limpo yang ditangkap atas kasus korupsi 25 Oktober 2023 dan kabinet Presiden Prabowo Subianto saat ini.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Mentan Amran Tegaskan Dukungan Jokowi dan Prabowo dalam Perangi Mafia Pangan – Page 3

    Mentan Amran Tegaskan Dukungan Jokowi dan Prabowo dalam Perangi Mafia Pangan – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Beredarnya potongan video pidato Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat menghadiri wisuda di Universitas Hasanuddin, yang menyebut dirinya pernah mendapat teguran dari seorang Wakil Presiden terkait pemberantasan mafia beras, memantik klarifikasi dari Kementerian Pertanian.

    Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Pertanian, Moch. Arief Cahyono, menegaskan bahwa teguran tersebut justru dianggap sebagai masukan positif bagi Mentan Amran.

    “Pernyataan Pak Menteri dalam video tersebut merujuk pada pengalaman beliau di masa lalu, saat menjabat sebagai Menteri Pertanian,” ujar Arief di Jakarta, Jumat, (18/4/2025).

    “Itu menjadi pengingat bagi beliau untuk semakin hati-hati dan bijak dalam mengambil langkah strategis, khususnya terkait kebijakan pangan nasional,” lanjutnya.

    Arief menjelaskan bahwa melalui cerita tersebut, Menteri Amran ingin menekankan dukungan penuh Presiden dan Wakil Presiden dalam upaya pemberantasan mafia pangan. “Pak Menteri selalu memegang prinsip keberpihakan pada petani dan tidak gentar membongkar praktik mafia pangan, meskipun harus menghadapi risiko besar,” tegasnya.

    Bukti nyata dari dukungan tersebut terlihat dari kinerja Kementerian Pertanian di bawah kepemimpinan Mentan Amran dalam mengungkap 784 kasus mafia pangan selama periode sebelumnya bersama Satgas Pangan Polri.

    Dari jumlah tersebut, 411 orang ditetapkan sebagai tersangka, mencakup kasus-kasus pupuk, hortikultura, ternak, hingga beras. Bahkan, di internal Kementerian Pertanian sendiri, 1.500 pegawai telah dikenai demosi dan mutasi karena pelanggaran kedisiplinan dan integritas.

    “Tidak mungkin pemberantasan korupsi dan mafia pangan bisa sekuat ini tanpa dukungan penuh dari Presiden dan Wakil Presiden,” lanjut Arief.

    “Kami tegaskan bahwa baik Presiden Joko Widodo maupun Presiden Prabowo Subianto bersama wapresnya memiliki komitmen tinggi dalam memerangi mafia pangan. Dan Pak Menteri Amran terus melanjutkan komitmen tersebut,” lanjutnya.

  • Didukung Presiden Jokowi dan Prabowo Bersama Para Wapres, Mentan Berhasil Ungkap 784 Kasus Mafia Pangan – Page 3

    Didukung Presiden Jokowi dan Prabowo Bersama Para Wapres, Mentan Berhasil Ungkap 784 Kasus Mafia Pangan – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Beredar video pidato Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam wisuda di Universitas Hasanuddin. Saat berpidato, Amran menyebut dirinya pernah mendapat teguran dari Wakil Presiden terkait pemberantasan mafia beras.

    Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Pertanian, Moch. Arief Cahyono, memberikan penjelasan atas isi pernyataan tersebut. “Pernyataan Pak Menteri dalam video tersebut merujuk pada pengalaman beliau di masa lalu, saat menjabat sebagai Menteri Pertanian,” ujar Arief dalam keterangan tertulis, Sabtu (19/4/2025). 

    Arief menegaskan bahwa teguran yang diterima Mentan Amran saat itu justru dianggap sebagai masukan sangat positif. “Itu menjadi pengingat bagi beliau untuk semakin hati-hati dan bijak dalam mengambil langkah strategis, khususnya terkait kebijakan pangan nasional,” tambahnya.

    Menurut Arief, melalui cerita tersebut, Menteri Amran ingin menyampaikan bahwa dengan dukungan Presiden dan Wakil Presiden, mentan Amran tidak ragu bertindak demi membela petani dan menjaga kepentingan nasional.

    “Pak Menteri selalu memegang prinsip keberpihakan pada petani dan tidak gentar membongkar praktik mafia pangan, meskipun harus menghadapi risiko besar,” tegasnya.

    Ungkap 784 Kasus Mafia Pangan 

    Kementerian Pertanian di bawah kepemimpinan Mentan Amran, dengan dukungan penuh dari Presiden Jokowi dan Presiden Prabowo beserta para Wakil Presiden, pada era pemimpin tersebut di atas kementan dan APH ( Kepolisian, Kejaksaan dan KPK ) berhasil mengungkap 784 kasus mafia pangan selama periode sebelumnya bersama Satgas Pangan Polri.

    Dari jumlah tersebut, 411 orang ditetapkan sebagai tersangka, mencakup kasus-kasus pupuk, hortikultura, ternak, hingga beras. Di internal Kementan sendiri, 1.500 pegawai telah dikenai demosi dan mutasi karena pelanggaran kedisiplinan dan integritas.

    “Tidak mungkin pemberantasan korupsi dan mafia pangan bisa sekuat ini tanpa dukungan penuh dari Presiden dan Wakil Presiden. Kami tegaskan bahwa baik Presiden Joko Widodo maupun Presiden Prabowo Subianto bersama wapresnya memiliki komitmen tinggi dalam memerangi mafia pangan. Dan Pak Menteri Amran terus melanjutkan komitmen tersebut,” lanjut Arief.

    Deretan Kasus 

    Hingga kini, Kementerian Pertanian terus bersinergi dengan KPK, Kepolisian, dan Kejaksaan untuk menindak tegas kasus-kasus seperti pupuk palsu, manipulasi MinyaKita, serta dugaan korupsi di lingkungan internal. Dalam 130 hari pertama Kabinet Merah Putih, Mentan Amran telah menunjukkan ketegasannya: tercatat 20 orang ditetapkan sebagai tersangka, dan 50 perusahaan tengah diproses secara hukum.

    “Presiden dan Wakil Presiden kita sangat tegas dalam isu pangan, khususnya perangi korupsi dan Mafia pangan. Bagi Pak Menteri, integritas adalah harga mati. Siapa pun yang terbukti merugikan petani—baik mitra kerja, pengamat, maupun pegawai internal—akan ditindak tanpa kompromi,” tutup Arief.

  • Top 3: Papua Masih Punya Banyak Gunung Emas – Page 3

    Top 3: Papua Masih Punya Banyak Gunung Emas – Page 3

    Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan, terdapat seorang pengamat yang menyebarkan opini tanpa dasar dan terlibat dalam proyek fiktif yang merugikan negara hingga Rp 5 miliar. Kepada pengamat tersebut, Kementerian Pertanian (Kementan) telah melakukan proses hukum dan saat ini tengah berjalan dan akan dituntaskan oleh aparat penegak hukum.

    Mentan Amran menjelaskan, proses laporan pengaduan kepada pengamat yang rugikan negara Rp 5 miliar ini akan dipercepat dan saat ini telah masuk ke ranah penegak hukum.

    “Kami sudah lakukan investigasi, dan penegak hukum telah menyimpulkan adanya kerugian negara. Proses hukum akan saya percepat karena banyak yang melobi kepada saya untuk dimaafkan, saya tolak dan siap menghadapi risiko demi rakyat,” tegas Mentan.

    Simak berita selengkapnya di sini

     

  • Presiden Prabowo dan Jokowi Komitmen Tinggi Bersama Para Wapresnya Berantas Korupsi dan Mafia Pangan

    Presiden Prabowo dan Jokowi Komitmen Tinggi Bersama Para Wapresnya Berantas Korupsi dan Mafia Pangan

    Fajar.co.id, Jakarta — Menanggapi beredarnya video pidato Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat menghadiri wisuda di Universitas Hasanuddin, yang menyebut dirinya pernah mendapat teguran dari Wakil Presiden terkait pemberantasan mafia beras, Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Pertanian, Moch. Arief Cahyono, memberikan penjelasan atas isi pernyataan tersebut.

    “Pernyataan Pak Menteri dalam video tersebut merujuk pada pengalaman beliau di masa lalu, saat menjabat sebagai Menteri Pertanian,” ujar Arief melalui keterangan tertulisnya, Jumat (18/4/2025).

    Arief menegaskan bahwa teguran yang diterima Mentan Amran saat itu justru dianggap sebagai masukan sangat positif. “Itu menjadi pengingat bagi beliau untuk semakin hati-hati dan bijak dalam mengambil langkah strategis, khususnya terkait kebijakan pangan nasional,” tambahnya.

    Menurut Arief, melalui cerita tersebut, Menteri Amran ingin menyampaikan bahwa dengan dukungan Presiden dan Wakil Presiden, mentan Amran tidak ragu bertindak demi membela petani dan menjaga kepentingan nasional. “Pak Menteri selalu memegang prinsip keberpihakan pada petani dan tidak gentar membongkar praktik mafia pangan, meskipun harus menghadapi risiko besar,” tegasnya.

    Kementerian Pertanian di bawah kepemimpinan Mentan Amran, dengan dukungan penuh dari Presiden Jokowi dan Presiden Prabowo beserta para Wakil Presiden, pada era pemimpin tersebut diatas kementan dan APH ( Kepolisian, Kejaksaan dan KPK ) berhasil mengungkap 784 kasus mafia pangan selama periode sebelumnya bersama Satgas Pangan Polri. Dari jumlah tersebut, 411 orang ditetapkan sebagai tersangka, mencakup kasus-kasus pupuk, hortikultura, ternak, hingga beras. Di internal Kementan sendiri, 1.500 pegawai telah dikenai demosi dan mutasi karena pelanggaran kedisiplinan dan integritas.

  • Indonesia dan Yordania Kerja Sama Water Management untuk Pertanian

    Indonesia dan Yordania Kerja Sama Water Management untuk Pertanian

    Jakarta, Beritasatu.com – Indonesia dan Yordania melakukan kerja sama pengelolaan air (water management) dalam sektor pertanian. Dalam lawatannya mendampingi Presiden Prabowo Subianto ke Yordania, Menteri Pertanian (Mentan) Indonesia Andi Amran Sulaiman menandatangani memorandum of understanding (MoU) dengan Menteri Pertanian Kerajaan Hasyimiyah Yordania, Khaled Al Henefat.

    Kerja sama Indonesia dan Yordania ini menyoroti strategi pengelolaan air yang efektif dan efisien, termasuk penggunaan teknologi irigasi tetes (drip irrigation) yang telah berhasil diterapkan Yordania dalam kondisi iklim kering.

    “Insyaallah kita akan perkuat kerja sama kita dengan Yordania. Yang menarik di sana water management, kekurangan air, tetapi bisa memanage dengan baik sehingga produktif, sangat produktif,” ujar Mentan Amran,  Jumat (18/4/2025).

    Amran menyampaikan kekagumannya terhadap kemampuan Yordania dalam mengelola sumber daya air secara efisien. Meski dengan ketersediaan air terbatas, negara tersebut tetap mampu memenuhi kebutuhan sayuran masyarakat melalui teknologi drip irrigation yang langsung mengalirkan air ke akar tanaman.

    “Bayangkan, airnya sedikit, tetapi bisa dikelola dengan sangat baik. Sistemnya drip irrigation, dan hasil tanamannya subur,” ungkap Amran.

    Menurutnya, sistem irigasi hemat air ini akan menjadi percontohan untuk diterapkan di Indonesia, khususnya dalam menghadapi musim kemarau panjang dan tantangan perubahan iklim.

    “Airnya hanya 10%-20% dan langsung ke tanaman. Ini akan jadi pembelajaran penting bagi kita agar bisa menggunakan air seminimal mungkin, tetapi tetap produktif. Itu kuncinya,” tambahnya.

    Penandatanganan MoU pertanian ini merupakan bagian dari rangkaian kerja sama bilateral antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Kerajaan Hasyimiyah Yordania. Selain sektor pertanian, kunjungan tersebut juga menghasilkan kesepakatan kerja sama di bidang pertahanan, riset dan pendidikan, serta keagamaan.

    Poin-poin kerja sama yang tertuang dalam MoU antara Indonesia dan Yordania antara lain pertukaran informasi dan dokumentasi ilmiah maupun teknis, program pelatihan di berbagai bidang untuk mendukung pengembangan sektor pertanian, kolaborasi dalam program magang dan partisipasi dalam pameran pertanian, peningkatan perdagangan dan investasi sektor swasta di bidang pertanian.

    Poin kerja sama lainnya antara Indonesia dan Yordania yaitu penguatan kerja sama teknis dan fasilitasi akses pasar untuk produk pertanian, serta pengembangan kapasitas sumber daya manusia pertanian.

  • Biang Kerok Harga Kelapa Melambung Tinggi

    Biang Kerok Harga Kelapa Melambung Tinggi

    Jakarta

    Kelapa bulat belakangan mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan. Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengungkap biang keroknya adalah karena pelaku usaha banyak yang melakukan ekspor.

    Bydi menyebut saat ini harga ekspor tengah meningkat, sehingga lebih dipilih oleh pelaku usaha. Akibatnya, pasokan di dalam negeri menipis dan harga melambung.

    “Ya kan ini kan mahal kan karena di ekspor ya harga ekspornya memang lebih tinggi daripada harga dalam negeri sehingga karena semua ekspor, akhirnya jadi langka dalam negeri,” kata Budi ditemui di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis kemarin.

    Untuk itu, pihaknya akan mengumpulkan kembali petani, pelaku usaha atau eksportir, guna menemukan titik tengah. Karena jika terlalu murah, petani dan eksportir akan merugi, di sisi lain kebutuhan dalam negeri harus dipenuhi.

    “Karena kita juga di dalam negeri membutuhkan, tetapi harga tentunya juga kalau murah kan petani, eksportir kan nggak mau. Jadi nanti kita cari kesepakatan yang lebih baik,” ujar dia.

    Di tempat berbeda, Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman juga merespons terkait harga kelapa bulat di tingkat konsumen yang melonjak. Harga kelapa sempat melambung hingga Rp 25.000 per butir.

    Amran menerangkan salah satu penyebab harga kelapa melambung tinggi karena adanya permintaan ekspor yang juga tinggi. Dia pun menyebut pihaknya tengah berupaya untuk mempercepat tanam sehingga produksi kelapa dalam negeri meningkat.

    “Kita ingin baru mau tanam lagi. Kita percepat tanam, kita rehat, dan seterusnya. Sudah diperintahkan Bapak Presiden. Kita rencana memproduksi lagi karena demand-nya meningkat,” terang Amran saat ditemui di kantornya, Jakarta Selatan, Kamis (17/4/2025).

    Menurut Amran, Indonesia menjadi salah satu negara yang memproduksi kelapa bulat terbesar di dunia. Saat ini, produksi kelapa bulat dalam negeri sekitar 1,8-1,9 juta ton per tahun.

    Dalam pantauan detikcom pada Jumat, (11/4) lalu, harga kelapa bulat atau parut mengalami lonjakan yang signifikan. Salah seorang penjual kelapa parut di Pasar Rawa Bebek, Usin, mengatakan harga satu butir kelapa bisa mencapai Rp 25.000, tergantung ukuran.

    Padahal saat kondisi normal, kelapa parut dijual dengan harga Rp 10.000-15.000 per butir. Artinya untuk kelapa ukuran kecil, harga mengalami kenaikan dua kali lipat.

    “Sekarang Rp 20.000-25.000, tergantung ukurannya, kalau yang kecil ya Rp 20.000, kalau yang gede Rp 25.000. Kalau lagi normal yang gede paling Rp 15.000, yang kecil Rp 10.000,” kata Usin saat ditemui detikcom di lokasi, Jumat (11/4/2025).

    (kil/kil)

  • Mentan Bongkar Proyek Fiktif Rp 5 M yang Libatkan Pengamat Pertanian

    Mentan Bongkar Proyek Fiktif Rp 5 M yang Libatkan Pengamat Pertanian

    Jakarta

    Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkapkan ada proyek fiktif di Kementerian Pertanian dengan melibatkan pengamat pertanian. Menurutnya, kasus tersebut dapat merugikan negara hingga Rp 5 miliar.

    Amran tidak menyebut secara detail proyek serta identitas pengamat tersebut. Dia hanya bilang yang bersangkutan kerap membagikan data pertanian yang salah serta memberikan kritik yang konstruktif.

    “Ada si A atau si B yang mengkritik dari dulu. Dan kami menganalisa yang kritikannya sebagian besar tidak konstruktif. Bahkan kadang datanya salah,” kata Amran saat ditemui di kantornya, Jakarta Selatan, Kamis kemarin.

    Puncaknya, Amran menyebut pengamat tersebut terlibat dalam proyek pertanian. Saat Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan investigasi, hasil proyek tersebut sebagian besar fiktif dan tidak berjalan. Atas hal tersebut, Amran menyebut negara berpotensi alami kerugian hingga Rp 5 M.

    “Itu potensi kerugian Rp 5 miliar dan tidak digunakan itu barang pengadaan itu tidak digunakan. Itu pun sebagian tanda tangan fiktif, palsu tanda tangannya, dan ini yang mengkritik dari dulu pertanian, saya katakan ini musuh negara,” jelas Amran.

    Saat ini, kasus tersebut telah diserahkan kepada penegak hukum untuk ditindaklanjuti. Meski begitu, Amran enggan membeberkan lebih lanjut mengenai kasus tersebut.

    Dia menegaskan pihaknya menerima kritik dan saran dari pengamat asalkan tidak menyebabkan kerugian negara. Amran akan menindak tegas siapapun oknum yang ingin merugikan negara, baik pegawai di lingkungan Kementan maupun pengamat pertanian.

    “Jadi, jangan karena dia pengamat, enggak kebal hukum, enggak boleh dong. Siapapun masuk di pertanian, berani bermain-main, pasti kami beresin. Jangankan pengamat, pegawai sendiri aku pecat. Padahal dia anakku, anak kandungku, harusnya pecat. Apalagi pengamat masuk bermain-main, mau korupsi di pertanian, aku beresin,” tegas Amran.

    Tonton juga Video: Eks Waka DPRD Jambi 9 Jam Diperiksa Polisi Terkait SPJ Fiktif

    (rea/rrd)

  • Stok Beras Diramal 3,3 Juta Ton Mei 2025, Mentan: Tertinggi dalam 20 Tahun

    Stok Beras Diramal 3,3 Juta Ton Mei 2025, Mentan: Tertinggi dalam 20 Tahun

    Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memperkirakan, stok beras yang ada di gudang Perum Bulog dapat mencapai 3,3 juta ton pada musim panen Mei 2025. 

    Amran mengatakan, perkiraan stok beras yang dikuasai Perum Bulog kemungkinan merupakan yang tertinggi dalam 10 hingga 20 tahun terakhir.

    “Menurut laporan yang kami terima, kami kunjungan kemarin itu 3,3 juta ton lebih [perkiraannya]. Dan ini mungkin tertinggi 10-20 tahun stok kita di gudang,” kata Amran dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Pertanian (Kementan), Jakarta Selatan, Kamis (17/4/2025).

    Orang nomor satu di lingkungan Kementan itu mengungkap, saat ini stok beras di gudang-gudang Bulog per 17 April 2025 mencapai 2,8 juta ton. Dia menyebut, stok tersebut cukup banyak.

    Adapun, produksi beras dalam negeri diproyeksi cukup bagus tahun ini. Berdasarkan hasil Survei Kerangka Sampel Area (KSA) Februari 2025, total produksi padi pada Januari-Mei 2025 diperkirakan mencapai 34,47 ton GKP.

    Jika produksi padi dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi masyarakat, produksi beras sementara mencapai sekitar 16,62 juta ton beras pada periode Januari-Mei 2025.

    Jumlah tersebut mengalami peningkatan sebesar 1,83 juta ton beras atau 12,40% dibandingkan produksi beras pada periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebanyak 14,78 juta ton beras.

    Pengamat Pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori sebelumnya mengatakan, produksi tahun ini memiliki pola yang mirip dengan pola produksi di 2022, dengan puncak produksi terjadi pada Maret.

    “Ini berbeda dengan pola produksi tahun lalu yang puncak panennya di April,” kata Khudori kepada Bisnis, Kamis (10/4/2025).

    Dia mengatakan, produksi yang cukup baik ini didukung oleh iklim cuaca yang normal. Khudori merujuk Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut, cuaca tahun ini diperkirakan normal.

    Dengan demikian, besar kemungkinan di bulan-bulan berikutnya, produksi juga tidak tertekan seperti 2023 imbas adanya fenomena El Nino.

    Melihat kondisi tahun ini, Khudori optimistis produksi tahun ini lebih besar dibanding tahun lalu. 

    Merujuk data KSA BPS, produksi beras pada 2024 untuk konsumsi pangan masyarakat mencapai 30,62 juta ton. Jumlah tersebut turun sebanyak 480.040 ton atau 1,54% dibanding produksi beras di 2023 yang mencapai 31,10 juta ton. 

    Khudori mengatakan, produksi di 2024 merupakan yang terendah dalam 7 tahun terakhir. 

    Sementara itu, Khudori memperkirakan bahwa produksi beras tahun ini tak jauh berbeda dengan produksi di 2022. Masih merujuk data KSA BPS, produksi beras di tahun tersebut mencapai sekitar 31,54 juta ton, atau naik sebesar 184,50 ribu ton atau 0,59% dibandingkan produksi beras di 2021.

    “Perkiraan saya, produksi tahun ini tak jauh dari produksi 2022,” ujarnya.