Tag: Amran Sulaiman

  • Harga Singkong Anjlok, Kementan Minta Petani Fokus pada Kualitas

    Harga Singkong Anjlok, Kementan Minta Petani Fokus pada Kualitas

    Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mendorong petani untuk menanam varietas singkong dengan kadar pati tinggi agar dapat diserap oleh industri.

    Pernyataan itu disampaikan Sudaryono guna menanggapi harga singkong yang anjlok di tingkat petani. Harga komoditas ini dilaporkan masih di jual di bawah Rp1.000 per kilogram (kg).

    “Kita ingin mengedukasi petani untuk menanam singkong, bukan gede-gedean, berat-beratan jumlah, tapi menanam singkong dengan kandungan tapiokanya itu tinggi,” kata Sudaryono saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Jakarta Pusat, Jumat (13/6/2025).

    Sudaryono mengatakan, singkong yang dihasilkan oleh para petani sebagian besar akan diserap oleh industri dalam negeri. Sayangnya, kata dia, selama ini petani di Indonesia kerap menanam singkong tanpa menyesuaikan dengan kebutuhan industri dalam negeri.

    Dia mengatakan, petani di Indonesia kerap menanam varietas singkong dengan ukuran yang besar, alih-alih varietas singkong dengan kandungan pati yang tinggi.

    Sebagai informasi, industri membutuhkan singkong dengan kandungan pati yang tinggi sehingga memungkinkan industri untuk memproduksi tepung tapioka dalam jumlah besar.

    “Petani kita nanam [singkong] yang gede-gede. Sementara kandungan [pati]  dalam singkong yang besar tadi, kandungannya itu presentasenya kecil,” jelasnya. 

    Belajar dari kondisi ini, Sudaryono menyebut bahwa pemerintah ingin mengedukasi para petani untuk menanam varietas singkong sesuai dengan kebutuhan industri. Dengan begitu, petani dapat menikmati harga yang baik, dan industri bisa mendapat singkong sesuai dengan kebutuhannya.

    “Jadi, ini juga menjadi pelajaran juga bagi petani kita, dan juga dari penyuluh kita di lapangan, termasuk juga Kementerian Pertanian,” ujarnya. 

    Kementan sebelumnya telah menetapkan harga pembelian singkong untuk industri tepung nasional sebesar Rp1.350 per kg. Kebijakan ini mulai berlaku 31 Januari 2025 sebagai upaya pemerintah melindungi petani singkong.

    Keputusan itu disampaikan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman usai menghadiri pertemuan dengan pelaku industri serta petani singkong dari Lampung di Kantor Kementan, Jumat (31/1/2024).

    “Saya putuskan harga per hari ini, Rp1.350 per kilogram. Kalau melanggar, berhadapan dengan saya,” kata Amran dalam keterangannya, Jumat (31/1/2025).

    Kementan juga telah mengusulkan kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto untuk melaksanakan Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) pengendalian impor komoditas ubi kayu (singkong) dan produk turunannya. Usulan itu disampaikan Amran melalui surat permohonan Nomor B-191/PI.200/M/05/2025 tertanggal 14 Mei 2025.

    Melalui suratnya, Amran menyampaikan perlu adanya perlindungan untuk para petani komoditas ubi kayu dalam negeri. Dia mengemukakan petani singkong saat ini kesulitan menjual hasil panennya akibat meningkatnya produk impor.

    “Untuk melindungi petani dan menjaga stabilitas harga di tingkat produsen, perlu adanya langkah strategis dalam bentuk pengendalian impor, termasuk opsi penetapan larangan terbatas terhadap komoditas ubi kayu dan beberapa bentuk produk turunannya,” jelas Amran dalam suratnya, dikutip Sabtu (17/5/2025).

  • Kejar Swasembada Gula, Bunga Kredit Petani Tebu Diusulkan Cuma 3%

    Kejar Swasembada Gula, Bunga Kredit Petani Tebu Diusulkan Cuma 3%

    Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian/lembaga di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Pangan (Kemenko Pangan) mengusulkan agar suku bunga kredit usaha rakyat (KUR) untuk petani tebu diturunkan menjadi 3% dari sebelumnya 6%. Usulan itu dilakukan guna mendukung percepatan swasembada gula.

    Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menyampaikan, usulan itu disampaikan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam rapat koordinasi terbatas (rakortas) pada Kamis (13/6/2025) untuk mendukung pencapaian swasembada gula.

    “Kalau bisa, [KUR] jangan 6% tapi 3%, itu usulan Pak Mentan [dalam rakortas],” kata Arief kepada Bisnis, dikutip Jumat (13/6/2025). 

    Usulan tersebut telah disepakati dalam rakortas yang digelar bersama Kemenko Bidang Pangan dan kementerian/lembaga terkait pada Kamis (13/6/2025).

    Selanjutnya, kata Arief, usulan tersebut akan disampaikan ke Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) mengingat skema KUR diatur oleh kementerian yang dipimpin oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartarto itu.

    “KUR itu kan skemanya ada di Kementerian Perekonomian, nanti mesti dibahas dulu kan di sana,” ujarnya.

    Selain mengusulkan pemangkasan suku bunga KUR untuk petani tebu, pemerintah juga tengah merombak sejumlah aturan untuk mendorong swasembada gula.

    Aturan itu yakni Peraturan Presiden (Perpres) No.40/2023 tentang Percepatan Swasembada Gula Nasional dan Penyediaan Bioetanol sebagai Bahan Bakar Nabati (Biofuel) dan Keputusan Presiden (Keppres) No.15/2024 tentang Satuan Tugas Percepatan Swasembada Gula dan Bioetanol di Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan. 

    “Oleh karena itu, perlu disempurnakan Perpres No.40/2023 mengenai swasembada gula. Kemudian, Keppres No.15/2024 mengenai satgas percepatan swasembada gula,” kata Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan dalam konferensi pers di Kantor Kemenko Pangan, Jakarta Pusat, Kamis (12/6/2025).

    Zulhas menyebut, proses revisi kedua aturan ini tengah berlangsung. Dia mengharapkan adanya perubahan dalam peraturan tersebut dapat membantu Indonesia untuk mencapai swasembada gula dalam waktu dekat.

    Selain itu, kata dia, Indonesia diharapkan dapat mencapai swasembada gula dalam 3 tahun mendatang atau pada 2028, dengan produksi mencapai sekitar 5 juta ton. 

    “Semoga dalam 3 tahun ini kita bisa swasembada [gula], jumlahnya kira-kira 5 juta ton,” ujarnya.

  • Produksi Gula RI Diprediksi Tembus 2,9 Juta Ton

    Produksi Gula RI Diprediksi Tembus 2,9 Juta Ton

    Jakarta

    Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memprediksi produksi gula nasional mencapai 2,9 juta ton tahun ini. Ia menyebut, jika target itu tercapai maka akan menjadi yang tertinggi dalam beberapa tahun terakhir.

    Hal ini disampaikannya dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Pengembangan Tebu yang digelar di Surabaya, Jawa Timur, wilayah penghasil tebu terbesar di Indonesia, Rabu (11/6/2025) lalu.

    “Diperkirakan produksi (gula) tahun ini 2,9 juta ton, dan itu tertinggi. Kita optimis swasembada gula segera tercapai. White sugar kita sudah hampir mencukupi kebutuhan dalam negeri. Artinya, kita sedang menuju swasembada, kita mau bukan hanya gula untuk konsumsi, tapi juga industri,” kata Amran dalam keterangannya, Jumat (13/6/2025).

    Produksi gula pada 2024 diketahui mencapai 2,46 juta ton. Produksi 2024 juga naik 8,57% dibandingkan pada 2023 yang sebesar 2,27 juta ton.

    Saat ini, Kementan fokus untuk percepatan swasembada gula dengan target gula konsumsi selambatnya dapat dicapai pada tahun 2028, sedangkan gula industri pada tahun 2030.

    Amran pun mendorong seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) di sektor perkebunan khususnya tebu untuk bergerak secara eksponensial dalam meningkatkan produksi gula nasional.

    “Kita harus bergerak eksponensial. Seperti yang sudah terjadi pada sektor pangan, stok beras dan jagung kita saat ini tertinggi sepanjang sejarah kemerdekaan, sekarang giliran tebu yang kita benahi,” ujar Amran.

    Dia menjelaskan bahwa pengembangan tebu nasional akan difokuskan pada dua strategi utama yakni intensifikasi dan ekstensifikasi. Intensifikasi mencakup perbaikan irigasi, penggunaan benih unggul, pengolahan tanah yang efisien, dan penanganan serius terhadap kondisi ratoon.

    “Bayangkan, 86% ratoon kita sudah 3 ke atas, berarti sudah rusak kan. Nah, kita harus selesaikan ini dalam waktu singkat. Paling lambat 3 tahun kita harus bongkar ratoon, seluruhnya harus dibongkar, tidak ada pilihan,” tegas Amran.

    Untuk mendukung intensifikasi, pemerintah akan memberikan bantuan dalam bentuk pupuk bersubsidi, perbaikan infrastruktur pertanian, hingga dukungan benih yang berkualitas melalui sinergi dengan BUMN seperti PTPN.

    Sementara untuk ekstensifikasi, pemerintah menargetkan untuk perluasan lahan tebu baru hingga 200.000 hektare (ha) melalui kolaborasi dengan PTPN, sebagai bagian dari total 500.000 ha lahan tebu yang sedang diupayakan.

    “Ini bukan target maksimal (lahan), ini target minimal. Bisa mulai disiapkan tahun ini dan diselesaikan paling lambat tiga tahun. Anggaran untuk gula kalau untuk PTPN ya, diperkirakan Rp 10 hingga Rp 40 triliun,”ucap Amran.

    Amran juga ingin ada penyederhanaan regulasi. Salah satunya adalah sistem akumulasi pada Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang dinilai justru menyulitkan petani untuk kembali mengakses pembiayaan.

    “Kredit KUR itu harus disesuaikan. Kalau petani bayar lancar tiap tahun, kenapa tidak bisa ambil lagi? Harusnya tiap tahun bisa diakses tanpa akumulasi yang menghambat, karena saat ini setelah Rp 500 juta, enggak bisa ngambil lagi,akumulasi. Nah ini kan menghambat,” tutup Amran.

    (acd/acd)

  • Pemerintah Targetkan Swasembada Gula Tercapai dalam 3 Tahun

    Pemerintah Targetkan Swasembada Gula Tercapai dalam 3 Tahun

    Jakarta, Beritasatu.com – Pemerintah sepakat mempercepat target swasembada gula nasional dalam kurun waktu tiga tahun ke depan. Langkah ini diambil menyusul keberhasilan capaian swasembada beras dan jagung.

    Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan, yang akrab disapa Zulhas, mengatakan percepatan swasembada gula menjadi prioritas pemerintah berikutnya.

    Dalam mendukung upaya tersebut, sejumlah regulasi dinilai yakni Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 40 Tahun 2023 mengenai Percepatan Swasembada Gula Nasional dan Penyediaan Bioetanol sebagai Bahan Bakar Nabati (Biofuel), dan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 15 Tahun 2024 tentang pembentukan Satuan Tugas Percepatan Swasembada Gula dan Bioetanol perlu disempurnakan.

    “Perlu disempurnakan, dan sekarang dalam proses,” kata Zulhas dalam jumpa pers di kantor Kemenko Pangan, Kamis (12/6/2025).

    Zulhas menegaskan, swasembada gula tidak hanya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, melainkan juga gula rafinasi untuk keperluan industri.

    “Produksi gula konsumsi kita kurang sedikit, tapi ini kita maunya tidak hanya konsumsi, tetapi juga gula refinasi untuk industri,” tambahnya.

    Ia menyebut target swasembada gula sebesar 5 juta ton dapat dicapai dalam waktu tiga tahun mendatang. “Semua kita bisa, dalam 3 tahun ini kita bisa swasembada gula yang jumlahnya kira-kira 5 juta ton,” tandas Zulhas.

    Sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menargetkan produktivitas gula nasional sebelum 2028 bisa mencapai 14 ton per hektare. Menurut Amran, produktivitas saat ini baru mencapai sekitar 4 ton per hektare. Oleh karena itu, ia menilai ada banyak hal yang harus dibenahi.

    “Doakan, mudah-mudahan bisa kembali minimal 14 ton seperti zaman dahulu,” ujarnya, Selasa (10/6/2025).

  • Jual Pupuk Subsidi di Atas HET, Kios di Lumajang Langsung Ditutup

    Jual Pupuk Subsidi di Atas HET, Kios di Lumajang Langsung Ditutup

    Jakarta

    Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menemukan kecurangan pelaku usaha yang menjual pupuk subsidi di atas Harga Eceran Tertinggi (HET). Hal ini ditemukan saat melakukan kunjungan kerja ke kebun tebu P240T di wilayah Jatiroto, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Selasa (10/6).

    Temuan ini berdasarkan informasi yang diterima Amran dari Bupati Lumajang, Indah Amperawati. Menanggapi hal tersebut, Amran menekankan, penjualan pupuk di atas HET tidak dapat ditoleransi. Ia memerintahkan agar izin distributor yang melakukan pelanggaran tersebut segera dicabut.

    “Penjual pupuk di atas HET, dicabut izinnya,” tegas Amran, dikutip dalam keterangannya, Rabu (11/6/2025).

    Lebih lanjut, ia juga meminta dukungan dari aparat penegak hukum untuk menindak tegas oknum yang menjual pupuk melebihi harga ketentuan. “Saya minta Kapolres Lumajang untuk mendampingi dan agar distributor yang menjual pupuk di atas HET dicabut izinnya,” kata Amran.

    Kios Penjual Pupuk Ditutup

    Sebagai tindaklanjut, PT Pupuk Indonesia (Persero) dan Polres Lumajang melakukan pemeriksaan di lapangan. Hasilnya, pelaku usaha itu merupakan kios pupuk Berkah Abadi yang berasal dari Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

    Berdasarkan pemeriksaan di lapangan, pemilik kios mengakui telah menjual pupuk NPK subsidi sebesar Rp 150.000 per sak atau di atas HET. Biasanya satu sak berisi 50 kilogram (kg) pupuk.

    Padahal, HET pupuk bersubsidi untuk tahun 2025 telah diatur oleh Kementerian Pertanian, yaitu untuk pupuk Urea sebesar Rp 2.250/kg atau Rp 112.500/50 kg, pupuk NPK Phonska Rp 2.300/kg (Rp 115.000/50 kg), pupuk NPK untuk Kakao Rp 3.300/kg (Rp 165.000/50kg, dan pupuk Organik Rp 800/kg (Rp 40.000/50 kg).

    Kemudian, Senior Manager (SM) Regional 3A Pupuk Indonesia, Saroyo Utomo, mengatakan sebagai tindaklanjut dari pemeriksaan tersebut, kios Berkah Abadi di Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur resmi ditutup.

    “Sesuai dengan aturan dan ketentuan yang ada di surat perjanjian jual-beli antara distributor dan kios, atas pelanggaran ketentuan menjual di atas HET, maka Kios Berkah Abadi secara resmi ditutup atau diputus kontraknya pada hari ini pada tanggal 10 Juni 2025,” ujarnya.

    Pihaknya memastikan bahwa mulai hari ini operasional Kios Berkah Abadi dihentikan baik secara sistem, aplikasi penebusan pupuk subsidi atau i-Pubers, yang biasanya digunakan oleh kios. Jadi mulai 10 Juni 2025 tidak ada lagi transaksi dengan Kios Berkah Abadi.

    Pupuk Indonesia meyakini penutupan kios ini tidak akan mengganggu proses penyaluran pupuk ke petani. Stok pupuk subsidi NPK sebanyak 8 ton yang ada di kios Berkah Abadi akan dialihkan secara fisik kepada kios UD Madani yang ditunjuk sebagai pengganti oleh Pupuk Indonesia.

    Saroyo mengingatkan kepada seluruh mitra kios bahwa pelanggaran terhadap ketentuan penyaluran pupuk bersubsidi memiliki sanksi tegas. Apabila terbukti maka kios akan mendapatkan sanksi mulai dari peringatan hingga pemecatan.

    Selanjutnya, Pupuk Indonesia mewajibkan seluruh mitra kios untuk memasang spanduk yang berisi informasi mengenai nomor telepon yang dapat dihubungi apabila petani menemukan kios yang menjual pupuk bersubsidi di atas HET. Perusahaan juga mendorong masyarakat untuk melaporkan dugaan pelanggaran distribusi pupuk bersubsidi.

    Pelaporan dapat dilakukan melalui tim lapangan Pupuk Indonesia atau menghubungi pusat layanan resmi perusahaan. Adapun layanan pelanggan yang bisa diakses oleh seluruh petani dengan kontak bebas pulsa di nomor 0800 100 8001 atau WhatsApp di nomor 0811 9918001.

    “Masyarakat juga dapat berpartisipasi mengawasi peredaran pupuk bersubsidi. Jika terdapat hal mencurigakan, jangan segan untuk melapor kepada aparat penegak hukum,” tutupnya.

    Tonton juga Video: Pupuk Bersubsidi Bisa Ditebus Mulai 1 Januari 2025, Petani Bisa Diwakilkan!

    (acd/acd)

  • Jawa Timur Jadi Lumbung Pangan Nasional, Mentan: Harus Dijaga

    Jawa Timur Jadi Lumbung Pangan Nasional, Mentan: Harus Dijaga

    Lumajang, Beritasatu.com – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan, Provinsi Jawa Timur memiliki peran strategis sebagai lumbung pangan nasional yang tidak tergantikan.

    Hal ini disampaikannya saat kunjungan kerja ke Kebun P240T milik PG Djatiroto di Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Lumajang, Selasa (10/6/2026).

    “Jawa Timur ini jadi lumbung pangan nomor satu di Indonesia. Kita harus jaga betul. Kalau daerah ini terganggu, maka ketahanan pangan nasional ikut terguncang,” ujar Amran.

    Produksi Pangan dan Komoditas Strategis

    Jawa Timur saat ini menjadi salah satu provinsi dengan kontribusi terbesar terhadap produksi padi, jagung, dan komoditas strategis lain, seperti tebu, kopi, kakao, dan karet.

    Keberadaan kebun dengan produktivitas tinggi, seperti di Lumajang memperkuat posisi Jawa Timur dalam mendukung swasembada pangan nasional.

    Amran menyatakan bahwa ketahanan pangan Indonesia sangat bergantung pada keberhasilan produksi di daerah-daerah utama, seperti Jawa Timur.

    Dalam upaya meningkatkan hasil pertanian, Kementerian Pertanian terus menggenjot program modernisasi pertanian di Jawa Timur melalui penguatan benih unggul, irigasi presisi, dan digitalisasi pembiayaan petani.

    Tak hanya itu, Mentan Amran juga menyoroti pentingnya kolaborasi lintas sektor antara pemerintah pusat, daerah, BUMN, dan petani guna mewujudkan swasembada gula nasional.

    “Dulu zaman Belanda, kita bisa produksi hingga 14 ton gula per hektare. Sekarang tinggal 4 ton. Ini PR kita bersama,” tegasnya.

    Amran menekankan, yang ingin dicapai adalah produktivitas tinggi seperti masa lalu, bukan kondisi kolonialnya.

    Jaga dan Wariskan Lumbung Pangan Nasional

    Mentan Amran mengajak seluruh elemen masyarakat dan pemerintah untuk menjaga, memperkuat, dan mewariskan lumbung pangan ini bagi generasi mendatang.

    “Kalau kita jaga Jawa Timur, maka kita jaga Indonesia. Lumbung ini harus kita lindungi, tingkatkan, dan wariskan,” tambahnya.

    Ia juga menekankan pentingnya pengawasan distribusi sarana produksi pertanian agar tidak terjadi penyimpangan yang dapat merugikan petani di lapangan.

    Sebagai penghasil utama berbagai komoditas strategis, Jawa Timur memainkan peran vital dalam menjaga ketahanan pangan nasional.

    Kementerian Pertanian berkomitmen untuk terus memperkuat provinsi ini melalui program-program modernisasi, kolaborasi multisektor, dan pengawasan ketat distribusi pertanian.

    Masa depan pangan Indonesia, kata Mentan Amran, berakar dari kekuatan lumbung-lumbung pangan nasional, seperti Jawa Timur.

  • Jawa Timur Jadi Lumbung Pangan Nasional, Mentan: Harus Dijaga

    6 Jurus Mentan Amran Kejar Swasembada Gula

    Lumajang, Beritasatu.com – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman beberkan enam strategi kunci dalam mencapai swasembada gula nasional. Strategi-strategi tersebut difokuskan pada peningkatan produktivitas, pemberdayaan petani secara berkelanjutan,efisiensi budidaya, serta peningkatan pendapatan petani tebu.

    “Alhamdulillah pangan kita sudah cukup. Stok kita (beras) tertinggi selama merdeka, yaitu 4 juta ton. Jadi sekarang kita mulai melihat komoditas perkebunan yaitu tebu, kopi, kakao, karet, dan lain sebagainya. Kita fokus tebu, semoga 2 hingga 3 tahun, paling lambat 4 atau 5 tahun, Indonesia bisa mulai meraih swasembada gula,” kata Mentan Amran pada acara panen dan tanam tebu yang dilaksanakan di Kebun Lumajang 3 AFD, Desa Banter Barat, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Selasa (10/6/2025).

    Mentan Amran memerinci enam strategi kunci yang akan dilakukan oleh pemerintah dalam mewujudkan swasembada gula nasional, yakni melakukan penguatan penyuluhan kepada petani, memperbaiki sistem pengelolaan perkebunan tebu, menyediakan sarana produksi, memberikan kemudahan akses pupuk, irigasi, pengelolaan tanah, dan harga harus menguntungkan petani.

    “Kalau ini diberesin semua, swasembada jadi kenyataan,” ujarnya. 

    Mentan Amran juga mengungkapkan, pelaksanaan keenam strategi tersebut membutuhkan kerja sama lintas sektor, baik pemerintah pusat, daerah, BUMN, maupun swasta.

    Mentan Amran juga bertekad untuk meningkatkan produktivitas gula nasional yang saat ini masih di kisaran 4 ton per hektare. Seperti diketahui, data menunjukkan produksi gula per hektare sempat menembus angka 14 ton pada era 1930-an.

    “Ini berarti harus ada yang dibenahi. Doakan mudah-mudahan minimal produksi gula kita bisa seperti jaman dahulu lagi, minimal 14  ton produksinya,” ujar Mentan Amran.

    Melihat tren produksi saat ini, Mentan Amran juga optimistis kebutuhan gula konsumsi dalam negeri mampu tercukupi sepenuhnya paling lambat pada 2026.

  • Krisis Pangan Global, Stok Beras Indonesia Justru Melimpah

    Krisis Pangan Global, Stok Beras Indonesia Justru Melimpah

    Lumajang, Beritasatu.com – Di tengah ancaman krisis pangan global yang melanda berbagai negara, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan Indonesia berada dalam posisi aman dan siap menghadapi tekanan pangan global.

    Hal ini disampaikan Amran saat kunjungan kerja di kebun tebu produktivitas tinggi (P240T) di Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Selasa (10/6/2025).

    “Alhamdulillah, stok pangan (beras) kita saat ini tertinggi sepanjang sejarah Indonesia merdeka, yakni mencapai 4 juta ton. Ini buah dari fokus kerja kita,” tegas Amran.

    Amran mengungkapkan, sejak awal masa jabatannya, ia langsung berfokus pada pemulihan dan penguatan ketahanan pangan nasional. Langkah ini diambil seiring meningkatnya kekhawatiran global terhadap ketersediaan pangan akibat perubahan iklim, konflik geopolitik, dan gangguan distribusi global.

    “Seluruh dunia mengalami krisis pangan, tetapi Indonesia tidak. Kita bersyukur, tetapi tidak boleh lengah. Kita harus mulai membenahi sektor perkebunan juga,” ujarnya.

    Salah satu sektor yang kini menjadi perhatian khusus pemerintah adalah tebu. Menurut Amran, Indonesia masih bergantung pada impor gula, baik untuk konsumsi rumah tangga maupun industri. Oleh karena itu, pemerintah menargetkan swasembada gula dalam 5 tahun ke depan, sekaligus sebagai bagian dari strategi jangka panjang menghadapi ketidakpastian pasokan pangan global.

    Amran menilai kolaborasi lintas sektor dan internasional penting dilakukan mengingat produktivitas tebu Indonesia saat ini masih jauh tertinggal. Ia mencontohkan, pada masa kolonial Belanda, produktivitas gula bisa mencapai 14 ton per hektare, sementara sekarang hanya sekitar 8-10 ton.

    Dalam kunjungan tersebut, Amran juga menyampaikan enam pilar utama untuk memperkuat produksi dalam negeri, yakni penyediaan benih unggul, pengelolaan pertanian yang baik, kemudahan akses pupuk dan sarana produksi, sistem irigasi modern, pengolahan tanah yang efisien, serta jaminan harga jual yang menguntungkan bagi petani.

    Ia juga menyoroti perlunya pengawasan ketat terhadap distribusi pupuk dan sarana produksi, agar tidak ada lagi praktik curang yang merugikan petani. Dengan langkah strategis ini, Amran optimis Indonesia tidak hanya mampu bertahan dari ancaman krisis pangan global, tetapi juga tumbuh menjadi salah satu kekuatan baru dalam produksi pertanian berkelanjutan.

  • Mentan Optimistis Swasembada Gula Tercapai Maksimal Lima Tahun

    Mentan Optimistis Swasembada Gula Tercapai Maksimal Lima Tahun

    Lumajang (beritajatim.com) – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyatakan optimisme bahwa Indonesia mampu mencapai swasembada gula nasional dalam kurun waktu maksimal lima tahun. Pernyataan itu disampaikan saat kunjungan kerjanya di kebun tebu unggulan P240 T milik Pabrik Gula (PG) Jatiroto, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Selasa (10/6/2025).

    “Ini untuk fokus tebu, moga-moga dua tiga tahun, paling lambat empat lima tahun Indonesia bisa meraih swasembada gula nasional, mudah-mudahan,” terangnya.

    Amran menyoroti menurunnya produksi gula dari lahan tebu jika dibandingkan masa kolonial Belanda. Ia menyebut, pada masa itu, produksi gula dari satu hektare lahan bisa mencapai 14 ton, sementara saat ini hanya sekitar 10 ton per hektare.

    “Waktu zaman Belanda saja bisa 14 ton produksi per-hektare, sekarang turun 4 ton, ini ada apa. Ini harus dibenahi, minimal produksi kita bisa tampil seperti jaman saat Belanda ada di sini,” tambahnya.

    Untuk membenahi kondisi ini, ia menegaskan pentingnya penanganan serius dari seluruh sektor pertanian, khususnya tebu. Langkah-langkah strategis perlu dimulai dari pembenahan benih hingga pemenuhan sarana produksi.

    “Jadi upaya yang harus dilakukan mulai dari siapkan benih unggul, pengelolaan, sarana produksi, termasuk pupuk harus dipermudah, irigasi, pengelolaan tanah, harga harus menguntungkan bagi petani. Tentu kalau ini diberesin semua swasembada pasti jadi kenyataan,” ungkapnya.

    Amran juga menekankan bahwa peningkatan produksi gula harus ditopang dengan kebijakan yang berpihak pada petani, termasuk dalam penetapan harga yang kompetitif dan menjamin keberlanjutan usaha tani tebu. [has/beq]

  • Krisis Pangan Global Melanda, Mentan Andi Amran: Indonesia Aman

    Krisis Pangan Global Melanda, Mentan Andi Amran: Indonesia Aman

    Lumajang, Beritasatu.com- Di tengah krisis pangan global yang tengah melanda berbagai belahan dunia, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, menegaskan Indonesia berada dalam posisi aman dan siap menghadapi tekanan pangan global.

    Hal ini disampaikannya saat melakukan kunjungan kerja di kebun tebu produktivitas tinggi di Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, pada Selasa (10/6/2025).

    “Alhamdulillah, stok pangan kita saat ini tertinggi sepanjang sejarah Indonesia merdeka,  mencapai 4 juta ton. Ini buah dari fokus kerja kita,” ucap Mentan Amran, di Lumajang, Selasa (10/6/2025).

    Ia menyebut, sejak awal masa jabatannya, dirinya langsung fokus pada pemulihan dan penguatan ketahanan pangan nasional, seiring dengan meningkatnya kekhawatiran global terkait ketersediaan pangan akibat perubahan iklim, konflik geopolitik, dan gangguan distribusi global.

    “Seluruh dunia mengalami krisis pangan, tetapi Indonesia tidak. Kita bersyukur, tapi tidak boleh lengah. Kita harus mulai membenahi sektor perkebunan juga,” tambahnya. 

    Salah satu sektor yang kini menjadi perhatian khusus pemerintah adalah tebu. Indonesia, ditekankan Amran, masih bergantung pada impor gula, baik untuk konsumsi rumah tangga maupun industri.

    Oleh karena itu, pemerintah saat ini tengah menargetkan swasembada gula dalam lima tahun ke depan, sekaligus sebagai bagian dari strategi jangka panjang menghadapi ketidakpastian pasokan pangan global.

    Amran menyampaikan enam pilar utama untuk memperkuat produksi dalam negeri, yakni penyediaan benih unggul, pengelolaan pertanian yang baik, kemudahan akses pupuk dan sarana produksi, sistem irigasi modern, pengolahan tanah yang efisien, serta jaminan harga jual yang menguntungkan bagi petani.

    Ia juga menyoroti perlunya pengawasan ketat terhadap distribusi pupuk dan sarana produksi, agar tidak ada lagi praktik-praktik curang yang merugikan para petani.

    “Dengan langkah strategis ini, optimis Indonesia tidak hanya mampu bertahan dari ancaman krisis pangan global, tapi juga tumbuh menjadi salah satu kekuatan baru dalam produksi pertanian berkelanjutan,” pungkas Mentan Amran.