Tag: Amran Sulaiman

  • Pemerintah Optimistis Papua Mandiri Pangan pada 2026

    Pemerintah Optimistis Papua Mandiri Pangan pada 2026

    Jakarta, Beritasatu.com – Menteri Pertanian sekaligus Kepala Badan Pangan Nasional (Kabapanas) Andi Amran Sulaiman optimistis Papua bakal mandiri pangan pada 2026. Dia yakin langkah itu dapat tercapai dengan percepatan program cetak sawah, dukungan logistik, dan kolaborasi lintas sektor.

    “Mimpi kita adalah Papua mandiri pangan. Tidak lagi bergantung pasokan dari Makassar atau Jawa. Papua harus memenuhi kebutuhannya sendiri. Karena kalau kita ngangkut dari daerah lain, itu biaya transportasinya ditanggung oleh masyarakat,” kata Amran dalam keterangannya saat melakukan kegiatan penyaluran beras SPHP di Jayapura, Papua, Selasa (9/12/2025).

    Amran menjelaskan bahwa kebutuhan pangan Papua mencapai sekitar 660.000 ton per tahun, sementara kapasitas produksi lokal baru sekitar 120.000-124.000 ton. Kekurangan sekitar 500.000 ton inilah yang tengah dikejar melalui ekspansi sawah dan intensifikasi lahan.

    Untuk mencapai hal tersebut, dia menyebut bahwa cetak sawah dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pangan Papua. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa dengan penambahan sawah baru masing-masing sekitar 20.000 hektare di wilayah Papua, 50.000 hektare di Papua Selatan, 17.000 hektare di Papua Barat Daya, serta potensi tambahan di Sorong dan Papua Barat, maka dalam 5–10 tahun Papua tidak lagi mengalami defisit pangan.

    “Solusi permanen ke depan, kita cetak sawah 100.000 hektare. Kalau langkah ini konsisten, persoalan pangan Papua akan selesai. Tidak ada lagi permasalahan beras. Itu solusi permanen kita,” ungkapnya.

    Dalam kunjungannya ke Papua, Mentan Amran juga menekankan bahwa pangan adalah fondasi stabilitas bangsa. Di tengah dunia yang menghadapi krisis energi hingga krisis pangan, ia kembali mengingatkan bahwa ketika pangan bermasalah, sebuah negara dapat terdorong ke krisis sosial bahkan politik.

    Langkah cepat dan permanen terus digeber melalui penyaluran beras SPHP (stabilitas pasokan dan harga pangan), pembangunan fasilitas gudang wilayah yang belum memiliki fasilitas penyimpanan, dan peningkatan kapasitas produksi pangan lokal. 

    Papua Raya yang mencakup Papua Selatan, Papua Tengah, Papua Barat, Papua Barat Daya, hingga Papua Pegunungan telah dialokasikan lahan sekitar 100.00 hektare yang akan digenjot pembangunannya pada 2025-2026.

    ”Krisis kesehatan Covid-19, kita bertahan. Krisis lainnya, mampu bertahan. Namun, kalau krisis pangan terjadi, akan melompat krisis politik. Tidak ada satu negara di dunia mampu bertahan kalau pangan bermasalah. Oleh karena itu, langkah cepat kita adalah SPHP, kita bangun gudang, dan solusi permanen ke depan adalah produksi dalam wilayah sendiri,” ungkapnya.

  • Mentan Amran Proyeksikan Papua Mandiri Pangan Tahun Depan

    Mentan Amran Proyeksikan Papua Mandiri Pangan Tahun Depan

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Pertanian (Kementan) memperkirakan Papua sudah mulai mandiri pangan pada 2026 mendatang. Bahkan, Papua diperkirakan sepenuhnya akan sejajar dengan pulau-pulau lain di Indonesia dalam beberapa tahun ke depan.

    Menteri Pertanian/Kepala Badan Pangan Nasional Andi Amran Sulaiman menuturkan Papua sedang memasuki babak baru pembangunan pangan.

    Menurut Amran, dengan percepatan program cetak sawah, dukungan logistik, dan kolaborasi lintas sektor, Papua diproyeksikan mulai mandiri pangan pada 2026.

    “Mimpi kita adalah Papua mandiri pangan. Tidak lagi bergantung pasokan dari Makassar atau Jawa. Papua harus memenuhi kebutuhannya sendiri. Karena kalau kita ngangkut dari daerah lain, itu biaya transportasinya ditanggung oleh masyarakat,” kata Amran dalam keterangan tertulis, Selasa (9/12/2025).

    Amran mengatakan kebutuhan pangan Papua mencapai sekitar 660.000 ton per tahun, sedangkan kapasitas produksi lokal baru sekitar 120.000–124.000 ton. Menurutnya, kekurangan sekitar 500.000 ton inilah yang tengah dikejar melalui ekspansi sawah dan intensifikasi lahan.

    Untuk itu, pemerintah tengah menggalakkan program cetak sawah untuk memenuhi kebutuhan pangan Papua.

    Amran menyebut, dengan penambahan sawah baru masing-masing sekitar 20.000 hektare di wilayah Papua, 50.000 hektare di Papua Selatan, 17.000 hektare di Papua Barat Daya, serta potensi tambahan di Sorong dan Papua Barat, maka dalam 5–10 tahun ke depan Papua tidak lagi mengalami defisit pangan.

    “Solusi permanen ke depan, kita cetak sawah 100.000 hektare. Kalau langkah ini konsisten, persoalan pangan Papua akan selesai. Tidak ada lagi permasalahan beras. Itu solusi permanen kita,” ujarnya.

    Terlebih, kata Amran, pangan merupakan pondasi stabilitas bangsa. Sebab, sambung dia, ketika pangan bermasalah, maka suatu negara dapat terdorong ke krisis sosial hingga politik.

    Untuk itu, Amran menegaskan langkah cepat dan permanen harus terus digalakkan melalui penyaluran beras stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP), pembangunan fasilitas gudang wilayah yang belum memiliki fasilitas penyimpanan, dan peningkatan kapasitas produksi pangan lokal.

    Adapun, Papua Raya yang mencakup Papua Selatan, Papua Tengah, Papua Barat, Papua Barat Daya, hingga Papua Pegunungan sudah dialokasikan lahan sekitar 100.000 hektare yang akan digenjot pembangunannya pada 2025–2026.

  • Pemerintah Tambah 10.000 Ton Beras untuk Bantuan Bencana Aceh

    Pemerintah Tambah 10.000 Ton Beras untuk Bantuan Bencana Aceh

    Jakarta

    Menteri Pertanian/Kepala Badan Pangan Nasional (Kabapanas) Andi Amran Sulaiman menyetujui permohonan tambahan beras sebanyak 10.000 ton yang diajukan oleh Gubernur Aceh Muzakir Manaf (Mualem) untuk kebutuhan masyarakat Aceh yang terdampak banjir dan longsor.

    “Alhamdulillah, atas nama Pemerintah Pusat kami menyetujui permohonan 10.000 ton beras dari Pak Gubernur Mualem untuk Aceh. Ini merupakan alokasi khusus untuk mendukung pemulihan pascabencana, di mana stok beras nasional kita saat ini sangat cukup, bahkan kami siapkan tiga kali lipat lebih tinggi dari permintaan Mualem,” ujar Amran, dalam keterangannya, Selasa (9/10/2025).

    Amran mengatakan penyaluran 10.000 ton beras tersebut akan segera dilakukan oleh Perum Bulog Divre Aceh dalam minggu ini melalui mekanisme bantuan pangan dan stabilisasi pasokan harga (SPHP) agar tepat sasaran dan harga beras di Aceh tetap terjangkau.

    Bantuan ini melengkapi alokasi awal 10.614 ton beras untuk Aceh sebagai bagian dari program darurat nasional untuk tiga provinsi Sumatera, yakni Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat senilai total 34.000 ton beras.

    Adapun permohonan tambahan stok beras ini muncul di tengah upaya Pemprov Aceh menangani dampak bencana yang telah menyebabkan korban jiwa dan merusak infrastruktur pertanian.

    Amran menjamin ketersediaan cadangan beras pemerintah (CBP) masih mencukupi. Stok beras nasional yang disimpan di Perum Bulog per 8 Desember 2025 tercatat sebesar 3,68 juta ton.

    Dia menyebut jumlah tersebut merupakan rekor tertinggi dalam satu dekade terakhir dan jauh di atas rata-rata stok akhir tahun biasanya yang berkisar 1,2 juta-1,5 juta ton.

    “Dengan stok 3,68 juta ton, kita punya cadangan tiga kali lipat dari kebutuhan bulanan nasional. Jadi permohonan 10 ribu ton ini sangat kecil dibandingkan stok kita. Aceh akan kami pastikan tercukupi, dan seluruh Indonesia tetap aman hingga panen raya Maret-April 2026,” jelas dia.

    Lihat juga Video: Heboh Bantuan Makanan Rusak Akibat Dilempar dari Heli di Taput

    (kil/kil)

  • Kapal Perang KRI Banda Aceh Bawa Bantuan Pangan untuk Sumatra-Aceh

    Kapal Perang KRI Banda Aceh Bawa Bantuan Pangan untuk Sumatra-Aceh

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyampaikan kapal perang KRI Banda Aceh-593 resmi diberangkatkan dari Jakarta membawa bantuan pangan untuk korban banjir dan longsor di Sumatra Barat, Sumatra Utara, dan Aceh.

    KRI Banda Aceh yang bertolak dari Pelabuhan Tanjung Priok pada Jumat, 5 Desember 2025 pukul 19.00 WIB itu dijadwalkan tiba di Padang pada 7 Desember. Kemudian, melanjutkan pelayaran ke Sibolga pada 9–10 Desember, dan berlabuh di Aceh/Lhokseumawe pada 14 Desember 2025.

    Adapun, skema pelayaran ini dirancang agar penurunan bantuan dapat berlangsung cepat dan terkoordinasi lantaran jalur darat di pesisir barat Sumatra masih belum sepenuhnya pulih.

    Kepala Bapanas/Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menuturkan sederet bantuan ini merupakan hasil gotong royong berbagai pihak, mulai dari mitra strategis hingga pegawai Kementerian Pertanian (Kementan) dan Bapanas, dengan total dukungan kemanusiaan yang disalurkan bertahap mencapai Rp75,5 miliar.

    “Ini adalah bantuan yang diberikan oleh seluruh mitra, pengusaha, dan pegawai Kementerian Pertanian. Kami bertanggung jawab sampai di tujuan. Jangan sampai ada yang disalahgunakan. Ini amanah,” kata Amran, dikutip Minggu (7/12/2025).

    Secara keseluruhan, total bantuan yang diberangkatkan melalui jalur laut dan udara mencapai Rp34,8 miliar, yang terdiri dari beras 20 ton, minyak goreng 32,5 ton, gula 335 kg, susu 1.935 dus, mi instan 5.810 dus, dan air mineral 8.750 dus.

    Serta, aneka kebutuhan pokok lain seperti sarden, teh, kopi, pakaian, popok bayi, pembalut, perlengkapan salat, peralatan mandi, selimut, telur, obat-obatan, hingga genset untuk mendukung operasional posko dan dapur umum.

    Seluruh paket disiapkan untuk menjamin ketersediaan pangan sekaligus memenuhi kebutuhan dasar penyintas secara menyeluruh selama masa tanggap darurat.

    Amran menyatakan pemerintah pusat akan memantau ketat distribusi hingga ke tingkat posko dan desa dengan dukungan TNI, Polri, pemerintah daerah, dan relawan di lapangan.

  • Tiba di Aceh, Presiden Prabowo lanjutkan perjalanan ke Bireuen

    Tiba di Aceh, Presiden Prabowo lanjutkan perjalanan ke Bireuen

    Jakarta (ANTARA) – Presiden Prabowo Subianto tiba di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh, Minggu pagi, dan langsung melanjutkan perjalanan ke Kabupaten Bireuen untuk mengecek jembatan bailey dan meninjau posko pengungsi.

    Kedatangan Presiden Prabowo di Aceh hari ini merupakan kunjungannya yang kedua di Serambi Mekkah untuk mengecek langsung penanganan dampak banjir bandang dan longsor yang menerjang sejumlah kabupaten dan kota pada 25 November 2025.

    Presiden Prabowo turun dari pesawat kepresidenan PK-GRD sekitar pukul 10.30 WIB, setelah pesawat mendarat pukul 10.21 WIB.

    Di apron bandara, kedatangan Presiden Prabowo disambut oMenteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, dan Gubernur Aceh Muzakir Manaf.

    Dari Jakarta, Presiden Prabowo didampingi Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Menteri Luar Negeri Sugiono, dan Kepala Badan Komunikasi Pemerintah RI Angga Raka Prabowo.

    Dari Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda, Presiden Prabowo beserta beberapa pejabat negara naik helikopter kepresidenan Caracal menuju Bireuen.

    Di Bireuen, Presiden meninjau jembatan bailey yang dipasang di salah satu jalur kritis yang menghubungkan Kota Medan dengan Kota Banda Aceh.

    Selepas itu, Presiden juga dijadwalkan mengecek distribusi bantuan, dan posko pengungsi di Bireuen.

    Informasi yang beredar di kalangan wartawan, selepas dari Bireuen, Presiden Prabowo dalam rangkaian kunjungan kerjanya di Aceh, dijadwalkan memimpin rapat terbatas penanganan bencana banjir bandang dan longsor di tiga provinsi di Pulau Sumatera, yaitu Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

    Rapat tersebut rencananya diikuti Menhan Sjafrie Sjamsoeddin, Menteri Pendidikan Tinggi Brian Yuliarto, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Perkasa Roeslani, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, Mensesneg Prasetyo Hadi, Menteri Perumahan Maruarar Sirait, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo, dan Menteri Luar Negeri Sugiono.

    Selain itu, Menteri Sosial Saifullah Yusuf, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pratikno, Seskab Teddy Indra Wijaya, Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto, Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo, KSAD Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, KSAL Laksamana TNI Muhammad Ali, KSAU Marsekal TNI M. Tonny Harjono, Kepala BIN M. Herindra, Kepala Badan Komunikasi Pemerintah Angga Raka Prabowo, Dirut PLN Darmawan Prasodjo, Kepala Badan Logistik Pertahanan Kemhan Yusuf Jauhari.

    Pewarta: Genta Tenri Mawangi
    Editor: Didik Kusbiantoro
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Bapanas-ID Food Salurkan Sembako Beras-Minyak ke Sumut

    Bapanas-ID Food Salurkan Sembako Beras-Minyak ke Sumut

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pangan Nasional (Bapanas) bersama PT Rajawali Nusindo (RNI)/ID Food Kantor Wilayah Medan menyalurkan bantuan pangan ke sejumlah titik yang masih terendam di Kabupaten Langkat, Sumatra Utara.

    Bantuan tersebut difokuskan untuk memenuhi kebutuhan dapur umum dan kebutuhan mendesak warga yang selama lebih dari sepekan terisolasi akibat banjir.

    Tim Bapanas dan ID Food menyiapkan paket bantuan yang berisi 2,5 ton beras Sania kemasan 5 kilogram, 500 liter minyak goreng, 500 kilogram gula konsumsi, 30 dus mi instan cup, serta 100 dus air mineral.

    Adapun, bantuan tersebut dikirim ke desa-desa di Kecamatan Tanjungpura yang menjadi titik banjir terparah. Di kecamatan ini, tercatat 631 kepala keluarga terdampak langsung, 230 hektare lahan pertanian terendam, dan layanan listrik, internet, serta air bersih belum pulih hingga hari kesembilan.

    Di sisi lain, Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas I Gusti Ketut Astawa menyampaikan penyaluran Cadangan Beras Pemerintah (CBP) bantuan bencana di Sumatra Utara terus menunjukkan progres.

    Tercatat, Humbang Hasundutan telah menuntaskan penyaluran 100%, disusul Mandailing Natal yang mencapai 96,67%. Kemudian, Kota Binjai menyalurkan 64,70%, Tapanuli Utara 50,75%, dan Kota Medan 34,74%. Daerah-daerah lain di wilayah Sumatra Utara juga terus menggenjot penyaluran beras.

    Ketut menuturkan dukungan ID Food Group melalui RNI, Nusindo, dan PPI diarahkan untuk memperkuat pasokan bagi tiga wilayah utama, yakni Deliserdang, Langkat, dan Medan Labuhan.

    “Ini bagian dari kegiatan RNI, Nusindo, PPI, dan ID Food untuk memperkuat distribusi. Semoga bantuan ini bermanfaat bagi saudara-saudara kita yang sedang mengalami banjir,” kata Ketut dalam keterangan tertulis, Minggu (7/12/2025).

    Ketut menambahkan, arah kebijakan ini sejalan dengan instruksi Menteri Pertanian/Kepala Bapanas Andi Amran Sulaiman agar setiap permintaan bantuan dari kabupaten/kota diproses cepat tanpa birokrasi rumit, selama data dan status daruratnya valid.

    Selain itu, sambung dia, pemerintah pusat memastikan ketersediaan stok pangan serta menjamin penyalurannya sampai ke desa-desa yang paling terdampak.

  • Mentan Amran Beri Peringatan Keras Soal Bantuan Banjir Sumatra: Ini Tabungan Akhirat, Jangan Ada yang Sunat

    Mentan Amran Beri Peringatan Keras Soal Bantuan Banjir Sumatra: Ini Tabungan Akhirat, Jangan Ada yang Sunat

    Jakarta (beritajatim.com) – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman tidak main-main dalam mengawal distribusi bantuan kemanusiaan untuk korban banjir di Sumatera. Saat melepas Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Banda Aceh 593 yang memuat ratusan truk logistik di Dermaga Kolinlamil, Jakarta, Jumat (5/12/2025), Mentan mengeluarkan peringatan keras kepada seluruh pihak agar menjaga integritas dan memastikan tidak ada satu pun bantuan yang “disunat” atau diselewengkan.

    Mentan Amran menegaskan bahwa bantuan dengan total komitmen senilai Rp75 miliar ini bukan sekadar barang logistik, melainkan amanah dari hasil gotong royong pegawai dan mitra yang harus dipertanggungjawabkan dunia akhirat.

    “Ini adalah bantuan yang diberikan oleh seluruh mitra strategis, pengusaha, dan pegawai Kementerian Pertanian. Kami bertanggung jawab sampai di tujuan. Jangan sampai ada yang disalahgunakan. Ini amanah,” tegas Mentan Amran.

    Peringatan tegas ini disampaikan untuk menjamin 207 truk logistik yang diangkut kapal TNI AL tersebut benar-benar sampai ke tangan korban banjir bandang dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat tanpa pengurangan sedikitpun. Amran menyebut bantuan ini memiliki nilai spiritual yang tinggi bagi para donatur.

    “Supaya bantuan saudara-saudara kita ini sampai sesuai jumlah yang disampaikan. Ini tabungan akhirat, amanah. Kami kawal sampai naik kapal, sampai masuk ke BNPB, sampai berita acara diterima,” ucapnya.

    Dalam pelepasan hari ini, total bantuan yang diberangkatkan bernilai Rp34,8 miliar. Komposisi bantuan telah disesuaikan berdasarkan pantauan lapangan yang mendesak, seperti 3.115 dus mi instan, 1.780 dus susu, 35 ton minyak goreng, sarden, selimut, obat-obatan, pampers, hingga genset untuk wilayah yang mengalami krisis listrik.

    “Kami mengecek langsung di lapangan apa kebutuhan masyarakat. Ternyata yang dibutuhkan adalah makanan siap saji, karena beras sudah cukup,” jelas Amran.

    Selain menekankan aspek integritas, Mentan Amran juga mengambil langkah taktis dengan memangkas birokrasi. Ia menginstruksikan jajarannya untuk mendahulukan pengiriman barang daripada urusan administrasi surat-menyurat saat merespons permintaan darurat dari kepala daerah.

    “Kemarin Wagup Aceh telepon minta minyak goreng dan beras. Dua ribu kilo minyak goreng langsung dikeluarkan, suratnya menyusul. Di Lhokseumawe minta seratus ton, keluarin dulu. Ini darurat,” tegasnya.

    Misi kemanusiaan menggunakan KRI Banda Aceh 593 ini dijadwalkan menempuh rute Padang, Sibolga, hingga Aceh. Operasi ini melibatkan kolaborasi lintas sektor, mulai dari TNI AL, TNI AU yang mengerahkan Hercules, Bulog, hingga BUMN pangan lainnya untuk menembus isolasi wilayah terdampak bencana. [beq]

  • Mentan Amran Kirim Rp75 Miliar Bantuan Logistik untuk Korban Bencana Sumatra, Prioritaskan Makanan

    Mentan Amran Kirim Rp75 Miliar Bantuan Logistik untuk Korban Bencana Sumatra, Prioritaskan Makanan

    Jakarta (beritajatim.com) – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman merealisasikan komitmen bantuan kemanusiaan senilai total Rp75 miliar untuk penanganan darurat korban bencana banjir bandang dan tanah longsor di wilayah Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Realisasi bantuan logistik tersebut ditandai dengan pelepasan 207 truk pengangkut yang diberangkatkan menggunakan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Banda Aceh 593 dari Dermaga Kolinlamil, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (5/12/2025).

    Mentan Amran memimpin langsung proses pemuatan bantuan sejak pukul 05.35 WIB. Kapal perang ini dijadwalkan menempuh rute strategis mulai dari Padang, kemudian bergerak ke Sumatera Utara, dan berakhir di Aceh untuk mendistribusikan logistik ke titik-titik terisolir sesuai koordinasi dengan BNPB.

    Dalam keterangannya, Mentan merinci bahwa bantuan yang dikirimkan fokus pada kebutuhan mendesak yang sulit didapatkan di lokasi bencana, seperti makanan siap saji (mi instan, sosis, susu), air mineral, hingga genset untuk pasokan listrik darurat.

    “Kami mengecek langsung di lapangan apa kebutuhan masyarakat. Ternyata yang dibutuhkan adalah makanan siap saji, karena beras sudah cukup,” kata Mentan Amran, Jumat (5/12/2025).

    Bantuan masif ini merupakan hasil gotong royong dalam program “Kementan Peduli Bencana” yang menghimpun partisipasi dari mitra strategis, pengusaha, serta pegawai Kementerian Pertanian. Mentan menegaskan pengawasan ketat dilakukan agar bantuan dengan nilai fantastis ini tepat sasaran.

    “Ini adalah bantuan yang diberikan oleh seluruh mitra strategis, pengusaha, dan pegawai Kementerian Pertanian. Kami bertanggung jawab sampai di tujuan. Jangan sampai ada yang disalahgunakan. Ini amanah,” tegasnya.

    Secara akumulatif, total valuasi bantuan yang telah terhimpun mencapai angka Rp75 miliar. Pengiriman hari ini membawa logistik senilai Rp34,8 miliar, melengkapi pengiriman udara via Hercules sehari sebelumnya, dan akan terus bertambah sesuai kebutuhan lapangan.

    “Total yang kita berangkatkan sekarang dengan kemarin 34,8 miliar. Tidak menutup kemungkinan ada lagi. Tadi pagi ada tambahan bantuan, kita kirim lagi terus menerus,” jelas Mentan Amran.

    Selain bantuan logistik senilai Rp75 miliar tersebut, pemerintah melalui Kementan juga menggelontorkan cadangan pangan strategis berupa 44 ribu ton beras dan 6 ribu ton minyak goreng.

    “Bantuan dari pemerintah langsung yaitu 44 ribu ton beras sudah kita kirim. Minyak goreng 6 ribu ton juga sudah kita kirim,” ujarnya.

    Demi kecepatan penanganan, Mentan Amran menerapkan kebijakan pangkas birokrasi. Permintaan bantuan dari kepala daerah langsung dieksekusi hari itu juga tanpa menunggu proses administrasi yang berbelit.

    “Kemarin Wagup Aceh telepon minta minyak goreng dan beras. Hari itu juga kami langsung telepon Bulog dan Bapanas. Dua ribu kilo minyak goreng langsung dikeluarkan, suratnya menyusul. Di Lhokseumawe minta seratus ton, keluarkan dulu. Ini darurat,” tegasnya.

    Mentan Amran juga memastikan seluruh bantuan ini dikawal hingga proses serah terima berita acara dengan BNPB, sebagai bentuk pertanggungjawaban moral dan material.

    “Supaya bantuan saudara-saudara kita ini sampai sesuai jumlah yang disampaikan. Ini tabungan akhirat, amanah. Kami kawal sampai naik kapal, sampai masuk ke BNPB, sampai berita acara diterima,” ucapnya.

    Menutup keterangannya, Mentan kembali menekankan kesesuaian jumlah bantuan yang sampai ke tangan korban dengan komitmen awal.

    “Ini tabungan akhiratnya saudara-saudara kita. Bantuan kami yakinkan tiba dengan jumlah seperti yang disampaikan semula, yaitu 75 miliar,” pungkasnya. [beq]

  • Harga Pangan di Aceh Naik, Mentan Ungkap Kondisi Stok Terkini

    Harga Pangan di Aceh Naik, Mentan Ungkap Kondisi Stok Terkini

    Jakarta

    Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman buka suara soal kenaikan harga pangan di Aceh. Dia mengakui terjadi kenaikan, namun diyakini harga akan berangsur turun karena stok pangan di daerah tersebut mencukupi.

    Amran mengatakan stok beras di Aceh saat ini mencapai 81.000 ton. Produksi beras di daerah tersebut juga surplus sebesar 871.000 ton.

    “Jadi berasnya banyak. Tinggal distribusinya. Kalau (harga) naik dikit, wajar. Tapi nanti turun banyak. Kenapa? Berasnya ada. Jadi berasnya ada, sudah di Aceh,” kata dia di Jakarta, Jumat (5/12/2025).

    Untuk daerah lainnya yang tengah mengalami bencana banjir juga diyakini memiliki stok beras mencukupi. Seperti Sumatera Utara, stok berasnya 29.000 ton dan di Sumatera Barat sebanyak 7.000 ton.

    “Jadi nggak ada masalah. Ya itulah karena Indonesia sudah swasembada, stoknya banyak. Ini stok sekarang tertinggi selama merdeka. Hari ini (stok cadangan beras pemerintah) 3,7 juta ton. Dulu sejak merdeka maksimal 2 juta ton, itu pun impor. Ini 3,7 ton tetapi produksi anak bangsa,” tegasnya.

    Kepala Badan Pangan Nasional itu mengatakan untuk saat ini kesiapsiagaan pangan terus dilakukan pemerintah, terutama untuk korban bencana banjir. Pihaknya menyiapkan stok tiga kali lipat, utamanya untuk pasokan beras.

    “Tapi alhamdulillah pangan kita aku siapkan, aku siapkan tiga kali dari kebutuhan. Kalau butuhnya 10.000, kami siapkan 30.000. Supaya tidak ada keraguan, maaf, tidak rebutan,” jelasnya.

    Dalam membantu korban bencana banjir Aceh, Sumatera Barat dan Sumatera Utara, Kementerian Pertanian telah mengumpulkan bantuan dari pegawai, pengusaha hingga publik senilai Rp 75 miliar. Sebagai tahap pertama, Kementan telah mengirimkan bantuan sebanyak 207 truk atau senilai Rp 34,8 miliar.

    Bantuan tersebut dikirim menggunakan kapal perang TNI AL KRI Banda Aceh 593. Kapal tersebut mulai berlayar pagi ini, dari Dermaga Kolinlamil, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Keberangkatan kapal tersebut dilepas secara langsung oleh Amran.

    Bantuan secara rinci berisi beras 25 ton, minyak goreng 35 ton, gula 38 ton, susu 1.780 dus, mi instan 3.115 dus, air mineral 2.480 dus, dan kebutuhan lainnya, seperti sarden, teh, kopi, pakaian, pampers, pembalut, perlengkapan salat, perlengkapan mandi, selimut, telur, obat-obatan, hingga genset.

    Terkait kenaikan harga pangan di wilayah bencana seperti Aceh, dalam catatan detikcom memang terjadi kenaikan pada sejumlah komoditas di daerah tersebut. Pantauan detikSumut di Banda Aceh dan Aceh Besar, Jumat (28/11/2025), penjual telur sebagian memilih tidak berjualan karena tidak ada persediaan telur. Kalau pun buka, hanya barang lain yang tersedia.

    Beberapa warga mengaku membeli telur pada Kamis (27/11) malam dengan harga berkisar Rp 65.000 hingga Rp 70.000 per papan. Namun hari ini, telur susah ditemukan.

    Selain telur, harga sejumlah sembako juga mengalami kenaikan. Seorang pembeli di Pasar Almahirah, Banda Aceh, Nurus mengaku kaget dengan harga cabai dan bawang.

    “Cabai merah Rp 250 ribu/kilogram, bawang bombay Rp 40 ribu/kilogram dan bawang merah Rp 50 ribu/kilogram,” kata Nurus kepada wartawan.

    Harga cabai merah melonjak drastis karena pedagang tidak mendapatkan pasokan dari Sumatera Utara maupun Aceh Tengah. Stok cabai di sejumlah pasar di Banda Aceh dan Aceh Besar juga mulai menipis.

    Tonton juga video “Warga Aceh soal Banjir: Ini Lebih Dahsyat daripada Tsunami”

    (acd/acd)

  • Bapanas percepat penyaluran bantuan pangan korban banjir di Sumut

    Bapanas percepat penyaluran bantuan pangan korban banjir di Sumut

    Pemerintah melalui Bapanas terus memperkuat respons penanganan banjir besar di Sumut dengan mempercepat penyaluran bantuan pangan

    Jakarta (ANTARA) – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mempercepat penyaluran bantuan pangan bagi daerah terdampak banjir di Sumatera Utara (Sumut) dengan mengakomodir kebutuhan tambahan kabupaten dan kota guna menjaga operasional dapur umum serta memastikan kecukupan pangan masyarakat.

    “Pemerintah melalui Bapanas terus memperkuat respons penanganan banjir besar di Sumatera Utara dengan mempercepat penyaluran bantuan pangan bencana alam,” kata Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas I Gusti Ketut Astawa dalam keterangan di Jakarta, Jumat.

    Astawa ditugaskan langsung oleh Kepala Bapanas sekaligus Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman agar mengawal langsung proses distribusi bantuan pangan di wilayah Sumatera Utara.

    Ia menegaskan pemerintah pusat membuka ruang koordinasi selebar mungkin untuk mempercepat penyaluran bantuan.

    “Sesuai amanat Bapak Kepala Bapanas dan juga arahan Bapak Mendagri, kabupaten/kota bisa langsung menyampaikan permintaan kebutuhan tambahan kepada pemerintah pusat. Administrasinya kita permudah tanpa mengurangi prinsip tata kelola yang baik,” ujarnya.

    Ia pun meminta daerah dalam status darurat untuk tidak ragu mengajukan kebutuhan pangan sesuai kondisi riil di lapangan.

    “Distribusi beras dan pangan pokok digenjot agar dapur umum tetap beroperasi dan masyarakat memiliki jaminan atas kecukupan pangan di masa pemulihan ini,” jelasnya.

    Wali Kota Binjai Amir Hamzah melaporkan bahwa Perum Bulog telah menyalurkan 87 ton beras sesuai balasan surat Kepala Bapanas kepada Gubernur Sumatera Utara Nomor 375/TS.03.03/K/11/2025.

    Bantuan itu diperuntukkan bagi 28.739 jiwa di 25 kelurahan pada 5 kecamatan, pascabanjir 26 November 2025 yang sempat membuat tinggi muka air menembus lebih dari 500 cm.

    Meski kondisi kini berangsur pulih, kebutuhan pangan masih cukup besar karena warga fokus membersihkan rumah dan fasilitas umum.

    Pemkot Binjai juga meminta percepatan distribusi mi instan, telur dan kebutuhan pokok lainnya untuk menutup kekurangan di posko dan dapur umum, mengingat bantuan untuk 500 penerima prioritas dan terealisasi sekitar 80 persen.

    Sementara itu, Bupati Langkat Syah Afandin menyampaikan bantuan beras bencana alam yang masuk telah mencapai sekitar 740 ton.

    Penyaluran bantuan pangan beras reguler bagi 75.989 Penerima Bantuan Pangan (PBP) juga terus berjalan, dengan realisasi sementara 12.143 PBP dan terus meningkat seiring pemutakhiran data lapangan.

    Kabupaten Langkat menjadi salah satu wilayah dengan dampak paling luas meliputi 16 kecamatan, menelan 11 korban jiwa dan mempengaruhi sekitar 490.108 penduduk.

    Dengan skala bencana yang besar, stabilitas logistik pangan menjadi kebutuhan mendesak, terutama untuk keluarga yang masih mengungsi dan pekerja yang kehilangan mata pencaharian sementara.

    Sebelumnya, Kepala Bapanas sekaligus Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan, pihaknya bergerak cepat merespons meningkatnya permintaan bantuan pangan dari daerah-daerah yang dilanda banjir di Sumatera.

    Sejak laporan awal diterima, Mentan/Kepala Bapanas Amran langsung menginstruksikan percepatan penyaluran pangan pokok agar bantuan segera diterima oleh masyarakat yang membutuhkan.

    “Begitu ada permintaan bantuan dari daerah, langsung kami respon. Tidak boleh menunggu. Stok harus dikirim saat itu juga karena masyarakat membutuhkan pangan hari ini, bukan besok,” tegas Amran.

    Adapun hingga saat ini, total permintaan bantuan CPP untuk bencana alam dari kepala daerah baik gubernur dan bupati/walikota yang terdampak bencana di Sumatera mencapai 5.575 ton beras, dengan rincian Sumatera Utara sebanyak 2.391 ton, Aceh 2.522 ton, dan Sumatera Barat 660 ton.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.