Tag: Amran Sulaiman

  • Mentan Amran Cabut Izin Distributor yang Jual Pupuk Subsidi di Atas Harga Eceran Tertinggi – Halaman all

    Mentan Amran Cabut Izin Distributor yang Jual Pupuk Subsidi di Atas Harga Eceran Tertinggi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengancam para distributor pupuk bersubsidi yang menjual pupuk di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).

    Baru-baru ini, petani di Nusa Tenggara Barat (NTB) mengeluhkan penjualan pupuk subsidi yang harganya mencapai Rp 300 ribu per kuintal atau melebihi HET. 

    Selain itu, petani di Kabupaten Bone juga mengeluhkan proses pendistribusian pupuk bersubsidi yang tidak sesuai HET.

    “Nanti kami cek. Kalau benar di atas HET sudah pasti ditindaki. Kami akan cek alamatnya, orangnya siapa, itu aku evaluasi, dan bisa dicabut izinnya,” kata Amran di Jakarta, Kamis (9/1/2025).

    Menurut dia, petani adalah ujung tombak bangsa. Mereka tidak boleh dizalimi.

    “Petani itu ujung tombak kita. Masa mau dizalimi dengan menaikkan harga (pupuk). Gak boleh lagi,” ujar Amran.

    Sebagai informasi, kondisi harga pupuk yang tinggi di NTB ini terungkap oleh Wakil Menteri Pertanian Sudaryono pada Senin (6/1/2025).

    Kala itu, Sudaryono sedang melakukan tanam raya padi varietas unggul Gadjah Mada Gogo Rancah (Gamagora) 7 bersama Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) di Desa Pengembur, Kecamatan Punjut, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.

    Sudaryono pun meminta PT Pupuk Indonesia untuk segera menelusuri masalah ini.

    “Yang paling mahal di sini berapa? Rp 300 ribu per 1 kwintal? Berarti Rp 150 ribu per sak. Nah, disini sudah ada direksi dari PT Pupuk Indonesia, Insyaallah hari ini masalah pupuk di NTB selesai,” kata Sudaryono dikutip dari siaran pers.

    “Harga pupuk di pengecer itu harga Rp 115.000 per sak isi 50 kg, jadi kenapa ada praktik harga lebih mahal? Biasanya dibebankan ongkos kirim, makanya ada yang harganya Rp 150.000,” ujarnya.

    “Jadi kios sudah benar menjual Rp 115.000, hanya ada variasi ongkos kirim dan juga kontribusi kepada iuran kelompok,” jelas Sudaryono.

    Per 1 Januari 2025, Kementerian Pertanian telah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) pupuk bersubsidi sebesar Rp 2.250 per kilogram (kg) untuk pupuk urea.

    Lalu, HET pupuk NPK sebesar Rp 2.300 per kg, pupuk NPK untuk kakao Rp 3.300 per kg, serta pupuk organik Rp 800 per kg.

    Melalui Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor 644/KPTS/SR.310/M.11/2024, pemerintah menetapkan alokasi pupuk subsidi untuk tahun 2025 sebesar 9,5 juta ton.

    Alokasi tersebut terbagi menjadi Urea 4,6 juta ton, NPK 4,2 juta ton, NPK Kakao 147.798 ton, dan Organik 500.000 ton.

    Distribusi pupuk subsidi ini diperuntukkan bagi petani yang terdaftar dalam Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK).

    Ada beberapa subsektor, yaitu petani tanaman pangan (padi, jagung, kedelai), hortikultura (cabai, bawang merah, bawang putih), serta perkebunan (tebu rakyat, kakao, kopi).

    Selain itu, ketentuan lainnya memiliki luas lahan maksimal 2 hektar, termasuk petani yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) atau Perhutanan Sosial.

  • Harga Cabai Mahal, Ini Kata Mentan Amran  – Halaman all

    Harga Cabai Mahal, Ini Kata Mentan Amran  – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman buka suara terkait lonjakan harga cabai yang terjadi belakangan ini.

    Menurut dia, harga cabai beberapa pekan ke belakang sempat jatuh, sehingga saat ini menjadi kesempatan bagi petani menikmati harga yang tinggi.

    “Kasih napas lah petani. Kasihan,” kata Amran ketika ditemui di kantor Kementan, Jakarta Selatan, Kamis (9/1/2025).

    Amran menduga kenaikan harga cabai bukan disebabkan oleh kekurangan produksi, melainkan oleh kendala distribusi yang terjadi selama musim hujan seperti saat ini.

    Ditemui di tempat sama, Direktur Jenderal Hortikultura Kementan Muh Taufiq Ratule memberi pernyataan senada.

    Ia menjelaskan bahwa produksi cabai, baik rawit maupun merah, dalam kondisi cukup. Dengan kebutuhan tahunan mencapai 1,7 juta ton, produksi cabai di Indonesia mampu melebihi 2 juta ton.

    Taufiq juga menduga kenaikan harga cabai disebabkan oleh masalah distribusi.

    Tidak semua daerah dapat memproduksi cabai, sehingga wilayah yang kekurangan harus mengandalkan pasokan dari wilayah lain.

    Di tengah musim hujan seperti saat ini, banyak distribusi antar wilayah mengalami permasalahan.

    “Apalagi hujan begini kan, banyak yang distribusinya bermasalah. Ada beberapa yang tidak panen. Tapi secara umum, itu [stok] enggak shortage (kekurangan),” ujar Taufiq.

    Ia juga menjelaskan bahwa cabai merupakan komoditas dengan harga yang fluktuatif.

    Dalam periode enam bulan, harga cabai bisa naik dan turun. Meski demikian, petani terus melakukan panen cabai.

    Oleh karena itu, Taufiq menegaskan bahwa kenaikan harga saat ini lebih banyak disebabkan oleh masalah distribusi.

    “Secara nasional, [stok] itu cukup. Hanya penyebaran, distribusi, termasuk dinamika iklim itu. Cabai itu kan memang gitu, 6 bulan kadang naik harganya, kadang turun, tapi petani panen terus,” pungkas Taufiq.

    Harga Cabai Tembus Rp 130 Ribu Per Kg

    Harga cabai di berbagai daerah mengalami lonjakan signifikan hingga menembus Rp120 ribu per kilo gram (kg)

    Harga cabai rawit merah di Pasar Minggu, Jakarta, dijual oleh pedagang Rp120 ribu sampai Rp130 ribu per kg. Sedangkan untuk cabai merah kriting naik jadi Rp75 ribu per kg.

    Kenaikan harga cabai rawit merah tersebut sudah berlangsung jelang tahun baru 2025, bahkan dikatakan pedagang sentuh harga Rp150 ribu per kg pada saat itu.

    Mahalnya harga cabai membuat pembelian senilai Rp5.000, hanya dapat 5 atau 8 cabai tergantung dari timbangan ukuran ons.

    Adapun harga normal cabai rawit merah sekitar Rp 40.000-Rp 60.000 per kg.

    Kemudian di Pasar Cileungsi, Bogor, harga cabai rawit merah dibanderol Rp130 ribu per gram.

    Umar yang merupakan pedagang di Pasar Cileungsi menjelaskan, kenaikan harga cabai rawit merah sudah berlangsung sebelum Tahun Baru 2025. 

    “Untuk cabai rawit merah sekarang sampai Rp 130.000 per kilosebelumnya hanya Rp 50.000 per kilogram,” kata Umar.

    Ia menduga, kenaikan harga cabai ini karena stok menipis, sementara daya beli masyarakat tinggi. 

    “Faktor panen gagal sepertinya, belum panen raya juga, kalau sudah panen raya mudah-mudahan ada penurunan harga,” katanya.

    Kemudian, harga cabai di Pasar Besar Kota Malang, Jawa Timur juga semakin pedas. 

    Dari sejumlah pedagang di Pasar Besar Kota Malang mengatakan harga semua jenis cabai mengalami kenaikan. 

    Harga cabai rawit merah menyentuh harga Rp 110 ribu per kg.

    Pedagang menyebut jika kenaikan harga cabai dikarenakan musim hujan dan petani banyak yang gagal panen.

    “Kalau kata petani karena musim hujan dan banyak yang gagal panen. Naiknya juga sejak libur natal kemarin,” terang Suhema pedagang cabai Pasar Besar Kota Malang dikutip dari TribunJatim, Rabu (8/1/2024).

    Suhema menambahkan meski harga cabai naik, pelanggannya tetap membeli karena kebutuhan. 

    “Tetap membeli mereka, karena langganan juga dan kebutuhan,” tambahnya. 

    Tidak hanya cabai, bawang merah juga mengalami kenaikan.

    “Bawang merah juga naik dari Rp 30 ribu sekarang Rp 50 ribu per kilogram,” jelas Suhema. 

    Selain Suhema, salah satu pedagang cabai yang lain yakni Ashari mengatakan jika dirinya tidak berani mengambil banyak stok. 

    “Tidak berani ambil banyak, biasanya 10 kilogram sekarang cuma ambil 7 kilogram. Soalnya cabai umurnya satu hari kalau lama nanti takut busuk,” jelas Ashari. 

    Ashari menambahkan jika pembeli tetap membeli dagangannya meski tidak banyak. 

    “Tetap ada yang beli cuma mereka mengurangi. Biasanya yang beli 1 kilogram sekarang tidak sampai 1 kilo,” tambahnya.  

  • Kementan dan Kementrans Berkolaborasi Genjot Pendapatan Petani dan Transmigran Lebihi Gaji Menteri

    Kementan dan Kementrans Berkolaborasi Genjot Pendapatan Petani dan Transmigran Lebihi Gaji Menteri

    Jakarta, Beritasatu.com – Menteri Transmigrasi (Mentrans) M Iftitah Sulaiman Suryanagara dan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menandatangani kesepakatan bersama (MoU) untuk meningkatkan kesejahteraan petani di kantor Kementerian Pertanian, Ragunan, Jakarta, Kamis (9/1/2025). 

    Kedua kementerian sepakat mendorong petani dan transmigran untuk bisa memperoleh pendapatan di atas gaji menteri.

    “Kita tidak ingin petani dan transmigran dipandang lagi sebagai warga negara kelas dua. Mereka adalah Soko Guru pembangunan bangsa. Kita yakin dengan kolaborasi antara Kementerian Transmigrasi yang menyediakan lahan dan tenaga kerja, serta Kementerian Pertanian yang menyiapkan sawah, alat mesin pertanian dan bimbingan, petani dan transmigran bisa lebih sejahtera, dengan pendapatan di atas gaji menteri,” kata M Iftitah.

    Menurut Mentan Amran, hal ini bukan lagi konsep tetapi sudah terbukti di lapangan. “Dengan teknologi dan alat mesin pertanian, petani muda dari Aceh hingga Papua, sudah bisa mendapatkan Rp 15-20 juta bersih per bulan. Kita ingin mewujudkan community welfare (kesejahteraan komunitas),” kata Mentan Amran.

    Kerja sama kedua kementerian ini sebagai wujud sinergi serta kolaborasi guna mencapai target swasembada pangan pada tahun depan.

    “Kami siap mendukung Kementan sebagai leading sector dalam swasembada pangan ini. Ibaratnya, Kementan sebagai Infanteri, kami siap mendukung sebagai kavaleri,” kata Menteri Iftitah.

    Swasembada pangan merupakan salah satu program prioritas pemerintah Presiden Prabowo. Untuk ini, Kementan berencana melakukan optimalisasi 500.000 hektare lahan dan mencetak 500.000 hektare sawah baru, di sejumlah kawasan prioritas.

    Dengan menggunakan pendekatan Brigade Pangan, untuk setiap 200 hektare lahan sawah, akan dikelola oleh 15 petani yang dilatih dan dilengkapi dengan peralatan mesin pertanian.

  • Bupati Ngawi : Tanggul Penahan Banjir di Bengawan Madiun Penting untuk Ketahanan Pangan

    Bupati Ngawi : Tanggul Penahan Banjir di Bengawan Madiun Penting untuk Ketahanan Pangan

    Ngawi (beritajatim.com) – Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono menegaskan perlunya pembangunan tanggul penahan banjir di sepanjang aliran Bengawan Madiun yang melintasi wilayah kabupaten tersebut. Hal itu disampaikannya dalam Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) Ketahanan Pangan 2025 yang digelar di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Selasa (07/01/2025).

    Ony menjelaskan bahwa lima kecamatan di Ngawi—Kecamatan Ngawi, Pangkur, Geneng, Padas, dan Kwadungan—kerap terdampak banjir setiap musim hujan. Hal ini tak hanya merugikan petani lokal, tetapi juga berpengaruh pada program ketahanan pangan nasional.

    “Setiap musim hujan, lima kecamatan tersebut menjadi langganan banjir, yang menyebabkan gagal panen dan merugikan petani. Ini berdampak langsung pada ketahanan pangan kita,” ujar Ony, Kamis (9/1/2025).

    Pemkab Ngawi telah mengajukan proposal pembangunan tanggul sepanjang 6 kilometer kepada Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen-PU) untuk mengurangi risiko banjir. “Ini bukan hanya tentang ketahanan pangan, tetapi juga dampak sosial bagi masyarakat yang terkena banjir,” tambahnya.

    Dalam Rakortas yang dipimpin Menko Bidang Pangan Zulkifli Hasan dan dihadiri sejumlah menteri, Ony juga memaparkan keberhasilan Ngawi sebagai penghasil padi dengan produktivitas tertinggi nasional selama tiga tahun berturut-turut. Dengan Indeks Pertanaman Padi (IPP) mencapai 2,8, Ngawi menjadi contoh daerah yang berhasil memanfaatkan potensi pertaniannya.

    Selain menyoroti masalah banjir, Ony juga menekankan pentingnya penggunaan Dana Desa untuk pelatihan pembuatan pupuk organik melalui program Pertanian Ramah Lingkungan Berkelanjutan (PRLB). Dengan PRLB, petani diajarkan untuk memproduksi pupuk organik secara mandiri, mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia bersubsidi.

    “Petani di Ngawi telah mempraktikkan kemandirian dengan memproduksi pupuk organik, sehingga permasalahan pupuk dapat diatasi tanpa kendala berarti,” jelas Ony.

    Rakortas ini juga menyoroti target pemerintah untuk tidak mengimpor beras, gula konsumsi, jagung untuk pakan ternak, dan garam konsumsi pada 2025. Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menyebutkan bahwa Jawa Timur ditargetkan menanam padi seluas 2,75 juta hektar dengan alokasi pupuk bersubsidi terbesar di Indonesia, yakni 1,88 juta ton.

    Dengan berbagai langkah strategis ini, Kabupaten Ngawi terus berperan aktif dalam mendukung ketahanan pangan nasional sekaligus menghadapi tantangan perubahan iklim dan ketergantungan pada pupuk kimia. [fiq/kun]

  • Realisasi Penyaluran Pupuk Subsidi Capai 25 Ribu Ton di Awal 2025 – Page 3

    Realisasi Penyaluran Pupuk Subsidi Capai 25 Ribu Ton di Awal 2025 – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta PT Pupuk Indonesia (Persero) mencatat, sejak mulai disalurkan per 1 Januari 2025, realisasi penyaluran pupuk subsidi selama 6 hari pertama hingga 6 Januari 2025 mencapai hampir 25 ribu ton. Dengan rincian, 14.632 ribu ton pupuk urea, 9.960 ton pupuk NPK, 60 ton NPK kakao, dan 130 ton pupuk organik.

    Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Rahmad Pribadi mengatakan, antusiasme petani dalam menebus pupuk subsidi sangat luar biasa. Bahkan ada petani yang sudah melakukan penebusan pupuk pada dini hari pada 1 Januari 2025.

    “Pada tanggal 1 Januari, kami mencatat terdapat 6.693 transaksi penebusan pupuk,” terang Rahmad, Kamis (9/1/2025).

    Kinerja penyaluran pupuk bersubsidi yang lebih baik juga dapat terlihat dari data realisasi penyaluran dan penebusan pupuk bersubsidi di seluruh Indonesia hingga 6 Januari 2025.

    Jumlah Penebusan Pupuk

    Berdasarkan data Pupuk Indonesia, hingga 6 Januari 2025 sudah ada 91.913 transaksi penebusan pupuk bersubsidi di distributor resmi maupun kios di seluruh Indonesia. Jumlah petani yang melakukan penebusan mencapai 80.337 orang.

    Untuk itu, Rahmad menyampaikan apresiasi kepada pemerintah dan stakeholder terkait. Lantaran penyaluran pupuk bersubsidi mulai 1 Januari tahun 2025 dapat berjalan tepat waktu.

    “Kami mengucapkan terima kasih kepada pemerintah, baik Pak Menko Pangan, Kementerian BUMN, dan khususnya Bapak Mentan Andi Amran Sulaiman yang telah mendukung dari sisi regulasi dalam distribusi dan penyaluran pupuk bersubsidi,” kata Rahmad.

    Proses distribusi pupuk bersubsidi 2025 mencatatkan sejarah baru. Yakni, melalui surat keputusan penyaluran dari seluruh pemerintah daerah sudah selesai ditandatangani sebelum pergantian tahun 2025. Karena surat keputusan yang sudah keluar itu, maka penyaluran pupuk bersubsidi dapat berjalan tepat pada 1 Januari 2025.

    “Kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pemerintah daerah yang telah ikut mendukung proses penyaluran pupuk bersubsidi tahun 2025. Dengan kinerja penyaluran pupuk bersubsidi yang lebih baik, kami berharap petani bisa mendapatkan pupuk yang cukup untuk kebutuhan musim tanam pertama di tahun 2025,” tuturnya.

     

  • Mentan Buru & Cabut Izin Distributor yang Jual Pupuk di Atas HET

    Mentan Buru & Cabut Izin Distributor yang Jual Pupuk di Atas HET

    Jakarta

    Harga pupuk subsidi di Nusa Tenggara Barat (NTB) diketahui mencapai Rp 300.000 per kuintal atau per 100 kilogram (kg). Jika dihitung per kilogram, akan jauh di atas harga eceran tertinggi (HET) untuk pupuk subsidi.

    Merespon hal tersebut, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengancam distributor atau pengecer yang berani menaikkan harga pupuk akan dicabut izin usahanya. Untuk masalah di NTB, pihaknya akan segera mengecek kebenaran kabar tersebut.

    “Kalau benar, sebentar ini langsung kami, tolong cek alamatnya, orangnya siapa, itu saya evaluasi dan bisa saya cabut izinnya,” kata dia ditemui di Kementerian Pertanian, Kamis (9/1/2025).

    Menurut Amran tindakan sengaja menaikkan harga pupuk akan merugikan petani. Untuk itu perlu ada tindakan tegas bagi oknum yang mengambil keuntungan sendiri.

    “Itu dicabut tuh. Nggak boleh lagi. Petani ujung tombak kita, masak dizolimi dengan menaikkan harga? Oke, nanti aku cek,” ungkapnya.

    Sebelumnya, kondisi tersebut juga telah diketahui oleh Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono dalam kunjungan kerjanya di Desa Pengembur, Kecamatan Punjut, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.

    Dalam merespon masalah pupuk di NTB, Sudaryono langsung meminta PT Pupuk Indonesia untuk segera menelusuri masalah ini, dengan harapan petani tidak membeli pupuk di atas harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditetapkan pemerintah.

    “Yang paling mahal disini berapa? Rp 300 ribu per 1 kuintal? Berarti Rp 150 ribu per sak. Nah, disini sudah ada direksi dari PT Pupuk Indonesia, InsyaAllah hari ini masalah pupuk di NTB selesai,” kata Sudaryono dalam keterangannya, Rabu (8/1/2025).

    Sudaryono mengungkapkan, bahwa permasalahan yang dihadapi para petani untuk menuju swasembada pangan selama ini salah satunya adalah persoalan pupuk.

    Pemerintah per 1 Januari 2025, telah resmi menetapkan harga eceran tertinggi (HET) pupuk bersubsidi. Adapun rincian harga pupuk bersubsidi sebesar Rp 2.250 per kg atau Rp 225.000 per kuintal untuk pupuk urea, pupuk NPK Rp 2.300 per kg atau Rp 230.000 per kuintal, pupuk NPK untuk kakao Rp 3.300 per kg atau Rp 330.000 per kuintal, serta pupuk organik Rp 800 per kg atau Rp 80.000 per kuintal.

    Lihat juga video: Brigadir Mustofa Bantu Petani Lewat Pupuk PSB Demi Tingkatkan Hasil Panen

    (ada/rrd)

  • Harga Cabai Melonjak, Mentan: Biarlah Petani Bernapas

    Harga Cabai Melonjak, Mentan: Biarlah Petani Bernapas

    Jakarta

    Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman buka suara terkait masalah produksi yang menyebabkan harga cabai rawit merah melambung. Amran mengatakan saat ini kondisi produksi memang dipengaruhi oleh curah hujan yang tinggi.

    Meski begitu, dia mengklaim produksi dalam kondisi cukup. Dia menyebut masalahnya hanya pada sisi distribusi.

    “Karena pengaruh curah hujan yang tinggi. Produksinya cukup ya, karena distribusinya,” kata Amran ditemui di Kementerian Pertanian, Kamis (9/1/2025).

    Untuk diketahui, saat ini harga cabai rawit merah di level petani sebesar Rp 95.000/kg. Namun menurut Amran sekitar tiga minggu lalu harga cabai rawit merah anjlok di level Rp 3.000/kg.

    “Tiga minggu lalu kan hancur harganya, sampai Rp 3.000, biarlah petani bernapas, kasihan petani,” ucapnya.

    Dalam kesempatan yang sama, Dirjen Horti Kultural Muhammad Taufik Ratule mengatakan kebutuhan cabai rawit merah setahun hanya 1,17 juta ton. Sementara produksi dalam negeri tercatat mencapai 2 juta ton. Untuk itu, menurutnya tingginya harga cabai karena masalah distribusi.

    “Jadi hanya memang distribusinya, dan tidak semua wilayah memproduksi sehingga perlu ada pengiriman logistik dari wilayah lain. Tetapi secara nasional itu cukup. Jadi di distribusi, apa lagi hujan begini kan, banyak yang distribusi menjadi masalah,” ungkapnya.

    Dia juga menyebut memang ada daerah pertanian cabai yang kebanjiran, namun tidak banyak. Ke depan beberapa daerah juga dipastikan masih terdapat panen.

    “Ada beberapa wilayah (yang akan panen), Sumatera, Sulawesi. Jadi, cabai itu akan setiap saat ada. Saya kira ya masalahnya di situ, logistiknya,” pungkasnya.

    Sebelumnya, Ketua Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI) Abdul Hamid mengatakan harga cabai rawit merah di level petani meningkat Rp 95.000/kg. Tingginya harga komoditas tersebut disebabkan gagal panen di berbagai sentra produksi.

    Dia mengungkap gagal panen tersebut disebabkan karena banjir dan cuaca ekstrem. Akibatnya stok menipis dan harga semakin tinggi.

    “Iklim menyebabkan banyak rusak petani cabai rawit merah. Selain itu rentannya memang kalau lagi kosong stoknya itu naik banget (harganya). Karena kalau hujan saja dia nggak bisa dipanen, ditambah rentan terkena hama penyakit,” kata dia kepada detikcom, Rabu (8/1/2025).

    (ada/rrd)

  • Menteri Pertanian: Produksi Beras Jawa Timur Bisa 2 Juta Ton – Halaman all

    Menteri Pertanian: Produksi Beras Jawa Timur Bisa 2 Juta Ton – Halaman all

     

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menargetkan  kenaikan produksi beras di Jawa Timur yang dia klaim akan bisa mencapai yang tertinggi sepanjang sejarah.

    “Potensi Jawa Timur sangat besar. Insyaallah target kita adalah kenaikan produksi beras khusus Jawa Timur sebesar 2 juta ton, atau setara dengan gabah 4 juta ton. Ini akan menjadi kenaikan tertinggi sepanjang sejarah,” ujarnya, Rabu (8/1/2025).

    Amran menekankan, keberhasilan target produksi beras Jawa Timur sangat bergantung pada perbaikan irigasi di lahan pertanian yang luasnya mencapai 300 ribu hektare.

    Dia mengungkapkan, anggaran nasional sebesar Rp12 triliun telah disetujui Presiden Prabowo Subianto untuk mendukung normalisasi irigasi primer, sekunder dan tersier di seluruh Indonesia.

    “Mulai dari penambahan alokasi pupuk hingga dua kali lipat, perbaikan irigasi, distribusi alat mesin pertanian (alsintan), benih unggul, hingga penyesuaian harga gabah dan jagung,” ucap Amran.

    Harga gabah kini dinaikkan dari Rp6.000 menjadi Rp6.500, sedangkan harga jagung dari Rp5.000 menjadi Rp5.500.

    Ia menegaskan, Presiden telah memberi instruksi tegas agar hasil panen petani tidak boleh merugi dan harus diserap oleh Bulog.

    “Bapak Presiden mengatakan, tidak boleh petani dirugikan. Gabah hasil petani wajib diserap oleh Bulog. Dengan langkah-langkah strategis ini, kami optimis produksi pangan nasional akan meningkat signifikan,” tambahnya.

    Sebagai salah satu lumbung pangan nasional, Jawa Timur diharapkan menjadi contoh bagi provinsi lain dalam meningkatkan produksi pangan.

  • Isu Defisit Merebak, Produksi Beras 2025 Dipastikan Aman

    Isu Defisit Merebak, Produksi Beras 2025 Dipastikan Aman

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Pertanian (Kementan) menegaskan bahwa produksi beras nasional pada tahun 2025 dipastikan aman dan masyarakat tidak perlu khawatir dengan isu defisit produksi.

    Berdasarkan data amatan Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras di awal tahun 2025, khususnya pada Januari dan Februari, mengalami peningkatan signifikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

    “Dampak El Nino memang sempat menyebabkan penurunan produksi pada awal tahun lalu. Namun, pemerintah melakukan intervensi dengan program pompanisasi dan optimasi lahan rawa (Oplah), yang berhasil meningkatkan produksi beras Agustus-Desember 2024 hingga mencapai tambahan 1,5 juta ton dibandingkan tahun sebelumnya,” ujar Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Arief Cahyono, dalam keterangannya di Jakarta, 7 Januari 2025.

    Arief menambahkan bahwa tren positif tersebut berlanjut di awal tahun 2025. Data BPS mencatat peningkatan produksi beras sebesar 37,25% pada Januari dan 50,10% pada Februari dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.

    “Bapak Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menargetkan produksi padi nasional mencapai 32 juta ton pada tahun 2025, meningkat dibandingkan produksi tahun sebelumnya yang mencapai 30 juta ton,” tambah Arief.

    Guna mencapai target tersebut, pemerintah telah mengalokasikan Rp12 triliun untuk pembangunan dan revitalisasi jaringan irigasi pertanian di seluruh Indonesia. Langkah ini diharapkan mampu meningkatkan produktivitas dan efisiensi sektor pertanian, terutama di daerah-daerah sentra produksi beras.

  • Zulhas Buka Suara Soal Makan Bergizi Gratis Dikritik: Akan Dievaluasi

    Zulhas Buka Suara Soal Makan Bergizi Gratis Dikritik: Akan Dievaluasi

    Jakarta, CNN Indonesia

    Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas), menepis kritikan yang menganggap program Makan Bergizi Gratis (MBG) gagal meski baru diluncurkan pada 6 Januari 2025. Ia menegaskan bahwa program ini telah dirancang sejak lama dengan persiapan matang dan akan terus dievaluasi agar berjalan sesuai rencana.

    “Ini masih berlangsung terus, tentu secara bertahap kita akan evaluasi. Persiapannya ini kan sudah hampir setahun, ini baru tanggal 7 (dua hari pelaksanaan program) Kasih kesempatan sebulan, dua bulan, sampai Juni lah,” ujar Zulhas usai menghadiri Rapat Koordinasi Swasembada Pangan dengan Kepala Daerah di Gedung Grahadi Surabaya, Jawa Timur, Selasa (7/1).

    Eks Menteri Perdagangan ini meminta semua pihak memberikan kesempatan pemerintah dalam pelaksanaan program ini. Karenanya dia meminta tak perlu menilai terlalu dini terhadap program lantaran baru berjalan 1 hari sejak diluncurkan.

    “Baru satu hari terus sudah ada yang bilang tidak berhasil, jangan begitulah, kasih waktu,” lanjut Zulhas.

    Program MBG bertujuan menyediakan akses makanan bergizi secara gratis untuk masyarakat, dengan anggaran awal sebesar Rp71 triliun. Zulhas menekankan bahwa anggaran ini masih tahap awal.

    “Tentu bertahap anggarannya pun baru Rp71 triliun, tentu belum bisa semua. Nanti Juni dikumpulkan lagi nih anggaran, Kepala Badan Gizi lagi ngumpilin kalau Juni atau Juli bisa tambah lagi Rp140 triliun maka semua orang bisa makan gratis (sampai akhir tahun),” ujar Zulhas.

    Zulhas menjelaskan, saat ini semua jajaran pemerintahan di Kabinet Merah Putih tengah bekerja keras untuk mendukung dan menyukseskan program MBG ini, terutama menteri-menteri dan kepala lembaga di bidang Pangan.

    “Kita makanya ini akan berupaya maksimal, makan bergizi gratis kan butuh beras, terlur, ikan dan lain-lain. Makanya kita harus produksi agar tidak impor lagi,” ujarnya.

    Sebagai informasi, dalam rapat koordinasi terbatas antara pemerintah pusat dan Pemprov Jatim, Zulhas turut didampingi sejumlah menteri lain, di antaranya Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Menteri Perdagangan Budi Santoso, Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Yandri Sudanto, Menteri KKP Sakti Sahyu Trenggono, serta sejumlah kepala daerah se-Jatim.

    (ory/ory)