Tag: Amit Shah

  • 4
                    
                        Mobil Meledak Saat Macet Tewaskan 8 Orang, Warga Malah Sibuk Foto-foto
                        Internasional

    4 Mobil Meledak Saat Macet Tewaskan 8 Orang, Warga Malah Sibuk Foto-foto Internasional

    Mobil Meledak Saat Macet Tewaskan 8 Orang, Warga Malah Sibuk Foto-foto
    Tim Redaksi
    NEW DELHI, KOMPAS.com
    – Polisi India menyelidiki penyebab ledakan mobil di kawasan padat Old Delhi, tak jauh dari situs bersejarah Benteng Merah, Senin (10/11/2025) malam.
    Sedikitnya delapan orang tewas dan 19 korban luka-luka dalam insiden yang terjadi saat lalu lintas sedang
    macet
    .
    Ledakan besar memicu kobaran api yang melalap beberapa kendaraan di sekitarnya. Lokasi kejadian langsung ditutup oleh pihak berwenang, sedangkan tim forensik dan satuan antiterorisme diterjunkan untuk mengumpulkan bukti.
    Menteri Dalam Negeri Amit Shah mengatakan, penyelidikan masih berlangsung dan semua kemungkinan penyebab masih dipertimbangkan.
    “Masih terlalu dini untuk memastikan penyebab insiden ini,” kata Shah kepada wartawan, dikutip dari
    AFP
    . Ia menambahkan bahwa analisis sampel forensik sedang dilakukan.
    Hingga Selasa (11/11/2025) dini hari, area sekitar ledakan \ditutup dengan kain putih oleh aparat. Pengamanan di seluruh wilayah Ibu Kota
    India
    juga diperketat pasca-kejadian.
    Benteng Merah, yang terletak tak jauh dari lokasi ledakan, merupakan salah satu
    landmark
    paling ikonik di India.
    Situs bersejarah dari abad ke-17 ini kerap menjadi lokasi pidato tahunan Perdana Menteri India pada Hari Kemerdekaan.
    Sejumlah warga yang berada di lokasi menggambarkan suasana kacau penuh kepanikan.
    “Saya melihat
    mobil meledak
    saat sedang melaju. Orang-orang terbakar dan kami berusaha menolong mereka. Mobil dan orang-orang terbakar,” ujar Dharmindra Dhaga (27), saksi mata di lokasi kejadian.
    “Saya berteriak meminta bantuan agar orang-orang menolong mereka keluar. Tapi banyak yang justru sibuk membuat video dan mengambil foto,” tambahnya.
    Di Rumah Sakit LNJP, para korban luka langsung dilarikan ke ruang gawat darurat. Suasana dipenuhi tangis dan kepanikan keluarga pasien. Seorang perempuan yang suaminya dirawat tampak menangis histeris.
    “Saya tidak tega melihatnya seperti itu,” ujarnya lirih, sambil ditenangkan oleh anggota keluarganya.
    Perdana Menteri Narendra Modi turut menyampaikan duka cita dalam pernyataan resmi.
    “Belasungkawa bagi mereka yang kehilangan orang tercinta dalam ledakan di Delhi. Semoga para korban luka segera pulih,” katanya.
    Pemimpin oposisi, Rahul Gandhi, juga menyampaikan keprihatinan. Ia menyebut insiden ini sebagai “peristiwa memilukan” dan menyerukan penyelidikan menyeluruh demi keadilan bagi para korban.
    Sementara itu, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat menyatakan simpati kepada keluarga korban serta menyebut akan terus memantau perkembangan situasi di ibu kota India tersebut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
    Fitur Apresiasi Spesial dari pembaca untuk berkontribusi langsung untuk Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
    melalui donasi.
    Pesan apresiasi dari kamu akan dipublikasikan di dalam kolom komentar bersama jumlah donasi atas nama
    akun kamu.

  • WhatsApp Makin Ditinggal, Ramai-ramai Pindah ke Penggantinya di 2025

    WhatsApp Makin Ditinggal, Ramai-ramai Pindah ke Penggantinya di 2025

    Jakarta, CNBC Indonesia – Dalam beberapa pekan terakhir, para pejabat pemerintah India secara publik mendukung penggunaan aplikasi pesan singkat buatan domestik. Langkah ini menyusul upaya India untuk mengembangkan industri teknologi dalam negeri dan beralih dari aplikasi-aplikasi yang dikembangkan Amerika Serikat (AS).

    “Tak ada yang mengalahkan perasaan menggunakan produk buatan lokal,” kata Piyush Goyal, Menteri Perdagangan dan Industri India, dalam unggahan di X.

    “Sangat bangga menggunakan Arattai, platform pesan singkat buatan India,” ia menambahkan.

    Sebagai informasi, Arattai merupakan aplikasi besutan perusahaan India, Zoho, yang diluncurkan pada 2021 lalu. Aplikasi ini mendadak jadi populer dan mampu membukukan pendaftaran pengguna harian dari 3.000 menjadi 350.000 pada Oktober lalu, menurut pendiri dan CEO Zoho, Sridhar Vembu.

    Jumlah download-nya melonjak tajam menjadi 400.000 pada September 2025, dari sebelumnya di bawah 10.000 pada Agustus 2025.

    Memang aplikasi ini tidak dikembangkan pemerintah India secara harafiah. Namun, para pejabat pemerintah yang menggaungkan Arattai sebagai produk ‘made in India’ dan mendorong masyarakat menggunakannya ketimbang WhatsApp, menimbulkan asumsi soal keterkaitan Arattai dengan pemerintah setempat.

    Sebelumnya, Perdana Menteri Narendra Modi meminta masyarakat India untuk memprioritaskan barang dan layanan ‘made in India’, sebagai respons atas ancaman tarif tinggi dari Presiden AS Donald Trump sebesar 50%.

    Tak cuma itu, Menteri Pendidikan Dharmendra Pradhan menuliskan di X bahwa masyarakat sebaiknya beralih ke aplikasi-aplikasi buatan India. Menteri Dalam Negeri Amit Shah juga membuat pengumuman publik bahwa ia telah beralih ke layanan email Zoho yang merupakan induk Arattai.

    Vembu menuliskan di X bahwa perusahaan telah meningkatkan infrastruktur untuk menopang lonjakan pengguna dalam beberapa bulan terakhir.

    Menurut analis senior di firma intelijen pasar Sensor Tower, Abraham Yousef, 12 juta atau 80% dari total download Arattai baru dihimpun bulan lalu dikutip dari Financial Times, Jumat (14/11/2025). Secara total, Arattai sudah mengumpulkan 15 juta download sejak dirilis pada 2021 silam.

    Namun, masih sulit untuk mengalahkan WhatsApp yang memiliki 530 juta pengguna aktif bulanan (MAU) di India. Sebagai informasi, India merupakan negara dengan basis pengguna terbesar WhatsApp. Arattai menolak mengungkap jumlah MAU-nya, tetapi pakar menilai jumlahnya jauh lebih sedikit ketimbang WhatsApp.

    “Aplikasi-aplikasi pesan singkat seperti WeChat dari China berupaya mengalahkan WhatsApp di India, namun mengalami kesusahan,” kata Nikhil Pahwa, pendiri portak teknologi MediaNama.

    “Attai akan selalu menduduki posisi nomor 2,” ia menuturkan, dikutip dari Financial Times.

    India merupakan negara dengan populasi sebesar 1,4 miliar. Kendati demikian, sulit bagi bisnis untuk melakukan monetisasi.

    Menurut Sensor Tower, pengguna internet di India men-download 24,3 miliar aplikasi di 2024 dan menghabiskan waktu 1,13 triliun jam untuk menjajalnya. Namun, total pengeluaran hanya tembus US$1 miliar.

    Para analis memperingatkan popularitas Arratai kemungkinan tidak bertahan lama, jika dilihat dari rekam jejak aplikasi serupa sebelumnya. Koo yang pernah disebtu sebagai pengganti Twitter di India pada 2020 lalu akhirnya harus tutup pada tahun lalu karena sulit menerima pendanaan.

    Salah satu pendiri Koo kemudian curhat di media sosial bahwa mayoritas produk global didominasi oleh AS.

    Lembaga think-tank berbasis Delhi, GTRI, menuliskan pada September lalu bahwa selain tarif Trump, India menghadapi risiko strategis yang lebih dalam karena industri digital sangat bergantung ke teknologi AS.

    Nalin Mehta, penulis ‘India’s Techade: Digital Revolution and Change in the World’s Largest Democracy’ mengatakan memang ada dorongan masif dari pemerintah India untuk meningkatkan kemandirian teknologi.

    “Ada sentimen nasionalis yang mendorong hal ini, tetapi juga mencerminkan kepercayaan diri yang meningkat di sektor teknologi India untuk mencapai standar global,” ia menuturkan.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Kisah Komandan Pemberontak Perempuan Pertama di India Bertempur 25 Tahun

    Kisah Komandan Pemberontak Perempuan Pertama di India Bertempur 25 Tahun

    New Delhi

    Shambala Devi menunjukkan foto dirinya kala masih muda. Di situ, dia mengenakan kemeja dan celana panjang, membopong senapan serbu AK-47, memakai jam tangan, dan mengikatkan walkie-talkie di salah satu pinggangnya.

    Foto itu satu dari dua foto yang dia miliki dari masa itu diambil pada tahun 2000, ketika ia menjadi perempuan pertama yang naik pangkat menjadi komandan dalam pemberontakan bersenjata di Maois, India.

    Ia telah berganti nama lebih dari sekali selama bertahun-tahun. Saat itu, dia dikenal sebagai Devakka nama yang dia pakai ketika bergabung dengan kelompok pemberontak. Sebelumnya, ia bernama Vatti Adime.

    Ia menyerahkan senjatanya pada tahun 2014, dan ketika kami bertemu, dia mengenakan sari berwarna biru kehijauan yang diikat tinggi agar tidak basah saat mencuci pakaian.

    Kini, di usia 50 tahun, ia membuatkan teh untuk kami, lalu mengambil arit sebagai bekal bekerja di ladangnya.

    Dalam sebagian besar konflik, partisipasi perempuan kerap dikerdilkan. Berbeda dengan suaminya, Ravinder, seorang komandan kelompok pemberontak Maois yang didokumentasikan dalam lusinan foto dan video. Tapi tak banyak yang diketahui tentang Devi.

    Awalnya Devi enggan berbagi kisahnya, dia akhirnya setuju untuk bertemu di desanya.

    Sebagai bagian dari kesepakatan penyerahan diri, Shambala Devi dan suaminya menerima tanah, uang, dan domba dari pemerintah India (BBC)

    Di masa ketika hanya ada sedikit perempuan tergabung dalam peleton, Devi memilih untuk meninggalkan kehidupan rumah tangganya di desa demi perang gerilya dan politik ekstrem.

    “Kami tak memilih tanah, miskin, dan sering kelaparan, bahkan tanpa akses ke pelayanan kesehatan dasar,” ujarnya.

    “Ketika kami mencoba menggarap lahan hutan milik bersama, kami dipukuli oleh petugas kehutanan yang bekerja sama dengan polisi,” sambungnya.

    Menggarap lahan hutan adalah perbuatan ilegal dan penduduk setempat serta aktivis mengatakan penggusuran paksa menjadi hal yang biasa.

    Devi berkata dia baru berusia 13 tahun ketika meninggalkan rumah dan mengikuti “jalan kekerasan”. Karena waktu itu, ia menyaksikan ayahnya berulang kali dipukuli oleh petugas kehutanan dan dipenjara oleh polisi.

    “Satu-satunya cara agar suara kami didengar adalah dengan todongan senjata,” ujarnya.

    Saat kami mempertanyakan mengapa penduduk desa tidak mengadu kepada pihak berwenang, ia bilang polisi “tak pernah mendengarkan mereka” dan “petugas kehutanan bakal mundur kalau kelompok pemberontak Maois datang”.

    Ia bergabung dengan kelompok pemberontak pada tahun 1988. Pada puncaknya di pertengahan tahun 2000-an, pemberontak Maois melibatkan ribuan orang yang tersebar di 10 negara bagian, dengan basisnya di kawasan hutan terpencil di India bagian tengah dan timur.

    Gerakan ini dilandasi filosofi revolusioner China, Mao Zedong tentang perang rakyat melawan kontrol negara.

    Kelompok tersebut juga dikenal sebagai gerakan Naxalite, merujuk pada pemberontakan petani bersenjata di Desa Naxalbari di Benggala Barat pada tahun 1967.

    Pemberontakan yang berdarah dan penuh kekerasan di Maois naik-turun selama beberapa dekade, dan melemah secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

    Gerakan ini dipimpin oleh kelompok gerilya yang mengklaim mereka berjuang agar tanah didistribusikan secara lebih adil di antara masyarakat miskin, dan untuk membangun masyarakat komunis. Caranya, dengan menggulingkan pemerintah melalui perjuangan bersenjata.

    Mereka mengatakan pemerintah telah mengabaikan daerah pedesaan selama beberapa dekade, dan melelang lahan hutan kepada perusahaan.

    Pemerintah menilai masyarakat pedesaan tidak memiliki tanah karena tidak bisa mengolahnya, dan industri diyakini akan membawa pembangunan serta lapangan kerja.

    Suami Devi, Ravinder juga seorang komandan Maois – dia juga menyerahkan diri (Shambala Devi)

    Pada Juni tahun ini, Menteri Dalam Negeri Amit Shah menyebut Naxalisme sebagai “bencana besar bagi wilayah adat yang miskin” dan merampas “kebutuhan dasar seperti makanan, listrik, pendidikan, perumahan, toilet, dan air minum bersih” mereka.

    Pasukan keamanan baru-baru ini mengintensifkan operasi yang menargetkan kelompok Maois sebagai bagian dari apa yang disebut pemerintah sebagai “kebijakan tanpa toleransi” yang kejam terhadap pemberontak yang tak mau menyerah.

    Amit Shah telah menyatakan bahwa “India akan bebas” dari pemberontakan pada 31 Maret 2026.

    Klaim Shambala Devi, yang terjadi pada tahun 1980-an, tidak bisa diverifikasi secara independen.

    Tetapi dia mengatakan sebagai seorang pemberontak, dia terus berpindah-pindah negara bagian, memimpin peleton beranggotakan 30 orang yang bertujuan untuk menyergap dan membunuh pasukan keamanan.

    “Saya ingat pertama kali saya memimpin penyergapan,” kenangnya.

    “Saya memasang ranjau darat seberat 45 kilogram dan meledakkan kendaraan anti-ranjau, menewaskan personel keamanan,” sambungnya.

    Kala mengenang kejadian itu, Devi tampak bangga dengan penyergapan yang dipimpinnya, dan jelas dia tidak merasa menyesal atas tewasnya pasukan keamanan.

    Namun, ketika kami mendesaknya tentang jumlah nyawa yang dia renggut, ia mengungkapkan kesedihannya atas warga sipil yang dia bunuh.

    Devi mengaku keliru mengira beberapa warga adalah informan polisi dan yang lainnya tewas dalam serangan yang ditujukan ke pasukan keamanan.

    “Saya merasa bersalah, karena kami telah membunuh warga kami sendiri. Saya akan pergi ke desa mereka dan meminta maaf kepada keluarga mereka,” tuturnya.

    Ia juga ingat peletonnya membunuh seorang warga sipil yang menumpang sepeda motor bersama petugas keamanan, dan terjebak dalam penyergapan.

    Dia berkata, ibu dari warga sipil itu sangat marah dan menangis, sembari bertanya mengapa mereka merencanakan penyergapan di malam hari ketika sulit untuk mengenali warga sipil.

    Devi memberi tahu kami kalau mereka melakukan serangan saat gelap gulita, lantaran seringkali berdampak lebih besar.

    Ia mengaku tidak tahu berapa banyak orang yang sudah dia bunuh. Namun selama bertahun-tahun, bentrokan kekerasan antara pasukan keamanan dan kelompok Maois telah menewaskan ribuan orang, kebanyakan dari mereka berasal dari komunitas adat.

    Diagram lingkaran yang menunjukkan jumlah pengikut kelompok Maoisme, warga sipil, pasukan keamanan, dan orang-orang yang tidak disebutkan jumlahnya yang tewas dalam bentrokan antara tahun 2000 dan 2025 (BBC)

    Menurut South Asia Terrorism Portal, sebuah organisasi yang mengelola basis data terbesar terkait terorisme dan perang intensitas rendah di kawasan tersebut, sekitar 12.000 nyawa melayang sejak tahun 2000.

    Termasuk setidaknya 4.900 anggota kelompok Maois, 4.000 warga sipil, dan 2.700 pasukan keamanan.

    Terlepas dari kekerasan dan kritik dari orang-orang yang kehilangan kerabat yang dicintai, Devi mengatakan penduduk desa setempat kerap mendukung para pemberontak, memberi mereka makanan dan kebutuhan pokok lainnya.

    Ia percaya banyak komunitas adat menganggap Maois sebagai penyelamat mereka, dan di wilayah-wilayah yang dikuasai pemberontak, ia mengklaim mereka mendistribusikan kembali lahan hutan secara adil serta membantu masyarakat mendapatkan akses air dan layanan kesehatan. Klaim itu rupanya didukung oleh beberapa penduduk desa.

    Tuntutan fisik dan mental akibat perang gerilya merupakan hal baru bagi Devi.

    Dia belum pernah berbicara dengan laki-laki di depan umum sebelumnya, jadi ia harus belajar bagaimana cara memimpin dan memerintah.

    Mengambil air setiap hari juga menjadi tanggung jawab para perempuan, yang menurutnya sulit secara fisik. Sebab kamp-kamp didirikan jauh dari sumber air, dan sering menjadi tempat bagi pasukan keamanan melakukan pencarian.

    Peleton-peleton kelompok Maois kerap berpindah-pindah, menjelajahi hutan dan medan berbatu. Tak ada waktu untuk masalah-masalah seperti nyeri haid.

    Namun, ia juga bercerita tentang arti “pembebasan” menurut versinya sendiri. Bagi Devi tergabung dalam Maois seperti pembuktian diri dan membentuk identitasnya sendiri.

    “Perempuan diperlakukan seperti chappal [sandal] dalam masyarakat adat. Mereka tidak punya identitas selain menjadi istri atau ibu. Tapi, dalam organisasi Maois, kami dikenal karena apa yang telah kami capai bagi saya, itu adalah dengan menjadi seorang komandan,” ucapnya.

    Devi mengaku dia akan dipaksa menikah dini jika tetap tinggal di desanya. Tetapi, dia bisa memilih pria yang ingin dinikahinya setelah menjadi seorang pemberontak.

    Dua peta India, tahun 2014 dan lainnya tahun 2025. Area aktivitas pemberontak Maois disorot di keduanya, dan peta tersebut menunjukkan bagaimana jumlah area tempat mereka beroperasi telah menurun secara signifikan dalam 11 tahun terakhir. (BBC)

    Kendati begitu, seiring meningkatnya intensitas serangan di kedua belah pihak, dengan semakin banyaknya orang yang tewas akibat serangan pemberontak dan pasukan keamanan, Devi mulai mempertimbangkan kembali hidupnya.

    Ia merasa revolusi yang dijanjikan tak kunjung datang.

    “Di satu sisi, pasukan keamanan mengintensifkan operasi pencarian, di sisi lain, kami juga menyerang dan membunuh lebih banyak lagi,” ungkapnya.

    Ia juga terjangkit tuberkulosis tulang dan harus bersembunyi dari pasukan keamanan sambil melakukan perjalanan rahasia dari hutan ke rumah sakit kota untuk berobat. Alasan lainnya, agar bisa meninggalkan kehidupan seperti itu.

    “Perubahan yang langgeng hanya bisa terjadi dengan ekspansi nasional, tapi kami kelelahan, pengaruh kami menyusut, dan dukungan masyarakat menurun,” ujarnya seraya menambahkan terjadi penurunan keanggotaan.

    Komunitas terpencil yang dulu mengandalkan Maois kini terhubung lebih baik dengan dunia luar berkat ponsel dan media sosial, dan pasukan keamanan telah menggunakan peralatan modern seperti drone untuk membantu mengusir pemberontak dari desa-desa, mengisolasi mereka lebih dalam ke hutan.

    Setelah 25 tahun tinggal di hutan, Devi menyerahkan senjatanya pada 2014 di bawah kebijakan penyerahan diri pemerintah yang masih berlaku.

    Perjanjian tersebut memungkinkan kelompok Maois untuk menyerah dan menjamin mereka tidak akan mengangkat senjata lagi dengan imbalan uang, tanah, dan ternak.

    Devi (dengan sari berwarna biru kehijauan) sekarang mendukung komunitas lokalnya sebagai anggota dewan desa terpilih (BBC)

    Sekarang dia menjalani kehidupan desa yang dulu ditinggalkan.

    Ketika mereka menyerah, Devi dan suaminya mendapatkan sebidang tanah, uang, dan 21 ekor domba bersubsidi dari pemerintah.

    Kebijakan penyerahan diri tidak secara eksplisit menyatakan bahwa kelompok Maois akan diampuni, tetapi keputusan itu mempertimbangkan setiap kasus secara terpisah terkait penuntutan atas kejahatan.

    Pasangan Devi dan suaminya mengatakan mereka tidak lagi terjerat kasus hukum terkait kekerasan, dan tidak ada bukti kasus itu dalam laporan resmi.

    Menurut pemerintah federal, 8.000 anggota Maois telah menyerah dalam 10 tahun terakhir. Tidak diketahui berapa banyak yang tersisa, atau bahkan berapa banyak pemberontak yang ada ketika sedang jaya-jayanya.

    Sejak penyerahan diri, Devi terpilih sebagai Anggota Dewan seseorang yang menyampaikan keluhan kepada kepala desa dan membantu mengelola program pemerintah di desa setempat.

    “Saya ingin tahu seperti apa rasanya bekerja sama dengan pemerintah,” ucapnya.

    Apa pendapat Devi sekarang tentang deklarasi pemerintah untuk melenyapkan semua pemberontak pada akhir Maret 2026?

    Ia terdiam sejenak, lalu berkata, “Meskipun pemberontakan mungkin kalah pada akhirnya, sejarah telah tercipta. Dunia sudah menyaksikan sebuah gerakan besar. Dan itu mungkin menginspirasi generasi lain di suatu tempat untuk memperjuangkan hak-hak mereka…”

    “Aparat bisa membunuh para pemimpin dengan menyasar mereka… tapi saya rasa aparat tidak bisa membunuh semua orang. Mereka tidak bisa sepenuhnya membasmi gerakan ini.”

    Namun, ketika saya bertanya apakah dia membolehkan putrinya yang berusia delapan tahun untuk bergabung dengan pemberontakan suatu hari nanti, jawabannya tegas.

    “Tidak,” katanya. “Kami akan hidup seperti masyarakat biasa di sini.”

    (nvc/nvc)

  • Inggris Akan Akui Palestina sebagai Negara di Pertemuan PBB

    Inggris Akan Akui Palestina sebagai Negara di Pertemuan PBB

    Anda sedang menyimak laporan Dunia Hari Ini edisi Rabu, 30 Juli 2025.

    Kami mengawali laporan ini dengan berita dari Inggris.

    Inggris akan mengakui Palestina paling cepat September

    Perdana Menteri Inggris Sir Keir Starmer mengatakan Inggris akan mengakui Palestina sebagai negara paling cepat September, kecuali jika Israel mengambil langkah-langkah signifikan untuk mengakhiri perang di Gaza.

    Pengumuman ini terjadi kurang dari seminggu setelah Presiden Prancis Emmanuel Macron berjanji negaranya akan mengakui Palestina sebagai sebuah negara pada pertemuan PBB.

    “Kekhawatiran terbesar kami adalah para sandera Israel dan rakyat Gaza. Kita harus melakukan segala yang kita bisa untuk mengakhiri penderitaan saat ini dan mengubah situasi di lapangan,” demikian bunyi pernyataan yang dirilis oleh kantor PM Inggris.

    Kementerian luar negeri Israel menanggapi langkah Inggris dengan menyebutnya sebagai “hadiah untuk Hamas” dan menuduh Inggris merusak upaya mencapai gencatan senjata.

    Australia luncurkan roket buatannya, tapi jatuh

    Sebuah roket rancangan dan buatan Australia diluncurkan untuk pertama kalinya, meskipun jatuh tak lama setelah lepas landas.

    Gilmour Space mencoba meluncurkan roket orbitalnya, yang disebut Eris, dari sebuah pelabuhan antariksa di komunitas Bowen, Queensland utara, pagi ini.

    Roket tersebut berada di udara kurang dari satu menit.

    Para penonton yang berkumpul di Bowen melaporkan mendengar ledakan dan melihat gumpalan asap tebal saat peluncuran dan beberapa saat setelahnya.

    Militan Pakistan tewas dalam serangan India

    Pemerintah India mengatakan pasukan militernya menewaskan tiga militan Pakistan yang terlibat dalam serangan penembakan terhadap turis di Kashmir.

    Serangan tersebut mendorong India untuk menargetkan apa yang disebutnya “infrastruktur teroris” di Pakistan dan Kashmir yang dikelola Pakistan.

    “Saya ingin memberi tahu seluruh bangsa bahwa ketiga teroris inilah yang membunuh warga negara kami dan sekarang ketiganya telah terbunuh,” kata Menteri Dalam Negeri India, Amit Shah.

    Pakistan selalu membantah pihaknya terlibat dalam serangan tersebut.

    Puluhan tewas dalam banjir Beijing

    Pekan ini, setidaknya sudah 30 orang tewas di Beijing akibat banjir, sementara 80 ribu orang terpaksa mengungsi menurut pernyataan resmi pemerintah.

    Curah hujan di Beijing mencapai lebih dari 16 sentimeter pada Senin malam dan diperkirakan mencapai 30 cm pada Selasa.

    Di Distrik Miyun, 28 orang tewas dan 17.000 orang harus direlokasi, sementara dua orang tewas di Distrik Yanqing.

    Empat orang lainnya tewas dalam tanah longsor pada Senin di Provinsi Hebei yang berdekatan. Delapan orang lainnya hilang, akibat hujan yang turun selama enam bulan selama akhir pekan.

  • Pengakuan Mencekam Satu-satunya Korban Selamat Tragedi Air India

    Pengakuan Mencekam Satu-satunya Korban Selamat Tragedi Air India

    Jakarta

    Pesawat Air India tipe 787-8 Dreamliner dengan nomor penerbangan 171 yang membawa 242 orang jatuh tak lama setelah lepas landas. Ada 1 dari 242 orang yang selamat dari insiden mengerikan tersebut.

    Berdasarkan catatan detikcom, Jumat (13/6/2025), pesawat Air India yang terbang dari India ke London jatuh sesaat setelah lepas landas pada Kamis (12/6) waktu setempat. Pesawat tersebut mengirim sinyal untuk terakhir kalinya pukul 08:08:51 UTC (sekitar pukul 15.08 WIB), hanya beberapa detik setelah lepas landas.

    Menurut Flight Radar, saat itu pesawat telah mencapai ketinggian 625 kaki (190 m). Pada ketinggian tersebut, Pesawat tujuan London, Inggris, itu pun jatuh.

    Pesawat jatuh tepat di permukiman warga dekat Bandara Internasional Sardar Vallabhbhai Patel di Kota Ahmedabad. Ledakan besar terjadi ketika pesawat tersebut menghantam daratan.

    “Dengan kesedihan mendalam saya mengonfirmasi bahwa Air India Penerbangan 171 yang beroperasi dari Ahmedabad ke London Gatwick terlibat dalam kecelakaan tragis hari ini,” kata CEO Air India, Natarajan Chandrasekaran, mengkonfirmasi insiden itu dalam sebuah pernyataan di X.

    Tidak semua penumpang yang berada di dalam pesawat meninggal dunia. Ada 1 penumpang yang berhasil selamat dari insiden mengerikan tersebut.

    Tonton juga “Cerita Mencekam Korban Selamat Pesawat Air India” di sini:

    Pengakuan Penumpang Selamat

    Foto: Satu penumpang selamat dari insiden tersebut (BBC World)

    Satu-satunya penumpang yang selamat bernama Vishwashkumar Ramesh. Ia adalah warga negara Britania yang duduk di kursi 11A.

    Usai insiden, dia mengatakan kepada keluarganya bahwa dia sama sekali tidak tahu bagaimana dia bisa selamat dari kecelakaan itu. Ia pun sempat berjalan tertatih-tatih menuju ambulans. Saat itu, asap masih mengepul dari pesawat yang jatuh di belakangnya.

    “30 detik setelah lepas landas, terdengar suara keras… semuanya terjadi begitu cepat,” ujar Vishwashkumar, menceritakan pengalamannya kepada media lokal dari rumah sakit.

    Ajay Valgi, sepupu Vishwashkumar, mengatakan bahwa Vishwashkumar sempat menelepon keluarganya untuk memberi tahu bahwa dia “baik-baik saja”.

    Namun, Vishwashkumar tidak mengetahui keberadaan saudara laki-lakinya, yang juga bernama Ajay, yang turut berada di pesawat yang sama.

    Keluarga Vishwashkumar Terkejut

    Foto: Lokasi jatuhnya pesawat Air India (AP Photo/Ajit Solanki)

    Nayan Kumar Ramesh, saudara dari Vishwashkumar Ramesh, mengatakan kepada BBC News bahwa Vishwashkumar “tidak tahu bagaimana dia bisa selamat” dan berhasil keluar dari pesawat sebagai satu-satunya penyintas.

    Nayan berkata kepada BBC bahwa “sangat senang melihatnya [Vishwashkumar] baik-baik saja” tetapi dia khawatir dengan saudara laki-lakinya yang lain, Ajay, yang juga berada di dalam pesawat.

    “Kami semua kaget begitu mendengar apa yang terjadi, benar-benar kaget. Tidak bisa berkata-kata,” ujarnya.

    “Dia [Vishwashkumar] sendiri tidak tahu bagaimana dia bisa selamat, bagaimana dia bisa keluar dari pesawat.

    “Ketika dia menelepon kami, dia hanya lebih mengkhawatirkan saudara saya yang lain, seperti ‘Cari Ajay, cari Ajay.’ Hanya itu yang dia pedulikan saat ini.”

    Seorang kerabat bernama Jay menyatakan kepada kantor berita PA: “Ada beberapa luka di wajahnya. Dia berlumuran darah. Saya kira dia baik-baik saja. Ini adalah kejutan besar.”

    Video yang beredar di media sosial menunjukkan Vishwashkumar berjalan pincang menuju ambulans, dengan asap mengepul di latar belakang.

    Ia kemudian terlihat di ranjang rumah sakit saat bertemu dengan Menteri Dalam Negeri India Amit Shah.

    Dokter Dhaval Gameti, yang merawat Vishwashkumar, mengatakan: “Dia disorientasi, dengan banyak luka di sekujur tubuhnya. Tapi dia tampaknya sudah melewati masa kritis.”

    Halaman 2 dari 3

    (maa/lir)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Mukjizat! Satu Penumpang Pesawat Air India Selamat, Begini Kondisinya Terkini

    Mukjizat! Satu Penumpang Pesawat Air India Selamat, Begini Kondisinya Terkini

    Jakarta – Sebuah pesawat Air India yang menuju London jatuh di kawasan permukiman Ahmedabad, India, tak lama setelah lepas landas, Kamis (12/6/2025). Kecelakaan tersebut menewaskan 241 orang di dalamnya. Sementara satu orang penumpang yang duduk di bangku 11A, terlempar dari pesawat, dilaporkan selamat.

    Menteri Dalam Negeri India Amit Shah membenarkan ia bertemu dengan satu-satunya korban selamat di rumah sakit. Seorang dokter mengatakan ia telah memeriksa korban selamat, yang ia identifikasi sebagai Vishwashkumar Ramesh.

    “Ia mengalami disorientasi dengan banyak luka di sekujur tubuhnya,” kata Dr Dhaval Gameti kepada The Associated Press.

    “Namun, kondisinya tampaknya sudah pulih.”

    Seorang petugas medis lainnya mengatakan, Ramesh mengaku pesawat langsung menurun sesaat setelah lepas landas, lalu tiba-tiba terbelah dua dan melemparkannya keluar sebelum terdengar ledakan keras.

    Asap hitam mengepul dari lokasi jatuhnya pesawat di dekat bandara Ahmedabad, kota berpenduduk lebih dari 5 juta jiwa di Gujarat, negara bagian asal Perdana Menteri Narendra Modi

    baca juga

    Korban Lainnya Dikhawatirkan Terkubur di Reruntuhan

    Divyansh Singh, wakil presiden Federation of All India Medical Associations (FAIMA), mengatakan sedikitnya lima mahasiswa dari perguruan tinggi kedokteran tersebut tewas di darat dan 50 lainnya terluka imbas kecelakaan tersebut. Singh mengatakan beberapa dari mereka dalam kondisi kritis dan banyak orang dikhawatirkan terkubur di reruntuhan.

    Sementara itu, Air India mengonfirmasi dalam sebuah pernyataan yang diunggah di X , 229 penumpang dan 12 awak tewas dalam kecelakaan itu. Satu-satunya yang selamat adalah seorang warga negara Inggris asal India. Penerbangan yang menuju Bandara Gatwick London itu membawa 169 warga India, 53 warga Inggris, tujuh warga Portugis, dan satu penumpang Kanada.

    “Upaya kami sekarang difokuskan sepenuhnya pada kebutuhan semua yang terkena dampak, keluarga dan orang-orang terkasih mereka,” kata maskapai itu.

    bac ajuga

    (suc/suc)

  • Mengapa Masjid Kami Jadi Sasaran?

    Mengapa Masjid Kami Jadi Sasaran?

    Jakarta

    India menyatakan telah meluncurkan serangan rudal ke sembilan lokasi di Pakistan dan wilayah Kashmir yang dikuasai Pakistan. Pakistan menyatakan telah menembak jatuh lima pesawat India.

    Warga di Muzaffarabad, Kashmir, yang dikuasai Pakistan, terbangun oleh ledakan besar pada Rabu (07/05) pagi.

    Pakistan melaporkan tiga lokasi menjadi sasaran serangan dan delapan orang tewas.

    Sementara India mengeklaim tiga warga sipil tewas akibat penembakan oleh Pakistan di sisi perbatasan Kashmir yang dikuasai India.

    Pakistan menyatakan telah menembak jatuh lima pesawat India, termasuk tiga Rafale, satu SU-30, satu MiG-29, dan satu drone Heron.

    Juru bicara militer Pakistan, Letnan Jenderal Ahmed Sharif Chaudhary, dalam sebuah video yang dibagikan oleh kantor berita Reuters, mengonfirmasi bahwa mereka telah menembak jatuh lima pesawat India, yaitu tiga Rafale, satu SU-30, satu MiG-29, dan satu drone Heron.

    Ketegangan antara kedua negara yang memiliki nuklir ini meningkat tajam setelah serangan mematikan terhadap wisatawan India oleh kelompok milisi di Pahalgam bulan lalu.

    India berkukuh memiliki “bukti yang mengarah pada keterlibatan teroris yang berbasis di Pakistan ” dalam serangan tersebut. Namun Pakistan membantah keterkaitan apa pun.

    ‘Saya tidak mengerti mengapa masjid kami menjadi sasaran’

    Beberapa saksi mata memberikan kesaksian mengenai serangan India terhadap sasaran-sasaran di wilayah Pakistan.

    Muhammad Waheed, yang tinggal dekat Masjid Bilal di Muzaffarabad, ibu kota Kashmir yang dikelola Pakistan, menceritakan kepada BBC, “Saya sedang tertidur lelap ketika ledakan pertama mengguncang rumah saya.”

    “Saya langsung lari ke jalan, orang-orang sudah berkumpul. Belum sempat kami menyadari apa yang terjadi, tiga rudal lagi ditembakkan, menyebabkan kepanikan dan kekacauan yang meluas.”

    Waheed mengatakan puluhan orang, termasuk perempuan, terluka dan telah dibawa ke rumah sakit terdekat.

    “Saya tidak mengerti mengapa masjid kami menjadi sasaran,” kata Waheed.

    “Ini adalah masjid lingkungan biasa tempat kami beribadah lima kali sehari. Kami tidak pernah melihat aktivitas mencurigakan di sekitarnya.

    “Orang-orang sekarang mengungsi dari rumah mereka dan rasa ketidakpastian sangat tinggi.”

    Pemandangan Masjid Bilal di Kashmir yang dikuasai Pakistan yang hancur setelah serangan India. (Getty Images)

    Buava Singh, seorang warga distrik Poonch, menceritakan sebuah peluru mortir menghantam rumah keponakannya, Ruby Kaur, larut malam.

    “Dia baru saja bangun untuk membuatkan teh bagi suaminya yang sedang sakit. Pecahan peluru mengenai kepalanya, menyebabkan pendarahan hebat.

    Kami segera membawanya ke rumah sakit terdekat, tetapi dia dinyatakan meninggal dunia,” kata Singh. Putri Ruby Kaur juga mengalami luka parah.

    Singh mengatakan bahwa tidak ada bunker komunal di daerah tersebut, memaksa warga untuk berlindung di rumah mereka.

    “Sejauh ini, kami belum pernah melihat penembakan sehebat ini,” tambahnya.

    Setelah serangan, tentara paramiliter Pakistan terlihat memeriksa bangunan yang roboh di sebuah kompleks di Muridke. (Getty Images)

    Muhammad Younis Shah, warga Muridke di Provinsi Punjab, Pakistan, menceritakan kepada BBC bahwa empat rudal yang ditembakkan India jatuh di sebuah kompleks pendidikan di sana.

    Menurutnya, tiga rudal pertama mendarat berurutan dengan cepat, sementara rudal keempat datang selang lima hingga tujuh menit kemudian.

    Kompleks tersebut, yang terdiri dari sekolah dan perguruan tinggi, asrama, kompleks medis, serta masjid, mengalami kerusakan sebagian.

    Shah mengatakan kompleks itu juga memiliki area perumahan yang ditempati sejumlah keluarga.

    Ia menambahkan bahwa tim SAR, pemadam kebakaran, dan polisi hadir di area yang dilanda ketakutan dan kepanikan.

    “Semua orang sudah pindah dari sini ke tempat yang lebih aman,” ujarnya.

    Asap mengepul setelah sebuah peluru artileri mendarat di kota utama distrik Poonch di wilayah Jammu, India, pada 7 Mei 2025. (Getty Images)

    Pakistan kecam ‘agresi terang-terangan India’

    Menteri Luar Negeri Pakistan, Muhammad Ishaq Dar, menyatakan bahwa delapan warga sipil tewas dan 35 lainnya luka-luka akibat serangan India.

    Beliau menambahkan bahwa jumlah korban tertinggi dilaporkan terjadi di kota Ahmedpur Timur.

    Kementerian Luar Negeri Pakistan menyatakan bahwa Islamabad telah memberitahu Dewan Keamanan PBB (DK PBB) mengenai “agresi terang-terangan oleh India dan ancaman yang ditimbulkannya terhadap perdamaian dan keamanan internasional”.

    Dalam pernyataannya, kementerian tersebut menambahkan bahwa “DK PBB telah diberitahu bahwa Pakistan memiliki hak untuk merespons agresi ini secara tepat pada waktu dan tempat yang dipilihnya, sesuai dengan hak membela diri yang diabadikan dalam Pasal 51 Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa.”

    Getty ImagesPerempuan Kashmir di Wuyan, dekat kota utama Srinagar di Kashmir yang dikuasai India, setelah suara ledakan keras terdengar pada 7 Mei 2025.

    Partai Rakyat Pakistan (PPP) mengecam “agresi India terhadap Pakistan dengan menargetkan penduduk sipil di seberang perbatasan.”

    PPP, salah satu dari tiga partai politik utama di Pakistan, yang dipimpin oleh Bilawal Bhutto Zardari, putra presiden negara itu, Asif Ali Zardari, menyatakan melalui unggahan di X bahwa serangan “tanpa provokasi” India melanggar “hukum internasional, Piagam PBB, dan kedaulatan Pakistan.”

    “Provokasi India akan dilawan dengan kekuatan penuh dan tekad yang tak tergoyahkan untuk melindungi kedaulatan dan integritas wilayah Pakistan,” tambahnya.

    India menyatakan bahwa mereka meluncurkan “serangan terarah pada sembilan lokasi infrastruktur teroris” di Pakistan dan Kashmir yang dikuasai Pakistan, dan tidak ada fasilitas militer, sipil, atau ekonomi yang menjadi sasaran.

    Mereka juga menjelaskan bahwa serangan tersebut merupakan respons terhadap serangan kelompok milisi pada April di Pahalgam yang mengakibatkan 26 orang tewas.

    ‘Seluruh dunia tidak boleh menoleransi terorisme’

    Menteri Luar Negeri India, S Jaishankar, melalui unggahan di X, menyatakan bahwa dunia “harus menunjukkan sikap tanpa toleransi terhadap terorisme.”

    Ia juga menyertakan sebuah gambar dengan tulisan ‘Operasi Sindoor’nama yang digunakan India untuk menggambarkan serangan pada Rabu (07/05) terhadap Pakistan.

    Gambar tersebut memiliki latar belakang hitam dengan tulisan ‘Operasi Sindoor’ berwarna putih.

    Salah satu huruf O dalam Sindoor digambarkan sebagai pot bundar berisi bubuk vermilion yang dikenakan oleh perempuan Hindu yang sudah menikah di belahan rambut mereka.

    Menteri Luar Negeri India, S Jaishankar (Getty Images)

    Penggambaran ini dibaca sebagai referensi terhadap para perempuan yang menjadi janda setelah suami mereka ditembak mati oleh milisi di Pahalgam bulan lalu.

    Sebanyak 26 orang yang tewas dalam serangan itu adalah laki-laki.

    Menteri Dalam Negeri India, Amit Shah, memuji angkatan bersenjata negara itu dalam sebuah unggahan di X, menyatakan bahwa ia bangga terhadap mereka.

    Operasi Sindoor, nama yang digunakan India untuk serangan-serangannya terhadap Pakistan adalah respons negara itu terhadap “pembunuhan brutal saudara-saudara tak bersalah kita di Pahalgam,” tulisnya.

    “Pemerintahan Modi bertekad untuk memberikan respons yang setimpal terhadap setiap serangan terhadap India dan rakyatnya. Bharat [nama India dalam bahasa Hindi] tetap berkomitmen kuat untuk memberantas terorisme dari akarnya,” tambahnya.

    ‘Ini adalah momen yang tepat untuk mediasi’

    Pengamat Asia Selatan di Washington, Michael Kugelman, berpendapat bahwa inilah saat yang tepat untuk melakukan mediasi antara India dan Pakistan.

    Menurutnya, dengan India yang telah menyerang dan Pakistan yang memperingatkan serangan balasan, risiko peningkatan konflik saat ini lebih tinggi dibandingkan beberapa tahun terakhir.

    Mengingat ketegangan mereka kian memanas, kata Kugelman, kemungkinan terjadinya permusuhan lebih lanjut sangat besar.

    “Komunitas internasional tampaknya sepakat bahwa serangan di Pahalgam bulan lalu harus dikutuk keras, tetapi de-eskalasi sangat penting.”

    “Tidak ada yang menginginkan perang di tengah kondisi dunia yang sudah tegang, terutama perang antara dua negara rival bersenjata nuklir,” ujarnya.

    Lebih lanjut, Kugelman bilang ini adalah saatnya bagi negara-negara yang memiliki hubungan baik dengan India dan Pakistan, seperti AS dan negara-negara Teluk Arab, untuk melakukan diplomasi dan mendesak kedua negara untuk mencari jalan keluar sebelum risiko eskalasi nuklir terjadi.

    Berita ini akan terus diperbaiki secara berkala

    Lihat juga Video: Masjid dan Sekolah di Pakistan Dirudal India, 3 Orang Tewas

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • India dan Arab Keluarkan Pernyataan Bersama Mengutuk Aksi Teror di Jammu dan Kashmir, Begini Isinya – Halaman all

    India dan Arab Keluarkan Pernyataan Bersama Mengutuk Aksi Teror di Jammu dan Kashmir, Begini Isinya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – India dan Arab Saudi mengeluarkan pernyataan bersama terkait aksi teror di kota Pahalgam, Jammu dan Kashmir. 

    Pernyataan tersebut mengutuk terorisme yang menargetkan wisatawan dan menewaskan setidaknya 28 orang.

    “Kedua belah pihak mengutuk keras serangan teror yang mengerikan di Pahalgam, Jammu dan Kashmir pada tanggal 22 April 2025, yang merenggut nyawa warga sipil yang tidak bersalah. Dalam konteks ini, kedua belah pihak mengutuk terorisme dan ekstremisme kekerasan dalam segala bentuk dan manifestasinya, dan menekankan bahwa ini tetap menjadi salah satu ancaman paling serius bagi kemanusiaan,” demikian bunyi pernyataan bersama, dikutip dari India Blooms, Sabtu (26/4/2025).

    “India dan Arab sepakat bahwa tidak ada pembenaran untuk tindakan teror apa pun dengan alasan apa pun. India dan Arab menolak segala upaya untuk menghubungkan terorisme dengan ras, agama, atau budaya tertentu,” kata pernyataan tersebut.

    Pernyataan itu dikeluarkan sehari setelah PM India Narendra Modi mengunjungi Arab Saudi pada Selasa (22/4/2025). 

    Modi mempersingkat lawatannya menyusul serangan di Pahalgam, teror yang menuai kecaman dari seluruh dunia.

    “Mereka mengutuk terorisme lintas batas, dan menyerukan kepada semua Negara untuk menolak penggunaan terorisme terhadap negara lain, membongkar infrastruktur terorisme di mana pun itu berada, dan membawa pelaku terorisme ke pengadilan dengan segera.

    Kedua belah pihak menekankan perlunya mencegah akses ke senjata termasuk rudal dan pesawat nirawak untuk melakukan tindakan teroris terhadap negara lain,” kata pernyataan itu.

    Pembantaian Pahalgam

    Sebanyak 28 wisatawan tewas setelah teroris mengidentifikasi mereka sebagai nonmuslim. Teroris itu menembaki mereka di padang rumput Baisaran, destinasi populer di Pahalgam.

    Teroris, yang tampaknya mengenakan kamuflase, dilaporkan meminta para korban untuk melantunkan ayat-ayat Islam. Kemudian, menurunkan celana mereka untuk memeriksa sunat dalam upaya untuk memastikan identitas Hindu mereka sebelum menembaki mereka. Dua di antara yang tewas adalah warga negara asing nonmuslim.

    Amit Shah Mengunjungi Kashmir

    Menteri Dalam Negeri Amit Shah pada hari Rabu mengunjungi padang rumput Baisaran dan juga memberi penghormatan kepada para korban insiden tersebut.

    Ia juga bertemu dengan keluarga dari orang-orang yang tewas dalam serangan yang telah memicu kesedihan dan kemarahan di seluruh negeri.

    Sketsa Tersangka Dirilis

    Badan keamanan India telah merilis sketsa tiga tersangka teroris di balik serangan tersebut. Ketiga teroris tersebut telah diidentifikasi sebagai Asif Fuji, Suleman Shah dan Abu Talha, dikutip dari India Today.

    Mereka diyakini sebagai anggota Front Perlawanan, cabang dari kelompok teroris terlarang Lashkar-e-Taiba (LeT) yang berpusat di Pakistan. Kelompok tersebut mencakup teroris Pakistan yang menyusup ke Lembah beberapa hari sebelum serangan, menurut sumber intelijen kepada India Today. (IndiaBlooms)

     

     

  • Lebih dari 20 Orang Wisatawan Tewas dalam Serangan Teroris di Kashmir, India Perketat Keamanan

    Lebih dari 20 Orang Wisatawan Tewas dalam Serangan Teroris di Kashmir, India Perketat Keamanan

    PIKIRAN RAKYAT – Sedikitnya 26 orang, termasuk wisatawan asing, tewas dalam serangan teroris di kawasan wisata Pahalgam, Jammu dan Kashmir, Selasa, 22 April 2025. Serangan ini menjadi salah satu yang paling mematikan dalam beberapa tahun terakhir di wilayah yang selama puluhan tahun menjadi pusat konflik geopolitik antara India, Pakistan, dan China.

    Menurut laporan surat kabar The Hindustan, sekelompok orang bersenjata melepaskan tembakan membabi buta ke arah rombongan wisatawan yang sedang menunggang kuda. Serangan ini terjadi di tengah meningkatnya kunjungan wisatawan ke wilayah tersebut menjelang musim ziarah Amarnath, salah satu ritual suci umat Hindu yang berlangsung selama 38 hari dan dijadwalkan dimulai pada 3 Juli.

    Kelompok The Resistance Front (TRF), yang berafiliasi dengan organisasi militan terlarang Lashkar-e-Taiba, mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. Kelompok ini diketahui aktif dalam beberapa tahun terakhir dan sering dituding sebagai dalang di balik berbagai serangan di wilayah sengketa tersebut.

    Menteri Dalam Negeri India, Amit Shah, menyampaikan bahwa ia telah memberi laporan langsung kepada Perdana Menteri Narendra Modi dan segera mengadakan pertemuan darurat dengan pejabat keamanan tinggi.

    “Kami tidak akan membiarkan tindakan teroris ini lolos. Mereka yang bertanggung jawab akan diadili,” ujarnya. Shah juga dijadwalkan mengunjungi wilayah tersebut dalam waktu dekat.

    Hanya sehari setelah insiden di Pahalgam, pasukan keamanan India kembali terlibat dalam baku tembak di distrik Baramulla, dekat Garis Kontrol (LoC) yang memisahkan wilayah India dan Pakistan. Dua orang teroris dilaporkan tewas dalam upaya penyusupan ke wilayah India. Korps Chinar dari Angkatan Darat India menyatakan bahwa sejumlah besar senjata dan amunisi berhasil disita dalam operasi tersebut.

    Serangan terhadap wisatawan jarang terjadi di Kashmir, meskipun wilayah itu telah lama menjadi pusat pemberontakan anti-India sejak 1989. Umumnya, kekerasan terfokus pada bentrokan antara pasukan keamanan India dan kelompok militan. Namun, insiden ini menandai peningkatan eskalasi yang mengkhawatirkan, apalagi menjelang ziarah besar-besaran ke Gua Amarnath.

    Situasi keamanan di Jammu dan Kashmir telah mengalami perubahan signifikan sejak pemerintah India pada tahun 2019 mencabut status otonomi khusus wilayah tersebut dengan menghapus Pasal 370 Konstitusi India. Langkah ini membuat Jammu dan Kashmir kehilangan hak legislatifnya sendiri dan dibagi menjadi dua wilayah persatuan, Jammu dan Kashmir serta Ladakh, yang kini dikendalikan langsung oleh pemerintah pusat di New Delhi.

    Keputusan tersebut memicu kecaman dari Pakistan, yang mengklaim seluruh wilayah Kashmir, serta dari sebagian besar penduduk Muslim lokal yang menganggap pencabutan status khusus sebagai langkah penindasan. Selain itu, India juga menghadapi ketegangan perbatasan dengan China, terutama di wilayah Ladakh dan Arunachal Pradesh, karena belum adanya garis batas resmi yang diakui kedua negara. Ketegangan ini pernah memuncak dalam bentrokan militer pada tahun 2020 di Lembah Galwan.

    Para analis menilai bahwa serangan terbaru ini bisa memperburuk stabilitas keamanan di wilayah tersebut dan mengganggu agenda diplomatik serta pembangunan ekonomi yang sedang diupayakan pemerintah India di kawasan yang sensitif ini.

    Pihak berwenang telah meningkatkan keamanan di seluruh wilayah dan memperketat pengawasan menjelang ziarah Amarnath. Namun, kekhawatiran tetap tinggi bahwa kelompok bersenjata mungkin kembali melancarkan serangan serupa dalam waktu dekat.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Lebih dari 20 Orang Wisatawan Tewas dalam Serangan Teroris di Kashmir, India Perketat Keamanan

    28 Wisatawan Tewas dalam Serangan Teroris di Kashmir, India Perketat Keamanan

    PIKIRAN RAKYAT – Sedikitnya 28 orang, termasuk wisatawan asing, tewas dalam serangan teroris di kawasan wisata Pahalgam, Jammu dan Kashmir, Selasa, 22 April 2025. Serangan ini menjadi salah satu yang paling mematikan dalam beberapa tahun terakhir di wilayah yang selama puluhan tahun menjadi pusat konflik geopolitik antara India, Pakistan, dan China.

    Menurut laporan surat kabar The Hindustan, sekelompok orang bersenjata melepaskan tembakan membabi buta ke arah rombongan wisatawan yang sedang menunggang kuda. Serangan ini terjadi di tengah meningkatnya kunjungan wisatawan ke wilayah tersebut menjelang musim ziarah Amarnath, salah satu ritual suci umat Hindu yang berlangsung selama 38 hari dan dijadwalkan dimulai pada 3 Juli.

    Kelompok The Resistance Front (TRF), yang berafiliasi dengan organisasi militan terlarang Lashkar-e-Taiba, mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. Kelompok ini diketahui aktif dalam beberapa tahun terakhir dan sering dituding sebagai dalang di balik berbagai serangan di wilayah sengketa tersebut.

    Menteri Dalam Negeri India, Amit Shah, menyampaikan bahwa ia telah memberi laporan langsung kepada Perdana Menteri Narendra Modi dan segera mengadakan pertemuan darurat dengan pejabat keamanan tinggi.

    “Kami tidak akan membiarkan tindakan teroris ini lolos. Mereka yang bertanggung jawab akan diadili,” ujarnya. Shah juga dijadwalkan mengunjungi wilayah tersebut dalam waktu dekat.

    Hanya sehari setelah insiden di Pahalgam, pasukan keamanan India kembali terlibat dalam baku tembak di distrik Baramulla, dekat Garis Kontrol (LoC) yang memisahkan wilayah India dan Pakistan. Dua orang teroris dilaporkan tewas dalam upaya penyusupan ke wilayah India. Korps Chinar dari Angkatan Darat India menyatakan bahwa sejumlah besar senjata dan amunisi berhasil disita dalam operasi tersebut.

    Serangan terhadap wisatawan jarang terjadi di Kashmir, meskipun wilayah itu telah lama menjadi pusat pemberontakan anti-India sejak 1989. Umumnya, kekerasan terfokus pada bentrokan antara pasukan keamanan India dan kelompok militan. Namun, insiden ini menandai peningkatan eskalasi yang mengkhawatirkan, apalagi menjelang ziarah besar-besaran ke Gua Amarnath.

    Situasi keamanan di Jammu dan Kashmir telah mengalami perubahan signifikan sejak pemerintah India pada tahun 2019 mencabut status otonomi khusus wilayah tersebut dengan menghapus Pasal 370 Konstitusi India. Langkah ini membuat Jammu dan Kashmir kehilangan hak legislatifnya sendiri dan dibagi menjadi dua wilayah persatuan, Jammu dan Kashmir serta Ladakh, yang kini dikendalikan langsung oleh pemerintah pusat di New Delhi.

    Keputusan tersebut memicu kecaman dari Pakistan, yang mengklaim seluruh wilayah Kashmir, serta dari sebagian besar penduduk Muslim lokal yang menganggap pencabutan status khusus sebagai langkah penindasan. Selain itu, India juga menghadapi ketegangan perbatasan dengan China, terutama di wilayah Ladakh dan Arunachal Pradesh, karena belum adanya garis batas resmi yang diakui kedua negara. Ketegangan ini pernah memuncak dalam bentrokan militer pada tahun 2020 di Lembah Galwan.

    Para analis menilai bahwa serangan terbaru ini bisa memperburuk stabilitas keamanan di wilayah tersebut dan mengganggu agenda diplomatik serta pembangunan ekonomi yang sedang diupayakan pemerintah India di kawasan yang sensitif ini.

    Pihak berwenang telah meningkatkan keamanan di seluruh wilayah dan memperketat pengawasan menjelang ziarah Amarnath. Namun, kekhawatiran tetap tinggi bahwa kelompok bersenjata mungkin kembali melancarkan serangan serupa dalam waktu dekat.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News