Mardiono Terpilih Aklamasi Pimpin PPP, Siap Kawal Program Prioritas Prabowo
Penulis
KOMPAS.com
– Muhamad Mardiono kembali terpilih sebagai Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) melalui aklamasi dalam Muktamar X yang digelar di kawasan Ancol, Jakarta, Minggu (28/9/2025).
Seluruh 30 Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PPP dari berbagai daerah menyatakan dukungan penuh kepadanya.
Usai terpilih, Mardiono menegaskan akan memfokuskan kepemimpinannya pada penyusunan strategi transformasi partai menuju Pemilu Legislatif 2029.
Ia juga memastikan PPP akan berjalan seirama dengan pemerintah dengan mendukung program-program prioritas Presiden RI Prabowo Subianto.
“Bismillah, kami akan fokus pada penyusunan strategi transformasi PPP menuju Pemilu 2029. Sebagai partai yang juga berjalan bersama pemerintah, PPP akan mendukung program-program prioritas Bapak Presiden Prabowo Subianto,” ujar Mardiono melalui siaran persnya, Minggu (28/9/2025).
Adapun dukungan tersebut mencakup sejumlah agenda yang dianggap pro-rakyat, seperti ketahanan pangan, Koperasi Merah Putih, Sekolah Rakyat, layanan kesehatan gratis, serta program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Ketahanan Pangan, Mardiono menilai penting bagi PPP untuk ikut hadir di tengah masyarakat dengan mendorong pengembangan ekonomi umat.
“Tentu program-program prioritas Presiden pro dengan rakyat, maka kami juga mendorong pengembangan ekonomi umat,” ucapnya.
Meski sempat diwarnai kericuhan, pimpinan sidang Amir Uskara menegaskan keputusan aklamasi sah karena hanya Mardiono yang memenuhi syarat sebagai calon ketua umum.
Dengan mandat baru ini, Mardiono disebut bakal mengarahkan PPP untuk memperkuat peran politiknya sekaligus mengawal agenda besar pemerintah Prabowo.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Tag: Amir Uskara
-
/data/photo/2025/09/28/68d947b5315c9.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Mardiono Terpilih Aklamasi Pimpin PPP, Siap Kawal Program Prioritas Prabowo Nasional 28 September 2025
-

Muktamar X PPP Justru Lahirkan Dualisme, Pengamat Sebut Pemilu 2029 Bisa Semakin Berat
Adi menegaskan, tokoh-tokoh senior PPP memiliki peran sentral dalam meredakan konflik. Kehadiran mereka diyakini bisa menjembatani komunikasi dan menyatukan dua kubu yang kini bersaing memperebutkan kursi ketua umum.
“Hanya dengan cara ini PPP bisa solid kembali. Jika tidak, tentu menghadapi Pemilu 2029 bisa berat,” urainya.
Lebih jauh, Adi mengingatkan sejarah panjang PPP memang kerap diwarnai konflik internal. Pola berulang ini sering kali merugikan partai dalam kontestasi politik nasional.
“PPP relatif sering terjadi konflik yang dalam banyak hal tak menguntungkan untuk soliditas internal,” tegasnya.
Wakil Ketua Umum PPP Amir Uskara yang memimpin sidang Muktamar X di Ancol, menegaskan hasil Muktamar X menyatakan bahwa ketua umum terpilih secara aklamasi adalah Mardiono.
Amir Uskara mengatakan, dirinya membacakan tata tertib (tatib) pemilihan ketua umum pada Muktamar X. Adapun tatib Muktamar X berdasarkan anggaran dasar/anggaran rumah tangga (AD/ART) hasil Muktamar IX 2020 di Makassar. AD/ART menetapkan bahwa calon ketua umum harus menjadi pengurus harian DPP selama lima tahun atau satu periode atau ketua DPW minimal satu periode.
“Karena terkunci di situ, tadi malam pasal 11 saya bacakan bahwa pemilihan harus dihadiri peserta muktamar,” ujar Amir Uskara di kediaman Mardiono di bilangan Permata Hijau, Jakarta Selatan, Minggu (28/9).
Dia menuding pihak dari Romahurmuziy yang mengusung Agus Suparmanto berada di dalam arena muktamar. Hanya saja mereka tidak setuju Mardiono dipilih lagi dan memaksakan Agus Suparmanto menjadi ketua umum. “Tidak pernah terjadi di PPP orang luar partai bisa jadi ketum,” tegasnya.
-
/data/photo/2025/09/28/68d8b72175b8f.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
4 Agus Suparmanto Diklaim Terpilih Aklamasi sebagai Ketua Umum PPP Nasional
Agus Suparmanto Diklaim Terpilih Aklamasi sebagai Ketua Umum PPP
Editor
KOMPAS.com
– Muktamar X Partai Persatuan Pembangunan (PPP) melahirkan dua klaim kepemimpinan.
Dilansir dari
Kompas.id
dalam artikel, ”
Dua Kubu Saling Klaim Kemenangan di Muktamar X PPP
“, Kubu Agus Suparmanto menyatakan, Agus terpilih secara aklamasi sebagai ketua umum, sedangkan kubu Muhamad Mardiono menegaskan bahwa Mardiono telah lebih dulu ditetapkan secara sah melalui persidangan resmi.
Ketua Pimpinan Sidang Paripurna VIII Qoyum Abdul Jabbar menyebutkan, Agus terpilih secara aklamasi oleh mayoritas peserta Muktamar X di Hotel Mercure, Ancol, pada Sabtu (28/9/2025).
Menurut dia, keputusan tersebut diambil tanpa ada peserta yang meninggalkan arena forum.
”Aklamasi Pak Agus Suparmanto merupakan kehendak muktamar dan aspirasi muktamirin yang menentukan keputusan,” ujar Qoyum melalui keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (28/9/2025).
Qoyum menambahkan, ketua umum terpilih bersama formatur akan segera menyusun kepengurusan dengan mengakomodasi kekuatan PPP.
Ia juga menyesalkan klaim kubu Mardiono yang lebih dulu menyatakan kemenangan.
”Masa argumentasi aklamasi hanya dengan absen, ya tidak bisa seperti itu. Bisa kita lihat, sidang tetap berjalan, peserta muktamirin sukacita, ini fakta yang berbicara,” kata Qoyum.
Ketua Majelis Pertimbangan PPP Muhammad Romahurmuziy juga membantah klaim Mardiono terpilih aklamasi.
Ia menegaskan bahwa hingga Sabtu sekitar pukul 22.30 WIB, persidangan muktamar masih berlangsung dan baru menyelesaikan Sidang Paripurna IV.
”Tidak betul Mardiono terpilih, apalagi aklamasi,” ujar Rommy, panggilan akrab Romahurmuziy.
Rommy menjelaskan bahwa sidang-sidang sebelumnya baru membahas tata tertib, laporan pertanggungjawaban, pandangan umum DPW berbasis zona, serta jawaban DPP atas pandangan umum tersebut.
Karena itu, ia menilai klaim Mardiono terpilih aklamasi merupakan informasi yang tidak benar.
”Adanya berita sekitar pukul 21.22 WIB yang menyebutkan Mardiono terpilih secara aklamasi adalah palsu, klaim sepihak, tidak bertanggung jawab, dan merupakan upaya memecah belah PPP,” tegas dia.
Menurut Rommy, tidak masuk akal sidang paripurna pertama langsung menetapkan ketua umum, apalagi di tengah gelombang penolakan terhadap Mardiono.
”Jelas-jelas pada saat pidato di arena pembukaan, Mardiono diteriaki ’Yang Gagal Mundur’ dan ’Perubahan’ dari seluruh penjuru forum. Tidaklah masuk akal hawa penolakan yang begitu besar berakhir dengan terpilihnya Mardiono secara aklamasi,” ujar Rommy.
Sementara itu, kubu Mardiono menyampaikan bantahan.
Wakil Sekretaris Jenderal PPP, Rapih Herdiansyah, menyebut hasil sidang yang menetapkan Agus adalah ilegal.
Menurut Rapih, pimpinan sidang yang sah adalah Amir Uskara, sebagaimana ditetapkan
steering committee
(SC).
”Pimpinan sidang yang sah, Pak Amir Uskara, sudah ketuk palu dan menetapkan Pak Mardiono aklamasi sebagai ketua umum. Itu dilakukan atas persetujuan peserta muktamar pada sidang pertama,” tutur Rapih.
Rapih mengatakan, meski suasana muktamar sejak pembukaan sudah tidak kondusif, pimpinan sidang tetap menjalankan mekanisme sesuai tata tertib.
Setelah membacakan aturan pemilihan, Amir meminta persetujuan forum lalu mengetuk palu. Tak lama setelah itu, kericuhan terjadi.
”Begitu Pak Amir menetapkan Pak Mardiono aklamasi, ada kelompok yang menyerang dan kelompok lain melindungi pimpinan sidang. Kursi terbang ke arah panggung tempat sidang,” ucap Rapih.
Ia menambahkan, AD/ART PPP memang memberi ruang percepatan jalannya muktamar dalam kondisi mendesak.
”Dan kemarin memang situasinya sangat tidak kondusif,” kata Rapih.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Kronologi Ricuh Muktamar PPP hingga Klaim Mardiono jadi Ketum Versi Aklamasi
Bisnis.com, JAKARTA — Suasana panas dan penuh ketegangan mewarnai jalannya Sidang Pleno Muktamar X Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang digelar di Hotel Mercure Ancol, Jakarta, Sabtu (27/9/2025) malam
Klaim bahwa Muhammad Mardiono kembali terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum PPP pada Sabtu malam (27/9) langsung dibantah keras oleh sejumlah peserta muktamar.
Ketua Majelis Pertimbangan DPP PPP, didampingi Ketua Majelis Syariah KH Mustofa Aqil dan para ketua DPW dan DPC se-Indonesia, menegaskan bahwa klaim terpilihnya Mardiono secara aklamasi adalah tidak benar, sepihak, dan menyesatkan.
“Adanya berita sekitar pukul 21.22 WIB yang menyebutkan bahwa Mardiono terpilih secara aklamasi adalah palsu, klaim sepihak, tidak bertanggung jawab, dan merupakan upaya memecah belah PPP,” tegas pernyataan resmi dari kubu penentang Mardiono yang dikutip pada Minggu (28/9/2025).
Menurut mereka, hingga pukul 22.30 WIB, sidang muktamar masih berlangsung dan baru menyelesaikan Sidang Paripurna IV. Artinya, tahapan pemilihan ketua umum belum dilakukan, dan berita soal aklamasi dianggap sebagai pelanggaran serius terhadap mekanisme organisasi.
Kubu penolak hasil aklamasi menyebut bahwa secara logika dan aturan organisasi, sangat tidak masuk akal jika Mardiono bisa terpilih secara aklamasi, apalagi mengingat atmosfer penolakan yang kuat terhadap dirinya di forum.
“Pada saat pidato pembukaan saja, Mardiono diteriaki ‘Yang Gagal Mundur!’ dan ‘Perubahan!’ dari berbagai penjuru forum. Mustahil hawa penolakan sebesar itu justru berakhir dengan aklamasi,” ujar salah satu peserta muktamar dari DPW Jawa Tengah.
Mereka juga mengingatkan media agar berhati-hati dalam memuat pemberitaan dan tidak terpengaruh oleh kepentingan sponsor atau iklan dari pihak tertentu.
Versi Kubu Mardiono
Sementara itu, dalam konferensi pers terpisah, Pimpinan Sidang Amir Uskara menyatakan bahwa Mardiono telah sah terpilih secara aklamasi oleh 1.304 muktamirin yang hadir langsung di lokasi. Amir menyebut proses sudah sesuai AD/ART, terutama pasal 11 yang mengharuskan kehadiran langsung peserta saat pemilihan.
“Selamat kepada Pak Mardiono yang telah terpilih secara aklamasi dan disetujui oleh para pemilik suara,” ujar Amir.
Mardiono pun mengucapkan terima kasih kepada panitia SC dan OC serta para pengurus wilayah yang mendukungnya. Ia menyebut siap mengemban kembali amanah memimpin PPP dan bertekad membawa partai kembali ke masa kejayaannya.
“Bismillah. Prinsipnya saya siap menjalankan amanah. Terima kasih atas dukungan mayoritas muktamirin,” kata Mardiono kepada media.
-
/data/photo/2025/09/28/68d8b72175b8f.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
PPP Sebut Klaim Aklamasi Agus Suparmanto Tidak Sah Menurut AD/ART Nasional 28 September 2025
PPP Sebut Klaim Aklamasi Agus Suparmanto Tidak Sah Menurut AD/ART
Tim Redaksi
KOMPAS.com
– Dinamika pemilihan ketua umum (ketum) mewarnai Muktamar X Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang berlangsung di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara, Sabtu (27/9/2025).
Kubu pendukung Agus Suparmanto sempat mengklaim kemenangan secara aklamasi. Namun, hal itu dibantah oleh Steering Committee (SC) Muktamar X yang menegaskan bahwa keputusan resmi muktamar menetapkan Muhamad Mardiono sebagai ketua umum terpilih.
Ketua SC Muktamar X, Ermalena, menjelaskan klaim tersebut tidak sah.
“Klaim aklamasi Agus Suparmanto tentu tidak sah.
Pertama
, pencalonan beliau tidak memenuhi syarat anggaran dasar/anggaran rumah tangga (AD/ART),” ujarnya melalui siaran pers, Minggu (28/9/2025).
Wakil Ketua Umum PPP itu menambahkan, Agus belum pernah menduduki jabatan satu tingkat di bawah ketua umum selama satu periode sebagaimana dipersyaratkan.
“Terlebih, rekan-rekan tentu mengetahui Agus Suparmanto merupakan kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), yang berasal dari eksternal PPP,” kata Ermalena.
Sementara itu, Ketua Organizing Committee sekaligus Bendahara Umum PPP Arya Permana menilai langkah kubu Agus juga tidak sah karena tetap melanjutkan persidangan usai ketuk palu.
“Dengan melanjutkan persidangan dan mengganti pimpinan sidang, tentu sidang tersebut tidak sah karena tidak sesuai dengan susunan yang sudah disepakati di rapat SC,” jelasnya.
Arya menyebut, mayoritas Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) mendukung Mardiono.
“Sebanyak 28 DPW mendukung Mardiono. Sidang yang dihadiri oleh DPW pendukung Agus tentu tidak memenuhi syarat kuorum,” tegasnya.
Dalam konferensi pers sebelumnya, Amir Uskara selaku pimpinan sidang menyatakan bahwa sekitar 80 persen peserta Muktamar X PPP menyetujui pemilihan Mardiono secara aklamasi.
Dengan demikian, Mardiono resmi terpilih sebagai Ketua Umum PPP untuk periode mendatang.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/09/28/68d8ac93716bd.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
5 Kubu Agus Suparmanto Tolak Hasil Muktamar X, Pengamat: Tunggu SK Kementerian Hukum Nasional
Kubu Agus Suparmanto Tolak Hasil Muktamar X, Pengamat: Tunggu SK Kementerian Hukum
Tim Redaksi
KOMPAS.com
– Muktamar X Partai Persatuan Pembangunan (PPP) memutuskan Muhamad Mardiono sebagai Ketua Umum PPP secara aklamasi di kawasan Ancol Jakarta, Sabtu (27/09/2025).
Terpilihnya Mardiono secara aklamasi mendapatkan penolakan dari pendukung calon lain yang mengusung Agus Suparmanto, mantan Menteri Perdagangan RI (2019-2020), yang sebelumnya juga dicalonkan sebagai ketua umum.
Pengamat politik sekaligus Peneliti Citra Institut Efriza mengatakan, perbedaan pendapat atas hasil aklamasi pemilihan yang sah bisa dilihat dari Surat Keputusan (SK) Kementerian Hukum.
“Sebagai proses politik, tentu wajar jika ada perbedaan pendapat dan dinamika internal soal kepemimpinan yang sah. Tinggal nanti dilihat SK Kementerian Hukum ke depan” kata Efriza dalam siaran persnya, Minggu (28/9/2025).
Daripada berlarut dalam polemik itu, dia menyarankan, semua pihak menyiapkan transformasi untuk Pemilihan Umum (Pemilu) 2029.
“Bukan hanya untuk meraup elektoral pada 2029, tetapi juga mengembangkan pasar pemilih di kalangan gen Z dan pemilih pemula,” ujar Efriza.
Pandangan serupa diungkapkan Direktur Eksekutif Ethical Politics Hasyibulloh Mulyawan. Menurutnya, momentum Muktamar X harus menjadi titik balik PPP untuk mulai bertransformasi.
“Dengan terpilihnya Mardiono sebagai Ketua Umum PPP secara aklamasi, ini jadi momentum yang baik untuk PPP segera bertransformasi untuk kembali ke parlemen pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2029,” katanya.
Hasyibulloh menambahkan, transformasi itu bisa dimulai dari penyusunan kepengurusan yang mampu membenahi internal partai.
“Salah satu wujud transformasi dengan penyusunan kepengurusan yang berintegritas, amanah, dan fokus pada upaya pembenahan internal partai serta taktis dan strategis menyusun rencana kerja menuju Pileg 2029,” tambahnya.
Adapun kemenangan Mardiono disahkan pimpinan sidang yang juga Wakil Ketua Umum PPP Amir Uskara, dengan dukungan mayoritas muktamirin sebagai pemilik hak suara gelaran Muktamar.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/09/27/68d7ff7b6f2b5.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
7 Dinamika Pemilihan Ketum PPP: Sempat Ricuh dan Berujung Aklamasi Nasional
Dinamika Pemilihan Ketum PPP: Sempat Ricuh dan Berujung Aklamasi
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Muhamad Mardiono terpilih sebagai Ketua Umum (Ketum) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) periode 2025-2030.
Mardiono terpilih secara aklamasi pada hari pertama Muktamar X PPP, Sabtu (27/9/2025).
“Saya ingin menyampaikan selamat kepada Pak Mardiono atas terpilihnya secara aklamasi dalam muktamar ke-10 yang baru saja kami ketuk palunya,” kata Pimpinan Sidang Muktamar X PPP, Amir Uskara, dalam konferensi pers.
Namun, terdapat sejumlah dinamika saat Muktamar X PPP dibuka, yaitu ketika pimpinan sidang menjelaskan tata tertib muktamar.
Disebutkan, pemilihan ketua umum harus dihadiri secara fisik oleh para peserta muktamar.
Amir pun meminta kesepakatan para peserta muktamar terkait aklamasi Mardiono.
“Saya langsung meminta kesepakatan dari seluruh peserta muktamar, apakah setuju karena sudah hadir, apakah setuju untuk kita aklamasi dengan Pak Mardiono, ternyata mereka setuju dan saya ketuk palu,” ujar Amir.
Usai disetujui peserta muktamar, Amir pun mengesahkan aklamasi Mardiono sebagai Ketum PPP selanjutnya dengan mengetuk palu.
Situasi berubah menjadi tidak kondusif dan berujung ricuh seusai pimpinan partai meninggalkan ruang sidang.
Jika merujuk pada susunan awal acara, agenda pemilihan ketua umum dan para pembantunya baru akan dilaksanakan pada hari terakhir Muktamar, yaitu 29 September 2025.
Namun, proses pemilihan ketum dipercepat melihat kondisi darurat yang terjadi di hari pertama Muktamar.
Mardiono, yang baru saja terpilih menjadi ketum, menjelaskan, pemilihan Ketum PPP yang baru dipercepat karena kondisi darurat.
Pada hari pertama Muktamar X PPP, terjadi kericuhan dan bentrokan antara sesama kader PPP.
“Diatur dalam pasal 11, ya, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART), maka proses bisa dipercepat dan kemudian ini kita anggap sebagai penyelamatan dalam kondisi situasi yang sangat darurat,” kata Mardiono, dalam konferensi pers di Jakarta Utara, Sabtu.
Mardiono mengatakan, pihaknya sejak awal sudah mengendus ada upaya dari pihak-pihak yang berusaha membuat ribut di agenda Muktamar X.
Keributan terjadi usai para peserta meninggalkan ruang pertemuan.
Puluhan orang terlibat perkelahian hingga mengakibatkan jatuhnya korban.
“Saya juga menyayangkan terjadinya sebuah keributan yang kemudian menimbulkan korban, di mana ada beberapa kader kami yang saat ini sedang ada di rumah sakit, yang mengalami cedera di bagian kepala, kemudian di bagian bibir, dan lain sebagainya,” tutur Mardiono.
Ia menegaskan bahwa proses Muktamar X yang berjalan berlangsung konstitusional.
Namun, terdapat pihak-pihak yang diduga sengaja membuat kegaduhan.
Menindaklanjuti situasi itu,
steering committee
dan
organizing committee
(OC) memutuskan mengambil langkah cepat sesuai aturan dasar partai.
Meski proses pemilihan ketum dipercepat, Mardiono menegaskan, dirinya telah mengantongi suara mayoritas kader sehingga sah terpilih menjadi ketum PPP.
“Di belakang saya ini ada para ketua DPW, kita ada 28 DPW, berikut dengan para ketua cabang dan sekretaris cabang, dan termasuk para pemegang hak kedaulatan, yaitu para muktamirin,” tutur Mardiono.
Menurut dia, 28 DPW ini merupakan 80 persen dari seluruh suara.
Para pendukungnya disebut setuju untuk mempercepat proses pemilihan ketum.
“Itu hampir 80 persen, semuanya menyetujui untuk kita mengambil langkah-langkah cepat agar tidak terjadi keributan yang berkepanjangan,” ujar dia.
Situasi sempat memanas usai pimpinan sidang Muktamar X PPP menyatakan Mardiono terpilih secara aklamasi sebagai Ketum PPP periode 2025-2030.
Para kader terlibat adu mulut hingga saling baku hantam.
Percikan keributan mulai terjadi ketika Mardiono selaku Plt Ketua Umum PPP berpidato untuk membuka muktamar.
Ketika Mardiono berada di atas mimbar, ia diteriaki, “Perubahan, perubahan.”
Kader terbelah, pendukung Mardiono balas teriak, “Lanjutkan. Lanjutkan. Lanjutkan.”
Tensi di ruangan menjadi semakin tinggi dan sulit dibendung.
Akhirnya, pembawa acara meminta agar para kader melantunkan sholawat demi mendinginkan situasi.
Setelah situasi mereda, muktamar dilanjutkan dan Mardiono terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum PPP periode 2025-2030.
Keributan kembali terjadi setelah pimpinan sidang Muktamar yang mengumumkan terpilihnya Mardiono keluar dari ruangan.
Kala itu, Mardiono dengan status barunya tengah memberikan keterangan kepada awak media yang meliput acara.
Di tengah sesi wawancara ini, ada sejumlah kader PPP yang berjalan ke arah Mardiono.
Saat mendekat, mereka berteriak, “Perubahan. Perubahan.”
Teriakan ini memancing amarah pendukung Mardiono, “Woi, ganggu woi! Woi, berhentikan itu, lagi konpers!”.
Kericuhan pun pecah dan kader kedua kubu terlibat perkelahian.
Ketika sejumlah kader PPP mulai cekcok, Ketua Majelis Pertimbangan PPP Muhammad Romahurmuziy atau Gus Romy, dievakuasi dari keributan itu.
Pihak pengamanan internal PPP berusaha untuk meredam kericuhan, tapi perkelahian berlanjut.
Salah satu kader PPP yang terpojok sempat menjadi sasaran bagi massa.
Petugas keamanan yang berusaha melerai juga tidak lepas dari pukulan yang dilepaskan kader partai berlogo Kabah ini.
Baru saja situasi mulai mereda, cekcok kembali terjadi di tengah kader.
Tiba-tiba sebuah kursi besi melayang. Keributan kembali pecah.
Suasana berangsur mereda saat Putra dari Almarhum KH Maimoen Zubair, Gus Yasin, mengajak kader-kader PPP membaca sholawat Asyghil.
Sholawat ini ditujukan agar sesama orang zalim ribut dan orang yang membaca doa dikeluarkan dari kedzaliman.
Tensi kader-kader PPP pun sedikit mereda.
Namun, setelah Gus Taj Yasin berlalu, keributan kembali terjadi.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/09/26/68d6accfa25e5.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
6 Rommy PPP Sebut Terpilihnya Mardiono Secara Aklamasi Klaim Sepihak Nasional
Rommy PPP Sebut Terpilihnya Mardiono Secara Aklamasi Klaim Sepihak
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Ketua Majelis Pertimbangan PPP Romahurmuziy alias Rommy membantah adanya aklamasi terhadap Muhamad Mardiono sebagai Ketua Umum (Ketum) PPP periode 2025-2030.
Adapun PPP tengah menggelar Muktamar pemilihan ketum di Kawasan Ancol, Jakarta, 27-29 September 2025.
“Tidak betul Mardiono terpilih, apalagi aklamasi,” kata Rommy, dalam keterangan ke Kompas.com, Sabtu (27/9/2025) malam.
Rommy mengatakan, sampai pukul 22.30 WIB, sidang-sidang Muktamar X PPP masih berlangsung.
Dia merincikan, sejak habis maghrib, Muktamar X PPP menggelar empat sidang paripurna.
Sidang yang digelar adalah soal tata tertib dan jadwal, laporan pertanggungjawaban DPP, pemandangan umum DPW, dan diakhiri dengan sidang soal jawaban DPP atas pemandangan umum DPW.
“Pemandangan Umum DPW dilakukan berbasis zona, seluruh ketua DPW setiap pulau maju ke depan. Video adalah sebagaimana terlampir dan acara masih berjalan,” imbuh Rommy.
Oleh karenanya, ia menegaskan informasi yang menyebut Mardiono terpilih secara aklamasi adalah klaim sepihak.
Sebab, Rommy bersama dengan Ketua Majelis Syariah KH Mustofa Aqil, Ketua Majelis Pertimbangan, dan seluruh ketua DPW dan DPC se-Indonesia masih terus menjalankan persidangan.
“Adanya berita sekitar pukul 21.22 WIB yang menyebutkan bahwa Mardiono terpilih secara aklamasi adalah palsu, klaim sepihak, tidak bertanggung jawab, dan merupakan upaya memecah belah Partai Persatuan Pembangunan,” sebut dia.
Hingga pukul 22.30 WIB, Rommy menegaskan persidangan masih terus berjalan sesuai dengan rancangan jadwal dan materi yang diedarkan oleh Panitia Muktamar X di bawah Mardiono.
Rommy berpandangan, tidaklah masuk akal jika Mardiono terpilih aklamasi, sementara pada pembukaan Muktamar X ada penolakan yang begitu besar atas kepemimpinannya.
“Adalah tidak masuk akal dan menyalahi aturan organisasi apapun, bahwa sidang paripurna I langsung menetapkan terpilihnya ketua umum,” kata Rommy.
“Jelas-jelas pada saat pidato di arena pembukaan, Mardiono diteriaki ‘Yang Gagal Mundur’ dan ‘Perubahan’ dari seluruh penjuru forum arena ruang sidang,” sambung dia.
Terpisah, Pimpinan Sidang Muktamar X PPP Amir Uskara mengumumkan bahwa Mardiono telah terpilih secara aklamasi sebagai Ketum PPP periode 2025-2030.
“Saya ingin menyampaikan selamat kepada Pak Mardiono atas terpilihnya secara aklamasi dalam muktamar ke-10 yang baru saja kami ketuk palunya,” kata Pimpinan Sidang Muktamar X PPP Amir Uskara, dalam konferensi pers.
Amir mengakui, pembukaan Muktamar X PPP memang mengalami dinamika.
Dia pun menjelaskan proses sidang dalam pembahasan muktamar tadi.
Menurut dia, dalam pembahasan tata tertib muktamar, dijelaskan bahwa pemilihan ketua umum harus dihadiri secara fisik oleh para peserta muktamar.
Setelah itu, ia meminta kesepakatan para peserta muktamar terkait aklamasi Mardiono.
“Saya langsung meminta kesepakatan dari seluruh peserta muktamar, apakah setuju karena sudah hadir, apakah setuju untuk kita aklamasi dengan Pak Mardiono, ternyata mereka setuju dan saya ketuk palu,” tegas dia.
Menurut dia, secara total, sudah ada 30 ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) yang mendukung Mardiono dan hadir dalam ruang sidang.
Dia juga mengakui sempat ada dinamika dalam ruang sidang, namun akhirnya disepakati keputusan aklamasi terhadap Mardiono.
“Jadi berarti ada 30 Ketua DPW yang sudah hari bersama-sama dengan kita yang tadi juga hadir dalam ruang sidang, cuma diganggu oleh segelintir atau beberapa orang yang membuat dinamika menjadi tinggi di ruang sidang,” ucap Amir.
Dalam konferensi pers yang sama, Mardiono sendiri menyebut pemilihan ketum langsung dilakukan pada pembukaan Muktamar X karena situasi darurat.
Adapun situasi darurat yang dimaksud adalah terjadinya bentrokan antar kader PPP usai Muktamar dibuka pada Sabtu sore.
“Diatur dalam pasal 11, ya, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART), maka proses bisa dipercepat dan kemudian ini kita anggap sebagai penyelamatan dalam kondisi situasi yang sangat darurat,” ujar dia.
Menurut Mardiono, pihaknya sejak awal sudah mengendus bahwa proses Muktamar X akan diwarnai kericuhan sejak acara pembukaan.
Keributan akhirnya pecah saat peserta Muktamar X meninggalkan ruang pertemuan.
Puluhan orang terlibat perkelahian hingga mengakibatkan jatuhnya korban luka.
Oleh karenanya,
steering committee
(SC) dan
organizing committee
(OC) memutuskan untuk mengambil langkah cepat sesuai aturan dasar partai.
Selain itu, sebanyak 80 persen pemilik suara dalam Muktamar X juga disebut setuju prosesi lima tahunan itu dipercepat.
“Itu hampir 80 persen, semuanya menyetujui untuk kita mengambil langkah-langkah cepat agar tidak terjadi keributan yang berkepanjangan,” tambah dia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/09/27/68d7ff7b6f2b5.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
PPP Akan Proses Hukum Pelaku Keributan di Muktamar X Nasional 28 September 2025
PPP Akan Proses Hukum Pelaku Keributan di Muktamar X
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Ketua Umum (Ketum) PPP periode 2025-2030 Muhamad Mardiono mengatakan, pihaknya akan memproses hukum pelaku keributan dalam Muktamar X PPP.
Sebab, kericuhan sempat terjadi dalam pembukaan Muktamar X PPP, di antaranya adu mulut, perkelahian, hingga aksi lempar kursi.
“Tentu ini nanti akan kita lanjutkan dengan proses hukum karena itu, dalam demokrasi tidak boleh dicederai oleh hal-hal yang tidak secara konstitusional,” kata Mardiono, usai terpilih secara aklamasi dalam Muktamar X PPP di Kawasan Ancol, Jakarta, Sabtu (27/9/2025) malam.
Mardiono mengaku, sangat menyayangkan kericuhan tersebut.
Menurut dia, keributan itu memakan korban.
Beberapa kader pun ada yang dirawat di rumah sakit.
“Ada beberapa kader kami yang saat ini sedang ada di rumah sakit, yang mengalami cedera di bagian kepala, kemudian di bagian bibir, dan lain sebagainya,” ungkap dia.
Akibat kericuhan ini, Pimpinan Sidang Muktamar X pun mempercepat proses pemilihan ketua umum.
Ketentuan soal ini juga diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) PPP.
“Sebagaimana yang diatur dalam pasal 11, ya, AD ART, maka proses bisa dipercepat dan kemudian ini kita anggap sebagai penyelamatan dalam kondisi situasi yang sangat darurat,” ujar dia.
Sebelumnya diberitakan, pimpinan Sidang Muktamar X PPP Amir Uskara, mengumumkan bahwa Mardiono telah terpilih secara aklamasi sebagai Ketum PPP 2025-2030.
Amir mengakui pembukaan Muktamar X PPP memang mengalami dinamika.
Dia pun menjelaskan dinamika sidang dalam pembahasan muktamar tadi.
Dalam sidang, Amir mengatakan sudah meminta kesepakatan para peserta muktamar terkait aklamasi Mardiono.
“Saya langsung meminta kesepakatan dari seluruh peserta muktamar, apakah setuju karena sudah hadir, apakah setuju untuk kita aklamasi dengan Pak Mardiono, ternyata mereka setuju dan saya ketuk palu,” ujar dia.
“Jadi, setelah itu mungkin keributan dilanjutkan dan kami sudah meninggalkan sidang karena memang sudah ketuk palu,” sambung dia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Muhammad Mardiono Terpilih Jadi Ketum PPP Periode 2025-2030
Bisnis.com, JAKARTA – Pelaksana Tugas Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhammad Mardiono terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum definitif periode 2025-2030 dalam Muktamar ke-10 di Jakarta meski diwarnai kericuhan yang menimbulkan korban cedera.
Mardiono menyampaikan bahwa keputusan aklamasi diambil untuk menyelamatkan jalannya Muktamar yang dinilai sudah berada dalam situasi darurat.
Ia menyebut sejumlah kader mengalami luka di bagian kepala dan bibir akibat kericuhan yang terjadi dan sudah dilarikan ke rumah sakit.
“Ini nanti akan kita lanjutkan dengan proses hukum. Dalam demokrasi tidak boleh dicederai oleh hal-hal yang tidak konstitusional,,” kata Mardiono di Jakarta, Sabtu.
Ia menegaskan keputusan Pimpinan Sidang dan Ketua Panitia Pelaksana mempercepat proses pemilihan dibenarkan oleh Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART).
Dari total peserta, Ia menyebut sekitar 80 persen menyatakan setuju agar Muktamar ke-10 mengambil langkah cepat dengan memilih ketua umum secara aklamasi.
Pimpinan sidang Amir Uskara menyampaikan palu diketuk setelah seluruh peserta muktamar sepakat memilih Mardiono.
“Saya bacakan, saya langsung meminta kesepakatan. Mereka setuju dan saya ketuk palu,” ujarnya.
Amir menambahkan, dinamika sempat berlangsung sengit dalam pembahasan tata tertib, tetapi keputusan final sudah diambil sebelum kericuhan kembali pecah.
Ia menyebut 30 ketua DPW hadir dan memberikan dukungan.
Sementara itu, Mardiono menegaskan dirinya tidak pernah mendeklarasikan pencalonan atau membentuk tim sukses.
Dorongan agar ia kembali memimpin partai datang dari mayoritas pengurus wilayah melalui rapat kerja wilayah (Rakerwil) maupun rapat pimpinan wilayah (Rapimwil).
“Kalau memang organisasi ini memanggil, ya itu sudah menjadi kewajiban saya,” ucap Mardiono.
Terkait kericuhan, Mardiono memastikan akan ada penyelidikan.
“Ada CCTV, tentu polisi akan melakukan penyelidikan. Kami sudah tahu sejak dua minggu terakhir ada kelompok-kelompok yang ingin secara ilegal mengambil alih secara paksa,” ucapnya.
Muktamar X PPP juga membentuk formatur yang terdiri atas lima perwakilan DPW dan tiga dari DPP mendampingi Mardiono dalam menyusun struktur pengurus.
Rangkaian kegiatan akan dilanjutkan dengan bimbingan teknis pada Senin (29/9) nanti.
Diketahui, PPP berdiri pada 1973 dan hingga kini AD/ART partai tidak pernah diubah dalam setiap Muktamar, termasuk dalam forum yang ke-10 ini.