Tag: Amir Machmud

  • Bersolek Jadi Waterfront City, Pemkot Cimahi Bakal Bangun Jogging Track Susuri Sungai

    Bersolek Jadi Waterfront City, Pemkot Cimahi Bakal Bangun Jogging Track Susuri Sungai

    Liputan6.com, Bandung – Pemerintah Kota (Pemkot) Cimahi berencana membangun jalur jogging track sebagai bagian dari penataan kawasan sungai di Kota Cimahi, Jawa Barat.

    Hal itu disampaikan Wakil Wali Kota Cimahi, Adhitia Yudisthira saat melakukan pemantauan saat menyusuri jalan di sepanjang sungai. Penyusuran tersebut, kata Adhitia, dilakukan dari ruas Jalan Jend. Amir Machmud hingga Plaza Rakyat Pemkot Cimahi.

    “Nanti ada semacam jogging track dari Jalan Amir Machmud dengan akhir di Pemkot Cimahi dari dua sisi. Namun ada jalur terputus karena beberapa bangunan menghalangi dan harus kita bebaskan ke depannya,” katanya dalam keterangan tertulis, dikutip pada Jumat, 20 Juni 2025.

    Menurut dia, sejauh ini, kondisi sungai di kawasan tersebut cukup baik. Dengan demikian, Adhitia menilai konsep itu realistis untuk diterapkan.

    “Tidak ada sampah menumpuk, air mengalir dengan baik, material sedimen wajar pasti ada apalagi di area tikungan,” ungkapnya.

    Sebelumnya, kata Adhitia, Pemkot Cimahi sudah memiliki konsep untuk penataan kawasan tersebut sejak 2012.

    “Ternyata konsep waterfront city penataan di Sungai Cimahi sudah dibuat sejak 2012. Nanti di-review lagi apakah masih bisa diterapkan atau perlu ada penyesuaian,” tutur dia.

    Sementara terkait anggaran, Adhitia tak menampik penerapan konsep tersebut memang membutuhkan anggaran yang cukup besar.

    “Untuk pembangunan butuh anggaran besar, tapi minimal jalan dulu. Nanti kita masukkan ke dalam tubuh RPJMD Kota Cimahi 2025-2029, soal dieksekusi di tahun mana ya kita lihat struktur anggaran dan kemampuan anggaran Kota Cimahi,” tandasnya.

    Di sisi lain, Adhitia mengeklaim konsep penataan tersebut ditujukan untuk memuliakan sungai. “Kita perlu mengedukasi masyarakat untuk memuliakan sungai,” jelasnya.

     

    Penulis: Arby Salim

  • Polisi dan Warga Gagalkan Upaya Bunuh Diri Wanita Muda di Jembatan Penyeberangan Orang di Cimahi – Halaman all

    Polisi dan Warga Gagalkan Upaya Bunuh Diri Wanita Muda di Jembatan Penyeberangan Orang di Cimahi – Halaman all

    TRIBUNEWS.COM, CIMAHI – Aksi sigap polisi dan kepedulian warga kembali menyelamatkan nyawa seseorang. 

    Seorang wanita muda berinisial APD (23) berhasil diselamatkan dari upaya bunuh diri di jembatan penyeberangan orang (JPO) Jalan Amir Machmud, Kota Cimahi, Kamis siang (1/5/2025).

    Insiden ini menyita perhatian publik setelah videonya tersebar luas di media sosial.

    Dalam video tersebut, terlihat APD berada di sisi luar pagar JPO, dalam posisi membahayakan.

    Situasi genting itu segera direspons oleh aparat Satlantas Polres Cimahi yang mendapat laporan dari seorang warga yang menyaksikan kejadian sejak awal.

    “Anggota kami langsung menghampiri lokasi dibantu oleh warga. Mereka membujuk dan mengevakuasi APD sebelum kejadian fatal terjadi,” ungkap AKP Yudha Satyo Rahardjo, Kasatlantas Polres Cimahi.

    Respons cepat itu menjadi penentu.

    Menurut Yudha, APD diketahui merupakan pasien RSUD Cibabat yang kabur saat masih menjalani perawatan.

    Polisi menduga aksi nekatnya dipicu oleh masalah pribadi setelah cekcok dengan seorang pria yang disebut sebagai kekasihnya.

    Setelah berhasil diselamatkan, APD kembali dibawa ke RSUD Cibabat untuk mendapatkan penanganan medis dan psikologis.

    Kejadian ini membuka mata tentang betapa pentingnya kepekaan sosial dan tindakan cepat dalam situasi darurat.

    Berkat inisiatif warga yang tidak mengabaikan gelagat mencurigakan dan kerja cepat aparat kepolisian, satu nyawa berhasil diselamatkan.

    Di tengah meningkatnya kasus tekanan mental dan masalah kesehatan jiwa, sinergi masyarakat dan aparat menjadi kunci dalam menciptakan lingkungan yang lebih peduli dan aman.

     

  • UPI Segera Punya Rektor Baru, 9 Profesor Siap Berebut Kursi

    UPI Segera Punya Rektor Baru, 9 Profesor Siap Berebut Kursi

    JABAREKSPRES.COM, BANDUNG – Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) bakal menggelar pemilihan rektor periode 2025-2030. Demokrasi di internal kampus bakal berlangsung.

    Setidaknya ada 9 bakal calon rektor yang akan mengikuti pemilihan itu. Mereka adalah Prof. Agus Rusdiana, Prof. Amir Machmud, Prof. Deni Darmawan, Prof. Didi Sukyadi, Prof. Endang Aminudin Aziz, Prof. Memen Kustiawan, Prof. Prayoga Bestari, Prof. Vanessa Gaffar, Prof. Yudi Sukmayadi.

    Pemilihan itu akan berlangsung dalam tiga tahap. Mulai dari penjaringan, penyaringan dan pemilihan. Prosesnya telah berlangsung. Dimulai tahap penjaringan dengan sosialisasi pada 28 Februari lalu, kemudian pendaftaran, verifikasi berkas hingga penetapan bakal calon rektor pada 23 April.

    Lalu tahap penyaringan dimulai dengan asessment pada 24 April, pemaparan kertas kerja dalam sidang pleno SA, pemaparan kertas kerja dalam sidang pleno MWA, hingga penetapan calon rektor.

    Berikutnya tahap pemilihan dengan diawali pemaparan kertas kerja pada forum terbuka, pemaparan kertas kerja dalam sidang pleno MWA hingga penetapan rektor terpilih pada pertengahan Mei nanti.

    Prof. Dr. Prayoga Bestari, M.Si salah satu bakal calon Rektor UPI

    Prof. Prayoga Bestari Mengusung Konsep UPI Turun Gunung

    Salah satu bakal calon rektor itu adalah Prof. Prayoga. Pria yang bernama lengkap Prof. Dr. Prayoga Bestari, M.Si. itu kini mengemban amanah sebagai Direktur Direktorat Kemahasiswaan UPI.

    Pengalamannya di Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT), Lembaga Akreditasi Mandiri Kependidikan (Lamdik) hingga saat memimpin Badan Penyelenggara Sekolah (BPS) Laboratorium atau Labscool UPI menjadi modal penting. “Sejak 2010 sudah melalang buana di BAN PT, kami sering komunikasi dengan rektor, kaprodi, hingga mahasiswa. Itu jadi pengalaman dan pengetahuan penting dalam mengelola kampus,” jelasnya saat ditemui Jabar Ekspres, Kamis (24/4).

    Selain itu, ia juga cukup sering berinteraksi dengan kampus berskala internasional. “Pengalaman ini jadi modal saya untuk membangun UPI, jika memang diamanahi,” tegasnya.

    Prayoga melanjutkan, pihaknya juga telah menyiapkan berbagai program dan strategi untuk mendongkrak UPI jika berkesempatan memimpin. Ia ingin menjadikan UPI sebagai perguruan tinggi unggul dalam IPTEKS dan IMTAQ sehingga membentuk jati diri bangsa yang berdaya saing di Indonesia, Asia, dan Dunia tahun 2030.

  • Aktivis PWI Joglosemar Desak Konflik Internal Segera Diakhiri

    Aktivis PWI Joglosemar Desak Konflik Internal Segera Diakhiri

    Surakarta (beritajatim.com) – Menyikapi persoalan di tubuh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) yang tak kunjung selesai hingga lebih dari setahun, sejumlah aktivis PWI di Kawasan Joglosemar yang meliputi wilayah DI Yogyakarta, Surakarta, dan Jawa Tengah menyampaikan sikap keprihatinan.

    Menurut mereka, perlu dilakukan langkah-langkah penyelamatan organisasi dengan mengedepankan pemahaman bersama, sikap kenegarawanan, jiwa kekeluargaan, dan rasa kecintaan tinggi dalam pertemanan sebagai sebuah pijakan.

    Pertemuan berlangsung di Sekretariat PWI Surakarta, di Kompleks Monumen Pers Nasional di Solo.

    Dalam pertemuan informal antara tokoh pers Yogyakarta Sihono HT dan Amir Machmud NS dari Semarang, serta aktivis PWI Jateng Setiawan Hendra Kelana dan aktivis PWI Surakarta Anas Syahirul selaku tuan rumah belum lama ini, disimpulkan bahwa disadari atau tidak, persoalan yang tak kunjung selesai di tubuh organisasi kewartawanan paling tua dan terbanyak anggotanya ini telah menimbulkan kerugian besar, baik materiil maupun nonmateriil.

    Kerugian ini tidak hanya dirasakan di pusat, yang saat ini sedang berpersoalan, namun dampaknya sangat luas hingga kepengurusan di daerah, bahkan secara individu pada anggota dan calon anggota.

    Sejumlah fakta ditemukan sepanjang konflik berlangsung di tubuh PWI tak kunjung bisa diselesaikan tersebut:

    Pertama, tidak bisa dipungkiri tingkat kepercayaan banyak mitra menurun karena kemelut berkepanjangan ini. Ada kebingungan dan akhirnya mitra-mitra PWI mengambil sikap pasif atau wait and see hingga masalah di PWI selesai. Mereka memilih undur diri untuk tidak bermitra dengan PWI terlebih dulu sampai masalah di organisasi wartawan terbesar ini usai.

    Kedua, tidak diperbolehkannya PWI menyelenggarakan Uji Kompetensi Wartawan (UKW) oleh Dewan Pers membawa kerugian besar dan menghambat proses kaderisasi wartawan di organisasi ini. Program unggulan UKW menjadi mandeg di daerah, banyak calon anggota PWI yang kemudian beralih ke lembaga uji lain.

    Jika dikalkulasi PWI memiliki 38 pengurus provinsi dan 1 PWI istimewa di Surakarta, kemudian masing-masing minimal menggelar sekali UKW mandiri, maka ada potensi kita kehilangan 39 penyelenggaraan UKW mandiri dalam setahun.

    Jika diperkirakan setiap UKW diikuti 24 peserta, maka bisa dihitung berapa banyak PWI kehilangan calon anggota bagi mereka yang mengikuti UKW level muda. Dalam berbagai UKW yang digelar, level muda lebih banyak diikuti dibandingkan dengan madya dan utama.

    Ketiga, setidak-tidaknya dua kementerian pernah menjembatani penyelesaian konflik di tubuh PWI sebagai bukti kecintaan dan perhatian besar pemerintah pada organisasi ini, yakni Kementerian Hukum serta Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi). Dalam pertemuan dengan dua kubu PWI, Jumat 11 November 2024, Wakil Menteri Komdigi Nezar Patria menyatakan kesiapan untuk memfasilitasi Kongres Dipercepat pada 10 Desember 2024, namun hingga sekarang tawaran itu belum terealisasi. Tentu salah satu penyebabnya adalah kesepakatan tentang siapa yang berhak menjadi peserta Kongres Dipercepat, karena beberapa PWI di daerah sudah telanjur pecah menjadi dua kubu.

    Keempat, puncak peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 9 Februari 2025 di dua lokasi berbeda, yakni Kalimantan Selatan dan Riau membuat kebingungan di mata anggota dan mitra PWI daerah. Bukan cuma bingung akan hadir di undangan yang mana, namun logo HPN mana yang akan dipasang untuk melengkapi ucapan HPN di spanduk, baliho, atau media lainnya. Akhirnya ada yang memilih tanpa menyertakan logo HPN pada ucapan di spanduk, baliho, atau media lainnya. Sebagai contoh, banyak instansi baik pemerintah kabupaten/kota di Jateng dan Soloraya yang memasang logo HPN dan tema yang saling beda karena ketidaktahuan.

    Kelima, minat wartawan untuk bergabung ke PWI menjadi turun, karena belum ada kepastian kapan konflik ini akan berakhir. Akibatnya mereka menjadi lebih tertarik ke organisasi lain.

    Keenam, masih banyak lagi persoalan di daerah yang tidak mungkin diungkap, namun semuanya bersumber dari konflik yang terjadi di tubuh PWI.

    Ketujuh, banyak isu terkait pers yang tidak terkawal dengan baik lantaran kedua kubu disibukkan dengan konflik ini. Mulai dari pemilihan anggota Dewan Pers di mana wakil PWI tidak masuk di dalamnya. Padahal PWI merupakan organisasi dengan jumlah anggota terbanyak. Lalu advokasi kasus-kasus kekerasan kepada pekerja pers kurang optimal, tidak dilibatkannya PWI dalam proses-proses penyusunan regulasi negara.

    Untuk itu, dilandasi kecintaan pada organisasi dan hubungan persaudaraan pada semua anggota dan pengurus PWI di pelosok negeri ini, keempat aktivis pers Joglosemar yang juga pimpinan PWI di wilayah DIY, Surakarta, dan Jawa Tengah itu meminta agar konflik ini segera diakhiri secara baik dengan sejumlah alternatif cara, antara lain:

    1. Mengajak semua pihak melakukan penjajakan rekonsiliasi antar kedua pihak, baik yang di pusat maupun daerah dengan jiwa kekeluargaan, sikap kenegarawanan, meluruhkan ego, serta mendasarkan pada kecintaan dalam persahabatan dan kecintaan organisasi.

    2. Melakukan penyelesaian dengan cara selain Kongres Dipercepat yang dirasa lebih efektif dengan mengedepankan pemahaman bersama, sikap kenegarawanan, jiwa kekeluargaan, meluruhkan ego dan rasa kecintaan tinggi dalam pertemanan.

    3. Merealisasikan usulan Kementerian Komdigi, yakni menggelar Kongres Dipercepat dalam waktu dekat.

    4. Sebagai tempat lahirnya PWI, Surakarta bisa menjadi alternatif tempat bagi berlangsungnya rekonsiliasi nasional di tubuh PWI. [beq]

  • 37 Tempat Penukaran Uang Baru Lebaran 2025 di Bandung Raya, Dibuka 3-27 Maret 2025

    37 Tempat Penukaran Uang Baru Lebaran 2025 di Bandung Raya, Dibuka 3-27 Maret 2025

    PIKIRAN RAKYAT – Menjelang Idul Fitri 2025, permintaan uang rupiah baru dalam pecahan kecil meningkat tajam. Uang baru ini banyak digunakan untuk berbagi rezeki kepada keluarga, kerabat, serta anak-anak sebagai bagian dari tradisi Lebaran di Indonesia.

    Bank Indonesia telah mengumumkan jadwal serta lokasi penukaran uang baru di Bandung Raya yang akan berlangsung dari 3 hingga 27 Maret 2025.

    Jadwal Penukaran Uang Baru 2025

    Penukaran uang baru tahun ini terbagi ke dalam empat periode. Pemesanan slot penukaran dapat dilakukan secara online sesuai dengan jadwal berikut:

    Pemesanan: 3 Maret 2025 mulai pukul 12.00 WIB Masa Penukaran: 4-9 Maret 2025 Pemesanan: 9 Maret 2025 mulai pukul 09.00 WIB Masa Penukaran: 10-16 Maret 2025 Pemesanan: 16 Maret 2025 mulai pukul 09.00 WIB Masa Penukaran: 17-23 Maret 2025 Pemesanan: 23 Maret 2025 mulai pukul 09.00 WIB Masa Penukaran: 24-27 Maret 2025 Lokasi Penukaran Uang Baru di Bandung Raya

    Berikut daftar lengkap 37 lokasi penukaran uang baru di wilayah Bandung Raya, yang mencakup Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Bandung Barat.

    Kota Bandung

    Bank BJB Cabang Tamansari – Jl. Tamansari No.18, Bandung Wetan Bank BJB Cabang Sukajadi – Jl. Sukajadi No. 216, Pasteur Bank BJB Syariah KC Bandung Pelajar Pejuang – Jl. Pelajar Pejuang 45 No. 52 Bank BJB Syariah KC Braga – Jl. Braga No. 135 Bank CIMB Niaga KC Bandung Lembong – Jl. Lembong No. 7 Bank Syariah Indonesia KC Bandung Juanda – Jl. Ir. H. Juanda No. 24 Bank Danamon BDI Asia Afrika – Jl. Asia Afrika No. 180 Bank Maybank KC Martadinata – Jl. RE Martadinata No. 23 Bank Woori Saudara Cabang Surapati Core – Jl. Surapati Core No. 39 Bank Permata KC Merdeka – Jl. Merdeka No. 66 Bank BCA KC Asia Afrika – Jl. Asia Afrika No. 122-124 Bank KB Bukopin Syariah KC Bandung – Jl. Terusan Jakarta No. 131 Bank Mandiri KC Bandung Surapati – Jl. Surapati No. 2 Bank BNI KC Perintis Kemerdekaan – Jl. Perintis Kemerdekaan No. 3 Bank BRI KC Naripan – Jl. Naripan No. 93 Bank BTN KC Bandung – Jl. Jawa No. 7, Sumur Bandung

    Kota Cimahi

    Bank BJB Cabang Cimahi – Jl. Jend. H. Amir Machmud No. 451 Bank BJB KCP Pemkot Cimahi – Jl. Raden Demang Hardjakusumah, Cibabat Bank CIMB Niaga KC Cimahi Tagog – Jl. Raya Tagog No. 256 Bank Syariah Indonesia KC Cimahi – Jl. Raya Cibabat No. 118 Bank Danamon KC Cimahi – Jl. Raya Cibabat No. 349 Bank Maybank KC Cimahi – Jl. Jenderal Amir Machmud No. 294 Bank Mandiri KC Cimahi – Jl. Raya Cimahi No. 612 Bank BTN KCP Baros – Ruko Town Place, Baros Bank BRI KC Cimahi – Jl. Amir Machmud No. 598

    Kabupaten Bandung

    Bank BJB Cabang Soreang – Jl. Raya Soreang No. 17, Pamekaran Bank BJB Cabang Majalaya – Jl. Tengah No. 3-6, Majalaya Bank BJB Syariah KCP Soreang – Jl. Al-Fathu No. 06-A, Lembur Tegal, Soreang Bank Syariah Indonesia KCP Soreang – Jl. Raya Soreang Wahid Hasyim KM.17 Bank BRI KC Soreang – Jl. Raya Soreang KM 17, Pamekaran Bank BTN KCP Soreang – Jl. Raya Soreang No.6c, Pamekaran Bank BNI KC Majalaya – Jl. Raya Laswi No. 215, Majalaya Bank BRI KC Majalaya – Jl. Raya Laswi No. 258, Majalaya

    Kabupaten Bandung Barat

    Bank BJB KCP Padalarang – Jl. Raya Purwakarta No. 75, Kertamulya Bank BJB KCP Batujajar – Jl. Raya Batujajar, Galanggang Bank CIMB Niaga KC Kota Baru Parahyangan – Bumi Paranggelung Business & Office Park Bank Danamon KC Kota Baru Parahyangan – Ruko Pancawarna, Kota Baru Parahyangan Cara Penukaran Uang Baru

    Untuk mendapatkan uang baru, proses pemesanan harus dilakukan secara online melalui aplikasi atau situs resmi Bank Indonesia. Setelah pemesanan berhasil, penukaran dapat dilakukan di lokasi yang telah dipilih sesuai jadwal yang telah ditentukan.

    Berikut langkah-langkahnya:

    Akses Situs Resmi
    Kunjungi website resmi Bank Indonesia atau aplikasi PINTAR. Pilih Lokasi & Jadwal
    Tentukan lokasi penukaran yang diinginkan beserta jadwalnya. Isi Data Pribadi
    Masukkan data diri yang diperlukan sesuai KTP. Dapatkan Bukti Pemesanan
    Simpan bukti pemesanan untuk ditunjukkan saat penukaran. Datang ke Lokasi
    Bawa identitas diri dan bukti pemesanan sesuai jadwal yang dipilih.

    Disarankan untuk melakukan pemesanan lebih awal karena kuota terbatas dan biasanya cepat habis. Selain itu, pastikan membawa identitas diri yang sah saat melakukan penukaran.

    Dengan adanya layanan penukaran uang baru ini, masyarakat dapat lebih mudah memperoleh uang pecahan kecil untuk kebutuhan Lebaran. Pastikan untuk selalu mengikuti informasi resmi dari Bank Indonesia guna mendapatkan pengalaman penukaran uang yang aman dan nyaman.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Honda BeAT Riders Club (HBRC) Bandung Gelar Mubes di Safety Riding Center Jawa Barat

    Honda BeAT Riders Club (HBRC) Bandung Gelar Mubes di Safety Riding Center Jawa Barat

    JABAR EKSPRES – Honda Beat Riders Club (HBRC) Bandung, komunitas pengguna motor Honda Beat di Bandung, Jawa Barat, sukses menggelar Musyawarah Besar (Mubes) ke-8 sekaligus pemilihan Ketua Umum untuk periode 2025-2027.

    Acara ini berlangsung pada Minggu, 2 Februari 2025, bertempat di Aula Safety Riding Center, Jl. Jend. H. Amir Machmud No. 45A, Cibeureum, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, Jawa Barat.

    Mubes yang dihadiri oleh sekitar 100 anggota ini menjadi momen penting bagi HBRC Bandung. Selain menjadi ajang pemilihan pemimpin baru, forum ini juga membahas, merevisi, serta mengesahkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) melalui musyawarah bersama.

    Baca juga : Anniversary 15 Tahun HBRC Semarakkan Regional Public Launching New Honda BeAT di Bandung

    Revisi AD/ART dilakukan setelah dikaji ulang oleh para pendiri dan perintis komunitas guna memastikan aturan yang lebih relevan dan sesuai dengan perkembangan organisasi.

    Pada kesempatan ini, pengurus HBRC Bandung periode 2024-2025 turut menyampaikan laporan pertanggungjawaban terkait program dan kegiatan yang telah dilaksanakan sepanjang masa kepengurusan.

    Acara kemudian dilanjutkan dengan proses pemungutan suara untuk menentukan Ketua Umum periode selanjutnya. Hasil pemilihan menetapkan Kang Ozil sebagai Ketua Umum HBRC Bandung untuk masa bakti 2025-2027.

    Dengan terpilihnya kepengurusan baru, diharapkan HBRC Bandung semakin solid dan terus berkembang dalam membangun komunitas yang lebih baik serta berkontribusi positif bagi anggotanya dan masyarakat.

    Baca juga : Honda BeAT Riders Club (HBRC) Bandung Merayakan Anniversary 14th & Family Gathering

    Dalam sambutannya saat serah terima jabatan, Kang Ozil menyampaikan harapannya agar Musyawarah Besar (Mubes) dan pemilihan ketua ini dapat membawa HBRC Bandung ke arah yang lebih baik serta mempererat kebersamaan antaranggota.

    “Kami berharap Mubes dan pemilihan ini menjadi langkah positif bagi HBRC Bandung dalam berkembang dan semakin solid. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Mang Ocap yang telah mengemban amanah sebagai Ketua Umum periode 2024-2025 dengan baik. Semoga kita semua dapat terus berkolaborasi untuk membangun HBRC Bandung menjadi lebih maju. Amin,” ujar Kang Ozil.

  • Warga Bandung Raya Diimbau Waspada Ancaman Banjir dan Cuaca Buruk
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        24 Januari 2025

    Warga Bandung Raya Diimbau Waspada Ancaman Banjir dan Cuaca Buruk Bandung 24 Januari 2025

    Warga Bandung Raya Diimbau Waspada Ancaman Banjir dan Cuaca Buruk
    Tim Redaksi
    BANDUNG, KOMPAS.com
    – Hujan deras yang mengguyur Kota Bandung dan Cimahi sejak Jumat sore (24/1/2025) menyebabkan genangan di sejumlah.
    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat melaporkan adanya genangan di kawasan di kedua kota tersebut.
    Pranata Humas Ahli Muda BPBD Jabar, Hadi Rahmat, mengungkapkan bahwa di Kota Bandung, genangan terdeteksi di kawasan Pasteur, Pasir Koj, Astana Anyar, Jalan Sukajadi sebelum Mal PVJ, Jalan Pagarsih, dan Jalan Baladewa Pajajaran.
    Sementara itu, di Kota Cimahi, banjir melanda Jalan Raya Cilembar Cigugur Tengah dan Jalan Jendral H. Amir Machmud Karangmekar.
    “Sementara ini, tapi mulai surut,” ucap Hadi.
    Kepala
    BMKG
    Stasiun Bandung, Teguh Rahayu, menjelaskan bahwa fenomena cuaca yang terjadi pada tanggal 24 Januari 2025 dipengaruhi oleh konvergensi dan belokan angin yang melewati Jawa Barat.
    Hal ini berdampak pada pertumbuhan awan hujan di wilayah tersebut.
    Berdasarkan prediksi kondisi global, regional, dan model probabilistik, cuaca di Jawa Barat umumnya berawan dengan potensi hujan ringan hingga lebat di beberapa daerah.
    Potensi angin kencang juga masih ada di sebagian wilayah Jawa Barat, termasuk Bandung Raya.

    “Di Bandung Raya terdapat pengaruh lokal yang mendukung potensi pertumbuhan awan konvektif, yakni kelembapan udara yang lembap pada lapisan 850 mb dan 700 mb, yaitu 55-95 persen,” jelas Teguh dalam keterangan tertulis.
    Ia menambahkan bahwa pola angin menunjukkan menguatnya dominasi angin baratan (Monsun Asia), dengan suhu minimum di Bandung Raya berkisar antara 20 – 22 °C, dan suhu maksimum antara 29.0-31.6 °C.
    Pada siang hari, proses pembentukan awan hujan (proses konveksi) menyebabkan suhu menjadi panas, namun saat hujan turun di sore, malam, atau pagi hari, suhu akan turun menjadi lebih dingin.
    Kondisi cuaca di Bandung Raya pada 24 Januari 2025 umumnya berawan dengan potensi hujan ringan hingga sedang sepanjang hari.
    “Suhu berkisar antara 22.0 – 29.4 °C. Kelembapan berkisar antara 60% – 94%. Angin pada umumnya berasal dari Barat Laut dengan kecepatan antara 5 – 20 km/jam,” ujar Teguh.
    BMKG mengimbau warga untuk waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi, termasuk genangan, banjir, tanah longsor, dan angin kencang.
    “Bagi yang sedang beraktivitas di luar ruangan, apabila terjadi
    cuaca buruk
    berupa hujan maupun angin kencang, diharapkan untuk berlindung di tempat yang aman,” tutup Teguh.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Gelar Pahlawan Nasional dalam Selubung Politisasi Abadi

    Gelar Pahlawan Nasional dalam Selubung Politisasi Abadi

    Lanjutan dari Tulisan Seri khas VOI, “Menjadi Pahlawan Nasional”. Dalam artikel “Garis Rezim dan Para Pahlawan Nasionalnya”, kita sudah melihat daftar pahlawan nasional yang ditetapkan pemerintah Indonesia dari rezim ke rezim. Semakin banyak pahlawan tentu makin baik. Masalahnya, selain kajian terhadap fakta sejarah, pertimbangan penetapan pahlawan nasional di negeri ini juga kerap didasari pada keputusan politis.

    Mayor Jenderal (Mayjen) TNI Basuki Rahmat memulai karier militernya pada masa pendudukan Jepang. Tahun 1943, tepatnya. Kala itu, ia bergabung dengan Tentara Pembela Tanah Air (PETA). Di masa kemerdekaan, Basuki bergabung menjadi anggota Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Kariernya lancar, berlanjut hingga ia diangkat menjadi Kepala Kodam V Brawijaya. Di tahun 1966, saat Presiden Sukarno mendirikan Kabinet Dwikora, Basuki Rahmat diangkat menjadi Menteri Veteran dan Demobilisasi.

    Di posisi ini lah sorotan paling tajam mengarah kepadanya. Ia dianggap berperan besar dalam terbitnya Surat Perintah Sebelas Maret alias Supersemar. 1966 menjadi tahun yang sangat kacau. Sejak Januari, mahasiswa berdemonstrasi menuntut Presiden Sukarno mundur. Aksi itu berlangsung hingga Maret 1966. Pada 11 Maret di tahun yang sama, Sukarno melangsungkan sidang Kabinet Dwikora.

    Persidangan mendadak dihentikan karena beredarnya kabar tentang pergerakan ribuan demonstran ke Istana Merdeka, tempat sidang digelar. Sukarno pun langsung bergeser ke Istana Bogor. Di Istana Bogor, Basuki bersama tiga jenderal lain, Brigjen M. Jusuf, Brigjen Amir Machmud, dan Mayjen Maraden Panggabean menemui Sukarno. Keempatnya datang membawa map berisi surat yang telah diketik oleh orang kepercayaan Soeharto, Ali Moertopo. Surat itu yang di kemudian hari kita kenal dengan Supersemar.

    Suasana pertemuan antara Sukarno dan empat jenderal berlangsung tegang. Sukarno langsung protes ketika para jenderal di hadapannya memberikan surat dengan kop Angkatan Darat.”Lho, diktumnya kok diktum militer, bukan diktum kepresidenan,” ujar Sukarno dalam buku yang ditulis Sukardjo, Mereka Menodong Bung Karno: Kesaksian Seorang Pengawal Presiden (2008).

    Merespons protes Sukarno, Basuki berujar, “Untuk mengubah, waktunya sangat sempit. Tandatangani sajalah, paduka. Bismillah,” katanya. Ucapan Basuki ditimpali oleh Maraden Panggabean dengan mencabut pistol FN 46 dan menodongkannya ke arah Sukarno. Melihat itu, Sukardjo dengan cepat mencabut pistol dan mengarahkannya ke arah para jenderal.

    Tak ingin ada pertumpahan darah, Sukarno mengalah. Surat yang kini dikenal dengan Supersemar itu pun ditandatangani. “Jangan! Jangan! Ya, sudah kalau mandat ini harus kutandatangani. Tetapi, nanti kalau masyarakat sudah aman dan tertib, mandat ini dikembalikan kepadaku,” ungkap Sukarno. Setelah Supersemar ditandatangani, keempat Jenderal tersebut pergi, kembali ke Jakarta, menyerahkan pada Soeharto.

    Supersemar lantas jadi pintu masuk Soeharto ke kursi kekuasaan. Supersemar secara sakti juga memberi dampak pada berubahnya tata kehidupan berbangsa dan bernegara. Berbekal Supersemar, Soeharto bergerak membubarkan PKI. Pembubaran dilakukan dengan mengatasnamakan Sukarno. Suharto kemudian bahkan menerbitkan Keputusan Presiden No. 1/3/1966 perihal pembubaran PKI dan menyatakan PKI sebagai organisasi terlarang.

    Sejak rangkaian perstiwa itu, Basuki jadi makin lekat dengan Suharto. Ia diangkat sebagai Menteri Dalam Negeri di Kabinet Pembangunan I periode 1968-1973. Basuki juga jadi pemegang rekor penerima gelar pahlawan nasional dalam proses paling singkat. Gelar pahlawan nasional untuk Basuki diberikan Soeharto pada 9 Januari 1969, satu hari setelah Basuki meninggal. Basuki juga dianugerahi kenaikan pangkat secara Anumerta menjadi Jenderal TNI.

    Pemberian gelar pahlawan nasional kepada Basuki jadi sorotan. Gelar tersebut dianggap terlalu politis. Temuan-temuan fakta tentang keterlibatan Basuki dalam penggulingan Sukarno pun jadi catatan yang membuat gelar pahlawan nasionalnya dipertanyakan banyak pihak hingga hari ini.

    Polistisasi gelar pahlawan nasional

    Penulis buku Proklamasi: Sebuah Rekonstruksi, Osa Kurniawan Ilham menyoroti politisnya pemberian gelar pahlawan nasional di masa-masa prareformasi –Orde Lama dan Orde Baru. Basuki Rahmat bukan satu-satunya tokoh yang gelar pahlawannya patut dipertanyakan. Menurut Osa, pemberian gelar pahlawan terhadap Siti Hartinah (Bu Tien) juga jadi pertanyaan.

    “Ada satu kasus yang politis juga. Pemberian gelar pahlawan nasional kepada Ibu Tien Soeharto. Jasanya (Bu Tien) apa? Karena mendampingi Soeharto?” tutur Osa kepada VOI, Rabu 20 November.

    Bukan cuma di zaman Soeharto. Pemberian gelar pahlawan nasional di zaman Sukarno pun dilakukan tanpa prosedur yang jelas. Sama seperti masa Soeharto. Pemberian gelar pahlawan nasional di era Sukarno juga sarat dengan subjektivitas dan kepentingan politik. Penetapan nama Sutan Sjahrir, misalnya. Gelar pahlawan nasional Sjahrir diberikan pada tahun 1966, satu hari setelah ia meninggal di Swiss dalam status sebagai tahanan politik.

    Penganugerahan gelar kepada Sjahrir juga dipercaya sebagai upaya Sukarno menjaga keseimbangan politik kala itu. Dua tahun sebelum kematian Sjahrir, tepatnya 1964, jadi tahun paling banyak Sukarno mengobral gelar pahlawan nasional. Setidaknya ada sepuluh tokoh yang diberikan gelar pahlawan nasional. Komposisinya beragam. Dua orang dari TNI, dua dari Nahdlatul Ulama (NU), dua dari Muhammadiyah, dan tiga dari unsur perempuan. Dan Sjahrir adalah representasi dari Nasakom, unsur komunis kala itu.

    Seiring waktu, Indonesia mulai memberlakukan mekanisme dan prosedur yang lebih terstruktur terkait pemberian gelar pahlawan nasional. Undang-Undang (UU) Nomor 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Kehormatan jadi jawaban. Tak sempurna. Namun, setidaknya UU 20/2009 dapat menjadi rumusan jelas atas konsepsi kepahlawanan nasional. Ini jelas penting demi meminimalisir intervensi negara dengan pertimbangan-pertimbangan yang tak sesuai konsepsi kepahlawanan itu sendiri.

    Tetap politis

    Zaman berganti. Mekanisme terstruktur pun telah dibentuk lewat UU 20/2009. Pemberian gelar pahlawan nasioan tetap dilakukan, hanya bentuk politisasinya saja yang berubah. Hari ini, pemberian gelar pahlawan masih menjadi kehormatan. Hal itu kerap dimanfaatkan untuk mendongkrak perolehan suara seseorang dalam kontestasi politik.

    “Tak jarang kan ada anak atau cucu tokoh penting di suatu daerah yang memerlukan itu sebagai atribusi historis untuk kepentingan politiknya,” kata sejarawan Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Abdul Syukur, ditulis Historia.id.

    Bentuk politisasi lain dari gelar pahlawan nasional hari ini juga dilakukan oleh pemerintah daerah. Gelar pahlawan nasional pada dasarnya adalah kebanggaan bagi sebuah daerah. Keberadaan pahlawan nasional di sebuah daerah dapat dijadikan barometer keberhasilan sebuah daerah dalam sumbangsih untuk negeri.

    Untuk mewujudkan respresentasi pahlawan nasional dalam suatu daerah, pemerintah daerah bahkan rela menggelontorkan dana besar untuk menjalani prosedur pengajuan ke Kementerian Sosial (Kemensos). Biaya tersebut dibutuhkan untuk riset, seminar, hingga pembuatan biografi.

    Biaya yang dibutuhkan untuk mewujudkan representasi pahlawan nasional tak kecil. Berkisar antara ratusan juta hingga miliaran rupiah. Biaya itu biasanya diperoleh dari kas negara, sponsor, atau pun perusahaan-perusahaan swasta besar yang bertempat di sebuah daerah.

    “Kalau berhasil (jadi pahlawan nasional) berarti orang ini berhasil mengangkat nama daerah,” kata Abdul.

    Artikel Selanjutnya: “Sisi Gelap Pahlawan Nasional: Basuki Rahmat dalam Penggulingan Sukarno”

  • Sopir di Bantul Kebelet BAB hingga Lupa Rem Tangan, Mobil Daihatsu Taft Miliknya Terjun ke Sungai – Halaman all

    Sopir di Bantul Kebelet BAB hingga Lupa Rem Tangan, Mobil Daihatsu Taft Miliknya Terjun ke Sungai – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BANTUL – Gara-gara sang sopir kebelet buang air besar (BAB), mobil si sopir ikut terjun ke sungai.

    Nasib apes ini dialami oleh S (47) warga Sitimulyo, Piyungan, Bantul, DIY. 

    Peristiwa terjadi di Padukuhan Karang Ploso, Sitimulyo, Piyungan, Bantul pada Jumat (10/1/2025).

    Mobil yang tercebur ke sungai diketahui tipe Daihatsu Taft.

    Dalam unggahan yang dibagikan akun X @merapi_uncover pada Jumat (10/1/2025) tampak sebuah mobil Taft warna hitam dengan atap putih.

    Seluruh badan mobil terendam di dalam sungai.

    Mobil pun harus ditarik dengan tali yang dihubungkan dengan alat berat.

    Kejadian apes ini bermula saat S merasa ingin buang air besar (BAB) saat menuju rumahnya sekitar 09.30 WIB.

    Karena tak kuat menahan rasa ingin BAB, S memarkir mobilnya di jalan turunan.

    S lalu keluar mobil dan BAB di sungai.

    Namun S lupa menarik rem tangan sehingga mobilnya bergerak dan tercebur ke sungai.

    “Korban menuju ke arah bendungan Karangploso karena sudah tidak bisa menahan, kemudian mobil diparkir di jalan turunan dan pengemudi keluar untuk BAB di sungai,” ujar Kapolsek Piyungan, Kompol Amir Machmud, dikutip dari Kompas.com, via Tribun Jateng.

    “Setelah diingat kembali, pengemudi tersebut lupa menarik tuas hand rem. Kendaraan berjalan maju sampai masuk,” lanjut Amir.

    Beruntung tidak ada korban jiwa dalam insiden ini.

    Sedangkan proses evakuasi dilakukan setelah salat Jumat.

     

  • Daftar 20 Bank Bangkrut Sepanjang 2024

    Daftar 20 Bank Bangkrut Sepanjang 2024

    Jakarta, CNN Indonesia

    Puluhan bank jatuh dan gulung tikar pada tahun ini. Setidaknya, ada 20 bank yang bangkrut sepanjang 2024.

    Bank-bank yang bangkrut tersebut merupakan Bank Perekonomian Rakyat (BPR) dan Bank Perekonomian Rakyat Syariah (BPRS).

    Terbaru, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencabut izin BPR Kencana, yang beralamat di Jalan Jendral H. Amir Machmud Nomor 271 Kota Cimahi, Jawa Barat, pada 16 Desember lalu.

    Selang sehari, OJK menerbitkan Keputusan Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Nomor KEP-105/D.03/2024 tentang Pencabutan Izin Usaha PT Bank Perkreditan Rakyat Arfak Indonesia.

    BPR Arfak Indonesia yang beralamat di Jalan Trikora Wosi, Kelurahan Wosi, Distrik Manokwari Barat, Kabupaten Manokwari, Papua Barat, resmi ditutup pada 17 Desember 2024.

    Daftar 20 bank bangkrut di 2024:

    1. BPR Wijaya Kusuma
    2. BPRS Mojo Artho Kota Mojokerto (Perseroda)
    3. BPR Usaha Madani Karya Mulia
    4. BPR Pasar Bhakti Sidoarjo
    5. BPR Purworejo
    6. BPR EDC Cash
    7. BPR Aceh Utara
    8. BPR Sembilan Mutiara
    9. BPR Bali Artha Anugrah
    10. BPRS Saka Dana Mulia

    11. BPR Dananta
    12. BPR Bank Jepara Artha
    13. BPR Lubuk Raya Mandiri
    14. BPR Sumber Artha Waru Agung
    15. BPR Nature Primadana Capital
    16. BPRS Kota Juang (Perseroda)
    17. BPR Duta Niaga
    18. BPR Pakan Rabaa
    19. BPR Kencana
    20. BPR Arfak Indonesia.

    (pta/pta)