Tag: Amir Khan

  • China Tertarik Eksplorasi Tambang Mineral Afghanistan

    China Tertarik Eksplorasi Tambang Mineral Afghanistan

    JAKARTA – China tertarik untuk mengeksplorasi dan menambang mineral di Afghanistan dan ingin Kabul secara resmi bergabung dengan Inisiatif Sabuk dan Jalan.

    Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengunjungi Kabul dan mengadakan pembicaraan dengan Penjabat Menteri Luar Negeri Afghanistan Amir Khan Muttaqi. Kedua negara ingin memperluas kerja sama di berbagai bidang.

    Wang mengatakan kedua negara bekerja sama untuk menghilangkan hambatan dalam perdagangan produk pertanian dan meningkatkan ekspor Afghanistan ke Tiongkok, menurut pernyataan Afghanistan.

    “Bapak Wang Yi juga menyebutkan bahwa Tiongkok bermaksud untuk memulai kegiatan penambangan praktis tahun ini,” kata kata Kementerian Luar Negeri Afghanistan yang dipimpin Taliban dilansir Reuters, Rabu, 20 Agustus.

    Beijing belum mengeluarkan hasil pembicaraan tersebut.

    China adalah negara pertama yang menunjuk duta besar untuk Afghanistan di bawah Taliban dan berupaya mengembangkan hubungannya dengan kelompok Islam garis keras yang menguasai negara yang dilanda perang itu pada tahun 2021.

    Negara miskin yang kaya akan endapan litium, tembaga, dan besi, dapat menawarkan kekayaan sumber daya mineral untuk meningkatkan keamanan rantai pasokan Beijing, kata para analis.

  • Rusia Disebut Jadi Negara Pertama Akui Pemerintahan Taliban

    Rusia Disebut Jadi Negara Pertama Akui Pemerintahan Taliban

    Jakarta

    Pemerintah Afghanistan mengatakan Rusia telah menjadi negara pertama yang secara resmi mengakui keputusannya. Pemerintah Afghanistan menyebut Rusia telah mengambil ‘keputusan yang berani’.

    Dilansir AFP, Jumat (4/7/2025), pengumuman tersebut dibuat setelah Menlu Afghanistan Amir Khan Muttaqi bertemu dengan Duta Besar Rusia untuk Afghanistan Dmitry Zhirnov di Kabul. Muttaqi memuji Rusia mengambil keputusan berani.

    “Keputusan berani ini akan menjadi contoh bagi yang lain… Sekarang setelah proses pengakuan dimulai, Rusia berada di depan semua orang,” kata Muttaqi dalam sebuah video pertemuan.

    Senada dengan Muttaqi, Jubir Kemlu Taliban juga mengatakan hal serupa.

    “Rusia adalah negara pertama yang secara resmi mengakui Emirat Islam,” kata juru bicara kementerian luar negeri Taliban Zia Ahmad Takal kepada AFP.

    Muttaqi mengatakan bahwa ini adalah “fase baru hubungan positif, saling menghormati, dan keterlibatan konstruktif”.

    Sementara itu, Kemlu Rusia mengatakan pengakuan ini bisa mendorong pengembangan kerja sama bilateral di beberapa bidang. Kemlu Rusia mengatakan akan bekerja sama dalam bidang energi, transportasi, pertanian, dan infrastruktur.

    Kementerian tersebut mengatakan Moskow berharap untuk terus membantu Kabul “memperkuat keamanan regional dan memerangi ancaman terorisme dan perdagangan narkoba”.

    Moskow telah mengambil langkah-langkah baru-baru ini untuk menormalisasi hubungan dengan otoritas Taliban, menghapus mereka dari daftar “organisasi teroris” pada bulan April dan menerima seorang duta besar Taliban di Kabul.

    Pada Juli 2024 lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut Taliban sebagai “sekutu dalam perang melawan terorisme”.

    Rusia adalah negara pertama yang membuka kantor perwakilan bisnis di Kabul setelah Taliban mengambil alih kekuasaan, dan telah mengumumkan rencana untuk menggunakan Afghanistan sebagai pusat transit gas menuju Asia Tenggara.

    Untuk diketahui, Taliban kembali berkuasa pada tahun 2021 setelah menggulingkan pemerintah yang didukung asing dan telah memberlakukan hukum Islam yang ketat.

    Mereka telah berusaha keras untuk mendapatkan pengakuan dan investasi internasional resmi, karena negara tersebut tengah memulihkan diri dari perang selama empat dekade, termasuk invasi Soviet dari tahun 1979 hingga 1989.

    Hanya Arab Saudi, Pakistan, dan Uni Emirat Arab yang mengakui Taliban selama masa kekuasaan pertama mereka dari tahun 1996 hingga 2001.

    Dalam laporan AFP disebutkan banyak negara lain, termasuk Tiongkok dan Pakistan, telah menerima duta besar Taliban di ibu kota mereka, tetapi belum secara resmi mengakui Emirat Islam tersebut sejak berakhirnya perang dua dekade antara pemberontak dengan pasukan NATO yang dipimpin AS.

    Ada keterlibatan yang terbatas tetapi terus meningkat dengan otoritas Taliban, terutama dari negara-negara tetangga regional, tetapi juga pemain global utama Tiongkok dan Rusia.

    Lihat juga Video: Bom Bunuh diri di Ponpes Pakistan, 6 Orang Tewas Termasuk Ulama Taliban

    (zap/yld)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Taliban Nilai India Mitra Regional Ekonomi usai Saling Bertemu di Dubai

    Taliban Nilai India Mitra Regional Ekonomi usai Saling Bertemu di Dubai

    JAKARTA – Kemenlu Afghanistan yang dikuasai Taliban menilai India sebagai “mitra regional dan ekonomi” setelah pemimpin kementerian luar negeri (kemenlu) kedua belah pihak bertemu. 

    Pertemuan antara Menteri Luar Negeri (Menlu) India Vikram Misri dengan Penjabat Menlu Afghanistan Amir Khan Muttaqi ini berlangsung di Dubai, UEA, pada Rabu 8 Januari.

    “Sejalan dengan kebijakan luar negeri Afghanistan yang seimbang dan berfokus pada ekonomi, Emirat Islam bertujuan untuk memperkuat hubungan politik dan ekonomi dengan India sebagai mitra regional dan ekonomi yang signifikan,” bunyi pernyataan dari Kemenlu Afghanistan pada Rabu malam, dikutip dari AFP.

    Kemenlu Afghanistan mengatakan, mereka telah membahas perluasan hubungan dan meningkatkan perdagangan dengan India.

    Perdagangan itu melalui Pelabuhan Chabahar di Iran, yang telah dikembangkan India untuk distribusi barang-barang agar tidak melintasi Pelabuhan Karachi dan Gwadar di Pakistan.

    Kemenlu India menyebutkan, setelah pertemuan, India sedang mempertimbangkan untuk terlibat dalam proyek-proyek pembangunan di Afghanistan dan ingin meningkatkan hubungan perdagangan.

    Meski tidak ada pemerintah negara lain, termasuk India, yang secara resmi mengakui pemerintahan Taliban.

    Namun, India adalah salah satu dari beberapa negara dengan misi kecil di Kabul untuk memfasilitasi perdagangan, bantuan, dan dukungan medis, serta telah mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Afghanistan di bawah kendali Taliban.

    Di satu sisi, pemain regional lain termasuk China dan Rusia telah memberi isyarat bahwa mereka bersedia untuk meningkatkan perdagangan dan investasi di Afghanistan.

    Pertemuan Taliban-India disebut-sebut dapat “mengagetkan” Pakistan, negara yang berbatasan dengan kedua belah pihak. 

    Pakistan diketahui telah berperang tiga kali melawan India di masa lalu. 

    Hubungan Pakistan dan Afganistan juga tidak cair lantaran kerap bersitegang. Pakistan kerap menuduh serangan militan yang telah terjadi di negaranya dikendalikan dari Afghanistan yang kemudian telah dibantah.

  • 2 Negara Muslim Lagi Panas, Serangan Udara Brutal Bunuh 46 Orang

    2 Negara Muslim Lagi Panas, Serangan Udara Brutal Bunuh 46 Orang

    Jakarta, CNBC Indonesia – Militer Pakistan melancarkan serangan udara di wilayah Afghanistan pada Selasa (24/12/2024) malam, menargetkan tempat persembunyian kelompok bersenjata Tehrik-e-Taliban Pakistan (TTP) di provinsi Paktika. Serangan ini dilakukan di distrik Barmal, dekat wilayah kesukuan Waziristan Selatan, provinsi Khyber Pakhtunkhwa, Pakistan.

    Meskipun belum ada pernyataan resmi dari Kementerian Luar Negeri Pakistan maupun sayap media militer, Inter-Services Public Relations (ISPR), sumber tepercaya mengonfirmasi serangan tersebut kepada Al Jazeera. Pemerintah sementara Afghanistan yang dipimpin oleh Taliban juga mengonfirmasi serangan ini, tetapi menegaskan bahwa warga sipil menjadi korban.

    Menurut pernyataan dari kantor juru bicara Taliban, setidaknya 46 orang, termasuk wanita dan anak-anak, menjadi korban tewas dalam serangan udara tersebut.

    “Pihak Pakistan seharusnya memahami bahwa tindakan sepihak seperti ini bukanlah solusi untuk masalah apa pun,” tulis Enayatullah Khowarazami, juru bicara Kementerian Pertahanan Afghanistan, di platform media sosial X.

    “Emirat Islam tidak akan membiarkan tindakan pengecut ini tanpa jawaban dan menganggap pembelaan wilayahnya sebagai hak yang tidak dapat diganggu gugat,” tambahnya.

    Serangan ini menjadi yang kedua pada tahun ini dan terjadi hanya beberapa jam setelah utusan khusus Pakistan untuk Afghanistan, Mohammad Sadiq, bertemu dengan Menteri Luar Negeri sementara Afghanistan, Amir Khan Muttaqi, di Kabul.

    Dalam kunjungan tersebut, Sadiq menyampaikan keprihatinan Pakistan terhadap meningkatnya serangan lintas batas oleh TTP.

    “Bertemu dengan Menteri Luar Negeri Amir Khan Muttaqi hari ini. Mengadakan diskusi luas dan sepakat untuk bekerja sama memperkuat kerja sama bilateral serta mempromosikan perdamaian dan kemajuan di kawasan,” tulis Sadiq di X.

    Namun, analis menilai serangan udara ini berpotensi memperburuk hubungan antara kedua negara yang sudah tegang.

    “Kunjungan Sadiq ke Kabul lebih bertujuan untuk menyampaikan pesan pemerintah mengenai kekhawatiran atas meningkatnya serangan oleh jaringan TTP yang beroperasi dari Afghanistan dan mungkin merupakan upaya membangun kepercayaan,” kata Amir Rana, analis keamanan dan direktur Pak Institute for Peace Studies (PIPS).

    Pakistan berulang kali menuduh pemerintah Afghanistan memberikan perlindungan kepada kelompok bersenjata, terutama TTP, yang diduga melakukan serangan lintas batas terhadap pasukan keamanan Pakistan.

    Pekan lalu, TTP mengeklaim bertanggung jawab atas serangan yang menewaskan setidaknya 16 tentara Pakistan di Waziristan Selatan, menjadikannya salah satu serangan paling mematikan terhadap personel keamanan dalam beberapa waktu terakhir.

    Dalam pengarahan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pekan lalu, diplomat Pakistan Usman Iqbal Jadoon menyatakan bahwa ribuan pejuang TTP telah mencari perlindungan di Afghanistan.

    “TTP, dengan 6.000 pejuang, adalah organisasi teroris terbesar yang terdaftar di Afghanistan. Dengan tempat perlindungan yang dekat dengan perbatasan kami, ia menjadi ancaman langsung dan harian bagi keamanan Pakistan,” katanya.

    Balas Dendam

    Menurut pengamat keamanan Ihsanullah Tipu, serangan udara ini adalah bagian dari kampanye militer Pakistan, Azm-e-Istehkam (Tekad untuk Stabilitas), yang diluncurkan pada Juni lalu.

    “Diskusi di kalangan militer berfokus pada operasi ofensif di wilayah Afghanistan setelah lonjakan serangan terhadap personel keamanan baru-baru ini. Serangan ini tampaknya dipicu oleh serangan terhadap tentara pekan lalu,” kata Tipu.

    Namun, Tipu menambahkan bahwa tindakan seperti serangan lintas batas ini harus menjadi bagian dari kebijakan yang komprehensif dan terencana dengan baik, bukan langkah reaktif.

    “Pendekatan Pakistan terhadap Afghanistan sering kali didorong oleh kepribadian, bukan strategi,” katanya. Ia juga mengingatkan bahwa reaksi nyata mungkin datang dari TTP, yang telah membahas serangan balasan dalam komunikasi internal mereka.

    Dampak Diplomatik

    Meskipun pemerintah Afghanistan mengancam retaliasi, analis menilai bahwa serangan lintas batas semacam ini semakin menjadi norma global dan tidak mungkin Pakistan menghadapi kritik atau konsekuensi dari komunitas internasional. Namun, Amir Rana dari PIPS menyoroti tantangan diplomatik yang dihadapi Pakistan.

    “Meskipun sudah empat dekade terlibat di Afghanistan, kita masih belum mengembangkan keterampilan diplomatik untuk mengadakan dialog konstruktif dengan penguasa Afghanistan, siapapun mereka,” katanya.

    Dengan Sadiq diangkat kembali sebagai utusan khusus, ada harapan untuk perbaikan hubungan antara kedua negara. Namun, serangan udara pada Selasa malam ini berpotensi menghambat kemajuan apapun sebelum dialog formal dimulai.

    (luc/luc)

  • Menteri Afghanistan Tewas Dibom ISIS, Ribuan Orang Hadiri Pemakamannya

    Menteri Afghanistan Tewas Dibom ISIS, Ribuan Orang Hadiri Pemakamannya

    Kabul

    Ribuan warga Afghanistan menghadiri pemakaman Menteri Pengungsi yang tewas akibat serangan bom bunuh diri di gedung kementeriannya di Kabul. Serangan bom itu diklaim oleh kelompok radikal Islamic State (ISIS).

    Menteri Pengungsi dan Repatriasi Afghanistan, Khalil Ur-Rahman Haqqani, tewas dalam serangan bom bunuh diri yang mengguncang kantor kementeriannya di Kabul pada Rabu (11/12) sore waktu setempat.

    Kelompok ISIS, seperti dilansir AFP, Jumat (13/12/2024), mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. ISIS dalam pernyataan via kantor berita Amaq, seperti diterjemahkan SITE Intelligence Group, menyebut seorang pengebom bunuh diri meledakkan rompi peledaknya di dalam kompleks kementerian.

    Saat pemakaman Haqqani digelar di kampung halamannya di desa Sarana, area pegunungan Provinsi Paktia, pada Kamis (12/12) waktu setempat, laporan AFP menyebut ribuan pria, yang kebanyakan menenteng senjata, tampak hadir.

    Pemakaman itu dilakukan dengan pengamanan ketat, yang melibatkan kendaraan lapis baja, penembak jitu dan personel yang berjaga di wilayah tersebut dan sepanjang ruas jalanan dari Kabul. Ratusan mobil pelayat memenuhi ruas jalanan dari provinsi sekitarnya menuju ke lokasi pemakaman.

    Beberapa pejabat senior Taliban, termasuk Kepala Staf Angkatan Darat Qari Fasihuddin Fitrat dan wakil politik pada kantor Perdana Menteri (PM) Maulawi Abdul Kabir, turut menghadiri pemakaman tersebut.

    Keponakan almarhum, Menteri Dalam Negeri Sirajuddin Haqqani, juga hadir bersama dengan Menteri Luar Negeri Amir Khan Muttaqi.

    Lihat juga Video ‘Penampakan Banjir Bandang Terjang Afghanistan, 50 Tewas’:

  • Hamas Vs Israel, Iran Ajak Semua Negara Muslim Bela Palestina

    Hamas Vs Israel, Iran Ajak Semua Negara Muslim Bela Palestina

    Jakarta

    Menteri Luar Negeri Iran mengajak seluruh negara Muslim untuk bergandengan tangan membela rakyat Palestina dan Masjid Al-Aqsa.

    Hossein Amir-Abdollahian melontarkan pernyataan tersebut dalam panggilan telepon pada Minggu (8/10) malam waktu setempat dengan menteri luar negeri sementara Taliban, Amir Khan Muttaqi.

    Kedua belah pihak membahas perkembangan terkini di Jalur Gaza, termasuk Operasi Al-Aqsa yang sedang berlangsung, yang merupakan operasi militer terbesar oleh Hamas melawan Israel.

    Gerakan perlawanan Hamas melancarkan operasi skala besar pada hari Sabtu (7/10) pagi lalu, dengan meluncurkan ribuan roket sebagai tanggapan atas penodaan Masjid Al-Aqsa yang dilakukan Israel dan meningkatnya kekerasan para pemukim.

    Dilansir media Press TV, Senin (9/10/2023), selama panggilan telepon mereka, Amir-Abdollahian dan Amir Khan Muttaqi membahas perlawanan rakyat Palestina terhadap pendudukan negara mereka dan seringnya pelanggaran terhadap Masjid Al-Aqsa oleh para pemukim Israel.

    Amir-Abdollahian menekankan bahwa semua negara Muslim harus bersatu dalam membela rakyat Palestina dan Masjid Al-Aqsa.

    Sementara Mottaqi mengatakan Kementerian Luar Negeri Taliban terus mencermati perkembangan yang sedang berlangsung di Gaza, dan telah mengeluarkan pernyataan tegas untuk mendukung rakyat Palestina dan mengutuk Israel.