Hari Ini Jadi Hari Terakhir Pasar Barito: Antara Kenangan dan Sejarah Panjangnya
Penulis
JAKARTA, KOMPAS.com –
Hari ini, Minggu (3/8/2025), menjadi penanda akhir dari riwayat panjang
Pasar Barito
, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Pemerintah Kota Jakarta Selatan memberikan tenggat waktu hingga hari ini kepada para pedagang untuk mengosongkan lapak mereka.
Hal ini seiring dengan dimulainya proyek pembangunan Taman Bendera Pusaka, kawasan terbuka hijau terpadu yang mencakup Taman Ayodya, Taman Langsat, dan Taman Leuser.
Bagi para pedagang, Pasar Barito bukan sekadar tempat berdagang, melainkan juga rumah kedua, tempat berpuluh tahun mereka mencari nafkah dan membangun relasi sosial.
Ibrahim, seorang pedagang ikan hias, adalah saksi hidup
sejarah Pasar Barito
. Ia telah berjualan di sana sejak 1980-an, meneruskan usaha yang dimulai ayahnya pada 1969.
Ia adalah satu dari ratusan pedagang yang menggantungkan hidup di kios mungil berukuran 2,5 x 4 meter itu, tempat ia menjual ikan hias bersama adik semata wayangnya, Ai’.
Waktu itu, pada tahun 1969, ayah Ibrahim memulai usaha dari nol dengan kios seadanya.
Kemudian pada 1970, Pak Ali Sadikin resmikan Pasar Barito jadi pusat ikan dan bunga hingga menjadi lokasi yang ramai pengunjung.
Dari satu kios sederhana, usaha keluarga Ibrahim tumbuh menjadi toko “Dua Bersaudara”, yang melayani pelanggan dari berbagai daerah, bahkan mancanegara seperti Korea dan Jepang.
Pasar Barito bukan hanya ruang ekonomi. Ia adalah ruang sosial, tempat warga berburu hewan peliharaan, bercengkrama, bahkan sekadar bersantai di bangku-bangku di bawah rindang pepohonan.
“Banyak orang datang ke sini cuma lihat-lihat hewan, walau enggak beli. Gratis. Tempatnya bersih, nyaman,” tutur Dewi (45), pedagang hewan yang sudah 15 tahun berjualan di sana.
“Sekarang mau dipindah. Takut pelanggan enggak tahu tempat baru. Ya enggak datang lagi,” imbuhnya.
Hal serupa dikhawatirkan Bambang, pedagang pakan hewan. Ia takut relokasi ke tempat yang belum dikenal akan menghilangkan kepercayaan pelanggan yang selama ini setia.
“Orang udah tahu kami di Barito. Kalau dipindah, mereka bingung. Akhirnya cari tempat lain,” keluhnya.
Bagi warga dan pedagang, Barito adalah simbol keakraban, tempat rekreasi, dan denyut ekonomi lokal yang hidup.
Pemerintah Kota Jakarta Selatan memastikan proses relokasi dilakukan secara manusiawi.
Wali Kota Muhammad Anwar menyatakan, pihaknya siap membantu pengangkutan barang dan memberikan keleluasaan bagi pedagang memilih lokasi usaha sementara di bawah naungan Perumda Pasar Jaya.
Kawasan Jalan Raya Lenteng Agung Timur, Jagakarsa telah ditetapkan sebagai lokasi baru bagi para pedagang Pasar Barito.
Lahan milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta itu akan menampung pedagang dari beberapa kelompok, antara lain JS 25, 26, 29, dan 96.
Selain lapak dagang, kawasan relokasi juga akan dilengkapi kantor suku dinas terkait untuk mendukung fungsi administrasi dan pelayanan umum.
Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan juga menjajaki alternatif lokasi lain untuk relokasi pedagang, termasuk ke beberapa pasar yang dikelola Perumda Pasar Jaya, seperti Pasar Mampang, Pondok Indah, Pondok Labu, Tebet Barat, Tebet Timur, Bata Putih, dan Kebayoran Lama.
Namun, tidak semua pedagang melihat solusi ini sebagai jawaban. Ibrahim, misalnya, menolak tawaran kios di bekas Pasar Inpres Radio Dalam karena ukurannya yang hanya 2 x 2 meter tak cukup menampung puluhan akuariumnya.
“Enggak cukup, Mas. Kami butuh ruang untuk puluhan akuarium. Bukan cuma meja dan etalase. Ini bukan jualan kaos,” ujarnya.
Pemerintah mengalokasikan lahan relokasi di Lenteng Agung seluas 7.600 meter persegi, tetapi pembangunan diperkirakan memakan waktu hingga enam bulan.
Selama itu, pedagang harus mencari cara bertahan hidup di lokasi sementara. Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta, Yuke Yurike, menyatakan pemerintah sudah memberi solusi.
“Data pedagang sedang dikumpulkan, dan mereka diberi kebebasan memilih pasar sementara,” ujarnya.
Hari ini, Minggu, (3/8/2025) Barito bukan lagi pasar yang sibuk. Ia adalah tempat kenangan terakhir ditata dalam kardus, akuarium dikuras, dan senyum pelanggan berganti peluk perpisahan.
Di antara ruang terbuka hijau dan rencana koneksi taman dengan jembatan dan
joging track
, ada cerita warga yang kini hanya akan menjadi kenangan.
Relokasi Pasar Barito
ini bukan sekadar pindah tempat, namun ini seperti melepas rumah sendiri bagi sebagian orang.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Tag: Ali Sadikin
-

Pram harap Ancol “rebranding” agar lebih kekinian
Jakarta (ANTARA) – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo berharap manajemen Ancol mau mengubah citranya (rebranding) dari kondisi saat ini agar lebih kekinian.
“Karena tadi kebetulan saya pergi dengan anak saya dan menantu saya, kemudian saya tanya sama mereka, kapan kamu ke Ancol terakhir kali? Waktu SMA. Jadi, kebayang dan saya akan membuat dan meminta kepada manajemen Ancol untuk me-‘rebranding’ wajah Ancol agar lebih kekinian,” katanya saat meresmikan halte Transjakarta rute Ancol – Blok M di Ancol, Jakarta Utara, Sabtu.
Pram menyebutkan dengan melakukan hal itu akan mengubah pandangan masyarakat, terutama masyarakat DKI Jakarta terhadap Ancol.
“Sehingga dengan begitu, saya meyakini mudah-mudahan wajah Ancol akan semakin berubah, jangan kayak orang tua,” katanya.
Apalagi dengan diresmikannya halte Transjakarta di dalam Ancol, menurut Pram, akan menambah daya tarik masyarakat untuk mau mengunjungi Ancol.
Berdasarkan laman resmi korporat Ancol, Kawasan Ancol sendiri mulai dikembangkan sejak oleh Presiden RI pertama, Ir. Soekarno, pada akhir Desember 1965.
Saat itu, presiden memerintahkan dan menunjuk Gubernur DKI Jakarta, Dr. H. Soemarno Sosroatmodjo menjadi Pelaksana Pembangunan dan Pengembangan Daerah Ancol untuk mengembangkan Ancol sebagai sebuah destinasi wisata.
Pengembangan proyek Ancol terus berjalan hingga 1966 dan di bawah kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta – Ali Sadikin, seluruh pengerjaan seluruh proyek Ancol beralih kepada Badan Pelaksana Pembangunan (BPP) Proyek Ancol yang kemudian menjadi cikal bakal berdirinya PT Pembangunan Jaya.
Pada 19 Oktober 1966, dalam kapasitasnya sebagai BPP Proyek Ancol, PT Pembangunan Jaya berperan dalam mempersiapkan seluruh tahapan perencanaan proyek, mulai dari penyiapan konsep pengembangan, strategi, rencana induk (master plan) hingga kegiatan pembangunan lainnya, termasuk strategi pemasaran.
Seiring berjalannya waktu, BPP Proyek Ancol mulai melakukan pembenahan secara internal menyusul perubahan status badan hukumnya menjadi PT Pembangunan Jaya Ancol (“Ancol”) melalui Akta Perubahan No. 33 tanggal 10 Juli 1992.
Pada 2 Juli 2004, PT Pembangunan Jaya Ancol resmi menyandang status Perusahaan Terbuka dengan komposisi kepemilikan saham Ancol otomatis mengalami perubahan yakni Pemda DKI Jakarta masih bertindak sebagai pemegang saham utama namun total kepemilikan sahamnya 72 persen, PT Pembangunan Jaya memiliki 18 persen dan publik memiliki sisanya sebesar 10 persen.
Juli 2002
Data penelusuran ANTARA menyebutkan, “rebranding” berupa peluncuran identitas merek dan logo baru, terjadi pada Jumat, 22 Juli 2022, bertepatan dengan peringatan ulang tahun ke‑30 PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk sebagai perusahaan pengelola Taman Impian Jaya Ancol .
Pada saat itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria secara simbolis meresmikan logo baru di area Symphony of The Sea, Ancol, Jakarta Utara.
Logo baru dirancang dengan bentuk huruf “A” berwarna biru laut, berganti dari desain sebelumnya yang lebih berwarna dan memiliki elemen lumba-lumba.
Rangkaian perubahan ini juga memperkenalkan slogan baru: “Masuki Ruang Keajaiban” atau “Enter The Heaven of Wonder” .
Perubahan identitas ini dimaksudkan sebagai bagian dari transformasi setelah masa berat pandemi COVID‑19, sekaligus upaya memperkuat daya tawar Ancol sebagai destinasi wisata kelas dunia yang inklusif dan menyenangkan untuk seluruh keluarga.
Pewarta: Ilham Kausar
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5063684/original/053789800_1734960418-WhatsApp_Image_2024-12-20_at_22.39.02.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
IDSurvey Genjot Ketahanan Energi Berkelanjutan, Begini Caranya – Page 3
IDSurvey, Holding BUMN Jasa Survei, terus berkomitmen dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) melalui acara Sharing Series IDSurvey – Expert Talk. Mengawali tahun 2025, IDSurvey kembali menghadirkan sesi inspiratif dengan tema Leaving Legacy, Transform to Greatness.
Acara ini bertujuan untuk memperkuat transformasi perusahaan menuju standar global dan dihadiri oleh Wakil Menteri BUMN, Bapak Dony Oskaria. Kegiatan ini berlangsung di Aula Ali Sadikin, Kantor Pusat BKI, Jakarta.
Dalam kesempatan istimewa ini, seluruh pegawai IDSurvey, baik yang berada di dalam negeri maupun internasional, berkesempatan untuk berdialog langsung dengan Wakil Menteri BUMN.
Turut hadir dalam acara ini Dewan Komisaris serta Jajaran Direksi IDSurvey yang terdiri dari PT BKI (Persero), PT SUCOFINDO, PT Surveyor Indonesia, dan anak perusahaan lainnya.
IDSurvey Catat Pertumbuhan Signifikan di Tahun 2024Direktur Utama IDSurvey, Arisudono Soerono, menyampaikan bahwa pencapaian luar biasa IDSurvey tidak terlepas dari dedikasi seluruh pegawai.
“Hari ini kita mendapat kehormatan untuk mendengarkan langsung dari Bapak Wakil Menteri terkait leaving legacy dan transformasi. Tema ini selaras dengan visi kita untuk menjadi perusahaan berstandar internasional. Target kita di tahun 2029 adalah menempati jajaran Top 20 Global,” katanya, Selasa (18/2/2024).
“Kinerja 2024 menjadi bukti nyata perjalanan kita, di mana pendapatan IDSurvey tumbuh 20%, EBITDA meningkat 24%, jauh melampaui pertumbuhan rata-rata sebelumnya yang hanya 6% untuk pendapatan dan 13% untuk EBITDA. Pencapaian ini adalah hasil kerja keras seluruh Insan IDSurvey,” tambahnya Arisudono
-

Pemprov DKI jadikan Balai Kota galeri seni
Nanti kami akan buat kalender kegiatan untuk menjadikan pendopo ini atau balai kota ini galeri
Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mulai menjadikan pendopo dan ruangan di Balai Kota Jakarta sebagai galeri seni seniman-seniman, terutama asal Betawi, yang diawali pelukis Betawi Sarnadi Adam.
“Hari ini kami mulai menampilkan perupa (seniman rupa) dari masyarakat Jakarta atau Betawi. Nanti kami akan buat kalender kegiatan untuk menjadikan pendopo ini atau balai kota ini galeri,” ujar Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno di Balai Kota Jakarta, Senin.
Rano meyakini jumlah pelukis atau perupa di Jakarta apalagi yang berasal dari Betawi cukup banyak. Karena itu, dia menyediakan lebih banyak ruang bagi seniman untuk menampilkan karya, termasuk di Balai Kota Jakarta.
Terkait karya Sarnadi, Rano mengaku menyukainya karena memiliki karakter. Dia berpendapat, orang Betawi yang menjadi pelukis mungkin banyak, tetapi pelukis Betawi yang bergaya Betawi tidak banyak.
“Jujur saya suka. Ada karakter, ada ciri khas,” ujar Rano memuji karya sang maestro.
Adapun pameran tunggal pelukis Betawi Sarnadi Adam mengambil tema “Dari Betawi untuk Jakarta”. Selain di pendopo balai kota, karya sang seniman juga dipamerkan di depan Graha Ali Sadikin, Balai Kota Jakarta.
Dalam kesempatan itu, Sarnadi Adam menyampaikan kesempatan mengadakan pameran di Balai Kota merupakan bentuk dukungan tidak hanya bagi seni lukis Betawi tetapi juga kebudayaan secara luas.
“Ini luar biasa. Baru kali ini anak Betawi yang berprofesi sebagai pelukis diundang oleh Pak Wagub. Ini dukungan yang luar biasa, tidak saja untuk seni lukis Betawi tapi untuk kebudayaan Betawi,” kata dia.
Dia berharap dari sinilah nanti akan lahir para maestro-maestro di bidang kesenian dan kebudayaan Betawi.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Syaiful Hakim
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-
Festival Kota Global Dimulai dengan Simfoni untuk Jakarta dan Ismail Marzuki
Liputan6.com, Jakarta – Sebagai bagian pembuka yang menjadi penanda kegiatan Jakarta Future Festival 2025, Jakarta Philharmonic Orchestra (JPO) menggelar medley lagu daerah Betawi dan Ismail Marzuki dengan Jakarta Philharmonic Woodwind Quintet yang akan menampilkan Piano, Cello, Bariton. Acara ini dilakukan pada Jumat (13/6/2025) pukul 15.00 di gedung Graha Bhakti Budaya.
Dipimpin oleh Music Director sekaligus conductor dari Jakarta Philharmonic Orchestra (JPO), Aminoto Kosin, bersama para musisi:
Yoanne Theodora | Piano
Dwipa Hanggana | Cello
Gabriel Harvianto |Bariton
Andika Chandra | Flute
Eugene Bounty | Clarinet
Nedy Benediktus | Oboe
Azkal Azkia | Bassoon
Daniel Kristanto | French Horn
Lagu-lagu daerah Betawi dan karya Ismail Marzuki yang dimainkan adalah: Jali-Jali, Surilang, Keroncong Kemayoran, Kicir-Kicir, dan Chandra Buana.
Taman Ismail Marzuki (TIM) menjadi tempat penting dalam sejarah panjang Jakarta Philharmonic Orchestra (JPO) yang telah dibentuk pada tahun 1804 oleh konduktor Belanda bernama Nico J. Gerharz dengan nama Batavia Staff Orchestra (BSO).
Setelah itu perjalanan orkes ini mengikuti sejarah panjang kota Jakarta dan baru pada tahun 1964 di masa Gubernur Ali Sadikin, orkes ini resmi bernama Orkes Simfoni Jakarta (OSJ) dan menjadi salah satu pengisi acara budaya di Taman Ismail Marzuki (TIM).
Di tahun 1999, OSJ berganti jenama menjadi Jakarta Philharmonic Orchestra (JPO).
“Menjadi orkestra flagship kebanggaan Jakarta dan Indonesia yang terpandang, relevan, dan berkontribusi aktif pada ekosistem musik sebagai bagian dari Kota Global Jakarta adalah satu visi Jakarta Philharmonic Orchestra (JPO)”, jelas Aminoto Kosina pada kesempatan setelah pertunjukan di Graha Bhakti Budaya.
Tak hanya itu saja, menempatkan karya Ismail Marzuki sebagai salah satu trademark Jakarta Philharmonic Orchestra (JPO) sebagai bagian dari jenama kota Jakarta, sehingga ke depan dalam berbagai pertunjukan Jakarta Philharmonic Orchestra (JPO), akan senantiasa memainkan karya Ismail Marzuki atau seniman musik kota Jakarta lainnya serta mengangkat kekayaan musik Indonesia dalam berbagai bentuk pagelaran mereka mulai dari resital, konserto, ansambel, simfoni. Ini adalah bentuk keunikan Jakartah Pilharmonic Orchestra (JPO) yang menjadikan ciri dan asosiasi dengan kota global Jakarta.
Pagelaran di Jakarta Future Festival 2025 ini menjadi penanda bangkitnya kembali perjalanan orkestra kelas dunia yang akan diemban terus menerus oleh Jakarta Philharmonic Orchestra (JPO).
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1543831/original/037838700_1490162139-Ali_Sadikin.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Kisah Ali Sadikin Naik Haji dan Bertemu Dua Ulama Besar Indonesia – Page 3
Ali kaget ketika tahu Buya Hamka telah tujuh kali menunaikan haji. “Padahal yang wajib itu cuma satu kali,” ujarnya, kagum. “Mudah-mudahan saya mendapat perasaan seperti Buya. Saya akan coba menghayatinya,” tambahnya. Bukan basa-basi, Ali mengaku benar-benar ingin merasakan makna spiritual yang dalam dari ibadah tersebut.
Namun, haji Ali Sadikin saat itu sempat menjadi buah bibir. Isu miring menyebut bahwa perjalanannya ke Tanah Suci adalah “haji politik”. Buya Hamka membela. “Mengenai batin manusia hanya Tuhan yang tahu. Tapi kalau Ali Sadikin disebut ‘haji politik’, saya rasa tidak,” tegasnya.
Penilaian dari Buya—yang sebelumnya pernah mengkritik kebijakan Ali lewat tulisan soal judi dan lokalisasi WTS—menjadi pengakuan penting bahwa hubungan mereka dilandasi rasa saling menghormati dan keterbukaan berpikir.
Masuk Ka’bah dan Menemukan Kehidupan
Ali juga mendapat anugerah langka: kesempatan masuk ke dalam Ka’bah dan salat empat rakaat di dalamnya. Ia tidak mampu mengungkapkan dengan kata-kata kebahagiaan yang dirasakannya. “Luar biasa! Saya sangat bersyukur mendapatkan kesempatan ini,” tulisnya penuh syukur.
Namun, kebahagiaan pribadinya terusik oleh realita di sekitar. Ia menyaksikan banyak jamaah Indonesia terjebak dalam kondisi mengenaskan—kamar sempit dan pengap, kekurangan air, pelayanan buruk, hingga menjadi korban penipuan. Ia terenyuh, sedih, dan bertekad menjadikan temuannya sebagai bahan evaluasi untuk perbaikan layanan haji di Indonesia.
/data/photo/2025/07/05/6868d47cc23ea.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)

/data/photo/2022/08/31/630ef3324fa7c.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4402814/original/059145300_1681978923-20230420-Pakaian-Impor-Bekas-Lebaran-Idul-Fitri-Iqbal-1.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)