Tag: Ali Maulana Hakim

  • Pemprov DKI berkomitmen lepas stigma kebaya identik dengan kaum ibu

    Pemprov DKI berkomitmen lepas stigma kebaya identik dengan kaum ibu

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI berkomitmen menghilangkan stigma busana kebaya yang identik dengan kaum ibu melalui beragam upaya.

    Asisten Kesejahteraan Rakyat Sekda Provinsi DKI Jakarta Ali Maulana Hakim mengatakan Pemprov DKI memiliki pekerjaan rumah untuk bisa melepaskan stigma tersebut.

    “Kita harus sosialisasikan, tampilkan tentang cerita di balik kebaya, tentang bagaimana indahnya memakai kebaya untuk generasi penerus kita di masa depan. Masa depan ini menjadi PR (pekerjaan rumah) kita karena kebaya harus terlepas dari stigma hanya (untuk) ibu-ibu, anak-anak muda juga harus suka pakai kebaya,” kata Ali di Museum Tekstil, Jakarta, Kamis.

    Dia pun mengingatkan kebaya telah diakui sebagai warisan budaya takbenda (WBTb) oleh UNESCO pada 4 Desember 2024. Oleh karena itu, dia mengajak masyarakat beserta seluruh pemangku kepentingan agar merasa bangga terhadap warisan budaya tersebut. Terlebih, kebaya telah diakui dunia atas nilai sejarah, estetika serta filosofi yang terkandung di dalamnya.

    Pengakuan itu, sambung dia, juga menjadi bentuk penghormatan terhadap masa lalu serta komitmen untuk terus melestarikan kekayaan budaya bangsa di masa depan.

    “Ini harus menjadi kebanggaan kita, ini pengakuan dunia yang harus kita jaga, jangan sampai hilang,” tegas Ali.

    Lebih lanjut, dia mengatakan Pemprov DKI melalui Dinas Kebudayaan berkolaborasi dengan seluruh pihak untuk memajukan dan melestarikan kebudayaan di Jakarta.

    Salah satunya, yaitu melalui penyelenggaraan pameran “Kebaya Ibu: Cerita, Cinta, dan Budaya” yang berlangsung di Museum Tekstil mulai 4 hingga 31 Desember 2025. Pameran ini menampilkan sebanyak 110 koleksi kebaya dari Museum Tekstil dan para kolektor pemerhati wastra.

    Dia pun berharap pameran kebaya tersebut bukan sekadar seremonial, tetapi dapat menjadi ruang refleksi peran para ibu, peran para perempuan Indonesia dalam sejarah perjalanan bangsa.

    “Nilai-nilai inilah yang terpantul melalui peragaan kebaya, busana yang menjadi simbol jati diri, menjadi martabat dan juga bagaimana keanggunan perempuan nusantara terlihat dari kebaya,” ungkap Ali.

    Di lain sisi, dia menambahkan Museum Tekstil hadir sebagai ruang edukasi tentang pelestarian, penelitian, sekaligus ruang publikasi wastra tradisional Indonesia.

    “Melalui pameran, Museum Tekstil turut menegaskan komitmennya untuk merawat, memperkenalkan, dan juga memastikan bahwa kebaya tetap memiliki tempat dalam kehidupan budaya masyarakat masa kini, berikut juga masa depan,” tutur Ali.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • DKI tampilkan 110 koleksi kebaya pada pameran di Museum Tekstil

    DKI tampilkan 110 koleksi kebaya pada pameran di Museum Tekstil

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menampilkan sebanyak 110 koleksi kebaya dalam pameran “Kebaya Ibu: Cerita, Cinta, dan Budaya” yang berlangsung di Museum Tekstil, Jakarta Barat, mulai 4 hingga 31 Desember 2025.

    “Koleksi yang dipamerkan merupakan koleksi yang sangat berharga dari Museum Tekstil dan para kolektor pemerhati wastra,” kata Kepala Unit Pengelola Museum Seni Dinas Kebudayaan DKI Jakarta Sri Kusumawati di Museum Tekstil, Jakarta, Kamis.

    Dia mengatakan pameran yang diadakan dalam rangka memperingati Hari Ibu 2025 itu diramaikan dengan berbagai kegiatan, di antaranya talkshow dan workshop membatik, serta turut mengundang Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK).

    Pameran “Kebaya Ibu: Cerita, Cinta dan Budaya”, sambung dia, merupakan salah satu kegiatan program publik unggulan Museum Tekstil, Unit Pengelola Museum Seni Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta.

    “Pameran ini kami selenggarakan dengan didanai oleh Dana Alokasi Khusus Non Fisik Bantuan Operasional Penyelenggaraan Museum dan Taman Budaya yang kami terima dari Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia tahun 2025,” terang Sri.

    Melalui pameran kebaya di Museum Tekstil itu, Pemprov DKI berharap seluruh pengunjung dapat menangkap jejak kaum perempuan yang tersimpan dalam warna, tekstur, dan kisah masing-masing.

    Selain itu, pengunjung juga diharapkan dapat meresapi hubungan lembut antara ibu dan kebaya, yakni bagaimana sepotong kain menjadi ruang ingatan, penjaga nilai, dan jembatan antargenerasi yang mengingatkan masyarakat pada peran perempuan dalam merawat budaya serta meneruskan cinta yang tak lekang oleh waktu.

    Pada kesempatan yang sama, Asisten Kesejahteraan Rakyat (Askesra) Sekda Provinsi DKI Jakarta Ali Maulana Hakim mengharapkan agar pameran kebaya itu bukan sekadar seremonial, tetapi dapat menjadi ruang refleksi peran para ibu, peran para perempuan Indonesia dalam sejarah perjalanan bangsa.

    “Nilai-nilai inilah yang terpantul melalui peragaan kebaya, busana yang menjadi simbol jati diri, menjadi martabat dan juga bagaimana keanggunan perempuan nusantara terlihat dari kebaya,” ungkap Ali.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • DKI bakal adakan lagi tantangan turunkan ukuran baju tahun depan

    DKI bakal adakan lagi tantangan turunkan ukuran baju tahun depan

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bakal mengadakan kembali kegiatan “Challenge Downgrade Ukuran Bajumu 3.0” pada tahun depan.

    Kegiatan merupakan bagian dari kampanye mengajak masyarakat menjalani pola hidup sehat melalui langkah sederhana, yakni menurunkan ukuran baju.

    “InsyaAllah kami akan adakan lagi. Tapi jangan gara-gara ‘challenge’ ini turun nanti setelah ‘challenge’ ini selesai naik (ukuran baju karena naik berat badan), karena yang seperti ini tidak baik buat kesehatan,” kata Asisten Kesejahteraan Rakyat (Askesra) Setda Provinsi DKI Jakarta, Ali Maulana Hakim di Jakarta, Minggu.

    Ali mengatakan kegiatan yang sudah diadakan tiga kali sejak tahun 2023 ini menjadi upaya kreatif dan jawaban inspiratif dari Dinas Kesehatan DKI untuk mengajak masyarakat, para Aparatur Sipil Negara (ASN) dan mahasiswa untuk hidup sehat dengan cara menyenangkan dan terukur.

    Hal ini lantaran pola hidup sehat menjadi ciri orang-orang modern yang diharapkan juga diterapkan warga Jakarta seiring DKI Jakarta menjadi kota global.

    Orang-orang yang modern mengerti tentang kesehatan. “Jangan sampai minim aktivitas fisik. Hidup yang modern bukan hidup yang malas,” kata Ali.

    “Challenge Downgrade Ukuran Bajumu 3.0” menjadi ajang kompetisi dengan diri sendiri untuk mengalahkan kebiasaan buruk lalu mengatur dan meningkatkan motivasi untuk menjadi menjalankan pola hidup sehat.

    Ali berpendapat, dalam menjalankan pola hidup yang sehat, konsistensi yang menjadi kunci. Dia berharap warga Jakarta mau menerapkan gaya hidup sehat dalam keseharian mereka.

    “Silahkan manfaatkan dalam rangka pola hidup sehat ini sarana dan prasarana yang sudah disiapkan oleh pemerintah, berupa taman-taman. Taman-taman kita sudah mulai kita ‘upgrade’ semua supaya bagus,” kata Ali.

    Wakil Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dwi Oktavia menyampaikan konsistensi dan semangat untuk hidup sehat tampak dimiliki dari sebagian warga Jakarta.

    Hal uni ditunjukkan setidaknya oleh 1.241 orang yang menuntaskan tantangan dalam kegiatan “Challenge Downgrade Ukuran Bajumu 3.0” dalam enam pekan.

    Adapun total peserta yang mendaftar “Challenge Downgrade Ukuran Bajumu 3.0” mencapai 4.340 orang . Lalu, dari jumlah tersebut sebanyak 2.761 orang di antaranya mengikuti tantangan yang diberikan dan 1.241 orang berhasil menuntaskan seluruh rangkaian tantangan.

    Tantangan yang diberikan, yakni melakukan jalan kaki minimal 7.500 langkah per hari, menggunakan aplikasi penghitung langkah di ponsel.

    Kemudian, menerapkan pola makan sehat dengan konsep “Isi Piringku” setiap hari, melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit per hari atau 150 menit per minggu dan melakukan pemeriksaan kesehatan di fasilitas kesehatan setiap satu minggu sekali selama tantangan berlangsung.

    “Harapan kami, kebiasaan baik yang terbentuk selama mengikuti tantangan ini dapat terus dipertahankan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga masyarakat Jakarta semakin sehat, produktif dan siap menyongsong Jakarta sebagai Kota Global,” katanya.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • 90 Persen Kasus TBC di DKI Sudah Jalani Pengobatan

    90 Persen Kasus TBC di DKI Sudah Jalani Pengobatan

    Jakarta

    DKI Jakarta mencatat dari total 49.029 kasus tuberkulosis (TBC) hingga 8 November 2025, sebanyak 44.331 kasus atau sekitar 90 persen di antaranya sudah memulai pengobatan. Meningkat signifikan, utamanya dalam kepatuhan pasien menjalani terapi hingga tuntas.

    Hal ini bisa berdampak baik pada penurunan kasus TBC lantaran penularan otomatis bisa ditekan.

    Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Ani Ruspitawati, menyebut sebagian pasien masih menghadapi kendala dalam menjaga konsistensi pengobatan. Beberapa di antaranya menghentikan terapi di tengah jalan karena efek samping obat, merasa sudah sehat, atau takut menghadapi stigma sosial di lingkungan sekitar.

    “Masih ada pasien yang malu atau enggan terbuka karena khawatir dikucilkan. Padahal, pengobatan TBC bisa menekan penularan dan menyembuhkan secara penuh jika dijalani dengan disiplin,” ujarnya.

    Pemprov DKI memperkuat peran tenaga kesehatan, kader, dan masyarakat dalam memberikan pendampingan aktif kepada pasien. Program Kampung Siaga TBC, yang kini sudah terbentuk di 563 RW, menjadi salah satu ujung tombak. Melalui program ini, warga dilibatkan dalam kegiatan edukasi, pemantauan pengobatan, hingga dukungan psikososial bagi penderita.

    “Kami ingin setiap RW menjadi komunitas yang peduli dan berdaya. Tidak hanya menolong pasien, tapi juga mencegah stigma yang bisa membuat orang enggan berobat,” tambah Ani.

    Deteksi Dini Jadi Kunci

    Asisten Kesejahteraan Rakyat Sekda DKI Jakarta, Ali Maulana Hakim, mengatakan upaya deteksi dini tetap menjadi kunci utama dalam memutus rantai penularan TBC. Sebagian besar kasus baru, kata dia, ditemukan melalui skrining aktif di puskesmas, rumah tangga, sekolah, dan tempat kerja.

    Pemprov juga memperkenalkan inovasi digital JakScan, aplikasi yang memungkinkan warga melakukan pemeriksaan mandiri untuk mengetahui risiko TBC dan mendapatkan rujukan ke fasilitas kesehatan bila diperlukan.

    “Teknologi membantu mempercepat penemuan kasus dan memudahkan pelaporan. Tapi yang paling penting tetap keberanian masyarakat untuk memeriksakan diri,” ujar Ali.

    Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno, yang turut hadir dalam peluncuran kampanye TOSS TBC di Bundaran HI, mengingatkan bahwa penyakit ini masih menjadi beban kesehatan besar di Indonesia.

    “TBC bisa disembuhkan, asal ditemukan cepat dan diobati sampai tuntas. Kuncinya kedisiplinan pasien dan pendampingan dari tenaga kesehatan maupun keluarga,” katanya.

    Ia menilai langkah Jakarta cukup progresif karena tidak hanya berfokus pada aspek medis, tetapi juga pendekatan sosial dan edukatif di tingkat komunitas.

    Pemprov DKI menargetkan eliminasi TBC pada 2030, sejalan dengan target nasional. Strateginya meliputi perluasan cakupan deteksi dini, digitalisasi layanan, serta penguatan jejaring Kampung Siaga TBC di seluruh RW.

    Upaya ini juga diiringi dengan penyediaan layanan pendukung, seperti pemeriksaan dahak gratis, pelacakan kontak erat, serta pemantauan minum obat berbasis aplikasi.

    “Kita ingin setiap warga tahu bahwa TBC bukan aib, tapi penyakit yang bisa disembuhkan. Dengan pengobatan yang tepat dan dukungan masyarakat, Jakarta bisa jadi kota yang bebas TBC,” tegas Ani.

    Dengan 9 dari 10 pasien kini sudah menjalani pengobatan, Pemprov DKI optimistis bisa mempercepat penurunan kasus aktif dan memperkuat sistem penanganan di tingkat akar rumput. Namun, kesadaran masyarakat tetap menjadi faktor penentu.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Pratikno Minta Wamenkes Benjamin Turunkan Angka TBC di Indonesia “
    [Gambas:Video 20detik]
    (naf/kna)

  • Pemprov Jakarta Luncurkan JakScan, Aplikasi Skrining Mandiri untuk Deteksi Risiko Tuberkulosis

    Pemprov Jakarta Luncurkan JakScan, Aplikasi Skrining Mandiri untuk Deteksi Risiko Tuberkulosis

    Liputan6.com, Jakarta – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meluncurkan aplikasi Jakarta Smart Check and Notify (JakScan) yang memungkinkan masyarakat melakukan skrining mandiri untuk mengetahui risiko tuberkulosis (TB), serta memberikan panduan dan notifikasi untuk pemeriksaan lanjutan di fasilitas kesehatan.

    Pemprov DKI berharap JakScan dapat menjadi alat bantu masyarakat yang mudah digunakan, responsif, dan terintegrasi dengan layanan masyarakat.

    “Ini adalah langkah maju dalam pemanfaatan teknologi untuk mempercepat deteksi dini, memperbaiki rujukan kasus, dan memastikan setiap warga mendapatkan pendampingan yang tepat,” kata Asisten Kesejahteraan Rakyat (Askesra) Sekretariat Daerah Provinsi DKI Jakarta, Ali Maulana Hakim dalam keterangannya di Jakarta, Senin (10/11/2025).

    Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ani Ruspitawati, mengatakan pemanfaatan aplikasi JakScan untuk memudahkan masyarakat melakukan pemeriksaan risiko TB secara mandiri.

    Ini menjadi bagian dari upaya Pemprov DKI Jakarta menanggulangi TB agar target Eliminasi TB 2030 dapat tercapai.

    “Kami memastikan setiap warga Jakarta tahu, berani memeriksakan diri, dan berobat sampai tuntas,” kata Ani.

  • DKI kenalkan JakScan untuk skrining risiko tuberkulosis 

    DKI kenalkan JakScan untuk skrining risiko tuberkulosis 

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memperkenalkan aplikasi Jakarta Smart Check and Notify (JakScan) yang memungkinkan masyarakat melakukan skrining mandiri untuk mengetahui risiko tuberkulosis (TB), serta memberikan panduan dan notifikasi untuk pemeriksaan lanjutan di fasilitas kesehatan.

    “Ini adalah langkah maju dalam pemanfaatan teknologi untuk mempercepat deteksi dini, memperbaiki rujukan kasus, dan memastikan setiap warga mendapatkan pendampingan yang tepat,” kata Asisten Kesejahteraan Rakyat (Askesra) Sekretariat Daerah Provinsi DKI Jakarta, Ali Maulana Hakim dalam keterangannya di Jakarta, Senin.

    Pemprov DKI berharap JakScan dapat menjadi alat bantu masyarakat yang mudah digunakan, responsif, dan terintegrasi dengan layanan masyarakat.

    Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ani Ruspitawati, mengatakan pemanfaatan aplikasi JakScan untuk memudahkan masyarakat melakukan pemeriksaan risiko TB secara mandiri.

    Ini menjadi bagian dari upaya Pemprov DKI Jakarta menanggulangi TB agar target Eliminasi TB 2030 dapat tercapai.

    “Kami memastikan setiap warga Jakarta tahu, berani memeriksakan diri, dan berobat sampai tuntas,” kata Ani.

    Selain melalui JakScan, Pemprov DKI juga melakukan penguatan Gerakan TOSS Temukan, Obati, Sampai Sembuh (TOSS) TBC, perluasan deteksi dini di rumah, sekolah, tempat kerja, dan ruang publik, serta memperkuat Kampung Siaga TBC di seluruh wilayah sebagai wadah edukasi, saling dukung, dan pendampingan bagi pasien yang sedang menjalani pengobatan.

    Hingga saat ini, DKI sudah memiliki 563 Kampung Siaga TBC dan ditargetkan seluruh RW di Jakarta sudah memiliki Kampung Siaga TBC pada tahun 2030.

    Sementara itu, kasus TB di Jakarta hingga 8 November 2025 mencapai 49.029. Dari jumlah tersebut, sebanyak 44.331 kasus (90 persen) telah memulai pengobatan, yang menunjukkan komitmen kuat untuk memastikan pasien mendapatkan terapi hingga sembuh.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pijar Foundation Apresiasi 30 Sosok Pemuda Penggerak Perubahan

    Pijar Foundation Apresiasi 30 Sosok Pemuda Penggerak Perubahan

    Jakarta: Sebanyak 30 pemuda inspiratif dari berbagai daerah di Indonesia menerima penghargaan dalam ajang MUDA30 Awarding Night 2025 yang digagas Pijar Foundation di Taman Ismail Marzuki pada Senin, 3 November 2025.

    Penghargaan diberikan sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi dan inovasi pemuda dalam membangun perubahan positif di lingkungan masing-masing.

    Mengusung tema “Powering The Architects of Indonesia’s Future”, MUDA30 2025 menjadi wadah kolaborasi bagi generasi muda untuk berperan aktif dalam mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045.

    Tahun ini, inisiatif tersebut menjangkau 35 provinsi di seluruh Indonesia dari Papua Barat hingga Kalimantan Utara, serta dari Aceh hingga Nusa Tenggara Timur dengan lima kategori kontribusi utama, yaitu ASN Inspiratif, Lingkungan dan Keberlanjutan, Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat, Inovasi Teknologi dan Kewirausahaan, serta Inklusi Sosial.

    Dari 450 pendaftar, 50 finalis terpilih melalui proses seleksi ketat dan mengikuti berbagai tahapan seperti bootcamp, sesi mentorship, serta pelaksanaan MisiMUDA30, termasuk Forum Townhall Muda bersama pemerintah daerah dan komunitas setempat.
     

    Selain penghargaan, Awarding Night menjadi momentum untuk memperkuat jejaring kolaborasi lintas daerah dan lintas generasi agar gerakan pemuda semakin berkelanjutan.

    Wakil Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, Dr. Bima Arya Sugiarto, mengajak generasi muda untuk memiliki mental aktivis, keahlian global serta hati yang nasionalis dalam menentukan arah masa depan bangsa. “Sejarah negara itu ditentukan oleh anak mudanya. Anak muda yang menolak sejarahnya ditentukan orang lain tapi memilih menciptakan jalan sejarahnya sendiri,” kata Bima Arya Sugiarto. 

    Hal senada juga disampaikan oleh pendiri Wahid Foundation, Yenny Wahid, yang menyoroti keberanian pemuda dalam menciptakan perubahan. “Ketika kita muda kita punya keberanian untuk melakukan banyak hal berdampak. Masa depan ada pada tangan anak muda ketika mereka memahami dan memanfaatkan kekuatannya,” kata Yenny Wahid.

    Sementara itu, Asisten Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi DKI Jakarta, Ali Maulana Hakim yang mewakili Gubernur DKI Jakarta, menegaskan sinergi antara kebijakan pemerintah dan inovasi pemuda sebagai pilar penting untuk mengisi celah pembangunan.

    Melalui MUDA30, Direktur Eksekutif Pijar Foundation, Cazadira Fediva Tamzil mendorong energi kolektif dari talenta muda Indonesia untuk menjadi katalis pembangunan dan mengoptimalkan bonus demografi Indonesia.Ia menegaskan,

    “Walaupun bidangnya beda, caranya beda tapi datang dengan visi yang sama. Jika bonus demografi tidak diimbangi talenta muda maka akan menjadi petaka demografi,” terangnya.

    MUDA30 Awarding Night 2025 membuktikan bahwa ketika ruang, dukungan, dan kepercayaan diberikan, pemuda mampu hadir sebagai arsitek masa depan Indonesia.

    Jakarta: Sebanyak 30 pemuda inspiratif dari berbagai daerah di Indonesia menerima penghargaan dalam ajang MUDA30 Awarding Night 2025 yang digagas Pijar Foundation di Taman Ismail Marzuki pada Senin, 3 November 2025.
     
    Penghargaan diberikan sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi dan inovasi pemuda dalam membangun perubahan positif di lingkungan masing-masing.
     
    Mengusung tema “Powering The Architects of Indonesia’s Future”, MUDA30 2025 menjadi wadah kolaborasi bagi generasi muda untuk berperan aktif dalam mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045.

    Tahun ini, inisiatif tersebut menjangkau 35 provinsi di seluruh Indonesia dari Papua Barat hingga Kalimantan Utara, serta dari Aceh hingga Nusa Tenggara Timur dengan lima kategori kontribusi utama, yaitu ASN Inspiratif, Lingkungan dan Keberlanjutan, Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat, Inovasi Teknologi dan Kewirausahaan, serta Inklusi Sosial.
     
    Dari 450 pendaftar, 50 finalis terpilih melalui proses seleksi ketat dan mengikuti berbagai tahapan seperti bootcamp, sesi mentorship, serta pelaksanaan MisiMUDA30, termasuk Forum Townhall Muda bersama pemerintah daerah dan komunitas setempat.
     

     
    Selain penghargaan, Awarding Night menjadi momentum untuk memperkuat jejaring kolaborasi lintas daerah dan lintas generasi agar gerakan pemuda semakin berkelanjutan.
     
    Wakil Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, Dr. Bima Arya Sugiarto, mengajak generasi muda untuk memiliki mental aktivis, keahlian global serta hati yang nasionalis dalam menentukan arah masa depan bangsa. “Sejarah negara itu ditentukan oleh anak mudanya. Anak muda yang menolak sejarahnya ditentukan orang lain tapi memilih menciptakan jalan sejarahnya sendiri,” kata Bima Arya Sugiarto. 
     
    Hal senada juga disampaikan oleh pendiri Wahid Foundation, Yenny Wahid, yang menyoroti keberanian pemuda dalam menciptakan perubahan. “Ketika kita muda kita punya keberanian untuk melakukan banyak hal berdampak. Masa depan ada pada tangan anak muda ketika mereka memahami dan memanfaatkan kekuatannya,” kata Yenny Wahid.
     
    Sementara itu, Asisten Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi DKI Jakarta, Ali Maulana Hakim yang mewakili Gubernur DKI Jakarta, menegaskan sinergi antara kebijakan pemerintah dan inovasi pemuda sebagai pilar penting untuk mengisi celah pembangunan.
     
    Melalui MUDA30, Direktur Eksekutif Pijar Foundation, Cazadira Fediva Tamzil mendorong energi kolektif dari talenta muda Indonesia untuk menjadi katalis pembangunan dan mengoptimalkan bonus demografi Indonesia.Ia menegaskan,
     
    “Walaupun bidangnya beda, caranya beda tapi datang dengan visi yang sama. Jika bonus demografi tidak diimbangi talenta muda maka akan menjadi petaka demografi,” terangnya.
     
    MUDA30 Awarding Night 2025 membuktikan bahwa ketika ruang, dukungan, dan kepercayaan diberikan, pemuda mampu hadir sebagai arsitek masa depan Indonesia.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News


    Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id

    (PRI)

  • Khodijah Junaidi pimpin Rusydatul Ummah DKI Jakarta

    Khodijah Junaidi pimpin Rusydatul Ummah DKI Jakarta

    Jakarta (ANTARA) – Khodijah Junaidi dilantik menjadi Ketua Tanfidziyah Rusydatul Ummah Provinsi DKI Jakarta periode 2025-2030 di Balai Kota Jakarta pada Sabtu (30/8).

    Khodijah dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Ahad, mengaku akan mengemban amanah yang diberikan dengan sebaik-baiknya, terutama memfokuskan pemberdayaan keumatan untuk wilayah Kepulauan Seribu.

    “Kita ingin lebih memasifkan pemberdayaan keumatan dan perempuan di sana. Bagaimanapun Kepulauan Seribu juga wilayah Jakarta, namun seperti sering kita lupakan,” ujarnya.

    Ia menginginkan, sinergi dan kolaborasi dengan Pemprov DKI Jakarta bisa terjalin erat, terutama dalam hal keumatan serta menyukseskan program-program pembangunan, termasuk pemberdayaan perempuan dan keluarga.

    “Kita lihat di Jakarta ini sedang berkembang UMKM-nya. Kita mungkin bisa terjun di sana untuk memberdayakan perempuan agar mereka itu mempunyai karakter mandiri, bisa berdiri sendiri dan mengoptimalkan potensi yang mereka punya,” katanya.

    Khodijah menambahkan, Majelis Taklim Rusydatul Ummah sudah berdiri sejak 1994, namun kepengurusan di Jakarta baru dikukuhkan.

    “Kita membina sekitar 100 majelis taklim yang sudah ada juga hingga ke tingkat kecamatan. Alhamdulillah, saya juga mengukuhkan pengurus di tingkat kota. Jumlah anggota sudah seribu lebih,” katanya.

    Ketua Syuriah Rusydatul Ummah Pusat, Atiqoh Noer Ali berharap kepemimpinan Khodijah Junaidi dan jajarannya akan memberikan kemanfaatan nyata bagi umat dan masyarakat di Jakarta.

    “Saya juga berterima kasih kepada Pemprov DKI Jakarta yang sudah memberikan dukungan kepada majelis taklim ini,” katanya.

    Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung diwakili Asisten Kesejahteraan Rakyat Setdaprov DKI Jakarta, Ali Maulana Hakim mengatakan, Jakarta sedang menyongsong menjadi kota global, namun Jakarta sebagai kota yang inklusif tidak boleh kehilangan identitas diri.

    “Identitas diri itu juga terkait dengan budaya dan agama. Menghadapi globalisasi ini kita juga perlu membentengi diri dengan iman yang kuat,” ujarnya.

    Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengajak seluruh komponen, termasuk Majelis Taklim Rasydatul Ummah untuk bersama-sama berperan aktif mewujudkan Jakarta sebagai kota global, tapi tidak hilang identitasnya.

    “Baik itu warganya yang berbudaya, beragama, berbudi pekerti dan tentu warga dan anak-anaknya semua yang berakhlakul karimah,” tuturnya.

    Menurut dia, peran ibu-ibu majelis taklim sangat penting dalam mencegah kenakalan remaja seperti tawuran, penyalahgunaan narkoba hingga pergaulan bebas.

    “Kami juga merasa perlu dan siap bersinergi agar ibu-ibu majelis taklim bisa menjadi motor pemberdayaan perempuan dan keluarga. Sebab, kita juga ada banyak program, termasuk melalui pelatihan kerja hingga Jakpreneur atau UMKM binaan,” katanya.

    Pewarta: Syaiful Hakim
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Jakarta harus jadi kota yang aman bagi perempuan dan anak

    Jakarta harus jadi kota yang aman bagi perempuan dan anak

    Sekretaris Jenderal (Sekjen) United Cities and Local Governments Asia Pacific (UCLG ASPAC) Bernadia Irawati Tjandradewi dalam talkshow di sela kegiatan Jakarta Future Festival (JFF) 2025, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat, Sabtu (14/6/2025). (ANTARA/Siti Nurhaliza)

    Jakarta harus jadi kota yang aman bagi perempuan dan anak
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Sabtu, 14 Juni 2025 – 15:57 WIB

    Elshinta.com – Sekretaris Jenderal United Cities and Local Governments Asia Pacific (UCLG ASPAC) Bernadia Irawati Tjandradewi mengemukakan, Jakarta harus mampu meningkatkan infrastruktur untuk menjadi kota yang aman bagi perempuan dan anak.

    “Jakarta harus bisa menjadi kota yang memiliki infrastruktur yang nyaman, kota yang aman untuk perempuan dan anak sehingga tidak perlu khawatir sebagai perempuan dan anak yang berada di Jakarta,” kata Bernadia dalam diskusi di “Jakarta Future Festival (JFF) 2025” di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat, Sabtu.

    Selain itu, Bernadia menyebutkan, Jakarta harus meningkatkan semua sarana dan prasarana yang berkaitan dengan pelayanan publik serta kenyamanan masyarakat. Seperti layanan transportasi dan kualitas udara.

    “Saya mau ada target, biasanya jalan kaki 5.000 langkah tapi di Jakarta susah, karena takut keserempet dan lain-lain. Jadi Jakarta harus memiliki transportasi yang lancar, kota harus aman untuk perempuan dan anak, kota bersih tidak ada polusi,” ujar Bernadia.

    Menurut Bernadia, mewujudkan Jakarta kota yang aman bagi perempuan dan anak tidak hanya menjadi tugas Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Semua pihak di kalangan masyarakat termasuk komunitas harus bersama-sama mencari solusi. Untuk mewujudkan Jakarta sebagai kota global perlu adanya “branding” yang kuat bagi Jakarta. “Ini bukan hanya kerja pemerintah daerah (pemda) saja, semua harus terlibat, harus ikut sebagai bentuk bangga sebagai warga Jakarta,” katanya.

    Sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui Dinas Pemberdayaan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) memperkuat peran pamong di tingkat kelurahan untuk mencegah kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. Menurut Asisten Kesejahteraan Rakyat Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi DKI Jakarta, Ali Maulana Hakim, para pamong khususnya lurah memegang peran strategis sebagai pemimpin yang paling dekat dengan masyarakat.

    Berdasarkan laman (web) Dinas PPAPP DKI Jakarta, layanan kasus kekerasan perempuan dan anak bisa diakses secara gratis bagi warga Jakarta ataupun bukan warga DKI Jakarta yang mengalami kekerasan di wilayah Jakarta. Layanan pengaduan bagi perempuan dan anak yang menjadi korban kekerasan melalui Unit Pelaksana Teknis Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A). Layanan tersebut mencakup pendampingan, kesehatan, psikologis, hukum dan rujukan.

    Terdapat dua petugas layanan di setiap pos pengaduan yang terdiri dari konselor dan paralegal yang bertugas menerima pengaduan kekerasan,m dan melakukan asesmen awal kepada perempuan dan anak korban kekerasan. Adapun pos pengaduan kekerasan perempuan dan anak di Jakarta hadir di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) yang tersebar di lima wilayah kota administrasi dan Kepulauan Seribu.

    Total terdapat 44 pos pengaduan yang kini tersebar di setiap kecamatan di wilayah DKI Jakarta. Berdasarkan data Unit Pelaksana Teknis (UPT) PPPA Provinsi DKI Jakarta, terdapat 2.041 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak sepanjang 2024. Angka ini mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu sebanyak 1.682 kasus.

    Sedangkan kasus kekerasan perempuan dan anak sepanjang Januari sampai Juni 2025 sebanyak 965 kasus.

    Sumber : Antara

  • Guru berperan penting deteksi kekerasan perempuan dan anak

    Guru berperan penting deteksi kekerasan perempuan dan anak

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta meminta guru untuk bisa berperan penting dalam mendeteksi adanya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di lingkungan sekolah.

    “Kejadian kekerasan perempuan dan anak di lingkungan sekolah juga perlu diperhatikan. Guru-guru harus tahu dan bisa mendeteksi kegiatan dan perilaku siswanya selama di sekolah,” kata Asisten Kesejahteraan Rakyat Sekretaris Daerah (Askesra Sekda) Provinsi DKI Jakarta, Ali Maulana Hakim di Jakarta, Jumat.

    Ali mengatakan guru dapat menjadi pembina utama dalam memberikan edukasi pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak di sekolah. Sehingga siswa dapat lebih mengenali, mencegah, dan merespons tanda-tanda kekerasan.

    Edukasi yang dapat diberikan berupa bentuk-bentuk kekerasan seperti kekerasan fisik, verbal, seksual, psikologis, dan siber (online).

    Selain itu, Ali meminta guru lebih peka terhadap perubahan sikap anak selama beraktivitas di sekolah. Hal tersebut menyangkut pikiran, emosional, ataupun peristiwa yang sedang dirasakan siswa.

    “Kejadian di sekolah juga guru-guru harus memperhatikan, harus tahu perkembangan siswanya. Kalau ada yang tiba-tiba bengong, stres, guru harus cari tahu,” ujarnya.

    Menurut Ali, anak-anak biasanya akan ragu dan takut untuk menceritakan kekerasan yang mereka alami. Oleh karena itu, guru harus menjadi wadah pertama untuk mendeteksi, menampung cerita, dan membantu sistem pelaporan.

    “Harus segera dilaporkan. Jadi, setiap perkembangan terhadap anak-anak, terhadap perempuan, harus mudah untuk melakukan pelaporannya. Tetapi, jangan salah, seringkali hal ini menjadi hal yang memalukan, hal yang ditutup-tutupi, aib bagi keluarga, jadi harus tetap menjaga privasi anak dan keluarga,” jelas Ali.

    Berdasarkan laman Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) DKI Jakarta, layanan kasus kekerasan perempuan dan anak bisa diakses secara gratis bagi warga Jakarta ataupun bukan warga DKI Jakarta yang mengalami kekerasan di wilayah Jakarta.

    Layanan pengaduan bagi perempuan dan anak yang menjadi korban kekerasan melalui Unit Pelaksana Teknis Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A). Layanan tersebut mencakup pendampingan, kesehatan, psikologis, hukum, dan rujukan.

    Terdapat dua petugas layanan di setiap pos pengaduan yang terdiri dari petugas yang memberikan bimbingan konseling (konselor) dan edukasi hukum (paralegal) yang bertugas menerima pengaduan kekerasan, dan melakukan asesmen awal kepada perempuan dan anak korban kekerasan.

    Adapun pos pengaduan kekerasan perempuan dan anak di Jakarta hadir di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) yang tersebar di lima wilayah kota administrasi dan Kepulauan Seribu.

    Total terdapat 44 pos pengaduan yang kini tersebar di setiap kecamatan di wilayah DKI Jakarta.

    Berdasarkan data Unit Pelaksana Teknis (UPT) PPPA Provinsi DKI Jakarta, terdapat 2.041 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak sepanjang 2024. Angka ini mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu sebanyak 1.682 kasus.

    Sedangkan kasus kekerasan perempuan dan anak sepanjang Januari sampai Juni 2025 sebanyak 965 kasus.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Ade irma Junida
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.