Tag: Alexei Navalny

  • LSM Gencar Mengepul Bantuan untuk Tahanan Politik Rusia

    LSM Gencar Mengepul Bantuan untuk Tahanan Politik Rusia

    Jakarta

    Julia, aktivis dengan nama yang disamarkan, pernah dipenjara sebagai tahanan politik di Rusia selama beberapa tahun. Tidak memiliki sanak saudara membuatnya tidak menerima apa pun dari luar penjara selama awal masa tahanannya.

    “Pikirkan hal yang kita butuhkan setiap harinya seperti sikat gigi, pakaian, hingga makanan,” kata Julia. “Di penjara, hidup terus berjalan, tapi mereka tidak mendapat uang sama sekali.”

    “Pada awalnya, saya bahkan memotong kuku dengan pisau cukur tua,” tambahnya. “Setelah beberapa saat, orang-orang di luar penjara entah bagaimana akhirnya mengetahui keadaan saya dan saya pun mulai menerima bantuan.”

    Julia masih tinggal di Rusia. Saat ini, ia mengumpulkan kebutuhan pokok dan makanan untuk para tahanan politik di penjara. “Ada tahanan-tahanan yang dikenal banyak orang dan mereka menerima bantuan,” katanya. “Tapi saya menulis surat kepada tahanan yang tidak begitu dikenal.”

    Dalam surat-suratnya, Julia menanyakan apa yang dibutuhkan para tahanan dan membuatkan daftar kebutuhan. “Sabun, tisu toilet, handuk, pakaian dalam,” katanya. “Kadang para tahanan tersebut mengatakan semuanya baik-baik saja dan menyarankan saya membantu mereka yang lebih membutuhkan.” Tapi ada juga surat lain yang menulis, “Ini bencana. Saya tidak punya apa pun. Tolong kirimkan sesuatu.”

    Meskipun jumlah tahanan politik meningkat di Rusia, Julia mengatakan jumlah sumbangan justru menurun. “Itu karena harga-harga di Rusia semakin mahal,” ujarnya.

    Menanggung biaya bantuan hukum

    Keluarga tahanan politik kerap menggalang dana di media sosial. Biaya bantuan hukum jadi pengeluaran terbesar. Aktivis mengatakan, pengacara yang baik sangatlah menentukan.

    Represi di Rusia tidak hanya menyiksa para tahanan politik tapi juga anggota keluarga mereka. Anak-anak tumbuh tanpa orang tua dan orang tua lanjut usia yang ditinggalkan lantas kehilangan dukungan.

    Keluarga-keluarga ini menerima bantuan dari inisiatif You Are Not Alone (Kamu Tidak Sendiri) – yang melakukan penggalangan dana tahunan bagi tahanan politik di Rusia. Proyek ini dipimpin oleh mantan tahanan politik Ksenia Fadeyeva, yang sebelumnya merupakan koordinator kampanye Alexei Navalny di Siberia tengah, sebelum Navalny meninggal di penjara.

    You Are Not Alone sering dicap oleh otoritas Rusia sebagai “organisasi tidak diinginkan,” hanya menerima sumbangan dari dalam Rusia.

    “Keluarga tahanan politik kadang harus memilih antara mengirim paket ke penjara, membayar kegiatan anak mereka, atau membeli obat untuk orang tua mereka yang lanjut usia,” kata Fadeyeva.

    Pada tahun 2024, proyek tersebut berhasil mengumpulkan 45 juta rubel Rusia (Rp 9,3 miliar). “Sekitar 80% permintaan yang kami terima adalah untuk pemberian paket atau untuk transfer uang ke otoritas penjara,” kata Fadeyeva. “Dengan begitu, para tahanan bisa menggunakan uang tersebut untuk membeli kebutuhan pokok dan makanan penting.”

    Proyek ini menyalurkan 14,5 juta rubel (Rp 3 miliar) untuk mengirim paket ke tahanan, 7,7 juta rubel (Rp 1,5 miliar) untuk membantu keluarga mereka, dan 5,5 juta rubel (Rp1,1 miliar) untuk keperluan lain seperti evakuasi dari Rusia, dukungan bagi mereka yang menjadi tahanan rumah atau baru dibebaskan, serta melunasi utang para tahanan.

    Pada tahun 2025, jumlah sumbangan rata-rata per tahanan turun dari 30.000 rubel (Rp 6,2 juta) menjadi 10.000 rubel (Rp 2 juta). “Tidak ada lagi dana yang tersisa,” kata penyelenggara proyek. Mereka meyakini penurunan ini disebabkan karena publik mulai lelah dengan tahanan politik.

    “Negara yang bersikap tertutup”

    Sebagian besar penggalangan dana berlangsung selama beberapa bulan, kata Elena Skvortsova, yang bekerja pada organisasi First Department kepada DW. Komunitas pengacara dan jurnalis ini mengaku sedang “berjuang melawan sikap tertutup negara” sembari mengumpulkan sumbangan. Skvortsova mengatakan keberhasilan penggalangan dana sering bergantung pada kisah para tahanan.

    Contohnya kasus Polina Yevtushenko, yang menghadapi hukuman 22,5 tahun penjara karena mengecam perang Rusia di Ukraina, baik secara daring maupun dalam percakapan dengan orang yang dikenalnya. Laki-laki yang diajaknya berbincang soal perang Rusia lantas melaporkannya ke pihak berwenang. Penggalangan dana untuk Yevtushenko berhasil terkumpul hanya dalam beberapa jam.

    “Ia seorang ibu muda, dan putrinya yang berusia enam tahun hanya bisa melihatnya lewat kaca pembatas saat berkunjung ke penjara,” kata Skvortsova. “Kemungkinan ia akan mendapat hukuman yang panjang. Ia ditangkap setelah dilaporkan seseorang. Kisah-kisah seperti inilah yang menggerakkan orang -orang untuk berdonasi.”

    Jika tahanan politik laki-laki hanya diizinkan menerima enam paket per tahun, lain halnya dengan tahanan perempuan. “Kemarin, misalnya, saya memesan paket dari toko daring yang disediakan otoritas penjara untuk seorang perempuan muda di penjara Vologda. Saat ia tiba di sana, bahkan produk kebersihan dasar pun ia tidak punya,” ujar Skvortsova. “Paket pertama biasanya seharga sekitar 5.000 rubel (satu juta rupiah).”

    Donasi hanya boleh bersumber dari dalam negeri, kata pekerja di proyek Zaodno. Proyek yang dibentuk khusus untuk mengumpulkan dana bagi tahanan politik. Uang dari luar negeri dapat menyebabkan akun penerima dibekukan untuk pemantauan dan mencegah mereka menerima donasi lanjutan.

    Didirikan pada 2011, OVD-Info, salah satu organisasi HAM terbesar di Rusia, mengumpulkan sumbangan dalam bentuk mata uang kripto. Hanya sedikit organisasi bantuan yang melakukan hal ini.

    OVD-Info menyimpan donasi kripto ini untuk keadaan darurat. “Jika sesuatu terjadi pada proyek, seperti yang pernah terjadi sebelumnya, dan kami tiba-tiba tidak bisa menerima donasi atau kehilangan semua donor reguler, maka donasi kripto akan membantu kami dan para tahanan,” tulis pernyataan proyek tersebut.

    Menyebarkan informasi

    Publik biasanya mengetahui tentang tahanan politik melalui keluarga, teman,aktivis HAM, dan jurnalis.

    Denis Shedov, yang bekerja di OVD-Info, mengatakan bahwa menyebarkan informasi bukanlah hal mudah. “Masalahnya, orang seringkali tidak tahu harus menghubungi siapa,” katanya. “Dari mulut ke mulut, pencarian di internet, observasi pribadi, dan jaringan kontak kami sering kali membantu.” Shedoy menambahkan, beberapa tahanan lebih memilih menyelesaikan masalah sendiri dan tidak ingin diketahui publik.

    Mengumpulkan donasi untuk tahanan politik semakin sulit karena banyak keluarga dan pengacara yang ingin tetap anonim, bahkan saat menghubungi para aktivis, kata Skvortsova.

    “Banyak tahanan takut akan perhatian publik, mereka tidak ingin disorot,” ujarnya. “Namun mereka tetap membutuhkan bantuan. Tentu saja kami berusaha mendukung mereka, tapi prosesnya lambat. Dalam kasus seperti ini, butuh lebih dari enam bulan untuk mengumpulkan 100.000 rubel (Rp 20 juta).”

    Fadeyeva dari You Are Not Alone mengatakan bahwa saat ini terdapat sekitar 1.500 tahanan politik di Rusia yang sangat membutuhkan bantuan. “Kondisi di penjara semakin memburuk,” tegasnya, “Orang-orang terus ditempatkan di sel penjara tanpa menerima perawatan medis yang memadai.”

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Rusia

    Diadaptasi oleh Sorta Caroline

    Editor: Yuniman Farid

    Tonton juga Video: Protes Warga Dunia Buntut Israel Cegat Kapal Bantuan ke Gaza

    (ita/ita)

  • Dunia Hari Ini: Pendiri Perusahaan Es Krim Terkenal Mundur Akibat Isu Gaza

    Dunia Hari Ini: Pendiri Perusahaan Es Krim Terkenal Mundur Akibat Isu Gaza

    Anda sedang membaca rangkuman Dunia Hari Ini, supaya enggak ketinggalan berita-berita yang terjadi dalam 24 jam terakhir.

    Edisi Kamis, 18 September 2025, kita awali dari Amerika Serikat.

    Pendiri Ben & Jerry’s mundur

    Jerry Greenfield, salah satu pendiri Ben & Jerry’s, mengundurkan diri dari perusahaan es krim tersebut karena perselisihan dengan perusahaan induknya, Unilever.

    Konflik tersebut muncul terkait sikap Unilever terhadap konflik Gaza.

    [Ben Cohen X]

    Dalam surat terbuka, Jerry mengatakan perusahaannya kehilangan independensinya sejak Unilever membatasi aktivitas sosialnya.

    Unilever dan Ben & Jerry’s sudah berselisih sejak tahun 2021, ketika produsen es krim rasa Chubby Hubby mengatakan akan menghentikan penjualan di Tepi Barat yang diduduki Israel.

    Sejak saat itu, Ben & Jerry’s menggugat Unilever atas dugaan upaya untuk membungkamnya, dan menyebut konflik Gaza sebagai “genosida.”

    Pemimpin oposisi Rusia ‘dibunuh dengan cara diracun’

    Istri pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny mengatakan analisis laboratorium sampel biologis menunjukkan suaminya dibunuh akibat diracun.

    Alexei, yang sering mengkritik keras presiden Vladimir Putin, meninggal secara misterius saat menjalani hukuman penjara 19 tahun.

    Sebelum dimakamkan, istrinya, Yulia Navalnaya, mengatakan sekutu-sekutunya “berhasil memperoleh dan mentransfer sampel biologis Alexei ke luar negeri dengan aman.”

    “Laboratorium-laboratorium di dua negara berbeda ini mencapai kesimpulan yang sama: Alexei dibunuh. Lebih spesifiknya, ia diracun,” kata Yulia.

    Pemimpin gereja Korea Selatan diperiksa polisi

    Pemimpin Gereja Unifikasi, Han Hak-ja, hadir untuk diperiksa oleh jaksa penuntut atas dugaan keterlibatan dalam penyuapan istri mantan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol.

    Setelah lebih dari sembilan jam, Han meninggalkan kantor kejaksaan dengan kursi roda, melewati kerumunan media.

    Ia membantah tuduhan tersebut, dan dengan tegas menjawab, “Tidak!” ketika ditanya apakah ia memerintahkan penyuapan.

    Menurut tim jaksa khusus, ambulans yang disediakan oleh Han bersiaga selama ia diinterogasi.

    “Saya merasa tidak enak badan,” katanya, ketika ditanya mengapa ia memilih untuk menjawab pertanyaan, setelah menolak panggilan sebelumnya.

    Potret satwa yang dilindungi di Australia

    Beberapa satwa di Australia tertangkap kamera yang dipasang sebagai upaya konservasi, dan hasilnya cukup menggemaskan.

    Di delapan wilayah di New South Wales, Australia, lebih dari 1,4 juta foto dan video, serta 15.000 jam rekaman audio dihasilkan selama uji coba 12 bulan, yang dimulai pada Agustus 2024.

    Hasil rekaman menampilkan 1.213 spesies hewan berbeda, termasuk 46 spesies terancam punah, beberapa di antaranya terdeteksi di luar jangkauan mereka.

    “Kami mendapatkan begitu banyak spesies terancam punah, termasuk burung hantu jelaga, burung hantu beringin, dan berbagai jenis kelelawar kecil, termasuk spesies kelelawar yang terancam punah,” kata ketua tim edukasi BCT, Alice McGrath.

    Lihat juga Video: Prabowo Bertemu Menlu AS Antony Blinken di Yordania, Bahas Isu Gaza

  • Dari ‘Teroris’ Menjadi ‘Tamu Undangan’, Mengapa Rusia Cabut Larangan Terhadap Taliban? – Halaman all

    Dari ‘Teroris’ Menjadi ‘Tamu Undangan’, Mengapa Rusia Cabut Larangan Terhadap Taliban? – Halaman all

    Dari ‘Teroris’ Menjadi ‘Tamu Undangan’, Menapa Rusia Cabut Larangan terhadap Taliban?

    TRIBUNNEWS.COM – Rusia secara resmi menghapus Taliban dari ‘daftar organisasi teroris’, status formal dunia internasional, khususnya Barat, yang dilabelkan ke kelompok militan Afghanistan tersebut.

    Meski Taliban telah dilarang di Rusia sejak 2003, para ahli mengatakan keputusan Mahkamah Agung (MA) Rusia pada Kamis (17/4/2025) tersebut, tidak berarti pengakuan resmi terhadap pemerintahannya di Afghanistan. 

    “Walau begitu, keputusan MA Rusia tersebut mencerminkan pergeseran Moskow yang sedang berlangsung menuju aliansi regional baru setelah invasinya ke Ukraina yang membuat hubungan dengan mitra tradisionalnya menjadi tegang,” tulis ulasan di TMT, dikutip Minggu (20/4/2025).

    Moskow telah mengambil langkah-langkah untuk menormalisasi hubungan dengan Taliban sejak kelompok Islam itu menguasai Afghanistan pada tahun 2021 menyusul penarikan pasukan AS dan NATO yang kacau dari negara itu. 

    “Rusia telah lama bekerja sama dengan Taliban meskipun mereka secara resmi ditetapkan sebagai organisasi teroris,” kata Ruslan Suleymanov, pakar Asia Tengah dan gerakan Islam, kepada TMT.

    “Kerja sama dengan Taliban dan kelompok Islamis lainnya telah menjadi bagian dari kebijakan negara dan propaganda Rusia dalam konfrontasinya dengan Barat. Karena Taliban adalah contoh nyata perlawanan terhadap pengaruh Barat, penting bagi Rusia untuk menunjukkan solidaritas dengan gerakan-gerakan tersebut di panggung internasional,” kata Suleymanov.

    Pergeseran sikap Rusia itu tampak dengan mengundang delegasi Taliban mengunjungi Forum Ekonomi Internasional St Petersburg yang merupakan acara utama Rusia pada 2022 dan 2024. 

    Tahun lalu, diplomat tertinggi Taliban juga mengadakan pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov di Moskow.

    “Kami telah lama bergerak menuju keputusan ini (mendekati Taliban),” kata seorang pejabat pemerintah Rusia kepada TMT, yang berbicara dengan syarat anonim karena sensitivitas masalah ini.

    “Pertanyaannya adalah seberapa terkoordinasinya langkah ini dengan mitra dan sekutu kami,” katanya, mengacu pada negara-negara mitra regional Rusia di Asia Tengah. 

    “Kita lihat saja bagaimana reaksi mitra kami. Ini akan menjadi ujian lakmus bagi hubungan kami,” ujarnya menjelaskan konsekuensi langkah Rusia mendekati Taliban dan dampaknya terhadap sekutu mereka di Asia Tengah.

    Analis politik dan pakar Asia Tengah, Arkady Dubnov menyebut langkah Rusia tersebut “sudah diduga dan merupakan tindakan yang oportunistik secara politik.”

    “Menolak melabeli Taliban sebagai teroris sama sekali tidak sama dengan memberi mereka pengakuan politik,” tulisnya di aplikasi perpesanan Telegram. 

    “Taliban harus diberi insentif melalui cara-cara ekonomi dan pragmatis — sebuah proses yang akan memakan waktu bertahun-tahun. Waktu berjalan lambat di Timur. Namun Afghanistan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Asia Tengah,” katanya.

    Dubnov menggarisbawahi kalau kepentingan Rusia di kawasan itu menuntut kerja sama dengan Kabul.

    Salah satu bidang kerja sama utama adalah keamanan. 

    Personel keamanan Taliban dari Korps Al-Badr 205 militer Afghanistan mengendarai kendaraan militer lapis baja selama parade untuk merayakan ulang tahun ketiga pengambilalihan negara tersebut oleh Taliban, di Kandahar pada 14 Agustus 2024. – Otoritas Taliban memulai perayaan ulang tahun ketiga kekuasaan mereka atas Afghanistan pada 14 Agustus, di bekas pangkalan udara AS Bagram. (Photo by Sanaullah SEIAM / AFP) (AFP/SANAULLAH SEIAM)

    Saling Puji Rusia-Taliban

    Rusia, juga pada Kamis, menyampaikan rasa terima kasih kepada Taliban atas “operasi militer yang dilakukan oleh pihak berwenang,” karena baik Moskow maupun Taliban telah berupaya untuk melenyapkan ISIS-K.

    Kelompok ekstremis tersebut bertanggung jawab atas sejumlah serangan mematikan di Afghanistan dan Rusia, termasuk pembantaian gedung konser di Moskow pada bulan Maret 2024 yang menewaskan 145 orang.

    Taliban memuji pencabutan larangan aktivitasnya di Rusia, dengan mengatakan kalau Moskow dan Kabul “akan menjalin hubungan ekonomi dan diplomatik yang kuat di masa depan.”

    Namun, meskipun hubungannya semakin erat, Taliban tetap diklasifikasikan secara hukum sebagai organisasi teroris di Rusia selama hampir dua dekade — sebuah sebutan yang disertai konsekuensi. 

    Setidaknya 37 orang di Rusia menghadapi tuntutan pidana atau administratif antara tahun 2016 dan 2025 atas dugaan hubungan dengan kelompok tersebut, menurut media berita independen, Vyorstka.

    Dari jumlah tersebut, sekitar 20 orang dihukum karena memajang simbol-simbol Taliban di media sosial atau platform pengiriman pesan dengan denda atau penangkapan administratif singkat.

    Dalam putusan yang jarang diberikan, jurnalis terkemuka Nadezhda Kevorkova  dibebaskan  dengan denda setelah dinyatakan bersalah atas “pembenaran terorisme” atas dua unggahan media sosial yang menyebutkan Taliban .

    Setidaknya sembilan orang lainnya dihukum berdasarkan tuntutan pidana karena mempromosikan atau menghasut terorisme.

    Beberapa dijatuhi hukuman hingga 12,5 tahun di koloni hukuman dengan keamanan tinggi, kata Vyorstka.

    Sejak invasi Ukraina, Rusia telah menambahkan banyak tokoh oposisi terkemuka ke dalam daftar “ekstremis dan teroris”, sebutan yang berarti mereka dilarang memegang profesi tertentu, mencalonkan diri untuk jabatan publik, mendirikan perusahaan media, dan rekening bank mereka dibekukan.

    “Ada saya dan rekan-rekan dari Yayasan Anti-Korupsi, ayah Leonid Volkov dan banyak orang hebat dan baik yang ada dalam daftar teroris,” kata Ivan Zhdanov, sekutu yang diasingkan dari mendiang kritikus Kremlin Alexei Navalny.

    “Saya bertanya-tanya, jika kita semua bergabung dengan Taliban, apakah mereka akan melarangnya lagi?” kata Zhdanov, yang masuk dalam daftar ekstremis dan teroris pada tahun 2022.

    Minggu ini, empat jurnalis independen dijatuhi hukuman 5,5 tahun penjara karena diduga terkait dengan kelompok Navalny, yang dilarang Rusia karena dianggap “ekstremis.”

    PERSONEL TALIBAN – Personel keamanan Taliban memeriksa kendaraan yang melewati checkpoint di Kabul, Afghanistan. Rusia saat ini tidak lagi menganggap Taliban sebagai organisasi teroris, sebuah perubahan sikap drastis yang menandai manuver Moskow di Kawasan Asia Tengah.

    Apa Tujuan Rusia Dekati Taliban?

    Keputusan untuk mencabut larangan terhadap Taliban dapat menjadi langkah strategis bagi Moskow, karena kemampuannya untuk bekerja sama dengan pihak berwenang di Afghanistan dapat memberinya pengaruh terhadap mitra regional dan pemerintahan baru AS.

    Menurut analis politik Andrei Serenko, masih belum jelas permainan politik macam apa yang akan dilakukan Rusia dalam merehabilitasi Taliban. 

    “Akankah Moskow mencoba menghidupkan kembali upaya untuk membangun konsensus regional mengenai Afghanistan — dengan Iran, Tiongkok, dan negara-negara lain — sebagai tanggapan terhadap inisiatif AS di masa mendatang?”

    “Atau akankah Kremlin mengambil langkah berani dan, di tengah meningkatnya intrik kemungkinan pemulihan hubungan AS-Rusia, memutuskan untuk memainkan permainan Afghanistan bersama dengan pemerintahan Donald Trump?” tanya Serenko dalam komentarnya kepada media Rusia.

     

    (oln/tmt/*)

  • Putin Kukuhkan Kekuasaan di Rusia Selama 25 Tahun

    Putin Kukuhkan Kekuasaan di Rusia Selama 25 Tahun

    Jakarta

    Tanggal 26 Maret 2000 adalah hari yang penting bagi Vladimir Putin. Hari itu, ia terpilih menjadi presiden dalam pemilihan presiden Rusia dengan perolehan suara mencapai 52,9%.

    Hasil pemilihan tersebut sudah dapat diduga. Saat Boris Yeltsin tiba-tiba mengundurkan diri dari jabatannya pada tanggal 31 Desember 1999, Putin, yang telah menjadi perdana menteri sejak tanggal 9 Agustus 1999, juga mengambil alih jabatan presiden sesuai konstitusi.

    Sejak saat itu, Vladimir Putin telah memimpin Rusia dan memperkuat kekuasaan dan mengubah negaranya menjadi “kediktatoran pribadi terkuat di dunia”, kata ilmuwan politik Rusia Mikhail Komin.

    Kekosongan jabatan di Kremlin

    Konstitusi Rusia saat itu tidak mengizinkan seorang presiden untuk memerintah lebih dari dua periode berturut-turut. Karena itu, sempat terjadi kekosongan jabatan dalam pemilihan pada tanggal 7 Mei 2008.

    Orang kepercayaan Putin, Dmitry Medvedev, mantan Ketua Dewan Pengawas Gazprom, sempat menggantikan Putin. Sehari kemudian, parlemen Rusia, Duma, memilih Putin sebagai kepala pemerintahan baru dengan 87,1% suara atas usulan Medvedev. Meskipun Medvedev memegang jabatan tertinggi, Putin terus memegang kendali di balik layar.

    Ayo berlangganan newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Ilmuwan politik Rusia Mikhail Komin mengatakan kepada DW, hal ini hanya mungkin terjadi karena selama seperempat abad berkuasa, Putin terus-menerus melemahkan semua institusi politik Rusia.

    Ilmuwan politik Rusia lainnya, Grigory Nishnikov, yang tinggal di Finlandia, berpandangan serupa. “Jika kita mengingat kembali masa-masa awal pemerintahan Putin di Rusia, kita dapat menunjuk pada beberapa pusat kekuasaan otonom, baik konstitusional maupun informal, seperti oligarki,” katanya kepada DW.

    “Mereka semua membentuk semacam penyeimbang terhadap Kremlin.” Tetapi Putin menghancurkan semua ini, memusatkan segalanya dan memfokuskan sistem kekuasaan Rusia pada dirinya sendiri.

    Namun Grigory Nishnikov yakin, ini bukan satu-satunya alasan mengapa Vladimir Putin bisa bertahan begitu lama. Ada banyak kejadian selama dua puluh lima tahun terakhir yang dapat membahayakan kekuasaannya, yaitu:

    – protes di Lapangan Bolotnaya Moskow setelah pemilihan parlemen tahun 2011,

    – risiko ketidakstabilan di Krimea setelah semenanjung Ukraina itu dianeksasi pada 2014,

    – kerusuhan yang terjadi setelah reformasi sistem pensiun yang kontroversial tahun 2018,

    – protes besar-besaran mendukung mendiang kritikus Kremlin Alexei Navalny di seluruh Rusia selama beberapa tahun,

    – dimulainya perang di Ukraina, disertai dengan protes di jalan-jalan di Moskow dan St Petersburg.

    Namun, setiap tindakan perlawanan rakyat dijawab Putin dengan penindasan yang lebih besar. “Dan musuh-musuh baru selalu disingkirkan dalam rangkaian peristiwa ini,” kata Nishnikov. Akibatnya, ia tidak yakin masih ada seorang yang tersisa sekarang yang dapat menantang Putin.

    Putin dan Trump: Saudara sejiwa?

    Dalam hal kebijakan luar negeri, ada tanda-tanda pemulihan hubungan antara Amerika Serikat dan Rusia, yang dimulai ketika Presiden AS Donald Trump menjabat untuk pertama kali pada 2017-2021. Pertemuan pribadi pertama antara Trump dan Putin terjadi di bulan Juli 2018 di KTT Rusia-AS di Helsinki.

    “Bagi Putin, Trump adalah hadiah terbesar dalam kehidupan politiknya,” jelas ilmuwan politik dan sejarawan Helmut Mller-Enbergs dalam wawancara dengan platform berita Jerman T-Online.

    Pakar dari Universitas Denmark Selatan mengatakan hal ini dapat terlihat selama negosiasi untuk mencapai gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina. Putin, kata Mller-Enbergs, pada dasarnya menawarkan Trump bahan mentah (dari Ukraina) dan prospek janji pemilu untuk mengakhiri perang.

    Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov juga baru-baru ini mengisyaratkan kepada pers internasional bahwa Trump dan Putin memiliki hubungan dekat dan lebih sering saling berbincang daripada yang diasumsikan.

    Melemahkan sistem peradilan

    Mikhail Komin mengatakan, faktor penting lainnya yang memungkinkan Putin mempertahankan kekuasaan adalah pelemahan pengadilan yang terjadi pada masa jabatan kedua Putin. Jaksa agung yang setia kepada penguasa telah diberi kekuasaan yang lebih besar atas rekan-rekan bawahannya.

    Akibatnya, kata Komin, pengadilan Rusia tidak lagi independen. Pengadilan kini hanya dapat memperlambat proses penindasan oleh negara terhadap warga negara, tetapi tidak dapat lagi menghentikannya.

    Hal ini diperparah dengan perubahan sistem pemilu, yang menguntungkan Vladimir Putin dan partainya yang berkuasa, Rusia Bersatu.

    ‘Kabinet Bayangan’ Putin

    Putin juga mengelilingi dirinya dengan semacam kabinet bayangan, menurut sosiolog Rusia Alexander Bikbov. Putin telah mengumpulkan orang-orang yang mempunyai kepentingan bisnis tertentu dengannya. Perusahaan mereka telah mendapatkan kontrak negara yang besar, yang menghasilkan banyak uang bagi mereka: “Putin selalu memegang kendali, dan secara pribadi terlibat dalam bisnis ini,” kata Bikbov.

    “Pada saat yang sama, citra Rusia dipoles di mata masyarakat. Semua aspek negatif dihapuskan, termasuk semua konflik masa lalu,” kata Bikbov lebih lanjut. Dia menggambarkan hal ini sebagai “manipulasi memori sejarah kolektif.” Hal ini juga memperkuat kekuasaan Putin. Narasi ini menggambarkan Rusia sebagai masyarakat dengan nilai-nilai tradisional dan kesetiaan tanpa syarat kepada penguasa.

    Ketiga pakar yang diwawancarai oleh DW sepakat bahwa kecenderungan ini akan semakin meningkat di masa depan, dan Putin akan tetap berkuasa dalam jangka waktu yang lama.

    “Masalahnya adalah tidak ada kandidat alternatif, dan tidak ada ruang untuk kandidat lain,” kata Mikhail Komin. “Pemilu terakhir yang benar-benar dimenangkan Putin adalah pada tahun 2004. Sejak saat itu, segalanya menjadi tidak adil.”

    Grigory Nishnikov juga mengatakan, masyarakat Rusia tidak melihat alternatif lain selain Putin. “Mereka selalu menginginkan pemimpin yang kuat untuk membuat keputusan dan memecahkan masalah. Jika ada masalah, orang Rusia akan mengeluh tentang gubernur daerah, bukan tentang presiden, mereka bilang: Kalau Putin tahu, dia akan segera menyelesaikan masalah!” Inilah yang membuat Putin langgeng di kursi kekuasaan, kata Nishnikov.

    Diadaptasi dari artikel DW berbahasa Inggris, pertama kali diterbitkan pada tanggal 8 Agustus 2024, dan diperbarui pada tanggal 25 Maret 2025, untuk mencerminkan perkembangan terkini.

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Rusia di Bawah Putin Bukan Tak Tergoyangkan

    Rusia di Bawah Putin Bukan Tak Tergoyangkan

    Jakarta

    “Sungguh seperti dalam mimpi” – begitulah politisi oposisi Rusia Andrei Pivovarov merangkum perasaannya selama beberapa jam dan hari terakhir.

    Pada bulan Juli 2022 dia dijatuhi hukuman empat tahun di penjara di negara asalnya. Dari sudut pandang pengadilan, dia dituduh memimpin sebuah “organisasi yang tidak diinginkan”.

    Yang dimaksud adalah kelompok “Rusia Terbuka” yang kritis terhadap Kremlin. Pivovarov baru-baru itu datang ke kantor Deutsche Welle di Bonn, di sebelahnya ada dua tokoh oposisi Rusia lainnya Ilya Yashin dan Vladimir Kara-Mursa.

    “Beberapa hari yang lalu kami sendirian, semua orang di sel kecil kami, sekarang kami melihat begitu banyak orang.” Sekitar 100 jurnalis dan pengamat datang ke konferensi pers, kamera menyala, kamera berputar.

    “Tidak semua orang Rusia berpikir seperti Putin”

    Ada hari-hari berat ke depan bagi ketiga orang tersebut dan orang-orang lainnya yang dibebaskan. Pada hari Kamis (01/08), penerbangan pertama ke Ankara, di mana terjadi pertukaran tahanan dari Rusia di satu pihak dan tahanan Rusia di Barat di pihak lainnya.

    Pada Kamis malam penerbangan selanjutnya membawa mereka ke Jerman dan tiba di bandara Kln /Bonn. Kanselir Jerman Olaf Scholz sudah menunggu mereka di sana.

    Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Dan dia secara praktis memohon kepada para jurnalis di Bonn untuk tidak menyerah pada tanah airnya hanya karena ada tiran yang berkuasa di sana, Presiden Rusia Vladimir Putin.

    “Ada banyak warga di Rusia yang tidak terlihat, yang berpikir berbeda dari Putin. Citra bahwa kita semua duduk di dalam benteng – harus dihilangkan.” Dan dia menyerukan masyarakat di Jerman untuk kembali memperhatikan masyarakat di Rusia.

    Pertukaran kata dengan agen rahasia

    Selain Pivovarov, Vladimir Kara-Mursa juga dibebaskan. Dia berkata: “Saya merasa seperti berada di sebuah film untuk hari kedua sekarang. Beberapa hari yang lalu kami berada dalam isolasi, sekarang kami tiba di konferensi pers di sini di tepi Sungai Rhein, Bonn.”

    Kara-Mursa adalah politikus dan jurnalis Rusia-Inggris yang telah menjadi korban setidaknya dua serangan racun dan dijatuhi hukuman 25 tahun penjara pada April 2023 karena mengutuk serangan Rusia terhadap Ukraina.

    Pemenang Hadiah Pulitzer ini mengatakan dia menderita gangguan sistem saraf sejak serangan tersebut. Yang paling dia ingat tentang perjalanan yang melelahkan itu adalah setiap kandidat pertukaran didampingi oleh seorang agen dinas rahasia Rusia.

    “Dan ketika saya lepas landas di Rusia, dia melihat ke arah saya dan berkata: Lihatlah dengan tenang. Anda tidak akan pernah melihat tanah air Anda lagi. Tapi saya mengatakan kepadanya: Saya yakin, saya akan kembali ke Rusia – ke Rusia yang merdeka.”

    Yashin: “Saya memahami dilema Jerman”

    Orang ketiga yang dibebaskan, Ilya Yashin, juga berterima kasih kepada pemerintah Jerman dan khususnya Kanselir Jerman Olaf Scholz atas “usaha kemanusiaan” yang ia katakan.

    Yashin, 41, adalah orang kepercayaan politisi oposisi Boris Nemtsov, yang dibunuh pada tahun 2015, dan teman Alexei Navalny, yang meninggal di penjara Rusia. Pada akhir 2022, ia divonis delapan setengah tahun penjara karena mengkritik perang agresi Rusia di Ukraina.

    Sekarang dia melaporkan percakapan singkat dengan Scholz pada hari Kamis lalu di Bandara Kln/Bonn. “Saya menoleh padanya dan mengatakan bahwa saya memahami betapa sulitnya melepaskan seorang pembunuh. Sebagai imbalan atas seorang pembunuh, orang-orang yang tidak bersalah dan tidak melakukan kejahatan telah dibebaskan.”

    Sebagai imbalan atas pembebasan total 16 orang dari Rusia dan Belarus, agen Rusia yang dijuluki sebagai pembunuh Tiergarten, Vadim Krassikov, dibebaskan dari tahanan.

    Dia dijatuhi hukuman penjara seumur hidup di Jerman pada akhir tahun 2021 karena menurut pengadilan Berlin dia menembak mati seorang warga Georgia dari Chechnya di Berlin pada Agustus 2019. Di Moskow dia disambut secara pribadi oleh Putin. (ap/hp)

    (ita/ita)

  • Pertukaran Tahanan Rusia, Siapa yang Dibebaskan?

    Pertukaran Tahanan Rusia, Siapa yang Dibebaskan?

    Jakarta

    Total sebanyak 26 tahanan, yang termasuk 24 orang dewasa dan dua anak di bawah umur, telah berhasil dibebaskan di Ankara, Turki. Dalam beberapa hari terakhir, beredar rumor tentang indikasi berlangsungnya pertukaran tahanan itu.

    Pertukaran itu termasuk tahanan asal Amerika Serikat (AS) Evan Gershkovich dan Paul Whelan, yang keduanya dipenjara atas tuduhan spionase. Selain itu, ada warga negara Jerman Rico Krieger, yang dijatuhi hukuman mati di Belarusia, sebelum akhirnya Presiden Belarusia Alexander Lukashenko mengampuninya awal pekan ini.

    Menyusul ditahannya Krieger di Belarusia, ayahnya meminta agar identitasnya tidak dipublikasikan sampai ia tiba dengan selamat di Jerman.

    Beberapa kritikus Kremlin dan politisi oposisi Rusia, termasuk Ilya Yashin dan Vladimir Kara-Murza, juga ikut dibebaskan. Yashin ditahan di penjara wilayah Smolensk. Ia dijatuhi hukuman 8,5 tahun penjara pada 2022 lalu, karena “menyebarkan informasi palsu” tentang tentara Rusia.

    Sebanyak delapan warga negara Rusia juga telah dikembalikan ke negaranya. Mereka termasuk tersangka agen intelijen Rusia, Vadim Krasikov, yang menjalani hukuman seumur hidup di Jerman atas pembunuhan seorang warga negara Rusia lainnya di taman Tiergarten, Berlin, pada 2019.

    Menurut laporan kantor berita, sebanyak tujuh pesawat diturunkan dalam operasi pertukaran ini. Dinas rahasia Turki mengatakan bahwa para tahanan dari penjara di Polandia, Slovenia, Norwegia, dan Belarusia juga ikut dalam pertukaran kali ini.

    Operasi tersebut berakhir pada Kamis (01/08) malam. Pernyataan resmi pemerintah Turki menyebut operasi kali ini sebagai “pertukaran tahanan terbesar antara Timur dan Barat sejak Perang Dunia ke-II.”

    Reaksi Washington dan Moskow

    Putin juga telah menandatangani sebanyak dua belas pengampunan, termasuk pengampunan untuk Gershkovich dan Whelan, dengan kesepakatan bahwa tahanan Rusia lainnya akan dipulangkan dari penjara-penjara di luar negeri sebagai gantinya.

    Mantan Presiden Dmitry Medvedev, yang merupakan wakil ketua Dewan Keamanan Rusia, mengatakan dia secara pribadi menginginkan “pengkhianat Rusia membusuk di ruang bawah tanah atau mati di penjara,” tetapi akan lebih bermanfaat bagi Rusia jika bisa mengembalikan warganya yang telah bekerja “demi tanah air.”

    Presiden AS Joe Biden menyatakan bahwa ia tidak perlu lagi berbicara dengan Putin karena pertukaran tahanan telah selesai. Dia berterima kasih kepada Kanselir Jerman Olaf Scholz atas konsesi yang diberikan Jerman, di mana tanpa usaha Scholz itu pertukaran ini tidak akan mungkin terjadi, katanya. Jerman telah setuju untuk menyerahkan Krasikov, yang dikenal sebagai “pembunuh Tiergarten”, kembali ke Rusia.

    Hilang kontak jelang pertukaran?

    Kontak dengan beberapa kritikus Kremlin yang ditahan di penjara Rusia, termasuk Kara-Murza dan Yashin, sempat terputus beberapa hari menjelang pertukaran. Baik pengacara maupun keluarga mereka tidak tahu di mana mereka berada.

    Nasib dari para tokoh oposisi lain yang dipenjara juga sempat tidak jelas. Mereka termasuk Lilia Chanysheva, mantan koordinator regional dari markas besar tim oposisi mendiang politisi Alexei Navalny di kota Ufa. Chanysheva telah dijatuhi hukuman tujuh tahun penjara pada 2021, yang diperpanjang pada April lalu menjadi 9,5 tahun.

    Beberapa hari yang lalu, suami Chanysheva, Almaz Gatin, mencoba mengantarkan sebuah paket untuk istrinya ke penjara tempat dia ditahan. Tetapi, Gatin diberitahu bahwa istrinya telah dipindahkan ke penjara lain yang tidak ia ketahui.

    Kantor berita AFP melaporkan bahwa Chanysheva termasuk di antara mereka yang dibebaskan, bersama dengan Ksenia Fadeyeva, yang dijatuhi hukuman sembilan tahun penjara karena menjalankan markas kampanye Navalny di Tomsk.

    Pengacara musisi Aleksandra Skochilenko telah berupaya keras untuk menghubungi kliennya beberapa hari sebelum pembebasan. Kesehatan Skochilenko menjadi perhatian khusus, karena ia menderita penyakit kronis yang memburuk sejak dipenjara, mulai dari gangguan afektif bipolar, penyakit celiac, dan penyakit jantung. Seniman ini menjalani hukuman penjara selama tujuh tahun karena mengganti label harga di supermarket dengan pesan-pesan yang menentang perang Rusia di Ukraina.

    Oleg Orlov, mantan wakil ketua organisasi HAM dan pemenang Hadiah Nobel Perdamaian, Memorial, juga telah dibebaskan. Dia menjalani hukuman 2,5 tahun perjara karena “berulang kali mendiskreditkan” tentara Rusia.

    Kevin Lick, seorang pemuda berdarah Jerman-Rusia, juga berhasil dibebaskan. Lick ditangkap di bandara Sochi pada Februari 2023 dan dijatuhi hukuman empat tahun penjara atas tuduhan “pengkhianatan tingkat tinggi”. Penyelidikan menemukan bukti bahwa ia telah mengambil foto-foto instalasi militer Rusia.

    Sebelumnya, dalam sebuah wawancara dengan DW, pengacara Rusia yang diasingkan, Ivan Pavlov, memperkirakan bahwa pertukaran tahanan ini akan terjadi. Ketika ditanya tentang para tahanan yang “menghilang”, dia berspekulasi bahwa “mereka mungkin akan datang ke Moskow, di mana rezim dapat menjamin kerahasiaan mutlak tentang keberadaan mereka.”

    Paspor dan pengampunan dari presiden nantinya dapat disiapkan untuk para tahanan itu, meski Pavlov juga berpendapat bahwa pengampunan itu dapat diberikan tanpa permintaan sebelumnya, seperti dalam kasus pilot Ukraina Nadiya Savchenko.

    Kembali ke era Soviet

    Aktivis HAM yang berbasis di Berlin, Olga Romanova, sekaligus pendiri organisasi hak-hak sipil “Russia Behind Bars” atau “di balik jeruji besi Rusia”, juga mengatakan kepada DW beberapa hari yang lalu bahwa ia yakin semua tanda mengarah pada “pertukaran besar”, dan bahwa pihak berwenang Jerman juga ikut terlibat.

    Di akun Telegram miliknya, ilmuwan politik Rusia Stanislav Belkovsky menulis bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin baru-baru ini mengadakan pertemuan mendadak dengan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko di pulau Valaam Rusia, Danau Ladoga. Belkovsky menduga pertemuan itu bisa jadi tentang pertukaran Krieger.

    Ilmuwan politik Rusia Dmitry Oreshkin juga meyakini bahwa pertukaran tahanan ini merupakan upaya pemerintah Rusia untuk menghidupkan kembali praktik lama Soviet dalam memaksa konsesi di luar negeri dan mencegah perbedaan pendapat di dalam negeri. Oreshkin menambahkan bahwa ia memperkirakan praktik ini akan terus berlanjut.

    “Putin adalah perwakilan dari sistem ini,” katanya. “Dia mengembalikan formula yang jelas dan familiar tentang bagaimana warga Soviet harus menjalani kehidupan mereka.”

    (kp/rs)

    (ita/ita)

  • Tuduhan Terbaru AS ke Rusia soal Pakai Senjata Kimia di Ukraina

    Tuduhan Terbaru AS ke Rusia soal Pakai Senjata Kimia di Ukraina

    Jakarta

    Amerika Serikat (AS) melempar tuduhan ke Rusia. Tuduhan itu berupa serangan senjata kimia Rusia terhadap Ukraina.

    Washington juga menyebut Moskow telah melanggar Konvensi Senjata Kimia. Tuduhan itu dilontarkan Departemen Luar Negeri AS dalam factsheet yang dirilis pada Rabu (1/5) waktu setempat.

    Seperti dilansir AFP, Kamis (2/5/2024), AS menyebut Rusia tidak hanya menggunakan agen kimia chloropicrin, tapi juga menggunakan “agen pengendali kerusuhan (gas air mata) sebagai metode peperangan di Ukraina.

    “Penggunaan bahan kimia semacam itu bukanlah sebuah insiden terisolasi, dan mungkin didorong oleh keinginan pasukan Rusia untuk mengusir pasukan Ukraina dari posisi yang dibentengi dan mencapai keuntungan taktis di medan perang,” sebut Departemen Luar Negeri AS dalam factsheet-nya.

    AS Beri Sanksi ke Perusahaan Bantu Rusia

    Departemen Keuangan AS mengumumkan sanksi besar-besaran yang bertujuan melumpuhkan kemampuan militer dan industri Rusia. Termasuk menargetkan hampir 300 entitas di wilayah Rusia, China, dan beberapa negara lainnya yang dituduh mendukung invasi Presiden Vladimir Putin ke Ukraina.

    Rentetan sanksi itu dimaksudkan untuk menghukum perusahaan-perusahaan yang membantu Moskow memperoleh senjata untuk perangnya di Ukraina. Mereka juga menargetkan entitas pemerintah dan perusahaan Rusia yang terlibat dalam program senjata kimia dan biologi di negara tersebut.

    Rusia telah mengatakan pihaknya tidak lagi memiliki persenjataan kimia militer. Namun negara itu menghadapi tekanan untuk lebih transparan mengenai dugaan penggunaan senjata beracun.

    Menurut Institut Kesehatan Nasional AS, agen kimia clroropicrin digunakan sebagai agen perang dan pestisida. Jika terhirup, maka bisa memicu risiko kesehatan.

    “Tindakan hari ini akan semakin mengganggu dan menurunkan upaya perang Rusia dengan menyerang pangkalan industri militernya dan jaringan penghindaran yang membantu memasoknya,” ucap Menteri Keuangan AS Janey Yellen dalam pernyataannya.

    Sebagai bagian dari tindakan tersebut, Departemen Luar Negeri AS memasukkan individu-individu dan perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam sektor energi, pertambangan, dan logam Rusia ke dalam daftar hitam.

    Baca selengkapnya di halaman selanjutnya..

    Sanksi ke Rusia-China

    Sanksi terbaru dijatuhkan Amerika Serikat (AS) untuk Rusia sehubungan dengan invasi Rusia ke Ukraina yang belum berakhir. AS juga menghukum perusahaan-perusahaan China yang mendukung persenjataan Rusia.

    “Tindakan hari ini akan semakin mengganggu dan melemahkan upaya perang Rusia dengan mengejar pangkalan industri militernya dan jaringan penghindaran yang membantu memasoknya,” kata Menteri Keuangan AS, Janet Yellen, dilansir AFP, Kamis (2/5).

    Dilansir Associated Press (AP), ada ratusan perusahaan dan orang yang terkait pengembangan persenjataan Rusia. Puluhan di antaranya adalah dari China yang membantu Kremlin untuk keluar dari sanksi atas kematian oposisi Rusia, Alexei Navalny.

    Tindakan yang dilakukan oleh Departemen Keuangan dan Departemen Luar Negeri ini menargetkan pangkalan industri militer Rusia, program senjata kimia, serta orang-orang dan perusahaan di negara ketiga yang membantu Rusia memperoleh komponen senjata ketika invasi mereka ke Ukraina telah memasuki tahun ketiga.

    Sementara itu, Senat memberikan persetujuan akhir terhadap undang-undang yang melarang impor uranium Rusia, sehingga meningkatkan upaya AS untuk mengganggu perang Rusia di Ukraina. Presiden Demokrat Joe Biden diperkirakan akan menandatangani RUU tersebut menjadi undang-undang.

    Lihat juga Video ‘Penampakan Gudang Ekspedisi di Odesa Hangus Dirudal Rusia’:

    Halaman 2 dari 2

    (azh/azh)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Putin Meraih Suara Hampir 90 Persen dalam Pemilu Rusia

    Putin Meraih Suara Hampir 90 Persen dalam Pemilu Rusia

    Anda sedang membaca Dunia Hari Ini, yang telah merangkum laporan utama dari sejumlah negara dalam 24 jam terakhir.

    Edisi Senin, 18 Maret 2023 kami awali dari perkembangan terkini pemilu di Rusia.

    Vladimir Putin jadi presiden Rusia lagi

    Vladimir Putin memenangkan pemilihan presiden Rusia dengan merebut 87,97 persen suara, menurut hasil awal dari komisi pemilihan umum di Rusia.

    Putin, yang sudah menjabat sebagai perdana menteri atau presiden sejak tahun 1999, merupakan salah satu dari empat kandidat yang tercantum dalam surat suara.

    Meninggalnya Alexei Navalny di penjara menjadi salah satu pukulan Putin menjelang pemilu, karena salah satu tokoh oposisi yang sering mengkritik Putin.

    Banyak pengamat internasional menggambarkan pemilu di Rusia sebagai pemilu palsu, dengan alasan hasilnya sudah dimanipulasi, sementara media pemerintah hanya menyebarkan propaganda mendukung Putin, dan tokoh-tokoh oposisi yang paling terkenal dilarang mencalonkan diri.

    Israel akan serang kota Rafah

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji untuk terus melancarkan serangan terhadap kota Rafah.

    Ia menentang kritik yang semakin banyak disampaikan sekutu utamanya, termasuk Amerika Serikat, soal sikap kepemimpinannya di tengah perang di Gaza.

    Dalam beberapa hari terakhir, Chuck Schumer, pejabat tertinggi Yahudi di Amerika Serikat, meminta Israel mengadakan pemilu baru meski ia mendukung Israel.

    Tapi PM Netanyahu mengatakan kepada Fox News kalau Israel tidak pernah menyerukan pemilihan umum baru di Amerika setelah serangan 11 September 2001, dan mengatakan komentar Chuck adalah hal yang tidak pantas.

    Uber akan bayar AU$272 juta karena gugatan ‘class action’

    Uber sudah setuju untuk membayar kompensasi sebesar AU$272 juta kepada para pengemudi taksi dan mobil sewaan di Australia atas hilangnya pendapatan mereka dan nilai lisensi.

    Kompensasi ini yang yang terbesar kelima dalam sejarah Australia dan salah satu gugatan kelompok atau ‘class action’ paling sukses terhadap perusahaan Uber, menurut pernyataan pengacara di balik kasus tersebut, Senin pagi.

    Michael Donelly, pengacara dari Maurice Blackburn, mengatakan sebelum penyelesaian tercapai ada pertarungan hukum selama lima tahun saat Uber “berjuang mati-matian di setiap titik sepanjang prosesnya”.

    Dalam sebuah pernyataan yang diberikan kepada ABC, Uber mengatakan peraturan ridesharing “belum ada di mana pun di dunia, apalagi di Australia”, ketika perusahaan tersebut pertama kali berdiri.

    “Hari ini berbeda, dan Uber kini diatur di setiap negara bagian di seluruh Australia, dan pemerintah mengakui kami sebagai bagian penting dari sebaran transportasi negara ini,” demikian bunyi pernyataan tersebut.

    Foto sampah laut meraih penghargaan bergengsi

    Penyelenggara British Wildlife Photography Awards mengumumkan pemenang kompetisi foto tahun ini.

    Pemenang utamanya adalah foto dengan judul Ocean Drifter, gambar bola sepak yang mengapung di air dengan puluhan hewan Gooseneck barnacle di bawahnya.

    Foto ini diambil oleh Ryan Stalker, yang mengatakan di atas permukaan air yang terlihatnya hanya bola.

    “Tetapi di bawah permukaan air ada koloni makhluk hidup.”

    Anda bisa melihat foto-foto lainnya dalam liputan berikut ini.

  • Jelang Pemilu, Putin Serukan Warga Rusia untuk Memilih

    Jelang Pemilu, Putin Serukan Warga Rusia untuk Memilih

    Jakarta

    Presiden Rusia Vladimir Putin menyerukan warga Rusia untuk memberikan suara dalam pemilu yang akan digelar akhir pekan ini. Dalam pemilu ini, Putin yang sudah lama menjabat, berupaya untuk kembali memperkuat kekuasaannya.

    Putin bersiap untuk kembali memenangkan masa jabatan enam tahun lagi pada akhir pekan ini, dalam pemungutan suara yang menurut Kremlin akan menunjukkan bahwa masyarakat sepenuhnya mendukung invasi Rusia terhadap Ukraina.

    “Saya yakin: Anda menyadari betapa sulitnya masa yang dialami negara kita, betapa kompleksnya tantangan yang kita hadapi di hampir semua bidang,” kata Putin dalam pidatonya di hadapan warga Rusia menjelang pemilu.

    “Dan untuk terus menanggapinya dengan bermartabat dan berhasil mengatasi kesulitan, kita perlu terus bersatu dan percaya diri,” imbuh pemimpin Rusia itu, seperti dikutip dari kantor berita AFP, Kamis (14/3/2024).

    Kemenangan dalam pemilu 15-17 Maret mendatang akan memungkinkan Putin untuk tetap berada di Kremlin setidaknya hingga tahun 2030, lebih lama dari pemimpin Rusia mana pun sejak Catherine the Great pada abad ke-18.

    “Biar saya terus terang: partisipasi dalam pemilu hari ini adalah perwujudan perasaan patriotik,” tambah Putin dalam pidatonya.

    Putin juga mengatakan bahwa pemungutan suara juga akan berlangsung di empat wilayah Ukraina yang baru diduduki serta semenanjung Krimea, yang dianeksasi oleh Moskow pada tahun 2014.

    “Para pejuang kita di garis depan juga akan memilih. Mereka, menunjukkan keberanian dan kepahlawanan, membela Tanah Air dan, dengan berpartisipasi dalam pemilu, memberikan contoh bagi kita semua,” ujar Putin.

    Pemilu ini akan digelar di saat tingginya kepercayaan publik terhadap mantan agen KGB tersebut.

    Pasukan Rusia di Ukraina telah meraih kemenangan pertama mereka di medan perang dalam beberapa bula,n dan pengkritik Putin yang paling keras, Alexei Navalny, meninggal di koloni penjara Arktik bulan lalu.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Alexei Navalny Mati di Tahanan, Prancis dan Norwegia Panggil Dubes Rusia

    Alexei Navalny Mati di Tahanan, Prancis dan Norwegia Panggil Dubes Rusia

    Jakarta

    Oposisi bernama Alexei Navalny meninggal di dalam tahanan Rusia. Prancis dan Norwegia pun memanggil Duta Besar (Dubes) Rusia untuk dua negara tersebut.

    Dilansir kantor berita AFP, Selasa (20/2/2024), Paris telah memanggil duta besar Rusia untuk Prancis setelah kematian pemimpin oposisi Alexei Navalny di penjara Arktik, kata Menteri Luar Negeri Prancis Stephane Sejourne pada Senin (19/2) saat berkunjung ke Argentina.

    “Saya telah meminta pertemuan duta besar Rusia hari ini,” katanya pada konferensi pers dengan mitranya dari Argentina di Buenos Aires, dan menambahkan bahwa “rezim Vladimir Putin sekali lagi menunjukkan sifat aslinya.”

    Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Norwegia pada Senin (19/2) mengatakan pihaknya telah memanggil duta besar Rusia atas kematian pemimpin oposisi Alexei Navalny.

    “Kementerian Luar Negeri hari ini memanggil duta besar Rusia untuk membicarakan kematian Alexei Navalny. Dalam percakapan tersebut, pandangan Norwegia akan disampaikan tentang tanggung jawab otoritas Rusia atas kematian tersebut dan untuk memfasilitasi penyelidikan yang transparan,” kata kementerian tersebut. dalam sebuah pernyataan, menambahkan bahwa pertemuan itu belum terjadi tetapi akan segera terjadi.

    Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin belum juga memberikan komentarnya atas kematian tokoh oposisi Alexei Navalny, yang dikenal sebagai pengkritiknya yang paling vokal. Kematian Navalny di dalam penjara, pekan lalu, memicu duka sekaligus kecaman.

    Kabar meninggalnya Navalny muncul sebulan sebelum digelarnya pemilu yang akan memperpanjang kekuasaan Putin selama enam tahun ke depan.

    Putin masih bungkam dan belum mengomentari kematian Navalny, yang diumumkan otoritas Rusia sejak Jumat (16/2) pekan lalu.

    Kremlin juga belum merilis pernyataan terbaru sejak Jumat (16/2) malam ketika mereka mengkritik para pemimpin Barat yang ramai-ramai menuntut Putin bertanggung atas kematian Navalny.

    (aik/aik)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini