Tag: AKP Supriyanto

  • Nasib Tragis Bocah 8 Tahun di Nganjuk, Tewas saat Main Petasan dengan Kakaknya – Halaman all

    Nasib Tragis Bocah 8 Tahun di Nganjuk, Tewas saat Main Petasan dengan Kakaknya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, Nganjuk – Seorang bocah berusia 8 tahun, Febrian Akbar Kurnia, meninggal dunia akibat ledakan petasan saat bermain di Dusun Ngronggot Wetan, Desa Ngronggot, Kecamatan Ngronggot, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.

    Menurut Kasi Humas Polres Nganjuk, AKP Supriyanto, insiden tersebut terjadi pada Selasa, 25 Maret 2025, sekitar pukul 13.30 WIB.

    Saat itu, korban sedang bermain petasan bersama kakaknya di jalan pematang sawah.

    “Benar telah terjadi peristiwa seorang anak meninggal dunia akibat terkena ledakan petasan,” ungkap Supriyanto dalam konfirmasi pada Rabu, 26 Maret 2025.

    Supriyanto menjelaskan, petaka bermula ketika korban mengambil petasan yang sebelumnya dinyalakan oleh kakaknya.

    Setelah diambil dan dibuang, petasan tersebut tidak meledak.

    Namun, karena penasaran, korban mendekati dan menggenggam kembali petasan itu.

    “Korban menggosok-gosok mercon tersebut hingga akhirnya meledak. Ledakan petasan itu menyebabkan luka serius pada bagian tubuh korban,” jelasnya.

    Setelah ledakan, korban segera dilarikan ke sebuah klinik untuk mendapatkan pertolongan medis.

    Sayangnya, nyawa Febrian tidak dapat diselamatkan.

    Penyelidikan Lanjutan

    Tim Polsek Ngronggot dan Inafis Polres Nganjuk telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), mengumpulkan barang bukti, serta meminta keterangan dari saksi-saksi.

    Penyelidikan lebih lanjut sedang dilakukan oleh Polsek Ngronggot untuk memastikan kronologi kejadian dan menelusuri asal-usul petasan yang digunakan.

    (TribunMadura.com/Danendra Kusuma)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Detik-detik Bocah Berusia 8 Tahun di Nganjuk Tewas Gara-gara Ledakan Petasan – Halaman all

    Detik-detik Bocah Berusia 8 Tahun di Nganjuk Tewas Gara-gara Ledakan Petasan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, NGANJUK – Febrian Akbar Kurnia (8) tewas  akibat terkena ledakan petasan,  Selasa (25/3/2025) sekira pukul 13.30 WIB.

    Febrian merupakan warga Dusun Ngronggot Wetan, Desa Ngronggot, Kecamatan Ngronggot, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.

    Kasi Humas Polres Nganjuk, AKP Supriyanto mengatakan insiden tersebut terjadi saat  korban sedang bermain petasan bareng kakaknya di jalan pematang sawah Dusun Ngronggot Wetan, Desa Ngronggot. 

    “Benar telah terjadi peristiwa seorang anak meninggal dunia akibat terkena ledakan petasan,” katanya dikonfirmasi, Rabu (26/3/2025). 

    Supriyanto menjelaskan petaka bermula saat korban mengambil petasan yang sebelumnya dinyalakan oleh kakaknya namun usai diambil dan dibuang, petasan itu tidak meledak. 

     Penasaran korban mendekati dan kembali menggenggam mercon itu.

    “Kemudian korban menggosok-gosok mercon tersebut hingga akhirnya meledak.”

    “Ledakan petasan itu menyebabkan luka serius pada bagian tubuh korban,” jelasnya. 

    Korban sempat dilarikan ke sebuah klinik guna mendapat pertolongan medis namun  nyawa korban tidak tertolong. 

    “Tim Polsek Ngronggot serta Inafis Polres Nganjuk telah melakukan olah TKP, mengumpulkan barang bukti, dan meminta keterangan saksi.”

    “Penyelidikan lebih lanjut dilakukan oleh Polsek Ngronggot untuk memastikan kronologi kejadian serta menelusuri asal-usul petasan yang digunakan,” jelasnya.  (Tribun Jatim Network/ Danendra Kusuma)

     

  • Balita Kembar di Nganjuk Tewas Tercebur Kolam Ikan di Rumahnya Sendiri

    Balita Kembar di Nganjuk Tewas Tercebur Kolam Ikan di Rumahnya Sendiri

    Liputan6.com, Surabaya -D Kasi Humas Polres Nganjuk, AKP Supriyanto membenarkan adanya peristiwa balita kembar tewas tercebur ke dalam kolam ikan.

    “Kedua korban itu berinisial DI dan DA, masing-masing berusia satu tahun. Mereka ditemukan meninggal dunia di kolam ikan depan rumahnya, Desa Babadan, Kecamatan Pace, Kabupaten Nganjuk,” ujarnya kepada jurnalis di Surabaya, Senin (13/1/2024).

    Supriyanto mengatakan, peristiwa naas tersebut terjadi pada Jumat 10 Januari kemarin, sekitar pukul 14.00 WIB.

    “Kedua korban ditemukan meninggal dunia di kolam ikan depan rumahnya oleh seorang kerabatnya bernama Suhartini,” ucapnya.

    Supriyanto mengungkapkan, kedua korban sempat dibawa ke sebuah klinik, namun nyawanya tidak tertolong. “Pada saat kejadian, orangtua korban sedang tidur,” ujarnya.

    Supriyanto menyebut, kedua korban memang sempat terlihat bermain di depan rumah. Kemudian ke bibir kolam ikan, hingga akhirnya tercebur dan tenggelam di sana.

    Polsek Pace, lanjut Supriyanto, bersama Tim INAFIS Polres Nganjuk telah mendatangi TKP, mencatat keterangan saksi, dan mengamankan barang bukti berupa pakaian korban.

    “Berdasarkan pemeriksaan, tidak ditemukan tanda-tanda penganiayaan pada tubuh korban,” ucapnya.

    Diketahui, kolam ikan tersebut memiliki panjang 190 cm, lebar 163 cm, dan tinggi 55 cm. Selain itu, tidak ada pagar pembatas yang mengitari kolam ikan.

  • Temuan Polisi soal Kasus 2 Balita Kembar di Nganjuk Tewas di Kolam Ikan saat Orang Tua Tidur Siang – Halaman all

    Temuan Polisi soal Kasus 2 Balita Kembar di Nganjuk Tewas di Kolam Ikan saat Orang Tua Tidur Siang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Nasib tragis dialami dua balita kembar di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.

    Kedua bocah kembar berusia sekitar 1 tahun itu, ditemukan tewas mengapung di kolam ikan rumah mereka di Desa Babadan, Kecamatan Pace, Kabupaten Nganjuk, Jumat (10/1/2025).

    Kedua balita kembar malang itu ditemukan mengapung di kolam ikan oleh saksi Suhartini (47) yang masih satu keluarga.

    Kasi Humas Polres Nganjuk, AKP Supriyanto, mengungkapkan bahwa saat kejadian, kedua orang tua korban tengah tidur siang di dalam rumah.

    “Bahwa benar telah terjadi peristiwa dua balita meninggal dunia di kolam ikan di Dusun Putuk, Desa Babadan, Kecamatan Pace, Kabupaten Nganjuk,” kata Supriyanto, Sabtu (11/1/2025) dikutip dari Kompas.com.

    Supriyanto menyebutkan bahwa insiden ini terjadi pada Jumat sekitar pukul 14.00 WIB.

    Adapun orang yang pertama kali menyaksikan kejadian ini adalah Suhartini.

    “Jadi, awalnya saudari Suhartini ke rumah korban, berniat menjenguk. Namun, sampai depan rumah, dia mengetahui kedua korban sudah terapung di kolam ikan depan rumahnya,” jelas Supriyanto.

    Aparat kepolisian saat melakukan olah TKP balita kembar yang ditemukan tewas terapung di kolam ikan depan rumahnya di Desa Babadan, Kecamatan Pace, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Jumat (10/1/2025) (Dok. Polres Nganjuk)

    Saat itu, lanjut Supriyanto, salah satu korban ditemukan dalam keadaan telentang, sedangkan kembarannya dalam keadaan tengkurap.

    Dikatakan Supriyanto, saat ditemukan, kedua korban sudah dalam keadaan tidak bernyawa.

    Sontak Suhartini memberitahukan hal itu kepada saksi lainnya, Kasmidi (53).

    Mereka lantas berteriak meminta tolong kepada warga sekitar.

    Kedua orang tua balita kembar yang mendengar teriakan tersebut sontak keluar dari rumah.

    “Mendengar teriakan itu, kedua orangtua korban yang saat itu tidur siang berlari ke depan rumah, lalu mengangkat (kedua korban) dari kolam ikan dan membawa kedua anaknya ke Klinik Fifa Husada,” ungkapnya.

    Temuan Polisi

    Sementara itu, Kapolsek Pace, AKP Pujo Santoso, mengungkapkan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) tewasnya dua balita kembar itu.

    Diduga kedua balita kembar malang itu tercebur ke kolam ikan saat sedang bermain.

    Diketahui juga bahwa kolam ikan tersebut tidak diberi pagar pembatas.

    “Kolam ikan yang berada di taman depan rumah tersebut lebarnya 163 sentimeter dan panjang 190 sentimeter, dengan ketinggian air 42 sentimeter dan tinggi kolam 55 sentimeter tanpa pagar pembatas,” kata Pujo.

    Selain itu, dari hasil pemeriksaan medis, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh kedua korban.

    Kedua orang tua pun sudah menerima kejadian yang merenggut nyawa kedua balita kembarnya.

    “Dari pihak orang tua atau keluarga sudah menerima kejadian tersebut,” sebut Pujo.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Suhartini Syok Lihat Bayi Kembar Mengapung di Kolam Ikan Depan Rumah, Orangtua Ternyata Tidur Siang

    (Tribunnews.com/Nina Yuniar) (TribunJatim.com/Ani Susanti) (Kompas.com/Usman Hadi/Eris Eka Jaya)

  • Suhartini Syok Lihat Bayi Kembar Mengapung di Kolam Ikan Depan Rumah, Orangtua Ternyata Tidur Siang

    Suhartini Syok Lihat Bayi Kembar Mengapung di Kolam Ikan Depan Rumah, Orangtua Ternyata Tidur Siang

    TRIBUNJATIM.COM – Suhartini (47) syok lihat dua bayi kembar mengapung di kolam ikan.

    Suhartini masih memiliki ikatan keluarga dengan dua bayi tersebut.

    Kedua bayi yang berusia kurang lebih setahun, ditemukan meninggal dunia terapung di kolam ikan depan rumahnya di Desa Babadan, Kecamatan Pace, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.

    Kasi Humas Polres Nganjuk, AKP Supriyanto, membenarkan insiden ini. Saat kejadian, kata Supriyanto, kedua orangtua korban tengah tidur siang di dalam rumah.

    “Bahwa benar telah terjadi peristiwa dua balita meninggal dunia di kolam ikan di Dusun Putuk, Desa Babadan, Kecamatan Pace, Kabupaten Nganjuk,” kata Supriyanto kepada Kompas.com, Sabtu (11/1/2025).

    Supriyanto menuturkan, insiden ini terjadi pada Jumat (10/1/2025) sekitar pukul 14.00 WIB.

    Orang yang pertama kali mengetahui kejadian ini ialah Suhartini.

    “Jadi, awalnya saudari Suhartini ke rumah korban, berniat menjenguk. Namun, sampai depan rumah, dia mengetahui kedua korban sudah terapung di kolam ikan depan rumahnya,” kata Supriyanto, melansir dari Kompas.com.

    Saat itu, kata Supriyanto, salah satu korban ditemukan dalam keadaan telentang, sedangkan korban lainnya dalam keadaan tengkurap.

    Menurut Supriyanto, saat ditemukan, kedua korban sudah dalam keadaan tidak bernapas.

    Mengetahui hal itu, Suhartini lantas memberitahukan kepada saksi lainnya, Kasmidi (53).

    Mereka lantas berteriak meminta tolong kepada warga sekitar.

    “Mendengar teriakan itu, kedua orangtua korban yang saat itu tidur siang berlari ke depan rumah, lalu mengangkat (kedua korban) dari kolam ikan dan membawa kedua anaknya ke Klinik Fifa Husada,” katanya.

    Kapolsek Pace, AKP Pujo Santoso, menambahkan, setelah dilakukan pemeriksaan oleh tim medis, tidak ditemukan tanda-tanda penganiayaan pada tubuh kedua balita tersebut.

    “Dari pihak orangtua atau keluarga sudah menerima kejadian tersebut,” sebut Pujo.

    Diduga kedua balita tersebut terjebur ke kolam ikan saat tengah bermain, apalagi kondisi kolam ikan tidak disertai pagar pembatas.

    “Kolam ikan yang berada di taman depan rumah tersebut lebarnya 163 sentimeter dan panjang 190 sentimeter, dengan ketinggian air 42 sentimeter dan tinggi kolam 55 sentimeter tanpa pagar pembatas,” ungkap Pujo.

    Sebelumnya, Elly Suwandi (46) kaget ketika bersepdda melintas di sepanjang Sungai Sono, Dusun Santren, Desa Sono, Kecamatan/Kabupaten Madiun, Kamis (9/1/2025) pukul 14.00 WIB.

    Pria asal Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun tersebut menemukan sesosok jasad bayi, yang mengapung di pinggir sungai.

    Ia kemudian memanggil seorang warga setempat, Suparni (44), yang kebetulan tengah beraktivitas di sawah tak jauh dari lokasi.

    “Saya lihat kayak kepala sama rambut. Kurang tahu jenis kelaminnya. Tadi posisi saya tengah bersepeda,” ujar Elly.

    Karena penasaran, Elly dan Suparni mengecek selama beberapa menit. Dugaan mereka benar, ternyata benda mengapung ogi adalah sesosok jenazah bayi.

    “Tadi cari rumput di sawah dekat sungai, ada pesepeda lewat sini terus sebelum melanjutkan perjalanannya, tiba-tiba putar balik memanggil saya,” ungkap Suparni.

    Suparni pun sempat mengira jika sosok yang mengapung di sungai dalah batok kelapa.

    Namun karena terombang ambing terkena sungai, maka ia pun bisa melihat ada beberapa helai rambut.

    “Katanya takut lalu disuruh mengecek apakah ini bayi atau bukan. Kami cek bersama sama kelihatan kepala bayi, ternyata benar mayat,” imbuhnya.

     Suparni langsung melaporkan temuan tersebut ke perangkat desa, lalu diteruskan ke Pemerintah Kecamatan Madiun

    Polsek setempat dan Tim Inafis Polres Madiun mendatangi lokasi peristiwa.

    Saat olah TKP, selain mengevakuasi jasad bayi, polisi juga mengangkat beberapa barang temuan di sekitarnya berupa obat-obatan.

    Diduga kuat benda itu dibuang bersamaan dengan janin bayi.

    Kapolsek Madiun AKP Gunawan menerangkan, kondisi jenazah bayi tidak bernyawa, sudah terbungkus ke dalam tas berwarna merah.

    “Posisinya kelihatan tangan dan kepala. Jenis kelamin belum diketahui menunggu identifikasi. Dugaan kami sudah mengapung dua hari, karena belum rusak sepenuhnya,” ucapnya.

    Jenazah bayi sudah dievakuasi oleh petugas, lalu dibawa ke RSUD Caruban guna keperluan autopsi.

    “Penyelidikan lebih lanjut mencari keterangan saksi, mengembangkan hasil olah TKP, agar bisa mengungkap kejadian secepatnya,” pungkas AKP Gunawan.

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

  • Temuan Polisi soal Kasus 2 Balita Kembar di Nganjuk Tewas di Kolam Ikan saat Orang Tua Tidur Siang – Halaman all

    Nahas Kronologi 2 Balita Tewas Terapung saat Orangtua Tidur Siang, Kolam Ikan Tanpa Pagar – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kejadian nahas terungkap dari Desa Babadan, Kecamatan Pace, Kabupaten Nganjuk.

    Dua balita yang diketahui kembar meninggal tragis terapung di kolam ikan.

    Mirisnya, peristiwa tersebut terjadi saat kedua orangtuanya tengah tidur siang.

    Adapun insiden tersebut diketahui pada Jumat (10/1/2025).

    Polres Nganjuk lantas turun untuk menggelar olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan memeriksa saksi-saksi.

    Kronologi kejadian kemudian diungkap oleh Kasi Humas Polres Nganjuk, AKP Supriyanto.

    AKP Supriyanto menjelaskan, insiden nahas dua balita tewas terjadi sekitar pukul 14.00 WIB.

    Seorang kerabat bernama Suhartini merupakan orang yang pertama kalinya menemukan dua korban meninggal di kolam ikan.

    Lokasi kolam ikan tepat berada di depan rumah korban.

    Ia melihat satu korban meninggal dalam keadaan terlentang dan satu lainnya meninggal terapung.

    Setelah melihat kejadian, sebenarnya sempat dilakukan tindakan dengan membawa dua korban ke rumah sakit.

    “Korban sempat dilarikan ke sebuah klinik, namun nyawanya tak tertolong,” katanya, dikonfirmasi Sabtu (11/1/2025). 

    Polisi kemudian melakukan oleh TKP, diketahui kolam ikan memiliki panjang 190 cm, lebar 163 cm, dan tinggi 55 cm. 

    Selain itu, tidak ada pagar pembatas yang mengitari kolam ikan. 

    Hasil penyelidikan polisi menduga, korban sempat bermain di bibir kolam ikan.

    Hingga kemudian terambau ke dalam kolam ikan dan ditemukan meninggal. 

    Sementara, saat peristiwa pilu berlangsung, orang tua korban tengah tertidur. 

    “Polsek Pace bersama Tim INAFIS Polres Nganjuk telah mendatangi TKP, mencatat keterangan saksi, dan mengamankan barang bukti berupa pakaian korban. Berdasarkan pemeriksaan, tidak ditemukan tanda-tanda penganiayaan pada tubuh korban,” paparnya.

    Kejadian Lain Bocah Hanyut di Selokan

    Jenazah balita hanyut di selokan di kawasan Babatan Wiyung, Surabaya Barat,  berinisial MR berusia 3,5 tahun akhirnya ditemukan, Jumat sore (27/12/2024).

    Setelah melakukan proses pencairan selama 4 hari, korban ditemukan di sela eceng gondok Kali Makmur.

    Jenazah MR ditemukan sekitar pukul 14.00 WIB. Saat penemuan, petugas gabungan dari PU BIna Marga Surabaya yang menurunkan ekskavator mengeruk tumpukan eceng gondok.

    Dari sana petugas sempat menurunkan alat keruknya yang membuat jenazah kembali hanyut. Akhirnya, korban kemudian ditemukan.

    Lokasi penemuan jenazah berada sekitar 3 kilometer dari selokan Jalan Babatan II F Wiyung, Surabaya, lokasi awal balita tersebut tenggelam.

    Jenazah balita MR ditemukan terbelit enceng gondok di Kali Makmur, dekat SMP Negeri 34 Surabaya di Jalan Wiyung PDAM Surabaya.

    Balita MR yang terjatuh ke selokan di pemukiman warga di Babatan Surabaya dan terbawa air air saat bermain bersama kakak dan temannya ditemukan meninggal. Jenazah balita berusia 3,5 tahun ditemukan di sela enceng gondok Kali Makmur, Surabaya, setelah proses pencairan selama 4 hari, Jumat sore (27/12/2024).

    “Betul telah ditemukan. Korban berada dibalik eceng gondok. Setelah ekskavator mengeruk eceng gondok, terlihat jenazah bayi ada dibaliknya,” kata Komandan Tim Basarnas Kantor SAR Surabaya, Eko Aprianto di lokasi kejadian.

    Jenazah langsung diangkat ke perahu karet untuk selanjutnya dibawa ke pihak keluarga. “Saat ditemukan korban sudah tidak bernyawa, dan kondisi bayi sudah membiru,” terangnya.

    Petugas Basarnas yang sudah menunggu diseberang sungai langsung bergerak menangkap jenazah MR.

    Petugas yang hendak menangkap sempat kesulitan karena kondisi sungai banyak enceng gondok.

    Namun dibantu petugas di pinggir sungai akhirnya jenazah balita berhasil diangkat dan dibungkus kantong jenazah.

    “Untuk lebih pastinya jenazah langsung kami bawa ke kamar jenazah RSUD dr Soetomo Surabaya,” jelas Eko.

    Balita MR sehari-harinya diasuh kerabatnya di Babatan Wiyung Blok 2F karena kedua orangtuanya merantau bekerja di Malaysia. 

    Tangkapan kamera CCTV saat balita MR (3,5 tahun) bersama kakaknya bermain air hujan lalu terpeleset ke selokan dan hanyut di kawasan Babatan Wiyung, Surabaya Barat,  berinisial MR berusia 3,5 tahun akhirnya ditemukan, Jumat sore (27/12/2024).

    Saat kejadian, korban sedang bermain air bersama seorang kerabat dan temannya saat turun hujan deras, Selasa (24/12/2024) sore sekitar pukul 15.30 WIB.

    Korban tergelincir masuk ke selokan tanpa penutup yang arus airnya deras di depan rumah warga. Balita MR langsung terbawa arus,

    Kakaknya, yang melihat kejadian itu berteriak histeris dan melapor ke orangtuanya.

    Sebagian atikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Nasib Pilu 2 Balita Kembar di Nganjuk, Tewas Tercebur Kolam Ikan di Rumah, 1 Hal Jadi Penyebab

  • 2
                    
                        Orangtua Tidur Siang, Balita Kembar Meninggal Terapung di Kolam Ikan Depan Rumah
                        Surabaya

    2 Orangtua Tidur Siang, Balita Kembar Meninggal Terapung di Kolam Ikan Depan Rumah Surabaya

    Orangtua Tidur Siang, Balita Kembar Meninggal Terapung di Kolam Ikan Depan Rumah
    Tim Redaksi
    NGANJUK, KOMPAS.com

    Balita kembar
    , kurang lebih berusia setahun, ditemukan meninggal dunia terapung di
    kolam ikan
    depan rumahnya di
    Desa Babadan
    , Kecamatan Pace, Kabupaten
    Nganjuk
    , Jawa Timur.
    Kasi Humas Polres Nganjuk, AKP Supriyanto, membenarkan insiden ini.
    Saat kejadian, kata Supriyanto, kedua orangtua korban tengah tidur siang di dalam rumah.
    “Bahwa benar telah terjadi peristiwa dua balita meninggal dunia di kolam ikan di Dusun Putuk, Desa Babadan, Kecamatan Pace, Kabupaten Nganjuk,” kata Supriyanto kepada Kompas.com, Sabtu (11/1/2025).
    Supriyanto menuturkan, insiden ini terjadi pada Jumat (10/1/2025) sekitar pukul 14.00 WIB.
    Orang yang pertama kali mengetahui kejadian ini ialah Suhartini (47), yang masih ada ikatan keluarga dengan kedua korban.
    “Jadi, awalnya saudari Suhartini ke rumah korban, berniat menjenguk. Namun, sampai depan rumah, dia mengetahui kedua korban sudah terapung di kolam ikan depan rumahnya,” kata Supriyanto.
    Saat itu, kata Supriyanto, salah satu korban ditemukan dalam keadaan telentang, sedangkan korban lainnya dalam keadaan tengkurap.
    Menurut Supriyanto, saat ditemukan, kedua korban sudah dalam keadaan tidak bernapas.
    Mengetahui hal itu, Suhartini lantas memberitahukan kepada saksi lainnya, Kasmidi (53).
    Mereka lantas berteriak meminta tolong kepada warga sekitar.
    “Mendengar teriakan itu, kedua orangtua korban yang saat itu tidur siang berlari ke depan rumah, lalu mengangkat (kedua korban) dari kolam ikan dan membawa kedua anaknya ke Klinik Fifa Husada,” katanya.
    Kapolsek Pace, AKP Pujo Santoso, menambahkan, setelah dilakukan pemeriksaan oleh tim medis, tidak ditemukan tanda-tanda penganiayaan pada tubuh kedua balita tersebut.
    “Dari pihak orangtua atau keluarga sudah menerima kejadian tersebut,” sebut Pujo.
    Diduga kedua balita tersebut terjebur ke kolam ikan saat tengah bermain, apalagi kondisi kolam ikan tidak disertai pagar pembatas.

    Kolam ikan
    yang berada di taman depan rumah tersebut lebarnya 163 sentimeter dan panjang 190 sentimeter, dengan ketinggian air 42 sentimeter dan tinggi kolam 55 sentimeter tanpa pagar pembatas,” ungkap Pujo.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Polisi Ungkap Fakta Pemotor Bonceng 3 Serang Pengemudi Mobil, Gebrak Kaca & Paksa Buka Pintu

    Polisi Ungkap Fakta Pemotor Bonceng 3 Serang Pengemudi Mobil, Gebrak Kaca & Paksa Buka Pintu

    TRIBUNJATIM.COM – Aksi sekelompok pria berkendara sepeda motor berbonceng tiga menyerang mobil viral di media sosial (medsos).

    Pemotor bonceng tiga tersebut mengikuti mobil yang dikendarai korban kemudian melakukan penyerangan.

    Mereka berusaha membuka paksa pintu kemudi sampai memukul kaca samping mobil. 

    Diketahui, peristiwa ini terjadi di Jalan Raya Hankam, Jatiwarna, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi, viral di media sosial.

    Video aksi tersebut salah satunya diunggah di akun media sosial Instagram @info_pondokgede.

    Tampak sekelompok pria berkendara sepeda motor berbonceng tiga mengikuti mobil yang dikendarai korban.

    Sekelompok pria tersebut kemudian melakukan penyerangan.

    Mereka berusaha membuka paksa pintu kemudi sampai memukul kaca samping mobil.

    Aksi ketiga pelaku kian brutal hingga pengemudi mobil terpaksa berhenti.

    Tepatnya saat satu orang dari kawanan pelaku turun dari kendaraannya.

    Korban sekaligus pengemudi mobil FA (25) saat dikonfirmasi mengatakan, peristiwa penyerangan terjadi pada Minggu (29/12/2024).

    “Awalnya itu saya memang sehabis pergi dengan pasangan saya,” kata FA, Selasa (31/12/2024), melansir Tribun Jakarta.

    “Saya melewati itu memang karena memang itu jalan yang bisa saya lewati,” imbuhnya.

    FA lantas menceritakan kronologi kejadian selengkapnya.

    Pengemudi mobil syok pria bermotor bonceng tiga paksa buka pintu hingga gebrak kaca (Instagram)

    Dia melaju dengan kecepatan sedang, sementara di depan kendaraannya terdapat kelompok pelaku berkendara sepeda motor berbonceng tiga.

    Menurut FA, kendaraan tersebut berjalan dengan kecepatan pelan.

    Sehingga dia berinisiatif mendahului dengan memberi sinyal satu kali klakson.

    FA tak begitu tahu alasan ketiga pelaku marah.

    Mereka justru membuntuti kendaraannya sampai terjadi aksi penyerangan seperti yang ada pada video viral.

    “Langsung ngejar saya, langsung d isamping mobil, kaca mobil saya digebrak sama dia,” terang dia.

    Setelah kejadian itu, FA langsung menuju pos polisi di kolong Tol Jatiwarna.

    Dia menceritakan kejadian yang menimpanya sambil menunjukkan bukti video detik-detik aksi penyerangan.

    “Saya ceritakan dengan penjaga di situ, saya berikan juga bukti videonya.”

    “Dari petugas di situ (pos Polisi Jatiwarna) menyarankan untuk ke Polsek Pondok Gede,” terangnya.

    Polsek Pondok Gede Polres Metro Bekasi Kota pun menindaklanjuti video viral pemotor bonceng tiga gebrak kaca mobil.

    Tepatnya yang terjadi di Jalan Raya Hankam, Kelurahan Jatiwarna, Kecamatan Pondok Melati.

    Kanit Reskrim Polsek Pondok Gede, AKP Hariyadi mengatakan, pihaknya sudah mendatangi lokasi kejadian pasca video yang merekam kejadian viral.

    “Sudah, kita sudah cek TKP (tempat kejadian perkara), hanya memang plat nomor pelaku di depan dan belakang tidak ada,” kata Hariyadi.

    Meski begitu, pihaknya tengah mengupayakan menyelidiki identitas tiga orang pelaku yang melakukan penyerangan terhadap pengendara mobil tersebut.

    “Masih kami lidik saat ini, kita lakukan identifikasi pelakunya,” jelas dia, mengutip Tribun Jakarta.

    Di Jawa Timur, seorang pemuda di Kabupaten Nganjuk, MNR (21), menjadi korban serangan brutal oleh sekelompok pemotor misterius.

    Tanpa sebab, korban dibacok pelaku secara membabi buta hingga menderita luka serius.

    Kakak korban, Yuli Sumanto menceritakan, insiden pilu itu terjadi pada Jumat (27/12/2024), sekitar pukul 00.30 WIB.

    Kala itu, sepulang kerja, korban diajak membeli makan kawannya, MIH.

    “Keduanya berniat membeli makan di sebuah warung depan Rumah Sakit Daerah (RSD) Kertosono, Kabupaten Nganjuk.”

    “Adik saya dan rekannya berangkat naik motor berboncengan. Posisinya, adik saya dibonceng,” katanya dikonfirmasi Tribun Jatim Network lewat aplikasi pesan singkat, Senin (30/12/2024).

    Satreskrim Polres Nganjuk melakukan olah TKP pembacokan di jalan Desa Nglawak, Kecamatan Kertosono, Kabupaten Nganjuk. (Istimewa)

    Yuli melanjutkan, belum juga sampai di warung makan, korban dibuntuti empat orang tak dikenal, naik dua motor berboncengan. 

    Kondisi jalan tepatnya di jalan Desa Nglawak, Kecamatan Kertosono, Kabupaten Nganjuk, tersebut sepi, diapit persawahan, serta minim penerangan. 

    Tak lama, empat orang itu pun tancap gas dan memepet korban. 

    “Selanjutnya, tanpa basa-basi, pelaku membacok adik saya menggunakan senjata tajam berkali-kali. Adik saya terluka parah,” ungkapnya. 

    Mengetahui adanya serangan, MIH panik berlari menuju area persawahan sembari berteriak meminta tolong. 

    Tak kunjung mendapat bantuan, MIH terus menyusuri sawah sampai akhirnya bertemu kawasan proyek perumahan. 

    “Di sana, dia mengabarkan kepada warga jika adik saya terluka karena dibacok.”

    “Para warga lantas bergegas ke lokasi kejadian. Namun, pelaku sudah kabur,” terangnya.

    Warga kemudian melarikan MNR ke RSD Kertosono guna mendapat penanganan medis. 

    MNR menderita luka bacok di kepala, pipi kanan, dan tangan. Bahkan, jari manis kirinya putus. 

    “Adik saya tak kenal dengan pelaku. Pelaku melancarkan serangan secara acak. Saat ini, adik saya masih dirawat di rumah sakit dan sudah menjalani operasi. Kasus ini sudah kami laporkan ke polisi,” paparnya. 

    Kasi Humas Polres Nganjuk, AKP Supriyanto menyebut, personel Satreskrim telah tuntas melakukan olah TKP serta memintai keterangan saksi. 

    Hingga kini polisi tengah berupaya memburu pelaku. 

    “Kasus masih dalam proses lidik,” sebutnya.

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

  • Polisi: Kerumunan Anggota Klub Motor CB di Minimarket Nganjuk Tak Merugikan, Biasa Saja

    Polisi: Kerumunan Anggota Klub Motor CB di Minimarket Nganjuk Tak Merugikan, Biasa Saja

    ERA.id – Viral di media sosial yang memperlihatkan puluhan anggota klub motor memadati sebuah minimarket di Nganjuk, Jawa Timur. Dalam video itu, mereka terlihat memenuhi setiap lorong rak jualan, sebagian duduk santai, bahkan tidur-tiduran di lantai.

    Kasi Humas Polres Nganjuk, AKP Supriyanto, membenarkan kejadian tersebut. Ia menyebut kejadian itu terjadi pada Sabtu (14/12/2024) di Indomaret kawasan Kecamatan Warujayeng. Saat itu, kata dia, situasinya terjadi akibat ramainya anggota komunitas motor yang tengah beristirahat setelah perjalanan panjang.

    “Di Warujayeng, pembelinya terlalu banyak, membludak,” kata Supriyanto saat dikonfirmasi, Senin, (16/12/2024).

    Dalam video yang viral, lantai minimarket tampak kotor akibat jejak sepatu berlumpur dari para pengunjung. Beberapa orang bahkan terlihat merokok di dalam ruangan.

    Sempat beredar kabar bahwa pihak minimarket merugi hingga Rp4 juta. Supriyanto malah menepisnya. “Tidak ada laporan dari pihak Indomaret. Setelah dicek, tidak ada yang dirugikan atau kehilangan barang. Anak-anak komunitas itu juga tertib,” tegasnya.

    Supriyanto juga menjelaskan bahwa situasi seperti itu sering terjadi di Nganjuk, terutama karena kota ini sering menjadi pusat pertemuan komunitas motor.

    “Anaknya tertib jadi enggak ganggu. Kalau posisi meluber itu enggak masalah. Sudah biasa, lama-lama mereka pulang sendiri. Yang datang juga bukan hanya dari Nganjuk, tapi banyak yang dari luar daerah,” jelasnya.

    Sebelumnya, viral rombongan pemuda dari komunitas klub motor City Bike (CB) beristirahat di dalam Indomaret dan memenuhi setiap koridor rak jualan. Di antara mereka ada yang duduk, berdiri, pun tidur.

    Sebab ulah mereka, lantai Indomaret menjadi kotor akibat jejak sepatu berlumpur. Mereka juga melabrak aturan dengan merokok dalam minimarket tersebut. Bukan cuma di dalam, kondisi serupa juga terjadi di area parkiran.

    Kabar itu pun membuat banyak warganet mengutuk perilaku anggota komunitas CB karena tak menghormati pegawai dan aturan Indomaret setempat.

    “Indomaret itu tempat belanja, bukan tempat nongkrong apalagi sampai tiduran,” tulis salah satu warganet.

    “Kasihan karyawan yang harus bersih-bersih. Sudah capek kerja, ditambah beban begini,” komentar lainnya.

  • Pelaku Curanmor di Nongkojajar Pasuruan Dibekuk, Satu Kabur

    Pelaku Curanmor di Nongkojajar Pasuruan Dibekuk, Satu Kabur

    Pasuruan (beritajatim.com) – Dua pelaku pencurian kendaraan bermotor (curanmor) saat pertunjukan ludruk di Desa Ngembal, Kecamatan Tutur atau Nongkojajar, Kabupaten Pasuruan dibekuk polisi. Sayangnya, satu dari dua pelaku tersebut berhasil kabur.

    Pelaku yang tertangkap diketahui bernama Sudalari (20), warga Kecamatan Tutur. Dia beraksi bersama satu temannya yang saat ini dalam pelarian.

    Kapolsek Nongkojajar, AKP Supriyanto mengatakan, pelaku mencuri sepeda motor Honda Vario dengan nomor polisi N 5320 THA.

    “Kami mendapati laporan saat jajaran melakukan pengamanan acara ludruk. Alhasil kami mengamankan satu orang pelaku, sementara satu pelaku lainnya melarikan diri,” jelasnya, Rabu, 28 Agustus 2024.

    Supriyanto mengatakan awalnya kejadian pencurian tersebut pihaknya mendapati informasi telah terjadi pencurian. Mengetahui hal tersebut, pihak kepolisian melakukan penghadangan pelaku dengan warga setempat.

    Namun, pelaku berhasil diamankan oleh warga terlebih dahulu yang kemudian dihakimi ditempat penangkapan pelaku. Tak lama kemudian, pelaku dievakuasi dengan membawanya ke balai desa.

    “Pelaku kami amankan dan kemudian di bawa ke Puskesmas Nongkojajar untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Saat diintrogasi singkat, pelaku mengakui aksinya melakuka aksi pencuria dengan rekannya,” imbuhnya.

    Polisi juga mengamankan barang bukti berupa satu kendaraan sepeda motor Honda Scoopy yang digunakan pelaku dan satu buah senjata tajam jenis sabit. [ada/beq]