Tag: Ahmad Yani

  • Banjir dan Longsor Melanda Sejumlah Titik di Murung Raya Kalteng

    Banjir dan Longsor Melanda Sejumlah Titik di Murung Raya Kalteng

     

    Liputan6.com, Murung Raya – Hujan yang turun sejak Sabtu dini hari membuat sejumlah tempat di Kabupaten Murung Raya, Kalteng, terendam banjir. Tak hanya itu, beberapa titik di wilayah tersebut juga dilanda tanah longsor.  

    Berdasarkan pantauan di Puruk Cahu, Sabtu, titik yang mengalami banjir akibat luapan sungai serta menutup akses jalan terjadi di dalam wilayah Kota Puruk Cahu, di antaranya Jalan Ahmad Yani depan masuk Jalan Pulo Basan, Jalan Jenderal Sudirman Seberang dekat SMAN 3 dan Jalan Polita Mayong.

    Di luar dari itu, banjir juga terjadi di Desa Sungai Lunuk Kecamatan Tanah Siang serta Jalan Gajah Mada yang merupakan akses dari Kecamatan Murung ke Laung Tuhup juga tidak bisa dilewati akibat banjir.

    Sedangkan bencana longsor yang terjadi menyebabkan rusaknya beberapa fasilitas umum, seperti di Makam Pahlawan depan Gereja Hosana yang berada di Jalan Veteran Kota Puruk Cahu, serta Jembatan Sanggrahan di Jalan Veteran yang sekarang tidak bisa dilewati kendaraan akibat menurunnya struktur tanah.

    Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Murung Raya Fitrianul Fahriman mengatakan saat ini pihaknya masih mengumpulkan data terkait musibah banjir dan tanah longsor tersebut.

    “Teman-teman BPBD saat ini tengah mengumpulkan data terkait kejadian ini dan setelah ada nanti kami akan sampaikan kembali,” katanya.

    Menanggapi tingginya curah hujan yang saat ini turun, Fitrianul mengimbau agar masyarakat selalu waspada agar tidak sampai menjadi korban pada saat terjadi banjir di beberapa titik seperti sekarang ini.

    “Selain itu saat ini pemerintah daerah sudah melakukan langkah cepat, di antaranya seperti yang saya sampaikan tadi melakukan pendataan serta juga menutup tempat yang terjadi longsor, seperti Jembatan Sanggrahan yang saat ini tidak boleh lagi dilewati kendaraan karena dikhawatirkan bisa ambruk,” ungkapnya.

  • Kapal Pesiar Scenic Elipse II Bersandar di Ternate, 200 Wisatawan Eropa Jelajah Jejak Sejarah Maluku Utara

    Kapal Pesiar Scenic Elipse II Bersandar di Ternate, 200 Wisatawan Eropa Jelajah Jejak Sejarah Maluku Utara

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Kapal pesiar Scenic Elipse II asal Bahama bersandar di Pelabuhan Ahmad Yani, Kota Ternate, Selasa (30/9).

    Kapal mewah itu membawa ratusan wisatawan mancanegara asal Eropa untuk mengunjungi sejumlah destinasi bersejarah di Bumi Rempah tersebut.

    Pemilik Agen Travel North Maluku Tour & Travel, Fatmawati Hoda, mengatakan para wisatawan mengunjungi Ternate dengan durasi empat jam.

    “Dengan durasi waktu yang singkat ini, kita hanya memberikan beberapa tempat wisata saja yaitu Kedaton Kesultanan Ternate, Benteng Toluko, dan Batu Angus,” ungkap Fatmawati.

    Setibanya di Kedaton mereka disambut dengan tradisi Joko Kaha di halaman depan Kedaton Kesultanan Ternate. Tradisi Joko Kaha merupakan tanda penghormatan kepada setiap tamu atau pejabat yang baru menginjakan kaki Maluku Utara.

    Usai penyambutan tradisi Joko Kaha, para turis dari berbagai negara ini kemudian berkumpul di pendopo utara kedaton. Di lokasi ini mereka kembali disambut dengan tarian Lala dan suguhan musik tradisional oleh sanggar setempat.

    Setelah melakukan Tour, dari Jam 13.00. sekitar jam 18.00 Wit Kapal Pesiar Scenic Elipse II akan bertolak dari Pelabuhan Ahmad Yani. Selasa, 30 September 2025. (Pram/Fajar)

  • Dua Warga Gresik Diringkus Polisi Saat Edarkan Narkoba Jenis Sabu

    Dua Warga Gresik Diringkus Polisi Saat Edarkan Narkoba Jenis Sabu

    Gresik (beritajatim.com)- Dua orang warga berinisial R (49) warga Kelurahan Tlogopojok, Kecamatan Gresik, dan SA (44) warga Desa Kramatinggil yang berdomisili di Kelurahan Tlogopojok, diringkus aparat kepolisian saat sedang melakukan transaksi narkotika jenis sabu. Dari tangan kedua tersangka, polisi juga menyita 84 gram barang haram tersebut.

    Terungkapnya kasus narkoba ini berawal dari informasi masyarakat yang kemudian ditindaklanjuti oleh Satreskoba Polres Gresik.

    Kasatreskoba Polres Gresik AKP Ahmad Yani mengatakan, penangkapan kedua tersangka itu dilakukan pada Senin (22/9) di rumah tersangka di Jalan Gubernur Suryo Gang 5B/20 Gresik.

    “Saat dilakukan penggeledahan, petugas menemukan sabu seberat total 84 gram yang terbagi dalam delapan plastik klip. Barang haram itu disimpan dalam sebuah tas kresek hitam dan tempat kacamata,” katanya, Senin (29/9/2025).

    Selain itu lanjut dia, anggotanya di lapangan juga menyita sejumlah barang bukti lain, diantaranya satu set alat hisap (bong) bekas pakai, satu pak plastik klip kosong. Kemudian satu timbangan digital, dan uang tunai Rp 7.000.000. Serta dua unit ponsel yang diduga dipakai untuk transaksi.

    “Dari penggeledahan itu, kedua tersangka R dan SA tak bisa berkutik kemudian diamankan di Mapolres Gresik guna menjalani pemeriksaan lebih lanjut,” ungkapnya.

    Kedua tersangka juga dijerat dengan pasal 114 ayat (2) subs pasal 112 ayat (2) Jo pasal 132 ayat (1) Undang-Undang nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.

    Kapolres Gresik AKBP Rovan Richard Mahenu mengingatkan masyarakat untuk menjauhi narkoba yang sangat merusak kesehatan dan masa depan. Ia juga mengajak warga berperan aktif membantu kepolisian dalam pemberantasan narkoba.

    “Jika menemukan adanya tindak pidana narkotika, segera laporkan ke kantor polisi terdekat atau melalui layanan hotline Lapor Kapolres Gresik, WhatsApp di nomor 0811-8800-2006,” pungkasnya. [dny/aje]

  • Wali Kota Bekasi Bakal Poles Sirkuit Reka Vida demi Cegah Balap Liar
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        29 September 2025

    Wali Kota Bekasi Bakal Poles Sirkuit Reka Vida demi Cegah Balap Liar Megapolitan 29 September 2025

    Wali Kota Bekasi Bakal Poles Sirkuit Reka Vida demi Cegah Balap Liar
    Tim Redaksi
    BEKASI, KOMPAS.com –
    Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi mengupayakan peningkatan infrastruktur di Sirkuit Reka Vida, Perumahan Vida, Kecamatan Mustikajaya.
    Wali Kota Bekasi Tri Adhianto mengatakan, langkah tersebut dilakukan untuk meminimalisasi aksi balap liar yang belakangan marak terjadi di Jalan Ahmad Yani, sekitar Kantor Wali Kota Bekasi.
    “Nah ini ada berbagai alternatif, salah satunya di Vida walaupun memang treknya kan masih kurang. Jadi saya juga sedang mengupayakan agar ada penambahan panjangnya, nanti kemudian pemerintah akan hadir meningkatkan infrastrukturnya,” ujar Tri di Kantor Wali Kota Bekasi, Senin (29/9/2025).
    Tri juga menyinggung soal pemanfaatan lahan di wilayah Harapan Indah, Kabupaten Bekasi, yang dinilai bisa dijadikan lintasan balap.
    “Atau kita mungkin kerja sama dengan hari ini kan di Harapan Indah yang wilayah Kabupaten itu juga belum digunakan. Jadi masih ada
    space
    yang saya kira untuk dalam waktu jangka pendek bisa kita kerja samakan,” ujarnya.
    Selain penyediaan lintasan resmi, menurut Tri, tetap diperlukan pengawasan dari kepolisian, Dinas Perhubungan, Satpol PP, hingga aparat kelurahan dan kecamatan untuk mencegah Jalan Ahmad Yani dijadikan arena balap liar.
    “Di samping
    rumble

    strip
    , kemudian ada satu proses penyadaran dengan melakukan pengawasan. Jadi pengawasan juga perlu dilakukan secara terus-menerus,” jelasnya.
    Sebelumnya, Tri Adhianto, menyoroti kondisi Sirkuit Reka Vida di Perumahan Vida, Kecamatan Mustikajaya.
    Ia menilai, panjang lintasan sirkuit tersebut terlalu pendek sehingga belum mampu menjawab kebutuhan pebalap, termasuk upaya mengurangi aksi balap liar di jalan raya.
    “Karena gini, sirkuit di Vida itu ternyata kita lihat mereka terlalu pendek,” ujar Tri saat ditemui di Kantor Wali Kota Bekasi, Senin (22/9/2025).
    Komentar itu ia sampaikan setelah maraknya aksi balap liar di Jalan Ahmad Yani, Kecamatan Bekasi Selatan, tepatnya di sekitar Kantor Pemkot Bekasi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Warga Nilai Pemasangan Rumble Strip Kurang Efektif Cegah Balap Liar di Bekasi
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        25 September 2025

    Warga Nilai Pemasangan Rumble Strip Kurang Efektif Cegah Balap Liar di Bekasi Megapolitan 25 September 2025

    Warga Nilai Pemasangan Rumble Strip Kurang Efektif Cegah Balap Liar di Bekasi
    Tim Redaksi
    BEKASI, KOMPAS.com –
    Warga menilai pemasangan rumble strip (pita penggaduh) kurang efektif mencegah balap liar di Jalan Ahmad Yani, Kota Bekasi 
    Salah satu warga, Boy (28) mengatakan rumble strip yang dipasang kurang tinggi sehingga tidak memberikan efek kejut kepada pengendara. 
    “Kayaknya sih kurang berpengaruh, karena kurang tinggi kalau menurut saya,” ucap Boy saat ditemui di lokasi, Kamis (25/9/2025).
    Menurut dia, perlu adanya sarana pendukung agar pebalap liar agar tidak kebut-kebutan di jalan raya, seperti menyediakan arena balapan.
    “Kalau menurut saya sih mendingan sarana untuk balapannya sih ditambah, mungkin bisa mengurangi balapan liarnya,” ujarnya.
    Senada dengan Boy, warga bernama Siran (58) mengaku saat melintasi rumble strip tersebut seperti biasa saja.
    Oleh sebab itu, menurut dia kurang efektif mencegah balap liar.
    “Ya enggak efektif menurut saya kalau buat cegah balap liar,” tuturnya.
    Sebelumnya diberitakan, Dinas Perhubungan Kota Bekasi memasang rumble setrip (pita penggaduh) untuk mencegah balap liar di Jalan Ahmad Yani.
    Kepala Dinas Perhubungan Kota Bekasi, Zeno Bachtiar, mengatakan sudah ada empat titik yang dipasang rumble strip di ruas jalan tersebut. 
    “Sudah dipasang ada empat titik, itu yang dari Pemkot ke arah Metropolitan Mall,” ucap Zeno Bachtiar saat dihubungi, Kamis.
    Zeno menjelaskan empat titik itu ada di depan pintu masuk Pemkot, depan Kantor PLN, depan Samsat, dan depan RS Mitra Keluarga Bekasi Barat.
    Sedangkan rumble setrip di empat titik untuk sisi Jalan Ahmad Yani dari arah Metropolitan Mall ke Pemkot Bekasi dipasang pada Sabtu (27/9/2025). 
    “Hari Sabtu dipasang untuk sisi berikutnya, itu juga sama ada empat titik juga. Nanti titiknya kita tentukan efektivitas pemasangannya di mana,” ujarnya.
    Berdasarkan pemantauan
    Kompas.com
    di lokasi, terlihat rumble strip baru dipasang di pintu depan masuk Pemkot Bekasi dan depan Samsat.
    Sedangkan depan Kantor PLN dan Rumah Sakit Mitra Keluarga Bekasi Barat belum dipasang rumble setrip, dan masih berupa tanda panah.
    Para pengendara yang melintasi Jalan Ahmad Yani tidak merasakan efek kejut meski ada rumble setrip. Mereka tidak berjalan pelan saat melewati rumble strip.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Marak Balap Liar di Bekasi, Warga: Bahaya, Dulu Pernah Kecelakaan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        23 September 2025

    Marak Balap Liar di Bekasi, Warga: Bahaya, Dulu Pernah Kecelakaan Megapolitan 23 September 2025

    Marak Balap Liar di Bekasi, Warga: Bahaya, Dulu Pernah Kecelakaan
    Tim Redaksi
    BEKASI, KOMPAS.com
    – Warga resah lantaran adanya aksi balap liar yang digelar di Jalan Ahmad Yani, Kota Bekasi.
    Salah seorang warga, Asep (56) mengatakan, setiap malam Minggu sekitar pukul 23.00 WIB ke atas seringkali jalan tersebut dijadikan tempat kumpul anak muda untuk menggelar balap liar.
    “Ya sekitaran jam 23.00 WIB ke atas lah mereka ada tuh, katanya uji coba settingan motor, tapi bahaya juga kan ya ngebut begitu. Dulunya pernah kecelakaan juga di sini,” uajr Asep ketika ditemui di Jalan Ahmad Yani, Selasa (23/9/2025).
    Selain karena bahaya, warga juga terganggu dengan bisingnya knalpot para remaja yang menggelar balap liar di Jalan Ahmad Yani.
    “Kalau kecepatannya paling 80 kilometer kali ya tapi suaranya itu bikin berisik knalpotnya sember,” kata dia.
    Balap liar di Jalan Ahmad Yani digelar dari sekitaran Kantor Pemkot Bekasi sampai simpang Bekasi Cyber Park (BCP)
    Asep berharap ada petugas yang rutin patroli di sana, agar tidak ada lagi aksi balap liar yang membahayakan warga.
    Warga lainnya, Safi (45), juga mengakui kalau di Jalan Ahmad Yani menjadi tempat balap liar.
    “Ya di situ emang banyak kalau Sabtu-Minggu, ngumpul banyak sekitaran jam 1 jam 2, pada motoran ya,” ucap dia.
    Dia pun berharap agar petugas bisa membubarkan kumpulan pemuda tersebut karena khawatir mengganggu pengguna jalan lain.
    “Kalau bisa dibubarin aja lah takut ngeganggu pengguna jalan lain, kalau didiemin aja malah jadi tempat nongkrong mereka,” ujar dia.
    Sebelumnya, aksi balap liar kembali terjadi di Jalan Ahmad Yani, Kota Bekasi.
    Hal itu diketahui dari unggahan akun Instagram @lbj_jakarta yang menampilkan pemotor yang melakukan drag race di Jalan Ahmad Yani, sekitaran Kantor Pemkot Bekasi.
    “Aksi balap liar kembali meresahkan warga dan pengguna jalan yang melintas di Jalan Ahmad Yani, Bekasi, Minggu dini hari (21/9) sekira pukul 03.10 WIB,” bunyi keterangan dalam video yang diunggah @lbj_jakarta.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Eksekusi Kampung Taman Pelangi untuk Proyek Flyover Molor, Ditarget Selesai Oktober

    Eksekusi Kampung Taman Pelangi untuk Proyek Flyover Molor, Ditarget Selesai Oktober

    Surabaya (beritajatim.com) – Target eksekusi bangunan rumah di Kampung Taman Pelangi, Jalan Ahmad Yani, Kota Surabaya untuk pembangunan flyover terpaksa mengalami perlambatan, karena adanya proses konsinyasi di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya yang belum selesai, Senin (22/9/2025).

    Masih terdapat 16 bangunan rumah milik warga di Kampung Taman Pelangi yang hingga saat ini belum dibongkar. Meskipun sebelumnya, pembongkaran sepenuhnya sempat ditarget selesai pada akhir bulan Agustus lalu.

    Kabid Pengadaan Tanah dan Penyelenggaraan Prasarana Sarana Utilitas DPRKPP Surabaya, Farhan, mengungkapkan bahwa saat ini seluruh permohonan eksekusi bangunan sudah dilayangkan. Sehingga ia menargetkan pembongkaran sepenuhnya selesai pada akhir Oktober 2025.

    “Target kami akhir Oktober atau awal November sudah clear (eksekusi) lahannya, tapi ini masih lihat prosesnya di PN seperti apa, semoga dilancarkan prosesnya, jadi kalau mundur pun gak lama-lama,” kata Farhan, Senin (22/9/2025).

    Untuk diketahui, Proyek pembangunan flyover Taman Pelangi ini akan mulai dikerjakan oleh pemerintah pusat pada awal tahun 2026 mendatang.

    Proyek akan dikerjakan oleh pemerintah pusat lantaran lokasi tersebut masuk dalam teritori jalan nasional dan bagian dari Instruksi Presiden (Inpres) Jalan Daerah (IJD). Pembangunan ini diharapkan dapat mengurai kemacetan parah di area perbatasan Kota Surabaya dan Kabupaten Sidoarjo.

    Sebelumnya, Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, mengatakan bahwa, sampai saat ini proyek pembangunan flyover Taman Pelangi masih dalam tahap pembongkaran. “Pembongkaran adalah kewajiban kita, sementara pembangunannya dari pemerintah pusat karena itu jalan nasional,” ujar Eri di Surabaya, Rabu (27/8/2025).

    Eri menjelaskan, proyek ini menggunakan sistem konsinyasi dengan pemerintah pusat sebagai pelaksana. Pembangunan Flyover ditargetkan dimulai pada tahun 2026.

    “Pengerjaan tahun depan (2026) karena pelaksananya pemerintah pusat. Sudah masuk di Inpres Jalan Daerah (IJD),” jelasnya.

    Eri menambahkan, anggaran yang disiapkan untuk proyek pembangunan Flyover ini mencapai sekitar Rp300 miliar.

    Dengan selesainya proyek ini, diharapkan lalu lintas di wilayah perbatasan yang selama ini padat dapat teratasi secara efektif. Hal ini akan meningkatkan kelancaran mobilitas kendaraan warga dan memperlancar arus barang. (rma/ian)

  • Cerita ‘Ahmad Yani’ Sempat Datang Temui Istri Sampaikan Kabar Pascaperistiwa Lubang Buaya

    Cerita ‘Ahmad Yani’ Sempat Datang Temui Istri Sampaikan Kabar Pascaperistiwa Lubang Buaya

    GELORA.CO –  Putri Jenderal Anumerta Ahmad Yani, Amelia Ahmad Yani, menceritakan keluarganya mendapat kepastian bahwa Panglima Angkatan Darat ini telah gugur.

    Amelia dalam siniar YKCB dikutip pada Senin, 22 September 2025, menuturkan, setelah peristiwa Gerakan 30 September 1965 (G30S) PKI, semua keluarganya mengungsi di sebuah rumah di wilayah Pasar Minggu, Jakarta Selatan (Jaksel).

    “Itu adaya di Pasar Minggu karena banyak pohon rambutan. Jadi kami di sana itu ceritanya mengungsi,” ujarnya.

    Adapun rumah di Jalan Lembang Nomor 58, Menteng, Jakarta Pusat yang ditempati kala sang ayah diculik pasukan Cakrabirawa, dijadikan semacam Poskomando (Posko) untuk koordinasi dengan Kostrad.

    “Nah, tanggal 3 [Oktober] itu, Ibu [Yayu Rulia Sutowiryo] saya kan sudah enggak bangun-bangun, dia di kamar saja. Kita enggak pakai listrik waktu itu,” ucapnya.

    Sekitar pukul enam sore, Yayu keluar kamar dan tiba-tiba meminta agar diberikan kebaya hitam. Permintaan tersebut mengundang tanyak anak-anaknya.

    “Lah Ibu kenapa kok minta kebaya, buat apa,” kata Amelia mengingat permintaan sang bunda.

    Tiba-tiba, mulut sang bunda menyampaikan ucapan yang sangat menyedihkan sekaligus mengundang tanya karena belum ada orang yang menyampaikan kabar tentang kondisi pasti Jenderal Ahmad Yani usai diculik.

    “Bapak mu wis ora ono, ibu saya bilang gitu. Kok tahu gitu ya. Kita itu masih eggak tahu kalau Bapak itu sudah gugur, enggak tahu,” ujarnya.

    Amelia menyampaikan, meskipun pada peristiwa pagi buta 1 Oktober 1965 itu melihat tubuh ayahnya diseret para penculik, namun masih yakin dia masih hidup.

    “Katanya sih dirawat di rumah sakit, di mana saya juga enggak tahu. Ceritanya pengawal kan begitu,” katanya.

    Mulut Yayu kemudian berucap bahwa Ahmad Yani pada petang itu barusan datang dan menyampaikan pesan khusus.

    “Barusan Bapak itu datang, ibu saya bilang, jaga anak-anak,” ucap Amel menirukan ucapan sang bunda.

    Rupa-rupayanya, lanjut Amel, magrib itu, Lubang Buaya yang menjadi tempat pengumpulan para jenderal Angkatan Darat (AD) yang diculik, disiksa, kemudian dihabisi lalu dimasukkan ke sumur dan ditutup, sudah ditemukan.

    “Itu [sumur] lagi digali kan sama penggali-penggali [untuk evakuasi jenazah],” ucapnya.

    Setelah Ahamd Yani diculik, pengawal atau ajudannya, di antaranya Mayor CPM Subardi melakukan pencarian hingga sampai di daerah Lubang Buaya.

    Om Baldi, demikian keluarga Ahmad Yani biasa memanggil ajudan tersebut, sempat mencari lokasi tempat penguburan para jenderal.

    “Dicari sama Om Baldi yang nusuk-nusuk [tanah] gitu sama pak Kitman, menemukan yang bisa blus [jeblos]. Karena itu sudah rata, jadi enggak mungkin tahu kalau ada sumur,” ucapnya.

    “Nah, setelah ketemu itu [lokasi sumur], itu yang gaibnya ngasih tahu bahwa dia sudah enggak ada, sudah pergi gitu. Terus pesan sama ibu saya, jagak anak-anak. [Kami] nangis aja waktu itu. Ibu saya bilang, udah jangan nangis terus,” ungkapnya.

    Keesokan harinya, 4 Oktober 1965, Om Bardi baru datang ke rumah sekitar pukul 4 sore. Kondisinya tampak kusut, kelelahan, dan lusuh.

    “Uh matanya merah, keringat sudah enggak karu-karuan, bajunya kotor sekali, sepatu botnya penuh lumpur,” ungkapnya.

    Amelia yang kala itu berusia 15 tahun, menuturkan, pihak keluarga menanyakan perkembangan kepada Om Bardi.

    “Pertanyaannya cuman satu, sudah ketemu Bapak, Om? Sudah katanya,” katanya.

    Bardi kemudian melaporkan kondisi Jenderal Ahmad Yani kepada Yayu di dalam kamar. Setelah itu, baru anak-anak Ahamad Yani dipanggil.

    Anak-anak Ahamad Yani sontak loncat dari tempat tidur karena ingin segera mengetahui kepastian kondisi sang ayah.

    “Tapi Om Bardi saya lihat nunduk kepalanya, nangis. Aduh ini pasti firasat jelek sekali gitu. Ibu akhirnya gini, sekarang Bapak mu sudah benar-benar enggak ada, yang ada hanya Ibu dan kamu semua. Dan kamu harus bisa menerima kenyataan ini,” kata Amel.***

  • Marak Balap Liar di Bekasi, Warga: Bahaya, Dulu Pernah Kecelakaan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        23 September 2025

    Balap Liar di Jalan Ahmad Yani Bekasi Masih Marak, Petugas Akui Kerap Kucing-kucingan Megapolitan 22 September 2025

    Balap Liar di Jalan Ahmad Yani Bekasi Masih Marak, Petugas Akui Kerap Kucing-kucingan
    Tim Redaksi
    BEKASI, KOMPAS.com –
    Aksi balap liar di Jalan Ahmad Yani, Kecamatan Bekasi Selatan, kembali meresahkan warga dan pengguna jalan.
    Meski petugas gabungan rutin melakukan penjagaan, praktik tersebut tetap terjadi secara kucing-kucingan.
    Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bekasi, Zeno Bachtiar, mengatakan, Dishub bersama kepolisian, Satpol PP, dan aparat kecamatan sudah berupaya melakukan pengawasan di titik rawan balap liar tersebut.
    Namun, para pelaku kerap memanfaatkan kelengahan petugas.
    “Selalu kami jaga begitu, ketika kami lengah mereka lakukan lagi,” ujar Zeno saat dikonfirmasi, Senin (22/9/2025).
    Menurut Zeno, aksi balap liar bukan sekadar pelanggaran lalu lintas, tetapi juga berkaitan dengan aspek keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas).
    “Jadi untuk balap liar ini arahnya sudah ke kamtibmas ya, ada judi, miras. Jadi kami koordinasi juga ke Polresta kemudian ke Satpol PP dan kecamatan setempat, diperketat,” tambahnya.
    Hal senada disampaikan Kepala Satpol PP Kota Bekasi, Nesan Sujana. Ia menyebutkan, aksi balap liar kerap sulit dijangkau karena para pelaku berhenti beraksi ketika petugas tiba di lokasi.
    “Malam itu saya juga heran, di mana adanya. Kalaupun itu umpama benar kami akan melakukan tindakan yang benar-benar bersama unsur terkait yang membidangi,” kata Nesan, menanggapi kejadian balap liar yang sempat viral di media sosial pada Minggu (7/9/2025).
    Balap liar di Jalan Ahmad Yani kembali mencuat setelah sebuah akun Instagram @lbj_jakarta mengunggah video pemotor yang melakukan drag race pada Minggu (21/9/2025) dini hari sekitar pukul 03.10 WIB.
    Dalam unggahan tersebut disebutkan, aksi balap liar berlangsung di sekitar Kantor Pemkot Bekasi dan menimbulkan keresahan masyarakat.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Marak Balap Liar di Bekasi, Warga: Bahaya, Dulu Pernah Kecelakaan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        23 September 2025

    Cegah Balap Liar, Rumble Strip Bakal Dipasang di Dua Arah Jalan Ahmad Yani Bekasi Megapolitan 22 September 2025

    Cegah Balap Liar, Rumble Strip Bakal Dipasang di Dua Arah Jalan Ahmad Yani Bekasi
    Tim Redaksi
    BEKASI, KOMPAS.com
    – Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bekasi akan memasang rumble strip (pita penggaduh) di dua jalur Jalan Ahmad Yani.
    Rumble strip ini dipasang untuk mencegah digelarnya balap liar di ruas jalan tersebut.
    “Kanan kiri dipasang, minimal dua rumble strip,” ujar Kepala Dishub Kota Bekasi Zeno Bachtiar saat dikonfirmasi, Senin (22/9/2025).
    Zeno mengaku sudah melakukan survei untuk menentukan titik pemasangan rumble strip di Jalan Ahmad Yani.
    “Kemarin surveinya sudah untuk penentuan titiknya, rencananya bulan ini dipasang,” kata dia.
    Namun, Zeno mengaku belum tahu apakah rumble strip efektif untuk membuat pebalap liar tak lagi menggelar drag race di Jalan Ahmad Yani.
    “Setidaknya melakukan mitigasi, nanti kita lihat lagi. Apakah cukup atau kemudian efektivitasnya perlu kita tambah atau apa,” ucap dia.
    Sebelumnya, aksi balap liar kembali terjadi di Jalan Ahmad Yani, Kota Bekasi.
    Hal itu diketahui dari unggahan akun Instagram @lbj_jakarta yang menampilkan pemotor yang melakukan drag race di Jalan Ahmad Yani, sekitaran Kantor Pemkot Bekasi.
    “Aksi balap liar kembali meresahkan warga dan pengguna jalan yang melintas di Jalan Ahmad Yani, Bekasi, Minggu dini hari (21/9) sekira pukul 03.10 WIB,” bunyi keterangan dalam video yang diunggah @lbj_jakarta.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.