Tag: Ahmad Yani

  • 2 Anggota TNI Keroyok Warga Serang hingga Tewas Jadi Tersangka dan Ditahan

    2 Anggota TNI Keroyok Warga Serang hingga Tewas Jadi Tersangka dan Ditahan

    Serang

    Komandan Korem 064/Maulana Yusuf, Brigjen TNI Andrian Susanto, mengatakan dua anggotanya telah ditetapkan sebagai tersangka kasus pengeroyokan yang mengakibatkan tewasnya warga bernama Fahrul Abdilah (29). Kedua anggota TNI itu sudah ditahan di Denpom III/4 Serang.

    “Dari hasil pemeriksaan, sudah ditetapkan pada tanggal 18 April kemarin, ada dua anggota TNI yang menjadi tersangka dan saat ini sudah ditahan di Denpom III/4 Serang untuk pemeriksaan lebih mendalam,” kata Andrian di Makorem, Kota Serang, Senin (21/4/2025).

    Kedua orang anggota TNI tersebut ialah Pratu MI dan Pratu FS. Keduanya merupakan prajurit yang bertugas di Denma Korem 064/Maulana Yusuf.

    “Jadi untuk dua anggota TNI yang sudah menjadi tersangka, inisialnya adalah Pratu MI dengan Pratu FS, sebagai anggota Denma Korem,” jelasnya.

    Andrian menegaskan proses hukum kedua anggota TNI itu akan dilakukan secara transparan. Keduanya juga akan dihukum tegas sesuai dengan peraturan yang ada.

    “Kami juga akan meyakinkan bahwa apabila memang diduga anggota TNI yang terlibat akan mendapat hukum sesuai dengan hukum yang sudah ditentukan,” ujarnya.

    “Sudah ditahan dan ditangani oleh pihak Polresta Kota Serang,”ujarnya.

    Sebelumnya, dua anggota TNI dari Korem 064/Maulana Yusuf diduga mengeroyok warga hingga tewas di Kota Serang, Banten. Pengeroyokan oleh anggota TNI bersama warga sipil itu terjadi di Jalan Ahmad Yani, Kota Serang, Banten, Selasa (15/4) dini hari.

    “Lagi nongkrong gitu. Jadi ada salah satu temannya (korban) lagi, kenal dengan tongkrongan ini, dia datang sudah ada yang ngikutin,” kata Fikar bercerita kepada detikcom.

    Polresta Serang Kota juga telah menangkap dua warga yang melakukan pengeroyokan bersama dua anggota TNI. Mereka yang ditangkap polisi itu berinisial MS (24) dan JH (24).

    (bri/haf)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Diduga Bundir, Kakek Warga Mangunharjo Kota Probolinggo Tewas Tertabrak Kereta Api

    Diduga Bundir, Kakek Warga Mangunharjo Kota Probolinggo Tewas Tertabrak Kereta Api

    Probolinggo (beritajatim.com) – Seorang warga lanjut usia di Kota Probolinggo dilaporkan meninggal dunia setelah tertabrak kereta api. Korban, Waras Supriyadi, yang diketahui berusia 60 tahun dan beralamat di Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo, tewas usai insiden yang terjadi di perlintasan kereta api.

    Peristiwa tragis itu terjadi pada Minggu (20/4/2025) sore, sekitar pukul 17.00 WIB. Korban tertabrak oleh Kereta Api (KA) Logawa jurusan Ketapang-Purwokerto saat melintas di perlintasan sebidang berpalang pintu yang terletak di Jalan Ikan Kerapu, Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo.

    Berdasarkan rekaman video amatir warga yang sempat beredar, korban Waras Supriyadi terlihat berjalan menyusuri rel kereta api di lokasi kejadian. Di saat yang bersamaan, KA Logawa yang datang dari arah timur menuju barat, diketahui hendak berhenti di Stasiun Kota Probolinggo.

    Meskipun masinis KA Logawa telah berulang kali membunyikan klakson lokomotif sebagai peringatan, korban dilaporkan tidak mengindahkan suara peringatan tersebut. Akibatnya, insiden “temperan” atau tabrakan antara kereta api dan korban tak dapat dihindarkan, menyebabkan korban terlindas kereta.

    Manager Hukum dan Humas Daerah Operasi (Daop) 9 Jember, Cahyo Widiantoro, membenarkan kejadian tersebut. “Masinis kereta sudah membunyikan suling lokomotif berkali-kali, namun justru tidak dihiraukan oleh orang tersebut sehingga menyebabkan insiden temperan tidak terhindarkan,” jelas Cahyo Widiantoro.

    Akibat insiden ini, KA Logawa sempat berhenti sejenak untuk melakukan pemeriksaan rangkaian sebelum melanjutkan perjalanan menuju Ketapang. Kejadian ini menyebabkan KA Logawa mengalami kelambatan perjalanan sekitar 5 menit dari jadwal yang seharusnya.

    Sementara itu, korban Waras Supriyadi yang mengalami luka berat segera dievakuasi dari lokasi kejadian dan dilarikan ke RSUD dr. Mohamad Saleh Kota Probolinggo untuk mendapatkan penanganan medis. Namun nahas, korban dilaporkan menghembuskan nafas terakhirnya di rumah sakit.

    PT Kereta Api Indonesia (KAI) menyatakan penyesalannya atas insiden tersebut. KAI kembali mengimbau masyarakat, khususnya di wilayah Kota Probolinggo, untuk tidak melakukan aktivitas apapun di jalur kereta api karena sangat membahayakan keselamatan diri sendiri dan perjalanan kereta api. [ada/aje]

  • Sejarah dan Keunikan Ayam Taliwang, Ikon Kuliner Lombok

    Sejarah dan Keunikan Ayam Taliwang, Ikon Kuliner Lombok

    Ayam bakar yang semula disebut ayam pelalah berubah menjadi lebih pedas dan kaya rempah. Nama taliwang sendiri diambil dari asal pasukan yang membawa resep awal, sekaligus menjadi penanda lokasi awal penyebarannya di Karang Taliwang.

    Pada 1960-an, seorang perempuan bernama Manawiyah mulai menjual ayam pelalah di pasar Cakranegara. Hidangannya cepat populer, bahkan dikabarkan disantap oleh Jenderal Ahmad Yani sebelum peristiwa G30S/PKI.

    Ayam Taliwang dibuat dari ayam kampung muda yang dibakar setelah direndam bumbu pedas. Penyajiannya selalu dilengkapi dengan plecing kangkung (kangkung dengan sambal terasi) dan beberuk terong (terong mentah dengan sambal).

    Bumbu utamanya terdiri dari cabai merah, bawang putih, kencur, terasi, dan garam. Proses pembakaran memberi aroma khas yang menggugah selera.

    Kini, ayam taliwang tidak hanya menjadi kebanggaan Lombok, tetapi juga telah merambah pasar nasional. Restoran-restoran di Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Bali banyak yang menyajikan hidangan ini.

    Pada 2021, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI menetapkan ayam taliwang sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia. Langkah ini memperkuat upaya pelestarian kuliner yang telah menjadi bagian dari identitas budaya Sasak.

    Penulis: Ade Yofi Faidzun

  • Tampang 2 Pengeroyok Warga Serang Bareng 2 Oknum TNI hingga Tewas

    Tampang 2 Pengeroyok Warga Serang Bareng 2 Oknum TNI hingga Tewas

    Jakarta

    Polresta Serang Kota menangkap dua pelaku berstatus warga sipil yang melakukan pengeroyokan bersama dua anggota TNI terhadap korban, Fahrul Abdilah (29), hingga tewas. Dua pelaku inisial MS (24) dan JH (24) diamankan Denpom Serang, lalu diserahkan ke Polresta Serang Kota.

    “Terkait kasus ini diduga pelaku empat orang, dua diduga oknum TNI sudah diamankan di Denpom Serang, dua pelaku lainnya telah diserahkan oleh pihak Denpom kepada Satreskrim Polresta Serang Kota untuk diproses hukum lebih lanjut,” kata Kasat Reskrim Polresta Serang Kota Kompol Salahuddin, kepada wartawan, Sabtu (19/4/2025).

    Keduanya sudah berstatus tersangka dan masih dalam proses penyidikan intensif penyidik Polresta Serang Kota. Polisi berjanji akan mengungkap kasus ini sampai tuntas.

    “Menjamin proses hukum berjalan adil dan transparan,” ucapnya.

    Dia menyebut dua warga sipil bersama dua oknum TNI mengeroyok korban pada Selasa (15/4) pukul 02.30 WIB. Pengeroyokan dilakukan persis di kantor salah satu bank di Jalan Veteran (sebelumnya ditulis Jalan Ahmad Yani).

    “Pemukulan ke arah kepala dan tubuh korban serta teman-temanya,” ujarnya.

    Setelah dipukuli, korban mengalami luka parah dan tergeletak di jalan. Oleh rekannya, korban dibawa ke rumah yang kemudian dirujuk ke RSUD Banten.

    Korban dinyatakan meninggal dunia pada Jumat (18/4) pagi pukul 07.00 WIB. Jenazah dimakamkan pada siang hari di kampung halaman keluarganya di Sajira Lebak.

    Sebelumnya, Komandan Korem 064/Maulana Yusuf, Brigjen TNI Andrian Susanto, membenarkan ada anggotanya yang melakukan penganiayaan. Saat ini sudah ditangani secara internal.

    Andrian menjelaskan, secara prosedural, anggota TNI yang terlibat ditangani oleh Denpom. Sedangkan pelaku dari sipil ditangani oleh Polres.

    “Dua, (dari) Korem, betul,” ujarnya.

    (bri/fas)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Heboh Uang Tumpah di Jalan Ahmad Yani Balangan, Satpol PP hingga Warga Bantu Kumpulkan

    Heboh Uang Tumpah di Jalan Ahmad Yani Balangan, Satpol PP hingga Warga Bantu Kumpulkan

    TRIBUNJATENG.COM, BALANGAN – Warga Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan, menunjukkan aksi mulia saat menemukan uang puluhan juta rupiah yang tercecer di jalan.

    Kejadian ini terjadi pada Rabu pagi, 16 April 2025, di Jalan Ahmad Yani, tepatnya di sekitar Masjid Al Akbar, Kecamatan Paringin Selatan.

    Dalam video yang diunggah akun Instagram @infobanjar.id, tampak amplop coklat besar sobek dan uang pecahan Rp50.000 berserakan di tengah jalan.

    Beberapa pengendara yang melintas spontan berhenti dan ikut membantu mengumpulkan uang tersebut. Tak ketinggalan, petugas Satpol PP yang sedang melintas juga turun tangan.

    Salah satu petugas Satpol PP, Erni, mengatakan bahwa ia sedang dalam perjalanan mencari sarapan bersama rekannya saat melihat insiden itu.

    “Kami lihat ada bapak-bapak lari ngejar uang, terus bantu kumpulkan biar tidak mengganggu lalu lintas,” ujar Erni.

    Setelah uang terkumpul, petugas dan warga sekitar berupaya mencari pemilik uang dengan memeriksa CCTV di area terdekat.

    Tak lama berselang, pria pemilik uang datang menggunakan motor trail. Ia mengaku membawa uang dalam tas yang ritsletingnya tidak tertutup rapat.

    “Pas dia datang, uangnya sudah terkumpul. Langsung diambil, tapi tidak sempat dihitung di tempat,” kata Erni.

    Kasi Humas Polres Balangan, Iptu Eko Budi Mulyono, menyebutkan bahwa proses pengembalian uang hanya memakan waktu sekitar 15 menit.

    “Informasi dari warga, total uang yang berhasil dikumpulkan dan dikembalikan sekitar Rp25 juta, dan semua dalam kondisi utuh,” jelas Eko.

    Aksi warga dan petugas Satpol PP ini menuai pujian dari warganet. Kejujuran serta kepedulian masyarakat menjadi contoh nyata nilai-nilai kebaikan yang masih terjaga di tengah kehidupan sosial.

  • Uang Rp25 Juta Berhamburan di Balangan Kalsel, Warga Kembalikan ke Pemilik – Halaman all

    Uang Rp25 Juta Berhamburan di Balangan Kalsel, Warga Kembalikan ke Pemilik – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sebuah video yang merekam momen warga Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan, memungut uang pecahan Rp50.000 yang berhamburan di jalanan, menjadi viral di media sosial.

    Peristiwa ini terjadi pada Rabu pagi, 16 April 2025, di Jalan Ahmad Yani dekat Masjid Al Akbar Balangan, Kecamatan Paringin Selatan.

    Dalam video yang diunggah oleh akun Instagram @infobanjar.id, terlihat amplop coklat besar yang sobek tergeletak di jalan.

    Beberapa pengendara berhenti untuk membantu agar lalu lintas tidak terganggu.

    Petugas Satpol PP yang melintas juga turut mengamankan uang yang tercecer.

    Salah satu anggota Satpol PP, Erni, menjelaskan bahwa saat itu ia dan rekannya sedang dalam perjalanan mencari sarapan.

    “Saya dan teman saya mau pergi beli makan pagi, lalu melihat bapak-bapak yang ngejar uang itu supaya kembali ke tempat uang yang jatuh,” ungkap Erni.

    Setelah uang terkumpul, anggota Satpol PP berusaha mencari pemilik uang dengan memeriksa rekaman CCTV di sekitar lokasi.

    Tak lama kemudian, pemilik uang yang diduga kehilangan datang menggunakan sepeda motor trail.

    Erni menambahkan bahwa pemilik uang mengaku ritsleting tasnya tidak tertutup saat membawa uang tersebut.

    Ketika pemilik datang, uang yang berhamburan sudah terkumpul.

    Namun, nominal pasti uang yang berhasil dipungut saat itu belum dapat dipastikan, karena pemilik langsung mengambilnya tanpa menghitung.

    Kepala Seksi Humas Polres Balangan, Iptu Eko Budi Mulyono, menyatakan bahwa uang tersebut dikembalikan hanya berselang sekitar 15 menit setelah pemungutan.

    Ia tidak dapat memastikan jumlah uang yang berhamburan, namun menurut informasi dari warga, uang yang berhasil dipungut berjumlah sekitar Rp25 juta.

    “Uang itu dikembalikan dalam keadaan utuh, tak kurang sebesar pun,” kata Eko.

    Peristiwa ini menunjukkan kepedulian masyarakat dan integritas dalam mengembalikan harta yang bukan miliknya, sehingga menjadi contoh positif bagi masyarakat lainnya.

    (Tribunnews.com/Isti Prasetya)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • 4 Aksi Bejat Dokter Pelaku Pelecehan Seksual Terungkap di Awal Tahun 2025, Terbaru Dokter PPDS UI – Halaman all

    4 Aksi Bejat Dokter Pelaku Pelecehan Seksual Terungkap di Awal Tahun 2025, Terbaru Dokter PPDS UI – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Dalam kurun waktu dua bulan, yakni Maret hingga April 2025 ini, sudah ada tiga kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh seorang dokter.

    Aksi bejat para dokter tersebut dilakukan di tempat yang semestinya aman bagi para pasien untuk mendapatkan penyembuhan.

    Kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh para dokter itu terungkap di media sosial.

    Berikut telah dirangkum Tribunnews empat kasus pelecehan yang dilakukan oleh tiga dokter di awal tahun 2025 ini.

    1. Dokter Anestesi Priguna Anugerah Pratama

    Pertama adalah kasus dokter residen yang melakukan kekerasan seksual terhadap anak pasien di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, pada 18 Maret 2025 lalu.

    Dokter tersebut diketahui bernama Priguna Anugerah Pratama (PAP), seorang mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Jurusan Anestesi Universitas Padjadjaran (Unpad).

    Adapun, korban yang menjadi korban rudapaksa pelaku tersebut diketahui berinisial FH (21).

    Dokter residen itu melakukan aksi bejatnya di salah satu ruangan lantai 7 gedung RSHS atau di ruangan baru.

    Saat itu, korban diketahui tengah menjaga ayahnya yang dirawat dan membutuhkan transfusi darah.

    Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jabar, Kombes Surawan menegaskan, korban ini tak tahu tujuan dari pelaku namun dibawa ke ruangan yang baru di RSHS.

    Pelaku kemudian mendekati korban dengan dalih melakukan pemeriksaan crossmatch, yakni kecocokan golongan darah untuk keperluan transfusi.

    Dokter residen itu kemudian menyuntikkan cairan yang diduga mengandung obat bius jenis Midazolam hingga korban tidak sadarkan diri.

    Pelaku ini memanfaatkan kondisi kritis ayah korban dengan dalih akan melakukan transfusi darah.

    “Korban berusia 21 tahun sedangkan pelaku 31 tahun. Awal kejadian pukul 17.00 WIB.”

    “Pelaku ini mau mentransfusi darah bapak korban karena kondisinya kritis, dan si pelaku meminta anaknya saja untuk melakukan transfusi,” ujarnya, Rabu (9/4/2025).

    Korban pun siuman beberapa jam kemudian dan mengaku merasa nyeri tidak hanya di bagian tangan bekas infus, tetapi juga di area kemaluan.

    Karena hal tersebut, korban pun langsung menjalani visum dan hasilnya menunjukkan adanya cairan sperma di kemaluannya.

    Berdasarkan hasil visum, kata Surawan, ditemukan sperma untuk diuji DNA dari alat vital korban serta alat kontrasepsi.

    Surawan pun mengatakan kondisi korban saat ini membaik meski sedikit trauma.

    Kasus ini pertama kali terungkap ke publik setelah diunggah akun Instagram @ppdsgram pada Selasa (8/4/2025) malam.

    Selain FH, diketahui ada dua orang lainnya yang menjadi korban rudapaksa Priguna, mereka merupakan pasien RSHS.

    Priguna menggunakan modus yang sama saat akan merudapaksa kedua korban tersebut.

    Atas perbuatannya itu, Priguna Anugerah Pratama dijerat dengan Pasal 6 C UU Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual. 

    Dokter residen tersebut terancam hukuman penjara maksimal 12 tahun.

    Kemudian, karena perbuatannya itu berulang, polisi juga menerapkan Pasal 64 KUHP dengan hukuman 17 tahun penjara.

    Tak hanya itu saja, Surat Izin Praktik (SIP) milik Priguna dicabut pihak Konsil Kesehatan Indonesia (KKI) dan Surat Tanda Registrasi (STR) sebagai dokter juga turut dinonaktifkan.

    Untuk informasi, Priguna kini telah ditetapkan sebagai tersangka atas kasus rudapaksa tersebut dan terbukti memiliki kelainan seksual.

    2. Dokter Kandungan Muhammad Syafril Firdaus

    DOKTER KANDUNGAN GARUT – Sosok dokter kandungan di Garut yang viral di media sosial karena diduga melecehkan ibu hamil jadi sorotan. Beredar CCTV saat dokter tersebut diduga melecehkan pasien ketika USG kehamilan. Berikut telah dirangkum empat kasus pelecehan yang dilakukan oleh tiga dokter di awal tahun 2025 ini, dari dokter anestesi hingga spesialis kandungan. (ist/Instagram drg Mirza)

    Belum selesai kasus dokter anestesi PPDS itu, publik dihebohkan kembali dengan kasus pelecehan seksual dokter kandungan di Garut, Jawa Barat.

    Kasus tersebut viral di media sosial dan dokter itu diketahui bernama Muhammad Syafril Firdaus.

    Aksi dokter spesialis kandungan itu terekam CCTV, dia diduga melakukan hal tak senonoh terhadap pasiennya saat pemeriksaan USG.’

    Dalam rekaman video, dokter kandungan itu sedang mengecek kondisi kandungan pasien menggunakan alat USG di bagian perut.

    Tetapi, alat USG itu terus beralih ke bagian atas perut dan tangan kiri dokter itu memegang bagian atas perut korban, sampai diduga memegang bagian sensitif pasien tersebut.

    Adapun, rekaman video viral itu diunggah oleh drg. Mirza Mangku Anom, seorang Dokter Spesialis Konservasi Gigi.

    “Ini semua bukti aku punya lengkap lho, rekaman CCTV versi lengkap aku juga punya dan aku selalu kesel ngeliat yang begini-begini,” tulis dokter Mirza dalam unggahannya di Instagram.

    Namun, dari pihak Dinkes menyatakan bahwa kasus itu sudah terjadi pada 2024 lalu di klinik yang beralamat di Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Pakuwon.

    Kepala Dinas Kesehatan Garut, Leli Yuliani mengatakan, dulu memang sempat ada laporan ke dinkes mengenai hal tersebut.

    Namun, katanya, kasus itu sudah diselesaikan secara kekeluargaan.

    Leli mengakui, pihaknya memang belum sempat melakukan pemeriksaan secara mental dan psikologis terhadap pasien itu.

    Pasalnya, pasien atau korban saat ini sudah tidak berada di Garut.

    Leli juga mengatakan bahwa terduga pelaku juga sudah tidak lagi praktik di klinik tersebut, dilihat dari sistem informasi sumber daya manusia dinas kesehatan.

    “(Sekarang) yang bersangkutan sudah tidak ada izin praktek satu pun di wilayah Kabupaten Garut,” ujar Leli kepada awak media melalui keterangan resminya, Selasa (15/4/2025), dikutip dari TribunJabar.id.

    Leli kemudian menegaskan bahwa terduga pelaku bukan aparatur sipil negara (ASN).

    Berdasarkan dari riwayat praktiknya, terduga pelaku pernah bekerja di beberapa fasilitas kesehatan.

    Di antaranya adalah Rumah Sakit Malangbong hingga beberapa klinik dan rumah sakit di Garut.

    Selain itu, dokter kandungan tersebut juga diketahui bukan orang asli Garut.

    “Yang bersangkutan juga bukan orang sini (Garut),” ungkap Leli.

    Sementara itu, Polres Garut mengetahui kejadian viral tersebut pada Senin (14/4/2025) malam. 

    “Kami telah menangani kasus ini dan masih dalam penyelidikan. Kami dapatkan infonya sejak Senin malam,” ujar Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Garut Ajun Komisaris, Joko Prihatin, Selasa (15/4/2025). 

    Tim gabungan dari Polda Jabar dan Polres Garut kemudian memeriksa tempat praktik dokter yang diduga menjadi pelaku pelecehan seksual itu.

    Kin, pelaku diketahui sudah diamankan. 

    “Jadi perlu saya informasikan bahwasanya untuk update terkini dari peristiwa di Garut, untuk dokter pelaku sudah diamankan,” ujarnya seperti dikutip dari Catatan Demokrasi yang tayang di TV One, Selasa.

    Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Pol.Hendra Rochmawan mengatakan sang dokter dijerat dengan Pasal 6 B dan C dan atau Pasal Pasal 15 Ayat 1 Huruf B UU RI Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual.

    “Dengan ancaman hukumannya 12 tahun penjara dan denda Rp 300 juta,” ujarnya kepada wartawan saat jumpa pers kasus tersebut di Mapolres Garut, Kamis (17/4/2025), dikutip dari TribunPriangan.com.

    Hukuman itu bisa menjadi lebih berat jika semakin banyak korban yang bersedia melapor secara resmi. 

    Menurut Hendra, laporan formil dari para korban sangat dibutuhkan agar pihaknya dapat menjerat sang dengan hukuman yang maksimal.

    “Maka kami membuka layanan aduan, keamanan dan identitas pelapor akan kami jamin rahasianya,” ungkapnya.

    Kapolres Garut AKBP Fajar M Gemilang mengatakan bahwa hingga saat ini baru ada satu korban yang resmi melapor.

    Korban merupakan seorang wanita berusia 24 tahun berinisial AED 

    3. Dokter Persada Hospital Malang Berinisial AY

    Setelah dua kasus dokter di Bandung dan Garut tersebut, muncul lagi kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh dokter di Kota Malang, Jawa Timur.

    Adapun, informasi terkait kejadian itu diposting langsung oleh terduga korban yang merupakan seorang perempuan asal Bandung, Jawa Barat berinisial QAR (31).

    QAR menyatakan kejadian yang dialaminya itu terjadi dua tahun yang lalu atau tepatnya di bulan September 2022.

    “Pada bulan September itu, saya berangkat sendirian ke Malang buat liburan. Tetapi karena saya ini orangnya ringkih, akhirnya saya mengalami sakit,” jelasnya saat dikonfirmasi lewat telepon pada Rabu (16/4/2025), dikutip dari SuryaMalang.com.

    Setelah itu, QAR mencari informasi secara online tentang rumah sakit terbaik di Malang dan diarahkan ke salah satu rumah sakit swasta yang ada di Kecamatan Blimbing Kota Malang.

    “Lalu di tanggal 26 September 2022 sekira jam 01.00 WIB dini hari, saya menuju ke Persada Hospital dan masuk lewat Instalasi Gawat Darurat (IGD). Lalu, disitu saya ketemu dengan dokter berinisial AY dan diperiksa terus sempat diinfus,” terangnya.

    Dalam pemeriksaan itu, pasien QAR didiagnosa mengalami sinusitis dan vertigo berat serta harus dilakukan pemeriksaan rontgen, tapi hasilnya tidak langsung keluar.

    AY pun mengarahkan QAR ke bagian meja perawat dan diminta untuk memberikan nomor kontak WhatsApp, kemudian diperbolehkan meninggalkan rumah sakit.

    “AY ini bilang untuk menyerahkan nomor kontak WhatsApp (WA) ke meja suster. Alasannya, hasil rontgen akan dikirim oleh pihak rumah sakit ke nomor WA saya,” jelasnya.

    Namun, ternyata kondisinya tak membaik, dan di hari yang sama pada malam harinya, QAR kembali lagi ke rumah sakit tersebut lalu untuk diobservasi, kemudian dipindahkan ke ruangan kamar VIP.

    Lalu, pada keesokan harinya atau di tanggal 27 September 2022, hasil rontgennya telah keluar.

    Namun, QAR dibuat terkejut karena yang memberitahu lewat WhatsApp tentang hasil rontgen itu bukanlah nomor rumah sakit, melainkan nomor dari dokter AY tersebut.

    Awalnya, QAR berpikiran positif karena hanya sekedar mengabarkan hasil rontgen, tapi ternyata dokter AY justru semakin intens melakukan chat dan mengarah ke hal pribadi.

    “Di dalam chatnya, AY tanya kabar saya lalu tanya sudah tidur kah sambil juga menawarkan kopi. Tetapi chat itu tidak saya balas, karena saya merasa dokter kok seperti ini,” ucapnya.

    Ketika menjalani rawat inap tersebut, tiba-tiba dokter AY melakukan kunjungan ke kamar sambil membawa stetoskop.

    Padahal di saat itu, QAR sedang dijenguk oleh temannya, lalu temannya itu berpamitan pulang.

    Di saat itulah, gelagat aneh itu mulai terlihat, diawali ketika dokter AY menutup seluruh gorden kamar inap lalu menyuruh QAR membuka baju rawat inapnya.

    “Alasannya mau diperiksa dan meski sudah tidak nyaman, tapi masih menuruti. Setelah itu, AY menyuruh saya buka bra,”

    “Dari situ saya mulai berpikir, kok jadi seperti ini dan hal itu membuat saya bingung sekaligus ketakutan. Akhirnya, saya menuruti dan membuka bra,” bebernya.

    Selanjutnya, ia melakukan pemeriksaan dengan cara menempelkan stetoskop ke bagian dada kiri dan kanan sekaligus terus menyenggol bagian payudara dari QAR.

    Lalu tidak lama kemudian, si AY mengeluarkan handphone-nya.

    “Saya bilang, ngapain dok kok mengeluarkan HP. Si AY menjawab mau balas WA teman, jadi posisinya tangan kanan masih pegang stetoskop menempel di dada kanan saya dan tangan satunya memegang HP,”

    “Tetapi, posisi HP nya itu berada tepat mengarah ke dada saya. Langsung saya tarik baju ke atas dan menutup bagian dada, dan saya bilang ke AY mau tidur istirahat,” bebernya.

    Setelah itu, AY menghentikan perbuatannya dan langsung keluar kamar.

    Kemudian, keesokan harinya, QAR diperbolehkan pulang karena kondisi yang sudah membaik.

    Atas kejadian tersebut, QAR pun membuat laporan ke Polresta Malang Kota pada Jumat (18/4/2025).

    “Pada hari ini, kami bersama korban akan membuat laporan di Polresta Malang Kota,” jelas Kuasa hukum QAR, Satria Marwan, dikutip dari SuryaMalang.com.

    Untuk diketahui, QAR bukanlah warga Malang, ia menyempatkan diri datang ke Malang dari Jawa Barat untuk membuat laporan polisi tersebut.

    Sementara itu, Satreskrim Polresta Malang Kota menyatakan siap menerima laporan dari QAR.

    Kasat Reskrim Polresta Malang Kota, Kompol Muhammad Soleh mengatakan, setelah laporan diterima, akan segera dilakukan proses ke tahap penyelidikan.

    “Silahkan, segera melapor ke kami. Kami siap menerima laporannya dan selanjutnya kami proses ke tahap penyelidikan,” pungkasnya.

    Hingga saat ini, diketahui bahwa pihak Persada Hospital Malang masih melakukan penyelidikan internal untuk mendalami kejadian dugaan pelecehan seksual tersebut.

    Sebagai langkah awal, pihak manajemen rumah sakit pun telah mengambil sikap tegas. Yaitu menonaktifkan dokter AY selama proses persidangan etik dan disiplin yang dijalaninya.

    4. Dokter PPDS UI Berinisial 

    Terbaru, ada kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh dokter Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Indonesia (UI) inisial MAES (39).

    MAES diduga melakukan pelecehan seksual terhadap mahasiswi Praktik Kerja Lapangan (PKL), inisial SSS, pada Selasa (15/4/2025).

    Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro membenarkan pihaknya menerima laporan korban terkait kasus tersebut. 

    Menurutnya, status kasus masih dalam proses penyelidikan untuk menentukan ada atau tidaknya unsur pidana.

    “Saat ini dalam penyelidikan, empat saksi sudah diperiksa,” kata Susatyo saat dikonfirmasi, Jumat (18/4/2025).

    Namun, Susatyo belum mengungkapkan saksi-saksi yang telah diperiksa. 

    Dari informasi yang beredar, pelaku diam-diam merekam seorang mahasiswi yang sedang mandi di sebuah indekos di Gg. Pancing No. 5 Kel. Rawasari, Kec. Cempaka Putih Jakarta Pusat, pada Selasa (15/4/2025).

    Saat itu, korban melihat ada tangan yang memegang ponsel dari arah ventilasi kamar mandi.

    Sebelum berteriak, mahasiswi itu sempat memegang tangan pelaku yang sedang mengabadikan momen di kamar mandi itu, hingga membuat situasi di kamar kos mendadak geger. 

    Atas kejadian tersebut, korban bersama pihak indekos melaporkannya ke pihak berwajib. 

    Sekarang ini, pelaku diketahui sudah ditetapkan sebagai tersangka.

    Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat, AKBP Muhammad Firdaus mengatakan, kini MAES telah ditahan di Polres Metro Jakarta Pusat.

    “Penyidik sudah melakukan penahanan terhadap tersangka,” katanya, Jumat.

    Firdaus mengungkapkan, akibat kejadian tersebut, korban mengalami trauma.

    “Terlapor dengan sengaja merekam pelapor yang sedang mandi dengan menggunakan handphone milik pribadi sehingga pelapor merasa dirugikan dan trauma,” tuturnya.

    Sementara itu, Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Susatyo Purnomo Condro mengatakan bahwa MAES dijerat dengan pasal tentang pornografi.

    MAES pun terancam hukuman 12 tahun penjara akibat perbuatannya tersebut.

    Susatyo juga mengatakan tersangka sudah ditahan sejak Kamis (17/4/2025) kemarin.

    “Ditahan mulai tanggal 17 April 2025. Terhadap tersangka diterapkan Pasal 29 jo. Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 35 juncto Pasal 9 UU RI Nomor 44 tahun 2008 ttg Pornografi ancaman pidana penjara paling lama 12 tahun,” katanya, dikutip dari Kompas.com.

    Terkait dengan kasus ini, Susatyo mengungkapkan, pihaknya akan merilis lebih lengkap terkait kasus ini pada Senin (21/4/2025) pekan depan.

    “Lebih jelasnya, Senin akan dirilis ya,” tuturnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di SuryaMalang.com dengan judul Viral Dokter Rumah Sakit Swasta di Malang Diduga Lakukan Tindakan Cabul ke Pasien

    (Tribunnews.com/Rifqah/Endra/Yohanes Listyo) (TribunJabar.id/Muhamad Nandri) (SuryaMalang.com/Kukuh Kurniawan) (TribunPriangan.com/Sidqi Al Ghifari) (Kompas.com)

  • Bukan Grepe-grepe Seperti Video Viral di Garut, Ini Prosedur Pemeriksaan USG oleh Dokter Kandungan – Halaman all

    Bukan Grepe-grepe Seperti Video Viral di Garut, Ini Prosedur Pemeriksaan USG oleh Dokter Kandungan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG – Kasus dugaan pelecehan yang dilakukan dr M Syafril Firdaus (MSF) SpOG, dokter spesialis kandungan di Garut Jawa Barat mengundang perhatian banyak pihak. 

    Kali ini Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Jawa Barat ikut bicara. 

    Ketua IDI Jabar dr. Moh Luthfi, menegaskan pentingnya profesionalisme dan etika dalam pelaksanaan pemeriksaan USG (ultrasonografi) terhadap pasien, khususnya dalam konteks pemeriksaan kandungan. 

    Menurut dr. Luthfi, dalam melakukan pemeriksaan USG, seorang dokter wajib bersikap sopan santun dan menghormati pasien sebagai individu yang memiliki hak dan martabat. 

    “Dokter harus memperkenalkan diri terlebih dahulu kepada pasien sebelum memulai pemeriksaan. Ini adalah langkah awal membangun kepercayaan,” ujarnya, kepada Tribunjabar.id, Rabu (16/4/2025). 

    Lebih lanjut, pemeriksaan harus dilakukan dengan pendampingan dari tenaga kesehatan lain seperti perawat atau bidan. 

    Selain itu, dokter juga diwajibkan untuk menjelaskan secara rinci rencana pemeriksaan serta tujuan medis yang ingin dicapai, agar pasien memahami prosedur yang akan dilakukan.

    “Setelah itu, persetujuan pasien maupun keluarganya harus didapatkan terlebih dahulu sebelum pemeriksaan dilakukan. Ini bagian dari informed consent yang menjadi pilar etika kedokteran,” kata dr. Luthfi.

     

    Prosedur USG, bukan asal sentuh apalagi grepe-grepe

    Dokter Luthfi juga menjelaskan jika dalam pemeriksaan Ultrasound Sonography Test (USG) kandungan, fokus utama adalah pada lokasi yang sesuai dengan indikasi atau tujuan pemeriksaan. 

    Dokter tidak boleh asal menyentuh bagiana tubuh pasien yang akan diperiksa. 

    “Standar pelaksanaannya juga diatur secara teknis, satu tangan dokter memegang probe USG, sementara tangan lainnya mengoperasikan keyboard alat untuk mengukur parameter-parameter penting yang dibutuhkan,” tuturnya. 

    DOKTER KANDUNGAN GARUT – Seorang dokter kandungan yang berpraktik di Kabupaten Garut, Jawa Barat, diduga melakukan tindakan pelecehan seksual terhadap pasien yang sedang melakukan ultrasonografi (USG), (kolase foto, Selasa (15/4/2025). (Instagram @ahmadsahroni88)

    Sebelumnya, sebuah video yang diduga menunjukkan tindakan pelecehan oleh seorang dokter kandungan di Garut terhadap pasiennya beredar luas di media sosial. 

    Dalam video berdurasi 53 detik tersebut, terlihat dokter yang tengah melakukan pemeriksaan USG kepada seorang wanita, dengan bagian tertentu dari tubuh pasien yang diduga diraba secara tidak pantas. 

    Tindakan pemeriksaan pasien oleh MSF menuai protes karena tangan sang dokter grep-grepe (diambil dari bahasa gaul) atau menyentuh organ intim dan area sensitif pria atau organ intim dan area sensitif wanita 

    Sanksi untuk dokter cabul

    Menanggapi apa yang dilakukan MSF, dr. Moh Luthfi, menegaskan bahwa pihaknya sedang memproses sanksi disiplin dan etik terhadap seorang dokter di Garut yang diduga melakukan pelecehan terhadap pasien. 

    “Terkait kasus dugaan pelecehan terhadap pasien, IDI mengecam keras perilaku dokter yang tidak sesuai dengan SOP dan etika profesi, dan akan memberikan sanksi disiplin dan etika kepada dokter yang bersangkutan. Sanksi disiplin dan etika saat ini sedang berproses di IDI,” ujarnya.

    TRACK RECORD SYAFRIL – M Syafril Firdaus, dokter kandungan yang diduga melakukan pelecehan terhadap pasiennya di Garut, Jawa Barat, disebut memiliki track record yang buruk. Ia telah diamankan Polres Garut pada Selasa (15/4/2025), dan kini masih menjalani pemeriksaan. (pasca.ars.ac.id via TribunJabar.id)

    Dokter kandungan yang diduga melakukan pelecehan itu telah ditangkap polisi.

    “Yang jelas kami amankan untuk diduga pelaku, untuk dokter kita amankan sekarang sedang diperiksa,” ungkap Kasatreskrim Polres Garut AKP Joko Susanto, Selasa (15/4/2024). 

     

    Jejak kasus dugaan pelecehan dokter kandungan di Garut

    Berikut jejak kasus pelecehan yang dilakukan dokter MSF.

    Videonya viral, beredar di Medsos April 2025

    Video dokter MSF melakukan peecehan viral di lini masa media sosial.

    Viralnya video tersebut disertai dengan beragam keterangan permintaan warganet terhadap kepolisian untuk mengusut tuntas kasus tersebut.

    Dokter spesialis kandungan tersebut terekam kamera pengawas saat diduga melakukan tindakan mencurigakan ketika tengah melakukan pemeriksaan USG terhadap pasien.

    Adalah drg. Mirza Mangku Anom, seorang Dokter Spesialis Konservasi Gigi, melalui akun Instagram pribadinya mengunggah rekaman video itu. 

    “Ini semua bukti aku punya lengkap lho, rekaman CCTV cersi lengkap aku juga punya dan aku selalu kesel ngeliat yang begini-begini,” tulis dokter Mirza dalam unggahannya.

     

    Terjadi Juni 2024 

    Usai video dokter MSF cabul viral, Dinas Kesehatan Kabupaten Garut buka suara dan membuka jika kasus ini  terjadi tahun 2024 di klinik yang beralamat di Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Pakuwon Kabupaten Garut.

    Dari sistem informasi sumber daya manusia Dinas Kesehatan diketahui jika saat ini terduga pelaku diketahui sudah tidak praktek di tempat tersebut.

    “(Sekarang) yang bersangkutan sudah tidak ada izin praktek satu pun di wilayah Kabupaten Garut,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Garut dr. Leli Yuliani kepada awak media melalui keterangan resminya, Selasa (15/4/2025).

    Polisi juga menjelaskan peristiwa yang viral itu terjadi pada Juni 2024.

    Ia menuturkan, bahwa dulu memang sempat ada laporan ke dinas kesehatan dan kasus tersebut sudah diselesaikan secara kekeluargaan.

    Pihaknya juga ucap Leli, belum sempat melakukan pemeriksaan secara mental dan psikologis, karena yang bersangkutan saat ini sudah tidak lagi berada di Garut.

    Leli juga menegaskan bahwa terduga pelaku bukan aparatur sipil negara (ASN), namun dari riwayat prakteknya diketahui terduga pelaku pernah bekerja di beberapa fasilitas kesehatan.

    Mulai dari Rumah Sakit Malangbong, hingga beberapa klinik dan rumah sakit di Garut.

    “Yang bersangkutan juga bukan orang sini (Garut),” ungkapnya.

    (Tribunnews.com/Anita K Wardhani/Tribun Jabar, Nappisah)

    Artikel ini sebagian tayang di TribunJabar.id dengan judul IDI Jabar Jelaskan SOP Pemeriksaan USG: Pascaviral Video Pelecehan oleh Dokter Kandungan di Garut,

  • Langkah TNI rebut Padang dan lumpuhkan pemberontakan PRRI

    Langkah TNI rebut Padang dan lumpuhkan pemberontakan PRRI

    Pendaratan pasukan TNI di Pantai Padang sebagai bagian dari Operasi 17 Agustus. (https://tinyurl.com/5mdurz5j)

    17 April 1958: Langkah TNI rebut Padang dan lumpuhkan pemberontakan PRRI
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Kamis, 17 April 2025 – 06:00 WIB

    Elshinta.com – Tentara Nasional Indonesia (TNI) melancarkan Operasi 17 Agustus pada 17 April 1958 untuk menumpas pemberontakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di Sumatra Barat. Operasi militer gabungan ini dipimpin oleh Kolonel Ahmad Yani dan berhasil merebut kembali kota Padang serta wilayah-wilayah strategis lainnya dari kendali kelompok separatis.

    Operasi ini merupakan respons pemerintah pusat terhadap deklarasi PRRI yang diumumkan pada 15 Februari 1958. Pemerintahan tandingan itu dibentuk oleh sejumlah tokoh sipil dan militer dari daerah yang menentang kebijakan politik dan ekonomi Presiden Soekarno. Pemerintah pusat menilai PRRI sebagai ancaman terhadap keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), sehingga perlu ditindak secara tegas.

    Dengan dukungan kekuatan dari matra darat, laut, dan udara, pasukan TNI mendarat di Padang dan melakukan serangan terkoordinasi. Dalam waktu kurang dari sebulan, wilayah seperti Solok, Bukittinggi, dan Payakumbuh berhasil dikuasai kembali. Beberapa pemimpin PRRI melarikan diri ke luar negeri, sementara sisanya menyerah kepada pemerintah.

    Operasi 17 Agustus menjadi salah satu contoh nyata tindakan militer pemerintah untuk menjaga keutuhan wilayah Indonesia. Meski efektif secara militer, operasi ini juga menimbulkan dampak sosial dan politik yang panjang di wilayah bekas basis PRRI. Ketegangan antara pusat dan daerah menjadi catatan penting dalam sejarah politik Indonesia pasca-operasi.

    Sumber : Sumber Lain

  • Viral! Ambulans RSUD Ahmad Yani Metro Mogok di Depan IGD

    Viral! Ambulans RSUD Ahmad Yani Metro Mogok di Depan IGD

    Lampung, Beritasatu.com – Sebuah video yang memperlihatkan ambulans mogok di depan Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Ahmad Yani, Metro, Lampung, viral di media sosial. Peristiwa ini menjadi bahan perbincangan dan sindiran dari warganet maupun masyarakat Kota Metro.

    Dalam video amatir berdurasi 30 detik yang beredar luas, tampak satu unit mobil ambulans milik RSUD Ahmad Yani mogok tepat di depan ruang IGD pada Selasa (14/4/2025) malam. Ambulans tersebut diketahui hendak digunakan untuk mengantar pasien saat mengalami kendala teknis.

    Tampak sejumlah pegawai RSUD Ahmad Yani berupaya mendorong mobil ambulans tersebut agar dapat kembali berfungsi. Suara perekam video pun terdengar menyayangkan kondisi ambulans yang mogok, terutama karena menyangkut nyawa pasien.

    “Ya Allah, dibelikan saja ambulans baru atau diperbaiki supaya enggak mogok. Kalau bawa pasien bagaimana, bisa cepat modar (meninggal) pasiennya,” ujar perekam video dalam nada geram.

    Video ini dengan cepat menyebar dan menjadi viral di media sosial, memicu reaksi dari masyarakat yang menyoroti kualitas sarana dan prasarana di rumah sakit milik pemerintah tersebut.

    Menanggapi viralnya kejadian tersebut, pihak RSUD Ahmad Yani Kota Metro segera melakukan pengecekan menyeluruh terhadap kondisi seluruh armada ambulans.

    Wakil Direktur RSUD Ahmad Yani Metro, Hasril Syahdu, menjelaskan berdasarkan hasil pemeriksaan, penyebab mogoknya ambulans tersebut adalah kerusakan ringan.

    “Setelah dibawa ke bengkel, diketahui masalahnya ada pada sistem kelistrikan. Kepala aki mengalami korosi yang menghambat aliran listrik ke starter kendaraan,” ujar Hasril di ruang kerjanya, Rabu (16/4/2025).

    Pihak RSUD Ahmad Yani menyampaikan apresiasi kepada masyarakat yang telah menunjukkan kepedulian terhadap kondisi sarana dan prasarana di rumah sakit tersebut, dan berkomitmen untuk terus meningkatkan mutu pelayanan.

    Ia menegaskan insiden ambulans mogok tersebut tidak sampai mengganggu pelayanan rumah sakit kepada pasien. Permasalahan teknis pada ambulans juga telah diselesaikan dan kendaraan kembali dapat digunakan.