Tag: Ahmad Sahroni

  • Ekonom Wanti-Wanti Sentimen Negatif Investor hingga Panic Buying jika Ricuh Berlanjut

    Ekonom Wanti-Wanti Sentimen Negatif Investor hingga Panic Buying jika Ricuh Berlanjut

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah diminta untuk segera mengembalikan stabilitas politik di tengah aksi unjuk rasa besar-besaran yang kini sudah bereskalasi hingga menjadi kericuhan sampai dengan penjarahan. Apabila tidak, hal itu dikhawatirkan menimbulkan sentimen negatif terhadap investor.

    Aksi demonstrasi yang awalnya berpusat di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (28/8/2025) telah menyebar ke Mako Brimob, Polda Metro Jaya hingga beberapa titik di daerah di Ibu Kota. Bahkan aksi unjuk rasa semakin meluas hingga luar Pulau Jawa.

    Sampai dengan beberapa malam belakangan, terjadi aksi kericuhan dan penjarahan oleh massa tak dikenal sehingga membuat aparat turun ke lapangan. Baru hari ini, Minggu (31/8/2025), aktivitas perlahan kembali normal seperti pengoperasin moda transportasi umum Transjakarta dan MRT. 

    Lokasi penjarahan bahkan menyasar rumah-rumah pribadi pejabat negara mulai dari Anggota DPR nonaktif Ahmad Sahroni dan Eko Patrio, hingga Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, imbas beberapa pernyataan mereka yang memicu polemik di tengah masyarakat.

    Direktur Ekonomi Digital pada Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda bahkan menilai Indonesia belakangan ini sudah gelap gulita terutama dalam beberapa hari terakhir. Dia menilai publik disuguhi oleh minim etikanya pejabat di Republik Indonesia.

    “Mulai dari kenaikan tunjangan anggota DPR hingga kenaikan program prioritas Prabowo tanpa memperhatikan masyarakat kelas bawah. Sehingga muncul aksi dan demo menuntut perbaikan secara menyeluruh terkait tatanan bernegara,” terangnya kepada Bisnis, Minggu (31/8/2025).

    Seperti diketahui, aksi yang berawal dari kelompok buruh Kamis lalu berujung fatal ketika pada malam harinya kendaraan taktis (rantis) polisi melindas seorang pengemudi ojek online (ojol), Affan Kurniawan (21). Demo meluas hingga Mako Brimob, Polda Metro Jaya hingga beberapa kota besar di Indonesia.

    Nailul memandang bahwa kondisi Indonesia saat ini berangkat dari kesulitan ekonomi, kendati pertumbuhan yang tercatat di Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkap ekonomi melesat hingga 5,12% (year on year/YoY) pada kuartal II/2025. 

    Padahal, terang Nailul, di lapangan semakin banyak PHK, melejitnya harga barang dan lain-lain.

    Kondisi ini dinilai akan memicu sentimen negatif. Nailul mengatakan bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dipastikan merah akibat aliran modal asing keluar (capital outflow).

    “Bahkan investor ritel juga akan melakukan tindakan serupa. Ketidakstabilan politik akan menciptakan ketidakstabilan ekonomi. Pada akhirnya akan mempengaruhi kondisi usaha Indonesia. IHSG pasti akan memerah,” tuturnya.

    Tidak hanya di pasar saham maupun keuangan, penanam modal riil dinilai bakal mengurungkan niatnya untuk masuk ke Indonesia. Nailul meyakini investor tidak akan percaya lagi apabila melihat sikap pemerintah yang seperti tak acuh bahkan setelah eskalasi beberapa hari belakangan.

    “Kecuali investor yang memang bagian dari oligarki pemerintah,” ujarnya.

    Risiko Kerugian Ekonomi

    Di sisi lain, Nailul memperkirakan kerugian ekonomi khususnya Jabodetabek bisa membengkak akibat di antaranya sektor jasa dalam dua-tiga hari terakhir. Sektor jasa, terangnya, berkontribusi sekitar 45% dari ekonomi nasional atau sekitar Rp9.900 triliun per tahun.

    “Jika tiga hari dan yang terkena dampak 10% saja, maka kerugian bisa mencapai Rp8-9 triliun secara ekonomi makro. Tentu ini adalah kerugian yang diakibatkan inkompetensi pemerintah dalam mengatasi demo dalam tiga hari terakhir,” tuturnya.

    Selain itu, waswas dunia usaha bakal menyebabkan penurunan investasi sehingga menyebabkan semakin sempitnya ketersediaan lapangan kerja. Imbasnya, penerimaan pajak bakal tergerus sejalan dengan lesunya ekonomi akibat demo yang tidak kunjung selesai, serta merosotnya kepercayaan masyarakat terhadap institusi perpajakan.

    Belum lagi, pemerintah dinilai harus mengantisipasi panic buying di beberapa titik terkait lantaran demo yang berlangsung tiga hari terakhir.

    “Apalagi jika sudah ada pemberlakuan darurat militer atau jam malam. Panic buying bisa terjadi di Jakarta, Surabaya, ataupun Bandung. Terutama di Jakarta yang memang epicentrum demo. Pemerintah harus memastikan kondisi kondusif terlebih dahulu untuk bisa memperlancar arus barang. Ketika arus barang aman, maka panic buying bisa teratasi dampaknya,” tuturnya.

    Capital Outflow pada Pekan Demo

    Adapun Bank Indonesia (BI) mencatat terdapat aliran modal asing keluar atau capital outflow sebesar Rp0,25 triliun pada transaksi 25—28 Agustus 2025. Pada 28 Agustus, demo terjadi pertama kali ketika demo buruh menuntut kesejahteraan pekerja. 

    Berdasarkan data BI, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp0,25 triliun, terdiri dari jual neto di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) sebesar Rp10,79 triliun, serta beli neto sebesar Rp2,62 triliun di pasar saham dan Rp7,93 triliun di pasar SBN.

    Kemudian, selama 2025, berdasarkan data setelmen hingga 28 Agustus 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp48,01 triliun di pasar saham dan Rp94,28 triliun di SRBI, serta beli neto sebesar Rp76,44 triliun di pasar SBN. 

    Selanjutnya, Rupiah pada Kamis lalu ditutup pada level (bid) Rp16.340 per dolar AS, sedangkan imbal hasil atau Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke 6,30%.

    Adapun, pada Jumat 29 Agustus, Rupiah dibuka pada level (bid) Rp16.340 per dolar AS atau tidak bergerak, sedangkan Yield SBN 10 tahun relatif stabil di 6,29%.

    Sementara itu, bank sentral mencatat premi credit default swap atau CDS Indonesia 5 tahun per 28 Agustus 2025 sebesar 66,90 bps, atau naik dibanding dengan 22 Agustus 2025 sebesar 66,15 bps. 

    Premi CDS mengukur persepsi risiko investasi dan stabilitas ekonomi. Semakin rendah nilai CDS, maka semakin kecil risiko gagal bayar utang (default) dan menandakan persepsi positif terhadap stabilitas ekonomi.

    “Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia,” pungkas Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Junanto Herdiawan.

  • Sahroni dan Nafa Urbach resmi dinonaktifkan sebagai anggota DPR RI

    Sahroni dan Nafa Urbach resmi dinonaktifkan sebagai anggota DPR RI

    ANTARA – DPP partai NasDem menonaktifkan Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach sebagai anggota DPR RI dari Fraksi Partai NasDem terhitung sejak hari Senin tanggal 1 September 2025. Keputusan ini merupakan respons partai karena keduanya dinilai telah menyinggung perasaan rakyat hingga mengakibatkan terjadinya berbagai unjuk rasa yang telah menelan korban jiwa. po(Moch Mardiansyah Al Afghani/Satrio Giri Marwanto/Nanien Yuniar)

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Dinonaktifkan dari DPR, Sahroni dan Nafa Urbach Masih Tetap Dapat Gaji? – Page 3

    Dinonaktifkan dari DPR, Sahroni dan Nafa Urbach Masih Tetap Dapat Gaji? – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum DPP Partai NasDem Surya Paloh menonaktifkan Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach buntut pernyataanya yang menimbulkan kemarahan masyarakat. Sahroni menuai kritik tajam setelah dinilai merendahkan mereka yang menyerukan pembubaran DPR.

    Sementara, Nafa Urbach dikritik publik setelah mendukung tunjangan rumah anggota DPR sebesar Rp 50 juta per bulan. Pernyataannya itu dianggap tak peka terhadap kondisi ekonomi rakyat.

    “Bahwa dalam perjalanan mengemban aspirasi masyarakat ternyata ada pernyataan dari pada wakil rakyat khususnya Anggota DPR- RI dari Fraksi Partai NasDem yang telah menyinggung dan mencederai perasaan rakyat, dan hal tersebut merupakan penyimpangan terhadap perjuangan Partai NasDem,” demikian kutipan siaran pers Nasdem yang ditandatangani Surya Paloh pada Minggu (31/8/2025).

    Usai dinonaktifkan, apakah Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach masih akan mendapatkan gaji selayaknya anggota DPR?

    Jika mengacu pada Peraturan DPR RI Nomor 1 Tahun 2020 tentang Tata Tertib DPR, anggota DPR yang diberhentikan sementara masih memiliki hak keuangan. Dengan demikian, seorang anggota DPR mendapatkan gaji pokok, tunjangan keluarga, tunjangan pangan, tunjangan jabatan, dan uang paket selama diberhentikan sementara.

    “Anggota yang diberhentikan sementara tetap mendapatkan hak keuangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,” bunyi pasal 19 ayat 4 Peraturan DPR RI Nomor 1 Tahun 2020.

    Ini artinya, Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach masih berhak berhak menerima gaji anggota DPR dan sejumlah tunjangan.

     

     

  • NasDem Nonaktifkan Sahroni dan Nafa dari DPR, Netizen: Akhirnya

    NasDem Nonaktifkan Sahroni dan Nafa dari DPR, Netizen: Akhirnya

    Jakarta

    Partai NasDem resmi menonaktifkan dua anggota DPR dari fraksinya, yakni Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach. Netizen merasa bahwa ini merupakan langkah yang tepat.

    “Bahwa atas pertimbangan hal-hal tersebut di atas dengan ini DPP Partai NasDem menyatakan terhitung sejak hari Senin, 1 September 2025, DPP Partai NasDem menonaktifkan saudara Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach sebagai Anggota DPR RI dari Fraksi Partai NasDem,” demikian pernyataan resmi Partai NasDem dari siaran pers yang ditandatangani Ketum NasDem, Surya Paloh, dan Sekjen NasDem, Hermawi Taslim, dikutip dari detikNews, Minggu (31/8/2025).

    Tentunya kabar ini langsung menarik perhatian netizen. Banyak yang memberikan tanggapannya terkait keputusan yang diambil Partai NasDem. Tidak sedikit dari warganet mengapresiasinya.

    “Sangat bagus pemikiran yang bijak dari Nasdem untuk mengnonaktifkan 2 orang anggota DPR nya,” tambah @pil*****.

    Namun tetap masih ada yang belum puas. Menurut netizen, pemecatan merupakan pertimbangan paling tepat dibanding menonaktifkannya saja.

    “Kurang puas, tetep kudu dipecat sih,” jelas @n.an*****.

    Terlepas dari itu, netizen yang lain masih memaklumi, karena setidaknya ada tindakan yang diambil oleh partainya. Berikut beberapa reaksi warganet terkait Sahroni dan Nafa yang dinonaktifkan dari DPR.

    “Rumah dijarah , jabatan hilang, mudah bagi Allah merubah keadaan seseorang. Maka yang sedang berjuang, terus lah berusaha, yang sedang di atas lihatlah mudah bagi Allah menghilangkan semuanya . Salam damai,” ujar @usi*****.

    “Akhirnya,” imbuh @mol*****.

    “Kshan mb nafa urbach, bru kmrn blm ckup sethun kepilih mlah di nonaktfkan sj, ikut prihatin mb, turut bersedih. smga dilapangakn hati u ya mb. semngat mb nafa,” ucap @hur*****.

    “Ini baru keputusan yang tepat, sudah seharusnya para partai partai mengevaluasi parah kader nya di DPR, kader yang menyakiti rakyat harus di pecat, Terimakasih @official_nasdem sudah mengambil keputusan yang tepat, kapan giliran @amanatnasional , @pdiperjuangan , dan partai lainnya untuk menonaktifkan kader nya di DPR yang tidak layak mewakili rakyat,” jelas @ric*****.

    “Nahh ini baru bener pak @official_nasdem,” puji @lal*****.

    “Alhamdulillah… pelan pelan di dengar oleh petinggi partainya,” tambah dian*****.

    Sebelumnya, Sahroni telah turun jabatan dari Wakil Ketua Komisi III DPR RI. Surat itu bernomor F.NasDem.758/DPR-RI/VIII/2025. Sahroni kemudian ditempatkan sebagai Anggota Komisi I DPR.

    Sementara, Nafa Urbach merupakan Bendahara Fraksi NasDem di DPR RI. Dia duduk di Komisi IX DPR.

    (hps/fay)

  • Rumah Uya Kuya Digeruduk Massa, Harta Benda Dijarah, Kucing Peliharaan Ikut Diambil

    Rumah Uya Kuya Digeruduk Massa, Harta Benda Dijarah, Kucing Peliharaan Ikut Diambil

    JAKARTA – Sejumlah rumah anggota DPR RI digeruduk massa. Selain rumah Ahmad Sahroni, rumah anggota DPR sekaligus artis Uya Kuya menjadi sasaran.

    Rumahnya yang berada di kawasan Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur dibobol. Dalam rekaman video yang viral di media sosial, pagar rumah Uya Kuya tampak dijebol massa.

    Mereka berbondong-bondong masuk dan menjarah berbagai barang berharga dari dalam rumah. Sampai-sampai hewan peliharaan Uya Kuya, kucing kesayangannya yang seharga puluhan juta ikut diangkut oleh massa.

    Diketahui Uya Kuya sudah meminta maaf kepada publik atas sikapnya sebagai anggota dewan yang dianggap menyakiti masyarakat.

    Perbuatan penjarahan tersebut tak bisa dibenarkan. Diharapkan pemirsa VOI tidak melakukan tindakan anarkis yang merugikan banyak pihak.

    Seperti pembakaran fasilitas umum dan penjarahan. Termasuk mengambil hewan peliharaan kesayangan seseorang karena kucing tersebut tidak bersalah.

    Diharapkan seluruh masyarakat Indonesia tetap tenang dan semoga Indonesia segera pulih.

  • Selain Sahroni, Nasdem Juga Copot Nafa Urbach Sebagai Anggota DPR, Ini Penyebabnya

    Selain Sahroni, Nasdem Juga Copot Nafa Urbach Sebagai Anggota DPR, Ini Penyebabnya

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Partai Nasional Demokrat (NasDem)  resmi menonaktifkan Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach sebagai anggota DPR RI, terhitung per 1 September 2025.

    Berdasarkan surat yang beredar, hal tersebut telah ditandatangani oleh Ketua Umum Surya Paloh Sekretaris Jenderal (Sekjen) Hermawi F. Taslim.

    “Dengan ini, DPP Partai NasDem menyatakan terhitung sejak hari Senin, 1 September 2025 DPP Partai NasDem menonaktifkan saudara Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach sebagai Anggota DPR-RI dari Farksi Partai NasDem,” demikian bunyi pernyataan Partai NasDem, dikutip Minggu (31/8).

    Sahroni dan Nafa merupakan dua anggota Partai NasDem yang paling disorot belakangan ini, karena pernyataannya yang kontroversial di tengah kritikan masyarakat.

    Sahroni menuturkan bahwa desakan untuk membubarkan DPR adalah sikap yang keliru. Ia bahkan menyebut pandangan tersebut sebagai pandangan dan mental orang tolol.

    “Mental manusia yang begitu adalah mental orang tertolol sedunia. Catat nih, orang yang cuma bilang bubarin DPR itu adalah orang tolol sedunia. Kenapa? Kita nih memang orang semua pintar semua? Enggak bodoh semua kita,” ujar Sahroni saat melakukan kunjungan kerja di Polda Sumut pada 22 Agustus 2025.

    Sementara itu, Nafa Urbach menuai kritikan karena video yang menyatakan dukungan pada tunjangan rumah DPR. Ia dinilai tidak memiliki empati terhadap rakyat dengan pernyataannya saat live di media sosial TikTok @nafaurbach80.

    Nafa mengaku kerap terjebak macet dalam perjalanan menuju Gedung DPR/MPR di Senayan, Jakarta dari rumahnya di Bintaro, Tangerang Selatan, sehingga mendukung adanya tunjangan rumah tersebut. (Pram/Fajar)

  • Umar Hasibuan Sorot Tiga Anggota DPR yang Disebutnya Biang Kemarahan Rakyat

    Umar Hasibuan Sorot Tiga Anggota DPR yang Disebutnya Biang Kemarahan Rakyat

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Salah satu politikus PKB, Umar Hasibuan memberikan sorotan ke tiga anggota DPR.

    Ketiga anggota DPR yang dimaksud ada Ahmad Sahroni, Uya Kuya, dan Eko Patrio.

    Ketiganya disebut Umar Hasibuan sebagai biang dibalik kemarahan rakyat di seluruh Indonesia.

    Lewat cuitan di akun media sosial X pribadinya, Umar menyebut rakyat sudah terlalu lama diam melihat tingkah ketiganya. 

    “Selama ini rakyat diam dgn kelakuan angkuh para politikus dan selebriti kita,” tulisnya dikutip Minggu (31/8/2025).

    “Uya kuya, eko patrio, nafa urbach dan sahroni,” ujarnya.

    Bahkan, ia menyebut ketiga anggota DPR ini begitu angkuh dengan jabatan yang mereka duduki.

    “Dgn jabatan yg mrk miliki dgn angkuhnya nantangi rakyat,” sebutnya.

    Umar pun sekarang mempertanyakan keberadaan ketiga yang hilang ditengah chaosnya negara saat ini.

    Ia memberikan sindiran dengan para anggota dewan itu sebagai biang rusuh yang saat ini malah kabur.

    “Skrg kalian  kabur saat rakyat marah? Sialan kalian bikin indonesia rusuh,” terangnya.

    (Erfyansyah/Fajar)

  • Selain Sahroni, Nasdem Juga Copot Nafa Urbach Sebagai Anggota DPR, Ini Penyebabnya

    Terhitung 1 September 2025, NasDem Non-Aktifkan Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach

    Fajar.co.id, Jakarta — Pernyataan sejumlah anggota DPR RI yang dinilai menyinggung masyarakat kini berbuntut. Buka hanya penjarahan namun juga sanksi dari partai.

    Seperti yang dilakukan DPP Partai NasDem. Partai yang dinakhodai Surya Paloh ini resmi menonaktifkan Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach sebagai anggota DPR per Senin, 1 September 2025.

    “DPP Partai NasDem menyatakan terhitung sejak hari Senin, 1 September 2025, DPP Partai NasDem menonaktifkan saudara Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach sebagai Anggota DPR-RI dari Fraksi Partai NasDem,” ujar Sekjen DPP Partai NasDem Hermawi Taslim, membacakan surat keputusan DPP Partai NasDem pada Minggu, 31 Agustus 2025.

    Dia mengatakan dalam perjalanannya mengemban aspirasi masyarakat, ternyata ada pernyataan dari pada wakil rakyat khususnya Anggota DPR dari Fraksi Partai NasDem yang telah menyinggung dan mencederai perasaan rakyat.

    Hermawi menegaskan hal tersebut merupakan penyimpangan terhadap perjuangan Partai NasDem.

    “Bahwa atas berbagai peristiwa yang terjadi akhir akhir ini, Partai NasDem menyatakan belasungkawa yang mendalam atas wafatnya sejumlah warga Negara Indonesia dalam upaya memperjuangkan aspirasinya,” ungkap Hermawi dilansir dari Metro TV.

    Seperti diketahui, Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach menjadi sorotan dan menuai kecaman publik atas ucapannya. (bs-sam/fajar)

  • Nasdem Nonaktifkan Sahroni dan Nafa Urbach sebagai Anggota DPR RI

    Nasdem Nonaktifkan Sahroni dan Nafa Urbach sebagai Anggota DPR RI

    Jakarta (beritajatim.com) – DPP Partai NasDem menyatakan terhitung sejak hari Senin, 1 September 2025 DPP Partai NasDem menonaktifkan Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach sebagai Anggota DPR-RI dari Fraksi Partai NasDem.

    “NasDem Mencermati dinamika Masyarakat yang sedang berkembang saat ini, Ketua Umum DPP Partai NasDem H. Surya Paloh dengan ini menegaskan beberapa hal sebagai berikut, terhitung sejak hari Senin, 1 September 2025 DPP Partai NasDem menonaktifkan saudara Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach sebagai Anggota DPR-RI dari Fraksi Partai NasDem,” ujar Sekjen Nasdem Hernawi Taslim dalam siaran pers, Minggu (31/8/2025).

    Dia menyebut, aspirasi masyarakat harus tetap menjadi acuan Utama dalam perjuangan Partai NasDem. Menurutnya, perjuangan Partai NasDcm sesungguhnya merupakan kristalisasi dan semangat kerakyatan yang senantiasa bertumpu pada tujuan Nasional Bangsa Indonesia sebagaimana termaktub dalam pembukaan Undang Undang Dasar 1945.

    “Bahwa atas berbagai peristiwa yang terjadi akhir akhir ini, Partai NasDem ‘menyatakan belasungkawa yang mendalam atas wafatnya sejumlah warga Negara Indonesia dalam upaya memperjuangkan aspirasinya,” katanya lagi.

    Hernawi menambahkan, dalam perjalanan mengemban aspirasi masyarakat ternyata ada pernyataan dari pada wakil rakyat khususnya Anggota DPRRI dari Fraksi Partai NasDem yang telah menyinggung dan mencederai perasaan rakyat, dan hal tersebut merupakan penyimpangan terhadap perjuangan Partai NasDem.

    “Demikian siaran pers ini diperbuat untuk dipermaklumkan kepada masyarakat khususnya para Anggota Partai NasDem. Jakarta, 31 Agustus 2025,” ujar Hernawi. [hen/suf]

  • Rumah Ahmad Sahroni hingga Sri Mulyani Dijarah Massa, Ferdinand Hutahaean: Presiden Harus Turun Temui Pendemo

    Rumah Ahmad Sahroni hingga Sri Mulyani Dijarah Massa, Ferdinand Hutahaean: Presiden Harus Turun Temui Pendemo

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Massa pengunjuk rasa betul-betul muak dengan kebijakan pemerintah. Setelah menghancurkan rumah Ahmad Sahroni, Uya Kuya, hingga Eko Patrio, kini rumah Menteri Keuangan, Sri Mulyani, juga menjadi sasaran.

    Tidak menutup kemungkinan, rumah-rumahan pejabat yang sering mengeluarkan statement kontraversial juga bakal menjadi sasaran amukan massa.

    Menanggapi hal tersebut, Politikus PDIP, Ferdinand Hutahaean, mengatakan bahwa pengerusakan dan penjarahan itu terjadi karena pemerintah tidak mau mendengar aspirasi rakyat.

    “Suara masyarakat sampai saat ini tidak ada ada yang mendengar. Pemerintah tidak membuka telinga untuk suara rakyat, legislatif tidak membuka telinga untuk suara rakyat,” ujar Ferdinand kepada fajar.co.id, Minggu (31/8/2025).

    “Dan, lembaga yudikatif penegak hukum tidak membuka hati, telinga, untuk keluhan masyarakat,” tambahnya.

    Ia menegaskan, oleh sebab itu gelombang kemarahan masyarakat terus berlangsung hingga hari ini.

    “Bagaimana menyelesaikannya? Pemerintah harus bersikap tegas. Presiden harus mengambil langkah serius dalam hal ini,” sebutnya.

    Kata Ferdinand, tidak boleh lagi berspekulasi dan main-main sebab tidak banyak waktu bagi Prabowo untuk segera menentukan sikap.

    “Saran saya kepada Presiden Prabowo, segera tarik polisi dari lapangan. Gantikan untuk sementara dengan kekuatan militer untuk keamanan lingkungan dan wilayah,” Ferdinand menuturkan.

    Selain itu, kata Ferdinand, anggota DPR yang telah memicu sentimen kemarahan masyarakat mestinya segera mengundurkan diri.