Tag: Ahmad Fauzi

  • Hebitren Sebut Pupuk Jadi Kunci Pengembangan Pertanian Bondowoso – Halaman all

    Hebitren Sebut Pupuk Jadi Kunci Pengembangan Pertanian Bondowoso – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sektor pertanian merupakan satu di antara sektor utama bagi Kabupaten Bondowoso. 

    Sebab, banyak masyarakatnya yang bermata pencaharian sebagai petani kopi. 

    Bahkan Bondowoso juga dikenal sebagai Republik Kopi.

    “Bondowoso punya modal dasar yang sangat kuat, terutama modal sumber daya alamnya. Kopi Bondowoso bahkan telah menembus pasar internasional. Karena itu Bondowoso juga dikenal sebagai Republik Kopi,” kata KH Abdul Hamid Wahid, Sekjen DPP Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren (Hebitren).

    Hal ini disampaikannya dalam sambutannya pada Seminar Pembangunan: “Optimasi Potensi Lokal Untuk Pembangunan Bondowoso Yang Tangguh, Unggul, Berbudaya Dan Berdaya Saing Global”, Sabtu (18/1/2025) di Bondowoso, Jawa Timur.

    Ra Hamid, sapaan akrabnya, yang merupakan Bupati Bondowoso terpilih periode 2025-2030 ini juga mengungkapkan bahwa sinergi dan inovasi harus terus dilakukan untuk membangun Bondowoso yang berdaya saing global.

    Sementara itu, anggota Komisi VI DPR RI, Nasim Khan, dalam sambutannya mengungkapkan bahwa ke depan pembangunan infrastruktur Bondowoso juga harus diperkuat. 

    Hal ini tentu untuk mendukung pengembangan pertanian dan perkebunan yang menjadi sektor utama dalam perekonomian Bondowoso.

    Sedangkan Irfan Ahmad Fauzi yang merupakan Komisaris PT Pupuk Indonesia dalam sambutannya mengatakan bahwa inovasi menjadi hal yang harus dilakukan untuk terus berkembang. 

    Hal tersebut tentu harus didukung oleh pemerintah setempat.

    Sementara itu, Agus Jui Purmawan, Pembina Makmur Tani Muda Indonesia selaku penyelenggara Seminar Pembangunan tersebut mengungkapkan bahwa kunci pengembangan sektor pertanian adalah pupuk.

    “Pertanian selalu butuh pupuk, tapi pupuk ini selalu menjadi masalah bagi petani. Saat musim tanam tiba, pupuk selalu mahal dan langka. Padahal pupuk itu kunci bagi pertanian,” ujar Agus yang juga Ketua Departemen Sumber Daya Insani DPP Hebitren Indonesia.

    Menurut Agus, Indonesia hari ini butuh pemerintah yang tidak hanya sekedar menyelesaikan soal mahal dan langkanya pupuk. 

    Banyak lahan pertanian yang saat ini rusak karena penggunaan pupuk kimia dalam jangka panjang.

    “Salah satunya adalah pupuk hayati, pupuk yang mampu mengembalikan kesuburan lahan pertanian kita sekaligus meningkatkan hasil panen petani,” ucap dia.

    Dengan begitu, lanjutnya, para petani akan berkembang dan makmur. Namun, semua memang harus didukung oleh pemerintah daerah.

    Agus menjelaskan, Seminar Pembangunan ini sukses terselenggara atas kerja sama apik antara Hebitren, Makmur Tani Muda Indonesia dan Rajut Bangsa Untuk Indonesia Maju.

    “Tentu juga atas dukungan Bang Nasim sebagai Anggota Komisi VI DPR RI Dapil Bondowoso sini,” pungkas Agus.

  • RS Polri Identifikasi 8 Korban Kebakaran Glodok Plaza lewat Gigi
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        19 Januari 2025

    RS Polri Identifikasi 8 Korban Kebakaran Glodok Plaza lewat Gigi Megapolitan 19 Januari 2025

    RS Polri Identifikasi 8 Korban Kebakaran Glodok Plaza lewat Gigi
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Rumah Sakit (RS) Polri Kramatjati, Jakarta Timur, melakukan pemeriksaan terhadap delapan jenazah korban
    kebakaran Glodok Plaza
    , Jakarta Barat.
    “Tentu saja delapan kantong jenazah yang kita terima itu kita periksa. Semuanya kita periksa, kita upayakan semaksimal mungkin,” ujar Kabid DVI Rodokpol Pusdokkes Mabes Polri, Kombes Ahmad Fauzi di RS Polri Kramat Jati, Minggu (19/1/2025).
    Ahmad menjelaskan, pemeriksaan kedelapan jenazah korban kebakaran tersebut akan dilakukan lewat gigi hingga pakaian yang digunakan terakhir kalinya.
    “Kemudian dari giginya mungkin ada beberapa yang kita temukan barang bukti gigi. Nah dari situ kita bisa analisa dari gigi kan bisa tahu nanti usianya berapa dan lain sebagainya. Kemudian terakhir sampel DNA-nya,” kata Ahmad.
    Ahmad menjelaskan, terdapat kendala dalam proses identifikasi korban kebakaran
    Glodok Plaza
    , yaitu sidik jari yang sudah tidak bisa terbaca.
    “Ya sejauh ini yang kita temukan saat ini memang sidik jari sudah tidak bisa. Ya mungkin saya enggak tau mungkin ada karena proses pencarian korban kan masih langsung ya,” ucap Ahmad.
    Ahmad mengungkapkan, untuk identifikasi korban dilakukan juga melalui tes DNA dari keluarga.
    “Jadi saat ini kita lakukan proses pendalaman data antemortem apa saja yang kurang. Terutama memang kita kejar adalah DNA. Karena DNA itu satu metode yang sangat kita andalkan,” tutur Ahmad.
    Sebelumnya, Rumah Sakit Polri Kramatjati sudah melakukan pengambilan sampel kepada 13 keluarga
    korban kebakaran Glodok Plaza
    .
    “Data antemortem yang kita terima (laporan) sebanyak 13 sampai hari ini. Sedangkan sampel DNA yang sudah kita ambil itu berjumlah 12 dari keluarga. Sedangkan hari ini adalah sampel DNA yang ke-13,” kata Kabid DVI Rodokpol Pusdokkes Mabes Polri Kombes Pol Ahmad Fauzi, di RS, Minggu (19/1/2025).
    Ahmad menerangkan, untuk pemeriksaan DNA (
    Deoxyribonucleic

    Acid
    ) yang dilakukan RS Polri Kramatjati akan dilakukan satu hingga dua minggu.
    “Namun tentu saja tergantung dari sampel DNA yang kita ambil. Karena kesulitan-kesulitan bisa kita dapatkan karena kondisi sampel DNA yang tersedia,” ucap Ahmad.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Keluarga Harap Ada Kepastian Nasib Sinta Amelia yang Hilang Saat Kebakaran di Glodok Plaza – Halaman all

    Keluarga Harap Ada Kepastian Nasib Sinta Amelia yang Hilang Saat Kebakaran di Glodok Plaza – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Keluarga Sinta Amelia, seorang wanita berusia 20 tahun yang tinggal di Ciracas, Jakarta Timur saat ini dalam keadaan kalut menunggu kepastian mengenai keberadaan Sinta.

    Sinta dilaporkan hilang setelah terjadinya kebakaran besar di Glodok Plaza, Jakarta Barat, Rabu (15/1/2025) sekitar pukul 21.30 WIB.

    Robert Efendi Pasaribu, pihak keluarga Sinta, perempuan yang kerap tampil di layar kaca sebagai figuran sedang merayakan ulang tahunnya yang ke-20 bersama lima teman perempuannya saat kebakaran terjadi. 

    “Merayakan ulang tahun bersama teman-temannya. Ulang tahunnya di tanggal 13 Januari,” ujar Robert saat ditemui di RS Polri Kramat Jati, Minggu, 19 Januari 2025.

    Awalnya keluarga Sinta tidak menyadari bahwa putri mereka termasuk dalam 14 orang yang dilaporkan hilang akibat kebakaran tersebut.

    Keluarga baru mengetahui keadaan ini setelah mendapat kabar dari salah satu teman Sinta yang berhasil selamat.

    Teman tersebut menjelaskan bahwa Sinta terjebak di dalam gedung saat insiden terjadi.

    Setelah menerima informasi dari teman Sinta, keluarga segera mencari informasi lebih lanjut dan diarahkan menuju RS Polri Kramat Jati untuk mengidentifikasi jenazah yang dibawa ke sana.

    Mereka pun sudah menyerahkan data pembanding antemortem, termasuk sidik jari dan DNA, kepada Tim Disaster Victim Identification (DVI) di RS Polri.

    Juga sejumlah sampel ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur dan tim DVI menjanjikan paling cepat dapat kabar identifikasi jenazah dua Minggu.

    Imelda tadi ditanya oleh tim DVI terkait pakaian terakhir dan aksesosir yang dikenakan sebelum peristiwa kebakaran.

    “Misalnya perhiasaannya, terus ditubuhnya ada apa saja, saya tahu itu kebakaran tapi enggak nyangka ada anak saya,” imbuhnya.

    Imelda, ibu Sinta, mengungkapkan bahwa ia terakhir berkomunikasi dengan Sinta sebelum kebakaran pada Rabu pagi.

    Saat berkomunikasi, Sinta tidak memberikan firasat apa pun.

    “Kamis pagi saya hubungi, nomornya sudah tidak aktif,” ujarnya di RS Polri pada Minggu, 19 Januari 2025.

    Imelda merasa cemas karena Sinta biasanya selalu menjawab teleponnya apapun kesibukannya.

    Namun, saat ia mencoba menghubungi Sinta pada malam kebakaran tidak ada balasan.

    Kecemasan semakin meningkat ketika ia menerima kabar bahwa anaknya mungkin menjadi korban kebakaran.

    Keluarga Sinta kini tengah menunggu informasi lebih lanjut dari Tim DVI mengenai identifikasi jenazah.

    Seorang pramugari bernama Osima Yukari diduga menjadi salah satu korban hilang saat kebakaran melanda Glodok Plaza, Tamansari, Jakarta Barat, Rabu (15/1/2025). (Tribunnews.com)

    Mereka berharap dapat menerima kabar secepatnya untuk mengetahui nasib Sinta.

    Dalam situasi yang sangat sulit ini, keluarga Sinta terus berharap untuk mendapatkan kepastian mengenai keberadaan anak mereka, meskipun harapan untuk Sinta ditemukan dalam kondisi hidup makin menipis seiring waktu.

    Saat ini tim DVI di RS Polri Kramat Jati telah menerima 13 sampel DNA dari keluarga korban untuk membantu identifikasi jenazah yang sulit dikenali akibat terbakar.

    Kombes Pol Ahmad Fauzi, Kabid DVI, menjelaskan bahwa keluarga korban mengunjungi mereka untuk menyerahkan sampel DNA sebagai bagian dari proses identifikasi. (Wartakota/Miftahul Munir/TribunJakarta)

     

     

  • RS Polri Terima 13 Sampel DNA Keluarga Korban Kebakaran Glodok Plaza – Page 3

    RS Polri Terima 13 Sampel DNA Keluarga Korban Kebakaran Glodok Plaza – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Polri Kramat Jati telah menerima 13 data DNA dari keluarga korban kebakaran Glodok Plaza. Hal itu dilakukan untuk mengidentifikasi jenazah.

    “Data ante mortem yang kita terima sebanyak 13 sampai hari ini. Jadi sampel DNA yang kita sudah ambil itu berjumlah 12 dari keluarga, sedangkan hari ini adalah sampel DNA yang ke-13,” tutur Kabid DVI Rodokpol Pusdokkes Polri Kombes Ahmad Fauzi di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur (19/1/2025).

    Menurut Fauzi, penggunaan DNA untuk proses identifikasi jenazah memang memakan waktu satu hingga dua minggu. Dia pun meminta keluarga dapat menunggu penyelesaian langkah tersebut.

    “Namun tentu saja tergantung dari sampel DNA yang kita ambil. Karena kesulitan-kesulitan bisa kita dapatkan karena kondisi sampel DNA yang tersedia ya. Nah dari situ nanti akan kita periksa, apabila lancar, mungkin sampel itu bisa kita olah, mungkin akan keluar profilnya,” jelas dia.

    Dalam kurun waktu satu hingga dua minggu, petugas akan melakukan pencocokan DNA dan menyimpulkan apakah berhasil atau belum dapat diproses. Sejauh ini, sudah ada delapan kantong jenazah korban kebakaran Glodok Plaza yang masuk ke RS Polri Kramat Jati.

    “Semuanya kita periksa, kita upayakan semaksimal mungkin,” Fauzi menandaskan.

    Diberitakan sebelumnya, satu kantong jenazah kembali dievakuasi dari lokasi kebakaran Glodok Plaza, Mangga Besar, Jakarta Barat, Sabtu 18 Januari 2025. Total, sudah ada delapan kantong jenazah yang sudah dievakuasi sejak Kamis 16 Januari 2025.

    Pantauan Liputan6.com, satu kantong jenazah itu dibawa keluar gedung sekira pukul 16.20WIB usai pencarian yang dilanjutkan sejak 14.15 WIB. Satu kantong jenazah yang ditemukan itu berupa serpihan, meliputi gigi, kulit, dan potongan tubuh yang tak lagi bisa dikenali.

    “Ya ada indikasi gigi dan ada indikasi potongan daging dan kulit. Jadi memang posisinya sudah tidak utuh. Jadi masih di kisaran itu,” kata Perwira Piket Sudin Gulkarmat Jakbar Joko Susilo saat ditemui di lokasi.

  • RS Polri telah ambil DNA 14 keluarga diduga korban kebakaran Glodok

    RS Polri telah ambil DNA 14 keluarga diduga korban kebakaran Glodok

    Jakarta (ANTARA) – Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati telah mengambil sampel “Deoxyribo Nucleic Acid” (DNA) dari 14 keluarga yang diduga menjadi korban meninggal dunia dan korban hilang akibat kebakaran Glodok Plaza, Tamansari, Jakarta Barat, pada Rabu (15/1).

    “Betul hingga Minggu sore sudah 14 keluarga yang diambil sampel DNA,” kata Kabid DVI Rodokpol Pusdokkes Mabes Polri, Kombes Pol Ahmad Fauzi di Jakarta, Minggu.

    Ia mengatakan, pihaknya masih membuka posko laporan kehilangan anggota keluarga bagi pihak yang menduga keluarga mereka menjadi korban kebakaran tersebut.

    Ahmad menjelaskan, musibah ini termasuk “open disaster” sehingga kepastian siapa saja yang ada di lokasi dan belum dapat dipastikan jumlah korbannya.

    Hingga kini baru ada 14 keluarga yg melaporkan kemungkinan anggota keluarganya menjadi korban dari kebakaran tersebut.

    “Tidak menutup kemungkinan ada korban lain yang bisa saja menjadi korban tapi belum ada yang melaporkan,” kata dia.

    Ia mengatakan, metode pemeriksaan sampel DNA ini satu metode yang sangat diandalkan. Jadi ketika metode lain sudah tidak dapat diandalkan diharapkan dengan DNA ini bisa lengkap identitas korban.

    ” DNA itu ada sifatnya ‘direct’ dan ‘indirect’. Kalau ‘direct’ itu dari benda-benda kepemilikan korban,” katanya.

    Misalnya, sikat gigi yang habis dipakai, biasanya sikat gigi kan tidak tukar-tukaran. “Tapi harus diyakinkan bahwa benar itu sikat gigi korban,” kata dia.

    Kemudian dari pakaian dalam terutama yang belum dicuci juga ada bukti DNA. “Sedangkan yang tidak langsung itu justru dari keluarga,” kata dia.

    Selain itu, RS Polri hingga Minggu sore sudah menerima delapan kantong jenazah dari lokasi kejadian kebakaran Glodok Plaza.

    “Saya ingatkan 8 kantor jenazah bukan berarti 8 jenazah karena bisa saja isinya kurang dari itu atau lebih dari itu,” kata dia.

    Hingga kini proses pencarian korban masih berlangsung dan pihaknya sudah membuka Posko Ante Mortem dan post mortem untuk korban kebakaran Glodok Plaza.

    Menurut dia, sejak mendapatkan laporan ada kebakaran, tim DVI segera membentuk posko Ante Mortem untuk menunggu pengiriman jenazah dari lokasi kejadian yang buka selama 24 jam.

    “Jadi sejak hari pertama sampai sekarang kita telah menerima sebanyak delapan kantong jenazah,” kata dia.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • RS Polri Ambil 13 Sampel DNA Keluarga Identifikasi Korban Kebakaran Glodok Plaza

    RS Polri Ambil 13 Sampel DNA Keluarga Identifikasi Korban Kebakaran Glodok Plaza

    loading…

    Kabid DVI Rodokpol Pusdokkes Mabes Polri Kombes Ahmad Fauzi mengatakan, pihaknya telah mengambil 13 sampel DNA korban kebakaran Glodok Plaza. FOTO/DANAN DAYA ARYA PUTRA

    JAKARTA – Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur masih melakukan identifikasi terhadap jenazah korban kebakaran Glodok Plaza . Pada proses identifikasi ini, RS Polri telah mengambil 13 sampel DNA.

    Sampel DNA yang diperoleh, kata Kabid DVI Rodokpol Pusdokkes Mabes Polri Kombes Ahmad Fauzi, diambil dari keluarga yang merasa kehilangan anggota keluarganya dari insiden kebakaran Plaza Glodok, pada Rabu (15/1/2025) lalu.

    “Data antemortem yang kita terima sebanyak 13 sampai hari ini. Jadi sedangkan sampel DNA yang kita sudah ambil itu berjumlah 12 dari keluarga. Sedangkan hari ini adalah sampel DNA yang ke-13, jadi alhamdulillah keluarganya sudah datang,” ucap Ahmad kepada wartawan di RS Polri, Minggu (19/1/2025).

    Sampel ke-13 yang diperoleh, kata dia diambil dari keluarga korban kebakaran atas nama Dian Cahyadi (38).

    “Jadi satu ini adalah keluarga dari laporan yang terakhir ya, kalau nggak salah namanya Dian, kalau ga salah ya. Jadi ibunya atau keluarga kandungnya tadi datang ke sini untuk kita ambil sampel DNA-nya,” ucapnya.

    Dia menyampaikan setelah memperoleh sampel DNA dari keluarga korban, proses identifikasi memerlukan waktu satu sampai dua minggu, bahkan bisa lebih.

    “Namun tentu saja tergantung dari sampel DNA yang kita ambil. Karena kesulitan-kesulitan bisa kita dapatkan karena kondisi sampel DNA yang tersedia ya,” ucapnya.

    Terkini, RS Polri telah menerima delapan kantong jenazah yang berhasil dievakuasi dari peristiwa kebakaran itu. Akan tetapi, Ahmad menegaskan kantong jenazah yang telah diterima, bukan berarti terdapat delapan jenazah.

    “Saya ingatkan disini bahwa 8 kantong jenazah bukan berarti 8 jenazah ya. Karena bisa saja isinya kurang dari itu atau lebih dari itu,” ucapnya.

    Sekedar informasi, sebanyak kebakaran yang melanda Glodok Plaza 14 orang dilaporkan hilang, dalam insiden kebakaran glodok plaza. BPBD dan petugas Pemadam kebakaran pun hari ini melanjutkan kembali pencarian terhadap korban hilang.

    (abd)

  • Ibu Sinta Amelia berharap ada keajaiban

    Ibu Sinta Amelia berharap ada keajaiban

    Dia itu anak yang kuat dan punya seribu cara untuk selamat. Saya mohon doa ya

    Jakarta (ANTARA) – Keluarga Sinta Amelia (20) yang diduga menjadi korban kebakaran Glodok Plaza di Jakarta Barat berharap ada keajaiban dari Tuhan dan anaknya dapat ditemukan keberadaannya.

    “Mohon doa untuk anak saya agar ada keajaiban sehingga dapat ditemukan dalam keadaan apapun,” kata ibu korban Imelda usai melapor di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Minggu.

    Ia mengaku tidak menyangka anak kesayangannya menjadi salah satu korban hilang dari peristiwa kebakaran hebat tersebut.

    “Dia itu anak yang kuat dan punya seribu cara untuk selamat. Saya mohon doa ya,” kata dia.

    Imelda mengakui dirinya tidak mengetahui Sinta Amelia pergi ke Glodok Plaza untuk merayakan ulang tahun bersama teman-temannya.

    Ia mengatakan, baru mengetahui anaknya menjadi korban hilang setelah diberitahu teman Sinta yang mengetahui bahwa anaknya berada di lokasi tersebut.

    “Teman ini mengetahui dan memberitahu saya bahwa anaknya merayakan ulang tahun di sana,” kata dia.

    Ia mengatakan, terakhir kali berkomunikasi dengan Sinta pada Rabu siang sekitar pukul 10.30 WIB dan hingga malam tidak ada informasi apa-apa.

    “Kamis pagi saya menelepon dia tapi tidak angkat. Saya bingung karena biasanya anak ini sesibuk apapun pasti angkat telepon,” kata dia.

    Lalu setelah telepon seluler miliknya mati akibat kehabisan baterai dan sorenya setelah hidup baru diketahui ada info tersebut dari temannya.

    “Dia tidak izin pergi ke Glodok untuk merayakan ulang tahun. Tapi sebelumnya saya tahu dia merayakan ulang tahun beberapa hari sebelumnya di tempat lain,” kata dia.

    Ia mengatakan hari ini dirinya datang ke RS Polri membuat laporan hilang untuk mengetahui apa benar anaknya menjadi salah satu korban kebakaran tersebut.

    “Saya serahkan foto, kartu keluarga, sama sampel DNA serta ciri-ciri anaknya,” kata dia,

    Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati telah menerima 13 sampel “Deoxyribo Nucleic Acid” (DNA) dari keluarga korban meninggal dunia dan korban hilang akibat kebakaran Glodok Plaza Tamansari, Jakarta Barat, pada Rabu (15/1)

    “Data yang kita terima sebanyak 13 sampel DNA sampai hari ini,” kata Kabid DVI Rodokpol Pusdokkes Mabes Polri, Kombes Pol Ahmad Fauzi di Jakarta, Minggu.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • Dian pamit ke Jakarta dan hingga saat ini belum kembali

    Dian pamit ke Jakarta dan hingga saat ini belum kembali

    Jakarta (ANTARA) – Korban hilang dalam kebakaran Plaza Godok, Jakarta Barat, Dian Cahyani (29) saat kejadian pamit kepada keluarga pergi ke Jakarta untuk bertemu teman-temanya dan hingga hari ini mereka belum mendapatkan informasi keberadaan korban.

    “Rabu sore dia sempat kontak adik saya mau pergi main ke Glodok Plaza dan hingga saat ini dia tidak bisa dihubungi,” kata keluarga Dian Cahyani, Ade Mulyani di Jakarta, Minggu.

    Ade hari ini ke RS Polri mengantarkan ayahnya yang juga ayah Dian Cahyani, Sukarna untuk mengantarkan sampel DNA.

    “Kemarin saya sudah berikan dokumen serta barang-barang milik Dian dan hari ini mereka mau ambil sampel orang tua saya,” kata dia.

    Dian Cahyani berdomisili di Pontianak (Kalimantan Barat) dan pada tahun baru lalu pulang ke rumah orang tua di Bogor untuk berlibur.

    “Dia ambil cuti dari pekerjaan dan pulang ke rumah orang tua di Bogor. Hari itu dirinya pergi,” kata dia.

    Ade mengakui mengetahui adanya peristiwa kebakaran hebat di Glodok Plaza pada Rabu malam dari siaran berita di televisi.

    Lalu adiknya menghubungi agar menghubungi korban karena sudah tidak bisa dihubungi sejak peristiwa tersebut.

    “Adik saya yang satu mengatakan Dian ada di Glodok Plaza bersama teman-temannya dan saya tidak mengenal mereka. Saya hubungi tapi tidak aktif,” kata dia.

    Hingga saat ini dirinya beserta keluarga belum mendapatkan info apapun dan pihak RS Polri menyatakan data ini baru bisa diketahui satu hingga dua minggu. “Kami berharap cepat ketemu dan mudah-mudahan baik-baik saja,” kata dia.

    Rumah Sakit Polri Kramat Jati telah menerima 13 sampel “Deoxyribo Nucleic Acid” (DNA) dari keluarga korban meninggal dunia dan korban hilang akibat kebakaran Glodok Plaza Taman Sari Jakarta Barat pada Rabu (15/1).

    “Data yang kita terima sebanyak 13 sampel DNA sampai hari ini,” kata Kabid DVI Rodokpol Pusdokkes Mabes Polri, Kombes Pol Ahmad Fauzi di Jakarta, Minggu.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • Delapan kantong jenazah bukan berarti delapan jenazah korban

    Delapan kantong jenazah bukan berarti delapan jenazah korban

    Jakarta (ANTARA) – Kabid DVI Rodokpol Pusdokkes Mabes Polri, Kombes Pol Ahmad Fauzi menegaskan bahwa delapan kantong jenazah yang diterima RS Polri Kramat Jati bukan berarti ada delapan jenazah yang telah diterima rumah sakit tersebut.

    “Saya ingatkan delapan kantong jenazah bukan berarti delapan jenazah, bisa saja isinya kurang dari itu atau lebih dari itu,” katanya di Jakarta, Minggu.

    Ia mengatakan, proses pencarian korban masih berlangsung. Pihaknya sudah membuka posko ante mortem dan post mortem untuk korban kebakaran Glodok Plaza ini.

    Menurut dia, sejak mendapatkan laporan ada kebakaran, tim DVI segera membentuk posko ante mortem untuk menunggu pengiriman jenazah dari lokasi kejadian yang buka selama 24 jam

    “Jadi sejak hari pertama sampai sekarang kita telah menerima sebanyak delapan kantong jenazah,” kata dia.

    Ia mengatakan untuk isi delapan kantong jenazah ini adalah bagian dari tubuh semua atau cuma serpihan-sepihan dari bangunan sekitarnya dan sebagainya. “Kan kita tidak tahu karena kondisinya terbakar,” kata dia.

    Menurut dia, ini tentu sulit dibedakan secara visual sehingga dibutuhkan “scientific”. Misalnya secara ilmiah apakah ini jenazah atau bukan.

    “Kalau jenazah ini siapa dan sebagainya,” kata dia.

    Selain itu, pihaknya menerima laporan dari keluarga yang merasa anggota keluarganya hilang atau diduga menjadi korban dalam kejadian tersebut.

    Pihaknya minta data-data korban sebelum meninggal dunia, ciri-ciri fisik, pakaian, perlengkapan dan aksesoris yang terakhir dipakai pada saat kejadian. Kemudian terakhir sampel DNA.

    “Kita tanya juga sidik jarinya, kartu keluarganya. Nanti kita bisa telusuri sidik jarinya,” kata dia.

    Pencocokan ini membutuhkan waktu satu hingga dua minggu karena meski profil korban sudah keluar tetap harus menunggu data pembanding. “Ini yang membutuhkan waktu,” kata dia

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • RS Polri terima 13 sampel DNA keluarga korban kebakaran Glodok Plaza

    RS Polri terima 13 sampel DNA keluarga korban kebakaran Glodok Plaza

    Jakarta (ANTARA) – Rumah Sakit Polri Kramat Jati telah menerima 13 sampel “Deoxyribo Nucleic Acid” (DNA) dari keluarga korban meninggal dunia dan korban hilang akibat kebakaran Glodok Plaza Taman Sari Jakarta Barat pada Rabu (15/1)

    “Data yang kita terima sebanyak 13 sampel DNA sampai hari ini,” kata Kabid DVI Rodokpol Pusdokkes Mabes Polri, Kombes Pol Ahmad Fauzi di Jakarta, Minggu.

    Ia mengatakan, hari ini ada satu keluarga yang datang ke Rumah Sakit (RS) Polri untuk memberikan data yang dibutuhkan berupa dokumen dan sampel DNA

    “Ini keluarga yang terakhir dan yang datang ibunya atau keluarga kandungnya untuk diambil sampel DNA,” katanya.

    Dari seluruh sampel yang dikumpulkan, pihaknya membutuhkan waktu satu hingga dua minggu untuk memastikan kecocokan data korban dengan keluarga.

    “Semua tergantung dari sampel DNA yang kita ambil. Karena kesulitan-kesulitan bisa kita dapatkan karena kondisi sampel DNA yang tersedia,” kata dia.

    Jika data tersedia maka akan diolah sehingga profil korban ini keluar dan jika belum ditemukan pihaknya akan melakukan pengulangan uji sampel sampai ada hasilnya

    “Sampai hasilnya nanti kita nyatakan bahwa ini bisa diproses atau tidak,” kata dia.

    Ia mengatakan, metode pemeriksaan sampel DNA ini satu metode yang sangat diandalkan. Ketika metode lain sudah tidak bisa, dengan DNA ini bisa lengkap identitas korban.

    ” DNA itu ada sifatnya ‘direct’ dan ‘indirect’. Kalau ‘direct’ itu dari benda-benda kepemilikan korban,” katanya.

    Misalnya, sikat gigi yang habis dipakai, biasanya sikat gigi kan tidak tukar-tukaran. “Tapi harus diyakinkan bahwa benar itu sikat giginya korban,” kata dia.

    Kemudian dari pakaian dalam terutama yang belum dicuci juga ada bukti DNA di pakaian itu. “Sedangkan yang tidak langsung itu justru dari keluarga,” kata dia.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025