Tag: Ahmad Fauzi

  • Dian SPG Asal Pontianak Hilang Usai Pamit Main ke Glodok Plaza, Kakak: Saya Telepon Hpnya Sudah Mati – Halaman all

    Dian SPG Asal Pontianak Hilang Usai Pamit Main ke Glodok Plaza, Kakak: Saya Telepon Hpnya Sudah Mati – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Dian Cahyanti (38), warga asal Pontianak, salah satu korban kebakaran Glodok Plaza, Tamansari, Jakarta Barat hingga kini belum diketahui nasibnya. 

    Kakak Dian, Ade Mulyani (41) mengaku sebelum peristiwa kebakaran, adiknya itu sempat berpamitan hendak pergi Glodok Plaza pada Rabu (15/1/2025).

    “Rabu sore sempat kontak katanya dia mau main ke Plaza Glodok, terus malam itu pas saya telepon lagi sudah mati handphone-nya sampai hari ini,” kata Ade di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur, Minggu (19/1/2025).

    Ade menjelaskan, saat itu Dian berencana bertemu dengan teman-temannya di Glodok Plaza.

    “Dia sama temen-temennya, tapi saya enggak tahu temen-temennya siapa. Temennya juga sama belum ketemu sampai saat ini,” kata Ade.

    Ade mengungkapkan, adiknya itu bekerja di Pontianak, Kalimantan Barat.

    Dian ke Jakarta untuk berlibur dan bertemu teman-temannya.

    “Dia kerja Sales Promotion Girl (SPG). Sebenarnya dia enggak tinggal di sini (Jakarta), dia tinggal di Pontianak. Sekarang ini dia lagi pulang, pulang ke rumah orang tua di Bogor,” kata Ade.

    “Katanya dia mau main ke Jakarta bersama teman-temannya, terus ya sampai sekarang hilang,” ujar Ade.

    Ade menceritakan, ia pergi ke RS Polri Kramatjati bersama orangtuanya untuk menyerahkan berkas yang dibutuhkan untuk identifikasi.

    “Iya kemarin sudah menyerahkan semua data-datanya, terus sekarang disuruh balik lagi karena mau diambil sampel buat tes DNA,” ujarnya.

    “Jadi orang tua ibu, bapak harus datang ke sini. Jadi saya anterin orang tua saya ke sini,” pungkas Ade.

    Sementara itu Riyadi, keluarga Dian Cahyadi baru saja selesai melakukan rangkaian proses identifikasi jenazah.

    Petugas damkar melakukan pemadaman api saat terjadi kebakaran di Glodok Plaza, Kamis, 16 Januari 2025. (dok, Kompas)

    Mengenakan masker warna hitam dan topi, Riyadi mengatakan diminta menyerahkan Kartu Tanda Penduduk (KTP).

    “Cuma KTP saja tidak ada sampel diambil, jadi cuma laporan aja kan belum tentu juga (jenazah cocok),” ucapnya kepada wartawan di RS Polri, Jakarta Timur, Sabtu (18/1/2025).

    Selain itu, Riyadi mengatakan juga diwawancara berkaitan dengan identifikasi.

    “Tidak ada pemeriksaan cuma wawancara saja,” ungkapnya.

    14 Laporan Orang Hilang

    Sebelumnya, Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur, sudah menerima 14 laporan kehilangan dari keluarga korban kebakaran Glodok Plaza, Tamansari, Jakarta Barat.

    “Iya, sampai hari ini tadi kita menerima total 14 keluarga yang anggota keluarganya diduga menjadi korban kebakaran Glodok Plaza,” kata Kabid DVI Rodokpol Pusdokkes Mabes Polri Kombes Ahmad Fauzi, di RS, Minggu (19/1/2025).

    Ahmad mengatakan, kondisi korban yang hangus terbakar menjadi salah satu kesulitan dalam melakukan identifikasi korban kebakaran Glodok Plaza.

    “Kesulitan yang kita hadapi saat ini adalah pertama karena kondisi korban yang cukup parah, dalam hal ini terbakar serius, sampai kita ketahui bahwa sulit kita kenal secara visual,” kata Ahmad.

    Ahmad mengungkapkan, peristiwa kebakaran Glodok Plaza termasuk dalam kategori open disaster.

    “Ini adalah open disaster. Open disaster di mana siapa yang menjadi korban, jumlahnya berapa, masih belum jelas. Karena ini kan tempat umum, jadi yang masuk ke situ kita enggak tahu siapa,” ujarnya.

    “Bisa saja jumlah korban lebih dari 14 yang dinyatakan hilang,” tutur Ahmad. 

    Sebelumnya, tragedi kebakaran di Glodok Plaza, Mangga Besar, Jakarta Barat lantai paling atas terjadi pada Rabu (15/1/2025) pukul 21.33 WIB.

    Sebanyak tujuh kantong jenazah sudah dievakuasi ke RS Polri Kramat Jati untuk proses identifikasi.

    Terhadap korban lainnya saat ini masih dalam proses pencarian.

    Korban hilang dilaporkan saat ini berjumlah 14 orang.

    Adapun 14 orang tersebut adalah:

    Ade Aryati (29)
    Sinta Amelia (20)
    Aldrinas (29)
    Aulia Belinda (28)
    Osima Yukari (25)
    Deri Saiki (25)
    Indira Seviana Bela (25) 
    Keren Shalom J (21)
    Intan Mutiara (26)
    Desty 
    Zukhi Radja (42)
    Chika Adinda Yustin (26)
    Muljadi (56) 
    Dian Cahyadi (38)

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Dian Cahyanti Hilang Tak Bisa Dihubungi Setelah Pamit Bertemu Teman di Glodok Plaza

  • Terungkap Alasan Awak Kabin Banyak jadi Korban Kebakaran Glodok Plaza, Termasuk Tiga Pramugari Cantik Ini

    Terungkap Alasan Awak Kabin Banyak jadi Korban Kebakaran Glodok Plaza, Termasuk Tiga Pramugari Cantik Ini

    GELORA.CO – Upaya pencarian korban kebakaran di Glodok Plaza, Tamansari, Jakarta Barat, terus dilakukan hingga Minggu (19/1/2025).

    Kebakaran yang terjadi pada Rabu (15/1/2025) itu menelan korban jiwa dan sejumlah orang dinyatakan hilang.

    Dalam peristiwa kebakaran Glodok Plaza tersebut, sejumlah awak kabin maskapai penerbangan disebut banyak menjadi korban.

    Data terbaru, total ada 14 korban yang dilaporkan, diantaranya sebanyak 8 orang dinyatakan meninggal dunia, sementara 6 lainnya masih dalam pencarian.

    “Pagi ini tim mulai lagi melakukan pencarian di lokasi,” ujar Kepala Pusat Data dan Informasi BPBD Jakarta, Mohammad Yohan, Minggu (19/1/2025).

    “Kalau memang 14 berarti masih ada 6 lagi yang memang harus dicari,” tambahnya.

    Proses pencarian melibatkan BPBD Jakarta, TNI/Polri, Basarnas, dan Gulkarmat Jakarta yang bekerja sama menyisir setiap ruangan gedung yang terdampak.

    Sebelumnya, Sabtu (18/1/2025), tim berhasil mengevakuasi satu korban meninggal dunia, sehingga total korban jiwa menjadi 8 orang.

    Namun, identitas para korban meninggal tersebut belum bisa dipastikan.

    “Dari 8 tersebut sampai saat ini belum bisa berhasil diidentifikasi identitasnya,” jelas Yohan.

    Yohan menerangkan, proses identifikasi oleh Inafis Polri dijadwalkan selesai dalam 3-7 hari ke depan.

    Nasib Para Awak Kabin

    Dari sejumlah korban yang dilaporkan hilang dan belum teridentifikasi itu, terdapat nama-nama awak kabin yang saat kejadian kebakaran tengah menghadiri acara ulang tahun di Golden Crown, Glodok Plaza.

    Informasi tiga pramugari yang diduga terjebak di dalam gedung, beredar di media sosial.

    Korban pertama yang banyak disebut yaitu Oshima Yukari.

    Salah satu pramugari yang hilang ini dikenal aktif di media sosial dengan akun Instagram @osiyamayukari dengan 13 ribu pengikut.

    Wanita berusia 30 tahun ini sebelumnya pernah bekerja di Batik Air dan Air Asia sebelum bergabung dengan BNN Airlines.

    Hingga kini, keluarga Oshima masih menunggu hasil pencocokan DNA dengan jasad yang ditemukan.

    Pemeriksaan DNA membutuhkan waktu 3-7 hari untuk menunggu hasil pasti pencocokan.

    Nama lainnya adalah Aulia Belinda, pramugari yang dilaporkan hilang bersama Oshima.

    Melalui akun Instagram-nya @auliablnda, Aulia sering berbagi momen keseharian dan unggahan dengan seragam Lion Air, maskapai tempatnya bekerja.

    Seorang teman Aulia, Dela Puspita, meminta masyarakat untuk tidak menyebarkan berita hoaks tentang nasib korban.

    “Mohon untuk tidak membuat berita hoax yaa sebelum ada kepastian dari pihak keluarga,” tulis Dela di Instagram Stories.

    Pramugari lainnya adalah Indira Seviana Bela (25). Ia terakhir kali diketahui mengirimkan pesan kepada ibunya sebelum kejadian.

    Dalam pesan tersebut, Indira mengatakan ia baru selesai ujian dan akan pergi bersama teman-temannya.

    Namun, hingga keesokan harinya, teman satu apartemen Indira mengabarkan bahwa Indira tidak kembali ke apartemen.

    Tante korban, Diah, memgungkap keluarga langsung panik setelah mendengar kabar tersebut. Kini akun TikTok Indira, @kacauprsn, dipenuhi doa dan dukungan dari warganet.

    Laporan Keluarga

    Meski diinformasikan 8 korban meninggal dan 6 masih dicari, namun Posko Antemortem DVI di RS Polri sampai saat ini baru menerima laporan dari 13 keluarga korban.

    “Ada 13 keluarga yang sudah melapor ke Posko Antemortem DVI di RS Polri,” ujar Fauzi, Minggu (19/1/2025).

    Agar identitas bisa segera diungkap, Kabid Disaster Victim Identification (DVI) Rodokpol Pusdokkes Polri, Kombes Ahmad Fauzi, memastikan pihaknya terus berupaya mempercepat proses identifikasi. ***

  • RS Polri Ungkap Kesulitan Identifikasi Korban Kebakaran Glodok Plaza

    RS Polri Ungkap Kesulitan Identifikasi Korban Kebakaran Glodok Plaza

    loading…

    Kabid DVI Rodokpol Pusdokkes Mabes Polri Kombes Ahmad Fauzi memberikan keterangan kepada wartawan di RS Polri Kramat Jati, Minggu (19/1/2025). FOTO/DANAN DAYA ARYA PUTRA

    JAKARTA RS Polri masih melakukan identifikasi terhadap 8 kantong jenazah yang telah diterima dari lokasi kebakaran Glodok Plaza . Hingga kini 14 orang dilaporkan hilang akibat kebakaran hebat yang terjadi pada Rabu (15/1/2025).

    Kabid DVI Rodokpol Pusdokkes Mabes Polri Kombes Ahmad Fauzi menyebut kendala yang dialami dalam proses identifikasi ini karena korban mengalami luka serius. Hal itu membuat korban sulit dikenali secara kasat mata.

    “Kesulitan yang kita hadapi saat ini adalah pertama karena kondisi korban yang cukup parah dalam hal ini terbakar serius sampai kita ketahui bahwa sulit kita kenal secara visual,” kata Ahmad kepada wartawan di RS Polri Kramat Jati, Minggu (19/1/2025).

    Ahmad menambahkan, dikarenakan kebakaran ini terjadi di tempat umum, maka sulit mengetahui siapa saja yang ada di lokasi saat kebakaran. Dia juga menegaskan kantong jenazah yang telah diterima, bukan berarti terdapat delapan jenazah.

    “Karena ini kan tempat umum ya. Jadi yang masuk kesitu kita ga tahu siapa. Bisa saja jumlah korban lebih dari 14 yang dinyatakan hilang,” tuturnya.

    “Karena tidak menutup kemungkinan ada korban yang sebenarnya ada disitu namun tidak ada keluarga yang melapor karena tidak ada keluarga yang sadar bahwa ada si korban disitu,” sambungnya.

    Kini, pihaknya seluruh keluarga korban kebakaran telah diambil sampel DNA untuk mencocokkan dengan data korban. Sampel DNA diambil dari mukosa mulut.

    “Iya sampai hari ini tadi kita menerima total 14 keluarga yang anggota keluarganya diduga menjadi korban kebakaran Glodok Plaza,” ucapnya.

  • Tim DVI: Pencarian jasad korban kebakaran terhambat reruntuhan gedung

    Tim DVI: Pencarian jasad korban kebakaran terhambat reruntuhan gedung

    Jakarta (ANTARA) – Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Metro Jaya menyatakan pencarian jasad korban yang hilang dalam kebakaran di Glodok Plaza, Tamansari, Jakarta Barat terhambat reruntuhan gedung bangunan tersebut.

    “Proses pencarian korban terhambat reruntuhan. Kalau kita masuk, membahayakan,” kata Tim DVI Polda Metro Jaya, dr. Imam di Jakarta, Minggu.

    Menurut dia, proses pencarian korban kebakaran akan dimaksimalkan sambil menunggu pembersihan dari pengelola gedung karena untuk mengetahui detail struktur bangunan.

    Imam mengatakan, Rumah Sakit Polri Kramat Jati masih menunggu data Ante Mortem dari pihak keluarga korban. Data dari keluarga akan dicocokkan dengan jasad korban.

    “Korban yang teridentifikasi di rumah sakit masih menunggu data dari Ante Mortem. Karena data yang didapatkan itu potongan tubuh, jadi kita masih memproses semuanya. Banyak yang nggak utuh, kita banyak menemukan potongan-potongan tubuh,” ujarnya.

    Tim DVI membuka laporan kehilangan dari keluarga korban yang merasa belum kembali ke rumah setelah kejadian kebakaran itu.

    “Keluarga yang melapor syaratnya ada kartu keluarga (KK), KTP, kalau diperlukan nanti akan dilakukan tes DNA,” kata Imam.

    Sebelumnya, Rumah Sakit Polri Kramat Jati menyatakan kesulitan melakukan identifikasi jenazah korban kebakaran di gedung Glodok Plaza, Tamansari, Jakarta Barat, karena kondisi jasadnya yang terbakar parah dan sulit dikenali secara visual,

    “Jadi, kesulitan yang dihadapi pertama adalah kondisi korban yang terbakar parah, sehingga sulit dikenali secara visual,” kata Kabid Disaster Victim Identification (DVI) Rodokpol Pusdokkes Mabes Polri Kombes Pol Ahmad Fauzi di Jakarta, Minggu.

    Kemudian, lanjut dia, kejadian ini merupakan “open disaster” yang membuat siapa yang jadi korban jumlahnya berapa masih belum jelas karena ini lokasi tempat umum, yang siapa saja bisa masuk ke dalam lokasi kejadian.

    Dia berpendapat bisa saja korban yang hilang jumlahnya lebih dari 14 orang karena tidak menutup kemungkinan ada korban lain di lokasi dan keluarga mereka tidak melapor karena tidak sadar.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • RS Polri surati Badan Kesehatan Penerbangan bantu identifikasi korban

    RS Polri surati Badan Kesehatan Penerbangan bantu identifikasi korban

    Jakarta (ANTARA) – Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati akan mengirimkan surat kepada Badan Kesehatan Penerbangan untuk mendapatkan data kru pesawat yang diduga menjadi korban dalam kejadian kebakaran di Glodok Plaza, Tamansari, Jakarta Barat, pada Rabu (15/1) malam.

    “Kami akan bersurat besok kepada Balai Kesehatan Penerbangan,” kata Kabid DVI Rodokpol Pusdokkes Mabes Polri Kombes Pol Ahmad Fauzi di Jakarta, Minggu.

    Menurut dia, Balai Kesehatan Penerbangan dinilai memiliki data rekam medis terhadap kru pesawat yang diduga menjadi korban kebakaran di Glodok Plaza.

    “Data ini nanti akan membantu tim DVI melakukan identifikasi korban kebakaran (ante mortem dan post mortem),” kata Ahmad.

    Ia menambahkan pihaknya telah mengambil sampel Deoxyribonucleic Acid (DNA) dari 14 keluarga yang melaporkan kehilangan keluarga setelah kejadian kebakaran.

    “Kami ambil swab mukosa dari mulut dan sejumlah dokumen,” katanya.

    Untuk data Post Mortem, akan diambil DNA dari keluarga terdekat seperti orang tua kandung atau anak.

    “Kami juga sudah menerima data Post Mortem dari Malang yang kami terima tadi malam,” tuturnya.

    Setelah hasil pemeriksaan DNA keluar, maka pihaknya akan melakukan rekonsiliasi melakukan pencocokan data Ante Mortem dengan Post Mortem.

    “Jika hasil sudah ada kecocokan maka kami akan segera umumkan,” ucap Ahmad.

    Ia mengatakan petugas akan melakukan pemeriksaan dan pengambilan DNA dari bagian-bagian yang ada di kantong jenazah.

    “Bisa saja dari satu kantong itu bagian tubuh dari beberapa orang maupun bisa jadi satu orang,” ujarnya.

    Tim DVI membutuhkan waktu satu hingga dua pekan atau lebih untuk memastikan hasil identifikasi korban kebakaran ini.

    “Biasanya lebih lambat karena kondisi barang bukti yang dibawa ke laboratorium DNA kondisinya juga sulit,” kata Ahmad.

    Ia mengaku dalam melakukan proses identifikasi sarana prasarana dan sumber daya manusia yang ada di RS Polri Kramat Jati sangat lengkap.

    “Yang jadi kendala adalah data ante mortem ini yang harus didalami,” tuturnya.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • RS Polri kesulitan identifikasi jasad korban kebakaran Glodok

    RS Polri kesulitan identifikasi jasad korban kebakaran Glodok

    Jakarta (ANTARA) – Rumah Sakit Polri Kramat Jati menyatakan kesulitan melakukan identifikasi jenazah korban kebakaran di gedung Glodok Plaza, Tamansari, Jakarta Barat, karena kondisi jasadnya yang terbakar parah dan sulit dikenali secara visual,

    “Jadi, kesulitan yang dihadapi pertama adalah kondisi korban yang terbakar parah, sehingga sulit dikenali secara visual,” kata Kabid Disaster Victim Identification (DVI) Rodokpol Pusdokkes Mabes Polri Kombes Pol Ahmad Fauzi di Jakarta, Minggu.

    Kemudian, lanjut dia, kejadian ini merupakan “open disaster” yang membuat siapa yang jadi korban jumlahnya berapa masih belum jelas karena ini lokasi tempat umum, yang siapa saja bisa masuk ke dalam lokasi kejadian.

    Dia berpendapat bisa saja korban yang hilang jumlahnya lebih dari 14 orang karena tidak menutup kemungkinan ada korban lain di lokasi dan keluarga mereka tidak melapor karena tidak sadar.

    “Kami sudah menerima delapan kantong jenazah dan dilakukan pemeriksaan Ante Mortem,” kata Ahmad.

    Selain itu, pihaknya juga mengambil data post mortem dari 14 keluarga yang melaporkan keluarga mereka hilang selepas kejadian kebakaran tersebut.

    Setelah hasil pemeriksaan DNA keluar, kata dia, pihaknya akan melakukan rekonsiliasi melakukan pencocokan data Ante Mortem dengan Post Mortem.

    “Jika hasil sudah ada kecocokan, maka kami akan segera umumkan,” ujarnya.

    Dia menuturkan, petugas akan melakukan pemeriksaan dan pengambilan DNA dari bagian-bagian yang ada di kantong jenazah. Bisa saja dari satu kantong itu bagian tubuh dari beberapa orang maupun bisa jadi satu orang, ucapnya.

    Tim DVI membutuhkan waktu satu hingga dua pekan atau lebih untuk memastikan hasil identifikasi korban kebakaran ini.

    “Biasanya lebih lambat karena kondisi barang bukti yang dibawa ke laboratorium DNA kondisinya juga sulit,” kata dia

    Ia mengaku dalam melakukan proses identifikasi sarana prasarana dan sumber daya manusia yang ada di RS Polri Kramat Jati sangat lengkap.

    “Yang jadi kendala adalah data ante mortem ini yang harus didalami,” kata dia.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Tangis Imelda Orangtua Shinta Amalia Korban Kebakaran Glodok Plaza Saat Datangi RS Polri Kramat Jati
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        19 Januari 2025

    Tangis Imelda Orangtua Shinta Amalia Korban Kebakaran Glodok Plaza Saat Datangi RS Polri Kramat Jati Megapolitan 19 Januari 2025

    Tangis Imelda Orangtua Shinta Amalia Korban Kebakaran Glodok Plaza Saat Datangi RS Polri Kramat Jati
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Imelda (44), orangtua
    Shinta Amelia
    (20), korban
    kebakaran Glodok Plaza
    , Tamansari, Jakarta Barat, mendatangi Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, untuk menyerahkan dokumen kelengkapan antemortem.
    Ia mendatangi
    RS Polri Kramat Jati
    didampingi paman dan bibinya.
    Imelda tak kuasa menahan tangis ketika menceritakan proses identifikasi anaknya yang sedang berlangsung.
    “Sementara untuk data orang hilang dulu, karena kan belum tahu ya benar apa enggak, yang jelas saya nyerahin foto-foto, ya KK, sama sampel DNA, sekaligus ciri-ciri anaknya,” kata Imelda, di RS Polri Kramat Jati, Minggu (19/1/2025).
    Imelda mengaku mengetahui aktivitas anaknya di Glodok Plaza sedang mengadakan perayaan ulang tahun.
    “Untuk di Glodok dia tidak ada izin, tapi sebelumnya di tanggal 10 Januari 2025 dia merayakan ulang tahun, tapi bukan di Glodok, di tempat lain. Nah, tanggal 12 Januari 2025 juga ngerayain, tapi nggak tahu di mana, karena berisik,” ujar Imelda.
    Imelda mengetahui anaknya masuk daftar orang hilang kebakaran Glodok Plaza dari teman anaknya.
    “Karena ada temannya satu yang tahu dia pergi ke sana, jadi dia yang ngelaporan kalau dia hilang, nah temannya ini yang ngelaporan ngasih informasi ke saya gitu,” ucap Imelda.
    Imelda menceritakan, komunikasi terakhir dengan anaknya pada Rabu, 15 Januari 2025, pukul 10.30 WIB, tetapi pada Kamis pagi nomor Shinta Amelia tidak dapat dihubungi.
    “Rabu setengah sebelas paling terakhir, setengah sebelas siang. Nah Kamis saya hubungi pagi, enggak aktif, nomornya semuanya enggak aktif. Telepon biasa juga enggak aktif. Jadi bingung, biasanya anak ini sibuk apapun selalu mengangkat, selalu mengangkat lah gitu kan,” tutur Imelda.
    Sebelumnya, Rumah Sakit Polri Kramat Jati Jakarta Timur sudah melakukan pengambilan sampel kepada 13 keluarga
    korban kebakaran Glodok Plaza
    .
    “Data antemortem yang kita terima (laporan) sebanyak 13 sampai hari ini. Sedangkan sampel DNA yang sudah kita ambil itu berjumlah 12 dari keluarga. Sedangkan hari ini adalah sampel DNA yang ke-13,” kata Kabid DVI Rodokpol Pusdokkes Mabes Polri Kombes Pol Ahmad Fauzi, di RS, Minggu (19/1/2025).
    Ahmad menerangkan, untuk pemeriksaan DNA (Deoxyribonucleic Acid) yang dilakukan RS Polri Kramat Jati akan memakan waktu satu hingga dua minggu.
    “Namun tentu saja tergantung dari sampel DNA yang kita ambil. Karena kesulitan-kesulitan bisa kita dapatkan karena kondisi sampel DNA yang tersedia,” ucap Ahmad.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tangis Imelda Orangtua Shinta Amalia Korban Kebakaran Glodok Plaza Saat Datangi RS Polri Kramat Jati
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        19 Januari 2025

    Shinta Amelia Dilaporkan Hilang dalam Kebakaran Glodok Plaza, Sang Ibu Datangi RS Polri Megapolitan 19 Januari 2025

    Shinta Amelia Dilaporkan Hilang dalam Kebakaran Glodok Plaza, Sang Ibu Datangi RS Polri
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Imelda (44), orangtua dari Shinta Amelia (20), berujar bahwa anaknya diduga sedang mengadakan perayaan ulang tahun di
    Glodok Plaza
    , Tamansari, Jakarta Barat, Rabu (15/1/2025).
    Untuk diketahui, Shinta merupakan salah satu orang yang masuk daftar korban hilang dalam
    kebakaran Glodok Plaza
    .
    “Untuk di Glodok dia tidak ada izin (merayakan ulang tahun), tapi sebelumnya di tanggal 10 Januari 2025 dia merayakan ulang tahun, tapi bukan di Glodok, di tempat lain. Nah tanggal 12 Januari 2025 juga ngerayain, tapi enggak tahu dimana, karena berisik,” kata Imelda di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur, Minggu (19/1/2025).
    Imelda mengetahui Shinta masuk daftar orang hilang kebakaran Glodok Plaza dari teman anaknya yang menghubunginya.
    “Karena ada temannya satu yang tahu dia pergi ke sana (Glodok Plaza) jadi dia yang ngelaporan kalau dia hilang, nah temannya ini yang ngelaporan ngasih informasi ke saya gitu,” ucap Imelda.
    Imelda menceritakan, dirinya terakhir berkomunikasi dengan sang putri pada Rabu 15 Januari 2025 pukul 10.30 WIB.
    Sehari berselang, ia mencoba menghubungi Shinta, tetapi nomornya sudah tidak aktif.
    “Rabu, setengah sebelas paling terakhir, setengah sebelas siang. Nah, Kamis saya hubungi lagi enggak aktif, nomornya semuanya enggak aktif. Telepon biasa juga enggak aktif. Jadi bingung, biasanya anak ini sibuk apa pun selalu mengangkat, selalu mengangkat lah gitu kan,” Tutur Imelda.
    Oleh sebab itu, Imelda mendatangi RS Polri Kramatjati bersama paman dan bibinya untuk menanyakan proses identifikasi serta menyerahkan sejumlah dokumen untuk proses pemeriksaan.
    “Karena kan belum tahu ya benar apa engga, yang jelas saya nyerahin foto foto, ya KK, sama sampel DNA, sekaligus ciri ciri anaknya,” pungkas Imelda.
    Sebelumnya, Rumah Sakit Polri Kramatjati Jakarta Timur sudah melakukan pengambilan sampel kepada 13 keluarga
    korban kebakaran Glodok Plaza
    .
    “Data antemortem yang kita terima (laporan) sebanyak 13 sampai hari ini. Sedangkan sampel DNA yang sudah kita ambil itu berjumlah 12 dari keluarga. Sedangkan hari ini adalah sampel DNA yang ke-13,” kata Kabid DVI Rodokpol Pusdokkes Mabes Polri Kombes Pol Ahmad Fauzi, di RS, Minggu (19/1/2025).
    Ahmad menerangkan, untuk pemeriksaan DNA (
    Deoxyribonucleic

    Acid
    ) yang dilakukan RS Polri Kramat Jati akan dilakukan satu hingga dua minggu.
    “Namun tentu saja tergantung dari sampel DNA yang kita ambil. Karena kesulitan-kesulitan bisa kita dapatkan karena kondisi sampel DNA yang tersedia,” ucap Ahmad.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Sosok Sinta Amelia, Mahasiswi yang Hilang Dalam Kebakaran Glodok Plaza Saat Rayakan Ulang Tahun – Halaman all

    Sosok Sinta Amelia, Mahasiswi yang Hilang Dalam Kebakaran Glodok Plaza Saat Rayakan Ulang Tahun – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sinta Amelia, seorang mahasiswi asal Ciracas, Jakarta Timur, masuk dalam daftar korban hilang dalam tragedi kebakaran Glodok Plaza, Tamansari, Jakarta Barat.

    Saat ini keluarga masih mencari kebaradaan wanita berusia 20 tahun tersebut.

    Pihak keluarga pun mendangi RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur dalam rangka mencari keberadaan Sinta Amelia.

    Pihak keluarga pun sudah menyerahkan data pembanding antemortem kepada Tim Disaster Victim Identification (DVI) di RS Polri Kramat Jati.

    Robert Efendi Pasaribu, seorang anggota keluarganya mengatakan pihak keluarga yang terdiri dari Imelda, ibu Sinta dan adik Sinta datang untuk menyerahkan data pembanding antemortem meliputi sidik jari, gigi, dan DNA.

    Kini pihak keluarga masih menunggu informasi lebih lanjut dari Tim DVI untuk memastikan apakah Sinta termasuk dalam jenazah korban kebakaran Glodok Plaza yang dibawa ke RS Polri.

    “Sampel DNA sudah diminta. Nanti kalau memang (jenazahnya) sudah pasti rencananya akan dimakamkan di TPU (Taman Pemakaman Umum) Pondok Ranggon,” kata Robert di RS Polri Kramat Jati dikutip dari Tribunjakarta.com, Minggu (19/1/2025).

    Sinta Hilang Saat Rayakan Ulang Tahun

    Sejak Glodok Plaza terbakar pada Rabu (15/1/2025) sekira pukul 21.30 WIB lalu, hingga kini Sinta tidak kunjung pulang ke rumah dan keberadaannya belum diketahui pasti.

    Robert mengatakan Sinta dilaporkan hilang saat merayakan ulang tahunnya ke-20 bersama lima teman perempuannya di Glodok Plaza.

    “Merayakan ulang tahun sama teman-temannya. Ulang tahun dia yang ke-20 tahun. Sinta ulang tahun di tanggal 13 Januari,” kata Robert.

    Saat kejadian, pihak keluarga awalnya tidak mengetahui bahwa Sinta Amelia termasuk dalam 14 korban yang dilaporkan hilang dalam kebakaran besar di Glodok Plaza.

    Pihak keluarga baru mengetahui kejadian setelah mendapat kabar dari seorang teman perempuan Sinta pada Kamis (16/1/2025) yang berhasil menyelamatkan diri dari Glodok Plaza.

    Pihak keluarga lalu bergegas mencari informasi lebih lanjut, hingga akhirnya diarahkan ke RS Polri Kramat Jati tempat jenazah korban kebakaran Glodok Plaza diidentifikasi.

    “Ada satu teman yang selamat, dia pas kejadian informasinya pingsan di lobi lalu dibawa ke rumah sakit. Dapat kabar dari dia, kebetulan salah satu handphone punya Sinta ada sama dia,” ujarnya.

    Sosok Sinta Amelia

    Robet, mengatakan, Sinta Amelia diketahui sering ikut syuting sinetron sebagai pemeran figuran.

    Sinta Amelia diketahui belum memiliki pekerjaan tetap syutingnya tergantung panggilan kru sinetron.

    “Biasanya dia selalu ngomong ke ibunya, tapi ini nggak (mau karaokean di Plaza Glodok),” kata Robet.

    Imelda, ibu Sinta Amelia, menyatakan, anaknya bekerja sebagai ekstra syuting atau pemeran tambahan di film dan sinetron.

    Saat ini Sinta Amelia masih berstatus sebagai mahasiswi.

    Imelda sudah menyerahkan sejumlah foto anaknya ke tim DVI RS Polri, Kramat Jati, Minggu.

    Ia juga menyerahkan kartu keluarga dan sampel DNA ke tim DVI RS Polri, termasuk ciri-ciri Sinta Amelia.

    “Terakhir komunikasi ya biasa saja, terakhir saya ucapin ulang-tahun,” kata Imelda.

    13 Keluarga Sudah Melapor ke RS Polri

    Sementara itu, RS Polri Kramat Jati hingga kini sudah menerima laporan dari 13 keluarga korban hilang dalam peristiwa kebakaran Glodok Plaza.

    “Keluarga korban yang sudah melapor, yang merasa kehilangan keluarganya, ada 13 orang,” ujar Kabid DVI Rodokpol Pusdokkes Mabes Polri Kombes Pol Ahmad Fauzi kepada awak media di RS Polri, Jakarta Timur, Sabtu (18/1/2025).

    Ahmad menuturkan pihak keluarga diminta menyerahkan data ante mortem, termasuk sampel DNA untuk keperluan identifikasi.

    “Dari 13 itu, kita ambil semua data memang ada data-data yang perlu dilengkapi seperti tadi ada data DNA yang kita butuhkan dari keluarga kandungnya,” ucapnya.

    Dia berujar bahwa data ante mortem dari keluarga korban akan dicocokkan dengan data post mortem dari jenazah untuk memastikan identitas korban.

    “Pemeriksaan DNA perlu waktu jadi DNA yang kita ambil dari jenazah nanti diperiksa di lab DNA untuk mencari profilnya. Kemudian, kita juga periksa sampel DNA dari keluarga sama-sama kita cari profilnya, nanti kita bandingkan,” jelas Ahmad.

    Diketahui, sebanyak delapan kantong jenazah sudah dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk proses identifikasi.

    Terhadap korban lainnya saat ini masih dalam proses pencarian.

    Korban hilang dilaporkan saat ini berjumlah 14 orang.

    Adapun 14 orang tersebut adalah Ade Aryati (29), Sinta Amelia (20), Aldrinas (29), Aulia Belinda (28), Osima Yukari (25), Deri Saiki (25), Indira Seviana Bela (25) dan Keren Shalom J (21), Intan Mutiara (26), Desty dan Zukhi Radja (42), Chika Adinda Yustin (26), Muljadi (56) dan Dian Cahyadi (38).

    (Tribunjakarta/ bima/ wartakotalive.com/ miftahul munir/ tribunnews.com/ reynas)

    Sebagian dari artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Pilu, Sinta Amelia Hilang di Glodok Plaza Saat Rayakan Ulang Tahun ke-20

  • Sinta Amelia Jadi Korban Hilang Kebakaran Glodok Plaza, Ibunda Harap Ada Keajaiban – Page 3

    Sinta Amelia Jadi Korban Hilang Kebakaran Glodok Plaza, Ibunda Harap Ada Keajaiban – Page 3

    Sementara itu, Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Polri Kramat Jati telah menerima 13 data DNA dari keluarga korban kebakaran Glodok Plaza. Hal itu dilakukan untuk mengidentifikasi jenazah.

    “Data ante mortem yang kita terima sebanyak 13 sampai hari ini. Jadi sampel DNA yang kita sudah ambil itu berjumlah 12 dari keluarga, sedangkan hari ini adalah sampel DNA yang ke-13,” tutur Kabid DVI Rodokpol Pusdokkes Polri Kombes Ahmad Fauzi di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur (19/1/2025).

    Menurut Fauzi, penggunaan DNA untuk proses identifikasi jenazah memang memakan waktu satu hingga dua minggu. Dia pun meminta keluarga dapat menunggu penyelesaian langkah tersebut.

    “Namun tentu saja tergantung dari sampel DNA yang kita ambil. Karena kesulitan-kesulitan bisa kita dapatkan karena kondisi sampel DNA yang tersedia ya. Nah dari situ nanti akan kita periksa, apabila lancar, mungkin sampel itu bisa kita olah, mungkin akan keluar profilnya,” jelas dia.

    Dalam kurun waktu satu hingga dua minggu, petugas akan melakukan pencocokan DNA dan menyimpulkan apakah berhasil atau belum dapat diproses. Sejauh ini, sudah ada delapan kantong jenazah korban kebakaran Glodok Plaza yang masuk ke RS Polri Kramat Jati.

    “Semuanya kita periksa, kita upayakan semaksimal mungkin,” Fauzi menandaskan.