Tag: Agus Salim

  • Prabowo: Kekayaan Negara Bocor Terus, Indonesia Berpotensi jadi Negara Gagal – Page 3

    Prabowo: Kekayaan Negara Bocor Terus, Indonesia Berpotensi jadi Negara Gagal – Page 3

    “Terus terang, saya katakan di sini, kalau kita konsekuen menjalankan apa yang telah dibuat oleh para pendiri bangsa kita, oleh Bung Karno, Bung Hatta, Bung Sjahrir, Haji Agus Salim, oleh Generasi 45, yaitu rancang bangun atau blueprint bagaimana negara ini harus dijalankan, yang tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945, saya yakin bangsa kita akan selamat,” bebernya.

    Menurut dia, Undang-Undang Dasar 1945 wajib kembali dipelajari. Dengan pandangan bahwa rumusan negara itu bukanlah slogan atau mantra belaka.

    “Undang-Undang Dasar 1945 adalah rancang bangun yang relevan, rancang bangun yang ampuh, rancang bangun yang nyata dan rancang bangun yang operasional untuk kita gunakan,” ujar Prabowo.

     

  • Bagaimana Proses Penetapan Pancasila sebagai Dasar Negara: Sejarah dan Perjalanan

    Bagaimana Proses Penetapan Pancasila sebagai Dasar Negara: Sejarah dan Perjalanan

    YOGYAKARTA – Pancasila, sebagai dasar negara Indonesia, bukanlah sesuatu yang muncul begitu saja, tetapi melalui proses yang panjang dan penuh perjuangan. Bagaimana proses penetapan Pancasila sebagai dasar negara merupakan sebuah perjalanan sejarah yang melibatkan pemikiran, diskusi, dan konsensus antara berbagai pihak di Indonesia, baik dari kalangan pemimpin bangsa maupun masyarakat pada umumnya.

    Proses ini dimulai sejak masa perjuangan kemerdekaan hingga saat Pancasila secara resmi diabadikan dalam Undang-Undang Dasar 1945. Artikel ini akan mengulas dengan mendalam mengenai bagaimana proses penetapan Pancasila sebagai dasar negara.

    Bagaimana Proses Penetapan Pancasila sebagai Dasar Negara

    1. Latar Belakang Sejarah

    Pancasila pertama kali dicetuskan oleh Ir. Soekarno, Presiden pertama Republik Indonesia, dalam sebuah pidato pada tanggal 1 Juni 1945. Saat itu, Indonesia masih berada dalam masa perjuangan untuk meraih kemerdekaan dari penjajahan. Sebelum merdeka, Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa, agama, dan budaya yang berbeda, sehingga diperlukan suatu dasar yang dapat menyatukan semua elemen bangsa.

    Pada awalnya, para pemimpin Indonesia mengusulkan berbagai ide tentang dasar negara. Beberapa kelompok mengusulkan agama sebagai dasar negara, sementara yang lain menginginkan sistem sekuler. Namun, Soekarno berpendapat bahwa dasar negara Indonesia haruslah sesuatu yang dapat mengakomodasi semua unsur dalam masyarakat Indonesia yang majemuk, tanpa memaksakan satu agama atau ideologi tertentu.

    2. Pencetusan Pancasila oleh Soekarno

    Pada tanggal 1 Juni 1945, dalam sebuah sidang yang diadakan oleh Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), Soekarno mengajukan sebuah konsep dasar negara yang dikenal dengan nama Pancasila. Pancasila terdiri dari lima sila yang memuat nilai-nilai yang dianggap penting untuk membangun negara Indonesia yang merdeka dan berdaulat. Berikut adalah lima sila Pancasila yang dicetuskan oleh Soekarno:

    Ketuhanan Yang Maha EsaKemanusiaan yang Adil dan BeradabPersatuan IndonesiaKerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/PerwakilanKeadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

    Pidato yang disampaikan oleh Soekarno ini langsung diterima oleh sebagian besar anggota BPUPKI sebagai sebuah dasar negara yang ideal bagi Indonesia yang baru merdeka. Meskipun ada beberapa perdebatan, namun ide Pancasila dianggap sebagai solusi yang bisa mengakomodasi beragam kepentingan bangsa Indonesia.

    3. Diskusi dan Penyempurnaan Pancasila

    Setelah pencetusan Pancasila oleh Soekarno, proses selanjutnya adalah diskusi dan penyempurnaan lebih lanjut oleh para anggota BPUPKI. Pada tanggal 22 Juni 1945, sebuah sidang lanjutan diadakan untuk membahas lebih mendalam mengenai rumusan dasar negara ini. Dalam sidang ini, tokoh-tokoh seperti Muhammad Yamin, Soepomo, dan Agus Salim turut memberikan masukan.

    Sebagian besar usulan dari tokoh-tokoh tersebut memperkuat konsep Pancasila. Misalnya, usulan Muhammad Yamin yang menekankan pentingnya nilai-nilai ketuhanan dan persatuan, serta konsep Soepomo mengenai dasar negara yang lebih berorientasi pada musyawarah dan mufakat. Hasil dari sidang BPUPKI ini kemudian dituangkan dalam Piagam Jakarta pada tanggal 22 Juni 1945, yang merupakan versi awal dari Pancasila.

    4. Piagam Jakarta dan Perubahan Pancasila

    Piagam Jakarta memuat tujuh kalimat yang pada dasarnya mengandung prinsip-prinsip yang sama dengan Pancasila yang kita kenal sekarang. Namun, ada perbedaan penting dalam sila pertama. Dalam Piagam Jakarta, sila pertama berbunyi “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Hal ini sempat menimbulkan kontroversi di kalangan berbagai kelompok masyarakat, terutama yang berasal dari kalangan non-Muslim.

    Setelah melalui perdebatan, akhirnya pada tanggal 18 Agustus 1945, Pancasila mengalami perubahan. Sila pertama menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”, yang lebih inklusif dan tidak memihak kepada satu agama tertentu. Perubahan ini bertujuan untuk menghormati pluralitas agama yang ada di Indonesia dan memastikan bahwa dasar negara Indonesia bersifat universal dan dapat diterima oleh semua golongan.

    5. Pengesahan Pancasila sebagai Dasar Negara

    Pada tanggal 18 Agustus 1945, Pancasila secara resmi diakui dan diabadikan sebagai dasar negara Indonesia dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Proses ini juga sekaligus menandai berakhirnya perjuangan panjang untuk menentukan landasan negara Indonesia yang merdeka. Setelah disahkan, Pancasila tidak hanya menjadi pedoman hidup berbangsa dan bernegara, tetapi juga menjadi jati diri bangsa Indonesia yang terbentuk dari beragam suku, agama, dan budaya.

    Bagaimana proses penetapan Pancasila sebagai dasar negara melibatkan perjalanan panjang yang dimulai sejak perjuangan untuk kemerdekaan, diskusi mendalam, hingga perubahan untuk menciptakan kesepakatan bersama. Pancasila bukan hanya sekadar dasar negara, tetapi juga simbol persatuan dan kesatuan bagi bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat. Melalui Pancasila, Indonesia diharapkan dapat mencapai tujuan luhur yaitu masyarakat yang adil, makmur, dan beradab.

    Untuk menambah refrensi, baca juga: Sejarah Pancasila sebagai Dasar Ideologi Indonesia

    Jadi setelah mengetahui bagaimana proses penetapan Pancasila sebagai dasar negara, simak berita menarik lainnya di VOI.ID, saatnya merevolusi pemberitaan!

  • Menyulam Mimpi di Bahodopi

    Menyulam Mimpi di Bahodopi

    Bisnis.com, JAKARTA – Jauh-jauh Rama Yasalam Pangalila merantau dari Palu ke Morowali. Jarak dua kota yang berada di Provinsi Sulawesi Tengah itu kira-kira sekitar 500 kilometer. Jika menggunakan armada darat, perjalanan yang ditempuh dari Palu menuju Morowali kurang lebih 13 jam.

    Tekad Rama—panggilan Rama Yasalam Pangalila— sudah bulat. Selepas lulus dari Sekolah Menengah Atas (SMA), dia memilih untuk melanjutkan pendidikan di Politeknik Industri Logam Morowali.

    Politeknik Industri Logam Morowali (PILM) merupakan perguruan tinggi negeri di bawah naungan Kementerian Perindustrian. Lokasi kampus itu di Kecamatan Bahodopi, tak jauh dari Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), sebuah kawasan industri terintegrasi terbesar di Sulawesi Tengah.

    “Saya sudah masuk semester empat, menuju ke tugas akhir,” kata Rama ketika menceritakan keputusannya merantau dari Palu ke Morowali.

    Di PILM, Rama mengambil jurusan Teknik Perawatan Mesin. Pendidikan kejuruan yang dikembangkan PILM disesuaikan dengan kebutuhan pasar setempat, yakni untuk memenuhi tenaga kerja untuk kawasan industri.

    Salah satu yang menarik dari politeknik itu, mahasiswa yang belajar juga memperoleh bekal pengetahuan Bahasa Mandarin. Bahkan, mahasiswa tingkat akhir yang sudah memiliki level tertentu dalam penguasaan Bahasa Mandarin, bisa mendapatkan kesempatan untuk dikirim ke China untuk mendalami teknologi terbaru.

    “Kalau ada kesempatan, saya juga ingin bisa belajar sampai ke China,” ujarnya.

    PILM memiliki tiga program studi setara Diploma 3 yakni Teknik Listrik dan Instalasi, Teknik Perawatan Mesin, dan Teknik Kimia Mineral.

    Kampus tersebut pertama kali dibangun pada 2015 di atas lahan seluas kurang lebih 30 hektare yang merupakan hibah dari IMIP. Kegiatan akademik pertama di PILM berlangsung pada 2017.

    Menurut Direktur PILM Agus Salim Opu, kehadiran PILM sejatinya untuk menjawab kebutuhan tenaga kerja terampil untuk memasok kebutuhan di kawasan yang sejalan dengan program pemerintah terkait penghiliran nikel.

    Setiap tahun, Agus Salim menuturkan, PILM menerima 224 mahasiswa yang diseleksi melalui Jalur Penerimaan Vokasi Industri. Selama menempuh pendidikan sepanjang 6 semester, para peserta didik tidak dipungut biaya oleh PILM.

    Kurikulum pendidikan yang dikembangkan oleh PILM terintegrasi dengan IMIP. Setiap mahasiswa beroleh kesempatan untuk menempuh kegiatan pembelajaran selama 4 semester di lingkungan kampus dan 2 semester di kawasan.

    Pihak kampus bekerja sama dengan tenant di IMIP untuk menyesuaikan kebutuhan tenaga kerja magang guna memperkuat pengalaman terjun ke lapangan.

    “Mereka yang magang ini sudah memperoleh insentif dari tempat mereka bekerja. Ada yang sewaktu magang, kinerjanya bagus, lalu ditawari pekerjaan tetap oleh tenant. Hampir 70% mahasiswa kami terserap di IMIP setelah magang. Sisanya 30% lewat jalur normal. Semua lulusan kami diserap tenant di IMIP,” kata Agus Salim Opu.

    Tahun ini, dia menuturkan, pihaknya membuka kesempatan bagi mahasiswa yang hendak magang di luar negeri dengan durasi selama 6 bulan dengan syarat tertentu.

    “Ini sedang kami upayakan mahasiswa bisa magang ke China. Syaratnya mereka memiliki HSK [Hanyu Shuiping Kaoshi]—semacam syarat TOEFL— di level tertentu untuk magang di China selama 6 bulan dan 6 bulan di pabrik,” ujar Agus.

    Dengan model pembelajaran tersebut, harapannya mahasiswa lebih termotivasi dan dapat memetik pengalaman apabila kembali ke Tanah Air. Apalagi, katanya, Kawasan IMIP dan wilayah Morowali secara umum memiliki kekayaan sumber daya alam yang dapat diolah secara optimal.

    “Pabrik di IMIP itu lengkap. Mulai jalur dari tanah diolah menjadi stainless, tanah menjadi karbon, tanah menjadi baterai. Kami di sini sudah mampu mengolah ore [bijih] menjadi setengah baterai. Nah, dari setengah baterai menjadi baterai ini kami belum bisa. Ini yang terus kami pelajari,” katanya.

    Produk lembaran baja gulung yang diproduksi salah satu tenant di kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP)

    Kontribusi IMIP

    Keberadaan IMIP di Morowali dimulai sejak 2013 yang diawali dengan adanya perjanjian kerja sama antara pemerintah Indonesia yang kala itu diwakili Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden China Xi Jinping.

    Setahun kemudian, pada 2014, kawasan IMIP mulai beroperasi. Selanjutnya, pada 2015, Presiden Joko Widodo meresmikan smelter pertama di kawasan itu yakni PT Sulawesi Mining Investment (SMI).

    Kawasan itu terus berkembang hingga saat ini dengan investor berasal dari China, Korea, Jepang, Australia, dan Indonesia.

    Menurut Direktur Komunikasi IMIP Emilia Bassar, kawasan IMIP dihuni kurang lebih 50 tenant, baik yang sudah beroperasi secara penuh maupun dalam tahap konstruksi dan perencanaan.

    Beberapa tenant utama di kawasan itu, antara lain Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS), Dexin Steel Indonesia (DSI), QMB New Energy Materials, Huayue Nickel Cobalt Indonesia (HYNC), CNGR Ding Xing New Energy (CDNE), dan Merdeka Tsinghan Indonesia (MTI).

    Dari kawasan itu muncul hasil produksi yang terbagi menjadi empat klaster yakni pertama, baja tahan karat (stainless steel); kedua, baja karbon (carbon steel); ketiga, bahan baku baterai kendaraan listrik; dan keempat, pendukung lainnya.

    Beberapa kegiatan produksi di kawasan tersebut bahkan tercatat memiliki tingkat produksi terbesar di kawasan Asia Tenggara.

    Emilia Bassar menuturkan, dari sisi investasi di kawasan IMIP telah mencapai US$34,3 miliar sejak 2015 hingga 2024.
    Dari sisi kontribusi devisa ekspor, katanya, mencapai US$15,44 miliar pada 2024. Nilai itu tidak jauh berbeda dari periode 2023 sebesar US$15,49 miliar dan US$15,03 miliar pada 2022.

    Jumlah tenaga kerja yang terserap di Kawasan IMIP hingga Juni 2025 sebanyak 85.820 orang.

    “Kami pada tahun ini masih akan fokus pada hilirisasi nikel, memperkuat klaster baterai untuk kendaraan listrik, dan mengimplementasikan rencana penggunaan listrik berbasis energi baru terbarukan,” ujar Emilia.

    Kehadiran IMIP dengan jumlah tenaga kerja yang besar itu turut memberikan keuntungan ekonomi bagi warga di Bahodopi dan sekitarnya. Setidaknya terdapat 7.643 kegiatan usaha di sekitar kawasan industri tersebut.

    Berdasarkan data, kegiatan usaha terbanyak di wilayah sekitar IMIP yakni kios dan pertamini (layanan penjualan bahan bakar minyak) yang sebanyak 981 usaha, jasa penjualan makanan dan minuman kios, konter pulsa, agen perbankan, hingga bengkel.

    Dari pengamatan Bisnis, layanan jasa perbankan berupa konter pengiriman uang melalui jasa agen Laku Pandai cukup marak di sepanjang jalur jalan Trans Sulawesi. Nilai transaksinya ratusan juta hingga miliaran di sejumlah gerai Laku Pandai.

    Dari pengalaman mendatangi langsung kawasan IMIP, aspek yang perlu menjadi perhatian pemerintah daerah setempat adalah penataan ruang, penguatan infrastruktur jalan, dan pengelolaan sampah.

    Satu-satunya jalur, jalan Trans Sulawesi dapat dikatakan tidak cukup layak untuk menopang Morowali sebagai sebuah kawasan industri berskala besar yang terus berkembang.

    “Kalau di kawasan, tentu menjadi tanggung jawab kawasan. Tapi kalau di luar kawasan, mestinya bersama-sama dengan pemerintah daerah.”

  • AS terapkan tarif impor tembaga nol persen, Freeport utamakan domestik

    AS terapkan tarif impor tembaga nol persen, Freeport utamakan domestik

    Ilustrasi – Konsentrat hasil tambang PT Freeport Indonesia dimuat ke kapal di Portsite Freeport Indonesia, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah. ANTARA/Agus Salim

    AS terapkan tarif impor tembaga nol persen, Freeport utamakan domestik
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Senin, 04 Agustus 2025 – 13:44 WIB

    Elshinta.com – PT Freeport Indonesia (PTFI) menyatakan tetap memprioritaskan pemenuhan kebutuhan pasar domestik, meskipun Amerika Serikat memberi tarif impor sebesar nol persen untuk konsentrat tembaga (copper concentrate) dan katoda tembaga (copper cathode).

    “Prioritas utama perusahaan tetap pada pemenuhan kebutuhan industri dalam negeri,” ucap VP Corporate Communications Freeport Indonesia Katri Krisnati dilansir dari ANTARA, Senin.

    Lebih lanjut, selain untuk pasar domestik, Katri juga menjelaskan bahwa produk Freeport Indonesia saat ini dipasarkan di Asia, bukan Amerika Serikat.

    “Produk PT Freeport Indonesia (PTFI) saat ini dipasarkan di pasar domestik Indonesia dan Asia,” tuturnya.

    Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa tarif resiprokal antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS) sebesar 19 persen akan mulai berlaku pada 7 Agustus 2025.

    Airlangga menyebut bahwa tarif 19 persen yang diperoleh Indonesia merupakan salah satu yang terendah di kawasan Asia Tenggara, kecuali Singapura yang mendapat tarif hanya 10 persen dari AS.

    Beberapa komoditas yang mendapat tarif impor nol persen adalah konsentrat tembaga dan katoda tembaga.

    Hal ini sejalan dengan diskusi strategis terkait perdagangan mineral antara kedua negara.

    “Bahkan, untuk copper concentrate, copper cathode di nol (persen) kan. Itu sejalan dengan pembicaraan untuk mineral strategis antara lain copper dan AS sudah umumkan juga. Jadi, itu yang Indonesia sebut industrial commodities, jadi secondary process sesudah ore, sudah sejalan dengan apa yang kemarin diumumkan juga oleh menteri perdagangan dari Gedung Putih,” ungkap Menko.

    Terkait ketertarikan Amerika Serikat terhadap tembaga Indonesia, Direktur Utama Freeport Indonesia Tony Wenas sebelumnya menyampaikan belum ada pertimbangan untuk memindahkan pasar utama dari China ke AS.

    “Untuk memindahkan pasar? Kalau ke Amerika itu jauh, (butuh waktu pengiriman) 45 hari. Sementara kalau ke China itu cuma 7 hari pengapalan, dan China mengonsumsi 50 persen dari copper di dunia ini,” kata Tony.

    Sumber : Antara

  • Rohana Kudus: Jurnalis Perempuan Pertama dan Pejuang Pendidikan Wanita Indonesia

    Rohana Kudus: Jurnalis Perempuan Pertama dan Pejuang Pendidikan Wanita Indonesia

    Bisnis.com, JAKARTA – Rohana Kudus adalah sosok perempuan tangguh dari ranah Minangkabau yang melawan keterbatasan zaman dengan pena dan ketajaman pikirannya.

    Keberaniannya menjadi bekal bagi Rohana Kudus. Dia juga dikenal sebagai jurnalis perempuan yang berani membuat gebrakan baru. Dia tidak hanya mendidik generasi wanita tetapi juga menantang struktur sosial yang membungkam mereka.

    Biografi Rohana Kudus

    Biografi Singkat dan Profil Rohana Kudus

    Dilansir dari Perpustakaan Nasional RI, Kamis (31/7/2025), Rohana Kudus, yang bernama asli Siti Rohana, lahir pada 20 Desember 1884 di Koto Gadang, Sumatera Barat. Dia adalah anak dari keluarga terpelajar. Ayahnya, Muhammad Rasjad Maharadja Soetan, adalah seorang pejabat Belanda yang juga pencinta literasi.

    Kecintaan ayahnya terhadap buku dan pengetahuan menjadi akar yang menyuburkan semangat intelektual Rohana sejak kecil. Rohana tumbuh dalam keluarga yang melek huruf, sebuah keistimewaan langka untuk perempuan pada masa itu.

    Dia mendapat pendidikan informal dari ayahnya dan secara otodidak mempelajari aksara Latin dan Arab. Meski tak menempuh pendidikan formal seperti anak lelaki, pengetahuannya melampaui zamannya.

    Latar Belakang Keluarga dan Pendidikan Awal

    Kehidupan keluarga Rohana dilingkupi nilai-nilai Minangkabau yang menjunjung tinggi adat dan agama. Di tengah lingkungan yang konservatif, ia memperoleh ruang tumbuh yang unik: rumahnya menjadi tempat diskusi sastra dan agama. Pendidikan awalnya bukan dari sekolah formal, melainkan dari buku, majalah, dan interaksi dengan tokoh-tokoh intelektual yang sering berkunjung ke rumahnya.

    Kakaknya, Sutan Sjahrir, dan sepupunya, Agus Salim, adalah tokoh-tokoh nasional yang kelak mewarnai sejarah Indonesia. Lingkungan ini membentuk cara berpikir Rohana yang kritis dan terbuka.

    Masa Kecil dan Ketertarikannya pada Literasi

    Sejak masih kecil, Rohana menunjukkan minat besar pada dunia literasi. Dia membaca apa saja yang tersedia di rumahnya, seperti buku agama hingga surat kabar berbahasa Belanda. Semangatnya dalam menyerap pengetahuan menjadi pelita dalam hidupnya, dan ia mulai menulis artikel opini sejak usia remaja.

    Dalam budaya Minangkabau yang menganut garis keturunan ibu (matrilineal), perempuan punya posisi sosial tertentu, tetapi tetap dikekang dalam urusan publik. Rohana memanfaatkan keistimewaan budaya itu untuk masuk ke ruang publik melalui tulisan. Ia percaya bahwa pena adalah senjata untuk menyuarakan keadilan.

    Masa Muda dan Minat pada Dunia Tulis-Menulis

    Lingkungan intelektual Koto Gadang memberi Rohana ruang untuk tumbuh sebagai perempuan dengan pandangan maju. Minatnya pada dunia tulis-menulis dipupuk dari kebiasaannya membaca surat kabar lokal dan majalah berbahasa Melayu serta Belanda. Ia menyerap gaya jurnalistik modern dan mulai menulis dengan sudut pandang perempuan.

    Pendidikan tidak menjadi halangan bagi Rohana untuk belajar secara mandiri. Ia menulis dalam bahasa yang lugas, menyuarakan keresahan perempuan pribumi yang terkungkung adat dan kolonialisme. Setiap tulisannya ibarat gelombang kecil yang menggoyang tembok kebisuan perempuan Indonesia.

    Perjuangan sebagai Wartawan Perempuan Pertama di Indonesia

    Pada tahun 1912, Rohana Kudus mendirikan surat kabar Soenting Melajoe di Padang, surat kabar pertama yang dikelola dan ditujukan khusus untuk perempuan. Ini adalah tonggak penting dalam sejarah pers Indonesia.

    Dalam sebuah artikel pembuka, Rohana menulis “Kami ingin perempuan bersuara, bukan sekadar diam di dapur. Dunia tidak akan berubah bila setengah manusianya bungkam.”

    Soenting Melajoe terbit mingguan dan memuat artikel tentang pendidikan, kesehatan, moral, dan hak-hak perempuan. Tujuan Rohana bukan hanya memberi informasi, tetapi menyadarkan kaumnya tentang pentingnya pendidikan dan peran aktif dalam masyarakat.

    Ia menghadapi berbagai tantangan: skeptisisme masyarakat, tekanan dari lingkungan adat, hingga sikap diskriminatif dari pengelola pers kolonial. Namun ia tetap berdiri tegak, seperti api yang tak padam di tengah badai.

    Gaya Menulis dan Pengaruh Tulisannya

    Gaya menulis Rohana tegas, ringkas, dan sarat emosi. Ia tidak menyembunyikan pendapatnya di balik eufemisme. Ia menyerukan pendidikan untuk anak perempuan, mengecam praktik pernikahan dini, dan menyoroti ketimpangan gender dalam akses terhadap ilmu pengetahuan.

    Tulisan-tulisannya menjadi bahan diskusi di rumah-rumah tangga Minang. Di Hindia Belanda, nama Soenting Melajoe dikenal sebagai surat kabar perempuan pertama yang bersifat emansipatoris dan edukatif. Rohana bukan hanya jurnalis; ia adalah suara perempuan yang tak lagi ingin diredam.

    Peran dalam Dunia Pendidikan dan Emansipasi Wanita

    Selain aktif di dunia jurnalistik, Rohana Kudus juga mendirikan sekolah khusus perempuan di Koto Gadang yang mengajarkan membaca, menulis, berhitung, dan menjahit. Sekolah ini bernama Sekolah Kerajinan Amai Setia. Visi Rohana adalah perempuan yang cakap, mandiri, dan melek pengetahuan.

    Ia percaya bahwa pendidikan adalah tangga menuju kebebasan. Ia pun aktif memberikan pelatihan kepada perempuan dewasa agar mereka mampu meningkatkan kualitas hidup keluarganya.

    Dalam pandangan Rohana, “Perempuan yang terdidik adalah pilar bangsa yang kokoh, bukan beban rumah tangga semata.”

    Hubungan dengan Tokoh Sezaman

    Rohana memiliki jaringan yang luas dengan tokoh pergerakan seperti Abdul Muis dan Rasuna Said. Ia sering berdiskusi dengan mereka tentang kondisi bangsa dan peran perempuan dalam perjuangan nasional. Meskipun Kartini lebih dikenal karena surat-suratnya yang diterbitkan Belanda, Rohana telah lebih dulu menulis di media massa dan bergerak nyata di tengah masyarakat.

    Ia bahkan dijuluki “Kartini dari Sumatera”, tetapi perbedaan utamanya adalah Rohana mengekspresikan gagasannya langsung kepada publik, bukan lewat surat pribadi. Ia tidak menanti untuk dikenang, tapi memilih untuk bertindak.

    Warisan dan Pengakuan terhadap Jasa Rohana Kudus

    Rohana Kudus diangkat sebagai Pahlawan Nasional pada tahun 2019 berdasarkan Keputusan Presiden No. 120/TK/2019. Ini merupakan pengakuan atas jasanya sebagai pelopor pers perempuan dan tokoh pendidikan. Ia menjadi inspirasi bagi banyak jurnalis dan aktivis perempuan Indonesia.

    Namanya kini diabadikan sebagai nama jalan di Padang dan Bukittinggi. Beberapa buku dan film dokumenter juga telah dibuat untuk mengenang kontribusinya. Ia membuktikan bahwa suara perempuan dapat mengubah arah zaman.

    Fakta Menarik tentang Rohana Kudus

    Ia adalah perempuan Minang pertama yang aktif sebagai wartawan dan editor.
    Ia menulis hingga usia lanjut, bahkan setelah pensiun dari dunia jurnalistik.
    Tulisannya menjadi referensi penting bagi studi jurnalisme dan feminisme Indonesia.
    Ia pernah menolak jabatan kehormatan dari pemerintah kolonial, sebagai bentuk protes terhadap ketidakadilan terhadap perempuan pribumi.

    Rohana Kudus bukan hanya wartawan perempuan pertama, tetapi juga pelopor pendidikan dan emansipasi wanita Indonesia. Dia menjadikan pena sebagai pedang, kata-kata sebagai peluru perjuangan, dan surat kabar sebagai medan tempurnya.

    Dalam dunia yang masih gelap bagi perempuan, ia menjadi lentera yang memberi arah. Gagasan dan aksinya tetap relevan hari ini, ketika kita masih berbicara tentang kesetaraan dan akses pendidikan. Rohana Kudus adalah warisan hidup tentang bagaimana satu perempuan dapat mengguncang zaman.

    FAQ

    Siapakah Rohana Kudus? Rohana Kudus adalah wartawan perempuan pertama Indonesia dan tokoh pendidikan perempuan dari Minangkabau.
    Apa kontribusi utama Rohana Kudus? Ia mendirikan surat kabar Soenting Melajoe dan sekolah perempuan pertama di Koto Gadang.
    Mengapa Rohana Kudus dijuluki wartawan perempuan pertama? Karena ia adalah perempuan pertama yang mendirikan dan memimpin surat kabar di Indonesia.
    Kapan Rohana Kudus diangkat menjadi Pahlawan Nasional? Tahun 2019, berdasarkan Keputusan Presiden No. 120/TK/2019.
    Apa yang membedakan Rohana Kudus dari Kartini? Rohana menulis langsung ke media massa dan terlibat langsung di tengah masyarakat, sedangkan Kartini menulis melalui surat pribadi.

    Disclaimer: Artikel ini dihasilkan dengan bantuan kecerdasan buatan (AI) dan telah melalui proses penyuntingan oleh tim redaksi Bisnis.com untuk memastikan akurasi dan keterbacaan informasi.

  • Senator ingatkan nilai kebangsaan bukan sekedar warisan sejarah

    Senator ingatkan nilai kebangsaan bukan sekedar warisan sejarah

    Jakarta (ANTARA) – Anggota Dewan Pimpinan Daerah (DPD) RI Irman Gusman mengingatkan bahwa nilai-nilai kebangsaan bukan sekadar warisan sejarah, melainkan fondasi hidup berbangsa yang harus terus dirawat serta diperkuat agar tetap relevan dan mampu menjawab tantangan perubahan zaman.

    “Nilai-nilai kebangsaan itu bukan sekadar warisan dari masa lalu, tapi nilai yang harus terus dirawat dan diperkuat agar tidak kehilangan makna di tengah perubahan zaman. Kalau tidak kita jaga dan terus perkuat, ia akan jadi simbol yang kosong,” kata Irman dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu.

    Hal itu disampaikannya saat menjadi pembicara utama dalam kegiatan Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat (UMSB) yang diikuti lebih dari 150 peserta dari unsur pimpinan kampus, dosen, mahasiswa, serta tokoh masyarakat dan pemuda, Sumatera Barat, Sabtu.

    “Oleh karena itu, kebangsaan harus menjadi kompas dalam kehidupan sehari-hari, dalam cara kita berpikir, bersikap, dan membangun relasi antarsesama warga,” ujarnya.

    Dia menambahkan bahwa tugas generasi hari ini bukanlah merumuskan ulang konsep kebangsaan, melainkan memperkuat nilai-nilai yang diwariskan oleh para pendiri bangsa dengan realitas dan kebutuhan zaman.

    “Tugas kita hari ini bukan menciptakan kebangsaan baru, tetapi menguatkan kembali nilai-nilai dasar bangsa agar selaras dengan tantangan dan dinamika zaman, dan penguatan itu justru harus dimulai dari daerah, tempat nilai-nilai kebangsaan bersentuhan langsung dengan kehidupan rakyat,” tuturnya.

    Lebih lanjut, dia menuturkan Sumatera Barat sejak awal telah memberikan kontribusi besar terhadap arah moral dan intelektual bangsa, di mana banyak nilai-nilai lokal Minangkabau telah lama menjadi fondasi bagi gagasan keindonesiaan.

    “Sistem nagari yang partisipatif, falsafah adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah, serta peran tokoh-tokoh nasional asal Minangkabau seperti Mohammad Hatta, Tan Malaka, Haji Agus Salim, dan Buya Hamka menjadi bukti bahwa nilai-nilai lokal dapat berkontribusi besar pada gagasan kebangsaan Indonesia,” ucapnya.

    Dia lantas menyinggung sejumlah persoalan konkret yang dihadapi daerah di Sumatera Barat, mulai dari masih terbatasnya investasi strategis; belum optimalnya pengelolaan potensi unggul kawasan wisata, seperti Kawasan Wisata Mandeh; hingga hingga berkurangnya ruang aktualisasi nilai-nilai sosial tradisional yang selama ini hidup dalam surau, kampung, dan nagari.

    Pria bergelar Datuk Rajo Nan Lagian itu pun menilai revitalisasi nilai kebangsaan tidak akan berhasil jika hanya mengandalkan pendekatan normatif dari pusat.

    “Empat Pilar itu tidak cukup hanya diajarkan. Ia harus dijaga, dijalani, dan diperjuangkan bersama. Dan perjuangan itu harus kita mulai dari tempat di mana rakyat hidup, dari daerah-daerah yang selama ini belum sepenuhnya dilibatkan dalam proses pembangunan dan pengambilan keputusan nasional,” tuturnya.

    Menurut dia, tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia hari ini bukan hanya soal pembangunan fisik, melainkan juga tentang menjaga konsistensi nilai-nilai kebangsaan dan memperkuat jati diri nasional.

    “Untuk itu, para pemuda, khususnya dari ranah Minang, harus hadir sebagai teladan integritas dan agen perubahan bagi masa depan bangsa,” ucapnya.

    Dia menyoroti pula pentingnya peran kampus dalam menjaga arah kebangsaan, terutama dalam situasi di mana generasi muda menghadapi tantangan disorientasi nilai.

    “Kita boleh modern, boleh mengglobal, tapi tidak boleh tercerabut dari nilai-nilai dasar kebangsaan dan jati diri kita sebagai bangsa. Kampus adalah tempat terbaik untuk merawat dan memastikan nilai dan jati diri itu tetap hidup dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” katanya.

    Terakhir, dia menegaskan peran DPD RI sebagai lembaga negara yang memperjuangkan keadilan regional dan menjembatani nilai-nilai lokal dengan arah kebijakan nasional.

    “Sebagai senator RI dari Sumatera Barat, saya meyakini bahwa Empat Pilar Kebangsaan hanya akan bermakna jika benar-benar dijalankan secara nyata dari daerah, melibatkan partisipasi masyarakat, dan diwujudkan dalam kebijakan yang adil dan merata,” kata dia.

    Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
    Editor: Hisar Sitanggang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Partisipasi HUT IKW-RI, KAI Divre II Sumbar kucurkan bantuan TJSL di Kota Padang

    Partisipasi HUT IKW-RI, KAI Divre II Sumbar kucurkan bantuan TJSL di Kota Padang

    Sumber foto: Musthofa/elshinta.com.

    Partisipasi HUT IKW-RI, KAI Divre II Sumbar kucurkan bantuan TJSL di Kota Padang
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Jumat, 25 Juli 2025 – 16:03 WIB

    Elshinta.com – Sebagai wujud nyata kepedulian dan tanggung jawab sosial terhadap masyarakat serta lingkungan, PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional II Sumatera Barat (KAI Divre II Sumbar) melalui Komite Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) kembali menyalurkan bantuan dalam Program Bina Lingkungan (BL) di wilayah kota Padang.

    Kepala Humas KAI Divre II Sumbar, Reza Shahab, menjelaskan bahwa bantuan dana TJSL ini merupakan bentuk komitmen dan konsistensi PT KAI Divre II Sumbar dalam  berkontribusi positif melalui program-program sosial yang berkelanjutan. KAI akan terus hadir dan berupaya memberikan manfaat bagi masyarakat, khususnya di sekitar wilayah operasional perusahaan.

    “Penyaluran bantuan dana TJSL kali ini, melibatkan rekan-rekan jurnalis/wartawan yang tergabung dalam Ikatan Keluarga Wartawan Republik Indonesia (IKW-RI)”, ujar Reza, Jum’at (26/7). 

    Bantuan dana sosial ini sekaligus mendukung salah satu rangkaian kegiatan HUT IKW-RI ke-9 yang akan diselenggarankan pada Sabtu, 26 Juli 2025 mendatang di Esa Caffe, kawasan GOR Haji Agus Salim.

    Reza menambahkan bahwa semangat kolaborasi dalam bidang sosial ini menunjukkan bahwa KAI Divre II Sumbar tak hanya berorientasi pada layanan dan bisnis, tetapi juga memiliki komitmen kuat terhadap pembangunan sosial kemasyarakatan khususnya di provinsi Sumatera Barat.

    “Kolaborasi ini bukanlah bentuk bantuan temporer, melainkan cerminan dari komitmen jangka panjang untuk membangun sinergi dengan insan pers. KAI memandang wartawan bukan hanya sebagai penyampai informasi, tapi juga mitra strategis dalam membangun peradaban informasi yang sehat, edukatif, dan konstruktif,” ujarnya.

    Bantuan dana TJSL ini diserahkan langsung secara simbolis oleh Komite TJSL KAI Divre II Sumbar yang diwakili Asisten Manager Keuangan dan Pajak, Billy Purba kepada para penerima dan disaksikan oleh Ketua IKW-RI, Sukra Rahmat Putra beserta anggota. Adapun bantuan yang diberikan meliputi:

    1. Bantuan KAI Dungmas bantuan kebutuhan operasional panti asuhan annisa senilai Rp 16.100.000,- (Enam Belas Juta Seratus Ribu Rupiah) di Kelurahan Sawahan Timur, Kota Padang;

    2. ⁠Bantuan KAI Sar’i  bantuan pengadaan sarana Masjid Ukhuwah senilai Rp 19.000.000,- (Sembilan Belas Juta Rupiah) di Parupuk Tabing Koto Tangah, Kota Padang;

    Tercatat, sepanjang tahun 2024 KAI Divre II Sumbar telah menyalurkan bantuan dana Program TJSL sebesar Rp.399.997.451,-. Sementara itu, hingga akhir Juli, total bantuan TJSL yang telah disalurkan di tahun 2025 mencapai Rp. 403.567.151 ,-”. (Empat Ratus Tiga Juta Lima Ratus Enam Puluh Tujuh Ribu Seratus Lima Puluh Satu Rupiah)

    “Program TJSL ini merupakan bentuk kontribusi PT KAI dalam mendukung kesejahteraan masyarakat dan pelestarian lingkungan. Kami berharap bantuan ini dapat meringankan beban para penerima dan mendorong semangat kebersamaan,” ujar Reza seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Musthofa, Jumat (25/7). 

    Ketua Umum IKW-RI, Davit Effendi secara terbuka mengapresiasi peran serta PT KAI dalam menyukseskan kegiatan tahun ini. Ia menyebut, partisipasi ini menjadi bukti bahwa sinergi antara media dan dunia usaha sangat mungkin terbangun dalam kerangka yang saling menguatkan.

    Senada, Reza dan Sukra mengajak masyarakat untuk tetap bersama-sama menjaga keamanan aset dan kelancaran perjalanan kereta api serta tetap menjadikan kereta api sebagai moda transportasi pilihan masyarakat khususnya di wilayah Sumbar. 

    Sumber : Radio Elshinta

  • Kala Anak Prajogo Pangestu Ikut Saksikan Debut Saham CDIA di BEI

    Kala Anak Prajogo Pangestu Ikut Saksikan Debut Saham CDIA di BEI

    Jakarta

    PT Chandra Asri Investasi Tbk (CDIA) resmi mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui penawaran perdana saham atau initial public offering (IPO) pada di Main Hall BEI, Jakarta Selatan, Rabu (9/7). Seremoni pencatatan saham perdana ini juga dihadiri keluarga konglomerat Prajogo Pangestu.

    CDIA merupakan anak usaha dari emiten PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) milik Prajogo Pangestu. TPIA sendiri tercatat memiliki 74.897.620.800 lembar saham atau sekitar Rp 7,48 triliun di CDIA.

    Konglomerat yang hadir dalam IPO CDIA adalah putra pertama Prajogo Pangestu, yakni Agus Salim Pangestu. Saat ini, ia juga menjabat sebagai Direktur Utama PT Barito Pacific Tbk (BRPT).

    Agus mengaku mendukung langkah IPO Chandra Asri Investama lantaran memiliki potensi pertumbuhan yang baik di sektor infrastruktur. Di samping itu, CDIA juga diyakini mampu mendukung pertumbuhan ekonomi dan program Presiden Prabowo Subianto.

    “Baguslah, harus support pak presiden punya growth yang 8% dan untuk Chandra Asri, infrastruktur itu penting untuk growth-nya. Jadi semoga bisa mendukung negara dan programnya pak presiden,” ungkap Agus.

    Untuk diketahui, CDIA melepas 12.482.937.500 lembar saham baru dengan harga penawaran Rp 190 per lembar. Dengan begitu, Chandra Daya Investasi berhasil menghimpun dana segar sebesar Rp 2,37 triliun. Dalam catatan perdagangan pukul 09.00, saham CDIA terbang 34,74% hingga Auto Reject Atas (ARA) ke harga Rp 256 per lembar.

    Perseroan juga mencatat oversubscription atau kelebihan permintaan hingga 563,64 kali dengan total partisipasi 400.126 investor sepanjang masa penawaran. Presiden Direktur Chandra Daya Investasi, Fransiskus Ruly Aryawan, mengatakan oversubscription yang diraih perseroan menjadi yang terbesar sepanjang IPO di BEI.

    “sepertinya oversubscription CDIA kami merupakan yang tertinggi di Bursa Efek Indonesia sampai saat ini,” ungkap Ruly dalam sambutannya di Main Hall BEI.

    Tonton juga “BEI Kaji Rencana Pemangkasan Jumlah Satuan Lot Saham” di sini:

    (ara/ara)

  • Terdakwa Kasus Obat Herbal Ilegal Divonis 10 Bulan Penjara, Kuasa Hukum: Harusnya Bebas

    Terdakwa Kasus Obat Herbal Ilegal Divonis 10 Bulan Penjara, Kuasa Hukum: Harusnya Bebas

    JAKARTA  – Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Makassar menjatuhkan vonis 10 bulan penjara dan denda Rp1 miliar dengan subsider dua bulan penjara terhadap terdakwa kasus peredaran obat herbal ilegal, Agus Salim.

    Vonis ini jauh lebih ringan dari tuntutan jaksa, yakni lima tahun penjara dan denda Rp1 miliar subsidair tiga bulan kurungan.

    Ketua Majelis Hakim Arif Wicaksono yang memimpin persidangan Agus Salim terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 138 ayat (2) dan (3) jo Pasal 435 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2023 tentang Kesehatan.

    Tindak pidana yang dilakukan Agus Salim terkait produksi dan peredaran sediaan farmasi yang tidak memenuhi standar keamanan dan mutu, dalam hal ini produk herbal RG Raja Glow My Body Slim.

    “Perbuatan terdakwa berpotensi membahayakan masyarakat karena mengedarkan produk tanpa izin yang jelas. Selain itu, terdakwa juga pernah dihukum dalam perkara sebelumnya,” ujar majelis hakim saat menyampaikan amar putusan di lPN Makassar, Senin, 7 Juli.

    Meski vonis lebih ringan dari tuntutan, penasihat hukum Agus Salim, Yunus Adhi Prabowo, menyampaikan sikap kritis atas putusan tersebut. Menurutnya, kliennya seharusnya dibebaskan murni dari segala dakwaan. 

    “Kami menghormati putusan majelis hakim dan mengapresiasi bahwa vonis lebih ringan dari tuntutan jaksa. Namun, berdasarkan fakta dan dasar hukum yang kami ajukan dalam pledoi, seharusnya klien kami bebas demi hukum,” ujar Yunus.

    Pihaknya bersama Agus Salim masih mempertimbangkan untuk mengajukan banding. “Kami nyatakan pikir-pikir terlebih dahulu,” lanjutnya.

    Ketua Umum IAI, Noffendri Roestam, turut menanggapi putusan terhadap kadernya itu. “Kami menghormati proses hukum yang berjalan. Sebagai organisasi profesi, kami akan terus memberikan pendampingan kepada anggota dalam proses hukum ini,” ujar Noffrendi.

    Dalam pertimbangan hukumnya, majelis hakim menyebut tiga hal yang memberatkan terdakwa, yakni produk yang diedarkan tidak dijamin keamanannya, terdakwa tidak melakukan pengecekan penandaan dari BPOM, serta rekam jejak hukum terdakwa yang pernah dihukum sebelumnya. Adapun yang meringankan adalah sikap sopan terdakwa selama persidangan.

    Perkara ini tercatat dengan Nomor Register: 206/PID.SUS/2025/PN MKS. Agus Salim didakwa karena memproduksi dan mengedarkan obat herbal tanpa standar mutu dan keamanan.

  • Jakarta International Marathon Selesai, Sejumlah Ruas Jalan Kembali Dibuka

    Jakarta International Marathon Selesai, Sejumlah Ruas Jalan Kembali Dibuka

    Jakarta

    Sejumlah ruas jalan di Jakarta yang sempat ditutup sementara karena ada ajang Jakarta International Marathon 2025 mulai dibuka. Sejumlah kendaraan sudah mulai bisa melewati jalan-jalan utama Jakarta.

    Pantauan detikcom, Minggu (29/6/2025), pukul 09.30 WIB, salah satunya di jalan Medan Merdeka Barat, MH Thamrin, hingga Jalan Jenderal Sudirman telah dibuka di kedua lajur. Kendaraan sudah mulai melewati jalur tersebut.

    Volume kendaraan yang melewati lajur tersebut masih sepi. Namun pengendara yang dari Jenderal Sudirman menuju Jalan Sisingamangaraja masih dialihkan melalui Sudirman Central Business District (SCBD). Sedangkan di Jalan Gerbang Pemuda arah Gelora Bung Karno masih ditutup. Pengendara hanya dapat melalui satu lajur dari arah Jalan Gelora.

    Foto: Jalan Sudirman-Thamrin kembali dibuka usai ajang Jakarta International Marathon. (Adrial/detikcom)

    Mengutip dari akun Instagram Pemkot Jakarta Pusat, Minggu (29/6), beberapa ruas jalan di Jakarta akan ditutup mulai pukul 03.30 WIB hingga 11.30 WIB saat pelaksanaan Jakarta International Marathon 2025. Masyarakat bisa melewati jalur lain yang tersedia.

    Ini ruas jalan yang bersinggungan dengan rute BTN Jakarta International Marathon 2025:

    – Jalan Medan Merdeka Barat sisi Timur
    – Simpang Jalan Medan Merdeka Selatan – Jalan Thamrin sisi Timur
    – Simpang Jalan Kebon Sirih – Jalan Thamrin sisi Timur
    – Simpang Jalan Wahid Hasyim – Jalan Thamrin sisi Timur
    – Jalan M.H. Thamrin sisi Timur (Bundaran HI sisi Timur)
    – Simpang Jalan Agus Salim – Jalan Imam Bonjol
    – Simpang Jalan HOS Cokroaminoto – Jalan Imam Bonjol
    – Jalan Imam Bonjol
    – Jalan HOS Cokroaminoto
    – Simpang Jalan HOS Cokroaminoto – Jalan DR Kusuma Atmaja
    – Simpang Jalan HOS Cokroaminoto – Jalan Cianjur
    – Simpang Jalan HOS Cokroaminoto – Jalan Sumenep

    (ial/idn)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini